• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbup Nomor 45 Tahun 2011 tentang Izin Usaha Hotel dan Penginapan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbup Nomor 45 Tahun 2011 tentang Izin Usaha Hotel dan Penginapan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI PAKPAK BHARAT

PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 45 TAHUN 2011

TENTANG

IZIN USAHA HOTEL DAN PENGINAPAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PAKPAK BHARAT,

Menimbang: a. bahwa untuk menciptakan iklim usaha yang baik perlu dilakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap usaha hotel dan penginapan;

b. bahwa untuk melakukan pembinaan sebagaimana dimaksud dalam huruf “a” dipandang perlu diatur Izin Usaha Hotel dan Penginapan dalam suatu Peraturan Bupati.

Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3427);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699);

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821);

4. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4272);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

6. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tatakerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu di Daerah; 9. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

(2)

Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2008 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 59);

10.Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pajak Hotel (Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 88);

11. Peraturan Bupati Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Masing-Masing Jabatan pada Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pakpak Bharat (Berita Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2009 Nomor 4);

12. Peraturan Bupati Nomor 15 Tahun 2009 tentang Pendelegasian Sebagian Wewenang Pengurusan Perizinan dan Non Perizinan Kepada Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Satu Pintu dan Penanaman Modal Kabupaten Pakpak Bharat (Berita Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2009 Nomor 68, Tambahan Berita Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 3). Memperhatikan : 1. Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.69 /

PW.304 / MPPT.85 tentang Peraturan Usaha dan Penggolongan Losmen Jo. Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.70 / PW.304 / MPPT.89;

2. Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.74 / PW.105 / MPPT.85 tentang Peraturan Usaha Pondok Wisata Jo. Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.104 / PW.105 / MPPT.89;

3. Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.75 / PW.304 / MPPT.85 tentang Peraturan Usaha Penginapan Remaja; 4. Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.3 /

PW.003 / MPPT-86 tentang Perizinan Usaha di Bidang Pariwisata Pos dan Telekomunikasi;

5. Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.3 /HK.001 / MKP.02 tentang Penggolongan Kelas Hotel;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN BUPATI TENTANG IZIN USAHA HOTEL DAN PENGINAPAN

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Pakpak Bharat. 2. Bupati adalah Bupati Pakpak Bharat.

3. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah dan Perangkat Daerah sebagai unsur

penyelenggaraan pemerintahan daerah.

4. Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Perhubungan, Pertamanan dan Kebersihan selanjutnya disebut DISBUDPARHUBMANSIH adalah Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Perhubungan, Pertamanan dan Kebersihan Kabupaten Pakpak Bharat.

5. Kepala DISBUDPARHUBMANSIH adalah Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Perhubungan, Pertamanan dan Kebersihan Kabupaten Pakpak Bharat.

6. Kantor Pelayanan Perizinan Satu Pintu dan Penanaman Modal yang selanjutnya disebut

KP2SP-PM adalah Kantor Pelayanan Perizinan Satu Pintu dan Penanaman Modal Kabupaten Pakpak Bharat.

7. Kepala KP2SP-PM adalah Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Satu Pintu dan

Penanaman Modal Kabupaten Pakpak Bharat.

(3)

9. Tim Teknis adalah kelompok kerja yang terdiri dari unsur-unsur Satuan Kerja Perangkat Daerah teknis terkait yang mempunyai kewenangan untuk memberikan pelayanan perizinan.

10.Hotel adalah salah satu jenis usaha yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan dan minum serta jasa lain untuk umum, dikelola secara komersial, serta memenuhi ketentuan persyaratan hotel. 11.Hotel Bintang adalah hotel yang setidak-tidaknya memenuhi persyaratan minimal Hotel

Bintang 1 (satu) dan seterusnya.

12.Hotel Melati adalah hotel yang belum memenuhi persyaratan minimal sebagai Hotel Bintang 1 (satu).

13.Penginapan adalah bangunan yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum dengan dipungut bayaran atau sebutan lain, dan tidak memenuhi persyaratan sebagai hotel, termasuk pondok wisata dan penginapan remaja.

14.Pondok Wisata adalah usaha perorangan dengan mempergunakan sebagian dari rumah tinggalnya untuk penginapan bagi wisatawan dengan pembayaran harian.

15.Penginapan Remaja adalah suatu usaha yang tidak bertujuan komersial yang menggunakan seluruh atau sebagian dari bangunan yang khusus disediakan bagi remaja untuk memperoleh pelayanan penginapan dan pelayanan-pelayanan lainnya.

16.Remaja adalah mereka yang berumur 10 (sepuluh) tahun sampai dengan 25 (dua puluh lima) tahun.

17.Pengelola/Pimpinan Usaha adalah pengusaha atau orang lain yang ditunjuk memimpin sehari-hari dan bertanggung jawab atas pengelolaan kegiatan/usaha hotel dan penginapan.

18.Persetujuan Prinsip adalah persetujuan yang diberikan oleh Bupati kepada pengusaha bidang pariwisata untuk membuat usaha bidang pariwisata.

19.Izin Usaha adalah izin yang diberikan oleh Bupati untuk menyelenggarakan kegiatan/usaha hotel dan penginapan.

20.Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan adalah sanitasi dan kesehatan yang mencakup perorangan, makanan dan minuman serta lingkungan.

BAB II RUANG LINGKUP

Pasal 2

(1) Ruang lingkup yang diatur dalam Peraturan Bupati ini meliputi usaha hotel dan penginapan.

(2) Hotel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi hotel bintang dan melati.

(3) Pembedaan usaha hotel didasarkan pada kelengkapan dan kondisi bangunan, peralatan, pengelolaan serta mutu pelayanan sesuai persyaratan penggolongan hotel;

(4) Penginapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi penginapan dengan nama apapun, pondok pariwisata dan penginapan remaja.

(5) Pembedaan usaha pondok wisata sebagaimana dimaksud pada ayat (4) didasarkan pada kelengkapan dan kondisi bangunan, peralatan, pengelolalaan serta mutu pelayanan sesuai persyaratan penggolongan pondok wisata;

BAB III BENTUK USAHA

Pasal 3

(1) Usaha hotel bintang 1 (satu) dan 2 (dua) dapat berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Persekutuan Komanditer (CV), Firma (Fa), Koperasi, atau Yayasan.

(2) Usaha hotel bintang 3 (tiga), 4 (empat), dan 5 (lima) berbentuk Perseroan Terbatas. (3) Usaha hotel melati dapat berbentuk badan hukum atau perseorangan;

(4) Usaha penginapan dengan nama identitas apapun dan penginapan remaja dapat berbentuk badan hukum atau perseorangan;

(4)

BAB IV

PENGATURAN USAHA Bagian Kesatu

Pengusahaan Hotel Bintang Pasal 4

Pengusahaan hotel bintang meliputi penyediaan jasa dan pelayanan penginapan berikut makan dan minum sebagai usaha pokok, serta jasa-jasa lainnya sesuai persyaratan hotel bintang.

Bagian Kedua

Penggolongan Hotel Bintang Pasal 5

Hotel bintang digolongkan dalam 5 (lima) kelas dan dinyatakan dalam piagam bertanda bintang.

Pasal 6

(1) Persyaratan hotel bintang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Penentuan dan penetapan serta penggolongan kelas hotel bintang dilaksanakan oleh asosiasi profesi yang sah.

Pasal 7

Piagam golongan kelas hotel bintang yang telah diperoleh harus dipasang di tempat yang mudah dilihat dan dibaca oleh umum.

Bagian Ketiga

Pengusahaan Hotel Melati Pasal 8

Pengusahaan hotel melati berupa penyediaan jasa pelayanan penginapan.

Pasal 9

Modal Usaha hotel melati hanya dimiliki oleh Warga Negara Indonesia.

Bagian Keempat Penggolongan Hotel Melati

Pasal 10

(1) Penggolongan hotel melati dinyatakan dalam piagam hotel melati.

(2) Penentuan, penetapan dan penggolongan kelas hotel melati dilaksanakan oleh asosiasi profesi yang sah.

Pasal 11

Piagam hotel melati sebagaimana tersebut dalam Pasal 10 yang telah diperoleh harus dipasang di tempat yang mudah dilihat dan dibaca oleh umum.

Bagian Kelima Pengusahaan Penginapan

Pasal 12

Modal usaha penginapan hanya dapat diberikan kepada Warga Negara Indonesia.

(5)

(1) Pengusahaan penginapan adalah usaha penyediaan pelayanan penginapan.

(2) Pengusahaan penginapan dapat menyediakan jasa pelayanan makan dan minum sebagai tambahan jasa.

(3) Pengusahaan penginapan harus memenuhi persyaratan teknis sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bagian Keenam Pondok Wisata

Pasal 14

Usaha pondok wisata hanya dapat diberikan kepada Warga Negara Indonesia. Pasal 15

(1) Pengusahaan pondok wisata berupa penyediaan pelayanan penginapan.

(2) Pengusahaan pondok wisata dapat menyediakan jasa pelayanan makan dan minum sebagai tambahan jasa.

(3) Pengusahaan pondok wisata harus memenuhi persyaratan teknis sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 16

(1) Pengusaha pondok wisata wajib membuat tanda pengenal sesuai fasilitas yang disediakan dan harus dipasang di tempat yang mudah dilihat umum.

(2) Tanda pengenal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:

a. tanda pengenal warna biru pada lingkaran untuk pondok wisata yang mempunyai fasilitas tempat tidur, kamar mandi, telepon, dan pelayanan makan;

b. tanda pengenal warna kuning pada lingkaran untuk pondok wisata yang hanya mempunyai fasilitas tempat tidur, kamar mandi dan telepon;

c. tanda pengenal warna merah pada lingkaran untuk pondok wisata yang hanya mempunyai fasilitas tempat tidur dan kamar mandi.

(3) Fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilambangkan dalam bentuk gambar yang ditempatkan pada kotak tanda pengenal dengan ketentuan:

a. tempat tidur dilambangkan dengan gambar tempat tidur; b. kamar mandi dilambangkan dengan gambar shower; c. telepon dilambangkan dengan gambar tangkai telepon;

d. pelayanan makan dilambangkan dengan gambar sendok garpu.

(4) Ketentuan mengenai tanda pengenal sebagaimana pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Keputusan Bupati.

Bagian Ketujuh Penginapan Remaja

Pasal 17

(1) Pengusahaan penginapan remaja tidak bertujuan komersial.

(2) Tamu penginapan remaja adalah setiap remaja, pelajar dan mahasiswa yang menginap di penginapan remaja dengan membayar.

Pasal 18

(1) Modal usaha penginapan remaja hanya dapat dimiliki oleh Warga Negara Indonesia. (2) Pengusahaan penginapan remaja harus memenuhi persyaratan teknis sesuai peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

BAB V

KETENTUAN PERIZINAN Bagian Pertama Persetujuan Prinsip

(6)

(1) Pengusaha yang bermaksud membuat usaha hotel dan penginapan harus memiliki persetujuan prinsip dari Bupati melalui DISBUDPARHUBMANSIH.

(2) Untuk mendapatkan persetujuan prinsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pengelola/pimpinan usaha wajib mengajukan permohonan kepada Bupati melalui Kepala KP2SP-PM dengan mengisi formulir yang disediakan dengan persyaratan sebagai berikut:

a.surat permohonan kepada Bupati melalui KP2SP-PM; b.fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemohon;

c. fotokopi akta pendirian badan hukum, kecuali untuk usaha perorangan; d.rencana tapak dan studi kelayakan, bagi usaha hotel.

(3) Persetujuan prinsip tidak dapat dipindahtangankan.

(4) Persetujuan prinsip paling lama selesai 7 (tujuh) hari kerja setelah berkas dinyatakan lengkap dan benar.

(5) Persetujuan prinsip berlaku 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang 2 (dua) kali.

(6) Persetujuan prinsip batal demi hukum dan tidak dapat diperpanjang apabila dalam waktu paling lama 1 (satu) tahun sejak tanggal dikeluarkannya persetujuan prinsip pemegang izin belum memulai pembangunan.

Bagian Kedua

Tata Cara Memperoleh Persetujuan Prinsip Pasal 20

(1) Pemohon mengambil dan mengisi formulir yang telah disediakan oleh KP2SP-PM; (2) Apabila pengurusan dikuasakan maka pemohon wajib melampirkan surat kuasa yang

bermaterai cukup dan ditandatangani oleh pemilik atau pengurus atau penanggungjawab usaha.

(3) Formulir permohonan dan kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat rangkap 3 (tiga).

(4) Petugas meneliti kelengkapan dan kebenaran berkas permohonan yang diajukan oleh pemohon;

(5) Apabila berkas belum lengkap maka petugas akan mengembalikan berkas permohonan untuk dilengkapi dan dapat diajukan kembali setelah diperbaiki dan atau dilengkapi. (6) Berkas yang dinyatakan lengkap dan benar akan diproses lebih lanjut dengan membuat

resi penerimaan berkas dan menyerahkan 1 (satu) rangkap ke DISBUDPARHUBMANSIH;

(7) Tim teknis melakukan peninjauan lapangan untuk mengecek kelayakan izin usaha dan menerbitkan berita acara pemeriksaan lapangan paling lama 2 (dua) hari kerja.

(8) Setelah melalui pertimbangan Kepala DISBUDPARHUBMANSIH menerbitkan persetujuan prinsip paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah berita acara pemeriksaan lapangan diterbitkan.

(9) Apabila setelah melakukan pertimbangan Kepala DISBUDPARHUBMANSIH tidak menyetujui pemberian persetujuan prinsip maka Kepala DISBUDPARHUBMANSIH wajib membuat laporan kepada Bupati melalui KP2SP-PM tentang alasan penolakan paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah salinan berkas diterima dari KP2SP-PM dan paling lama 9 (sembilan) hari kerja KP2SP-PM menyampaikan surat penolakan kepada pemohon.

(10) Tata cara untuk mendapatkan perpanjangan persetujuan prinsip sama dengan tata cara mengurus persetujuan prinsip baru serta melampirkan persetujuan prinsip yang lama.

Bagian Ketiga Izin Usaha

Pasal 21

(1) Setiap pengusahaan hotel berbintang, hotel dan penginapan harus memiliki izin usaha yang diberikan oleh Bupati melalui KP2SP-PM dengan mengisi formulir yang disediakan dan melampirkan persyaratan sebagai berikut :

a. surat permohonan kepada Bupati melalui KP2SP-PM; b. fotokopi KTP pemohon;

(7)

d. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); e. fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB); f. fotokopi Izin Gangguan (HO);

g. fotokopi piagam penggolongan kelas usaha, bagi usaha hotel;

h. dokumen pengelolaan lingkungan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Persyaratan pendaftaran ulang:

a. surat permohonan kepada Bupati melalui KP2SP-PM; b. fotokopi identitas diri;

c. izin usaha yang asli.

(3) Persyaratan penggantian izin usaha karena rusak:

a. surat permohonan kepada Bupati melalui KP2SP-PM; b. fotokopi identitas diri;

c. fotokopi izin usaha yang rusak; d. dokumen pendukung lainnya.

(4) Persyaratan penggantian izin usaha karena hilang:

a. surat permohonan kepada Bupati melalui KP2SP-PM; b. fotokopi identitas diri;

c. surat keterangan hilang dari pihak berwajib ; d. dokumen pendukung lainnya.

(5) Persyaratan perubahan izin sama dengan persyaratan izin usaha baru dengan melampirkan izin aslinya.

Bagian Keempat

Tata Cara Memperoleh Izin Usaha Pasal 22

Tata cara memperoleh izin usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) Peraturan Bupati ini adalah sebagai berikut :

(1) Pemohon mengambil dan mengisi formulir yang telah disediakan oleh KP2SP-PM; (2) Apabila pengurusan izin dikuasakan maka wajib melampirkan surat kuasa yang

bermaterai cukup dan ditandatangani oleh pemilik atau pengurus atau penanggungjawab usaha.

(3) Formulir permohonan dan kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat rangkap 3 (tiga).

(4) Petugas meneliti kelengkapan dan kebenaran berkas permohonan yang diajukan oleh pemohon;

(5) Apabila berkas belum lengkap maka petugas akan mengembalikan berkas permohonan untuk dilengkapi.

(6) Berkas yang dinyatakan telah lengkap dan benar akan diproses lebih lanjut dengan membuat resi penerimaan berkas.

(7) Berkas akan dipelajari oleh petugas dan jika dianggap perlu Kepala KP2SP-PM dapat menugaskan tim teknis dan/atau petugas melakukan peninjauan lapangan dan selesai paling lama 2 (dua) hari kerja.

(8) KP2SP-PM menerbitkan izin usaha yang telah memenuhi persyaratan paling lama 5 (lima) hari kerja setelah berkas dinyatakan telah lengkap dan benar.

(9) Apabila permohonan izin usaha belum memenuhi persyaratan, maka KP2SP-PM akan menyurati pemohon tentang alasan penolakan paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah berkas dinyatakan telah lengkap dan benar.

(10) Perubahan, pendaftaran ulang izin usaha selesai paling lama 3 (tiga) hari kerja.

(11) Pengurusan penggantian izin usaha karena rusak atau hilang selesai paling lama 2 (dua) hari.

Bagian Kelima Masa Berlaku Izin Usaha

Pasal 23

(1) Izin usaha berlaku selama perusahaan yang bersangkutan masih menjalankan usahanya dan wajib didaftar ulang setiap 5 (lima) tahun sekali.

(8)

Pasal 24

Dalam hal pemegang izin usaha meninggal dunia, atas kesepakatan ahli waris dapat diteruskan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan diberitahukan kepada Bupati melalui KP2SP-PM.

Pasal 25

(1) Izin usaha yang diberikan untuk hotel bintang mencakup semua jenis kegiatan penunjang usaha hotel bintang.

(2) Penyediaan jasa lainnya di lingkungan hotel dan penginapan yang tidak menjadi bagian dari izin usahanya wajib diselenggarakan atas dasar izin usaha sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bagian Keenam Pembatalan Izin Usaha

Pasal 26

(1) Izin usaha dinyatakan batal apabila :

a. pengusaha tidak meneruskan usahanya; b. memperoleh izin usaha secara tidak sah;

c. tidak memenuhi ketentuan-ketentuan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bupati ini;

d. dipindahtangankan oleh pemegang izin usaha tanpa izin Bupati; e. tidak memenuhi kewajiban untuk mendaftarkan ulang;

f. tidak memenuhi ketentuan perubahan usaha; g. hak penguasaan tanah/tempat usaha hilang/hapus.

(2) Pernyataan tidak berlakunya izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak perlu mendapatkan putusan pengadilan terlebih dahulu.

Bagian Ketujuh Perubahan Izin

Pasal 27

(1) Pemindahan atas kepemilikan hotel dan penginapan wajib dilaporkan secara tertulis kepada Bupati dengan melampirkan:

a. surat permohonan kepada Bupati melalui KP2SP-PM; b. fotokopi akta peralihan hak;

c. fotokopi Akte Pendirian Badan Usaha pemilik baru.

(2) Dalam hal terjadinya perubahan nama hotel dan penginapan harus dilaporkan secara tertulis kepada Bupati melalui KP2SP-PM.

(3) Untuk pemindahan atas kepemilikan, perubahan nama dan lokasi hotel dan penginapan wajib memperbaharui izin sebagaimana izin baru.

Pasal 28

(1) Dalam hal pengusaha hotel dan penginapan akan melakukan perubahan fasilitas maupun kapasitas usahanya harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan wajib melaporkan kepada Bupati untuk mendapatkan persetujuan.

(2) Perubahan fasilitas dan kapasitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang mengakibatkan perubahan golongan kelas usaha, wajib mengajukan permohonan izin baru.

Bagian Kedelapan Penggantian Izin Usaha

(9)

(1) Apabila izin yang telah dimiliki perusahaan hilang, rusak atau tidak dapat terbaca, pengusaha dapat mengajukan permohonan tertulis kepada Bupati melalui KP2SP-PM untuk mendapatkan penggantian.

(2) Permohonan penggantian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan melampirkan: a. surat keterangan hilang dari pejabat yang berwenang bagi izin usaha yang hilang; b. izin usaha hotel dan penginapan asli bagi yang izin usahanya tidak dapat terbaca lagi. (3) Proses permohonan penggantian izin sama dengan proses permohonan penerbitan izin

usaha baru.

(4) Izin usaha pengganti, berlaku selama sisa waktu izin yang telah diberikan.

Pasal 30

(1) Pemohon yang mengajukan izin wajib mengambil surat izin paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak lewat waktu atau sejak tanggal diterimanya surat pemberitahuan penerbitan izin.

(2) Apabila telah lewat waktu pemohon tidak mengambil izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka izin dianggap tidak berlaku.

(3) Untuk memperoleh izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus mengajukan permohonan baru.

BAB VI KEWAJIBAN

Pasal 31

(1) Pengelola/pimpinan hotel dan penginapan dalam menjalankan usahanya : a. memenuhi dan menjalankan usahanya sesuai dengan izin yang diberikan; b. memberikan perlindungan dan pelayanan kepada tamu;

c. mencegah penggunaan tempat usaha dari kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban umum;

d. memenuhi ketentuan peraturan perundangan menyangkut tenaga kerja, kegiatan usaha, sanitasi dan hygiene lingkungan serta kelestarian lingkungan hidup;

e. mencatat dan menyimpan barang-barang milik tamu yang tertinggal di lingkungan tempat usahanya serta mencatat nama yang menemukan, waktu dan tempat barang ditemukan serta menyimpan barang sekurang-kurangnya selama 6 (enam) bulan; f. menjamin terpenuhinya kewajiban atas pungutan Pemerintah Daerah sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku;

g. melaksanakan upaya peningkatan mutu dan kesejahteraan karyawan secara terus-menerus;

h. menyampaikan laporan tahunan statistik kegiatan usahanya kepada Kepala DISBUDPARHUBMANSIH yang selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setiap akhir tahun takwim pelaporan dengan bentuk dan isi laporan yang akan ditetapkan dengan Keputusan Kepala DISBUDPARHUBMANSIH.

(2) Pengelola/pimpinan usaha berhak untuk mengambil tindakan terhadap tamu hotel yang melanggar ketentuan dalam rangka pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(3) Pimpinan usaha hotel bintang yang memiliki fasilitas hiburan untuk tamu hotel selain berkewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib menaati ketentuan operasional pada bulan Ramadhan dan hari-hari besar keagamaan lainnya serta event-event tertentu yang ditetapkan oleh Bupati.

Pasal 32

Dalam menyelenggarakan perlindungan kepada tamu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) huruf b, pengelola/pimpinan hotel dan penginapan wajib:

a. menyediakan tempat penyimpanan barang berharga;

b. menjaga kelaikan teknis alat perlengkapan untuk menjamin kepentingan dan keselamatan umum sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(10)

Dalam hal penyimpanan atas barang yang ditemukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf a, melampaui 6 (enam) bulan, pengelola/pimpinan usaha dapat melepaskan tanggungjawabnya dan suatu kebijakan untuk penyelesaiannya.

Pasal 34

Pengelola/pimpinan hotel dan penginapan wajib menetapkan peraturan yang berlaku di tempat usahanya untuk diketahui oleh tamu serta tidak bertentangan dengan Peraturan Bupati ini.

BAB VII HAK Pasal 35

Pengelola/pimpinan usaha hotel dan penginapan berhak:

a. memperoleh pembinaan dari Pemerintah Daerah untuk kelangsungan usahanya; b. menyelenggarakan kegiatan usaha sesuai dengan izin yang dimiliki;

c. mendapatkan perlindungan dari Pemerintah Daerah untuk kelangsungan usahanya sesuai izin yang dimilikinya;

d. diikutsertakan dalam kegiatan promosi wisata sesuai dengan kemampuan Pemerintah Daerah;

e. mendapatkan informasi wisata dari Pemerintah Daerah.

BAB VIII

SANKSI ADMINISTRASI Pasal 36

Bupati berwenang memberikan sanksi administrasi berupa pencabutan izin usaha hotel dan penginapan apabila pengelola/pimpinan usaha melakukan salah satu atau keseluruhan hal-hal dibawah ini:

a. tidak memenuhi kewajiban-kewajiban dalam pengusahaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 dan 32 Peraturan Bupati ini;

b. terbukti melakukan tindak pidana kejahatan yang berkaitan dengan kegiatan usahanya; c. terbukti melakukan tindak pidana pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan

yang lain yang berkaitan dengan kegiatan usahanya;

d. tidak menjalankan usahanya selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Pasal 37

(1) Pencabutan izin usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 dilaksanakan setelah diberikan peringatan tertulis sebanyak tiga kali berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing 30 (tiga puluh) hari kerja.

(2) Bupati dapat mencabut izin usaha tanpa melalui peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila:

a. terbukti melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf b dan c;

b. terbukti melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) huruf c dan atau ayat (3).

BAB IX

PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN Bagian Kesatu

Pembinaan Pasal 38

(1) Pembinaan terhadap izin usaha hotel dan penginapan dilaksanakan oleh Bupati melalui DISBUDPARHUBMANSIH dan dapat bekerjasama dengan instansi terkait.

(11)

(3) Apabila teguran dan atau peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak diindahkan, DISBUDPARHUBMANSIH dapat menyurati KP2SP-PM agar mengambil tindakan sanksi berupa pencabutan surat izin usaha hotel dan penginapan serta dilakukan penyegelan.

(4) Bupati melalui DISBUDPARHUBMANSIH dapat meminta laporan hal-hal yang dianggap perlu kepada pimpinan usaha .

(5) Dalam rangka pembinaan, pengawasan dan pengendalian usaha, sewaktu-waktu petugas DISBUDPARHUBMANSIH dapat melakukan pemeriksaan ditempat usaha dan secara berkala melakukan penelitian terhadap persyaratannya.

(6) Ketentuan lebih lanjut tentang Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian, jika dianggap perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati.

Bagian Kedua

Pengawasan dan Pengendalian Pasal 39

(1) Dalam rangka pelaksanaan pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha hotel dan penginapan DISBUDPARHUBMANSIH melakukan koordinasi dengan instansi terkait, lembaga dan tokoh masyarakat.

(2) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan sewaktu-waktu apabila diperlukan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai koordinasi pengawasan dan pengendalian diatur oleh Bupati.

Bagian Ketiga Peran Serta Masyarakat

Pasal 40

(1) Masyarakat mempunyai kesempatan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam membantu upaya pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan usaha hotel dan penginapan.

(2) Masyarakat wajib melaporkan kepada instansi yang berwenang apabila mengetahui adanya pelanggaran kegiatan usaha hotel dan penginapan.

(3) Pemerintah Daerah dan atau instansi lain yang berwenang wajib memberikan jaminan keamanan dan perlindungan kepada pelapor sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

BAB X

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 41

(1) Izin usaha hotel bintang, hotel dan penginapan yang telah dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dinyatakan tetap berlaku dengan ketentuan wajib melakukan pendaftaran ulang berdasarkan Peraturan Bupati ini.

(2) Pengusaha hotel dan penginapan yang telah melakukan kegiatan usaha sebelum berlakunya Peraturan Bupati ini wajib mengajukan perizinan berdasarkan Peraturan Bupati ini.

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 42

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

(12)

Ditetapkan di Salak

pada tanggal 02 Nopember 2011

BUPATI PAKPAK BHARAT,

dto

REMIGO YOLANDO BERUTU

Diundangan di Salak

pada tanggal 02 Nopember 2011

SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN PAKPAK BHARAT,

dto

HOLLER SINAMO

(13)

Lampiran I

Peraturan Bupati Pakpak Bharat

Nomor :

Tanggal :

Tentang Perizinan Usaha Hotel dan Penginapan SURAT PERMOHONAN IZIN USAHA HOTEL DAN PENGINAPAN

Kepada

Yth. Bapak Bupati Pakpak Bharat c.q. Kepala Kantor Pelayanan Perizinan

Satu Pintu dan Penanaman Modal

di

Salak DIISI OLEH PEMOHON

Diisi/Diketik dengan Huruf Cetak

Yang bertanda tangan dibawah ini mengajukan permohonan Persetujuan Prinsip :

1. Izin Baru [ ] 2. Perpanjangan [ ] 3. Perubahan [ ]

I. Identitas

Pemilik/Pengurus/Penanggung Jawab *)

1. Nama : ………

………

2. Alamat tempat tinggal : ……… ………

3. Tempat/tanggal lahir : ………

………

4. Nomor Telp/Fax. : ………

………

II. Identitas Usaha

1. Nama Usaha : ………

………

2. Bentuk Usaha : [ ] Hotel Bintang :…… [ ] Hotel Melati [ ] Penginapan [ ] Pondok Wisata

III. Berkas Persyaratan

1. Fotokopi KTP pemohon; Ada/Tidak Ada *)

2. Fotokopi Akte Pendirian Badan Hukum (Non Perorangan)

Ada/Tidak Ada *)

3. Rencana Tapak dan Studi Kelayakan (Bagi Usaha Hotel)

Ada/Tidak Ada *)

Demikian Surat permohonan Persetujuan Prinsip untuk Izin Usaha Hotel dan Penginapan ini kami buat dengan sebenarnya dan apabila di kemudian hari ternyata data/informasi dan keterangan tersebut tidak benar, maka kami menyatakan bersedia bertanggung jawab atas konskuensi dan dituntut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

……….,

……….

(14)

………

Catatan : *) coret yang tidak perlu

BUPATI PAKPAK BHARAT,

(15)

. Lampiran II

Peraturan Bupati Pakpak Bharat

Nomor :

Tanggal :

Tentang Perizinan Usaha Hotel dan Penginapan

SURAT PERMOHONAN IZIN USAHA HOTEL DAN PENGINAPAN

Kepada

Yth. Bapak Bupati Pakpak Bharat c.q. Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Hotel dan Penginapan :

1. Izin Baru [ ] 2. Perpanjangan [ ] 3. Perubahan

2. Alamat tempat tinggal : ……… ………

3. Tempat/tanggal lahir : ………

………

1. Fotokopi KTP pemohon; Ada/Tidak Ada

*) 2. Fotokopi persetujuan prinsip bagi bentuk usaha hotel dan

penginapan

Ada/Tidak Ada *)

3. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); Ada/Tidak Ada *)

4. Fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB); Ada/Tidak Ada *)

5. Fotokopi Izin Gangguan (HO) Ada/Tidak Ada

*) 6. Fotokopi piagam penggolongan kelas usaha, bagi usaha

hotel

Ada/Tidak Ada *)

7. Dokumen Pengelolaan Lingkungan UPL/UKL Ada/Tidak Ada *)

(16)

……….,

……….

Pemohon

………

Catatan : *) coret yang tidak perlu

BUPATI PAKPAK BHARAT,

(17)

Lampiran III

Peraturan Bupati Pakpak Bharat

Nomor :

Tanggal :

Tentang Perizinan Usaha Hotel dan Penginapan

KANTOR PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU

DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN PAKPAK BHARAT

Kompleks Perkantoran Panorama Indah Sindeka-Salak, Kode Pos : 22272, Telp. (0627)-7433033

Blog : yantupinpb.blogspot.com, Email : yantupinpb.gmail.com

Salak, Februari 2010

Nomor : 503 / / Kepada Yth,

Lamp :

Direktur/Pemilik………

Perihal : Persetujuan Prinsip di.

Izin Usaha Hotel dan Penginapan ……… dengan ini disampaikan kepada Saudara hal-hal sebagai berikut untuk menjadi perhatian dan dilaksanakan sebagaimana mestinya :

1. Pada prinsipnya kami tidak keberatan dan dapat memberikan persetujuan prinsip untuk sebagaimana yang dimohonkan kepada kami.

2. Persetujuan prinsip ini diberikan dengan persyaratan sebagai berikut :

a. Dalam melaksanakan kegiatan dimaksud, pengusaha harus tetap memperhatikan ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku.

b. Memperhatikan, memelihara dan menjaga ekosistem serta dampak lingkungan pada area/lokasi usaha.

c. Tetap mengedepankan kepentingan masyarakat yang berada di sekitar lokasi sehingga kegiatan usaha dapat memberikan kontribusi nyata dan memberikan manfaat kepada masyarakat.

3. Persetujuan Prinsip ini berlaku selama 6 (enam) bulan sejak ditetapkan dan dapat diperpanjang hanya 1 (satu) kali.

4. Penyampaian permohonan perpanjangan Persetujuan Prinsip selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum berakhir masa berlakunya Persetujuan Prinsip ini.

5. Persetujuan Prinsip ini diberikan bersifat umum dengan ketentuan bahwa hal-hal yang bersifat teknis dahulu dikoordinasikan dan dikonsultasikan dengan instansi terkait.

Demikian disampaikan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

KEPALA KANTOR

……… NIP.

Tembusan : Disampaikan kepada Yth :

1. Bapak Bupati Pakpak Bharat, sebagai laporan;

2. Bapak Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pertamanan dan Kebersihan Kabupaten Pakpak Bharat; 3. Bapak Camat……….;

4. Pertinggal.

(18)

Lampiran IV

Peraturan Bupati Pakpak Bharat

Nomor :

Tanggal :

Tentang Perizinan Usaha Hotel dan Penginapan

KANTOR PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU

DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN PAKPAK BHARAT

Kompleks Perkantoran Panorama Indah Sindeka-Salak, Kode Pos : 22272, Telp. (0627)-7433033

Blog : yantupinpb.blogspot.com, Email : yantupinpb.gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN PAKPAK BHARAT

Nomor : Tentang

Izin Usaha Hotel dan Penginapan

Membaca : Surat permohonan izin Usaha Hotel dan Penginapan dari ... Alamat ...Lokasi...

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap usaha hotel dan penginapan, perlu ditetapkan ketentuan perizinan usaha hotel dan penginapan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu diterbitkan Izin Usaha Hotel dan Penginapan ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Satu Pintu dan Penanaman Modal Kabupaten Pakpak Bharat; Mengingat : 1. Undang-undang

MEMUTUSKAN

Menetapkan : SURAT KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU

DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN PAKPAK BHARAT TENTANG IZIN USAHA HOTEL DAN PENGINAPAN

PERTAMA :

KEDUA :

Memberikan izin usaha hotel dan penginapan kepada : Nama : ...

1. Memenuhi ketentuan sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku

2. Memenuhi ketentuan teknis sebagaimana tersebut dalam lampiran Surat Keputusan ini

3. Bertanggung jawab terhadap segala resiko yang ditimbulkan sebagai akibat

KEEMPAT : Dalam hal pengusaha tidak melaksanakan ketentuan dalam Diktum KETIGA angka 4 Surat Keputusan ini, maka dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan berlaku.

(19)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR TAHUN 2011

TENTANG

IZIN USAHA HOTEL DAN PENGINAPAN

I. UMUM

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 : Cukup jelas

Pasal 2 : Cukup jelas

Pasal 3 : Cukup jelas

Pasal 4 : Cukup jelas

Pasal 5 : Cukup jelas

Pasal 6 : Cukup jelas

Pasal 7 : Cukup jelas

Pasal 8 : Cukup jelas

Pasal 9 : Cukup jelas

Pasal 10 : Cukup jelas

Pasal 11 : Cukup jelas

Pasal 12 : Cukup jelas

Pasal 13 : Cukup jelas

Pasal 14 : Cukup jelas

Pasal 15 : Cukup jelas

Pasal 16 : Cukup jelas

Pasal 17 ayat (1) : Tidak bertujuan komersial adalah suatu usaha yang tidak mementingkan laba

tetapi lebih diarahkan kepada pembinaan remaja.

Pasal 18 : Cukup jelas

Pasal 19 : Cukup jelas

Pasal 20 : Cukup jelas

Pasal 21 : Cukup jelas

Pasal 22 : Cukup jelas

Pasal 23 : Cukup jelas

Pasal 24 : Cukup jelas

Pasal 25 : Cukup jelas

Pasal 26 : Cukup jelas

Pasal 27 : Cukup jelas

Pasal 28 : Cukup jelas

Pasal 29 : Cukup jelas

Pasal 30 : Cukup jelas

Pasal 31 : Cukup jelas

Pasal 32 : Cukup jelas

Pasal 33 : Cukup jelas

Pasal 34 : Cukup jelas

Pasal 35 : Cukup jelas

Pasal 36 : Cukup jelas

Pasal 37 : Cukup jelas

Pasal 38 : Cukup jelas

Pasal 39 : Cukup jelas

Pasal 40 : Cukup jelas

Referensi

Dokumen terkait

(3) Setiap orang pribadi atau badan yang menjual minuman beralkohol ditempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) wajib memiliki izin tempat

atas permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a, harus dibuat alasan pengurangan atau keringanan atau pembebasan retribusi yang dapat diterima dan atau melampirkan dokumen-dokumen

apabila telah diberikan peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada huruf a, pengusaha belum mengindahkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat

Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini maka perizinan usaha restoran, rumah makan, tempat makan dan sejenisnya termasuk jasa boga yang diperoleh

(7) Setelah Bupati memberikan persetujuan berdasarkan masukan dan pendapat sebagaimana dimaksud ayat (6) ; Kepala Kantor Pelayanan Perizinan dapat memberikan pengurangan,

(3) Sebelum mengajukan permohonan perubahan Izin Lingkungan yang diakibatkan terjadinya perubahan usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c,

(2) Untuk memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini, orang pribadi atau badan Wajib Retribusi mengajukan permohonan secara tertulis kepada

(2) Bagi orang pribadi atau badan usaha yang akan mendaftar wajib izin usaha jasa konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat mengajukan permohonan