• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA PER 1307035 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA PER 1307035 Chapter1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis, tidak

ditularkan dari satu orang ke orang lain. PTM mempunyai durasi yang

panjang dan umumnya berkembang lambat. PTM menjadi masalah kesehatan

masyarakat baik secara global, regional, nasional, dan lokal. Salah satu

penyakit tidak menular yang menyita banyak perhatian adalah diabetes

mellitus (Kemenkes, 2013).

Diabetes mellitus adalah sekelompok penyakit metabolik dengan

karakteristik terjadinya peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemi), yang

terjadi akibat kelainan sekresi insulin, aktivitas insulin dan keduanya

(Smeltzer & Bare, 2002). Diabetes merupakan penyakit menahun yang akan

diderita seumur hidup. Komplikasi yang sering ditimbulkan yaitu stroke,

gagal ginjal, jantung, nefropati, dan gangren. Selain terjadi komplikasi,

diabetes juga dapat menimbulkan dampak sosio ekonomi dan kerugian bagi

penderita.

Kerugian langsung meliputi biaya perawatan, pelayanan medis, rawat

jalan, pembedahan, obat-obatan, uji laboratorium serta biaya peralatan.

Kerugian tidak langsung mencakup kehilangan hari kerja yang mengakiatkan

hilangnya pendapatan dan penghasilan, pembayaran asuransi, kerugian

perorangan serta hal-hal yang tidak dapat dihitung seperti rasa nyeri dan

ketidaknyamanan selama sakit (Perkeni, 2011).

Menurut data dari organisasi kesehatan di dunia World Health

Organisation (WHO), diperkirakan jumlah penyandang diabetes mellitus di

Indonesia mencapai 21,3 juta orang pada tahun 2030, Sedangkan dari hasil

International Diabetes Federation (IDF), diperkirakan jumlah penderita

diabetes melitus mencapai lebih dari 371 juta jiwa di seluruh dunia yang

(2)

kejadian diabetes paling tinggi, di bawah China, India, USA, Brazil, Rusia,

dan Meksiko (Kemenkes, 2013).

Sebagian besar penyandang diabetes di Indonesia adalah kelompok

diabetes mellitus type II yaitu lebih dari 90% dari seluruh populasi diabetes,

sedangkan penyandang diabetes mellitus type I lebih sedikit jumlahnya

(Perkeni, 2011). Jumlah penderita diabetes di Indonesia tahun 2000 mencapai

8,43 juta jiwa dan diperkirakan mencapai 21,257 juta jiwa pada tahun 2030,

bahkan saat ini prevalensi diabetes di Indonesia menduduki urutan ke enam

didunia. World Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar 4 juta

orang meninggal setiap tahun akibat komplikasi (Kemenkes, 2013).

Pada tahun 2013 terdapat 15 kabupaten kota dengan angka kejadian

diabetes melitus melebihi angka kejadian diabetes mellitus Provinsi Jawa

Barat. Sedangkan tahun 2012 sebanyak 10 kabupaten kota. Berarti pada tahun

2013 mengalami peningkatan jumlah kabupaten kota dengan kejadian

diabetes mellitus melebihi angka kejadian provinsi (Dinkes Provinsi Jawa

Barat, 2013).

Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 prevalensi diabetes mellitus di

Indonesia sebesar 2,1%, sedangkan prevalensi diabetes mellitus terdiagnosis

dokter atau gejala di Jawa Barat sebesar 2,0 %. Prevalensi diabetes mellitus

pada perempuan cenderung lebih tinggi dari pada laik-laki. (Dinkes Provinsi

Jawa Barat, 2013). Kecenderungan kejadian penyakit diabetes mellitus di

Kota Bandung pada tahun 2015 relatif cenderung meningkat dibanding tahun

2014. Angka kejadian diabetes mellitus 2015 mencapai 31.711 penduduk,

sedangkan tahun 2014 mencapai 24.301 penduduk (Dinkes Kota Bandung,

2015).

Penelitian Trisnawati, Kurnia dan Setyorogo pada tahun 2012 di

Puskesmas Kecamatan Cengkareng, menyebutkan bahwa faktor yang

berhubungan dengan diabetes mellitus type II adalah umur, riwayat keluarga,

aktifitas fisik, tekanan darah tinggi, stres, dan kadar kolesterol. Demikian juga

penelitian oleh Awad, Langi, dan Pandelaki (2013) menunjukkan bahwa

(3)

Masa Tubuh (IMT) >23, hipertensi >140/90 mmHg, riwayat keluarga, dan

umur ≥ 40 tahun.

Penyakit Diabetes Mellitus secara umum diakibatkan oleh konsumsi

makanan yang tidak terkontrol atau sebagai efek samping dari pemakaian

obat-obat tertentu. Diabetes Mellitus disebabkan oleh tidak cukupnya hormon

insulin yang dihasilkan pankreas untuk menetralkan gula darah pada tubuh.

Hormon insulin berguna untuk memproses glukosa yang berasal dari

makanan dan minuman yang anda konsumsi. Apabila pankreas sudah normal

atau produksi insulin sudah cukup, maka gula darah akan terproses dengan

baik, artinya orang yang bersangkutan telah kerusakan kerja pankreas tidak

sempurna. Akibatnya pankreas tidak menghasilkan hormon insulin yang

cukup untuk menetralkan gula darah. Adapun faktor-faktor yang dapat

menyebabkan diabetes mellitus yaitu faktor keturunan, obesitas,

mengkonsumsi makanan instan, kelainan hormon, hipertensi, merokok, stres,

terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat, kerusakan sel pankreas (Susilo

dan Wulandari, 2011).

Diabetes Mellitus dibagi menjadi dua jenis yang paling umum yaitu

diabetes mellitus type I dan diabetes mellitus type II. Diabetes mellitus type I

adalah penyakit autoimun dimana tubuh kita tidak dapat menghasilkan insulin

(ADA, 2010). Sedangkan diabetes mellitus type II adalah gangguan

metabolisme, dimana terjadi penurunan sensitivitas terhadap insulin

(resistensi insulin) atau penurunan produksi insulin (Smeltzer dan Bare,

2002).

Dibetes mellitus type II paling banyak dijumpai di masyarakat, insidennya

mencapai 90-95% dari semua diabetes mellitus. Diabetes mellitus type II

merupakan diabetes melitus yang tidak tergantung pada insulin.

Penatalaksanaannya adalah dengan diet yang tepat, olahraga, terapi (jika

diperlukan) dan pemantauan gula darah tetap terkontrol dalam batas normal

(Smeltzer dan Bare, 2002). Pengetahuan tentang diabetes merupakan

(4)

pengetahuan seseorang dapat menentukan manajemen diri dan perilaku apa

yang harus digunakan untuk mengatasi penyakitnya (Hu, Jie dkk. 2012).

Tingginya jumlah penderita diabetes mellitus antara lain disebabkan

karena perubahan gaya hidup masyarakat, tingkat pengetahuan yang rendah,

dan kesadaran untuk melakukan deteksi dini penyakit diabetes mellitus yang

kurang, minimnya aktivitas fisik, pengaturan pola makan tradisional yang

mengandung banyak karbohidrat dan serat dari sayuran ke pola makan ke

barat-baratan, dengan komposisi makan yang terlalu banyak mengandung

protein, lemak, gula, garam, dan sedikit mengandung serat (Sudoyo, 2006).

Tingkat pengetahuan yang rendah akan dapat memengaruhi pola makan yang

salah sehingga menyebabkan kegemukan. Diperkirakan sebesar 80-85%

penderita diabetes mellitus type II mengalami kegemukan, hal ini terjadi

karena tingginya asupan karbohidrat dan rendahnya asupan serat

(Nurrahmani, 2012).

Pengetahuan yang tinggi tentang diabetes mellitus menimbulkan sikap

yang positif (mendukung upaya pencegahan sekunder diabetes mellitus) dan

sikap yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng daripada sikap yang

tidak didasari pengetahuan. Sedangkan jika pengetahuannya rendah akan

menimbulkan sikap yang negatif (menolak upaya pencegahan sekunder

diabetes mellitus). Pengetahuan penderita mengenai diabetes mellitus

merupakan sarana yang membantu penderita menjalankan penanganan

diabetes selama hidupnya. Dengan demikian semakin banyak dan semakin

baik penderita mengerti bagaimana harus mengubah perilakunya dan

mengapa hal itu di perlukan (Waspadji, 2007).

Tabel 1.2 Jumlah Peserta Diabetes Melitus Per Puskesmas Tahun 2015

No Puskesmas Peserta

1 Padasuka 35

2 Babakan Sari 27

3 Babakan Surabaya 21

4 Sekeloa 18

5 Cibuntu 16

Jumlah 117

(5)

Berdasarkan data tahun 2015 peserta yang paling banyak di Puskesmas

Padasuka dengan jumlah peserta 35 orang (Dinkes Kota Bandung, 2015).

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 25 Maret 2016 di

Puskesmas Padasuka, didapatkan data bahwa selama 6 bulan dari bulan

Oktober 2015 – Maret 2016 terdapat sebanyak 54 orang penderita diabetes

mellitus yang datang kontrol ke puskesmas. Jumlah penderita diabetes

mellitus mengalami peningkatan tiap tahunnya di puskesmas Padasuka Kota

Bandung. Hasil studi pendahuluan 9 Mei 2016 kepada 10 klien diabetes

mellitus didapatkan hasil 4 klien mengatakan bahwa diabetes mellitus

merupakan penyakit tidak menular, 4 klien mengatakan bahwa faktor risiko

penyakit diabetes melitus adalah gemuk, dan 2 klien mengatakan penyakit

diabetes melitus merupakan penyakit bawaan. Hasil wawancara menunjukkan

bahwa klien diabetes mellitus masih ada yang belum mengetahui tentang

diabetes mellitus type II.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui

gambaran pengetahuan klien tentang diabetes mellitus type II di wilayah kerja

Puskesmas Padasuka Kota Bandung. Mengingat pengetahuan tentang

diabetes mellitus type II sangat penting untuk diketahui oleh klien yang

menderita diabetes melitus karena sebagai pendukung upaya pencegahan

sekunder diabetes melitus dan pencegahan terjadinya komplikasi diabetes

mellitus.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik melakukan

penelitian tentang “ Bagaimana Gambaran Pengetahuan Klien tentang

Diabetes Mellitus Type II di wilayah kerja Puskesmas Padasuka Kota

Bandung?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui “Gambaran Pengetahuan Klien tentang Diabetes

(6)

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Puskesmas Padasuka

Sebagai bahan masukan atau informasi untuk pihak puskesmas agar

lebih meningkatkan mutu layanan khususnya dibidang pendidikan

kesehatan guna meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit

diabetes mellitus.

1.4.2 Bagi Pendidikan Keperawatan

Sebagai dokumen dan bahan bacaan untuk menambah pengetahuan

bagi mahasiswa di Program Studi D3 Keperawatan UPI mengenai

gambaran pengetahuan klien tentang diabetes mellitus sehingga dapat

menjadi langkah awal bagi perawat untuk merencanakan pemberian

pendidikan dan penyuluhan tentang diabetes mellitus, juga sebagai

tindakan preventif dan promotif untuk mencegah terjadinya diabetes

mellitus.

1.4.3 Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini bermanfaat bagi penelitian berikutnya untuk

menambah data dalam meneliti gambaran pengetahuan klien di wilayah

kerja Puskesmas Padasuka tentang diabetes mellitus type II.

1.5 Struktur Organisasi Karya Tulis Ilmiah

Untuk mempermudah dalam menyusun selanjutnya, maka penulis

memberikan rancangan isi dan materi yang akan dibahas, yaitu sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Merupakan uraian tentang latar belakang

penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merupakan landasan teori yang digunakan

dalam analisis temuan dilapangan dan uraian mengenai kerangka pemikiran

(7)

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan lokasi

dan subjek penelitian, desai penelitian, metode penelitian, definisi

operasional, partisipan, populasi dan sampel, instrument penelitian, prosedur

penelitian dan analisa data serta prosedur dan tahap-tahap penelitian mulai

dari persiapan sampai penyusunan laporan akhir.

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini membahas

mengenai pengolahan atau analisis data serta pembahasan temuan.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Bab ini

membahas mengenai hasil analisis temuan. Selain itu, pada bab ini juga

dibahas mengenai rekomendasi bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan

Gambar

Tabel 1.2 Jumlah Peserta Diabetes Melitus Per Puskesmas Tahun 2015

Referensi

Dokumen terkait

“Bagaimana Gambaran Dukungan Suami Dalam Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu. Padasuka RW 06 dan RW 12 Kelurahan Padasuka Kota

Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul “GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA PENDERITA DIABETES MELLITUS TENTANG DISFUNGSI SEKSUAL DI KELURAHAN PADASUKA”

Sebagai informasi bagi mahasiswa di Program Keperawatan UPI tentang Gambaran Pengetahuan Wanita Penderita Diabetes Mellitus tentang Disfungsi Seksual

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Klien Tentang Diabetes Mellitus

tertera pada penelitian ini adalah pertanyaan tentang pengetahuan responden.. mengenai diabetes mellitus type II, responden menjawab pertanyaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu primigravida tentang perubahan fisiologis kehamilan di Puskesmas Padasuka Kecamatan Cibeunying Kidul Kota

GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG KEKERASAN PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADASUKA RW 07 KELURAHAN CIKUTRA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG..

GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG KEKERASAN PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADASUKA RW 07 KELURAHAN CIKUTRA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG..