RISIKO DAN MASALAH YANG DIHADAPI OLEH AUDITOR PROFESIONAL Seorang auditor yang mengaudit perusahaan dan ia juga memberi jasa lain selain jasa audit kepada perusahaan yang diauditnya tersebut, meskipun ia telah melakukan keahliannya dengan jujur, namun sulit untuk mengharapkan masyarakat mempercayainya sebagai orang yang independen. Masyarakat akan menduga bahwa kesimpulan dan langkah yang diambil oleh auditor independen selama auditnya dipengaruhi oleh kedudukannya di perusahaan tersebut.
Setiap profesi memiliki resiko dan tantangan masing-masing dalam menjalankan profesinya. Begitu pula dengan seorang auditor. Auditor harus mampu menaklukan berbagai tantangan yang dihadapinya.
Auditor dalam menjalankan tugasnya, haruslah memiliki tingkat professional yang tinggi dan juga menjunjung kode etik sebagai pedoman dalam standar kerjanya. Walaupun terdapat beberapa masalah seorang auditor, ada beberapa hal yang harus dihindari agar dapat menjalankan pekerjaan dengan baik.
Setiap profesi memiliki tingkatan resiko dan permasalahan yang melekat, namun hal tersebut dapat dihindari dan diselesaikan. Terdapat beberapa masalah akuntan yang harus dihindari agar dapat menjalankan pekerjaan dengan baik sesuai dengan etika dan standar yang telah ditetapkan.
Permasalahan yang terjadi pada peran profesional yaitu ketika profesi melanggar atau tidak menjalankan tugasnya sesuai dengan standar professional yang telah ditetapkan. Permasalahan professional merupakan premasalahan yang merupakan turunan dari etika profesi itu sendiri.
Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat 4 (empat) kebutuan dasar yang harus dipenuhi :
1. Kredibilitas.
Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.
2. Profesionalisme.
Diperlukan individu yang denga jelas dapat diindentifikasikan oleh pamakai jasa akuntan sebagai profesional dibidang akuntansi.
3. Kualitas Jasa.
Ancaman kepentingan pribadi (self-interest threat), yaitu ancaman yang terkait dengan kepentingan keuangan atau kepentingan lain yang akan memengaruhi pertimbangan atau perilaku Akuntan Profesional secara tidak layak;
Ancaman telaah pribadi (self-review threat), yaitu ancaman yang terjadi akibat dari Akuntan Profesional tidak dapat sepenuhnya melakukan evaluasi atas pertimbangan yang dilakukan atau jasa yang diberikan oleh Akuntan Profesional lain pada Kantor Akuntan atau organisasi tempatnya bekerja yang akan digunakan oleh Akuntan Profesional untuk melakukan pertimbangan sebagai bagian dari jasa yang sedang diberikan;
Ancaman advokasi (advocacy threat), yaitu ancaman yang terjadi ketika Akuntan Profesional akan mempromosikan posisi klien atau organisasi tempatnya bekerja sampai pada titik yang dapat mengurangi objektivitasnya;
Ancaman kedekatan (familiarity threat), yaitu ancaman yang terjadi ketika Akuntan Profesional terlalu bersimpati pada kepentingan klien atau organisasi tempatnya bekerja, atau terlalu mudah menerima hasil pekerjaan mereka, karena hubungan yang dekat dan telah berlangsung lama dengan klien atau organisasi tempatnya bekerja; dan
Ancaman intimidasi (intimidation threat), yaitu ancaman yang terjadi ketika Akuntan Profesional dihalangi untuk bertindak secara objektif karena tekanan yang nyata atau dirasakan, termasuk upaya memengaruhi Akuntan Profesional secara
tidaksepantasnya.
Masalah yang dihadapi auditor itu berupa risiko dalam pekerjaannya. Risiko disni terdapat 3 risioko, yaitu risiko bawaan, risiko pengendalian, dan risiko deteksi.
1. Risiko Bawaan (Inheren Risk)
Risiko bawaan adalah kerentanan suatu asersi terhadap salah saji material dengan asumsi tidak ada kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern yang terkait. Risiko bawaan selalu ada dan tidak oernah mencapai angka nol. Risiko bawaan tidak dapat dirubah oleh penerapan prosedur audit yang paling baik sekalipun. Risiko bawaan bervariasi untuk setiap asersi.
2. Risiko Pengendalian (Control Risk)
Risiko pengendalian adalah risiko bahwa suatu salah saji material, yang dapat terjadi dalam suatu asersi, tidak dapat dideteksi ataupun dicegah secara tepat pada waktunya oleh berbagai kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern perusahaan. Risiko pengendalian tidak pernah mencapai keyakinan penuh bahwa semua salah saji material akan dapat dideteksi ataupun dicegah. Risiko pengendalian merupakan fungsi dari efektivitas struktur pengendalian inter. Pada saat perencanaan audit, auditor menentukan besarnya risiko pengendalian yang direncanakan untuk setiap asersi yang signifikan dan ditentukan berdasrkan asumsi tentang efektivitas rancangan dan operasi struktur pengendalian intern yang relevan.
Risiko deteksi merupakan risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi tergantung atas penerapan auditor terhadap risiko audit, risiko bawaan dan risiko pengendalian. Semakin besar risiko audit, semakin besar pula risiko deteksi. Sebaliknya semakin besar risiko bawaan ataupu risiko pengendalian, semakin kecil risiko deteksi. Pada tahap perencanaan audit, Planned assessed level of detection risk untuk setiap asersi signifikan ditentukan dengan cara menerapkan model risiko audit
Auditor dengan latar belakang pendidikan yang tinggi dalam kaitannya memiliki tingkat professional yang tinggi dan berpengalaman akan lebih baik dalam meminimalisir adanya masalah serta resiko dalam melakukan audit dalam laporan keungan, serta melakukan perencanaan yang baik dalam audit, sehingga dapat meminimalisir adanya tingkat materialitas dalam laporan keuangan dan juga tindakan kecurangan.
SUMBER