• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi LCA dalam Pemilihan Material Ko

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Aplikasi LCA dalam Pemilihan Material Ko"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Mata Kuliah:

SIL 621

. Bangunan dan Lingkungan

Tugas No.:

#2

Topik:

Aplikasi LCA dalam Pemilihan Material Konstruksi

Nama:

Ifah Latifah

NRP:

F451110071

Tanggal selesai:

08 Maret 2012

1.

Goal defi itio a d scopi g

Atap genteng berglasur (G)

Atap seng (S)

D

e

fi

n

is

i

d

an

d

e

sk

ri

p

si

Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk mengidentifikasi

dan memperkirakan dampak lingkungan yang

berhubungan dengan produksi atap genteng berglasur

dari awal terbentuknya sampai habis masa pakainya

(cradle to gate). Termasuk didalamnya ekstraksi bahan

baku, produksi material dan transportasinya, serta

produksi material atap genteng berglasur.

Data diperoleh dari beberapa pabrik pembuat genteng

berglasur yang terseleksi dan berlokasi di Portugal

Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk mengidentifikasi

dan memperkirakan dampak lingkungan yang

berhubungan dengan produksi atap seng dari awal

terbentuknya sampai habis masa pakainya (cradle to

gate). Termasuk didalamnya penambangan bijih sampai

menjadi seng halus (fine zinc), pengolahan bahan baku lain

dan bahan tambahan, proses produksi lembaran seng,

transportasi bijih dan seng murni yang digunakan untuk

memproduksi lembaran seng.

Data diperoleh dari pabrik pembuat atap seng RHEINZINK

GmbH & Co. KG, Jerman dan merupakan paduan seng

halus dengan aditif dari tembaga, titanium dan aluminium,

(2)

P

Proses pembuatannya terdiri dari :

1. Raw material preparation : bahan baku yang

digunakan untuk membentuk genteng berglasur

merupakan hasil tambang mineral tanah liat.

Bahan baku harus ditumbuk dan diklasifikasikan

berdasarkan ukuran butirannya. Alat penghancur

primer biasa digunakan untuk mengurangi material

yang ukurannya besar. Bisa menggunakan jaw

crusher atau gyratory crusher.

2. Component mixing and Grinding : langkah awal

dalam pembuatan genteng melibatkan

pencampuran bahan. Kadang-kadang, air

ditambahkan dan bahan-bahan yang sudah basah

digiling atau ditumbuk dalam ball mill. Jika

kelebihan air, maka air dibuang menggunakan filter

bertekanan diikuti dengan pengeringan semprot.

3. Forming and shaping of ware : Kebanyakan

pembentukan genteng oleh dry pressing. Dalam

metode ini, aliran bebas bahan yang mengandung

pengikat bahan organik atau kelembaban rendah

mengalir dari hopper ke cetakan. Material

dikompresi dalam rongga baja dan kemudian

dikeluarkan. Penekan otomatis yang digunakan

mempunyai tekanan sebesar 2.500 ton.

4. Drying of ware : Genteng berglasur biasanya harus

dikeringkan (pada kelembaban tinggi) setelah

pembentukan. Pengeringan dapat memakan waktu

beberapa hari untuk mencegah susut karena

retakan.

5. Glazingand Firing: Pengglasuran dilakukan dengan

melekatkan material gelas khusus (flint, feldspat,

kaolin dan kapur) pada permukaan genteng pada

saat genteng dibakar pada temperatur tinggi.

Pembakaran genteng glasur memerlukan dua

tahapan. Pembakaran pertama dilakukan untuk

memperoleh genteng dalam keadaan setengah

matang dan pembakaran kedua dilakukan setelah

genteng diberi warna. Pada umumnya warna dalam

glasur diperoleh dengan jalan menambahkan

bahan-bahan pewarna kepada gelasur dasar yang

tidak berwarna. Teknik pengglasuran kira-kira

menggunakan suhu pembakaran 1.000oC yang

disebut glasur frit, bahan-bahan glasur sebelum

dipulaskan pada bodi (genteng), dileburkan dahulu,

supaya menjadi kristal-kristal gelas. Proses

pembakaran genteng yang sudah diberi glasur

berguna untuk memperkuat dan membentuk

porositas yang diinginkan

Secara skematik, proses pembuatan genteng berglasur

ini dapat dilihat pada Gambar 1a, 1b, 1c

Proses pembuatannya terdiri dari:

1. Pre-alloy : untuk meningkatkan kualitas dan

penghematan energi. Proses ini dilakukan pada suhu

760oC pada pemanas induksi logam (melelehkan seng,

tembaga, dan aluminium) . Sehingga menjadi paduan

dari titanium dan tembaga (pre-alloy blocks).

2. Melting : paduan blok (titanium dan tembaga)

dilelehkan bersama dengan seng pada tempat

pemanas induksi dengan suhu 500-550oC dan diberi

arus induksi.

3. Casting : hasil akhir dari paduan seng, tembaga, dan

aluminium didinginkan dibawah titik leleh dengan

water circuit yang tertutup pada mesin pengecoran,

sehingga menjadi padat (solid).

4. Rolling : Pengerolan dilakukan dengan 5 pasang roller,

yang disebut rak rol. Dengan tekanan yang memadai,

ketebalan bahan berkurang hingga 50% pada setiap

rak rol. Secara bersamaan, bahan didinginkan dan

diberi minyak pelumas khusus.

5. Coiling : Selanjutnya, bahan hasil no.4 digulung ke

dalam gulungan besar. Bahan masih pada suhu 100°C

dan disimpan untuk pendinginan lebih lanjut.

6. Stretching and cutting : Tegangan yang dikembangkan

dalam RHEINZINK selama pengerolan ditarik dengan

menggunakan

stretching-bending-straightening-process .

7. Preweathering : Setelah pembersihan, material hasil

no 6 diukir dan dibilas. Proses pengukiran yang

lengkap dilaksanakan secara kontinu pada proses

operasi yang tertutup.

Secara skematik, proses pembuatan genteng berglasur ini

(3)

M

as

al

a

h

l

in

g

k

u

n

g

an

y

an

g

d

iti

n

jau

1. Global Warming Potential (GWP) : sebuah sistem index yang membandingkan potensi gas rumah kaca untuk

memanaskan bumi, dibandingkan dengan potensi karbon dioksida. Angka GWP ini tergantung dari daya serap

infra-merahnya, panjang gelombang dari infra-merahnya sendiri, dan usia gasnya di atmosfer. Hubungan antara

GWP dan ketiga faktor ini kompleks dan tidak linear. GWP diperoleh dengan menjumlahkan emisi dari gas rumah

kaca dikalikan dengan faktor masing-masing GWP.

2. Ozon Depletion Potential (ODP) : Relatif nilai yang menunjukkan potensi untuk menghancurkan lapisan ozon

dibandingkan dengan potensi chlorofluorocarbon-11 (CFC-11) yang diberi nilai referensi 1. Dengan demikian,

suatu zat dengan ODP 2 berarti dua kali lebih berbahaya dari CFC-11.

3. Acidification Potential (AP) : didasarkan pada kontribusi dari SO2, NOx, HCl, NH3 dan HF untuk pengendapan asam

potensial dalam bentuk H+ (proton).

4. Eutrophication Potential (EP) : potensi nutrisi menyebabkan over-fertilisasi pada air dan tanah yang pada

gilirannya dapat mengakibatkan peningkatan pertumbuhan biomassa

5. Photochemical Ozone Creation Potential (POCP) : terkait dengan potensi VOCs dan oksida nitrogen yang

menghasilkan fotokimia atau kabut panas. Hal ini biasa dinyatakan dalam nilai relatif terhadap faktor klasifikasi

POCP untuk etilen.

Gambar 1a. Tahapan proses pembuatan genteng berglasur

(BREF Ceramics, 2007)

(4)

Gambar 1c. Tahapan proses dan alat yang digunakan saat pengglasuran menjadi produk

jadi

(http://www.madehow.com)

Gambar 2. Tahapan proses produksi genteng seng

2.

I ve tory a alysis

a.

Atap genteng berglasur

(5)

Tabel.1: Data primer pada inputan proses(unit referensi: 1 kg genteng berglasur)

Input

Jumlah

Unit

Tanah liat 1,28 kg

Pasir 0,11 kg

Air bersih 1,64E-04 m3

Air domestik 4,00E-06 m3

Listrik 1,07E-01 kWh

Gas alam 3,10E-03 MJ

Diesel 8,49E-02 MJ

Minyak pelumas 1,07E-04 kg

Plastik kemasan 1,95E-04 kg

EUR palet 7,18E-04 p

Steel casting 3,06E-05 Kg

Tabel.2: Data primer pada outputan proses(unit referensi: 1 kg genteng berglasur)

Output

Jumlah

Unit

CO 1,98E-01 Kg

CO2 1,98E-01 Kg

NO 2,27E-04 Kg

SO2 2,74E-05 Kg

F 1,80E-04 Kg

As 1,55E-08 Kg

Cd 7,50E-09 Kg

Cr 2,50E-08 Kg

Cu 1,11E-09 Kg

Hg 3,75E-09 Kg

Ni 1,40E-04 Kg

Pb 2,25E-07 Kg

Zn 3,80E-08 Kg

HCl 8,50E-05 Kg

PM10 1,16E-04 Kg

NMVOC 1,20E-05 Kg

CQO 6,39E-09 Kg

SST 2,19E-08 Kg

Oli 1,66E-09 Kg

Total limbah 5,35E-02 Kg

b.

Atap seng

(6)

Tabel 3. Penggunaan energi primer pada siklus hidup 1 kg lembaran titanium seng

Parameter

Unit per kg

Jumlah produksi dan

potensi daur ulang

Produksi

Potensi

daur ulang

Energi primer, tidak

terbarukan

MJ 16,3 45,5 -29,2

Energi primer,

terbarukan MJ 0,94 3,81 -2,87

Evaluasi dari permintaan energi tidak terbarukan untuk memproduksi 1 kg lembaran

seng (Gambar 3) menunjukan bahwa sumber utama energi primer adalah uranium

dan batu bara, yang secara keseluruhan menutup sekitar 60% dari kebutuhan energi

primer. Secara relatif, nilai tinggi dari uranium berasal dari konsumsi energi untuk

produksi seng halus yang ditutup dengan tenaga listrik campuran yang juga termasuk

didalamnya tenaga nuklir.

Gambar 3. Rincian dari penggunaan energi primer untuk memproduksi 1 kg lembaran

titanium seng

Analisis limbah yang diproduksi selama proses produksi 1 kg lembaran seng

diperlihatkan dalam tiga bagian; 1) lapisan penutup / cadangan tempat pembuangan

(berisi pengolahan bijih residu), 2) sampah perkotaan (berisi limbah rumah tangga dan

sampah komersial), 3) limbah berbahaya termasuk limbah radioaktif (Tabel 5).

Dapat dikatakan bahwa tempat persediaan pembuangan merupakan jumlah terbesar

dari lapisan penutup. Tempat pembuangan persediaan ini terutama dikaitkan dengan

pembangkit listrik (ekstraksi batubara). Pengolahan bijih residu diperoleh dari

ekstraksi dan pengolahan bijih konsentrat.

Parameter yang paling penting bagi sampah kota adalah sampah tidak spesifik. Semua

parameter lainnya kurang penting.

Limbah berbahaya sebagian besar terdiri dari limbah dari proses awal, dan yang

terpenting lumpur dari produksi konsentrat seng dan juga dari tenaga listrik. Limbah

radioaktif secara eksklusif dihasilkan dari konsumsi listrik (tenaga nuklir).

Tabel 4. Produksi limbah selama siklus 1 kg lembaran seng

Parameter

Unit per kg

Jumlah produksi

dan potensi daur

ulang

Produksi

Potensi

daur ulang

Lapisan

penutup/cadangan tempat pembuangan

kg 3,66 8,42 -4,76

Sampah perkotaan kg 0,209E-03 0,3E-3 -91.1E-6

(7)

3.

I pact Assess e t

Analisis dampak lingkungan pada masin-masing produk diperlihatkan pada Tabel 5. Data

tersebut diambil dari sumber yang berbeda. Namun dikarenakan dalam unit referensi

yang sama, maka bisa dibandingkan diantara keduanya.

Tabel 5. Analisis dampak lingkungan (unit referensi : 1 kg produk)

Dampak

Atap genteng

berglasur (G)

Atap seng (S)

Unit

Global Warming

Potential (GWP) 2,98E-01 0,96 Kg.CO2 eq

Ozon Depletion

Potential (ODP) 3,16E-08 0,176E-6 Kg CFC-11 eq

Acidification Potential

(AP) 8,61E-03 3,32E-03 Kg SO2 eq

Eutrophication

Potential (EP) 8,10E-05 0,277E-03 Kg PO4 eq

Photochemical Ozone Creation Potential

(POCP)

8,79E-05 0,294E-03 Kg C2H4

Berdasarkan Tabel 5, nilai GWP, ODP, EP, dan POCP pada atap genteng berglasur lebih

kecil dibandingkan atap seng. Nilai AP pada atap genteng berglasur cukup tinggi. Hal ini

bisa disebabkan emisi SOx timbul dari produksi energi listrik yang digunakan dalam

peralatan selama tahap produksi genteng berglasur serta dalam pengolahan tambahan

bahan. Genteng berglasur memiliki nilai terbesar, terkait dengan semakin tinggi suhu di

tahap pembakaran. Pengasaman sangat terkait dengan emisi NOx dan SOx selama tahap

atomisasi, pengeringan dan pembakaran dari genteng berglasur, serta selama

pembakaran bahan bakar yang digunakan dalam transportasi sepanjang siklus hidup dari

genteng berglasur

4.

I terpretatio

Berdasaka hasil evaluasi terhadap i ve tory a alysis da i pact assess e t aka

dipilih atap genteng berglasur sebagai pilihan yang lebih baik daripada atap seng.

Berdasarkan potensi dampak lingkungan memperlihatkan bahwa atap seng berpotensi

menimbulkan dampak buruk lebih besar dari pada atap genteng berglasur. Adapun nilai

AP pada atap genteng berglasur bisa diatasi dengan pengembangan proses produksi yang

lebih baik lagi.

Daftar Pustaka

Anonim. 2007.

Ceramic Manufacturing Industry August 2007. EUROPEAN COMMISSION.

Anonim. 2009. Environmental Product Declaration according to ISO 14025.

RHEINZINK®

Titanium Zinc of RHEINZINK GmbH & Co. KG. IBU

Institute Construction and Building

e.V. Jerman.

Anonim. _____. Quality Management and Safety Engineering (BSc) - MST 326. Adisa Azapagic's

environmental impact classification factors.

http://www.tech.plym.ac.uk/sme/mst324/MST324-05%20Azapagic.htm

Ecofys. 2009. Methodology for the free allocation of emission allowances in the EU ETS post 2012.

Sector report for the ceramics industry.

Öko-Institut.

http://www.madehow.com/Volume-1/Ceramic-Tile.html [5 Maret 2012]

Gambar

Gambar 1b. Tahapan proses dan alat yang digunakan untuk membuat genteng (http://www.madehow.com)
Gambar 1c. Tahapan proses dan alat yang digunakan saat pengglasuran menjadi produk jadi
Tabel.1: Data primer pada inputan proses(unit referensi: 1 kg genteng berglasur)
Gambar 3. Rincian dari penggunaan energi primer untuk memproduksi 1 kg lembaran  titanium seng
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa penerapan aplikasi SIPADES sebagai tools dalam melakukan pengelolaan aset desa terbukti cukup baik dengan diperolehnya nilai R-

Kunandar (2007 : 50) juga mengemukakan bahwa seorang guru profesional dituntut sejumlah persyaratan minimal, antara lain: memiliki kualifikasi pendidikan profesi

Pada variabel media sosial online, pernyataan dimana Live music yang dicantumkan dalam profile Twitter @BD_Alsut sebagai pembeda dari restoran seafood lainnya membuat saya

Pendekatan yang digunakan pun telah sesuai dengan KTSP sehingga dapat menjadi tauladan bagi mahasiswa praktikan dalam pelaksanaan pembelajaran yang baik di sekolah. Beliau

Studi yang lebih lokal dengan memanfaatkan gempa volcanotectonic (VT) menunjukkan bahwa gempa-gempa tersebut terjadi di kedalaman maksimal 5 km di bawah

Islamic Index (JII) periode tahun 2011-2015 disimpulkan bahwa profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset (ROA) berpengaruh positif dan signifikan

Dengan demikian, individu yang memiliki keinginan untuk berprestasi tinggi adalah individu yang memiliki standar berprestasi, memiliki tanggung jawab pribadi atas

[r]