• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERTANIAN ORGANIK TERHADAP PROD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PERTANIAN ORGANIK TERHADAP PROD"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Seagri Vol. 3 No. 01 Februari 2016 ISSN : 239-1111

PENGARUH PERTANIAN ORGANIK TERHADAP PRODUKSI

DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KOTA BATU

(Studi Kasus di Desa Pendem dan Desa Dadaprejo Kecamatan Junrejo Kota Batu)

Kholid Maftuhin1, Bambang Siswadi2, Muhammad Noerhadi Sudjoni2

1) Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Islam Malang

Jl. Tata Surya – Perum Planet Regency B12 Dinoyo Malang, 65144, e-mail: maftuch90@gmail.com

2)

Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Islam Malang Jalan MT. Haryono 193, Malang, 65144, Indonesia

ABSTRAK

Padi merupakan komoditas yang setrategis di Indonesia, dalam perkembangannya kebutuhan akan hidup sehat mulai diperhatikan oleh sebagian masyarakat, sehingga perlu dikembangkan produk yang bebas dari bahan kimia dan aman untuk dikonsumsi. Terdapat dua jenis usahatani padi yaitu usahatani padi organik dan organik, dimana keduanya memiliki keunggulan masing-masing. Tujuan penelitian ini yang pertama mengetahui seberapa besar perbandingan produksi dan pendapatan petani antara usahatani padi organik dan anorganik, kedua mengetahui seberapa pengaruh faktor produksi terhadap produksi usahatani padi di Kota Batu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi usahatani padi anorganik lebih tinggi dibandingkan dengan padi anorganik dimana selisih rata-rata perhektar adalah 64,48 Kg. Sementara pendapatan yang diperoleh dari usahatani padi organik lebih tinggi dari usahatani padi anorganik, selisih mencapai Rp.1.860.800,19/ha. Dari hasil analisis faktor yang mempengaruhi produksi diperoleh bahwa bahwa penggunaan benih, pupuk NPK, pestisida dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi pada tingkat kepercayaan 95%. Sementara penggunaan pupuk kompos, Urea, KCL dan TSP tidak berpengaruh nyata terhadap produksi.

Kata Kunci : Padi, Produksi, Pendapatan, Organik

ABSTRACT

Rice is a strategic commodity in Indonesia, in its development, the need for healthy living begin to be noticed by most people, so it is necessary to develop products that are free of chemicals and safe for consumption. There are two types of rice farming that is organic rice and organic farming, which both have their respective advantages. The purpose of this study is the first to know how big the production and farmers' income comparison between inorganic and organic rice farming, both know how the influence of factors of production to the production of rice farming in Batu city. The results showed that the production of organic rice farming is higher than the inorganic paddy where the average gap was 64.48 kilograms a hectare. While the revenue generated from organic rice farming is higher than inorganic rice farming, the difference reached IDR 1,860,800.19 a hectare. From the analysis of the factors affecting production found that that the use of seeds, NPK fertilizer, pesticides and labor significantly affect production at the 95% confidence level. While the use of compost fertilizer, Urea, KCL and TSP did not significantly affect production.

Keywords: Rice, Production, Revenues, Organic

1. PENDAHULUAN

(2)

Jurnal Seagri Vol. 3 No. 01 Februari 2016 ISSN : 239-1111 anorganik pada saat ini memiliki sifat sama, yaitu mengarah kepada commercial farming, dimana keuntungan menjadi orientasinya. (Tohir, 1983 dalam Suratiyah, 2008).

Kota Batu merupakan kota dengan hasil produksi padi terendah di Jawa Timur, (BPS Jatim 2015), sementara dengan adanya program pemerintah kota Batu melalui dinas pertanian yang mengembangkan kawasan organik termasuk komoditas padi, maka dirasa perlu untuk dikaji mengenai seberapa jauh pengaruh pertanian organik tersebut terhadap produksi dan pendapatan usahatani padi, dari hasil beberapa penelitian menyimpulkan bahwa dari sisi produksi usahatani padi anorganik lebih tinggi dari padi organik, sementara pendapatan yang diterima berbanding terbalik.

Tujuan penelitian ini pertama adalah untuk mengetahui seberapa besar perbandingan produksi dan pendapatan petani antara usahatani padi organik dan anorganik. Kedua mengetahui seberapa besar pengaruh faktor produksi terhadap produksi usahatani padi di Kota Batu.

2. METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian yang digunaan adalah penelitian kuantitatif dimana, Menurut Sugiyono, (2011) terdapat beberapa jenis penelitian antara lain, Penelitian kuantitatif, adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.

Lokasi penelitian dilakukan secara sengaja di kota Batu Jawa Timur pada bulan Desember 2015. Teknik dalam penentuan sampel dalam penelitian adalah dengan disproportionate random sampling. (Sugiyono : 2011). Terdapat dua kelompok populasi, yaitu dari populasi usahatani padi organik yang berada di desa Pendem dan anorganik di desa Dadaprejo masing masing sebesar 120 dan 192 petani dari masing-masing populasi ditentukan jumlah sampel adalah 25% untuk petani organik dan 15% untuk petani anorganik sehingga dari jumlah populasi yang ada masing-masing diperoleh 30 orang sebagai sampel. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.

Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, bertujuan untuk menjelaskan gambaran umum lokasi penelitian, karakteristik responden serta untuk memudahkan dalam interpretasi dan penelusuran informasi selanjutnya, untuk menjawab tujuan pertama dilakukan analisis uji beda variabel bebas (Independent Sampling T-Test), Sementara untuk mengetahui pengaruh faktor produksi dalam penelitian ini digunakan analisis regresi berganda dalam bentuk logaritma (Tarmizi dan Sumodiningrat, 1989; Suryo Wardani, 1995)..

Model yang digunakan adalah fungsi produksi Cobb-Douglas, dimaksudkan untuk menganalisis apakah terdapat hubungan antara produksi padi sebagai variable terikat dengan input produksi sebagai faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umum dapat digambarkan sebagai berikut :

Y = b0X1 b1 ...b9 X9

(3)

Jurnal Seagri Vol. 3 No. 01 Februari 2016 ISSN : 239-1111 Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah petani dalam kategori usia produktif tua antara (antara 45-59 tahun) pada usahatani padi organik dan anorganik adalah sebanyak 65,00%, sementara pada usia produktif muda tidak ada yang menggeluti usahatani padi. Sementara dari tingkat pendidikan formal, hasil penelitian menunjukkan 41,67% dari jumlah responden adalah berpendidikan SD/sederajat, sementara terkecil adalah pada tingkat pendidikan SMP yaitu mencapai 25%.

Jumlah anggota keluarga pada petani padi responden di kota Batu terbanyak adalah berada antara 3 sampai dengan 4 anggota keluarga dimana terdapat 63,33% responden, sedangkan jumlah petani yang memiliki anggota keluarga 5 atau lebih hanya 3,33%. Hasil penelitian mengenai penguasaan lahan petani responden diketahui bahwa 85,00% status kepemilikan lahan petani padi responden adalah berstatus milik sendiri, sedangkan sisanya adalah berstatus sewa sebesar 15,00%. Kemudian dari penguasaa lahan sebagian besar atau 63,33% petani responden penguasaan lahan kurang dari setengah hektar.

Input Usahatani Padi Organik dan Anorganik

Tabel 3.1. Penggunaan Rata-Rata Input Produksi Usahatani Padi Organik dan Anorganik di Kota Batu

Input Produksi Organik Anorganik

Dari tabel 3.1. menunjukkan bahwa pemakaian pupuk KCL pada usahatani padi organik adalah nol atau tidak menggunakan, sadangkan pada usahatani padi anorganik mencapai 9,94 Kg/Ha. Dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan input produksi pada usahatani padi organik di kota Batu masih menggunakan bahan kimia dan belum murni usahatani padi organik.

Output Usahatani Padi Organik dan Anorganik

Tabel 3.2. Output Usahatani Padi Organik dan Anorganik di Kota Batu

Output Organik Anorganik

Produksi (Kg/Ha) 5.462,17 5.526,65

Harga Output (Rp/Kg) 2.941,67 2.645,00

Sumber : Data Primer (2016)

Berdasarkan tabel 3.2. output yang diterima pada usahatani padi anorganik dikota Batu lebih besar jika dibandingkan dengan usahatani padi organik, dari output produksi, selisih antara usahatani organik dan anorganik sebesar 64,48 Kg/Ha lebih besar output usahatani padi organik, sedangkan harga selisih Rp.296,67,- /Kg lebih mahal padi organik.

Hasil Analisis Uji Beda Pendapatan

Bahwa rata-rata produksi perhektar untuk usahatani padi organik adalah sebesar 5.462,17 Kg/ha dengan harga jual Rp.2.941,67,-/kg sementara pada usahatani padi anorganik adalah sebesar 5.526,65 Kg/ha. dengan harga jual sebesar Rp 2.645,00/kg sehingga diperoleh penerimaan rata-rata sebesar Rp 16.067.889,-/ha pada usahatani padi organik dan Rp. 14.617.995,-/ha pada usahatani padi anorganik.

Dapat disimpulkan bahwa penerimaan usahatani padi organik adalah lebih besar dari pada usahatani padi anorganik dengan selisih penerimaan sebesar Rp 1.449.895,-/Ha.

Tabel 3.3. Hasil Analisis Uji Beda dan Pendapatan antara Usahatani Padi Organik dengan Anorganik di Kota Batu

Uraian Pendapatan

(4)

Jurnal Seagri Vol. 3 No. 01 Februari 2016 ISSN : 239-1111

Sig (Levene's Test for Equality of Var) 0,877

T-Value 2,780

Sumber : Data Primer (2016)

Dari tabel 3.3. pada kolom Sig (Levene's Test for Equality of Variances) nilai sig pada pendapatan adalah sebesar 0,877 atau lebih dari 0,05 yang menunjukkan bahwa data homogen. Nilai signifikansi t hitung pada uji beda pendapatan adalah sebesar 0,007 dimana kurang dari 0,05 yang artinya terdapat perbedaan nyata antara pendapatan usahatani padi organik dengan anorganik, perbedaan tersebut sebesar Rp 1.860.800,19/ha lebih besar pendapatan usahatani padi organik.

Hasil Analisis Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi di Kota Batu Tabel 3.4 : Hasil Analisis Regresi Faktor Produksi Usahatani Padi di Kota Batu

Model C T Sig. VIF

Dari hasil analisis dalam tabel 3.4 maka dapat diperoleh model persamaan sebagai berikut:

LY = 2,254 + 0,862L X1 + 0,006LX2 + 0,021LX3 - 0,001LX4 + 0,023LX5 + 0,018LX6 + 0,098LX7 + 0,093LX8 + 0,076LX9

Maka dari persamaan tersebut menunjukkan bahwa adanya pengaruh faktor produksi terhadap produksi usahatani padi di kota Batu. hasil estimasi data dalam model regresi terdapat nilai konstanta sebesar 2,254 yang bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa, tingkat nilai rata-rata produksi padi berkecenderungan naik ketika variabel penjelas tetap.

Hasil uji F pada tabel 3.4 diperoleh nilai F hitung adalah sebesar 17,073 dengan probabilitas yang diperoleh adalah sebesar 0,000 atau kurang dari 0,05 pada tingkat kepercayaan sebesar 95% sehingga dapat diartikan secara simultan, variabel dalam model berpengaruh terhadap produksi. Sementara dari hasil uji statistik koefisien determinasi, dimana pada tabel 5.1 diperoleh nilai R-sq sebesar 0,754 yang artinya keragaman produksi usahatani padi dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen sebesar 75,40%, sedangkan sisanya 24,60% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak terdapat dalam model.

(5)

Jurnal Seagri Vol. 3 No. 01 Februari 2016 ISSN : 239-1111 peningkatan jumlah benih sebesar 10,00 %, maka terjadi peningkatan produksi padi sebesar 8,62 %. Dengan asumsi faktor lain dianggap tetap dan sebaliknya. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ramli dengan judul Analisis efisiensi faktor produksi padi sawah dalam rangka ketahanan pangan di Desa tumpatan Kecamatan Beringin kab. Deli serdang, yang menyatakan bahwa bibit mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap produksi padi dengan dasar kepercayaan 95%. Nilai signifikan variabel bibit = 0,000 lebih kecil dari toleransi 5% (0,05).

Hasil regresi pada tabel 3.4, diperoleh nilai koefisien untuk variabel pupuk NPK (X6) adalah 0,018 dengan nilai signifikansi sebesar 0,038 atau lebih kecil dari 0,05. Dimana pupuk NPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi padi di kota Batu pada tingkat kepercayaan 95%. Sehingga dapat diartikan setiap adanya peningkatan jumlah pupuk NPK sebanyak 10,00%, maka terjadi peningkatan produksi padi sebesar 0,18 %. Dan sebaliknya jika, dengan asumsi faktor lain dianggap tetap. Sementara nilai koefisien untuk variabel pestisida (X7) adalah 0,98 dengan nilai signifikansi sebesar 0,023 atau lebih kecil dari 0,05. Dimana pestisida berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi padi di kota Batu pada tingkat kepercayaan 95%. Sehingga dapat diartikan setiap adanya peningkatan jumlah pestisida sebanyak 10,00%, maka terjadi peningkatan produksi padi sebesar 0,98%. Dan sebaliknya jika, dengan asumsi faktor lain dianggap tetap.

Hasil regresi pada tabel 3.4, menunjukkan nilai koefisien untuk variabel tenaga kerja (X8) adalah 0,93 dengan nilai signifikansi sebesar 0,002 atau lebih kecil dari 0,05, dimana tenaga kerja pertanian berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi padi di kota Batu pada tingkat kepercayaan 95%. Sehingga dapat diartikan setiap adanya peningkatan jumlah tenaga kerja 10,00%, maka terjadi peningkatan produksi padi sebesar 0,93%. Dan sebaliknya dengan asumsi faktor lain dianggap tetap.

Sementara variabel pupuk Kompos (X2), pupuk Urea (X3), pupuk TSP (X4) dan pupuk KCL (X5) tidak berpengaruh nyata terhadap produksi, karena nilai signifikansi yang diperoleh dari hasil analisis adalah lebih besar dari toleransi 0,05 atau 5%.

Pengaruh Pertanian Organik terhadap Produksi Padi

Variabel dummy menyatakan jenis usahatani petani padi responden berdasarkan teknis budidaya (1 = Organik, 0 = Anorganik). Hasil analisis fungsi produksi padi pada tabel 3.4 menunjukkan nilai koefisien atau elastisitas dummy (X9) sebesar 0,93, artinya produksi padi pada usahatani padi organik lebih rendah dibandingkan dengan usahatani padi anorganik. Diperoleh nilai signifikan sebesar 0,002 atau lebih kecil dari 0,05 pada tingkat kepercayaan 95%, yang artinya terdapat perbedaan produksi yang nyata antara pertanian organik dan anorganik di kota Batu.

Sesuai dengan hasil penelitian Rachmiyanti (2009), yang berjudul “Analisis Perbandingan Usahatani

Padi Organik dengan Padi Konvensional di Desa Bobojong, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, Jawa

Barat” disimpulkan bahwa dari segi tingkat produktivitas pada usahatani padi organik lebih rendah dibandingkan usahatani padi konvensional. Dimana tingkat produktivitas pada usahatani padi organik sebesar 5.753 kg/ha, sedangkan tingkat produktivitas usahatani padi konvensional sebesar 6.106 kg/ha.

4. KESIMPULAN

1. Hasil produksi yang diperoleh pada usahatani padi organik lebih rendah dari usahatani padi anorganik, pada usahatani padi organik rata-rata produksi yang dihasilkan adalah sebesar 5.462,17 Kg/Ha, sementara pada usahatani padi anorganik adalah sebesar 5.526,65 Kg/Ha. Sedangkan dari pendapatan yang diterima pada usahatani padi organik lebih besar dari usahatani padi anorganik, dimana pendapatan yang diperoleh dari usahatani padi organik adalah sebesar Rp. 6.383.992,-/Ha, sementara pada usahatani padi anorganik adalah Rp. 4.521.149,-/Ha. Hal tersebut disebabkan karena biaya pada usahatani padi anorganik lebih tinggi daripada usahatani padi organik sementara harga jual dan produksi lebih tinggi pada usahatani padi organik.

2. Secara bersama-sama atau simultan pengujian penelitian menunjukkan bahwa faktor produksi mempengaruhi produksi padi di Kota Batu. Secara individu pengujian terhadap hipotesis penelitian menunjukkan bahwa penggunaan benih, pupuk NPK, pestisida dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi. Sementara penggunaan pupuk kompos, Urea, KCL dan TSP tidak berpengaruh nyata terhadap produksi.

5. DAFTAR PUSTAKA

(6)

Jurnal Seagri Vol. 3 No. 01 Februari 2016 ISSN : 239-1111 Hasan Basri Tarmizi dan Gunawan Sumodiningrat. 1989. Pengaruh Penggunaan Faktor Produksi Terhadap Produksi, Pendapatan dan Distribusinya Pada Sawah Berpengairan dan Tanpa Pengairan, Berkala. Penelitian Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada (BPPS-UGM), Jilit 2,No.2A, Edisi 1989. hlm 359-375.

Rachmiyanti, 2009. Analisis Perbandingan Usahatani Padi Organik dengan Padi Konvensional di Desa Bobojong Kec. Mande, Kab. Cianjur. Skripsi, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Institutut Pertanian Bogor.

Gambar

Tabel 3.1. Penggunaan Rata-Rata Input Produksi Usahatani Padi Organik dan Anorganik di Kota Batu Input Produksi
Tabel 3.4 : Hasil Analisis Regresi Faktor Produksi  Usahatani Padi di Kota Batu Model (Constant)

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti menemukan suatu metode yaitu, Metode IMPROVE (Introducing the new concept, Metacognitive questioning, Practicing, Reviewing and reducing difficulties,

Tujuan penulisan makalah adalah untuk menentukan interval waktu pemeliharaan pencegahan kegagalan dengan melakukan optimasi jadwal penggantian komponen atau suku cadang

dari PPCI dengan mengembalikan fungsi kontraktilitas jantung sehingga menjadi solusi masalah jeda waktu terhadap terapi pada IMA serta mencegah cedera reperfusi dengan

Pengaruh urea terhadap peningkatan konsentrasi nitrit dan nitrat dalam sampel tanah pupuk kompos disebabkan karena kandungan nitrogen dari urea akan diubah menjadi amonium

a) Dengan diberikannya amnesty secara umum kepada para actor kejahatan 1974 – 1999 yang telah diklasifikasikan sebagai kejahatan berat (kejahatan terhadap

dari atau kerugian atas barang atau setiap kehilangan atau biaya yang diakibatkan atau timbul dari kerugian tersebut atau akibat kerugian yang diderita oleh

Keenam, Setiap orang berhak untuk menggunakan semua upaya hukum nasional dan forum internasional atas semua pelanggaran hak asasi manusia yang dijamin oleh hukum Indonesia dan hukum

Penulis tertarik memilih bidang penelitian terhadap teknik repetisi sebagai suatu teknik pembelajaran siswa di sekolah dengan alasan teknik repetisi memiliki keunggulan yang