Periodisasi
Sejarah Islam
Secara Umum
Periode Klasik
(tahun
650M-1250M)
Periode
Pertengahan
(1250M-1800M)
Periode
5 Fase umat Islam berdasarkan Hadits
1.
“Periode
an-Nubuwwah
(kenabian) akan berlangsung pada kalian dalam beberapa
tahun, kemudian Allah mengangkatnya,
2.
setelah itu datang periode
khilafatun ‘ala minhaj an-Nubuwwah
(kekhalifahan
atas manhaj kenabian), selama beberapa masa hingga Allah ta’aala mengangkatnya,
3.
kemudian datang periode
mulkan aadhdhon
(penguasa-penguasa yang menggigit)
selama beberapa masa,
4.
selanjutnya datang periode
mulkan jabbriyyan
(penguasa-penguasa yang
memaksakan kehendak) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah
ta’aala,
Karakteristik Abad 20
•
Prestasi gemilang di bidang sains dan tekhnologi
•
Pada tahun 1903 manusia bisa membuat pesawat
•
Manusia pertama turun di bulan tahun 1969
•
Ditemukan teori-teori; Darwin, Relativisme, Kloning,
filsafat dll.
•
Kemajuan di berbagai bidang mulai berkembang pesat
•
Menipisnya perhatian manusia kepada agama
GERAKAN PEMBAHARUAN
ISLAM
•
MESIR
•
SURIAH
•
AFGANISTAN
•
SAUDI ARABIA
Pembaharu Ada Setiap
Zaman
(
ىَلَع ِةَم
ل للااا ِاهِذَاه ِاال ل
ثَعلب َااي َاهَللااا َنِاإ
لدِدَج لااي لن َام ٍةَن َااس ِةَئا ِام ِل لااك ِس
لاأَر
ا َاهَنايِاد اَاه َاال )
MESIR
Tokoh-tokoh terkenal:
Muhammad Abduh
Hasan Al Banna
MUHAMMAD ABDUH
( 1849-1905M)
•
Syekh Muhammad Abduh lahir
pada tahun 1849 di desa
Mahallat Nasr dekat sungai Nil
Mesir, ayah beliau bernama
Abdul Hasan Khoirullah
(Turki) dan ibunya yang masih
mempumyai darah keturunan
dengan Umar Ibn Khattab.
Pada usia 13 tahun, beliau telah
mampu menghafal Al Qur’an.
AJARAN-AJARAN
MUHAMMAD ABDUH
•
Revolusi politik
Abduh berpandangan bahwa penyakit yang melanda negara-negara Islam
adalah adanya kerancuan pemikiran agama di kalangan umat Islam sebagai
konsekuensi datangnya peradaban Barat dan adanya tuntutan dunia Islam
modern. Selama beberapa abad di masa silam, kaum Muslimin telah
menghadapi kemunduran dan sebagai hasilnya mereka tidak mendapatkan
dirinya sebagai siap sedia untuk menghadapi situasi yang kritis ini
•
Pemurnian amal perbuatan umat Islam dari segala bentuk bid’ah
•
Pembaharuan dalam bidang pendidikan
•
Perumusan kembali ajaran Islam menurut pikiran modern
•
Strategi terhadap pengaruh Barat dan Nasrani
•
Kalimatnya yang terkenal:
HASAN AL BANNA (
1906-1949)
• Beliau adalah Hasan Ahmad Abdul Rahman Al-Banna, lahir di Kota Al-Mahmudiyah, di kawasan Delta Nil Wilayah Buhaira, Mesir, pada hari Ahad, tanggal 14 Oktober tahun 1906, beliau berasal dari keluarga desa yang sederhana yang di sebuah desa yang digelar desa “Syamsyirah”.
• Ayahnya seorang ulama besar di bidang Hadits pada masanya, yaitu Ahmad Abdur Rahman Al-Banna, diantaranya yang terkenal “Al Fath Ar Rabbany li Tartib Musnad Al-Imam Ahmad”. Disamping menulis kitab-kitab hadits, orang tua Hasan Al-Banna bekerja memperbaiki jam, dikenal dengan As Sa’ati
•
Pada usia belia beliau mendirikan perkumpulan Akhlaq Al
Adabiyah dg para pemuda lain
•
Beliau hafal quran usia 14 tahun, lalu melanjutkan kuliah di
Univ. Darul Ulum Cairo ( 1923-1927),
•
Kemudian beliau membentuk organisasi jamaah Ikhwanul
Muslimin tahun 1928 , merupakan organisasi terbesar dan
tersebar diseluruh dunia saat ini.
•
Beliau wafat dibunuh pada 12 Februari 1949 di Kairo oleh
penembak misterius yang oleh banyak kalangan diyakini
sebagai penembak ‘titipan’ pemerintah pada saat itu dibawah
pimpimnan perdana menteri JAMAL ABDUL NASIR
• Beliau adalah Hasan Ahmad Abdul Rahman Al-Banna, lahir di Kota Al-Mahmudiyah, di kawasan Delta Nil Wilayah Buhaira, Mesir, pada hari Ahad, tanggal 14 Oktober tahun 1906, beliau berasal dari keluarga desa yang sederhana yang di sebuah desa yang digelar desa “Syamsyirah”.
• Ayahnya seorang ulama besar di bidang Hadits pada masanya, yaitu Ahmad Abdur Rahman Al-Banna, diantaranya yang terkenal “Al Fath Ar Rabbany li Tartib Musnad Al-Imam Ahmad”. Disamping menulis kitab-kitab hadits, orang tua Hasan Al-Banna bekerja memperbaiki jam, dikenal dengan As Sa’ati
•
Pada usia belia beliau mendirikan perkumpulan Akhlaq Al
Adabiyah dg para pemuda lain
•
Beliau hafal quran usia 14 tahun, lalu melanjutkan kuliah di
Univ. Darul Ulum Cairo ( 1923-1927),
•
Kemudian beliau membentuk organisasi jamaah Ikhwanul
Muslimin tahun 1928 , merupakan organisasi terbesar dan
tersebar diseluruh dunia saat ini.
•
Beliau wafat dibunuh pada 12 Februari 1949 di Kairo oleh
penembak misterius yang oleh banyak kalangan diyakini
Maka mulailah Hasan al Banna dengan
dakwahnya. Dakwah mengajak manusia
kepada Allah, mengajak manusia untuk
memberantas kejahiliyahan (kebodohan).
Dakwah beliau dimulai dengan menggalang
beberapa muridnya. Kemudian beliau
berdakwah di kedai-kedai kopi. Hal ini beliau
lakukan teratur dua minggu sekali. Beliau
dengan perkumpulan yang didirikannya
“Al-Ikhwanul Muslimun,” bekerja keras siang
malam menulis pidato, mengadakan
pembinaan, memimpin rapat pertemuan.
Dakwahnya mendapat sambutan luas di
kalangan umat Islam Mesir. Tercatat kaum
muslimin mulai dari golongan buruh,petani,
usahawan, ilmuwan, ulama, dokter
Pemikiran-pemikiran
Hasan Al Banna
•
Mengedepankan persaudaraan islam
•
Perbedaan pendapat dalam madzhab
agama bukanlah faktor pemecah
belah umat, namun saling
menghormati, bersatu dan
bekerjasama.
•
Ikhwanul Muslimin adalah dakwah
yang umum yang tidak dinisbatkan
kepada kelompok tertentu, tidak pula
terikat dengan satu pendapat tertentu.
•
Fokus pada perbaikan individu,
keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara hingga terbentuknya sistem
islam yang mendunia.
Al Jihad Sabiluna ( jihad jalan juang
kami)
Al Mautu fi Sabilillah Asmaa
Karya karya Imam Syahid
Hasan Al Banna
•
Secara umum karya tulis beliau tidaklah banyak, suatu hari
beliau pernah ditanya,” Mengapa anda tdak menulis buku,?”
Beliau menjawab,” Saya “menulis’ manusia. ( membetuk
karakter manusia menjadi luhur lebih penting ).
•
Beberapa karya tulis beliau:
•
Risalatu at ta’lim, merupakan arahan-arahan bagi anggota yang
baru masuk dalam organisasi Ikhwanul Muslimin
•
Risalah jihad
•
Al Matsurat, kumpulan dzikir pagi dan petang
10 Wasiat Hasan Al Banna
1.
Bangunlah segera untuk melakukan sholat apabila mendengar adzan walau bagaimanapun
keadaannya.
2.
Baca, Telaah dan dengarkan Al-Quran atau dzikirlah kepada Allah dan janganlah engkau
menghambur-hamburkan waktumu dalam masalah yang tidak ada manfaatnya.
3.
Bersungguh-sungguhlah untuk bisa berbicara dalam bahasa Arab dengan fasih.
4.
Jangan memperbanyak perdebatan dalam berbagai bidang pembicaraan sebab hal ini semata-mata
tidak akan mendatangkan kebaikan.
5.
Jangan banyak tertawa sebab hati yang selalu berkomunikasi dengan Allah (dzikir) adalah tenang
dan tentram.
6.
Jangan bergurau karena umat yang berjihad tidak berbuat kecuali dengan bersungguh-sungguh
terus-menerus.
7.
Jangan mengeraskan suara di atas suara yang diperlukan pendengar, karena hal ini akan
mengganggu dan menyakiti.
8.
Jauhilah dari membicarakan kejelekan orang lain atau melukainya dalam bentuk apapun dan
jangan berbicara kecuali yang baik.
9.
Berta’aruflah dengan saudaramu yang kalian temui walaupun dia tidak meminta, sebab prinsip
dakwah kita adalah cinta dan ta’awun (kerja sama).
10.
Pekerjaan rumah kita sebenarnya lebih bertumpuk dari pada waktu yang tersedia, maka
Sayyid Qutub ( 1906-1966)
Sayyid Qutb adalah seorang penulis,
pendidik, penyair, pemikir, dan sekaligus
menjadi ideolog Jamaah Ikhwanul Muslimin,
sesudah kematian Hassan al- Banna, tahun
l948. Sayyid Qutb menjadi pengarah dan
pembimbing bagi generasi Ikhwan berikutnya
dengan buku-bukunya yang sangat
monumental. Seperti Ma'alam fi-l-Thariq dan
Tafsir Fi Zillalil Qur'an.
Sayyid Qutb salah satu mata-air dan
"inspirator "
besar bagi kebangkitan Islam
kontemporer. Bersama dengan Abul A’la
Maududi, pendiri Jamaat al Islami, dan
•
Quthb menghabiskan lebih setengah tahun, di Greeley ,
Colorado, Amerika, mempelajari kurikulum di Colorado
State Teachers College, tahun l949, saat ia dikirim oleh
Departemen Pendidikan Mesir, yang sekarang menjadi
Universitas Northern Colorado.
•
Apa yang ia dilihat mendorongnya mengutuk Amerika yang
sangat materialistik, tempat manusia menyembah materi
• Qutb meninggalkan Amerika, saat ia melihat bagaimana rakyat Amerika berpesta-pora, di mana kabar merebak tentang kematian pemimpin Jamaah Ikhwanul Muslimin, Hasan al-Banna, yang tewas ditembak mati oleh seorang opsir yang menjadi kaki tangan Raja Farouk, antek penjajah Inggris.
• Lalu, Qutb ingin tahu, siapa sebenarnya Hasan al-Banna, yang mendapatkan perhatian masyarakat Amerika, saat peristiwa terbunuhnya pemimpin Jamaah Ikhwan, kemudian membuat rakyat Amerika eforia (bergembira). Sekembalinya ke Mesir dari Amerika, Qutb lebih banyak membaca tentang tulisan yang dimuat di surat kabar, majalah, dan berbagai cerita tentang Ikhwan, sampai kemudian Sayyid Qutb bergabung dengan Ikhwan.
Sayyid Qutb menulis 24 buku, termasuk kritik novel, seni sastra , bekerja di bidang
pendidikan, ia paling dikenal di dunia Muslim karyanya yang dia yakini memiliki pengaruh di dalam kehidupan sosial dan politik Islam , khususnya bukunya tentang Keadilan Sosial Dalam Islam, Ma'alim fi-l-Thariq, dan Fi Zillali Qur'an, yang ditulisnya saat berada
Sayid Qutub Dihukum
Mati
• Raja Faisal bin Abdul Aziz ketika mendengar bahwa Sayyid Quthb akan dihukum mati, segera mengirimkan telegram kepada Jamal ABdun Nashir tanggal 28 Agustus 1966. Raja Faisal berharap Abdun Nashir tidak menjatuhkan hukuman mati kepada Sayyid Quthb. Sami Syaraf menyerahkan telegram Raja Faisal sore harinya kepada Andun Nashir, lalu Abdun Nashir berkata kepada Sami Syaraf, “Laksanakan hukuman mati besok pagi saat fajar dan berikan kepadaku telegram setelah pelaksanaan eksekusi mati.” Abdun Nashir kirim
telegram balasan kepada Raja Faishal dan menjelaskan telegram itu sampai kepadanya setelah pelaksanaan eksekusi mati. Pelaksanaan hukuman mati terhadap Sayyid Quthb dilakukan sebelum terbit fajar hari Senin, 29 Agustus 1966.
•
Rasyid Ridha adalah murid Muhammad ‘Abduh yang terdekat. Ia
lahir pada tahun 1865 di al-Qalamun, suatu desa di Lebanon yang
letaknya tidak jauh dari kota Tripoli (Suria). Menurut keterangan, ia
berasal dari keturunan al-Husain, cucu Rasulullah. Semasa kecil, ia
belajar di sebuah sekolah tradisional di al-Qalamun untuk belajar
menulis, berhitung dan membaca al-Qur’an. Pada tahun 1882, ia
meneruskan pelajaran di al-Madrasah al-Wataniah al-Islamiyyah
(Sekolah Nasional Islam) di Tripoli. Sekolah ini didirikan oleh
al-Syaikh Husain al-Jisr, seorang ulama Islam yang telah dipengaruhi
oleh ide-ide modern. Di Madrasah ini, selain dari bahasa Arab
diajarkan pula bahasa turki dan Perancis, dan di samping
•
Rasyid Ridha meneruskan pelajarannya di salah satu sekolah agama yang
ada di Tripoli. Namun hubungan dengan al-Syaikh Hussein al-Jisr berjalan
terus dan guru inilah yang menjadi pembimbing baginya di masa muda.
Selanjutnya ia banyak dipengaruhi oleh ide-ide Jamaluddin al-Afghani dan
Muhammad ‘Abduh melalui majalah
al-Urwah al-Wutsqa.
Ia berniat untuk
menggabungkan diri dengan al-Afghani di Istambul, tetapi niat itu tidak
terwujud. Sewaktu Muhammad ‘Abduh berada dalam pembuangan di Beirut,
ia mendapat kesempatan baik untuk berjumpa dan berdialog dengan murid
utama al-Afghani itu. Pemikiran-pemikiran pembaruan yang diperolehnya
dari al-Syaikh Hussain al-Jisr dan yang kemudian diperluas lagi dengan
ide-ide al-Afghani dan Muhammad ‘Abduh amat mempengaruhi jiwanya.
•
Beberapa bulan kemudian ia mulai menerbitkan majalah yang termasyhur,
•
Rasyid Ridha melihat perlunya diadakan tafsir modern dari
al-Qur’an, yaitu tafsir yang sesuai dengan ide-ide yang dicetuskan
gurunya. Ia selalu menganjurkan kepada gurunya, Muhammad
‘Abduh, supaya menulis tafsir modern. Karena selalu didesak,
‘Abduh akhirnya setuju untuk memberikan kuliah mengenai tafsir
al-Qur’an di al-Azhar. Kuliah-kuliah itu dimulai pada tahun 1899.
Keterangan-keterangan yang diberikan gurunya oleh Rasyid Ridha
dicatat untuk selanjutnya disusun dalam bentuk karangan teratur.
Apa yang ia tulis ia serahkan selanjutnya kepada guru untuk
PEMIKIRAN MUHAMMAD
ABDUH
•
Penyimpangan agama dan bidah adalah penyebab kemunduran umat.
•
Kembali kepada ajaran islam yang benar sesuai Al Qur’an dan
hadits.
•
Ijtihad dalam agama, ucapan beliau”
ABUL A’LA AL MAUDUDI
•
Namanya adalah Abul al-A’la al-Maududi,
lahir pada tahun 1903 di kota Aurangabad
di wilayah Haidar Abad (India).
•
Pendidikan pertamanya dari ayahnya Abu
Hasan, lalu memasukkan ke madrasah Al
Fauwqanyah dan melanjutkan ke Darul
Ulum.
•
Pada usia 17 thn ia telah menguasai 4
bahasa: Arab, Inggris, Persia dan Urdhu.
•
Menjadi pemred surat kabar pada tahun
1920, yaitu surat kabar Taj Al Muslim dan
Al Jam’iyyat
PEMIKIRAN AL MAUDUDI
•
Pada tahun 1941 Al Maududi mendirikan partai JI (Jamaat al Islami)
sebagai bentuk dari keinginan gerakannya.
•
Pemikirannya ingin mengembalikan sitem ajaran islam seperti yang telah
terjadi pada masa Rasulullah, diantara ajaran beliau adalah:
•
Islam adalah suatu agama yang paripurna, lengkap dengan petunjuk untuk
mengatur semua segi kehidupan manusia, termasuk kehidupan politik. Oleh
karenanya, dalam bernegara umat Islam tidak perlu meniru sistem Barat, cukup
kembali kepada sistem Islam dengan menunjuk kepada pola politik sesama
Khulafa Urrasyidin. Maududi beranjak dari konsepnya tentang Tuhan (Tauhid).
Tidak ada yang menyerupai Tuhan sebagai pencipta dan pengatur. Tak seorang
pun yang berhak mengatakan berlakunya suatu aturan atau mengeluarkan
JAMALUDDIN AL AFGHANI (1839-1897)
•
Jamaluddin al-Afghani dilahirkan di
As’adabad, dekat Kanar di Distrik
Kabul, Afghanistan, pada tahun 1838
(1254 H). Al-afghani menghabiskan
masa kecilnya di Afghanistan, namun
banyak berjuang di Mesir, India
•
Pada usia 8 tahun Al-Afghani telah memperlihatkan kecerdasan yang luar bi asa.
Di masa kecilnya itu Ia mendapatkan pendidikan dasar di Kabul kemudian di
Iran, dan di usia 18 tahun hampir semua cabang ilmu dikuasai. Ia tekun
mempelajari bahasa Arab, hukum, sejarah, kedokteran, matematika, astronomi,
filsafat, fiqh dan lain-lain. Sehingga Al-Afghani dikenal se bagai profil jenius
yang penguasaan terha dap ilmu pengetahuan seperti ensiklopedia.
•
Dia juga pernah hidup dan menuntut ilmu di Irak kemudian pindah ke India. Di
sinilah muncul pemikirannya untuk memperbaharui kehidupan dunia Islam dan
menyatukan umat Islam, berawal dari rasa ibanya terhadap penderitaraan rakyat
India atas penindasan yang dilakukan kolonialis Inggris di sana. Ia
menyaksikan penderitaan rakyat India yang luar biasa atas penjajahan bangsa
itu. Pada waktu itu Inggris telah memainkan peranan memecah belah umat
muslim India dan terjadi pengkotakkan antara muslim pro Inggris dan anti
Inggris. Di sinilah Jamaluddin Al Afghani tumbuh pemikiran untuk
Pemikiran Al Afghani
•
Pemikirannya tentang Pan-Islamisme, yang mengajarkan,
agar semua umat Islam seluruh dunia bersatu, dalam
sebuah Khalifah, untuk membebaskan mereka dari
perbudakan bangsa asing.
•
Kelezatan ruhani dengan kedekatan kepada Allah
•
Kesempurnaan Islam dalam setiap bidang termasuk
politik
•
Mengedepankan akhlak mulia
•
Mendirikan majalah Al Urwatul Wutsqa, pada tahun
1884. sebagai wadah untuk menuangkan pemikirannya
•
Di samping majalah Al-‘Urwah al- Wusqa Al-Afghani
juga menulis banyak buku dan artikel. Di antaranya ialah
Bab ma Ya’ulu Ilaihi Amr al-Muslimin(Pembahasan
tentang Sesuatu Yang Melemahkan Orang-Orang Islam),
Makidah asy-Syarqiyah (Tipu Muslihat Orientalis),
•
Al-Afghani berpendapat bahwa kemunduran umat Islam
disebabkan antara lain karena umat telah meninggalkan
ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya. Ajaran qada dan qadar telah
berubah menjadi ajaran fatalisme yang menjadikan umat
menjadi statis. Sebab-sebab lain adalah perpecahan di
kalangan umat Islam sendiri, lemahnya persaudaraan antara
umat Islam dan lain-lain. Untuk mengatasi semua hal itu antara
lain menurut pendapatnya ialah umat Islam harus kembali
kepada ajaran Islam yang benar, mensucikan hati, memuliakan
akhlak, berkorban untuk kepentingan umat, pemerintah
otokratis harus diubah menjadi demokratis, dan persatuan umat
Islam hars diwujudkan sehingga umat akan maju sesuai
Pengaruh Al Afghani
•
Ide pembebasan dari kendali barat, merupakan tujuan perjuangan politik
Al-Afghani yang paling populer. Ucapan-ucapan Al-Al-Afghani banyak dikutip oleh
kaum modernis Islam, nasionalis, maupun Islam kontemporer yang mendukung
kebebasan
•
Letak kebesaran Al-Afghani bukanlah sebagai pemikir, meskipun dalam
pemikiran itu ia tetap sangat penting karena ia menunjukkan pandangan masa
depan yang jauh dan daya baca zaman yang tajam. Kebesarannya terletak
terutama dalam peranannya sebagai pembangkit kesadaran politik umat Islam
menghadapi barat, dan pemberi jalan bagaimana menghadapi arus modernisasi
dunia ini. Adalah Muhammad Abduh, muridnya yang paling utama yang
SAUDI ARABIA
Muhammad Bin Abdul Wahhab (1703-1787)
• Dengan demikian nasabnya adalah Muhammad bin Abdul Wahab bin Sulaiman bin Ali Ahmad bin Rasyid bin Buraid bin Muhammad bin Buraid bin Musyaraf. Dia dilahirkan di daerah Uyainah pada tahun 1115 H. terletak di wilayah Yamamah yang masih bagian dari Nejd. Uyaiyah berada di arah barat laut dari kota Riyad yang berjarak sekitar 70 km. Dia tumbuh di lingkungan keluarga yang cinta ilmu. Ayahnya adalah seorang ulama besar Negara yang memegang jabatan peradilan di beberapa daerah. Kakeknya syaikh Sulaiman bin Ali adalah seorang ulama terkemuka dan juga imam dalam ilmu fiqih. Jabatan lain yang juga diemban Syaikh Sulaiman adalah sebagai mufti Negara. Di bawah bimbingannya, lahir
sejumlah ulama dan para murid yang tersebut di seluruh semenanjung Arab. Maka wajar jika kemudian lahir seorang keturunan yang faqih dan alim pula. Muhammad bin Abdul Wahab hafal Al-qur’an sebelum usianya mencapai 10 tahun. Ia belajar fiqih dan hadits dengan ayahnya sendiri, dan belajar tafsir dari guru-guru dari berbagai negeri, terutama di Madinah Al-Munawaroh serta memahami tauhid dari Al-qur’an dan Sunnah.