Metode pengukuran timbulan / komposisi sampah
METODE PENGUKURAN TIMBULAN-KOMPOSI SAMPAH KOTA
• Timbulan
• Komposisi
• Karakteristik
• 8 hari berturut-turut dan 2 musim
a. Pemilihan dan jumlah sampel
• Prinsip acak (random): setiap anggota populasi berkesempatan sama untuk menjadi sampel
sesuai strata stratified: geografi, administratif, social-ekonomi, dsb
proporsional terhadap strata yang ditentukan
• Jumlah sampel: 10% dari populasi (kalau bisa) metode sampling n = σ2/σx2
menggunakan metode SNI Indonesia, paling sering digunakan: n = Cd.Cj √ populasi
dari “jiwa” jadikan KK (rumah)
b. Titik sample: di Sumber: Rumah tangga (RT) dan non-RT
TPS, atau titik transfer dari gerobak ke truk pengangkut Pengolahan atau di TPA
c. Pengukuran timbulan di sumber RT
• Bagikan kantong plastik minimum 40 liter
• Setiap hari rutin diambil
• Catat jumlah jiwa per-rumah
• Bila langsung diukur apa adanya l/orang/hari dan kg/orang/hari, densitas dinyatakan sebagai as-received
• Bila diukur menggunakan SNI, kotak sampling 40 liter
gunakan kotak sampling 40 liter (35 cm x 35 cm x 40 cm) angkat 20 cm, lalu jatuhkan, lakukan 3 x
diperoleh l atau kg/orang/hari, dengan densitas di sumber
• Bila diukur menggunakan SNI, kotak sampling 500 liter (simulasi gerobak) gunakan kotak sampling 500 liter (100 cm x 50 cm x t=100 cm) angkat 20 cm, lalu jatuhkan, lakukan 3 x
diperoleh l atau kg/orang/hari, dengan densitas gerobak
• Hasil seluruh data sampel selama 8 hari, ambil hanya 7 hari, akan diperoleh: rata-rata RT: l atau kg/orang/hari, dengan standard deviasi
• Bila rata-rata tsb x jumlah penduduk, diperoleh m3 atau ton per-hari sampah dari permukiman
d. Pengukuran timbulan di sumber non-RT
• Prinsip = rumah tangga, tetapi dengan kantong plastik yangsesuai kebutuhan
• Timbulan sampah dapat dinyatakan sebagai: l atau kg per-unit-satuan perhari unit satuan: m’ (jalan), m2 (pasar, industri, dsb), pe-pelajar, per-produk industri (yard kain, ton barang, …), per-tempat tidur (hotel, RS)
• Bila langsung diukur apa adanya l/unit/hari dan kg/unit/hari, densitas dinyatakan sebagai as-received
Metode pengukuran timbulan / komposisi sampah
angkat 20 cm, lalu jatuhkan, lakukan 3 x
diperoleh l atau kg/unit/hari, dengan densitas gerobak
• Hasil seluruh data sampel selama 8 hari, ambil hanya 7 hari, akan diperoleh: sampah non-RT: l atau kg/unit/hari, dengan standard deviasi
• Bila rata-rata tsb x jumlah unit, diperoleh m3 atau ton per-hari sampah dari non-permukiman
e. Timbulan sampah kota: rekap pengukuran (c) dan (d)
• Total sampah kota (m3 atau ton per-hari): jumlah sampah permukiman + jumlah sampah non-permukiman, misalnya A
• Bila A dibagi jumlah penduduk kota, akan diperoleh y liter atau kg
per-ekivalen penduduk per-hari, atau dikenal sebagai MSW = liter atau kg/cap-day
• Cara lain bila sulit untuk mendapatkan data jenis dan jumlah unit sumber non-RT di kota tsb, dengan asumsi:
• Asumsi porsi sampah RT terhadap totral sampah kota, atau diambil dari nilai data sebelumnya, atau diambil dari nilai dari kota yang sejenis, misalnya 60%
• Maka total sampah kota adalah = total sampah RT : 0,60
f. Pengukuran timbulan di TPS
• Menentukan lokasi TPS yang akan dijadikan titik sampel dengan pendekatan yang sama seperti di atas: acak, terstratifikasi dan proporsional
• Jumlah sampel gerobak dari sebuah TPS juga ditentukan seperti di atas
• Ukur volume sampah dalam gerobak demikian juga beratnya
• Bila sulit mengukur semua sampah dalam gerobak, maka ukur sebagian saja, misalnya ¼-nya, dengan catatan berat sampah yang akan diukur adalah benar-benar mempunyai volume ¼ gerobak
• Dapatkan data KK yang dilayani oleh gerobak tersebut. Mungkin gerobak yang sama melayani KK yang berbeda setiap harinya
• Dapatkan rata-rata jiwa per-KK
• Dari sana akan diperoleh data rata-rata timbulan sampah: liter atau kg/orang/hari
• Hal yang sama dilakukan pada gerobak atau mobil pengumpul lainnya yang melayani sumber non-RT
• Jumlah timbulan sampah kota atau rata-rata MSW dihitung dengan cara seperti di atas
g. Pengambilan sampel untuk komposisi dan karaketeristik
• Sampel untuk timbulan dan atau karakteristik biasanya dilakukan di TPS atau di TPA
• Bila metodenya adalah sampling dari rumah ke rumah, maka seluruh sampel terkumpul diangkut dengan gerobak ke TPS, lalu sampah tsb dituang di pelataran datar dengan alas plastik, diaduk agar merata
• Bila metodenya adalah sampling dari gerobak, maka sampah dalam gerobak setelah tiba di TPS kemudian dituang di pelataran datar dengan alas plastik
Metode pengukuran timbulan / komposisi sampah
berlabel keterangan, tanggal, nomor, dsb, untuk dibawa ke laboratorium guna analisa karakteristik
• Sampel sampah semula (500 liter setelah diambil sampel untuk karakteristik), lalu timbang (misalnya X kg)
• Lalu dipilah berdasarkan komponen (komposisi) penyusunnya: sisa makanan, kertas, plastik dsb. Kalau perlu masing-masing jenis komponen tsb dipilah lagi lebih detail, kalau perlu dipilah mana bagian plastik yang bisa didaur-ulang. Biasanya ini melibatkan pemulung yang sudah terbiasa.
• Masing-masing komponen komposisi tsb kemudian ditimbang. Akan ada bagian yang sulit terindentifikasi, misalnya abu dan bagian hilang lainnya. Maka komponen terakhir dari komposisi biasanya dinyatakan sebagai “dan lain-lain”, dengan total semua tetap = X kg
• Berat masing-masing komposisi tsb kemudian ditimbang, atau bila akan diukur volume-nya, gunakan metode SNI wadah 40 liter. Nyatakan hasilnya dalam: % berat basah, atau % volume (densitas sumber)
Bandung, 7 September 2007