• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN DAN PEMAMFAATAN ENERGI TERB (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN DAN PEMAMFAATAN ENERGI TERB (1)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN DAN PEMAMFAATAN

ENERGI TERBARUKAN DALAM MENUNJANG PEREKONOMIAN

NASIONAL

I. PENDAHULUAN

Kehidupan manusia tidak terpisahkan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangannya sangat signifikan dan masif ditandai dengan ditemukannya Mesin uap di abad ke 18 oleh James Watt yang mengawali kegiatan industrialisasi yang memproduksi barang kebutuhan manusia secara masal.

Untuk kebutuhan kegiatan industrialisasi demi menunjang kebutuhan manusia dalam memenuhi dan meningkatkan kebutuhan hidupnya, manusia membutuhkan energi . Energi yang dibutuhkan ini bersandar kepada energi fosil yang ketersediaannya di alam terbatas. Kebutuhan manusia akan energi, seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan pertumbuhan jumlah penduduk semakin lama semakin bertambah sedangkan ketersediaannya di alam terbatas.

Bangsa indonesia, dalam upaya melaksanakan pembangunan nasional untuk memenuhi cita cita kemerdekaannya tidak lepas dengan kebutuhan akan energi. Sebagai bangsa yang memiliki Sumber Kekayaan Alam yang berlimpah, termasuk sumber minyak bumi.

Sumber : Data Kementrian ESDM

gambar 1. Data Cadangan dan Sebaran Minyak Bumi Indonesia

(2)

Dengan laju produksi minyak 1,3 juta barrel per hari, jumlah itu hanya mencukupi kebutuhane bahan bakar beberapa tahun ke depan.

Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Indonesia sebagai salah satu negara berkembang di dunia terus mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tersebut menimbulkan berbagai dampak terhadap aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek yang cukup terpengaruh dengan adanya pertambahan jumlah penduduk adalah penggunaan energi untuk menunjang kebutuhan hidup yang meliputi sektor industri, transportasi, rumah tangga, dan lain sebagainya. Semakin banyak penduduk yang berada di sebuah negara, semakin banyak pula energi yang dibutuhkan dan digunakan oleh negara tersebut.

Sumber : PERTAMINA

Gambar 2. Produksi Minyak Nasional vs Komsumsi BBM dan LPG

Sumber BPPT

(3)

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa konsumsi energi per sektor di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Konsumsi energi meningkat dari tahun 2000 sampai 2011. Sektor dengan konsumsi energi terbesar juga mengalami perubahan. Pada tahun 2000 sektor rumah tangga mendominasi konsumsi energi sebesar 38,8% yang kemudian disusul sektor industri sebesar 36,5%. Sedangkan pada tahun 2011 sektor industri menduduki posisi teratas yaitu sebesar 37,2% dan kemudian sektor rumah tangga sebesar 30,7%.

Sektor-sektor yang terdapat dalam gambar 3 di atas menggunakan berbagai jenis energi, seperti bahan bakar minyak atau BBM (avtur, avgas, bensin, minyak tanah, minyak solar, minyak diesel, dan minyak bakar), batubara, gas, elpiji (LPG), listrik, dan biomasa. Energi tersebut digunakan manusia untuk melakukan berbagai aktivitas yang menunjang kebutuhan hidupnya.

Sumber : BPPT

Gambar 4. Konsumsi energi per jenis pada tahun 2000-2011 dalam juta SBM

(4)

Pemanfaatan BBM sebagai energi di Indonesia sudah melewati batas wajar. Tiap tahun negara harus mengimpor BBM karena kebutuhan masyarakat yang tinggi sehingga memberi pengaruh yang buruk terhadap neraca perdagangan. Pada tahun 2011 neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit akibat impor migas yang tidak terkendali sebesar US$ 0,7 miliar, kemudian semakin parah pada tahun 2012 yaitu sebesar US$ 5,1 miliar. Bahkan pada Januari-Juli 2013 defisit migas sudah mencapai US$ 7,6 miliar. Pada tabel di bawah ini dapat diketahui bahwa ekspor migas di tahun 2012 lebih kecil daripada impor migas, demikian pula pada Januari-Juli tahun 2013. Ekspor migas juga masih kalah jauh jika dibandingkan dengan ekspor nonmigas yang berhasil mencapai surplus (tabel 1).

Tabel 1

(5)

terbarukan (EBT), bauran energi, pengelolaan batubara, gas bumi, harga subsidi energi, dan juga ketentuan pengurangan subsidi energi.

II. PEMBAHASAN

Indonesia memiliki Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang cukup besar diantaranya, mini/micro hydro sebesar 450 MW, Biomass 50 GW, energi surya 4,80 kWh/m2/hari, energi angin 3-6 m/det dan energi nuklir 3 GW. Data potensi EBT terbaru disampaikan Direktur Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi dalam acara Focus Group Discussiontentang Supply-Demand Energi Baru Terbarukan yang belum lama ini diselenggarakan Pusdatin ESDM.Saat ini pengembangan EBT mengacu kepada Perpres No. 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. Dalam Perpres disebutkan kontribusi EBT dalam bauran energi primer nasional pada tahun 2025 adalah sebesar 17% dengan komposisi Bahan Bakar Nabati sebesar 5%, Panas Bumi 5%, Biomasa, Air, Surya, dan Angin 5%, serta batubara yang dicairkan sebesar 2%. Untuk itu langkah-langkah yang akan diambil Pemerintah adalah menambah kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Mikro Hidro menjadi 2,846 MW pada tahun 2025, kapasitas terpasang Biomasa 180 MW pada tahun 2020, kapasitas terpasang angin (PLT Bayu) sebesar 0,97 GW pada tahun 2025, surya 0,87 GW pada tahun 2024, dan nuklir 4,2 GW pada tahun 2024. Total investasi yang diserap pengembangan EBT sampai tahun 2025 diproyeksikan sebesar 13,197 juta USD.

Upaya yang dilakukan untuk mengembangkan energi terbarukan :

1. Biomasa, mendorong pemanfaatan limbah industri pertanian dan kehutanan sebagai sumber energi secara terintegrasi dengan industrinya, mengintegrasikan pengembangan biomassa dengan kegiatan ekonomi masyarakat, mendorong pabrikasi teknologi konversi energi biomassa dan usaha penunjang, dan meningkatkan penelitian dan pengembangan pemanfaatan limbah termasuk sampah kota untuk energi.

(6)

3. Energi surya mencakup pemanfaatan PLTS di perdesaan dan perkotaan, mendorong komersialisasi PLTS dengan memaksimalkan keterlibatan swasta, mengembangkan industri PLTS dalam negeri, dan mendorong terciptanya sistem dan pola pendanaan yang efisien dengan melibatkan dunia perbankan.

4. Mikrohidro adalah dengan mengintegrasikan program pengembangan PLTMH dengan kegiatan ekonomi masyarakat, memaksimalkan potensi saluran irigasi untuk PLTMH, mendorong industri mikrohidro dalam negeri, dan mengembangkan berbagai pola kemitraan dan pendanaan yang efektif.

Untuk mendukung upaya dan program pengebangan EBT, pemerintah menerbitkan beberapa kebijakan dan regulasi yang mencakup Peraturan Presiden No. 5/2006 tentang Kebijakan Energi Nasional, Undang-Undang No. 30/2007 tentang Energi, Undang-undang No. 15/1985 tentang Ketenagalistrikan, PP No. 10/1989 sebagaimana yang telah diubah dengan PP No. 03/2005 Tentang Perubahan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik dan PP No. 26/2006 tentang Penyediaan & Pemanfaatan Tenaga Listrik, Permen ESDM No. 002/2006 tentang Pengusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Energi Terbarukan Skala Menengah, dan Kepmen ESDM No.1122K/30/MEM/2002 tentang Pembangkit Skala Kecil tersebar. Saat ini sedang disusun RPP Energi Baru Terbarukan yang berisi pengaturan kewajiban penyediaan dan pemanfaatan energi baru dan energi terbarukan dan pemberian kemudahan serta insentif.

Dalam penetapan konsepsi pengembangan dan pemamfaatan energi terbarukan dalam Pengembangan dan Pemamfaatan Energi Terbarukan dalam Menunjang Perekonomian Nasional, tidak dapat dilepaskan dari paradigma Nasional dan aspek aspek Panca Gatra :

A. Pancasila

(7)

air agar masyarakat dapat merasakan pembangunan nasional dalam mencapai dan mewujudkan kemajuan kesejahteraan umum yang merupakan cita cita kemerdekaan indonesia.

B. UUD NRI 1945

C. Wawasan Nusantara D. Ketahanan Nasional E. Kewaspadaan Nasional

III. SIMPULAN DAN SARAN IV. DAFTAR PUSTAKA

http://bem.feb.ugm.ac.id/kebijakan-energi-indonesia-solusi-kebutuhan-energi-dan-pengaruhnya-terhadap-keuangan-negara/

Gambar

gambar 1. Data Cadangan dan Sebaran Minyak Bumi Indonesia
Gambar 2. Produksi Minyak Nasional vs Komsumsi BBM dan LPG
Gambar 4. Konsumsi energi per jenis pada tahun 2000-2011 dalam juta SBM
Tabel 1Penggunaan energi yang tidak terkendali ini membuat pemerintah turut

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini dapat disampaikan di sini bahwasannya, 1 Dalam landasan implementasi pembelajaran matematika kurikulum 2013 dikarenakan materi yang kurang relevan atau

Sambutan Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional yang dibacakan oleh Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi

Hal ini hanya bisa terwujud kalau isi iklan bukan merupakan cerminan dari kehidupan glamor kelompok kecil masyarakat kaya atau pun masyarakat dunia pertama yang

Terdapat perbedaan asam amino yang mempengaruhi struktur permukaan protein selubung virus dengue serotipe 3 pada dua strain yang beredar di Surabaya.. Analisis

2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 Cakupan pembinaan dan fasilitasi (koordinasi, Bintek, advokasi dan sosialisasi) penyusunan pelaksanaan kebijakan Laporan

Modul Bahan Teknik Dasar merupakan perangkat pembelajaran untuk matakuliah Bahan Teknik Dasar, berdasarkan kurikulum tahun 2009. Modul ini merupakan salah satu

Oleh karena itu digunakan lag 8 sebagai input pada permodelan NN untuk meramalkan residual dari model SARIMA (2,1,0)(0,1,1) 7. Sehingga diperoleh hasil peramalan dengan

Dari hasil pengklasifikasian pada Tabel 6 dapat disimpulkan bahwa metode K-Nearest Neighbor bekerja lebih baik dibandingkan dengan Naïve Bayes untuk kasus data status kerja