• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyimpangan Akidah Dalam Ibadah Haji da

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penyimpangan Akidah Dalam Ibadah Haji da"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENYIMPANGAN AKIDAH DALAM IBADAH HAJI DAN UMROH

1. Bertawakal selain pada Allah dalam segala urusan yang tidak ada yang mampu menyelesaikannya kecuali Allah, seperti : orang-orang yang bertawakal kepada mayit-mayit dan Thaghut-thaghut ( sembahan selain Allah ) ketika mereka meminta tolong, rezeki, syafa’at dan lainnya, ini merupakan syirik besar.

2. Haji dan Umroh karena riya’ (ingin dilihat) dan sum’ah (ingin didengar). Sesungguhnya Nabi sudah melarang atau memerintahkan agar menjauhi riya’ dan sum’ah, beliau bersabda: " Barang siapa yang melakukan sesuatu karena ingin didengar maka Allah akan memperdengarkannya dan barang siapa ingin dilihat maka Allah akan memperlihatkannya ".

(2)

bisa menolak keburukan dan bisa mendatangkan kebaikan dengan sendirinya, maka ini termasuk syirik besar.

4. Do’a sebagian para jama’ah Haji dan Umroh serta istighatsah ( permintaan tolong ) mereka kepada selain Allah dan penyandaran diri mereka kepada wirid-wirid kesyirikan. Tidak boleh meminta agar mendatangkan manfaat dan menangkal bahaya, seperti: penyembuhan penyakit, kelapangan rezeki, dan menghilangkan kesulitan kecuali dari Allah Ta’ala. Maka, siapa yang memintanya selain dari Allah Ta’ala maka ia telah menyekutukan-Nya dengan selain-Nya. Allah berfirman: (( Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian) itu, maka sesungguhnya kamu kalau demikian termasuk orang-orang yang zalim )).

(3)

Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan rasa takut dari sikap berlebihan dan dari kelalaian. Sungguh Umar pernah berkata ketika ia mencium hajar aswad: " Sesungguhnya saya tahu kamu merupakan batu yang tidak dapat mendatangkan mara bahaya dan tidak mendatangkan manfaat, jikalau saya tidak melihat Rasulullah menciummu maka saya tidak menciummu ".

6. Meminta keberkahan di maqom ( bekas tapak kaki ) Ibrahim dan jama'ah haji memandanginya. Maka yang sesuai syariat adalah shalat di belakangnya, Allah  berfirman: (( Jadikanlah maqom Ibrahim sebagai tempat shalat )), maka tidak boleh mengusapnya.

7. Mengunjungi gua Hira dan gua Tsur serta berusaha untuk mendaki keduanya, maka tidak terdapat keistimewaan keduanya dari tempat lainnya.

8. Membebani diri mendaki gunung Arafah. Gunung ini mempunyai tempat di hati jama’ah haji, oleh karena itu mereka berusaha mendakinya pada hari Arafah dan ini merupakan upaya tanpa dasar, Rasulullah  bersabda: " Ambillah manasik-mansik kalian dariku ", dan Nabi tidak pernah menjadikan kekhususan bagi gunung ini dari yang lainnya.

(4)

di permukaan bumi dan di dalamnya terdapat rumah Allah (al-Haram) yaitu tanah haram yang aman dengan do’a bapak kita Ibrahim, akan tetapi tidak ada dalil yang berkaitan dengan tanahnya dan bahwasanya tanahnya memiliki kesucian tertentu, begitu juga batu-batunya serta gunungnya ( tidak ada dalil tentangnya ). Hanya saja terdapat hadits-hadits yang berkaitan dengan pohonnya, buruannya dan barang temuannya dari sisi keharamannya. Oleh karena itu, tidak boleh mencari keberkahan dengan pepohonannya karena Nabi tidak melakukannya dan tidak pula dilakukan para sahabatnya .

10. Mengaitkan kunjungan ke Madinah (kota Nabi) dengan ibadah haji dan umroh. Padahal sebenarnya tidak ada sengkut pautnya antara keduanya. Akan tetapi, dianjurkan untuk mengunjungi masjid Nabawi tanpa keyakinan adanya sangkut paut dengan ibadah haji dan umroh.

(5)

apalagi melarangmu dari mengunjunginya. Akan tetapi yang dilarang adalah berpergian dan berniat melakukan perjalanan hanya untuk mengunjungi kuburannya. Semua hadits tentang ziarah ke kuburan Nabi  tidak benar, tidak ada yang benar satupun. Barang siapa yang ingin mengunjungi kuburannya bagi siapa saja yang berada di luar kota Madinah maka hendaknya bermaksud ziarah ke Masjid Nabawi kemudian menyertakan ziarah ke kuburan Nabi  dalam ziarahnya.

12. Mengusap dinding batu kuburan Nabi dengan mencari keberkahan padanya serta menciumnya kemudian membaca wirid-wirid yang dibuat-buat, kemudian menghadap kuburan ketika berdo’a kepada Allah Ta’ala. Bahkan lebih dari itu yaitu meminta pertolongan Nabi  serta meminta darinya agar memenuhi segala kebutuhannya, sungguh ini adalah syirik besar.

Referensi

Dokumen terkait

I Putu Suhartika, M.Si., selaku Kepala Program Studi D3 Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana, dosen serta penguji yang telah memberi

Oleh karena itu, perlu dicari bahan baku bioetanol lain yang bukan merupakan makanan pokok, ketersediaannya melimpah dan kurang dimanfaatkan oleh masyarakat Melalui

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, peran kepala madrasah sebagai supervisor dalam pengelolaan profesionalisme guru di MA GUPPI Banjit kabupaten Way

Bidang profesi desain grafis menangani konsep komunikasi grafis, merancang, dan meyelaraskan unsur yang ditampilkan dalam desain (huruf, gambar, dan atau foto, elemen grafis, warna)

[r]

Latasir adalah lapis penutup permukaan jalan yang terdiri atas agregat halus atau pasir atau campuran keduanya dan aspal keras yang dicampur, dihamparkan dan dipadatkan dalam

Penggunaan pembelajaran berbasis komputer (Computer Based Instruction) model tutorial dirasakan akan lebih efektif dan berhasil dari pada menggunakan metode ekspositori

fleksibilitas panggul terhadap hasil kecepatan panjat tebing kategori speed. Dengan rumusan masalah penelitian