• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEMPRO FEMINISME SEBAGAI PENINGKAT PEREK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SEMPRO FEMINISME SEBAGAI PENINGKAT PEREK"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL SKRIPSI

FEMINISME SEBAGAI PENINGKAT PEREKONOMIAN RUMAH TANGGA

Diajukan Untuk Mmenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah “Seminar Proposal Skripsi”

Dosen Pengampu : Rokhmat Subagiyo, SE, MEI

Disusun oleh : Halida Zein Fabella

(17402153293)

ES-6G

EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

(2)

FEMINISME SEBAGAI PENINGKAT PEREKONOMIAN RUMAH TANGGA

Oleh: Halida Zein Fabella

Abstrak

Feminisme adalah sebuah paham yang muncul ketika wanita menuntut untuk mendapatkan kesetaraan hak yang sama dengan pria. Wanita dengan paham feminisme berkeyakinan bahwa wanita tidak hanya dapat berperan dalam sektor domestik saja namun juga dapat berperan dalam sektor publik seperti bekerja. Wanita dengan paham feminisme mampu berperan dalam kegiatan ekonomi keluarga melalui kegiatan mikro seperti halnya berdagang. Fokus penelitian dalam penelitian ini ialah, bagaimana peran wanita dalam upaya peningkatan perekonomian rumah tangganya dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi peran wanita dalam upaya meningkatkan perekonomian rumah tangga. Populusi pada penelitian ini adalah jumlah wanita yang bekerja di Pasar Ngemplak Tulungagung. Sedangkan sample pada penelitian ini peneliti membagi Pasar Ngemplak Tulungagung menjadi beberapa bagian menurut lorong area jualan, lorong area jualan ini nantinya dijadikan sebagi unsur sampling. Jenis penelitian yang dilaksaksanakan adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Kata Kunci: Feminisme, Peran Perempuan, Ekonomi Keluarga

Abstract

(3)

research in this research is, how the role of women in an effort to improve the household economy and what factors affect the role of women in an effort to improve the household economy. The population in this study is the number of women working in Ngemplak Market Tulungagung. While the sample in this study researchers divide Ngemplak Market Tulungagung into several parts according to the aisle of the area of sale, the alley of this area of sale will be used as a sampling element. The type of research conducted is descriptive qualitative research, which describes the systematic, factual and accurate about the facts, properties and relationships between the phenomena investigated.

(4)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jika kita mau melihat dari fakta yang ada dilapangan sering kali kaum feminis (wanita) menjadi penyelamat perekonomian keluarga. Fakta ini terutama dapat terlihat pada keluarga-keluarga yang perekonomiannya tergolong rendah, banyak dari kaum feminis (wanita) yang ikut menjadi pencari nafkah tambahan bagi keluarga. Ini di mungkinkan terjadi karena penghasilan laki-laki sebagai pencari nafkah utama tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarga.

Masyarakat pedagang di Pasar Ngemplak Tulungagung, Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung adalah salah satu bukti nyata yang ada di dalam masyarakat mengenai peran ganda kaum feminis (wanita) pada masyarakat pedagang di Pasar Ngemplak Tulungagung. Sebagai salah satu dari anggota keluarga, seorang ibu dituntut untuk ikut berperan aktif dalam memenuhi kebutuhan keluarganya, sehingga tidak hanya tergantung dari apa yang dilakukan dan diperoleh suami. Di kawasan Pasar Ngemplak Tulungagung banyak sekali kita jumpai para wanita yang sudah berkeluarga berjualan dan bekerja disana dimana mereka memiliki peran yang besar, di satu sisi mereka di tempatkan pada posisi domestik, pada sisi yang lain mereka memegang peranan sosial-ekonomi juga guna menyiasati serta mengatasi kemiskinan yang dialaminya sebagai upaya meningkatkan perekonomian rumah tangganya.

(5)

rumah tangganya. Pilihan para wanita ini bisa kita sebut sebagai wanita dengan paham feminisme.

Feminisme merupakan usaha melepaskan diri dari peranan wanita yang terbatas baik dalam bidang politik maupun ekonomi.1 Feminisme

adalah sebuah paham yang muncul ketika wanita menuntut untuk mendapatkan kesetaraan hak yang sama dengan pria. Wanita dengan paham feminisme berkeyakinan bahwa wanita tidak hanya dapat berperan dalam sektor domestik saja namun juga dapat berperan dalam sektor publik seperti bekerja. Kedudukan perempuan dalam sebuah rumah tangga secara umum memiliki wewenang dan tanggung jawab yang berbeda dari pria yang merupakan kepala rumah tangganya. Pemenuhan kebutuhan tangga merupakan tanggung jawab suami, baik hal pemenuhan kebutuhan ekonomi, pendidikan, dan tempat tinggal. Namun wanita dengan paham feminisme mampu berperan dalam kegiatan ekonomi keluarga melalui kegiatan mikro seperti halnya berdagang.

Keadaan yang demikian membuat para wanita memiliki dua peran sekaligus, yakni peran domestik yang bertugas mengurus rumah tangga dan peran publik yang bertugas di luar rumah atau bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup seluruh keluarga.2 Pada dasarnya bagi wanita Indonesia,

khususnya bagi mereka yang tinggal di daerah tertinggal dan berekonomi miskin, peran ganda bukanlah sesuatu hal yang baru. Bagi wanita golongan ini peran ganda telah ditanamkan oleh para orang tua mereka sejak mereka masih berusia muda. para remaja putri tidak dapat bermain bebas seperti layaknya remaja lainnya karena terbebani kewajiban bekerja untuk membantu perekonomian keluarga mereka.3

Partisipasi wanita dalam dunia kerja, telah memberikan kontribusi yang besar terhadap kesejahteraan keluarga, khususnya bidang ekonomi.

1 Ulfa Rahmatania, Teori Feminisme dalam Penelitian Sastra,diakses

melalui www.kompasiana.com pada tanggal 31 Maret 2018.

2 Jane C. Ollenburger dan Helen A. Moore, Sosiologi Wanita.

(Jakarta: PT. Rineke Cipta. 2008), hlm 7.

3 Loekman Soetrisno, Kemiskinan, Perempuan dan Pemberdayaan.

(6)

Angka wanita pekerja di Indonesia dan juga di negara lain masih akan terus meningkat, karena beberapa faktor seperti meningkatnya kesempatan belajar bagi wanita, keberhasilan program keluarga berencana, banyaknya tempat penitipan anak dan kemajuan teknologi yang memungkinkan wanita dapat menghandle masalah keluarga dan masalah kerja sekaligus. Peningkatan partisipasi kerja tersebut bukan hanya mempengaruhi konstelasi pasar kerja, akan tetapi juga mempengaruhi kesejahteraan wanita itu sendiri dan kesejahteraan keluarganya.4 Keberhasilan suatu keluarga

dalam membentuk sebuah rumah tangga dan sejahtera tidak lepas dari peran kaum feminis atau wanita yang begitu besar. Baik dalam membimbing dan mendidik anak mendampingi suami, membantu pekerjaan suami bahkan sebagai tulang punggung keluarga dalam mencari nafkah.5 Wanita yang

bekerja akan menambah penghasilan keluarga, yang secara otomatis mampu meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan seluruh anggota keluarga.

Masyarakat yang melangkah maju ke zaman baru seperti zaman saat ini, telah mengalami masa feminisme atau emansipasi wanita, yaitu ketika wanita menuntut untuk mendapatkan kesetaraan hak yang sama dengan pria. Perubahan karena adanya feminisme pada sistem perekonomian dalam masyarakat tersebut membawa perubahan pada alokasi ekonomi keluarga. Dalam hal ini perempuan berubah karena peranan wanita dalam bidang ekonomi berubah pula.6 Keadaan demikianlah yang

menjadi sebab perlunya penelitian ini dilakukan, sehingga penulis mengangkat judul, “Feminisme Sebagai Peningkat Perekonomian Rumah Tangga”.

4 H.M. Antho Mudzhakar, Dll, Wanita Dalam Masyarakat Indonesia. (Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press. 2011), hlm 189.

5 Darmawani, Skripsi: Peran Perempuan Dalam Meningkatkan

Perekonomian Keluarga studi kasus di Gampong Peunaga Pasie Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat, Aceh Barat, 2013, hlm 3, diakses pada tanggal 31 Maret 2018.

(7)

B. Penegasan Istilah

Penegasan judul merupakan upaya tindak lanjut dari rumusan judul penelitian yang dirasa kurang lengkap. Bagian ini kadang-kadang dikemukakan sebagai bagian pembatas masalah.7 Penelitian yang berjudul

Feminisme Sebagai Peningkat Perekonomian Rumah Tangga” kiranya perlu diperjelas dalam beberapa bagian yaiti:

Dalam pengertian yang luas feminisme merupakan gerakan kaum wanita untuk menolak segala sesuatu yang dimarginalisasikan dan direndahkan oleh kebudayaan dominan, baik dalam politik dan ekonomi maupun kehidupan sosial pada umumnya. Dalam hal ini peneliti hendak membahas tentang para perempuan pedagang yang berani mengambil peran tidak hanya dalam sektor domestik namun juga dalam sektor publik seperti halnya bekerja yang semestinya merupakan kewajiban laki-laki dalam memenuhi ekonomi rumah tangga. Perempuan pedagang ini dianggap sebagai perempuan yang memiliki paham feminisme dimana dalam bekerja untuk memenuhi ekonomi rumah tangga tidak hanya dapat dilakukan laki-laki saja namun juga dapat dilakukan oleh perempuan dalam statusnya sebagai istri. Fenomena ini merupakan contoh nyata dari adanya paham feminisme dalam perempuan tersebut dalam keseimbangan dan interelasi gender.

Dengan demikian maksud dari judul ini adalah untuk memberikan wawasan dan fakta bahwa adanya paham feminisme dalam perempuan di keluarganya dapat meningkatkan perkonomian rumah tangga, karena adanya keikut sertaan kaum perempuan atau istri yang ikut bekerja untuk membantu perekonomian dalam keluarganya tanpa melihat batasan gender antara laki-laki dan perempuan. Sehingga diharapkan pembahasan dalam judul ini dapat memberikan pemahaman mengenai peran wanita dengan paham feminisme dalam peningkatan perekonomian rumah tangganya.

7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

(8)

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti menetapkan fokus penelitian yang terkait dengan penelitian ini guna menjawab segala permasalahan yang ada. Adapun fokus penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peran wanita dalam upaya peningkatan perekonomian rumah tangganya?

2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi peran wanita dalam upaya meningkatkan perekonomian rumah tangga?

D. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak meluas, maka ruang lingkup masalah penelitian ini hanya pada para istri yang membantu perekonomian keluarga dengan berdagang di Pasar Ngemplak Tulungagung Kabupaten Tulungagung.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian berdasarkan permasalahan di atas ialah: 1. Untuk mengetahui peran wanita dalam upaya meningkatkan

perekonomian rumah tangga.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi peran wanita dalam upaya meningkatkan perekonomian rumah tangga.

F. Kegunaan Penelitian

Sementara itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan guna atau manfaat sebagaimana berikut:

1. Kegunaan Teoritis

(9)

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi pemegang kebijakan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan oleh Pemerintah Kabupaten Tulungagung, khususnya dalam hal pemberdayaan wanita.

b. Bagi akademisi

Hasil dari penelitian diharapkan mampu memberikan tambahan wawasan dalam bidang ekonomi terkait peran wanita dalam pengembangan ekonomi.

c. Bagi penelitian selanjutnya

(10)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Feminisme

Feminisme adalah sebuah paham yang muncul ketika wanita menuntut untuk mendapatkan kesetaraan hak yang sama dengan pria. Istilah ini pertama kali digunakan di dalam debat politik di Perancis di akhir abad 19. Kata feminisme bisa diartikan sebagai:

1. A recognition of an imbalance of power between the sexes, with woman in a subordinate role to men.

2. A belief that woman condition is social constructed and therefore can be changed .

3. An emphasis on female autonomy.

Terjemahan:

1. Pengakuan tentang ketidakseimbangan kekuatan antara dua jenis kelamin, dengan peranan wanita berada dibawah pria. 2. Keyakinan bahwa kondisi wanita terbentuk secara sosial

dan maka dari itu dapat diubah. 3. Penekanan pada otonomi wanita.

Orang yang menganut paham feminisme ini disebut dengan feminis. Mereka terbagi-bagi menjadi beberapa aliran. Menurut buku Feminist Thought yang ditulis oleh Rosmarie Tong, ada delapan macam aliran feminisme yang dianut oleh para feminis. Diantaranya adalah: liberal, radikal, marxist/sosialis, psychoanalytic, care- focused, multicultural/global/colonial,

ecofeminist, dan gelombang ketiga yang dikenal dengan postmodern.

(11)

sekelompok masyarakat lain dan sistem yang dipakainya haruslah sistematis serta tidak ada yang dirugikan.

Feminis Radikal menganggap sistem partrilianisme terbentuk oleh kekuasaan, dominasi, hirarki, dan kompetisi. Namun hal tersebut tidak bisa direformasi dan bahkan pemikirannya harus dirubah. Feminis radikal fokus kepada jenis kelamin, gender, dan reproduksi sebagai tempat untuk mengembangkan pemikiran feminisme mereka.

Feminis Marxist dan sosialis menyatakan kalau mustahil bagi siapapun, terutama wanita untuk mencapai kebebasan yang sesungguhnya di tengah masyarakat yang menganut sistem yang berdasarkan kelas, dimana kekayaan diproduksi oleh orang yang tak punya kekuatan yang dikendalikan oleh sedikit orang yang mempunyai kekuatan.

Feminis psikoanalitis fokus kepada karya-karya Sigmund Freud untuk lebih mengerti peran jenis kelamin di dalam kasus penindasan terhadap wanita.

Feminis care-focused membahas hal-hal mengapa wanita dihubungkan dengan ketergantungan, komunitas, dan hubungan. Sedangkan pria dikaitkan dengan ketergantungan, kemandirian, dan otonomi. Para pemikir ini menganggap bahwa di dalam masyarakat ada perbedaan kenyataan antara “feminis” dan “maskulin”.

Feminis multicultural/global/postcolonial berfokus pada penyebab dan penjelasan terhadap kedudukan wanita yang berada di bawah pria di seluruh dunia. Feminis aliran ini terkenal memiliki komitmen yang kuat untuk menekankan perbedaan di antara wanita dan menidentifikasi berbagai macam wanita agar dapat bekerjasama dengan baik.

Feminis aliran ecofeminists menekankan pada titik kalau kita tidak hanya terhubung terhadap sesama manusia, tetapi kepada makhluk lain seperti hewan atau bahkan tumbuhan.

(12)

yang mencegah wanita untuk memposisikan dirinya dengan pemikirannya sendiri dan tidak mengikuti pemikiran pria.8

Dalam teori feminisme liberal, mereka berasumsi pada dasarnya tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Karena itu perempuan harus mempunyai hak yang sama dengan laki- laki. Meskipun demikian, kelompok feminis liberal menolak persamaan secara menyeluruh antara laki- laki dan perempuan. Dalam beberapa hal masih tetap ada pembedaan (distinction) antara laki- laki dan perempuan. Bagaimanapun juga, fungsi organ reproduksi bagi perempuan membawa konsekuensi logis dalam kehidupan bermasyarakat.

Teori kelompok ini termasuk paling moderat di antara teori-teori feminisme. Pengikut teori ini menghendaki agar perempuan diintegrasikan secara total dalam semua peran, termasuk bekerja diluar rumah. Dengan demikian, tidak ada lagi suatu kelompok jenis kelamin yang lebih dominan. Organ reproduksi bukan merupakan penghalang bagi perempuan untuk memasuki peran-peran di sektor publik.

Berbagai hasil riset menunjukkan bahwa kemiskinan dikalangan perempuan mempengaruhi kesehatan dan perkembangan anak lebih dari pada laki- laki. Karena jika penghasilan perempuan meningkat jumlah perempuan miskin akan berkurang. Anak-anak juga memperoleh manfaat dari perkembangan itu karena jika dibandingkan dengan lelaki, perempuan lebih banyak membelanjakan uang mereka untuk keluarga khususnya anak. Dengan kata lain, mengurangi jumlah perempuan miskin justru akan menimbulkan efek berganda dalam meningkatkan kesejahteraan anak yang menjadi masa depan bangsa.Oleh karena itu berbicara tentang pengentasan kemiskinan, kita juga harus mengatasi hubungan gender yang timpang. Karena ketimpangan gender mengakibatkan keterpurukan perempuan dalam segala sektor kehidupan, ekonomi, sosial, politik dan pendidikan.9

8 George Ritzer dan Douglas Goodman, Teori Sosiologi, (Bantul: Kreasi

Wacana, 2011), hlm 353.

9 Darma Darmawani, Skripsi: Peran Perempuan Dalam Meningkatkan

(13)

B. Peran Wanita

1. Pengertian Peran Wanita

Peran wanita merupakan kegiatan atau aktivitas yang di kerjakan atau dianggap menjadi tanggung jawab wanita, yaitu kegiatan istri seperti seputar dapur, mengurus rumah, mengurus anak, mendidik anak. Dahulu mayoritas wanita tidak mempunyai pekerjaan apa- apa bila pekerjaan rumahnya selesai. Akan tetapi demi kesejahteraan keluarga, saat ini wanita memiliki peran tambahan sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarganya. Karena tingkat pendidikan yang rendah dan tidak memiliki ketrampilan, salah satu usaha yang bisa dilakukan wanita tersebut hanyalah bekerja sebagai pedagang di pasar.

Kegiatan para wanita ibu rumah tangga yang ikut serta dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga dan juga pengurus rumah tangga, sehingga dikatakan bahwa ibu rumah tangga mempunyai peran tambahan di dalam keluarga menarik untuk dikaji dan dideskripsikan.

Para ibu dari keluarga yang berpenghasilan rendah, umumnya melakukan peran tambahan karena tuntutan kebutuhan hidup bagi keluarga. Meskipun suami berkewajiban sebagai pencari nafkah yang utama dalam keluarga, hal ini tidak menutup kemungkinan bagi istri untuk bekerja sebagai penambah pengahasilan keluarga.

Dalam upaya mencapai hidup sejahtera, perempuan pedagang di Pasar Ngemplak Tulungagung setiap hari berusaha agar segenap perannya baik sebagai ibu rumah tangga, dan pencari nafkah dapat terlaksana dengan baik. Mereka mengatur waktu sedemikian rupa sehingga semua peran yang disandangnya dapat di laksanakan dengan seimbang. Kendati demikian pasti ada kendala yang akan di alami dalam melaksanakan peran tambahan tersebut, salah satu masalah

(14)

penting jika perempuan memasuki sektor public atau bekerja diluar rumah tangga adalah pembinaan keluarga akan terbengkalai dan terabaikan. Karena itu, meskipun perempuan diperbolehkan untuk bekerja disektor publik, dia tidak boleh menelantarkan sektor domestik dan pengasuhan anak-anaknya.

2. Peran Wanita dalam Keluarga

Pelaku penting dalam dinamika rumah tangga adalah perempuan dalam artian perempuan menguasai pengelolaan keuangan, redistribusi pendapatan, dan alokasi konsumsi.10

Kedudukan perempuan dalam sebuah rumah tangga secara umum memiliki wewenang dan tanggung jawab yang berbeda dari pria yang merupakan kepala rumah tangganya. Tugas-tugas tersebut sesuai kapasitas yang dimiliki oleh perempuan. Di samping itu, perempuan dan pria memiliki perbedaan tidak dalam segi postur, melainkan juga pada cara berfikirnya, perempuan lebih cenderung pada perasaan sedangkan pria dominan pada rasional.

Berkaitan dengan perempuan, perempuan memiliki fungsi tambahan, bahkan mempunyai fungsi majemuk, yaitu selain sebagai istri, ibu, anggota rumah tangga, dan sumber daya manusia. Agar lebih jelas, penulis paparkan sebagai berikut :

a. Peran sebagai istri

Dalam masyarakat, kedudukan perempuan sering menjadi identitas sosial. Status sosial tersebut dikarena aktifitas rutin yang dilakukan seseorang. Misalnya seorang perempuan telah bersuami kemudian segala aktifitasnya hanya berada dilingkungan rumah, maka status sosialnya sebagai ibu rumah tangga.

Perempuan dalam pandangan islam memiliki tugas pengurus rumah tangga, menjadi seorag istri, menjadi ibu dari

10 Dede Mulyanto, Usaha Kecil dan Persoalan Di Indonesia, (Bandung:

(15)

anak-anak, serta menjadi pendidik dan memelihara rumah tangga.11 Peranan perempuan dalam keluarga sangat dibutuhkan,

terutama menjaga keharmonisan hubungan antar anggota keluarga didalamnya. Berdasarkan definisi dapat disimpulkan bahwa istri adalah merupakan sebagai partner lahir dan batin dalam membina suatu rumah tangga bagi suaminya.

Menurut penulis, perempuan diberi peran sektor domistik dalam keluarga seperti mencuci, membersikan rumah, menyapu, memasak, menyiapkan anak-anak sekolah, dan lain-lain. Peran tersebut tidak pernah lepas dari aktifitas mereka sehari-hari kerena menjadi keharusan disamping ada lagi yang membantu rumah. Disisi lain, terkadang peran perempuan juga berperan dalam mengambilan keputusan dalam rumah tangga mengingat para suami telah sibuk mencari nafkah. Dalam mengambil keputusan tersebut tentunya bukan untuk mendominasi peran suami sebagai kepala rumah tangga, akan tetapi sebagai bentuk rasa tanggng jawab terhadap kepentingan keluarganya tatkala suami beraktifitas diluar rumah.

b. Peran sebagai Ibu

Di antara aktivitas perempuan ialah memeliha rumah tangganya, membahagiakan suaminya, dan membentuk keluarga bahagia yang tentram, damai, penuh cinta dan kasih sayang.12

Peran ibu sangat besar dalam mewujudkan kebahagia dan keutuhan keluarga.

Dalam pembahasan ini, peran perempuan sebagai ibu yaitu:

1) Memberi asi bagi anak- anaknya maksimal dua tahun.

11 Husein Syhatan, Ekonomi Rumah Tangga Muslim, (Jakarta: Mema

Insani , 2009), hlm 127.

12 Mia Siti Aminah, Muslimah Karir, (Yogyakarta: Penerbitan Pustaka

(16)

2) Menjadi pendidik pertama bagi anak- anaknya.

3) Merawat dan menjaga dalam kehidupan awal anak baik dari segi pertumbuhan fisik, kecerdasan maupun spiritualnya.

4) Menjadi stimulant bagi perkembangan anak seperti stimulam verbal dalam bentuk hubungan komunikasi.13

Sejak anak lahir dari rahim ibu, maka ibulah yang banyak mewarnai dan mengaruhi perkembangan pribadi, prilaku dan akhlak anak untuk membentuk perilaku anak yang baik tidak hanya melalui bil lisan tetapi juga dengan bil haal yaitu mendidik anak lewat tingkah laku. Sejak anak lahir, ibu akan selalu melihat dan mengamati gerak gerik tingkah laku ibu.

Berbicara mengenai pendidik anak paling besar pengaruhnya ibu. Di tangan ibu, keberhasialn pendidik anak-anaknya walaupun tentunya keikutsertaan anak bapak tidak dapat diabaikan begitu saja. Ibu memainkan peran yang penting di dalam mendidik anak-anaknya, terutama masa belita.

Sebagai ibu pendidik, seorang isteri harus rela tabah dan sabar karena Allah SWT telah memberikan kelebihan padawanita dengan fungsi-fingsi kehamilan, melahirkan, menyusukan anak, dan mendidiknya sampai batas waktu yang tak tentu dengan kasih sayang dan penuh jiwa keibuan. Betapa pentingnya peran istri dalam hal menyusukan saja umpamanya, karena itu peran ibu dalam rumah tangga bersama suami dan seluruh keluarga harus dapat menananmkan landasan arah, dan tujuan dalam rumah tangga dengan :

1) Pengabdian kepada Allah yang bernilai ibadah dengan menerapkan dasar, landasan pembinaan arah tujuan rumah tangga dengan hal islam yang Rahmatan lil’alamin

2) Keiklasan tanpa pamrih

(17)

3) Kesadaran tidak ada rasa terpaksa

4) Persamaan dan kebersamaan untuk saling menghargai bergotong royong

5) Kesempatan, permusyawaratan yang dapat mewujudkan pertanggung jawaban bersama

6) Kekeluargaan untuk dapat melahirkan rasa kasih sayang dan kesedihan untuk saling membantu dan saling membimbing dalam hal-hal yang diperlukan

7) Keharmonisan, keserasian dan persamaan persepsi dalam menentukan kebijakan ke dalam dan ke luar.14

Oleh karena itu, wajib bagi para wanita yang mempunyai anak untuk memperhatikan anak-anaknya, bersungguh-sungguh dalam mendidik mereka, memohon pertolongan jika suatu saat tidak mampu memperbaiki anaknya Baik bantuan bapak atau jika tidak ada bapaknya lewat bantuan saudara-saudaranya atau pamannya atau sebagainya.

Peranan ibu dalam mendidik anaknya dibedakan menjadi tiga, pertama ibu sebagai pemenuh kebutuhan anak, kedua ibu sebagai suri teladan bagi anak, ketiga ibu sebagai pemberi motivasi.

Keterlibatan perempuan dalam membangun keluarga sejahtera sangat dibutuhkan, walaupun tanggung jawab memenuhi kebutuhan dibebankan kepada laki-laki atau suami, akan tetapi perempuan juga dibebani dengan tanggung jawab yang besar pula. Tanggung jawab tersebut menjaga kebersihan rumah membantu suami dalam mengatur keuangan, merawat anak dan lain sebagainya.

Penjelasan peran perempuan dalam keluarga di atas sangat jelas bahwa dalam menjalankan perannya, perempuan harus

14 St. roqoyah Buchorie, wanita islam (sejarah perjuangan, kedudukan,

(18)

mampu menempatkan dirinya, baik peran sebagi isteri maupun sebagai ibu bagi anak-anaknya.

C. Ekonomi Rumah Tangga

1. Pengertian Ekonomi Keluarga

Ekonomi adalah pengetahuan tentang peristiwa dan persoalan yang berkaitan dengan upaya manusia secara perorangan atau pribadi, atau kelompok, keluarga, suku bangsa, organisasi, Negara dalam memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas yang dihadapkan pada sumber daya pemuas yang terbatas.15

Ekonomi juga didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari uasaha- usaha individu maupun kelompok dalam ikatan pekerjaan sehari-hari yang berhubungan dengan bagaimna memperoleh pendapatan dan bagaiman pula mempergunakan pendapatan tersebut.16

Keluarga adalah pelaku ekonomi yang terdiri dari ayah, ibu anak dan anggota keluarga lainnya. Pendapat lain menyatakan bahwa keluarga adalah suatu satuan kekerabatan yang juga merupakan satuan tempat yang ditandai oleh adanya kerja sama ekonomi dan mempunyai fungsi untuk berkehidupan, bersosialisasi atau mendidik anak dan menolong serta melindungi yang lemah khususnya merawat orang tua mereka yang telah lanjut usia.

Pembagian tugas dan kerja dalam hal ini adalah termasuk dalam penataan ekonomi keluarga baik sebagai peternak, petani, ataupun pedagang lainnya. Jadi ekonomi keluarga adalah ekonomi yang dikembangkan dan di usahakan oleh suatu keluarga dengan upaya menumbuhkan minat dan motifasi di bidang usaha dan tenaga terampilan.17

15 H. Ismail Namawi, Ekonomi Islam-Perspektif teori, system dan Aspek Hukum, (Surayabaya: CV. Putra Media Nusantara, 2010), hlm 1.

16 Ahmad karim, System, Prinsif, dan Tujuan Ekonomi Islam, (Bandung

: Pustaka Setia, 2008), hlm 10.

(19)

Dalam menghadapi realita hidup yang penuh dengan tantangan seperti sekarang ini untuk dapat memerihara dan meningkatkan taraf hidupnya, maka manusia senantiasa melakukan kegiatan-kegiatan tertentu. Manusia cenderung mengembangkan aspek-aspek ekonominya, sampai mencapai suatu tingkat realifitas dan konpleksitas tertentu dalam tatanan yang lebih baik dari sebelumnya.

2. Standar Kecukupan Kebutuhan Ekonomi Keluarga

Di antara permasalahan rumah tangga adalah sekitar ekonomi. Tidak bisa dipungkiri ekonomi merupakan faktor penting tegaknya keluarga menuju keluarga yang sejahtera dan tentram. Sekalipun ekonomi bukanlah segala-galanya, tetapi tanpa adanya faktor pendukung keuangan yang memadai akan memunculkan banyak masalah. Islam menghendaki agar setiap keluarga muslim mampu mencapai kondisi standar yang mencukupi kebutuhan-kebutahan pokoknya.

Imam Nawawi (dalam bukunya cahyadi Takariawan) menyebutkan bahwa yang dimaksud kemampuan standar keluarga adalah sandang, pangan, papan, dan segala kebutuhan tanpa berlebihan. 18

Sedangkan menurut Yusuf Qordhawi standar kecukupan dan kemampuan kebutuhan ekonomi keluarga dalam islam adalah terpenuhnya :

a. Cukup makan dan memenuhi standar Gizi

b. Cukup air untuk memasak makanan, pengairan, membersih badan, bersuci, dan sebagainya

c. Cukup sandang yaitu tersedianya pakaian untuk menutup aurat, menjaga diri dari terik matahari dan udara dingin serta agar bisa tampil lebih baik termasuk perlu memiliki pakaian yang bagus untuk menghindari peristiwa tertentu, seperti pakaian untuk sholat

18 Cahyani Takariawan, Pernik-pernik Rumah Tangga Islam (tatanan dan

(20)

jum’at dan sholat hari raya.

d. Cukup papan yaitu tersedianya tempat tinggal yang layak untuk dihuni, luas dan lapang terhindar dari kondisi alam, serta merdeka yitu penghuni rumah tidak terlihat orang yang lewat

e. Cukup uang untuk keperluan rumah tangga

f. Cukup uang untuk menuntut ilmu dan segala perlengkapannya g. Cukup uang untuk pengobatan apabila sakit

h. Tabungan haji dan umroh.19

Berdasarkan keterangan diatas, dapat dipahami bahwa standar kecukupan kemandirian keluarga dan memenuhi kebutuhan dapat di tandai dengan terpenuhnya kebutuhan hidup seperti : pangan, sandang, papan dan kebutuha untuk pendidikan. Dalam hal ini terlihat bahwa dalam kemandirian keluarga semata-mata diarahkan guna tercapainya nilai-nilai ibadah artinya materi yang ada di jadikan sebagai sarana untuk memenuhi kebutahan ibadah kepada Allah SWT.

Standar kemampuan keluarga tersebut menentukan keberadaan meteri dalam jumlah yang cukup. Sebab dari keseluruhan parameter di atas, untuk kondisi saat ini memerlukan biaya yang tidak sedikit, jika islam menghendaki sebagai kondisi standar tersebut menjadi sebuah keharusan dalam keluarga. Kenyataan yang di hadapi adalah banyak keluarga yang hidup dalam kondisi kekurangan. Berbagai problem saling berhubungan yang tidak mudah mendapatkan jalan keluarnya, bahkan untuk tingkat lembaga Negara sekalipun persoalan ekonomi masih mengalami kendala yang serius.

D. Peran Perempuan dalam Membantu Ekonomi Keluarga

Indonesia merupakan Negara yang mempunyai penduduk yang sangat padat terutama pada kota-kota besar. Dengan jumlah penduduk yang

(21)

sangat pada tersebut, membuat Indonesia banyak mengalami masalah sosial. Menurut soerjono soekanto, masalah sosial adalah tidak kesesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Masalah sosial dapat dikatagorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain:

1. Faktor ekonomi: kemiskinan, penganguran. Dan lain-lain 2. Faktor budaya: perceraian, kenakalan remaja. Dan lain-lain

3. Faktor biologis: penyakit menular, keracunan makanan, dan sebagai nya.

4. Faktor psikologis: penyakit syaraf, aliran sesat, dan sebagainya.

Masalah sosial yang di akibatkan oleh faktor ekonomi, yaitu kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana terjadi ketidak mampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan ini memang merupakan suatu kendala dalam suatu masyarakat ataupun ruang lingkup yang lebih luas. Selain itu, penduduk miskinpun akan sulit dalam hal mencari lapangan pekerja, penduduk miskin tanpa mata pencarian akan memanfaatkan lingkungan sekitar, sebagai usaha dalam memenuhi kebutuhan tanpa mempertimbangkan kaidah-kaidah ekologis yang berlaku. Kelompok masyarakat yang tidak maju lebih sering dan cenderung disebut kaum miskin yang sarat dengan kemiskinan, kemiskinan ini juga selalu mengalami pertumbuhan dengan pesat atau bertambah banyak jumlahnya terutama karena angka kelahiran yang tinggi. Angka kelahiran kaum miskin Negara-negara dunia ketiga termasuk pada wilayah-wilayah tertentu, pada kontek tertentu, tidak seimbang dengan tingkat kematian. Pertumbuhan kemiskinan yang sangat pesat ini terjadi hampir semua lokasi atau tempat mereka berada.

(22)

ekonomi masyarakat islam Indonesia bukan untuk diratapi, melainkan untuk dicarikan jalan pemecahannya. Untuk keluar dari himpitan ekonomi ini, setiap pribadi muslim ditantang untuk lebih keras dalam bekerja, berkreasi, dan wirausaha serta lebih profesional dalam mengelola potensi-potensi dan kekuatan-kekuatan riil ekonomi masyarakat yang dalam hal ini adalah ibu rumah tangga yang berdagang di pasar.

Secara natural, perempuan memang mengambil dua peran, yakni sebagai ibu rumah tangga dan pekerja. Sebagai isteri, ia bertugas untuk melayani kebutuhan keluarga dan sebagai ibu ia berperan merawat dan membesarkan anak-anak dengan suasana kasih sayang. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan baginya untuk bekerja atau berdagang untuk membantu suami mencari nafkah. Seperti yang terjdi di Pasar Ngemplak Tulungagung ada banyak para wanita ibu rumah tangga yang bekerja membantu suami untuk menafkahi anak-anak dengan berdagang. Setiap siang hari ibu rumah tangga pergi kepasar untuk berjualan kepada masyarakat sekitar tersebut, sampai dengan malam bahkan pagi hari mereka kembali pulang kerumah. Mereka mencari nafkah seperti halnya kaum laki-laki, hal pokok yang perlu digaris bawahi tanggung jawab antara isteri dan suami dalam keluarga adalah sama dalam menafkahi keluarga. Bentuk pekerja ini (didalam atau diluar rumah) harus dilihat sebagai upaya mengembangan diri serta ungkupan cinta yang tulus kepada suami, anak dan seluruh keluarga.

Islam sesungguhnya tidak melarang dan menekan pihak perempuan dalam bidang pekerjaan, baik pekerjaan di dalam rumah maupun diluar rumah. Seoarang istri boleh bekerja jika salah satu jumlah keadaan yang memperbolehkan isteri bekerja diluar rumah, tetapi keluarnya isteri dari rumah untuk bekerja tidak berakibat buruk bagi dirinya, suaminya, anak-anaknya, dan masyarakatnya. Dalam hal ini islam telah meletakkan syarat-syarat tertentu bagi perempuan/isteri yang ingin bekerja diluar rumah dalam meningkatkan taraf ekonomi yaitu:

(23)

2. Harus persetujuan suami 3. Keluar bersama mahramnya

4. Tidak berdesak-desak dengan laki-laki dan bercampur baur dengan mereka.

5. Pekerjaan tersebut sesuai dengan tugas seorang perempuan.20

Dewasa ini, kesadaran akan kesejajaran peran antara laki-laki dan perempuan dalam lingkungan ekonomi semakin meningkat. Peran perempuan dianggap sebatas kegiatan rumah, mengurusi anak, dan memasak. Namun, di era modern ini, peningkat kebutuhan hidupkan serta besarnya biaya kebutahan rumah tangga dibutuhkan kerja sama antar anggota keluarga. Atas dasar itulah yang kemudian keterlibatan perempuan dalam kegiatan ekonomi tidak bisa dihidari.21 Maka dari itu ibu rumah

tangga yang berjualan di Pasar Ngemplak Tulungagung setia membantu menafkahi keluarganya dengan berjualan, dikerenakan begitu banyak kebutuhan keluarga mereka belum terpenuhi.

Keterlibatan perempuan dalam pekerjaan di dasari oleh dua hal yaitu kesempatan dan tuntutan.

1. Kesempatan

Faktor kesempata ini ditinjau dari perkembangan industry yang kian maju, sehingga secara tidak langsung kebutuhan tenaga kerja guna pelaksanaan industry tersebut. Banyak pekrjaan pada sebuah perusahaan tertentu baik yang sifatnya industry maupun kerja sosial yang membutuhkan keahlian wanita seperti keperawatan, kedokteran, sekertaris, bidan dan lainya.

2. Tuntunan

Hal lain yang menyebabkan perempuan terlibat dalam pekerjaan karena faktor ekonomi keluarga lemah. Dalam islam, perempuan

20 Syaikh Mutawalli As-asya’Rawi, Fikh Perempuan Muslim: Penghormatan atas Perempuan, Sampai Wanita Karier (Jakarta : busana dan perhiasan, 2009), hlm 141.

21 Siti muri’ah, Nilai-nilai Pendidikn Islam dan Wanita Karir, (Semarang:

(24)

boleh bekerja apabila rumah tangga memerlukan biaya untuk pengeluaran kebutuhan primer dan skunder. Atau karena suami tealah meninggal atau sedang sakit dan rumah tangga tidak memiliki pendapatan lain selain dari suami.22

Islam telah memberikan kemulian pada kaum perempuan, dimana sebagai isteri dan ibu rumah tangga, semua itu karena besar peranannya, mulia risalahnya dan resiko tanggung jawabnya. Dialah sosok manusia yang selalu bekerja keras mendampingi suami dan anak-anaknya, tempat terhibur tatkala mendapat tekanan hidup. Perempuan-perempuan ini merupakan tonggak dalam membinaan generasi muda yang mandiri serta sebagai semangat suami untuk bekerja dengan giat. Perempuan atau isteri yang soleha akan berhasil melaksanakan peranan yang agung tersebut jika mereka mampu melayani suami, anak-anak, dan rumah tangganya.

Peran perempuan sebagai ibu rumah tangga sangatlah menentukan karena harus menjaga, memelihara dan melaksanakan, baik sebagai pengatur dan pengurus rumah tangga keluarga. Dimana keluarga dapat dipelakukan sebagai suatu sistem sosial oleh bagian-bagian lainnya didalamnya masyarakat. Namun seiring dengan perkembangan dan dinamika zaman terdapat pergeseran kebudayaan dan nilai masyarakat karena adanya tantangan baru yang sebelumnya tidak ada. Sehingga peranan istri dalam keluarga dan masyarakat mengalami perubahan, bila masa sebelumnya isteri hanya bertanggung jawab terhadap usrusan domestik semata, maka perkembangan kemudian tidak sedikit istri yang bekerja diluar rumah dengan alasan penghasilan suami yang dinilai kurang memadai dalam memenuhi kebutuhan rumah tangganya.

Secara teori, tujuan dari peran ibu rumah tangga dalam membantu ekonomi keluarga adalah membantu keluarga agar lebih berdaya sehingga tidak hanya dapat kemampuan dengan memanfaatkan potensi yang dimilikinya, tetapi juga kemampuan ekonominya. Maka keterlibatan

(25)

perempuan dalam membantu ekonomi keluarga adalah dengan memberi kesempatan kepada ibu-ibu rumah tangga baik berupa modal maupun pengetahuan berdagang, sehingga mereka mampu memanfaatkan sumber daya alam yang ada dengan benar.

E. Penelitian Terdahulu

Bersumber dari penelitian sebelumnya yang dilakukan, penulis menemukan beberapa yang membahas tentang masalah kontribusi perempuan/semangat kerja perempuan dalam perekonomian keluarga, antara lain adalah:

Fatimah Depi Susanti dalam jurnal sosial budaya tahun 2013 yang berjudul Kontribusi Perempuan Parengge-Rengge dalam Ekonomi Keluarga, menjelaskan tentang ikut sertanya perempuan dalam peningkatan ekonomi keluarga berarti pula memanfaatkan sumber daya manusia dengan potensi yang tinggi. Parengge-rengge merupakan sebutan untuk perempuan batak yang menjual sayur dan barang harian lainnya di pasar yang berpindah-pindah mempunyai kontribusi yang signifikan dalam membantu perekonomian keluarga. Hasil pengamatan dan dilengkapi dengan hasil wawancara bahwa 40% perengge-rengge yang berdagang di pasar Aek Godang memiliki peran ganda, selain menjadi ibu rumah tangga mereka juga dapat menolong memperbaiki kondisi perekonomian keluarga, hal ini tentunya tidak luput dari pengaruh faktor kemiskinan, dan faktor ketidakjelasan status pekerjaan suami, sementara di sisi lain anak-anak juga membutuhkan finansial untuk melanjutkankehidupan dan pendidikan. 23

Randy Wilson Sahetapy, dkk dalam jurnal Agribisnis Kepulauan tahun 2016 yang berjudul Kontribusi Pendapatan Perempuan Pedagang Terhadap Pendapatan Rumah Tangga di Pasar Transit Negeri Passo Kecamatan Teluk Ambon Baguala Kota Ambon, menjelaskan tentang perempuan bekerja sangat potensial dalam menunjang ekonomi keluarga,

23 Fatimah Depi Susanti, Jurnal Sosial Budaya: Kontribusi Perempuan

(26)

karena kontribusi pendapatan kaum perempuan terhadap ekonomi keluarga cukup besar. Perempuan pedagang tidak hanya memperoleh pemenuhan dalam kebutuhan finansial dan membantu dalam mengatasi kesulitan ekonomi rumahtangga saja, tetapi juga merupakan aktualisasi diri dalam kehidupan sosial. Berdagang dapat meningkatkan status perempuan, sebab dengan berdagang perempuan memiliki kemampuan secara ekonomi dan memiliki kepercayaan diri karena meningkatnya andil perempuan dalam ekonomi rumah tangga. Imbalan ekonomi dari kegiatan berdagang kecil-kecilan memang tidak memberikan penghasilan yang besar, namun sangat membantu perekonomian rumahtangga. 24

Dian Pita Sari, dalam skripsinya tahun 2016 yang berjudul Peran Istri dalam Membantu Perekonomian Keluarga di Desa Tanjung Selamat Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat, menjelaskan tentang peran istri dalam membantu perekonomian keluarga di desa Tanjung Selamat dan pengaruhnya terhadap pencapaian kesejahteraan keluarga. Para istri ikut membantu perolehan dan penambahan pendapatan keluarga mendapat dukungan para suami sebab di samping pekerjaan ini tidak mengganggu tugas ibu sebagai ibu rumah tangga, juga sebagai upaya istri membantu menanbah untuk perekonomian keluarga.Bentuk partisipasi istri di desa Tanjung Selamat adalah membuat kue dan berdagang kue. Dari kesimpulan hasil penelitian bahwa pendapatan suami dalam subjek penelitian lebih kecil di bandingkan pendapatan istri. Sehingga mereka bekerja sebagai pembuat dan pedagang kue. Dari tambahan penghasilan yang mereka peroleh, mereka dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk keluarga. Bahkan mereka bisa menyisihkan untuk di tabung sehingga kondisi sosial ekonomi mereka meningkat akan membawa dampak yang positif bagi kondisi ekonomi keluarga.25

24 Randy Wilson Sahetapy, dkk, Jurnal Agribisnis Kepualauan: Kontribusi

Pendapatan Perempuan Pedagang Terhadap Pendapatan Rumah Tangga di Pasar Transit Negeri Passo Kecamatan Teluk Ambon Baguala Kota Ambon, Volume 4 No. 3, 2016, hlm. 55 diakses pada tanggal 15 Mei 2018.

25 Dian Pita Sari, Skripsi: Peran Istri dalam Membantu Perekonomian

(27)
(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif, yaitu jenis penelitian dengan mengutamakan penekanan pada proses dan makna yang tidak diuji, atau diukur dengan setepat-tepatnya dengan data yang berupa data deskriptif. Jenis penelitian ini berkarakteristik alamiah atau bersetting apa adanya dari fenomena yang terjadi di lapangan yang menitik beratkan pada kualitasnya.26

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu studi untuk menemukan fakta dengan interprestasi yang tepat. penelitian ini dipergunakan untuk mendeskripsikan tentang Peran kaum feminis atau perempuan masyarakat pedagang di Pasar Ngemplak Tulungagung dalam membantu perekonomian rumah tangga.

Penelitian kualitatif deskriptif yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata dan gambar yang bersifat uraian atau penjabaran. Dengan demikian penelitian ini nantinya akan berisi kutipan data dalam bentuk gambar, teks atau tulisan untuk penyajian laporan dalam mendeskripsikan objek yang diteliti. Dan semua data yang dikumpulkan agar menjadi kunci terhadap apa yang telah diteliti.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi pada pedagang di Pasar Ngemplak Tulungagung Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung karena melihat beberapa fenomena perempuan yang berjualan di Pasar Ngemplak Tulungagung yang bekerja dalam membantu perekonomian rumah tangganya.

(29)

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah dari data primer dan data sekunder. Data Primer yaitu,data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dengan cara langsung dari sumbernya. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan peneliti dari semua sumber yang sudah ada. Data ini biasanya berasal dari data penelitian lain yang dilakukan oleh lembaga atau instansi.27

Dalam penelitian ini penulis tidak menggunakan istilah populasi dan sampel, tetapi yang penulis gunakan adalah informan, yaitu terdiri dari beberapa orang yang merupakan bagian dari populasi untuk dijadikan sebagai sampel. Informan dalam penelitian sangat penting guna memperoleh data mengenai peran kaum feminis dalam membantu perekonomian rumah tangga, serta hal- hal yang berkenaan dengan penelitian.

Sebagai pendukung peneliti memilih beberapa Informan kunci guna mendapat informasi lebih dalam dan akurat mengenai data yang dibutuhkan, baik data mengenai Pasar Ngemplak Tulungagung, sarana dan prasarana dan data lainnya yang berkenaan dengan penelitian. Pemilihan informan yaitu melalui Purposive sampling.

Purposive sampling yaitu Teknik pengambilan sampel sumber data dilakukan dengan memilih subyek berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti.28 Kriteria spesifik ini atas dasar orang tersebut di anggap

paling mengetahui dan berhubungan atau orang tersebut sebagai penguasa sehingga memudahkan peneliti menjeljah obyek/situasi sosial ya ng diteliti.

Dalam penelitian ini besarnya sampel ditentukan oleh pertimbangan informasi, jika sampel dianggap telah memadai dan data yang diperoleh telah jenuh dan ditambah sampel lagi tidak memberikan informasi yang baru, artinya dengan menggunakan informan selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru yang berarti.

(30)

Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui besarnya wanita yang bekerja di Pasar Ngemplak Tulungagung dalam membantu perekonomian rumah tangga mereka. Karena tidak tersedianya data mengenai jumlah secara pasti perempuan yang bekerja di Pasar Ngemplak Tulungagung, maka nantinya peneliti membagi Pasar Ngemplak Tulungagung menjadi beberapa bagian menurut lorong area jualan. Lorong area jualan ini nantinya dijadikan sebagi unsur sampling. Lorong area jualan tersebut kemudian diberikan kode dan dipilih secara acak satu atau lebih untuk dijadikan sebagai sampel. Karena unsur penelitiannya adalah wanita yang bekerja dalam membantu perekonomian rumah tangga, maka semua wanita pekerja yang ada dalam lorong area jualan yang terpilihlah yang akan diteliti nantinya.

D. Instrumen Pengumpulan Data a. Pengamatan (Observasi)

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu teknik pengamatan, yaitu sebuah proses pengamatan menggunakan panca indra. Pengamatan ini dilakukan tanpa mengajukan pertanyaan.29

Dalam penelitian ini dengan kata lain peneliti mengadakan observasi langsung terhadap perempuan yang bekerja di Pasar Ngemplak Tulungagung, peneliti juga melakukan percakapan yang tidak direncanakan dan tidak formal. Tetapi percakapan dan pembicaraan tersebut dapat diambil sebagai data yang dapat mendukung penelitian yang sedang diteliti. Dengan adanya pengamatan secara terlibat peneliti diharapkan dapat memahami, mempelajari, menjelaskan, dan menganalisis apa yang mereka lakukan dalam kehidupan keseharian, dan peneliti dapat beradaptasi dan berkomunikasi dengan informan yang diteliti.

(31)

b. Wawancara

Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara mendalam dan tidak terstrukrur artinya wawancara yang dilakukan pertanyaan yang diajukan kepada informan tidak diatur atau tersusun dengan baik30 tidak disusun sedemikian rupa tetapi dilakukan secara

kualitatif dan berlangsung secara alami dan menjurus pada persoalan penelitian. Dalam hal ini informan tidak diarahkan tetapi jawaban diserahkan kepada informan, biarpun berkembang namun sesuai dengan keinginan informan. Wawancara mendalam juga dilakukan peneliti terhadap orang yang berhubungan fenomena,

c. Dokumentasi.

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah lalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan misal, catatan harian, Sejarah kehidupan, biografi, cerita, peraturan dan kebijakan. Berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain- lain. Atau karya-karya monumental dari seseorang misalnya film, patung, gambar dan lain- lain. Dokumentasi digunakan sebagai pelengkap dari penggunaan oservasi dan wawancara dalam penelitian ini

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode analisis data menurut Miles dan Huberman, aktivitas dalam analisis meliputi: reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) serta Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing / verification).31

a. Reduksi Data

Semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti

30Ibid., hlm 75.

(32)

merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.32 Bagi peneliti

pemula, proses reduksi data dapat dilakukan dengan mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi tersebut diharapkan wawasan peneliti akan berkembang, data hasil reduksi lebih bermakna dalam menjawab pertanyaan penelitian.

b. Penyajian Data

Langkah selanjutnya dalam analisis data kualitatif setelah mereduksi data adalah mendisplaykan data atau penyajian data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles & Huberman (dalam Sugiono, 2012) menyatakan yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut33

c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut model Miles & Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dilakukan verifikasi karena kesimpulan awal yang

(33)

dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidka ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.34

Peneliti melakukan perumusan pada kesimpulan-kesimpulan sebagai temuan sementara yang dilakukan dengan cara mensintesiskan semua data yang terkumpul. Dan data akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya, tetapi apabila bukti-bukti data serta temuan di lapangan yang peneliti temukan pada tahap awal konsisten serta valid maka kesimpulan yang didapat adalah kredibel. Dan kesimpulan itu berupa temuan yang bersifat deskripsi atau gambaran mengenai peran wanita yang bekerja di Pasara Ngemlak Tulungagung dalam membantu perekonomian rumah tangga yang masih remang- remang sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

E. Pengujian Kredibilitas Data

Uji kredibilitas data atau kepercayaan data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan, perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif serta membercheck35. Digunakan uji ini dimaksudkan

untuk mendapatkan data yang lebihmendalam mengenai subyek penelitian. 1. Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan perlu dilakukan, dirasakan data yang diperoleh masih kurang memadai. Dengan semakin lamanya

34Ibid., hlm 252.

(34)

peneliti terlibat dalam pengumpulan data, akan semakin memungkinkan meningkatnya derajat kepercayaan data yang terkumpul.

2. Peningkatan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan, dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa dapat direkam secara pasti dan sistematis. Peneliti dapat membaca referensi baik dari buku atau hasil penelitian yang lain serta dokumentasi-dokumentasi terkait dengan hal yang diteliti, sehingga dengan pengetahuan yang peneliti dapat nantinya dari hasil membaca tersebut berguna untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar atau salah.

3. Triangulasi

(35)

DAFTAR RUJUKAN

Aminah, Mia Siti. 2010. Muslimah Karir. Yogyakarta: Penerbitan Pustaka Gratama

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

As-asya’Rawi, Syaikh Mutawalli. 2009. Fikh Perempuan Muslim:

Penghormatan atas Perempuan, Sampai Wanita Karier. Jakarta : busana dan perhiasan

Buchorie, St. roqoyah. 2012. Wanita Islam (sejarah perjuangan, kedudukan, dan peranannya). Bandung : Baitul Hikmah

BKKBN Konovoil. 2008. Pedoman Bidang Usaha dan Tenaga Melalui Kelompok UPPKS. Lampung: 1999

Darmawani. 2013. Skripsi: Peran Perempuan Dalam Meningkatkan Perekonomian Keluarga studi kasus di Gampong Peunaga Pasie Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat. Aceh Barat. Diakses pada tanggal 31 Maret 2018

Karim, Ahmad. 2008. System, Prinsif, dan Tujuan Ekonomi Islam. Bandung : Pustaka Setia

Mudzhakar, H.M. Antho, Dll. 2011. Wanita Dalam Masyarakat Indonesia. Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press

Mulyanto, Dede. 2010. Usaha Kecil dan Persoalan Di Indonesia.

(36)

Muri’ah, Siti. 2011. Nilai-nilai Pendidikn Islam dan Wanita Karir.

Semarang: Said Media Group

Namawi, H. Ismail. 2010. Ekonomi Islam-Perspektif teori, system dan Aspek Hukum. Surayabaya: CV. Putra Media Nusantara

Ollenburger, Jane C. dan Helen A. Moore. 2008. Sosiologi Wanita. Jakarta: PT. Rineke Cipta

Rahmatania, Ulfa. Teori Feminisme dalam Penelitian Sastra. diakses melalui www.kompasiana.com. Diakses pada tanggal 31 Maret 2018

Ritzer, George dan Douglas Goodman. 2011. Teori Sosiologi. Bantul: Kreasi Wacana

Sahetapy, Randy Wilson dkk. 2016. Jurnal Agribisnis Kepualauan: Kontribusi Pendapatan Perempuan Pedagang Terhadap Pendapatan Rumah Tangga di Pasar Transit Negeri Passo Kecamatan Teluk Ambon Baguala Kota Ambon. Diakses pada tanggal 15 Mei 2018.

Sajogyo, Pudjiwati. 2009. Peranan Wanita dalam Perkembangan Masyarakat Desa. Jakarta: CV Rajawali

Sari, Dian Pita. 2016. Skripsi: Peran Istri dalam Membantu Perekonomian Keluarga di Desa Tanjung Selamat Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat, Universitas Negri Islam Sumatra Utara. Diakses pada tanggal 15 Mei 2018.

(37)

Subagiyo, Rokhmat. 2017. Metode Penelitian Ekonomi Islam: Konsep & Penerapan. Jakarta: Alim’s Publishing

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfa Beta

Susanti Fatimah Depi. 2013. Jurnal Sosial Budaya: Kontribusi Perempuan Parengge-Rengge dalam Ekonomi Keluarga. Diakses pada tanggal 15 Mei 2018.

Syhatan, Husein. 2009. Ekonomi Rumah Tangga Muslim. Jakarta: Mema Insani

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian pengembangan media self-help book untuk membantu peserta didik mengatasi konflik dengan orang tua memiliki kesimpulan bahwa self-help book

Kami menawarkan sebuah pelatihan dua hari untuk pembekalan bagi para pra pensiun dengan memperhatikan dua hal di atas; yakni wawasan terhadap berbagai

Bermain adalah cerminan kemampuan #isik, intelektual, emosional dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk bela"ar karena dengan  bermain, anak akan berkata$kata,

Jika alat ini digunakan untuk jasa pengeboran dengan kedalaman minimal 35 meter, maka biaya dalam 2 (dua) kali jasa pengeboran tersebut sudah dapat mengembalikan

Otorisasi dan pengesahan oleh manajemen, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, atau, jika relevan, pemegang saham atas transaksi signifikan pihak berelasi di

Namun, jika hal yang disebut sebagai “keuntungan” itu merupakan keuntungan umum bagi orang lain atau pun masyarakat luas maka, keuntungan tersebut tidak hanya tidak

Yang dimaksud variabel independen dalam  penelitian ini adalah faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap kepatuhan dalam menjalankan program terapi pasien DM di

• Pemeriksaan slit lamp pada pasien yang kooperatif bisa menunjukkan kelainan yang berhubungan dengan seperti defek transiluminasi iris (red reflex gelap karena