commit to user
PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA
DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORATUGAS AKHIR
Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai
Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh :
Septyan Riesky Hermawan
I0207121
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
commit to user
PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA
DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORATUGAS AKHIR
Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai
Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh :
Septyan Riesky Hermawan
I0207121
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
PENYUSUN : SEPTYAN RIESKY HERMAWAN NIM : I 0207121
JURUSAN : ARSITEKTUR TAHUN : 2012 NIP. 19550516 198601 1 001
Pembimbing II Tugas Akhir
Ir. Hari Yuliarso, MT. NIP. 19590725 199802 1 001
Mengesahkan, Ketua Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik UNS
Dr. Ir. Mohamad Muqoffa, MT. NIP. 19620610 199103 1 001
Ketua Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik UNS
commit to user
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirobbilalamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah membukakan jalan
bagi hamba untuk mengenal dunia arsitektur, melalui kampus Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan banyak pelajaran dalam berarsitektur. Mulai dari awal masa perkuliahan
sampai pada saat dimana penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “PUSAT
PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora”
sebagai salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Teknik di Jurusan Arsitektur Fakultas
Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan
serta dukungan dari berbagai pihak yang telah memberikan sumbangan baik materiil maupun
spiritual. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. M. Muqoffa, MT., selaku Ketua Jurusan Arsitektur FT-UNS
2. Ir. Kahar Sunoko, MT., selaku Ketua Prodi Arsitektur FT-UNS
3. Ir. Suparno, MT., selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir
4. Ir. Hari Yuliarso, MT., selaku Dosen Pembimbing II Tugas Akhir
5. Yosafat Winarto, ST. MT., selaku Ketua Panitia Tugas Akhir Jurusan Arsitektur FT-UNS
6. Ir. Hardiyati, MT., selaku Dosen Pembimbing Akademik
7. Rekan–rekan angkatan 2007 Prodi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Tahap Tugas Akhir bukan akhir dari segalanya. Melainkan sebuah perjalanan hidup
penulis dalam mempelajari dunia arsitektur di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Semoga
karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga bagi masyarakat umum.
Terimakasih.
Surakarta, Oktober 2012
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji bagi Allah SWT Rabb semesta alam yang telah memberikan segala rahmat dan kemudahan dalam segala kehidupan dan melancarkan dalam mengerjakan semua tugas akhirku. Sholawat serta salam kepada tauladan sepanjang masa, Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarga & sahabat. Terimakasih ya Allah atas segala jalan yang diberikan meski tak selalu mulus namun pasti terbaik bagi saya
[Ayah] pendukung yang selalu mendukung segala aktivitas, memfasilitasi dan selalu menyemangatiku agar lulus dengan nilai yang memuaskan …
[Ibu] yang selalu merawat, mendoakanku, dan memberi nasehat tentang kehidupan.maaf selalu merepotkan..luv u mom….
[Adek] yang terus mendoakan aku cepat lulus n cepat kerja, walaupun ujung-ujungnya ada maunya…
[Ir. Suparno, MT n Ir. Hari Yuliarso, MT] yang selalu meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dengan sabar, saran dan kritik yang membangun. terima kasih atas bimbingannya hingga selesainya tugas akhir ini…
[Ir. M. Asrori, MT n Tri Joko, ST, MT] yang telah menjadi penguji dan memberikan masukan yang berarti demi sempurnanya tugas akhir ini…
Dr.Ir. Mohammad Muqoffa, MT selaku ketua jurusan Arsitektur, Kahar Sunoko, ST, MT selaku ketua prodi Arsitektur, Ir. Hardiyati, MT. Selaku pembimbing akademik dan seluruh dosen, staff, dan karyawan Arsitektur UNS.
[Teman-Teman Arsitek]
[ABC] thank’s for all broo…ayo dolan bareng meneh sing komplet kyo mbiyen….
[dr.Bangunan] tim tersukses se-arsitek hahaa….futsal…futsal…futsaallll…
[studio 127] akhirnya kita lulus kawan-kawan…sukses selalu buat kalian…
[ALL ‘07] terima kasih atas bantuan, dukungan, dan semua kenangan indahnya, semoga kita menjadi orang-orang yang sukses… Amin, Amin, Amin ya robbal alamin…..
dan Semua Pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu...
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……… i
LEMBAR PENGESAHAN……… ii
KATA PENGANTAR………. iii
UCAPAN TERIMA KASIH………... iv
DAFTAR ISI……… v
DAFTAR GAMBAR……… x
DAFTAR TABEL……… xii
DAFTAR SKEMA………... xiii
BAB I………. 1
PENDAHULUAN……… 1
1.1Judul……… 1
1.2Pengertian Judul……… 1
1.3Latar Belakang………... 2
1.3.1 Sejarah Perkembangan Sepak Bola Dunia………. 2
1.3.2 Perkembangan Sepak Bola Di Indonesia………. 3
1.3.3 Permasalahan Sepak Bola Di Indonesia……….. 4
1.3.4 Potensi Sepak Bola Di Surakarta………. 6
1.3.5 Arsitektural Bangunan Pusat Pelatihan Sepak Bola……….. 7
1.4Permasalahan Dan Persoalan………... 9
1.4.1 Permasalahan………. 9
1.4.2 Persoalan………. 9
1.5Tujuan Dan Sasaran……….. 10
1.5.1 Tujuan………. 10
1.6Lingkup Dan Batasan Pembahasan………. 11
1.6.1 Lingkup Pembahasan……… 11
1.6.2 Batasan Pembahasan………. 11
1.7Metoda Pembahasan……….. 11
1.8Sistematika Penulisan……… 12
BAB II………... 14
TINJAUAN……….. 14
2.1Tinjauan Teori………... 14
2.1.1 Olahraga/Sport………. 14
2.1.1.1Pengertian Olahraga……… 14
2.1.1.2Konsep Dasar Olahraga………... 15
2.1.1.3Sifat Dan Karakter Olahraga……….. 16
2.1.1.4Fasilitas Olahraga………. 18
2.1.2 Sepak Bola………. 19
2.1.2.1Pengertian Sepak Bola………. 19
2.1.2.2Elemen-Elemen Sepak Bola………. 19
2.1.3 Klub Sepak Bola………... 25
2.1.3.1Pengertian Klub Sepak Bola Profesional………... 25
2.1.3.2Sifat Klub Sepak Bola Profesional……….. 25
2.1.3.3Struktur Organisasi Klub Sepak Bola Profesional………... 26
2.1.4 Pelatihan Sepak Bola……… 26
2.1.4.1Unsur-Unsur Pelatihan Sepak Bola……… 26
2.1.4.2Macam-Macam Unsur Pelatihan Sepak Bola……… 27
2.1.5 Pusat Pelatihan Sepak Bola………. 30
2.1.5.1Pengertian Pusat Pelatihan Sepak Bola………. 30
2.1.5.2Sifat Pusat Pelatihan Sepak Bola……… 30
2.1.5.3Fasilitas Pusat Pelatihan Sepak Bola……….. 31
commit to user
2.1.6 Arsitektur Metafora………. 32
2.1.6.1Pengertian Metafora……… 32
2.1.6.2Bentuk Metafora………... 33
2.1.6.3Metafora Dalam Arsitektur………. 34
2.1.6.4Pemindahan Makna Arsitektural………... 36
2.1.6.5Kategori Arsitektur Metafora………. 37
2.1.7 Kajian Bentuk Arsitektural………. 37
2.1.7.1Asal-Usul Bentuk……….. 38
2.1.7.2Faktor Yang Mempengaruhi Bentuk………. 39
2.1.7.3Tinjauan Bentuk Dengan Filosofi Olahraga……….. 42
2.2 Tinjauan Kota Dan Potensi Sepak Bola Surakarta……… 45
2.2.1 Surakarta Sebagai Lokasi Site Terpilih………. 45
2.2.1.1Tinjauan Wilayah………. 45
2.2.1.2Deskripsi Kota Surakarta……… 46
2.2.1.3Luas Dan Batas Wilayah Kota Surakarta………. 47
2.2.1.4Potensi Kota Surakarta……… 47
2.2.1.5Sarana Dan Fasilitas Sepak Bola Di Surakarta………. 51
2.3Tinjauan Preseden………. 57
2.3.1 The David Beckham Academy……… 57
2.3.2 Centre Technique National Fernand Sastre, Claire Fontaine, Prancis…...57
2.3.3 The KNVB National Football Training Centre, Zeist, Belanda…………... 58
2.4Kesimpulan Tinjauan……… 61
BAB III………. 62
PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA………. 62
3.1Pengertian………... 62
3.2 Sifat……… 62
3.3Tujuan Dan Sasaran……….. 62
3.3.1 Tujuan………... 62
3.4Visi Dan Misi……….. 64
3.4.1 Visi………. 64
3.4.2 Misi……… 64
3.5Skala Pelayanan………. 64
3.6Status Kelembagaan……….. 65
3.7Karakter Wadah……… 66
3.8Sistem Pengelolaan……….67
3.9Fasilitas………... 68
3.15 Batasan Perencanaan Dan Perancangan………... 76
BAB IV……….. 77
ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN……… 77
4.1Analisa Non Fisik………... 77
4.1.1 Pengelompokan Kegiatan……….. 77
4.1.2 Pengelompokan Pelaku Kegiatan………. 78
4.1.3 Kebutuhan Dan Besaran Ruang………... 79
4.1.4 Hubungan Dan Organisasi Ruang………... 96
4.2Analisa Fisik………... 100
4.2.1 Analisa Pendekatan Konsep Lokasi Dan Site………. 100
4.2.2 Analisa Pendekatan Konsep Pengolahan Site………. 103
4.2.2.1Analisa Pendekatan Konsep Pencapaian………. 103
4.2.2.2Analisa Pendekatan Konsep Sirkulasi………. 104
4.2.2.3Analisa Pendekatan Konsep Orientasi……… 107
4.2.2.4Analisa Pendekatan Konsep View……… 112
commit to user
4.2.3 Analisa Pendekatan Konsep Tampilan Bangunan………. 113
4.2.4 Analisa Pendekatan Konsep Bentuk Dan Gubahan Massa………... 117
4.2.5 Analisa Pendekatan Konsep Tata Ruang……… 118
4.2.5.1Analisa Pendekatan Konsep Tata Ruang Dalam……… 118
4.2.5.2Analisa Pendekatan Konsep Tata Ruang Luar……….. 119
4.2.6 Analisa Pendekatan Konsep Sistem Struktur………. 121
4.2.7 Analisa Pendekatan Konsep Sistem Utilitas………... 123
BAB V………... 134
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN……….……... 134
5.1Konsep Non Fisik………... 134
5.1.1 Konsep Peruangan……….……... 134
5.2Konsep Fisik………... 146
5.2.1 Konsep Tapak……… 146
5.2.2 Konsep Site………. 147
5.2.3 Konsep Tampilan Bangunan……… 148
5.2.4 Konsep Bentuk Dan Gubahan Massa……….. 151
5.2.5 Konsep Desain Eksterior………... 152
5.2.6 Konsep Desain Interior………. 152
5.2.7 Konsep Sistem Struktur……… 153
5.2.8 Konsep Sistem Utilitas………... 154
5.2.9 Konsep Arsitektural Desain……….. 157
DAFTAR PUSTAKA……….. 159
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Lapangan Sepak Bola Standart FIFA
Gambar 2.2 Bola Resmi Event Piala Dunia dan Bola Jabulani PD 2010 Afrika Selatan.
Gambar 2.3 Opera Sidney House
Gambar 2.4 Church of Light
Gambar 2.5 Reichstag Parlamentul
Gambar 2.6 Logo Klub AC Milan
Gambar 2.7 Logo Piala Eropa Polandia-Ukraina 2012
Gambar 2.8 Kostum Klub AC Milan
Gambar 2.9 Wembley Stadium
Gambar 2.10 Peta Surakarta
Gambar 2.11 Stadion Sriwedari
Gambar 2.12 Stadion Manahan
Gambar 4.1. Kebutuhan ruang gerak tubuh manusia
Gambar 4.2. Dimensi manusia dengan perabotan
Gambar 4.3Distribusi wilayah pengembangan Kota Surakarta
Gambar 4.4 Foto udara lokasi jalan adi sucipto
Gambar 4.5 Foto udara lokasi wilayah solo baru
Gambar 4.6 Foto udara lokasi wilayah mojosongo
Gambar 4.7 lokasi site terpilih
Gambar 4.8 Analisa pendekatan pola pencapaian pada site
commit to user
Gambar 4.10 : Sirkulasi melewati ruang
Gambar 4.11 Sirkulasi menembus ruang
Gambar 4.12 Sirkulasi berakhir dalam satu ruang
Gambar 4.13 Analisa kebisingan pada area site.
Gambar 4.14 Rekomendasi mengatasi kebisingan pada area site.
Gambar 4.15 Analisa mengatasi angin yang menuju area site.
Gambar 4.16 Analisa sinar matahari pada area site.
Gambar 4.17 Rekomendasi sinar matahari pada area site.
Gambar 4.18 Analisa View ke dalam site.
Gambar 4.19 Analisa View ke luar site
Gambar 4.20 Zoning vertikal berdasarkan tingkat kebisingan
Gambar 5.1 Site Existing Pusat Pelatihan Sepakbola Di Surakarta
Gambar 5.2 Pola Pencapaian Pusat Pelatihan Sepakbola Di Surakarta
Gambar 5.3 Pola Sirkulasi Lintasan Umpan Balik
Gambar 5.4 : Material lansekap bangunan
DAFTAR TABEL
Table 2.1 Pemindahan konsep kedalam karakteristik ruang
Table 2.2 Klub-Klub Sepakbola Amatir dan Sekolah Sepakbola di Surakarta
Table 2.3 Even Pertandingan Sepakbola Yang Digelar Di Surakarta
Table 2.4 Venue Penyelenggaraan Event Sepak Bola Di Surakarta
Table 3.1 Macam kegiatan dan karakter
Table 3.2 Pelaku kegiatan dan motivasi
Tabel 4.1 Pelaku dan kegiatan pengelolaan
Tabel 4.2 Kegiatan pengunjung Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta
Tabel 4.3Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Rg.Pendidikan & Pelatihan
Tabel 4.4 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Rg. Informasi
Tabel 4.5 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Rg. Pengelola
Tabel 4.6 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Rg. Penunjang
Tabel 4.7 Analisa pendekatan tampilan bangunan
Tabel 4.8 Empat unsur bangunan pintar
Table 5.1 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas pendidikan dan pelatihan
Table 5.2 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas informasi
Table 5.3 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas pengelolaan dan pelayanan jasa
Table 5.4 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas penunjang
commit to user
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1 Struktur Organisasi Klub Sepak Bola Profesional
Skema 3.1 Hubungan antar lembaga
Skema 4.1Pola hubungan ruang fasilitas Pusat Pelatihan Sepakbola
Skema 4.2:Pola hubungan ruang fasilitas pendidikan & latihan
Skema 4.3: Pola hubungan ruang-ruang informasi
Skema 4.4: Pola hubungan ruang fasilitas pelayanan jasa
Skema 4.5:Pola hubungan ruang fasilitas pengelola
Skema 4.6:Pola hubungan ruang fasilitas penunjang
Skema 5.1Pola hubungan ruang fasilitas pendidikan dan latihan
Skema 5.2 Pola hubungan ruang fasilitas informasi
Skema 5.3 Pola hubungan ruang fasilitas pelayanan jasa
Skema5.4 Pola hubungan ruang fasilitas pengelola
commit to user
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Septyan Riesky Hermawan
Program Studi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta
ABSTRAK
Sepak bola saat ini menjadi olahraga terpopuler di dunia. Diantara negara-negara di dunia, di Indonesia sepak bola merupakan olahraga paling populer dan Surakarta merupakan salah satu kota dengan fanatisme yang tinggi terhadap olahraga sepak bola. Dalam perkembangannya sepak bola sekarang bukan hanya sekedar sebuah olah raga untuk menyehatkan badan, akan tetapi sudah menjadi olah raga menghibur yang bisa di nikmati dan dilakukan oleh siapa saja. Selain itu, sepak bola sekarang sudah mengarah pada sebuah pertandingan kompetisi yang mengharuskan sebuah kemenangan dan prestasi. Fasilitas pelatihan digunakan untuk membentuk karakter pemain agar nantinya dapat berprestasi dan dapat meningkatkan mutu dari sebuah klub sepak bola professional. Maka keberadaan suatu Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta sangatlah penting. Hal ini berkaitan erat dengan proses pembinaan dan pelatihan dari suatu klub sepakbola profesional. Sarana pelatihan sepakbola di Surakarta yang representatif dan lengkap merupakan salah satu tolak ukur serta cermin keprofesionalan dan kemajuan sebuah klub sepakbola.
Perencanaan Pusat Pelatihan Sepak Bola di Surakarta ini menggunakan desain arsitektur metafora. Dengan menerapkan unsur-unsur sepak bola yang kemudian ditransformasikan kedalam bentuk bangunan yang sesuai dengan spirit olahraga yang dinamis, spontan dan sportif dengan menekankan perancangan bentuk dan peruangan yang bebas, mengalir dan menghindari norma-norma perencanaan yang cenderung kaku dan mengikat. Metafora yang dipakai adalah metafora kombinasi dimana merupakan perpaduan antara metafora abstrak dan konkret. Pusat Pelatihan Sepak Bola di Surakarta ini diharapkan mampu mencerminkan fungsi yang diwadahi sebagai suatu bangunan pelatihan sepakbola dengan pendekatan pada arsitektur metafora sehingga dapat menunjang ekspresi bangunan dan dapat mewadahi semua kegiatan yang berhubungan dengan sepakbola, terutama pembelajaran sepakbola secara proporsional.
commit to user
With Metaphor Architecture Approach Septyan Riesky Hermawan
Architecture Studies Program Department of Architecture, Faculty of Engineering Sebelas Maret University
Surakarta
ABSTRACT
Football is now the most popular sport in the world. Among the countries in the world, in Indonesia football is the most popular sport and Surakarta is one of the cities with a high bigotry towards sport of soccer. In development now football is not just a sport for a healthy body, but it has become entertaining sport that can be enjoyed and performed by anyone. In addition, football has now led to a competitive game that requires a victory and achievement. Training facilities are used to shape the character of the player that will be able to perform and to improve the quality of a professional football club. So the existence of a Football Training Centre in Surakarta is essential. It is closely related to the development and training of a professional football club. Football training facility in Surakarta representative and complete a one benchmark and makeup professionalism and progress of a football club.
Planning Football Training Center in Surakarta uses the metaphor of architectural design. By applying the elements of football that later transformed into the shape of the building in accordance with the spirit of sport dynamic, spontaneous and sporty design emphasizing form and monetary affairs free, flowing and avoid planning norms tend to be rigid and binding. The metaphor is a metaphor used a combination which is a mix between abstract and concrete metaphor. Football Training Center in Surakarta is expected to reflect the function of the building housed as a football training metaphorical approach to the architecture that can support the expression of the building and can accommodate all the activities related to football, especially football lesson in proportion.
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Judul
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekataan Arsitektur Metafora
1.2Pengertian Judul
Pusat: Pokok pangkal atau kumpulan atau himpunan dari suatu urusan, hal, dan
sebagainya. Yang dimaksud dalam tulisan ini adalah tempat yang menjadi kumpulan dari
berbagai kegiatan berlaih sepak bola. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit: Pusat
Bahasa, 2009).
Pelatihan: Pelatihan dapat diartikan sebagai suatu usaha memberikan pelajaran untuk
membiasakan atau memperoleh suatu kecakapan. Dalam hal ini adalah kecakapan bermain
sepak bola. (Ibid, hal 570).
Sepak Bola: Salah satu cabang olahraga yang dimainkan di luar ruangan dan dimainkan
oleh dua kelompok / team yang berlawanan yang disebut kesebelasan. Kesebelasan yang
paling banyak memasukkan bola ke gawang lawan dalam waktu yang telah ditentukan
dianggap sebagai pemenang. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit: Pusat Bahasa, 2009).
Surakarta: Salah satu kota di Indonesia yang terletak di propinsi Jawa Tengah;
merupakan salah satu penyelenggara even olahraga khususnya sepakbola tingkat nasional
dan internasional. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit: Pusat Bahasa, 2009).
Arsitektur Metafora: kiasan atau ungkapan bentuk, diwujudkan dalam bangunan dengan
harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai bangunan.
(Charles Jenks, The language of post modern Architecture).
Pusat Pelatihan Sepak Bola di Surakarta merupakan suatu area yang mewadahi berbagai
kegiatan pembelajaran, pelatihan, pendidikan, pembinaan, dan penelitian tentang olahraga
sepakbola yang dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu, dengan menerapkan pendekatan
commit to user
sepakbola yang meliputi teori dan praktek serta didukung dengan fasilitas kepelatihan yang
memadai untuk meningkatkan prestasi pemain sepakbola dan meningkatkan prestasi
klub-klub sepakbola di Indonesia pada umumnya dan di Surakarta pada khususnya.
1.3Latar Belakang
1.3.1 Sejarah Perkembangan Sepak Bola Dunia
Beberapa dokumen mengatakan sepak bola berasal dari masa Romawi, namun
ada juga yang menyatakan bahwa sepak bola berasal dari daratan Cina. FIFA sendiri
sebagai badan sepak bola dunia menyatakan bahwa sepak bola berawal dari
permainan yang dilakukan oleh masyarakat Cina pada abad ke-2 hingga ke-3 sebelum Masehi. Olah raga ini dikenal dengan nama “cuju“. Sepak bola modern yang kita kenal sekarang diakui oleh berbagai pihak berasal dari Inggris. Sepak bola modern ini
mulai dimainkan pada pertengahan abad ke-19 di sekolah-sekolah di daerah Inggris
Raya. Pada tahun 1857 beridiri klub sepak bola pertama di dunia, dengan nama
Sheffield Football Club. Klub sepak bola ini merupakan gabungan dari beberapa
sekolah yang memainkan permainan sepak bola. Pada saat yang sama, tepatnya tahun
1863, berdiri badan asosiasi sepak bola di Inggris, dengan nama Football Association
(FA). Pada saat itu badan inilah yang mengeluarkan peraturan dasar permainan sepak
bola.
Pada tahun 1886 terbentuk badan yang mengeluarkan peraturan sepak bola
modern di dunia, dengan nama International Football Association Board (IFAB).
IFAB terbentuk setelah adanya pertemuan antara FA dengan Scottish Football
Association, Football Association of Wales, dan Irish Football Association di
Manchester, Inggris. Hingga saat ini IFAB adalah badan yang mengeluarkan berbagai
peraturan pada permainan sepak bola, mulai dari peraturan dasar hingga peraturan
yang menyangku teknik permainan serta perpindahan pemain. Tidak adanya badan
yang mengatur permainan sepak bola di dunia internasional membuat perkembangan
olah raga ini agak terhambat. Disadari oleh para pelaku sepak bola bahwa penting
untuk membentuk sebuah organisasi yang membawahi dan mengatur permainan
commit to user
Karena itu pada tanggal 21 Mei 1904 dibentuk sebuah badan sepak bola
internasional di Perancis dengan nama Fédération Internatinale de Football
Association (FIFA). Meskipun tebentuk di Perancis, namun kantor pusat dari FIFA
terdapat di Zurich, Swiss. Sedangkan presiden pertama FIFA adalah Robert Guérin.
Sejak FIFA terbentuk, perkembangan sepak bola di dunia pun semakin pesat. Hal
ini karena salah satu tugas utama dari FIFA adalah melakukan promosi dan sosialisasi
tentang sepak bola ke berbagai belahan dunia. Perkembangan sepak bola yang pesat
di dunia ini dapat dilihat dari banyaknya negara yang masuk menjadi anggota FIFA.
Hingga saat ini sudah lebih dari 200 negara yang masuk menjadi anggota FIFA.
Banyak orang menyangka sepak bola lahir di Inggris. Ternyata sepak bola yang
dimaksud itu sepak bola modern, namun sebelum itu termyata sepak bola telah
ditemukan sejak 3000 tahun yang lalu di berbagai pelosok dunia dalam bentuk yang
berbeda-beda. Bola pernah ditemukan bukti-buktinya sebagai permainan para prajurit
China sekitar abad ke 2-3 zaman pemerintahan Dinasty Han. Belakangan ditemukan
juga bukti keberadaan sepak bola di Kyoto, Jepang.
Di Indonesia, sepak bola pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Belanda,
perkembangannya pun menjadikan sepak bola menjadi sebuah kelompok bergengsi
pada awal abad 19. (www.fifa.com/classicfootball/history).
1.3.2 Perkembangan Sepak Bola Di Indonesia
Tim nasional sepak bola Indonesia pernah memiliki kebanggaan tersendiri,
menjadi tim Asia pertama yang berpartisipasi di Piala Dunia FIFA pada tahun 1938.
Saat itu mereka masih membawa nama Hindia Belanda dan kalah 6-0 dari Hongaria,
yang hingga kini menjadi satu-satunya pertandingan mereka di turnamen final Piala
Dunia. Ironisnya, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak dan
memiliki masyarakat dengan minat yang sangat tinggi terhadap olahraga sepak bola,
menjadikan sepak bola olahraga terpopuler di Indonesia (selain bulu tangkis), namun
Indonesia tidaklah termasuk jajaran tim-tim kuat di Konfederasi Sepakbola Asia.
Di kancah Asia Tenggara sekalipun, Indonesia belum pernah berhasil menjadi
juara Piala AFF (dulu disebut Piala Tiger) dan hanya menjadi salah satu tim
commit to user
dan 2004, dan 2010 (dan menjadikan Indonesia negara terbanyak peraih runner-up
dari seluruh negara peserta Piala AFF). Di ajang SEA Games pun Indonesia jarang
meraih medali emas, yang terakhir diraih tahun 1991.
Di kancah Piala Asia, Indonesia meraih kemenangan pertama pada tahun 2004 di
China setelah menaklukkan Qatar 2-1. Yang kedua diraih ketika mengalahkan
Bahrain dengan skor yang sama tahun 2007, saat menjadi tuan rumah turnamen
bersama Malaysia, Thailand, Vietnam. (www.wikipedia.com).
1.3.3 Permasalahan Sepak Bola Di Indonesia
Indonesia adalah negara dengan penduduk terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah
populasi sekitar 220 juta. Dengan jumlah penduduk yang demikian besar itu, tentunya
akan berpengaruh terhadap peningkatan prestasi sepak bola nasional baik di tingkat
ASEAN ataupun tingkat dunia.
Namun harapan itu, untuk saat ini masih sulit untuk diwujudkan. Mari kita lihat
prestasi tim nasional sepak bola kita beberapa tahun terakhir. Pada saat Piala Asia
tahun 2007 digelar di kawasan ASEAN dan Indonesia sebagai salah satu tuan rumah
bersama Malaysia, Thailand, dan Vietnam banyak harapan dari seluruh rakyat
Indonesia untuk tim nasional agar mampu berprestasi di turnamen tertinggi sepak
bola kawasan Asia.
Harapan itu seakan menjadi kenyataan ketika Timnas kita berhasil mengalahkan
Bahrain, namun menghadapi Arab Saudi dan Korea Selatan Timnas kita tidak
berdaya walaupun sempat memberikan perlawanan sengit. Derita tim nasional kita
seakan tidak habis-habisnya, puncaknya ketika SEA GAMES Laos akhir Desember
tahun 2009. Untuk pertama kali nya sepanjang sejarah, timnas sepakbola U-23 kita
dikalahkan oleh Laos, dan berakibat tidak lolosnya Timnas U-23 dari babak
penyisihan grup.
Serangkaian prestasi memalukan tersebut tidak lepas dari buruknya kinerja para
petinggi PSSI dalam mengelola sepakbola nasional. Dimulai dari kasus hukum yang
menimpa ketua umum PSSI, kualitas Liga domestik yang buruk, ditandai dengan
seringnya terjadi kerusuhan antar suporter, mafia wasit, dan banyaknya kuota pemain
commit to user
Ditambah dengan kurang adanya pembinaan atlet muda berbakat secara
berkesinambungan serta faktor non teknis lain seperti fasilitas pendukung atau
kualitas lapangan sepakbola di Indonesia yang masih jauh dari standar resmi FIFA.
(www.wikipedia.com)
Akibatnya para pemain lokal yang sebenarnya memiliki potensi untuk
berkembang, tidak mendapat kesempatan. Selain itu minimnya melakukan
pertandingan persahabatan dengan negara-negara yang memiliki kualitas sepakbola
yang lebih baik ditengarai sebagai salah satu sebab merosotnya prestasi timnas.
ketidaktegasan sanksi yang diberikan kepada pelaku-pelaku kerusuhan antar suporter
sepakbola dan mafia wasit semakin membuat suram masa depan sepakbola kita.
Pada kenyataannya sampai saat ini Indonesia masih kurang sarana dan fasilitas
pembinaan dan pelatihan yang memadai dan memenuhi standar internasional. Pada
prinsipnya proses pembinaan sepakbola yang kompetitif tidak mungkin terselenggara
tanpa didukung sarana pengembangan terpadu yang representatif.
Salah satu penyebab utama menurunnya prestasi sepakbola nasional adalah
kurang lancarnya proses pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia yang
berkecimpung di dunia sepakbola nasional. Imbasnya pembinaan pemain muda
terganggu akibat minimnya sarana dan fasilitas untuk berlatih. Dampak selanjutnya
adalah tersendatnya regenerasi pemain karena para pemain muda kurang memiliki
kesiapan, kemampuan dan pengalaman untuk menggantikan para pemain senior yang
prestasinya mulai menurun.
Sarana Pelatihan Sepakbola, untuk pembelajaran teoritis dan praktis, secara
khusus belum ada di Indonesia. Selama ini pengembangan pemain sepakbola hanya
berupa pembelajaran praktis saja, bukan dalam studi yang terpadu. Diklat-diklat
(pendidikan dan latihan) yang sudah ada seperti Diklat Ragunan, Diklat Salatiga,
Diklat Sawangan, Diklat Mandau dsb yang belum menyentuh area pembelajaran
teoritis sepakbola (bisa berupa studi literatur, diskusi, seminar, penelitian dan
pengembangan dll). Pusat Studi ini dibutuhkan sebagai salah satu usaha untuk
commit to user
Tempat seperti ini sudah lazim di Eropa, yang merupakan pusat perkembangan
sepakbola dunia, sebagai sarana pembentukan bibit-bibit pemain seperti sekolah
sepakbola manchester united (manchester,inggris), Milanello (milan,italy) dan
akademi sepakbola ajax (belanda), dll.
1.3.4 Potensi Sepak Bola Di Surakarta
Surakarta, seperti halnya beberapa kota besar lainnya di Indonesia seperti Malang,
Makassar, Surabaya dan Bandung, memiliki potensi sangat besar dalam
perkembangan sepakbola. Masyarakatnya mempunyai antusiasme yang luar biasa
pada olahraga ini. Menjamurnya Sekolah Sepak Bola (SSB), dan maraknya even-even
sepakbola yang berlangsung tiap tahunnya, dari level kompetisi resmi PSSI sampai ke
tingkatan tarkam (antar kampung), merupakan indikator paling mudah yang bisa
dijadikan pegangan. Yang juga tidak bisa diabaikan adalah keberadaan Pasoepati
(Pasukan Suporter Solo Sejati) yang bisa disebut merupakan konsentrasi massa
terbesar sebagai bukti nyata mengakarnya fanatisme sepakbola di kota Bengawan ini.
Di sisi lain, ironisnya segala potensi ini tidak diiringi dengan
kemudahan-kemudahan dalam mengakses fasilitas yang berkaitan dengan sepakbola. Fasilitas
yang ada kurang representatif untuk mewadahi semua kebutuhan para penggemar
sepakbola. Penggemar yang saya maksud adalah mereka yang ingin mendapatkan
kesempatan berlatih dan mengembangkan kemampuan bermain sepakbola serta yang
hanya sekedar ingin beraktualisasi dengan dunia sepakbola misalnya mencari atau
bertukar informasi tentang perkembangan sepakbola terkini. Dua kategori penggemar inilah yang akan menjadi “user target” dari desain yang saya buat. Di Surakarta terdapat banyak lokasi pembinaan sepakbola (SSB) yang tersebar di beberapa tempat
tapi belum ada satu yang menjadi pusat orientasi dan referensi yang bisa menyatukan
visi, mengontrol sekaligus menjadi barometer pengembangan sepakbola (untuk
pemain muda). Selain itu juga tidak terdapat semacam community center yang bisa
menjadi tempat kajian referensional atau menjadi spot untuk berkumpul (communal
commit to user
Pusat Pelatihan Sepakbola yang bisa diakses oleh seluruh masyarakat di Surakarta
dan sekitarnya bila perlu.
Pemilihan Surakarta sebagai lokasi sebuah Pusat Pelatihan Sepakbola bukan
tanpa dasar. PSSI sebagai organisasi berwenang dalam mengurusi masalah
pembinaan nasional, telah jauh hari menetapkan Surakarta sebagai salah satu
alternatif lokasi pusat pelatihan sepakbola yang rencananya akan dibangun di
beberapa tempat di tanah air.
Dewasa ini perkembangan di kota ini, yang menampung remaja-remaja peminat
sepakbola yang jumlahnya kian bertambah tiap tahunnya. Keinginan dan mimpi
pemain-pemain sepakbola di kota Solo (Surakarta) semakin meningkat. Hal ini dapat
dilihat dengan makin menjamurnya klub-klub (amatir) dan sekolah sepakbola (SSB)
yang ada muda ini untuk menjadi pesepakbola profesional di masa datang boleh jadi
menjadi sumber motivasi terbesar mereka masuk ke klub-klub yang ada di Surakarta.
Dengan terfasilitasinya sarana-sarana sepakbola yang dibutuhkan oleh masyarakat
kota Solo (Surakarta), diharapkan hal ini akan memacu prestasi dari para pemain
sehingga tercipta pemain-pemain yang mampu berprestasi baik di level nasional
maupun internasional.
Pembangunan suatu Pusat Pelatihan Sepakbola merupakan hal yang perlu
dilakukan guna meningkatkan kualitas persepakbolaan di Surakarta pada masa yang
akan datang. Eksistensi sepakbola sebagai olahraga yang paling diminati dan
sekaligus paling berprospek, sebagai konsekuensi logis yang perlu terus dijaga dan
dikembangkan.
1.3.5 Arsitektural Bangunan Pusat Pelatihan Sepak Bola
Di dalam Arsitektur, ekspresi suatu desain dapat langsung terlihat pada wujud
fisiknya. Ekspresi ini menjadi semacam media komunikasi untuk memperlihatkan apa
fungsi bangunan tersebut, bagaimana fasadenya, sebesar apa dimensinya dan berbagai
pernyataan lainnya yang muncul dalam benak seseorang yang melihat bangunan
tersebut. Sehingga representasi visual bangunan merupakan salah satu faktor penting
yang dapat memberikan statement tentang tema yang ingin disampaikan bangunan itu
commit to user
Arsitektur sebagai instrumen komunikasi harus dapat menyampaikan makna yang
terkandung didalamnya. Arsitektur bukan hanya sekedar bangunan mati yang tidak
memiliki jiwa, namun arsitrektur adalah sebuah bentuk bahasa, sehingga merupakan
bagian dari komunikasi. Makna primer dari arsitektur adalah bangunan sebagai wujud
fungsi dan struktur fisik, makna sekunder akan melewati dan menekankan pada
bagian-bagian yang berkaitan dengan pengirim, penerima dan kode yang merupakan
suatu sistem sehingga sebuah pesan dapat dimengerti.
Dalam kaitannya sebagai media komunikasi, ekspresi tidak lepas dari peran
bentuk. Bentuk sendiri merupakan unit yang mempunyai unsur garis, lapisan, volume,
tekstur dan warna. Kombinasi dari keseluruhan unsur tersebut dan juga setelah
diselaraskan dengan skala, irama, dan proporsi akan menghasilkan suatu ekspresi
serta memunculkan citra (image) pada bangunan.
Dari segi arsitektural, bangunan dari pusat pelatihan sepakbola yang ada belum
mencerminkan fungsi yang diwadahi sebagai suatu bangunan pelatihan sepakbola.
Dengan tidak adanya sarana olahraga yang rekreatif maka para pemain bisa jadi akan
merasa jenuh jika harus tinggal dalam waktu yang lama. Untuk itu diperlukan suatu
rancangan bangunan pusat pelatihan sepakbola yang bisa mencerminkan fungsi yang
diwadahi sebagai bangunan pelatihan sepakbola dengan pendekatan pada arsitektur
metafora sehingga dapat menunjang ekspresi bangunan dan dapat mewadahi semua
kegiatan yang berhubungan dengan sepakbola, terutama pembelajaran sepakbola
secara proporsional.
Dengan melihat latar belakang di atas, maka sangat mungkin di Surakarta
dibangun suatu wadah berupa Pusat Pelatihan Sepakbola yang mampu menjawab
berbagai potensi dan kendala yang ada dengan melihat prospek ke depan bagi
perkembangan sepakbola di Surakarta sendiri khususnya dan Indonesia pada
umumnya.
Sesuai dengan spirit olahraga yang dinamis, spontan dan sportif maka Pusat
Pelatihan Sepakbola ini didesain dengan menekankan perancangan bentuk dan
peruangan yang bebas, mengalir dan menghindari norma-norma perencanaan yang
commit to user
pada Arsitektur Metafora yang akan diaplikasikan terhadap perencanaan dan
perancangan Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta ini.
Bertolak dari pemikiran tersebut saya menyusun sebuah konsep perencanaan yang
di dalamnya tertuang ide-ide, gagasan-gagasan hasil kontemplasi yang dijadikan
dasar untuk mendesain suatu Pusat Pelatihan Sepakbola dengan penekanan pada
Arsitektur Metafora yang mampu mengakomodasikan semua angan-angan mengenai
pembinaan dan pengembangan sepakbola khususnya di Surakarta dan Indonesia pada
umumnya.
1.4Permasalahan Dan Persoalan
1.4.1 Permasalahan
1. Bagaimana rumusan konsep perencanaan dan perancangan sebuah Pusat Pelatihan
Sepak Bola di Surakarta yang menerapkan unsur-unsur arsitektur metafora
kedalam suatu bangunan yang dapat mewadahi seluruh kegiatan yang
berlangsung sehingga dapat melahirkan pemain sepak bola berbakat dan
berprestasi?
2. Bagaimana wujud fisik Pusat Pelatihan Sepakbola dengan pendekatan arsitektur
metafora sehingga mampu menunjang ekspresi bangunan?
1.4.2 Persoalan
1. Bagaimana konsep pemilihan lokasi dari Pusat Pelatihan Sepakbola yang
direncanakan?
2. Bagaimana konsep pengolahan tapak dari Pusat Pelatihan Sepak Bola yang
direncanakan?
3. Bagaimana konsep peruangan dan pola sirkulasi yang direncanakan?
4. Bagaimana konsep tampilan dan gubahan massa yang direncanakan?
5. Bagaimana konsep desain tata ruang dalam dan luar yang direncanakan?
6. Bagaimana konsep sistem struktur dan utilitas yang akan digunakan pada Pusat
Pelatihan Sepak Bola yang direncanakan?
7. Bagaimana menampilkan desain yang menerapkan arsitektur metafora pada Pusat
commit to user
1.5Tujuan Dan Sasaran
1.5.1 Tujuan
Merancang konsep suatu Pusat Pelatihan Sepak Bola yang berfungsi sebagai pusat
pelatihan, pendidikan, pembinaan, dan penelitian tentang sepak bola dengan
menerapkan pendekatan arsitektur metafora sehingga dapat menunjang ekspresi
bangunan yang mewadahi fasilitas dan sarana- sarana pendidikan dan pelatihan
yang dapat digunakan oleh para pemain sepakbola sebagai sarana untuk menempa
kualitas, kemampuan dan keahlian bermain sepakbola dengan harapan
meningkatkan prestasi pemain dan kualitas persepakbolaan lokal.
1.5.2 Sasaran
Menentukan konsep perancangan fisik bangunan Pusat Pelatihan Sepak Bola yang
mampu menjawab permasalahan-permasalahan di atas dengan tujuan:
1. Terciptanya suatu bangunan pusat pelatihan sepakbola yang mengajarkan segala
teknik dan keterampilan bermain sepakbola secara profesional yang sesuai
kurikulum pendidikan sepakbola lengkap dengan sarana dan prasarananya.
2. Terciptanya suatu pusat pelatihan sepakbola yang mampu memenuhi seluruh
konsep perencanaan yang ditentukan sebelumnya yang meliputi konsep kegiatan,
peruangan, penataan sirkulasi, tampilan bangunan, pemilihan dan pengolahan site
serta sistem struktur dan utilitas bangunannya.
3. Terciptanya sebuah fasilitas lapangan pelatihan, ruang pendidikan dan fasilitas
penelitian tentang sepakbola yang baik dan berstandar internasional bagi para
pemain maupun pihak penyewa yang akan memanfaatkan sarana dan
prasarananya.
4. Terciptanya suatu wadah yang menjadi tempat pencarian bakat dan
pengembangan potensi dalam bidang sepakbola, sehingga dapat memunculkan
commit to user
1.6Lingkup Dan Batasan Pembahasan
1.6.1 Lingkup Pembahasan
1. Pembahasan mengarah pada Pusat Pelatihan Sepak Bola serta fasilitas-fasilitas
pendukung bangunan.
2. Pembahasan mengacu pada sasaran yang berupa tinjauan serta analisa yang
akhirnya akan menghasilkan konsep berupa penyelesaian masalah.
3. Pembahasan menitik-beratkan pada hal-hal dan masalah di sekitar disiplin ilmu
arsitektur serta hal-hal lain yang berpengaruh terhadap perencanaan dan
perancangan Pusat Pelatihan Sepak Bola.
4. Hal-hal di luar disiplin ilmu arsitektur dalam perencanaan bangunan akan menjadi
pertimbangan awal untuk memahami kondisi dan kebutuhan yang selanjutnya
menjadi pertimbangan dalam proses perencanaan.
1.6.2 Batasan Pembahasan
Dalam pembahasan ini ditekankan pada permasalahan dan persoalan yang ada,
serta diarahkan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, sehingga
dapat dipakai sebagai masukan terhadap konsep perencanaan dan perancangan
Pusat Pelatihan Sepak Bola dengan pendekatan arsitektur metafora.
1.7Metoda Pembahasan
Dibagi atas beberapa tahap, antara lain:
1. Pengumpulan data
a. Studi observasi
Observasi yang digunakan adalah observasi non partisipan, yaitu penulis tidak ikut
ambil bagian dalam kegiatan yang berlangsung. Tetapi hanya mengamati dan
mencatat segala sesuatu yang behubungan dengan pusat pelatihan sepak bola.
b. Wawancara
Melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait untuk mendukung kelengkapan
data.
c. Dokumentasi
Berupa foto-foto atau rekaman dari obyek yang menjadi tujuan studi observasi guna
commit to user
d. Studi literature
Melakukan pengumpulan data dari berbagai buku, tugas akhir, dan website yang
berhubungan dengan sepak bola dan pusat pelatihan sepak bola.
2. Pendekatan Konsep
a. Analisis: merupaka nmetode penguraian dan pengkajian dari data-data informasi dan
pengalaman empiris yang kemudian digunakan sebagai data relevan bagi perencanaan
dan perancangan.
b. Sintesa: merupakan tahap penggabungan dari data sumber yang didapatkan di
lapangan, literatur, pengalaman empiris yang telah dikaji pada tahap analisis dan
kemudian diolah menjadi konsep perencanaan dan perancangan.
3. Pendekatan Rancangan
Merupakan kesimpulan dari proses sintesa yang akan diterjemahkan ke dalam konsep
desain berupa gambar rancangan.
1.8Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Memberi penjelasan mengenai judul, pengertian judul, latar
belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, batasan
dan lingkup pembahasan, metode pembahasan, dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN
Berupa tinjauan pustaka, tinjauan lokasi dan tinjauan preseden.
Menyusun teori-teori yang diperoleh baik dari studi observasi,
studi literatur, maupun wawancara yang nantinya akan menjadi
bahan untuk membuat analisa guna memecahkan permasalahan
dan dirangkum menjadi sebuah kesimpulan tinjauan.
BAB III PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA YANG
DIRENCANAKAN
Memberikan gambaran mengenai Pusat Pelatihan Sepak Bola Di
commit to user
BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Membuat analisa-analisa dan alternatif penyelesaian permasalahan
perencanaan dan perancangan Pusat Pelatihan Sepak Bola Di
Surakarta.
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Menyusun konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan
commit to user
BAB II
TINJAUAN
2.1Tinjauan Teori
2.1.1 Olahraga/Sport
2.1.1.1Pengertian Olahraga
Sport dalam bahasa indonesia akan memiliki pengertian olahraga, dan
merupakan kata yang terdiri dari dua frase yaitu olah dan raga.
Olah mempunyai arti (mengerjakan,mengusahakan) sesuatu (barang)
supaya menjasi lain atau menjadi sempurna.
Raga mempunyai arti badan atau tubuh.
Sehingga olahraga (sport) dapat berarti mengusahakan badan supaya
menjadi sempurna dalam pengertian menjadi sehat dan kuat. Demikian
sehingga olahraga sering disebut juga sebagai sport. (Arismunandar, Manusia
dan Olahraga, 1987)
Terdapat pula beberapa pengertian Sport/Olahraga, yaitu :
C.A. Bucher (1985) menyatakan bahwa Olahraga dapat dikatakan sebagai
cerminan ungkapan rasa olah tubuh yang timbul secara alami pada tiap
individu manusia, dari keberadaan rasa keinginan untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan secara fisik dan psikologis, serta untuk lebih
mengekspresikan diri. (C.A Bucher, The physical educating and sport,
1985)
Pengertian olah raga adalah gerak badan untuk menyehatkan dan
menguatkan tubuh Adapun maksud dari menyehatkan dan menguatkan di
sini adalah bahwa tujuan akhir dari olah raga adalah agar didapatkan
tubuh yang sehat dan kuat sehingga terhindar dari penyakit. (Depdikbud,
commit to user
2.1.1.2Konsep Dasar Olahraga
Arismunandar (1987) menyatakan terdapat beberapa konsep dasar yang
berkaitan dengan olahraga, yaitu :
1. Bermain (Play)
Johan Huisiniaga (1950) mengatakan bahwa bermain merupakan
kegiatan hakiki atau kebutuhan manusia. Bermain merupakan kegiatan
yang dilakukan secara sadar,sukarela tanpa paksaan dan tidak sungguhan
dalam kurun waktu,tempat dan ikatan aturan. Dengan ciri
tersebut,bermain dapat mendorong terjadinya pertumbuhan kelompok
sosial,karena bukan dilakukan secara sendirian tetapi dalam suasana
kelompok.
2. Pendidikan Jasmani
Yaitu kegiatan pendidikan yang memiliki tujuan untuk membentuk
gerak, prestasi, sosial dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani.
3. Rekreasi
Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang,
menghilangkan kepenatan atas rutinitas yang dilakukan sehari-hari,
dorongan yang dilakukan oleh kelompok tertentu, bersantai (leisure) dan
mendapatkan kesenangan walaupun kadang dalam rekreasi kadang
terdapat ketegangan dan aktivitas jasmani yang cukup melelahkan.
4. Olahraga ( Sport )
Olahraga merupakan perluasan dari bermain. Tiga ciri pokok
dalam olahraga yaitu penekanan pada kemenangan,pengutamaan pada
teknik dan ketrampilan yang baik serta adanya penonton. Matveyef
(1981) mengatakan bahwa olahraga merupakan suatu kegiatan energik
dan dalam kegiatan itu atlet memperagakan kemampuan geraknya dan
commit to user
Loy (1986) mengemukakan bahwa olahraga memerlukan peragaan
ketangkasan fisik yang terungkap dalam ketrampilan, kesegaran jasmani
atau kombinasi kedua hal itu. Berdasarkan penekanan pada tujuannya,
olahraga (sport) dapat digolongkan sebagai berikut :
1) Olahraga prestasi yang mengutamakan pada prestasi dan
kemenangan, atau keunggulan dalam pertandingan.
2) Olahraga pendidikan (menekankan pada tujuan pendidikan).
3) Olahraga profesional, yaitu pencapaian tujuan yang bersifat
profesional
4) Olahraga amatir,awal dari munculnya olahraga profesional yang
dilakukan karena hobby.
5) Olahraga kesehatan, bertujuan untuk mencapai derajad sehat yang
lebih baik.
6) Olahraga rekreasi, yang muncul sebagai akibat budaya dan gaya
hidup remaja yang tujuannya untuk bersenang-senang dan lebih
kearah gengsi agar tidak disebut ketinggalan jaman.
2.1.1.3Sifat Dan Karakter Olahraga
Sifat dan karakter masing-masing cabang olahraga berbeda-beda. Hal ini
dipengaruhi oleh beragam maksud dan tujuandari tiap-tiap cabang olahraga.
Sehingga selain bertujuan untuk menyehatkan tubuh, olahraga pun ada yang
bersifat hiburan, seperti billiard dan bowling. Ataupun juga yang bersifat
kompetitif untuk meningkatkan prestasi, seperti Sepakbola, basket,
bulutangkis, renang, dll. Adapun sifat-sifat olahraga secara umum menurut
Arismunandar, Manusia dan Olahraga, 1987 adalah:
1. Sifat Olahraga
commit to user
2) Terdiri dari berbagai macam gerakan yang berbeda-beda yang
membentuk suatu kesatuan yang dinamis.
3) Gerakannya mempunyai ritme, pola tertentu dan berestetika.
4) Pola gerakan yang dibentuk selalu seimbang.
5) Terkadang gerakannya menitik beratkan pada salah satu bagian tubuh
tertentu.
6) Mempunyai aktivitas gerakan yang tinggi
7) Menarik untuk dilihat dan menggugah perasaaan.
2. Karakteristik Olahraga
C.A. Bucher (1985) menyatakan ada beberapa karakteristik olahraga,
yaitu:
1) Beraktivitas.
Olahraga memiliki ragam aktivitas olah tubuh. Bentuknya bisa
bermacam-macam seperti aktivitas fisik, psikis, sosial maupun
emosiaonal.
2) Sukarela dan Universal.
Olahraga dapat dilakukan siapapun dengan bebas tanpa ada rasa
paksaan. Bebas disini diinterprestasikan sebagai kebebasan
berekspresi, berkreasi, dan pencarian jati diri.
3) Adanya Motivasi.
Olahraga dilakukan karena terdorong oleh berbagai motivasi,
terkhususnya untuk mencapai sehat secara fisik dan psikis. Dengan
adanya motivasi, orang dapat secara aktif berolahraga.
4) Fleksibel.
Olahraga tidak terikat oleh sesuatu tempat dan waktu. Olahraga
commit to user
5) Adanya Achievment.
Bila dilakukan secara teratur dan bersungguh-sungguh, dari
olahraga dapat digali nilai-nilai potensi prestasi yang dapat berupa :
a. Physical Achievement
Pertumbuhan fisik yang baik, kesegaran jasmani,
rehabilitasi, pengembangan skill, rileksasi, dan pengurangan
ketegangan.
b. Mental Achievement
Aspek ini tidak terukur namun hasilnya dapat dirasakan.
Ketenangan, kebahagiaan, kepuasan, kenikmatan .
c. Sociality Achievement
Nilai positif yang dapat dikembangkan dalam aspek ini
seperti keakraban, kesetiakawanan, dan kebersamaan.
d. Emotional Achievement
Olahraga berpotensi menyelaraskan ekspresi diri, dan
kepercayaan diri.
e. Intellectual Achievement
Berpotensi untuk mmecahkan masalah, menemukan cara
memenangi suatu tantangan.
f. Spirituality Achievement
Beberapa olahraga spiritual seperti olahraga pernafasan
yoga dan meditasi sering disebut sebagai ibadah ritual suatu
agama (Khonghucu dan Hindu).
2.1.1.4Fasilitas Olahraga
Fasilitas Olahraga adalah fasilitas dari semua sarana olahraga dan
pendukung, yang meliputi antara lain fasilitas latihan, fasilitas pertandingan,
commit to user
pertandingan sendiri berdasarkan kegiatan yang diwadahinya bisa dibedakan
menjadi dua, yaitu :
Fasilitas outdoor yaitu fasilitas untuk latihan dan pertandingan yang
berada di ruang terbuka atau luar ruangan.
Fasilitas indoor yaitu fasilitas untuk latihan dan pertandingan yang
berada di dalam ruangan. Kegiatan olahraga, outdoor maupun indoor,
idealnya diwadahi dalam 1 fasilitas yang berada dalam 1 area dengan
penyediaan peralatan serta berbagai fasilitas pendukung di dalamnya.
Suatu pusat olahraga dapat terdiri dari berbagai cabang olahraga, ataupun
hanya satu cabang saja sesuai dengan kebutuhan dan kondisi dan kondisi
lingkungan setempat.
2.1.2 Sepak Bola
2.1.2.1Pengertian Sepak Bola
Sepak Bola: Salah satu cabang olahraga yang dimainkan di luar ruangan
dan dimainkan oleh dua kelompok/team yang berlawanan yang disebut
kesebelasan. Kesebelasan yang paling banyak memasukkan bola ke gawang
lawan dalam waktu yang telah ditentukan dianggap sebagai pemenang.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit: Pusat Bahasa, 2009)
2.1.2.2Elemen-Elemen Sepak Bola
1. Lapangan Sepakbola
Adapun ukuran lapangan standar sepakbola yang telah ditetapkan oleh
FIFA, yaitu :
commit to user
Gambar 2.1: Lapangan Sepak Bola Standar FIFA.
2. Bola dan Perlengkapan Permainan Sepak Bola.
Adapun ukuran bola menurut situs resmi FIFA adalah sebagai berikut :
1) Keliling : 10cm
2) Berat : 410- 450 gram
3) Lambungan : maks. 10m pada pantulan pertama
4) Bahan : karet / karet sintetis (buatan)
Perlengkapan permainan sepakbola antara lain sebagai berikut :
1) Kaos bernomor (sejak 1954)
2) Celana pendek.
3) Kaos kaki.
4) Pelindung tulang kering pada kaki.
commit to user
Gambar 2.2: Bola Resmi Event Piala Dunia dan Bola Jabulani PD 2010 Afrika Selatan.
3. Tim, Wasit dan Offisial Pertandingan.
1) Tim
Setiap tim maksimal memiliki sebelas pemain, salah satunya
haruslah penjaga gawang. Kadang-kadang ada peraturan kejuaraan
yang mengharuskan jumlah minimum pemain dalam sebuah tim
(minimum delapan). Sang penjaga gawang diperbolehkan untuk
mengambil bola dengan tangan atau lengannya di dalam kotak penalti
di depan gawangnya.
Pemain lainnya dalam kedua tim dilarang untuk memegang bola
dengan tangan atau lengan mereka ketika bola masih dalam
permainan, namun boleh menggunakan bagian tubuh lainnya.
Pengecualian terhadap peraturan ini berlaku ketika bola ditendang
keluar melewati garis dan lemparan dalam dilakukan untuk
mengembalikan bola ke dalam permainan.
Sejumlah pemain (jumlahnya berbeda tergantung liga dan negara)
dapat digantikan oleh pemain cadangan pada masa permainan. Alasan
umum digantikannya seorang pemain termasuk cedera, keletihan,
kekurang efektifan, perubahan taktik, atau untuk membuang sedikit
waktu pada akhir sebuah pertandingan. Dalam pertandingan standar,
pemain yang telah diganti tidak boleh kembali bermain dalam
commit to user
2) Wasit dan Offisal Pertandingan.
Sebuah pertandingan diperintah oleh seorang wasit yang
mempunyai wewenang penuh untuk menjalankan pertandingan sesuai
peraturan permainan dalam suatu pertandingan yang telah diutuskan
kepadanya dan keputusan-keputusan pertandingan yang
dikeluarkannya dianggap sudah final. Wasit menggunakan peluit
sebagai tanda suatu keadaan seperti pelanggaran, offside, gol dan
menunjukan waktu pertandingan dimulai atau selesai.
Sang wasit dibantu oleh dua orang asisten wasit (penjaga garis).
Dalam banyak pertandingan wasit juga dibantu seorang ofisial
keempat yang dapat menggantikan seorang ofisial lainnya jika
diperlukan.
4. Lama Permainan, Perpanjangan Waktu dan Adu Penalti.
1) Lama permainan
Sepak bola normal adalah 2×45 menit, ditambah istirahat selama
15 menit (kadang-kadang 10 menit). Jika kedudukan sama imbang,
maka diadakan perpanjangan waktu selama 2×15 menit, hingga
didapat pemenang, namun jika sama kuat maka diadakan adu penalti.
2) Perpanjangan Waktu dan Adu Penalti.
Kebanyakan pertandingan biasanya berakhir setelah kedua babak
tersebut, dengan sebuah tim memenangkan pertandingan atau
berakhir seri. Meskipun begitu, beberapa pertandingan, terutamanya
yang memerlukan pemenang mengadakan babak tambahan yang
disebut perpanjangan waktu kala pertandingan berakhir imbang: dua
babak yang masing-masing sepanjang 15 menit dimainkan.
Hingga belum lama ini, IFAB telah mencoba menggunakan
beberapa bentuk dari sistem „sudden death‟, namun mereka kini telah
commit to user
waktu, beberapa kejuaraan mempergunakan adu penalti untuk
menentukan sang pemenang.
Ada juga kejuaraan lainnya yang mengharuskan pertandingan
tersebut untuk diulangi. Perlu diperhatikan bahwa gol yang dicetak
sewaktu babak perpanjangan waktu ikut dihitung ke dalam hasil
akhir, berbeda dari gol yang dihasilkan dari titik penalti yang hanya
digunakan untuk menentukan pemenang pertandingan.
5. FIFA, Peraturan Sepak Bola dan PSSI.
1) FIFA
Merupakan badan asosiasi tertinggi sepakbola dunia. FIFA
didirikan di Paris pada 21 Mei 1904 dan merayakan hari jadinya yang
ke-100 pada 2004. FIFA selain menetapkan peraturan sepakbola, juga
ikut mempromosikan sepakbola dengan mengatur transfer pemain
antar tim, memberikan gelar Pemain Terbaik Dunia FIFA, dan
menerbitkan daftar Peringkat Dunia FIFA setiap bulannya dan even
sepakbola terbesar yaitu Piala Dunia yang digelar 4 tahun sekali.
Adapun organisasi sepakbola didunia yang dikoordinasi oleh FIFA
yaitu:
a. UEFA (Negara di benua Eropa)
b. CONMEBOL (Negara di benua Amerika Latin)
c. CONCACAF (Negara di benua Amerika tengah dan utara)
d. AFC (Negara di benua Asia dan benua Australia)
e. CAF (Negara di benua Afrika)
commit to user
2) Peraturan Sepakbola
Peraturan sepak bola ditetapkan oleh IFAB (International Football
Association Board), bagian dari badan kesatuan sepakbola benua
eropa atau UEFA. Peraturan resmi permainan sepak bola (Laws of the
Game) adalah perihal:
a. Lapangan Sepak Bola
b. Bola
c. Jumlah Pemain
d. Peralatan Pemain
e. Wasit Yang Mengatur Pertandingan
f. Asisten Wasit
g. Lama Permainan
h. Bola Keluar dan Di Dalam Lapangan
i. Cara Mendapatkan Angka
j. Offside
k. Pelanggaran
l. Tendangan Bebas
m. Tendangan
n. Lemparan Dalam
o. Tendangan Gawang
3) PSSI
Merupakan kepanjangan dari Persatuan Sepakbola Seluruh
Indonesia. Didirikan 1930 di Yogyakarta oleh Soeratin
Sosrosoegondo. Setiap tahunya PSSI menggelar even sepakbola
ditanah air seperti Piala Indonesia, ISL (Indonesian Super League),
Copa Indonesia dan sekarang ditambah IPL (Indonesian Premier
commit to user
2.1.3 Klub Sepak Bola
2.1.3.1Pengertian Klub Sepak Bola Profesional
Definisi Klub Sepakbola Profesional yang diperoleh dari penguraian
makna per kata-nya adalah sebagai berikut:
Klub: Suatu perkumpulan dimana orang-orang bertemu untuk melakukan
kegiatan dengan tujuan tertentu. (Longman Learner’s Dictionary of
American English, 2000)
Sepak Bola: Permainan (olahraga) bola yang ditendang dengan kaki yang
dimainkan oleh dua tim yang masing-masing terdiri dari 11 orang.( Ibid )
Professional: Orang yang melakukan olahraga dengan menerima bayaran.
(W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
1985).
Jadi pengertian Klub Sepak Bola Profesional adalah suatu perkumpulan
orang-orang yang berkecimpung dalam dunia olahraga sepakbola, dimana
mereka bekerja di bidang tersebut secara penuh (full time) yang terdiri dari
para pemain, pengurus, dan pemilik serta memiliki agenda kerja dan tujuan
prestasi & profit yang jelas.
2.1.3.2Sifat Klub Sepak Bola Profesional
Klub sepakbola professional memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan
klub amatir, diantaranya :
1. Mandiri, mempunyai otonomi untuk menentukan dan menjalankan visi
dan misi dari klub itu sendiri.
2. Memiliki, mengelola sendiri seluruh aktivitas di dalamnya.
3. Orang-orang yang beraktivitas di dalamnya berstatus bekerja penuh dan
commit to user
2.1.3.3Struktur Organisasi Klub Sepak Bola Profesional
Skema 2.1: Struktur Organisasi Klub Sepak Bola Profesional. (Kantor Menpora, 1997)
2.1.4 Pelatihan Sepak Bola
2.1.4.1Unsur-Unsur Pelatihan Sepak Bola
Pada perkembangan sepak bola modern, unsur-unsur permainan yang
terdiri dari: kondisi fisik dan taktik permainan serta mental pemain dipelajari
benar-benar secara cermat. Sistem latihan berkembang dengan pesat. Jadwal
latihan disusun dengan cermat antara proporsi latihan kondisi fisik, latihan
teknik dan taktik permainan. Bahkan kondisi pemain selalu dipantau dengan
cermat.
Banyak pendapat yang menyatakan bahwa unsur-unsur kondisi fisik,
teknik, dan taktik sangat besar perannya dalam mencapai prestasi dalam
kecakapan bermain sepakbola. Di antara pendapat-pendapat tersebut adalah:
1. Menurut Csanadi Arpad, tujuan latiahan sepakbola adalah untuk
meningkatkan kemampuan teknik, taktik dan kondisi fisik serta mental
pemain, sehingga pemain dapat mencapai tingkat prestasi tertinggi.
(C.sanadi Arpad, Soccer, Corvina Press, Budapast, 1972, hal. 410)
commit to user
2. Menurut Savin S dan Sushkhov M, unsur-unsur sepakbola yang harus
ditingkatkan adalah latihan taktik, latihan teknik, dan latihan kondisi
fisik. (Savin S. and Suskhov M., Football, Foreign Languages Publishing
House, Moscow, 1958, hal.10)
3. Menurut Eric Batty, untuk mencapai kecakapan bermain sepakbola yang
tinggi, para pemain harus diberikan latihan-latihan:
a. Kemampuan mengoperkan dan menembakkan bola ke gawang
b. Mengembangkan pengertian bermain dalam team
c. Meningkatkan kondisi fisik terutama kecepatan lari. (Batty Eric,
Soccer Coaching the Modern Law, Faber and Faber, London, 1975.
hal. 98)
2.1.4.2Macam-Macam Unsur Pelatihan Sepak Bola
Dari berbagai pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur
latihan teknik, fisik, dan taktik, adalah hal yang penting dalam pelatihan
sepakbola. Sehingga sebuah pusat pelatihan sepakbola harus dapat mewadai
ketiga unsur tersebut dalam arti mempunyai fasilitas untuk latihan teknik,
fisik, dan taktik. Berikut ini adalah keterangan lebih jauh mengenai
unsur-unsur tersebut:
1. Latihan Fisik
Yang disebut dengan latihan fisik dalam sepakbola adalah suatu
latihan untuk meningkatkan kemampuan fisik pemain agar dapat bermain
sepakbola selama 1,5 jam terus menerus tanpa mengalami
kesukaran/kelelahan yang berarti. (Csanadi Arpad, Soccer, Corvina Press,
Budapast, 1972, hal. 491). Latihan kondisi fisik ada dua macam, yaitu
latihan kondisi fisik umum dan latihan kondisi fisik khusus.
Latihan kondisi fisik umum adalah untuk meningkatkan kesegaran
fisik pada umumnya tanpa menuntut gerakan yang memerlukan
commit to user
Latihan kondisi fisik khusus adalah untuk meningkatkan kesegaran
fisik yang diperlukan oleh suatu cabang olah raga tertentu.
Latihan kondisi fisik khusus baru dikembangkan jika kondisi fisik
umum telah mencapai tingkat tinggi. (Drs. Sardjono, dkk., Pengaruh
Latihan Kondisi Fisik terhadap Kecakapan Bermain Sepakbola,
Laporan Penelitian, Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan FKIP
Yogyakarta, 1981, hal.5)
Adapun berbagai latihan yang dilakukan dalam latihan fisik adalah:
1) Kekuatan (Strength) adalah kemampuan otot untuk mempergunakan
kekuatan (force) melawan tahanan/beban.
2) Daya tahan (endurance) adalah kemampuan organisme untuk
melawan kelelahan yang timbul pada waktu bermain sepakbola dalam
jangka waktu yang lama.
3) Kecapatan (speed) adalah kemampuan melakukan gerakan-gerakan
yang sejenis dengan waktu yang sesingkat-singkatnya dan
mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya.
4) Kelincahan (agility) adalah kemampuan melakukan gerakan untuk
merubah arah.
5) Kelenturan (flexibility) adalah kemampuan untuk melakukan gerakan
dengan amplitudo yang luas. (Drs. Sardjono, dkk., Pengaruh Latihan
Kondisi Fisik terhadap Kecakapan Bermain Sepakbola. Laporan
Penelitian, Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan FKIP Yogyakarta,
1981, hal.5,6)
Latihan fisik dilakukan didalam ruangan dengan berbagai alat berat
dan dilapangan terbuka.
2. Latihan Teknik
Teknik dalam sepakbola adalah suatu rangkuman cara (metode) yang
dipergunakan dalam pelaksanaan semua gerakan dalam permainan
commit to user
Sehingga latihan teknik dalam sepakbola dapat disebut sebagai melatih
kecakapan untuk menerapkan metode-metode yang digunakan dalam
semua gerakan pada sepakbola. Gerakan-gerakan tersebut dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1) Gerakan tanpa bola
a. Lari dan merubah arah
b. Melompat dan meloncat
c. Gerak tipu tanpa bola
2) Gerakan-gerakan dengan bola
a. Menendang bola (kicking)
b. Menerima/mengontrol bola (Receiving/controlling)
c. Menyundul bola (Heading)
d. Mengiring bola (Dribbling)
e. Gerak tipu dengan bola (Feinting)
f. Merebut bola (Tackling)
g. Melempar bola kedalam (Thow in)
h. Teknik-teknik penjaga gawang. (Drs. Sardjono, dkk., Pengaruh
Latihan Kondisi Fisik terhadap Kecakapan Bermain Sepakbola.
Laporan Penelitian, Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan FKIP
Yogyakarta, 1981, hal. 6)
Latihan teknik tersebut kebanyakan dilakukan di lapangan. Akan
tetapi ada beberapa latihan yang dilaksanakan dalam ruang
tertutup seperti latihan wall pass.
3. Latihan Taktik
Taktik permainan sepakbola adalah seni permainan yang
direncanakan dan rasional yang diselaraskan dengan keadaan untuk
mencapai hasil yang maksimal. (Csanadi Arpad, Soccer, Corvina Pres,
Budapast, 1972, hal. 259). Sedangkan latihan taktik adalah bagaimana
merencanakan permainan agar dapat mencapai hasil yang maksimal.