• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA"

Copied!
177
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA

DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORA

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai

Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh :

Septyan Riesky Hermawan

I0207121

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

(2)

commit to user

PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA

DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORA

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai

Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh :

Septyan Riesky Hermawan

I0207121

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

(3)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

PENYUSUN : SEPTYAN RIESKY HERMAWAN NIM : I 0207121

JURUSAN : ARSITEKTUR TAHUN : 2012 NIP. 19550516 198601 1 001

Pembimbing II Tugas Akhir

Ir. Hari Yuliarso, MT. NIP. 19590725 199802 1 001

Mengesahkan, Ketua Jurusan Arsitektur

Fakultas Teknik UNS

Dr. Ir. Mohamad Muqoffa, MT. NIP. 19620610 199103 1 001

Ketua Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik UNS

(4)

commit to user

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbilalamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah membukakan jalan

bagi hamba untuk mengenal dunia arsitektur, melalui kampus Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan banyak pelajaran dalam berarsitektur. Mulai dari awal masa perkuliahan

sampai pada saat dimana penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “PUSAT

PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora”

sebagai salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Teknik di Jurusan Arsitektur Fakultas

Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan

serta dukungan dari berbagai pihak yang telah memberikan sumbangan baik materiil maupun

spiritual. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. M. Muqoffa, MT., selaku Ketua Jurusan Arsitektur FT-UNS

2. Ir. Kahar Sunoko, MT., selaku Ketua Prodi Arsitektur FT-UNS

3. Ir. Suparno, MT., selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir

4. Ir. Hari Yuliarso, MT., selaku Dosen Pembimbing II Tugas Akhir

5. Yosafat Winarto, ST. MT., selaku Ketua Panitia Tugas Akhir Jurusan Arsitektur FT-UNS

6. Ir. Hardiyati, MT., selaku Dosen Pembimbing Akademik

7. Rekan–rekan angkatan 2007 Prodi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Tahap Tugas Akhir bukan akhir dari segalanya. Melainkan sebuah perjalanan hidup

penulis dalam mempelajari dunia arsitektur di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Semoga

karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga bagi masyarakat umum.

Terimakasih.

Surakarta, Oktober 2012

(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji bagi Allah SWT Rabb semesta alam yang telah memberikan segala rahmat dan kemudahan dalam segala kehidupan dan melancarkan dalam mengerjakan semua tugas akhirku. Sholawat serta salam kepada tauladan sepanjang masa, Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarga & sahabat. Terimakasih ya Allah atas segala jalan yang diberikan meski tak selalu mulus namun pasti terbaik bagi saya

[Ayah] pendukung yang selalu mendukung segala aktivitas, memfasilitasi dan selalu menyemangatiku agar lulus dengan nilai yang memuaskan …

[Ibu] yang selalu merawat, mendoakanku, dan memberi nasehat tentang kehidupan.maaf selalu merepotkan..luv u mom….

[Adek] yang terus mendoakan aku cepat lulus n cepat kerja, walaupun ujung-ujungnya ada maunya…

[Ir. Suparno, MT n Ir. Hari Yuliarso, MT] yang selalu meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dengan sabar, saran dan kritik yang membangun. terima kasih atas bimbingannya hingga selesainya tugas akhir ini…

[Ir. M. Asrori, MT n Tri Joko, ST, MT] yang telah menjadi penguji dan memberikan masukan yang berarti demi sempurnanya tugas akhir ini…

Dr.Ir. Mohammad Muqoffa, MT selaku ketua jurusan Arsitektur, Kahar Sunoko, ST, MT selaku ketua prodi Arsitektur, Ir. Hardiyati, MT. Selaku pembimbing akademik dan seluruh dosen, staff, dan karyawan Arsitektur UNS.

[Teman-Teman Arsitek]

[ABC] thank’s for all broo…ayo dolan bareng meneh sing komplet kyo mbiyen….

[dr.Bangunan] tim tersukses se-arsitek hahaa….futsal…futsal…futsaallll…

[studio 127] akhirnya kita lulus kawan-kawan…sukses selalu buat kalian…

[ALL ‘07] terima kasih atas bantuan, dukungan, dan semua kenangan indahnya, semoga kita menjadi orang-orang yang sukses… Amin, Amin, Amin ya robbal alamin…..

dan Semua Pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu...

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang

diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”

(6)

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……… i

LEMBAR PENGESAHAN……… ii

KATA PENGANTAR………. iii

UCAPAN TERIMA KASIH………... iv

DAFTAR ISI……… v

DAFTAR GAMBAR……… x

DAFTAR TABEL……… xii

DAFTAR SKEMA………... xiii

BAB I………. 1

PENDAHULUAN……… 1

1.1Judul……… 1

1.2Pengertian Judul……… 1

1.3Latar Belakang………... 2

1.3.1 Sejarah Perkembangan Sepak Bola Dunia………. 2

1.3.2 Perkembangan Sepak Bola Di Indonesia………. 3

1.3.3 Permasalahan Sepak Bola Di Indonesia……….. 4

1.3.4 Potensi Sepak Bola Di Surakarta………. 6

1.3.5 Arsitektural Bangunan Pusat Pelatihan Sepak Bola……….. 7

1.4Permasalahan Dan Persoalan………... 9

1.4.1 Permasalahan………. 9

1.4.2 Persoalan………. 9

1.5Tujuan Dan Sasaran……….. 10

1.5.1 Tujuan………. 10

(7)

1.6Lingkup Dan Batasan Pembahasan………. 11

1.6.1 Lingkup Pembahasan……… 11

1.6.2 Batasan Pembahasan………. 11

1.7Metoda Pembahasan……….. 11

1.8Sistematika Penulisan……… 12

BAB II………... 14

TINJAUAN……….. 14

2.1Tinjauan Teori………... 14

2.1.1 Olahraga/Sport………. 14

2.1.1.1Pengertian Olahraga……… 14

2.1.1.2Konsep Dasar Olahraga………... 15

2.1.1.3Sifat Dan Karakter Olahraga……….. 16

2.1.1.4Fasilitas Olahraga………. 18

2.1.2 Sepak Bola………. 19

2.1.2.1Pengertian Sepak Bola………. 19

2.1.2.2Elemen-Elemen Sepak Bola………. 19

2.1.3 Klub Sepak Bola………... 25

2.1.3.1Pengertian Klub Sepak Bola Profesional………... 25

2.1.3.2Sifat Klub Sepak Bola Profesional……….. 25

2.1.3.3Struktur Organisasi Klub Sepak Bola Profesional………... 26

2.1.4 Pelatihan Sepak Bola……… 26

2.1.4.1Unsur-Unsur Pelatihan Sepak Bola……… 26

2.1.4.2Macam-Macam Unsur Pelatihan Sepak Bola……… 27

2.1.5 Pusat Pelatihan Sepak Bola………. 30

2.1.5.1Pengertian Pusat Pelatihan Sepak Bola………. 30

2.1.5.2Sifat Pusat Pelatihan Sepak Bola……… 30

2.1.5.3Fasilitas Pusat Pelatihan Sepak Bola……….. 31

(8)

commit to user

2.1.6 Arsitektur Metafora………. 32

2.1.6.1Pengertian Metafora……… 32

2.1.6.2Bentuk Metafora………... 33

2.1.6.3Metafora Dalam Arsitektur………. 34

2.1.6.4Pemindahan Makna Arsitektural………... 36

2.1.6.5Kategori Arsitektur Metafora………. 37

2.1.7 Kajian Bentuk Arsitektural………. 37

2.1.7.1Asal-Usul Bentuk……….. 38

2.1.7.2Faktor Yang Mempengaruhi Bentuk………. 39

2.1.7.3Tinjauan Bentuk Dengan Filosofi Olahraga……….. 42

2.2 Tinjauan Kota Dan Potensi Sepak Bola Surakarta……… 45

2.2.1 Surakarta Sebagai Lokasi Site Terpilih………. 45

2.2.1.1Tinjauan Wilayah………. 45

2.2.1.2Deskripsi Kota Surakarta……… 46

2.2.1.3Luas Dan Batas Wilayah Kota Surakarta………. 47

2.2.1.4Potensi Kota Surakarta……… 47

2.2.1.5Sarana Dan Fasilitas Sepak Bola Di Surakarta………. 51

2.3Tinjauan Preseden………. 57

2.3.1 The David Beckham Academy……… 57

2.3.2 Centre Technique National Fernand Sastre, Claire Fontaine, Prancis…...57

2.3.3 The KNVB National Football Training Centre, Zeist, Belanda…………... 58

2.4Kesimpulan Tinjauan……… 61

BAB III………. 62

PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA………. 62

3.1Pengertian………... 62

3.2 Sifat……… 62

3.3Tujuan Dan Sasaran……….. 62

3.3.1 Tujuan………... 62

(9)

3.4Visi Dan Misi……….. 64

3.4.1 Visi………. 64

3.4.2 Misi……… 64

3.5Skala Pelayanan………. 64

3.6Status Kelembagaan……….. 65

3.7Karakter Wadah……… 66

3.8Sistem Pengelolaan……….67

3.9Fasilitas………... 68

3.15 Batasan Perencanaan Dan Perancangan………... 76

BAB IV……….. 77

ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN……… 77

4.1Analisa Non Fisik………... 77

4.1.1 Pengelompokan Kegiatan……….. 77

4.1.2 Pengelompokan Pelaku Kegiatan………. 78

4.1.3 Kebutuhan Dan Besaran Ruang………... 79

4.1.4 Hubungan Dan Organisasi Ruang………... 96

4.2Analisa Fisik………... 100

4.2.1 Analisa Pendekatan Konsep Lokasi Dan Site………. 100

4.2.2 Analisa Pendekatan Konsep Pengolahan Site………. 103

4.2.2.1Analisa Pendekatan Konsep Pencapaian………. 103

4.2.2.2Analisa Pendekatan Konsep Sirkulasi………. 104

4.2.2.3Analisa Pendekatan Konsep Orientasi……… 107

4.2.2.4Analisa Pendekatan Konsep View……… 112

(10)

commit to user

4.2.3 Analisa Pendekatan Konsep Tampilan Bangunan………. 113

4.2.4 Analisa Pendekatan Konsep Bentuk Dan Gubahan Massa………... 117

4.2.5 Analisa Pendekatan Konsep Tata Ruang……… 118

4.2.5.1Analisa Pendekatan Konsep Tata Ruang Dalam……… 118

4.2.5.2Analisa Pendekatan Konsep Tata Ruang Luar……….. 119

4.2.6 Analisa Pendekatan Konsep Sistem Struktur………. 121

4.2.7 Analisa Pendekatan Konsep Sistem Utilitas………... 123

BAB V………... 134

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN……….……... 134

5.1Konsep Non Fisik………... 134

5.1.1 Konsep Peruangan……….……... 134

5.2Konsep Fisik………... 146

5.2.1 Konsep Tapak……… 146

5.2.2 Konsep Site………. 147

5.2.3 Konsep Tampilan Bangunan……… 148

5.2.4 Konsep Bentuk Dan Gubahan Massa……….. 151

5.2.5 Konsep Desain Eksterior………... 152

5.2.6 Konsep Desain Interior………. 152

5.2.7 Konsep Sistem Struktur……… 153

5.2.8 Konsep Sistem Utilitas………... 154

5.2.9 Konsep Arsitektural Desain……….. 157

DAFTAR PUSTAKA……….. 159

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lapangan Sepak Bola Standart FIFA

Gambar 2.2 Bola Resmi Event Piala Dunia dan Bola Jabulani PD 2010 Afrika Selatan.

Gambar 2.3 Opera Sidney House

Gambar 2.4 Church of Light

Gambar 2.5 Reichstag Parlamentul

Gambar 2.6 Logo Klub AC Milan

Gambar 2.7 Logo Piala Eropa Polandia-Ukraina 2012

Gambar 2.8 Kostum Klub AC Milan

Gambar 2.9 Wembley Stadium

Gambar 2.10 Peta Surakarta

Gambar 2.11 Stadion Sriwedari

Gambar 2.12 Stadion Manahan

Gambar 4.1. Kebutuhan ruang gerak tubuh manusia

Gambar 4.2. Dimensi manusia dengan perabotan

Gambar 4.3Distribusi wilayah pengembangan Kota Surakarta

Gambar 4.4 Foto udara lokasi jalan adi sucipto

Gambar 4.5 Foto udara lokasi wilayah solo baru

Gambar 4.6 Foto udara lokasi wilayah mojosongo

Gambar 4.7 lokasi site terpilih

Gambar 4.8 Analisa pendekatan pola pencapaian pada site

(12)

commit to user

Gambar 4.10 : Sirkulasi melewati ruang

Gambar 4.11 Sirkulasi menembus ruang

Gambar 4.12 Sirkulasi berakhir dalam satu ruang

Gambar 4.13 Analisa kebisingan pada area site.

Gambar 4.14 Rekomendasi mengatasi kebisingan pada area site.

Gambar 4.15 Analisa mengatasi angin yang menuju area site.

Gambar 4.16 Analisa sinar matahari pada area site.

Gambar 4.17 Rekomendasi sinar matahari pada area site.

Gambar 4.18 Analisa View ke dalam site.

Gambar 4.19 Analisa View ke luar site

Gambar 4.20 Zoning vertikal berdasarkan tingkat kebisingan

Gambar 5.1 Site Existing Pusat Pelatihan Sepakbola Di Surakarta

Gambar 5.2 Pola Pencapaian Pusat Pelatihan Sepakbola Di Surakarta

Gambar 5.3 Pola Sirkulasi Lintasan Umpan Balik

Gambar 5.4 : Material lansekap bangunan

(13)

DAFTAR TABEL

Table 2.1 Pemindahan konsep kedalam karakteristik ruang

Table 2.2 Klub-Klub Sepakbola Amatir dan Sekolah Sepakbola di Surakarta

Table 2.3 Even Pertandingan Sepakbola Yang Digelar Di Surakarta

Table 2.4 Venue Penyelenggaraan Event Sepak Bola Di Surakarta

Table 3.1 Macam kegiatan dan karakter

Table 3.2 Pelaku kegiatan dan motivasi

Tabel 4.1 Pelaku dan kegiatan pengelolaan

Tabel 4.2 Kegiatan pengunjung Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta

Tabel 4.3Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Rg.Pendidikan & Pelatihan

Tabel 4.4 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Rg. Informasi

Tabel 4.5 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Rg. Pengelola

Tabel 4.6 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Rg. Penunjang

Tabel 4.7 Analisa pendekatan tampilan bangunan

Tabel 4.8 Empat unsur bangunan pintar

Table 5.1 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas pendidikan dan pelatihan

Table 5.2 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas informasi

Table 5.3 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas pengelolaan dan pelayanan jasa

Table 5.4 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas penunjang

(14)

commit to user

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Struktur Organisasi Klub Sepak Bola Profesional

Skema 3.1 Hubungan antar lembaga

Skema 4.1Pola hubungan ruang fasilitas Pusat Pelatihan Sepakbola

Skema 4.2:Pola hubungan ruang fasilitas pendidikan & latihan

Skema 4.3: Pola hubungan ruang-ruang informasi

Skema 4.4: Pola hubungan ruang fasilitas pelayanan jasa

Skema 4.5:Pola hubungan ruang fasilitas pengelola

Skema 4.6:Pola hubungan ruang fasilitas penunjang

Skema 5.1Pola hubungan ruang fasilitas pendidikan dan latihan

Skema 5.2 Pola hubungan ruang fasilitas informasi

Skema 5.3 Pola hubungan ruang fasilitas pelayanan jasa

Skema5.4 Pola hubungan ruang fasilitas pengelola

(15)

commit to user

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Septyan Riesky Hermawan

Program Studi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Surakarta

ABSTRAK

Sepak bola saat ini menjadi olahraga terpopuler di dunia. Diantara negara-negara di dunia, di Indonesia sepak bola merupakan olahraga paling populer dan Surakarta merupakan salah satu kota dengan fanatisme yang tinggi terhadap olahraga sepak bola. Dalam perkembangannya sepak bola sekarang bukan hanya sekedar sebuah olah raga untuk menyehatkan badan, akan tetapi sudah menjadi olah raga menghibur yang bisa di nikmati dan dilakukan oleh siapa saja. Selain itu, sepak bola sekarang sudah mengarah pada sebuah pertandingan kompetisi yang mengharuskan sebuah kemenangan dan prestasi. Fasilitas pelatihan digunakan untuk membentuk karakter pemain agar nantinya dapat berprestasi dan dapat meningkatkan mutu dari sebuah klub sepak bola professional. Maka keberadaan suatu Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta sangatlah penting. Hal ini berkaitan erat dengan proses pembinaan dan pelatihan dari suatu klub sepakbola profesional. Sarana pelatihan sepakbola di Surakarta yang representatif dan lengkap merupakan salah satu tolak ukur serta cermin keprofesionalan dan kemajuan sebuah klub sepakbola.

Perencanaan Pusat Pelatihan Sepak Bola di Surakarta ini menggunakan desain arsitektur metafora. Dengan menerapkan unsur-unsur sepak bola yang kemudian ditransformasikan kedalam bentuk bangunan yang sesuai dengan spirit olahraga yang dinamis, spontan dan sportif dengan menekankan perancangan bentuk dan peruangan yang bebas, mengalir dan menghindari norma-norma perencanaan yang cenderung kaku dan mengikat. Metafora yang dipakai adalah metafora kombinasi dimana merupakan perpaduan antara metafora abstrak dan konkret. Pusat Pelatihan Sepak Bola di Surakarta ini diharapkan mampu mencerminkan fungsi yang diwadahi sebagai suatu bangunan pelatihan sepakbola dengan pendekatan pada arsitektur metafora sehingga dapat menunjang ekspresi bangunan dan dapat mewadahi semua kegiatan yang berhubungan dengan sepakbola, terutama pembelajaran sepakbola secara proporsional.

(16)

commit to user

With Metaphor Architecture Approach Septyan Riesky Hermawan

Architecture Studies Program Department of Architecture, Faculty of Engineering Sebelas Maret University

Surakarta

ABSTRACT

Football is now the most popular sport in the world. Among the countries in the world, in Indonesia football is the most popular sport and Surakarta is one of the cities with a high bigotry towards sport of soccer. In development now football is not just a sport for a healthy body, but it has become entertaining sport that can be enjoyed and performed by anyone. In addition, football has now led to a competitive game that requires a victory and achievement. Training facilities are used to shape the character of the player that will be able to perform and to improve the quality of a professional football club. So the existence of a Football Training Centre in Surakarta is essential. It is closely related to the development and training of a professional football club. Football training facility in Surakarta representative and complete a one benchmark and makeup professionalism and progress of a football club.

Planning Football Training Center in Surakarta uses the metaphor of architectural design. By applying the elements of football that later transformed into the shape of the building in accordance with the spirit of sport dynamic, spontaneous and sporty design emphasizing form and monetary affairs free, flowing and avoid planning norms tend to be rigid and binding. The metaphor is a metaphor used a combination which is a mix between abstract and concrete metaphor. Football Training Center in Surakarta is expected to reflect the function of the building housed as a football training metaphorical approach to the architecture that can support the expression of the building and can accommodate all the activities related to football, especially football lesson in proportion.

(17)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Judul

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekataan Arsitektur Metafora

1.2Pengertian Judul

Pusat: Pokok pangkal atau kumpulan atau himpunan dari suatu urusan, hal, dan

sebagainya. Yang dimaksud dalam tulisan ini adalah tempat yang menjadi kumpulan dari

berbagai kegiatan berlaih sepak bola. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit: Pusat

Bahasa, 2009).

Pelatihan: Pelatihan dapat diartikan sebagai suatu usaha memberikan pelajaran untuk

membiasakan atau memperoleh suatu kecakapan. Dalam hal ini adalah kecakapan bermain

sepak bola. (Ibid, hal 570).

Sepak Bola: Salah satu cabang olahraga yang dimainkan di luar ruangan dan dimainkan

oleh dua kelompok / team yang berlawanan yang disebut kesebelasan. Kesebelasan yang

paling banyak memasukkan bola ke gawang lawan dalam waktu yang telah ditentukan

dianggap sebagai pemenang. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit: Pusat Bahasa, 2009).

Surakarta: Salah satu kota di Indonesia yang terletak di propinsi Jawa Tengah;

merupakan salah satu penyelenggara even olahraga khususnya sepakbola tingkat nasional

dan internasional. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit: Pusat Bahasa, 2009).

Arsitektur Metafora: kiasan atau ungkapan bentuk, diwujudkan dalam bangunan dengan

harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai bangunan.

(Charles Jenks, The language of post modern Architecture).

Pusat Pelatihan Sepak Bola di Surakarta merupakan suatu area yang mewadahi berbagai

kegiatan pembelajaran, pelatihan, pendidikan, pembinaan, dan penelitian tentang olahraga

sepakbola yang dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu, dengan menerapkan pendekatan

(18)

commit to user

sepakbola yang meliputi teori dan praktek serta didukung dengan fasilitas kepelatihan yang

memadai untuk meningkatkan prestasi pemain sepakbola dan meningkatkan prestasi

klub-klub sepakbola di Indonesia pada umumnya dan di Surakarta pada khususnya.

1.3Latar Belakang

1.3.1 Sejarah Perkembangan Sepak Bola Dunia

Beberapa dokumen mengatakan sepak bola berasal dari masa Romawi, namun

ada juga yang menyatakan bahwa sepak bola berasal dari daratan Cina. FIFA sendiri

sebagai badan sepak bola dunia menyatakan bahwa sepak bola berawal dari

permainan yang dilakukan oleh masyarakat Cina pada abad ke-2 hingga ke-3 sebelum Masehi. Olah raga ini dikenal dengan nama “cuju“. Sepak bola modern yang kita kenal sekarang diakui oleh berbagai pihak berasal dari Inggris. Sepak bola modern ini

mulai dimainkan pada pertengahan abad ke-19 di sekolah-sekolah di daerah Inggris

Raya. Pada tahun 1857 beridiri klub sepak bola pertama di dunia, dengan nama

Sheffield Football Club. Klub sepak bola ini merupakan gabungan dari beberapa

sekolah yang memainkan permainan sepak bola. Pada saat yang sama, tepatnya tahun

1863, berdiri badan asosiasi sepak bola di Inggris, dengan nama Football Association

(FA). Pada saat itu badan inilah yang mengeluarkan peraturan dasar permainan sepak

bola.

Pada tahun 1886 terbentuk badan yang mengeluarkan peraturan sepak bola

modern di dunia, dengan nama International Football Association Board (IFAB).

IFAB terbentuk setelah adanya pertemuan antara FA dengan Scottish Football

Association, Football Association of Wales, dan Irish Football Association di

Manchester, Inggris. Hingga saat ini IFAB adalah badan yang mengeluarkan berbagai

peraturan pada permainan sepak bola, mulai dari peraturan dasar hingga peraturan

yang menyangku teknik permainan serta perpindahan pemain. Tidak adanya badan

yang mengatur permainan sepak bola di dunia internasional membuat perkembangan

olah raga ini agak terhambat. Disadari oleh para pelaku sepak bola bahwa penting

untuk membentuk sebuah organisasi yang membawahi dan mengatur permainan

(19)

commit to user

Karena itu pada tanggal 21 Mei 1904 dibentuk sebuah badan sepak bola

internasional di Perancis dengan nama Fédération Internatinale de Football

Association (FIFA). Meskipun tebentuk di Perancis, namun kantor pusat dari FIFA

terdapat di Zurich, Swiss. Sedangkan presiden pertama FIFA adalah Robert Guérin.

Sejak FIFA terbentuk, perkembangan sepak bola di dunia pun semakin pesat. Hal

ini karena salah satu tugas utama dari FIFA adalah melakukan promosi dan sosialisasi

tentang sepak bola ke berbagai belahan dunia. Perkembangan sepak bola yang pesat

di dunia ini dapat dilihat dari banyaknya negara yang masuk menjadi anggota FIFA.

Hingga saat ini sudah lebih dari 200 negara yang masuk menjadi anggota FIFA.

Banyak orang menyangka sepak bola lahir di Inggris. Ternyata sepak bola yang

dimaksud itu sepak bola modern, namun sebelum itu termyata sepak bola telah

ditemukan sejak 3000 tahun yang lalu di berbagai pelosok dunia dalam bentuk yang

berbeda-beda. Bola pernah ditemukan bukti-buktinya sebagai permainan para prajurit

China sekitar abad ke 2-3 zaman pemerintahan Dinasty Han. Belakangan ditemukan

juga bukti keberadaan sepak bola di Kyoto, Jepang.

Di Indonesia, sepak bola pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Belanda,

perkembangannya pun menjadikan sepak bola menjadi sebuah kelompok bergengsi

pada awal abad 19. (www.fifa.com/classicfootball/history).

1.3.2 Perkembangan Sepak Bola Di Indonesia

Tim nasional sepak bola Indonesia pernah memiliki kebanggaan tersendiri,

menjadi tim Asia pertama yang berpartisipasi di Piala Dunia FIFA pada tahun 1938.

Saat itu mereka masih membawa nama Hindia Belanda dan kalah 6-0 dari Hongaria,

yang hingga kini menjadi satu-satunya pertandingan mereka di turnamen final Piala

Dunia. Ironisnya, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak dan

memiliki masyarakat dengan minat yang sangat tinggi terhadap olahraga sepak bola,

menjadikan sepak bola olahraga terpopuler di Indonesia (selain bulu tangkis), namun

Indonesia tidaklah termasuk jajaran tim-tim kuat di Konfederasi Sepakbola Asia.

Di kancah Asia Tenggara sekalipun, Indonesia belum pernah berhasil menjadi

juara Piala AFF (dulu disebut Piala Tiger) dan hanya menjadi salah satu tim

(20)

commit to user

dan 2004, dan 2010 (dan menjadikan Indonesia negara terbanyak peraih runner-up

dari seluruh negara peserta Piala AFF). Di ajang SEA Games pun Indonesia jarang

meraih medali emas, yang terakhir diraih tahun 1991.

Di kancah Piala Asia, Indonesia meraih kemenangan pertama pada tahun 2004 di

China setelah menaklukkan Qatar 2-1. Yang kedua diraih ketika mengalahkan

Bahrain dengan skor yang sama tahun 2007, saat menjadi tuan rumah turnamen

bersama Malaysia, Thailand, Vietnam. (www.wikipedia.com).

1.3.3 Permasalahan Sepak Bola Di Indonesia

Indonesia adalah negara dengan penduduk terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah

populasi sekitar 220 juta. Dengan jumlah penduduk yang demikian besar itu, tentunya

akan berpengaruh terhadap peningkatan prestasi sepak bola nasional baik di tingkat

ASEAN ataupun tingkat dunia.

Namun harapan itu, untuk saat ini masih sulit untuk diwujudkan. Mari kita lihat

prestasi tim nasional sepak bola kita beberapa tahun terakhir. Pada saat Piala Asia

tahun 2007 digelar di kawasan ASEAN dan Indonesia sebagai salah satu tuan rumah

bersama Malaysia, Thailand, dan Vietnam banyak harapan dari seluruh rakyat

Indonesia untuk tim nasional agar mampu berprestasi di turnamen tertinggi sepak

bola kawasan Asia.

Harapan itu seakan menjadi kenyataan ketika Timnas kita berhasil mengalahkan

Bahrain, namun menghadapi Arab Saudi dan Korea Selatan Timnas kita tidak

berdaya walaupun sempat memberikan perlawanan sengit. Derita tim nasional kita

seakan tidak habis-habisnya, puncaknya ketika SEA GAMES Laos akhir Desember

tahun 2009. Untuk pertama kali nya sepanjang sejarah, timnas sepakbola U-23 kita

dikalahkan oleh Laos, dan berakibat tidak lolosnya Timnas U-23 dari babak

penyisihan grup.

Serangkaian prestasi memalukan tersebut tidak lepas dari buruknya kinerja para

petinggi PSSI dalam mengelola sepakbola nasional. Dimulai dari kasus hukum yang

menimpa ketua umum PSSI, kualitas Liga domestik yang buruk, ditandai dengan

seringnya terjadi kerusuhan antar suporter, mafia wasit, dan banyaknya kuota pemain

(21)

commit to user

Ditambah dengan kurang adanya pembinaan atlet muda berbakat secara

berkesinambungan serta faktor non teknis lain seperti fasilitas pendukung atau

kualitas lapangan sepakbola di Indonesia yang masih jauh dari standar resmi FIFA.

(www.wikipedia.com)

Akibatnya para pemain lokal yang sebenarnya memiliki potensi untuk

berkembang, tidak mendapat kesempatan. Selain itu minimnya melakukan

pertandingan persahabatan dengan negara-negara yang memiliki kualitas sepakbola

yang lebih baik ditengarai sebagai salah satu sebab merosotnya prestasi timnas.

ketidaktegasan sanksi yang diberikan kepada pelaku-pelaku kerusuhan antar suporter

sepakbola dan mafia wasit semakin membuat suram masa depan sepakbola kita.

Pada kenyataannya sampai saat ini Indonesia masih kurang sarana dan fasilitas

pembinaan dan pelatihan yang memadai dan memenuhi standar internasional. Pada

prinsipnya proses pembinaan sepakbola yang kompetitif tidak mungkin terselenggara

tanpa didukung sarana pengembangan terpadu yang representatif.

Salah satu penyebab utama menurunnya prestasi sepakbola nasional adalah

kurang lancarnya proses pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia yang

berkecimpung di dunia sepakbola nasional. Imbasnya pembinaan pemain muda

terganggu akibat minimnya sarana dan fasilitas untuk berlatih. Dampak selanjutnya

adalah tersendatnya regenerasi pemain karena para pemain muda kurang memiliki

kesiapan, kemampuan dan pengalaman untuk menggantikan para pemain senior yang

prestasinya mulai menurun.

Sarana Pelatihan Sepakbola, untuk pembelajaran teoritis dan praktis, secara

khusus belum ada di Indonesia. Selama ini pengembangan pemain sepakbola hanya

berupa pembelajaran praktis saja, bukan dalam studi yang terpadu. Diklat-diklat

(pendidikan dan latihan) yang sudah ada seperti Diklat Ragunan, Diklat Salatiga,

Diklat Sawangan, Diklat Mandau dsb yang belum menyentuh area pembelajaran

teoritis sepakbola (bisa berupa studi literatur, diskusi, seminar, penelitian dan

pengembangan dll). Pusat Studi ini dibutuhkan sebagai salah satu usaha untuk

(22)

commit to user

Tempat seperti ini sudah lazim di Eropa, yang merupakan pusat perkembangan

sepakbola dunia, sebagai sarana pembentukan bibit-bibit pemain seperti sekolah

sepakbola manchester united (manchester,inggris), Milanello (milan,italy) dan

akademi sepakbola ajax (belanda), dll.

1.3.4 Potensi Sepak Bola Di Surakarta

Surakarta, seperti halnya beberapa kota besar lainnya di Indonesia seperti Malang,

Makassar, Surabaya dan Bandung, memiliki potensi sangat besar dalam

perkembangan sepakbola. Masyarakatnya mempunyai antusiasme yang luar biasa

pada olahraga ini. Menjamurnya Sekolah Sepak Bola (SSB), dan maraknya even-even

sepakbola yang berlangsung tiap tahunnya, dari level kompetisi resmi PSSI sampai ke

tingkatan tarkam (antar kampung), merupakan indikator paling mudah yang bisa

dijadikan pegangan. Yang juga tidak bisa diabaikan adalah keberadaan Pasoepati

(Pasukan Suporter Solo Sejati) yang bisa disebut merupakan konsentrasi massa

terbesar sebagai bukti nyata mengakarnya fanatisme sepakbola di kota Bengawan ini.

Di sisi lain, ironisnya segala potensi ini tidak diiringi dengan

kemudahan-kemudahan dalam mengakses fasilitas yang berkaitan dengan sepakbola. Fasilitas

yang ada kurang representatif untuk mewadahi semua kebutuhan para penggemar

sepakbola. Penggemar yang saya maksud adalah mereka yang ingin mendapatkan

kesempatan berlatih dan mengembangkan kemampuan bermain sepakbola serta yang

hanya sekedar ingin beraktualisasi dengan dunia sepakbola misalnya mencari atau

bertukar informasi tentang perkembangan sepakbola terkini. Dua kategori penggemar inilah yang akan menjadi “user target” dari desain yang saya buat. Di Surakarta terdapat banyak lokasi pembinaan sepakbola (SSB) yang tersebar di beberapa tempat

tapi belum ada satu yang menjadi pusat orientasi dan referensi yang bisa menyatukan

visi, mengontrol sekaligus menjadi barometer pengembangan sepakbola (untuk

pemain muda). Selain itu juga tidak terdapat semacam community center yang bisa

menjadi tempat kajian referensional atau menjadi spot untuk berkumpul (communal

(23)

commit to user

Pusat Pelatihan Sepakbola yang bisa diakses oleh seluruh masyarakat di Surakarta

dan sekitarnya bila perlu.

Pemilihan Surakarta sebagai lokasi sebuah Pusat Pelatihan Sepakbola bukan

tanpa dasar. PSSI sebagai organisasi berwenang dalam mengurusi masalah

pembinaan nasional, telah jauh hari menetapkan Surakarta sebagai salah satu

alternatif lokasi pusat pelatihan sepakbola yang rencananya akan dibangun di

beberapa tempat di tanah air.

Dewasa ini perkembangan di kota ini, yang menampung remaja-remaja peminat

sepakbola yang jumlahnya kian bertambah tiap tahunnya. Keinginan dan mimpi

pemain-pemain sepakbola di kota Solo (Surakarta) semakin meningkat. Hal ini dapat

dilihat dengan makin menjamurnya klub-klub (amatir) dan sekolah sepakbola (SSB)

yang ada muda ini untuk menjadi pesepakbola profesional di masa datang boleh jadi

menjadi sumber motivasi terbesar mereka masuk ke klub-klub yang ada di Surakarta.

Dengan terfasilitasinya sarana-sarana sepakbola yang dibutuhkan oleh masyarakat

kota Solo (Surakarta), diharapkan hal ini akan memacu prestasi dari para pemain

sehingga tercipta pemain-pemain yang mampu berprestasi baik di level nasional

maupun internasional.

Pembangunan suatu Pusat Pelatihan Sepakbola merupakan hal yang perlu

dilakukan guna meningkatkan kualitas persepakbolaan di Surakarta pada masa yang

akan datang. Eksistensi sepakbola sebagai olahraga yang paling diminati dan

sekaligus paling berprospek, sebagai konsekuensi logis yang perlu terus dijaga dan

dikembangkan.

1.3.5 Arsitektural Bangunan Pusat Pelatihan Sepak Bola

Di dalam Arsitektur, ekspresi suatu desain dapat langsung terlihat pada wujud

fisiknya. Ekspresi ini menjadi semacam media komunikasi untuk memperlihatkan apa

fungsi bangunan tersebut, bagaimana fasadenya, sebesar apa dimensinya dan berbagai

pernyataan lainnya yang muncul dalam benak seseorang yang melihat bangunan

tersebut. Sehingga representasi visual bangunan merupakan salah satu faktor penting

yang dapat memberikan statement tentang tema yang ingin disampaikan bangunan itu

(24)

commit to user

Arsitektur sebagai instrumen komunikasi harus dapat menyampaikan makna yang

terkandung didalamnya. Arsitektur bukan hanya sekedar bangunan mati yang tidak

memiliki jiwa, namun arsitrektur adalah sebuah bentuk bahasa, sehingga merupakan

bagian dari komunikasi. Makna primer dari arsitektur adalah bangunan sebagai wujud

fungsi dan struktur fisik, makna sekunder akan melewati dan menekankan pada

bagian-bagian yang berkaitan dengan pengirim, penerima dan kode yang merupakan

suatu sistem sehingga sebuah pesan dapat dimengerti.

Dalam kaitannya sebagai media komunikasi, ekspresi tidak lepas dari peran

bentuk. Bentuk sendiri merupakan unit yang mempunyai unsur garis, lapisan, volume,

tekstur dan warna. Kombinasi dari keseluruhan unsur tersebut dan juga setelah

diselaraskan dengan skala, irama, dan proporsi akan menghasilkan suatu ekspresi

serta memunculkan citra (image) pada bangunan.

Dari segi arsitektural, bangunan dari pusat pelatihan sepakbola yang ada belum

mencerminkan fungsi yang diwadahi sebagai suatu bangunan pelatihan sepakbola.

Dengan tidak adanya sarana olahraga yang rekreatif maka para pemain bisa jadi akan

merasa jenuh jika harus tinggal dalam waktu yang lama. Untuk itu diperlukan suatu

rancangan bangunan pusat pelatihan sepakbola yang bisa mencerminkan fungsi yang

diwadahi sebagai bangunan pelatihan sepakbola dengan pendekatan pada arsitektur

metafora sehingga dapat menunjang ekspresi bangunan dan dapat mewadahi semua

kegiatan yang berhubungan dengan sepakbola, terutama pembelajaran sepakbola

secara proporsional.

Dengan melihat latar belakang di atas, maka sangat mungkin di Surakarta

dibangun suatu wadah berupa Pusat Pelatihan Sepakbola yang mampu menjawab

berbagai potensi dan kendala yang ada dengan melihat prospek ke depan bagi

perkembangan sepakbola di Surakarta sendiri khususnya dan Indonesia pada

umumnya.

Sesuai dengan spirit olahraga yang dinamis, spontan dan sportif maka Pusat

Pelatihan Sepakbola ini didesain dengan menekankan perancangan bentuk dan

peruangan yang bebas, mengalir dan menghindari norma-norma perencanaan yang

(25)

commit to user

pada Arsitektur Metafora yang akan diaplikasikan terhadap perencanaan dan

perancangan Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta ini.

Bertolak dari pemikiran tersebut saya menyusun sebuah konsep perencanaan yang

di dalamnya tertuang ide-ide, gagasan-gagasan hasil kontemplasi yang dijadikan

dasar untuk mendesain suatu Pusat Pelatihan Sepakbola dengan penekanan pada

Arsitektur Metafora yang mampu mengakomodasikan semua angan-angan mengenai

pembinaan dan pengembangan sepakbola khususnya di Surakarta dan Indonesia pada

umumnya.

1.4Permasalahan Dan Persoalan

1.4.1 Permasalahan

1. Bagaimana rumusan konsep perencanaan dan perancangan sebuah Pusat Pelatihan

Sepak Bola di Surakarta yang menerapkan unsur-unsur arsitektur metafora

kedalam suatu bangunan yang dapat mewadahi seluruh kegiatan yang

berlangsung sehingga dapat melahirkan pemain sepak bola berbakat dan

berprestasi?

2. Bagaimana wujud fisik Pusat Pelatihan Sepakbola dengan pendekatan arsitektur

metafora sehingga mampu menunjang ekspresi bangunan?

1.4.2 Persoalan

1. Bagaimana konsep pemilihan lokasi dari Pusat Pelatihan Sepakbola yang

direncanakan?

2. Bagaimana konsep pengolahan tapak dari Pusat Pelatihan Sepak Bola yang

direncanakan?

3. Bagaimana konsep peruangan dan pola sirkulasi yang direncanakan?

4. Bagaimana konsep tampilan dan gubahan massa yang direncanakan?

5. Bagaimana konsep desain tata ruang dalam dan luar yang direncanakan?

6. Bagaimana konsep sistem struktur dan utilitas yang akan digunakan pada Pusat

Pelatihan Sepak Bola yang direncanakan?

7. Bagaimana menampilkan desain yang menerapkan arsitektur metafora pada Pusat

(26)

commit to user

1.5Tujuan Dan Sasaran

1.5.1 Tujuan

 Merancang konsep suatu Pusat Pelatihan Sepak Bola yang berfungsi sebagai pusat

pelatihan, pendidikan, pembinaan, dan penelitian tentang sepak bola dengan

menerapkan pendekatan arsitektur metafora sehingga dapat menunjang ekspresi

bangunan yang mewadahi fasilitas dan sarana- sarana pendidikan dan pelatihan

yang dapat digunakan oleh para pemain sepakbola sebagai sarana untuk menempa

kualitas, kemampuan dan keahlian bermain sepakbola dengan harapan

meningkatkan prestasi pemain dan kualitas persepakbolaan lokal.

1.5.2 Sasaran

Menentukan konsep perancangan fisik bangunan Pusat Pelatihan Sepak Bola yang

mampu menjawab permasalahan-permasalahan di atas dengan tujuan:

1. Terciptanya suatu bangunan pusat pelatihan sepakbola yang mengajarkan segala

teknik dan keterampilan bermain sepakbola secara profesional yang sesuai

kurikulum pendidikan sepakbola lengkap dengan sarana dan prasarananya.

2. Terciptanya suatu pusat pelatihan sepakbola yang mampu memenuhi seluruh

konsep perencanaan yang ditentukan sebelumnya yang meliputi konsep kegiatan,

peruangan, penataan sirkulasi, tampilan bangunan, pemilihan dan pengolahan site

serta sistem struktur dan utilitas bangunannya.

3. Terciptanya sebuah fasilitas lapangan pelatihan, ruang pendidikan dan fasilitas

penelitian tentang sepakbola yang baik dan berstandar internasional bagi para

pemain maupun pihak penyewa yang akan memanfaatkan sarana dan

prasarananya.

4. Terciptanya suatu wadah yang menjadi tempat pencarian bakat dan

pengembangan potensi dalam bidang sepakbola, sehingga dapat memunculkan

(27)

commit to user

1.6Lingkup Dan Batasan Pembahasan

1.6.1 Lingkup Pembahasan

1. Pembahasan mengarah pada Pusat Pelatihan Sepak Bola serta fasilitas-fasilitas

pendukung bangunan.

2. Pembahasan mengacu pada sasaran yang berupa tinjauan serta analisa yang

akhirnya akan menghasilkan konsep berupa penyelesaian masalah.

3. Pembahasan menitik-beratkan pada hal-hal dan masalah di sekitar disiplin ilmu

arsitektur serta hal-hal lain yang berpengaruh terhadap perencanaan dan

perancangan Pusat Pelatihan Sepak Bola.

4. Hal-hal di luar disiplin ilmu arsitektur dalam perencanaan bangunan akan menjadi

pertimbangan awal untuk memahami kondisi dan kebutuhan yang selanjutnya

menjadi pertimbangan dalam proses perencanaan.

1.6.2 Batasan Pembahasan

 Dalam pembahasan ini ditekankan pada permasalahan dan persoalan yang ada,

serta diarahkan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, sehingga

dapat dipakai sebagai masukan terhadap konsep perencanaan dan perancangan

Pusat Pelatihan Sepak Bola dengan pendekatan arsitektur metafora.

1.7Metoda Pembahasan

Dibagi atas beberapa tahap, antara lain:

1. Pengumpulan data

a. Studi observasi

Observasi yang digunakan adalah observasi non partisipan, yaitu penulis tidak ikut

ambil bagian dalam kegiatan yang berlangsung. Tetapi hanya mengamati dan

mencatat segala sesuatu yang behubungan dengan pusat pelatihan sepak bola.

b. Wawancara

Melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait untuk mendukung kelengkapan

data.

c. Dokumentasi

Berupa foto-foto atau rekaman dari obyek yang menjadi tujuan studi observasi guna

(28)

commit to user

d. Studi literature

Melakukan pengumpulan data dari berbagai buku, tugas akhir, dan website yang

berhubungan dengan sepak bola dan pusat pelatihan sepak bola.

2. Pendekatan Konsep

a. Analisis: merupaka nmetode penguraian dan pengkajian dari data-data informasi dan

pengalaman empiris yang kemudian digunakan sebagai data relevan bagi perencanaan

dan perancangan.

b. Sintesa: merupakan tahap penggabungan dari data sumber yang didapatkan di

lapangan, literatur, pengalaman empiris yang telah dikaji pada tahap analisis dan

kemudian diolah menjadi konsep perencanaan dan perancangan.

3. Pendekatan Rancangan

Merupakan kesimpulan dari proses sintesa yang akan diterjemahkan ke dalam konsep

desain berupa gambar rancangan.

1.8Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Memberi penjelasan mengenai judul, pengertian judul, latar

belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, batasan

dan lingkup pembahasan, metode pembahasan, dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN

Berupa tinjauan pustaka, tinjauan lokasi dan tinjauan preseden.

Menyusun teori-teori yang diperoleh baik dari studi observasi,

studi literatur, maupun wawancara yang nantinya akan menjadi

bahan untuk membuat analisa guna memecahkan permasalahan

dan dirangkum menjadi sebuah kesimpulan tinjauan.

BAB III PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA YANG

DIRENCANAKAN

Memberikan gambaran mengenai Pusat Pelatihan Sepak Bola Di

(29)

commit to user

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Membuat analisa-analisa dan alternatif penyelesaian permasalahan

perencanaan dan perancangan Pusat Pelatihan Sepak Bola Di

Surakarta.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Menyusun konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan

(30)

commit to user

BAB II

TINJAUAN

2.1Tinjauan Teori

2.1.1 Olahraga/Sport

2.1.1.1Pengertian Olahraga

Sport dalam bahasa indonesia akan memiliki pengertian olahraga, dan

merupakan kata yang terdiri dari dua frase yaitu olah dan raga.

 Olah mempunyai arti (mengerjakan,mengusahakan) sesuatu (barang)

supaya menjasi lain atau menjadi sempurna.

 Raga mempunyai arti badan atau tubuh.

Sehingga olahraga (sport) dapat berarti mengusahakan badan supaya

menjadi sempurna dalam pengertian menjadi sehat dan kuat. Demikian

sehingga olahraga sering disebut juga sebagai sport. (Arismunandar, Manusia

dan Olahraga, 1987)

Terdapat pula beberapa pengertian Sport/Olahraga, yaitu :

 C.A. Bucher (1985) menyatakan bahwa Olahraga dapat dikatakan sebagai

cerminan ungkapan rasa olah tubuh yang timbul secara alami pada tiap

individu manusia, dari keberadaan rasa keinginan untuk memenuhi

kebutuhan kesehatan secara fisik dan psikologis, serta untuk lebih

mengekspresikan diri. (C.A Bucher, The physical educating and sport,

1985)

 Pengertian olah raga adalah gerak badan untuk menyehatkan dan

menguatkan tubuh Adapun maksud dari menyehatkan dan menguatkan di

sini adalah bahwa tujuan akhir dari olah raga adalah agar didapatkan

tubuh yang sehat dan kuat sehingga terhindar dari penyakit. (Depdikbud,

(31)

commit to user

2.1.1.2Konsep Dasar Olahraga

Arismunandar (1987) menyatakan terdapat beberapa konsep dasar yang

berkaitan dengan olahraga, yaitu :

1. Bermain (Play)

Johan Huisiniaga (1950) mengatakan bahwa bermain merupakan

kegiatan hakiki atau kebutuhan manusia. Bermain merupakan kegiatan

yang dilakukan secara sadar,sukarela tanpa paksaan dan tidak sungguhan

dalam kurun waktu,tempat dan ikatan aturan. Dengan ciri

tersebut,bermain dapat mendorong terjadinya pertumbuhan kelompok

sosial,karena bukan dilakukan secara sendirian tetapi dalam suasana

kelompok.

2. Pendidikan Jasmani

Yaitu kegiatan pendidikan yang memiliki tujuan untuk membentuk

gerak, prestasi, sosial dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani.

3. Rekreasi

Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang,

menghilangkan kepenatan atas rutinitas yang dilakukan sehari-hari,

dorongan yang dilakukan oleh kelompok tertentu, bersantai (leisure) dan

mendapatkan kesenangan walaupun kadang dalam rekreasi kadang

terdapat ketegangan dan aktivitas jasmani yang cukup melelahkan.

4. Olahraga ( Sport )

Olahraga merupakan perluasan dari bermain. Tiga ciri pokok

dalam olahraga yaitu penekanan pada kemenangan,pengutamaan pada

teknik dan ketrampilan yang baik serta adanya penonton. Matveyef

(1981) mengatakan bahwa olahraga merupakan suatu kegiatan energik

dan dalam kegiatan itu atlet memperagakan kemampuan geraknya dan

(32)

commit to user

Loy (1986) mengemukakan bahwa olahraga memerlukan peragaan

ketangkasan fisik yang terungkap dalam ketrampilan, kesegaran jasmani

atau kombinasi kedua hal itu. Berdasarkan penekanan pada tujuannya,

olahraga (sport) dapat digolongkan sebagai berikut :

1) Olahraga prestasi yang mengutamakan pada prestasi dan

kemenangan, atau keunggulan dalam pertandingan.

2) Olahraga pendidikan (menekankan pada tujuan pendidikan).

3) Olahraga profesional, yaitu pencapaian tujuan yang bersifat

profesional

4) Olahraga amatir,awal dari munculnya olahraga profesional yang

dilakukan karena hobby.

5) Olahraga kesehatan, bertujuan untuk mencapai derajad sehat yang

lebih baik.

6) Olahraga rekreasi, yang muncul sebagai akibat budaya dan gaya

hidup remaja yang tujuannya untuk bersenang-senang dan lebih

kearah gengsi agar tidak disebut ketinggalan jaman.

2.1.1.3Sifat Dan Karakter Olahraga

Sifat dan karakter masing-masing cabang olahraga berbeda-beda. Hal ini

dipengaruhi oleh beragam maksud dan tujuandari tiap-tiap cabang olahraga.

Sehingga selain bertujuan untuk menyehatkan tubuh, olahraga pun ada yang

bersifat hiburan, seperti billiard dan bowling. Ataupun juga yang bersifat

kompetitif untuk meningkatkan prestasi, seperti Sepakbola, basket,

bulutangkis, renang, dll. Adapun sifat-sifat olahraga secara umum menurut

Arismunandar, Manusia dan Olahraga, 1987 adalah:

1. Sifat Olahraga

(33)

commit to user

2) Terdiri dari berbagai macam gerakan yang berbeda-beda yang

membentuk suatu kesatuan yang dinamis.

3) Gerakannya mempunyai ritme, pola tertentu dan berestetika.

4) Pola gerakan yang dibentuk selalu seimbang.

5) Terkadang gerakannya menitik beratkan pada salah satu bagian tubuh

tertentu.

6) Mempunyai aktivitas gerakan yang tinggi

7) Menarik untuk dilihat dan menggugah perasaaan.

2. Karakteristik Olahraga

C.A. Bucher (1985) menyatakan ada beberapa karakteristik olahraga,

yaitu:

1) Beraktivitas.

Olahraga memiliki ragam aktivitas olah tubuh. Bentuknya bisa

bermacam-macam seperti aktivitas fisik, psikis, sosial maupun

emosiaonal.

2) Sukarela dan Universal.

Olahraga dapat dilakukan siapapun dengan bebas tanpa ada rasa

paksaan. Bebas disini diinterprestasikan sebagai kebebasan

berekspresi, berkreasi, dan pencarian jati diri.

3) Adanya Motivasi.

Olahraga dilakukan karena terdorong oleh berbagai motivasi,

terkhususnya untuk mencapai sehat secara fisik dan psikis. Dengan

adanya motivasi, orang dapat secara aktif berolahraga.

4) Fleksibel.

Olahraga tidak terikat oleh sesuatu tempat dan waktu. Olahraga

(34)

commit to user

5) Adanya Achievment.

Bila dilakukan secara teratur dan bersungguh-sungguh, dari

olahraga dapat digali nilai-nilai potensi prestasi yang dapat berupa :

a. Physical Achievement

Pertumbuhan fisik yang baik, kesegaran jasmani,

rehabilitasi, pengembangan skill, rileksasi, dan pengurangan

ketegangan.

b. Mental Achievement

Aspek ini tidak terukur namun hasilnya dapat dirasakan.

Ketenangan, kebahagiaan, kepuasan, kenikmatan .

c. Sociality Achievement

Nilai positif yang dapat dikembangkan dalam aspek ini

seperti keakraban, kesetiakawanan, dan kebersamaan.

d. Emotional Achievement

Olahraga berpotensi menyelaraskan ekspresi diri, dan

kepercayaan diri.

e. Intellectual Achievement

Berpotensi untuk mmecahkan masalah, menemukan cara

memenangi suatu tantangan.

f. Spirituality Achievement

Beberapa olahraga spiritual seperti olahraga pernafasan

yoga dan meditasi sering disebut sebagai ibadah ritual suatu

agama (Khonghucu dan Hindu).

2.1.1.4Fasilitas Olahraga

Fasilitas Olahraga adalah fasilitas dari semua sarana olahraga dan

pendukung, yang meliputi antara lain fasilitas latihan, fasilitas pertandingan,

(35)

commit to user

pertandingan sendiri berdasarkan kegiatan yang diwadahinya bisa dibedakan

menjadi dua, yaitu :

 Fasilitas outdoor yaitu fasilitas untuk latihan dan pertandingan yang

berada di ruang terbuka atau luar ruangan.

 Fasilitas indoor yaitu fasilitas untuk latihan dan pertandingan yang

berada di dalam ruangan. Kegiatan olahraga, outdoor maupun indoor,

idealnya diwadahi dalam 1 fasilitas yang berada dalam 1 area dengan

penyediaan peralatan serta berbagai fasilitas pendukung di dalamnya.

Suatu pusat olahraga dapat terdiri dari berbagai cabang olahraga, ataupun

hanya satu cabang saja sesuai dengan kebutuhan dan kondisi dan kondisi

lingkungan setempat.

2.1.2 Sepak Bola

2.1.2.1Pengertian Sepak Bola

Sepak Bola: Salah satu cabang olahraga yang dimainkan di luar ruangan

dan dimainkan oleh dua kelompok/team yang berlawanan yang disebut

kesebelasan. Kesebelasan yang paling banyak memasukkan bola ke gawang

lawan dalam waktu yang telah ditentukan dianggap sebagai pemenang.

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit: Pusat Bahasa, 2009)

2.1.2.2Elemen-Elemen Sepak Bola

1. Lapangan Sepakbola

Adapun ukuran lapangan standar sepakbola yang telah ditetapkan oleh

FIFA, yaitu :

(36)

commit to user

Gambar 2.1: Lapangan Sepak Bola Standar FIFA.

2. Bola dan Perlengkapan Permainan Sepak Bola.

Adapun ukuran bola menurut situs resmi FIFA adalah sebagai berikut :

1) Keliling : 10cm

2) Berat : 410- 450 gram

3) Lambungan : maks. 10m pada pantulan pertama

4) Bahan : karet / karet sintetis (buatan)

Perlengkapan permainan sepakbola antara lain sebagai berikut :

1) Kaos bernomor (sejak 1954)

2) Celana pendek.

3) Kaos kaki.

4) Pelindung tulang kering pada kaki.

(37)

commit to user

Gambar 2.2: Bola Resmi Event Piala Dunia dan Bola Jabulani PD 2010 Afrika Selatan.

3. Tim, Wasit dan Offisial Pertandingan.

1) Tim

Setiap tim maksimal memiliki sebelas pemain, salah satunya

haruslah penjaga gawang. Kadang-kadang ada peraturan kejuaraan

yang mengharuskan jumlah minimum pemain dalam sebuah tim

(minimum delapan). Sang penjaga gawang diperbolehkan untuk

mengambil bola dengan tangan atau lengannya di dalam kotak penalti

di depan gawangnya.

Pemain lainnya dalam kedua tim dilarang untuk memegang bola

dengan tangan atau lengan mereka ketika bola masih dalam

permainan, namun boleh menggunakan bagian tubuh lainnya.

Pengecualian terhadap peraturan ini berlaku ketika bola ditendang

keluar melewati garis dan lemparan dalam dilakukan untuk

mengembalikan bola ke dalam permainan.

Sejumlah pemain (jumlahnya berbeda tergantung liga dan negara)

dapat digantikan oleh pemain cadangan pada masa permainan. Alasan

umum digantikannya seorang pemain termasuk cedera, keletihan,

kekurang efektifan, perubahan taktik, atau untuk membuang sedikit

waktu pada akhir sebuah pertandingan. Dalam pertandingan standar,

pemain yang telah diganti tidak boleh kembali bermain dalam

(38)

commit to user

2) Wasit dan Offisal Pertandingan.

Sebuah pertandingan diperintah oleh seorang wasit yang

mempunyai wewenang penuh untuk menjalankan pertandingan sesuai

peraturan permainan dalam suatu pertandingan yang telah diutuskan

kepadanya dan keputusan-keputusan pertandingan yang

dikeluarkannya dianggap sudah final. Wasit menggunakan peluit

sebagai tanda suatu keadaan seperti pelanggaran, offside, gol dan

menunjukan waktu pertandingan dimulai atau selesai.

Sang wasit dibantu oleh dua orang asisten wasit (penjaga garis).

Dalam banyak pertandingan wasit juga dibantu seorang ofisial

keempat yang dapat menggantikan seorang ofisial lainnya jika

diperlukan.

4. Lama Permainan, Perpanjangan Waktu dan Adu Penalti.

1) Lama permainan

Sepak bola normal adalah 2×45 menit, ditambah istirahat selama

15 menit (kadang-kadang 10 menit). Jika kedudukan sama imbang,

maka diadakan perpanjangan waktu selama 2×15 menit, hingga

didapat pemenang, namun jika sama kuat maka diadakan adu penalti.

2) Perpanjangan Waktu dan Adu Penalti.

Kebanyakan pertandingan biasanya berakhir setelah kedua babak

tersebut, dengan sebuah tim memenangkan pertandingan atau

berakhir seri. Meskipun begitu, beberapa pertandingan, terutamanya

yang memerlukan pemenang mengadakan babak tambahan yang

disebut perpanjangan waktu kala pertandingan berakhir imbang: dua

babak yang masing-masing sepanjang 15 menit dimainkan.

Hingga belum lama ini, IFAB telah mencoba menggunakan

beberapa bentuk dari sistem „sudden death‟, namun mereka kini telah

(39)

commit to user

waktu, beberapa kejuaraan mempergunakan adu penalti untuk

menentukan sang pemenang.

Ada juga kejuaraan lainnya yang mengharuskan pertandingan

tersebut untuk diulangi. Perlu diperhatikan bahwa gol yang dicetak

sewaktu babak perpanjangan waktu ikut dihitung ke dalam hasil

akhir, berbeda dari gol yang dihasilkan dari titik penalti yang hanya

digunakan untuk menentukan pemenang pertandingan.

5. FIFA, Peraturan Sepak Bola dan PSSI.

1) FIFA

Merupakan badan asosiasi tertinggi sepakbola dunia. FIFA

didirikan di Paris pada 21 Mei 1904 dan merayakan hari jadinya yang

ke-100 pada 2004. FIFA selain menetapkan peraturan sepakbola, juga

ikut mempromosikan sepakbola dengan mengatur transfer pemain

antar tim, memberikan gelar Pemain Terbaik Dunia FIFA, dan

menerbitkan daftar Peringkat Dunia FIFA setiap bulannya dan even

sepakbola terbesar yaitu Piala Dunia yang digelar 4 tahun sekali.

Adapun organisasi sepakbola didunia yang dikoordinasi oleh FIFA

yaitu:

a. UEFA (Negara di benua Eropa)

b. CONMEBOL (Negara di benua Amerika Latin)

c. CONCACAF (Negara di benua Amerika tengah dan utara)

d. AFC (Negara di benua Asia dan benua Australia)

e. CAF (Negara di benua Afrika)

(40)

commit to user

2) Peraturan Sepakbola

Peraturan sepak bola ditetapkan oleh IFAB (International Football

Association Board), bagian dari badan kesatuan sepakbola benua

eropa atau UEFA. Peraturan resmi permainan sepak bola (Laws of the

Game) adalah perihal:

a. Lapangan Sepak Bola

b. Bola

c. Jumlah Pemain

d. Peralatan Pemain

e. Wasit Yang Mengatur Pertandingan

f. Asisten Wasit

g. Lama Permainan

h. Bola Keluar dan Di Dalam Lapangan

i. Cara Mendapatkan Angka

j. Offside

k. Pelanggaran

l. Tendangan Bebas

m. Tendangan

n. Lemparan Dalam

o. Tendangan Gawang

3) PSSI

Merupakan kepanjangan dari Persatuan Sepakbola Seluruh

Indonesia. Didirikan 1930 di Yogyakarta oleh Soeratin

Sosrosoegondo. Setiap tahunya PSSI menggelar even sepakbola

ditanah air seperti Piala Indonesia, ISL (Indonesian Super League),

Copa Indonesia dan sekarang ditambah IPL (Indonesian Premier

(41)

commit to user

2.1.3 Klub Sepak Bola

2.1.3.1Pengertian Klub Sepak Bola Profesional

Definisi Klub Sepakbola Profesional yang diperoleh dari penguraian

makna per kata-nya adalah sebagai berikut:

Klub: Suatu perkumpulan dimana orang-orang bertemu untuk melakukan

kegiatan dengan tujuan tertentu. (Longman Learner’s Dictionary of

American English, 2000)

Sepak Bola: Permainan (olahraga) bola yang ditendang dengan kaki yang

dimainkan oleh dua tim yang masing-masing terdiri dari 11 orang.( Ibid )

Professional: Orang yang melakukan olahraga dengan menerima bayaran.

(W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,

1985).

Jadi pengertian Klub Sepak Bola Profesional adalah suatu perkumpulan

orang-orang yang berkecimpung dalam dunia olahraga sepakbola, dimana

mereka bekerja di bidang tersebut secara penuh (full time) yang terdiri dari

para pemain, pengurus, dan pemilik serta memiliki agenda kerja dan tujuan

prestasi & profit yang jelas.

2.1.3.2Sifat Klub Sepak Bola Profesional

Klub sepakbola professional memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan

klub amatir, diantaranya :

1. Mandiri, mempunyai otonomi untuk menentukan dan menjalankan visi

dan misi dari klub itu sendiri.

2. Memiliki, mengelola sendiri seluruh aktivitas di dalamnya.

3. Orang-orang yang beraktivitas di dalamnya berstatus bekerja penuh dan

(42)

commit to user

2.1.3.3Struktur Organisasi Klub Sepak Bola Profesional

Skema 2.1: Struktur Organisasi Klub Sepak Bola Profesional. (Kantor Menpora, 1997)

2.1.4 Pelatihan Sepak Bola

2.1.4.1Unsur-Unsur Pelatihan Sepak Bola

Pada perkembangan sepak bola modern, unsur-unsur permainan yang

terdiri dari: kondisi fisik dan taktik permainan serta mental pemain dipelajari

benar-benar secara cermat. Sistem latihan berkembang dengan pesat. Jadwal

latihan disusun dengan cermat antara proporsi latihan kondisi fisik, latihan

teknik dan taktik permainan. Bahkan kondisi pemain selalu dipantau dengan

cermat.

Banyak pendapat yang menyatakan bahwa unsur-unsur kondisi fisik,

teknik, dan taktik sangat besar perannya dalam mencapai prestasi dalam

kecakapan bermain sepakbola. Di antara pendapat-pendapat tersebut adalah:

1. Menurut Csanadi Arpad, tujuan latiahan sepakbola adalah untuk

meningkatkan kemampuan teknik, taktik dan kondisi fisik serta mental

pemain, sehingga pemain dapat mencapai tingkat prestasi tertinggi.

(C.sanadi Arpad, Soccer, Corvina Press, Budapast, 1972, hal. 410)

(43)

commit to user

2. Menurut Savin S dan Sushkhov M, unsur-unsur sepakbola yang harus

ditingkatkan adalah latihan taktik, latihan teknik, dan latihan kondisi

fisik. (Savin S. and Suskhov M., Football, Foreign Languages Publishing

House, Moscow, 1958, hal.10)

3. Menurut Eric Batty, untuk mencapai kecakapan bermain sepakbola yang

tinggi, para pemain harus diberikan latihan-latihan:

a. Kemampuan mengoperkan dan menembakkan bola ke gawang

b. Mengembangkan pengertian bermain dalam team

c. Meningkatkan kondisi fisik terutama kecepatan lari. (Batty Eric,

Soccer Coaching the Modern Law, Faber and Faber, London, 1975.

hal. 98)

2.1.4.2Macam-Macam Unsur Pelatihan Sepak Bola

Dari berbagai pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur

latihan teknik, fisik, dan taktik, adalah hal yang penting dalam pelatihan

sepakbola. Sehingga sebuah pusat pelatihan sepakbola harus dapat mewadai

ketiga unsur tersebut dalam arti mempunyai fasilitas untuk latihan teknik,

fisik, dan taktik. Berikut ini adalah keterangan lebih jauh mengenai

unsur-unsur tersebut:

1. Latihan Fisik

Yang disebut dengan latihan fisik dalam sepakbola adalah suatu

latihan untuk meningkatkan kemampuan fisik pemain agar dapat bermain

sepakbola selama 1,5 jam terus menerus tanpa mengalami

kesukaran/kelelahan yang berarti. (Csanadi Arpad, Soccer, Corvina Press,

Budapast, 1972, hal. 491). Latihan kondisi fisik ada dua macam, yaitu

latihan kondisi fisik umum dan latihan kondisi fisik khusus.

 Latihan kondisi fisik umum adalah untuk meningkatkan kesegaran

fisik pada umumnya tanpa menuntut gerakan yang memerlukan

(44)

commit to user

 Latihan kondisi fisik khusus adalah untuk meningkatkan kesegaran

fisik yang diperlukan oleh suatu cabang olah raga tertentu.

Latihan kondisi fisik khusus baru dikembangkan jika kondisi fisik

umum telah mencapai tingkat tinggi. (Drs. Sardjono, dkk., Pengaruh

Latihan Kondisi Fisik terhadap Kecakapan Bermain Sepakbola,

Laporan Penelitian, Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan FKIP

Yogyakarta, 1981, hal.5)

Adapun berbagai latihan yang dilakukan dalam latihan fisik adalah:

1) Kekuatan (Strength) adalah kemampuan otot untuk mempergunakan

kekuatan (force) melawan tahanan/beban.

2) Daya tahan (endurance) adalah kemampuan organisme untuk

melawan kelelahan yang timbul pada waktu bermain sepakbola dalam

jangka waktu yang lama.

3) Kecapatan (speed) adalah kemampuan melakukan gerakan-gerakan

yang sejenis dengan waktu yang sesingkat-singkatnya dan

mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya.

4) Kelincahan (agility) adalah kemampuan melakukan gerakan untuk

merubah arah.

5) Kelenturan (flexibility) adalah kemampuan untuk melakukan gerakan

dengan amplitudo yang luas. (Drs. Sardjono, dkk., Pengaruh Latihan

Kondisi Fisik terhadap Kecakapan Bermain Sepakbola. Laporan

Penelitian, Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan FKIP Yogyakarta,

1981, hal.5,6)

Latihan fisik dilakukan didalam ruangan dengan berbagai alat berat

dan dilapangan terbuka.

2. Latihan Teknik

Teknik dalam sepakbola adalah suatu rangkuman cara (metode) yang

dipergunakan dalam pelaksanaan semua gerakan dalam permainan

(45)

commit to user

Sehingga latihan teknik dalam sepakbola dapat disebut sebagai melatih

kecakapan untuk menerapkan metode-metode yang digunakan dalam

semua gerakan pada sepakbola. Gerakan-gerakan tersebut dibedakan

menjadi dua, yaitu:

1) Gerakan tanpa bola

a. Lari dan merubah arah

b. Melompat dan meloncat

c. Gerak tipu tanpa bola

2) Gerakan-gerakan dengan bola

a. Menendang bola (kicking)

b. Menerima/mengontrol bola (Receiving/controlling)

c. Menyundul bola (Heading)

d. Mengiring bola (Dribbling)

e. Gerak tipu dengan bola (Feinting)

f. Merebut bola (Tackling)

g. Melempar bola kedalam (Thow in)

h. Teknik-teknik penjaga gawang. (Drs. Sardjono, dkk., Pengaruh

Latihan Kondisi Fisik terhadap Kecakapan Bermain Sepakbola.

Laporan Penelitian, Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan FKIP

Yogyakarta, 1981, hal. 6)

Latihan teknik tersebut kebanyakan dilakukan di lapangan. Akan

tetapi ada beberapa latihan yang dilaksanakan dalam ruang

tertutup seperti latihan wall pass.

3. Latihan Taktik

Taktik permainan sepakbola adalah seni permainan yang

direncanakan dan rasional yang diselaraskan dengan keadaan untuk

mencapai hasil yang maksimal. (Csanadi Arpad, Soccer, Corvina Pres,

Budapast, 1972, hal. 259). Sedangkan latihan taktik adalah bagaimana

merencanakan permainan agar dapat mencapai hasil yang maksimal.

Gambar

Gambar 2.1:  Lapangan Sepak Bola Standar FIFA.
Gambar 2.3: Opera Sidney House (google image)
Gambar 2.10: Peta Surakarta
Tabel 2.3 Even Pertandingan Sepakbola Yang Digelar Di Surakarta.
+7

Referensi

Dokumen terkait

•Bagaimana menjadikan Akademi Sepak Bola Internasional Liverpool FC Medan menjadi pusat pelatihan akademi sepak bola bagi masyarakat umum.. •Bagaimana merencanakan pencapaian dan

Sepak bola yang merupakan permainan sebuah tim tidak akan. memiliki skill yang rata-rata sama kualitasnya, di sinilah peran taktik

Bagaimana wujud rancangan bangunan Pusat Bahasa yang ramah terhadap lingkungan melalui pengelolaan energi pada bangunan dengan dengan pendekatan. prinsip

Secara garis besar olahan-olahan bentuk pada bangunan Pusat Pelatihan dan Penelitian Ilmu Konstruksi dan Teknologi Bangunan di Yogyakarta ini merupakan

2.1.4 Arsitektural Dalam segi arsitektural terdapat fasilitas-fasilitas dalam rancangan sekolah sepak bola, diantaranya; 2.1.4.1 Fungsi Sekolah Sepak bola Sekolah sepak bola

menjadi ciri khas pada bangunan Pusat Kebudayaan Islam di Surakarta.. 1) Merancang suatu bangunan Pusat Kebudayaan Islam di Surakarta yang. dapat meningkatkan apresiasi dan

Hasil yang diperoleh dari hasil analisa dapat disimpulkan menjadi beberapa alternatif desain untuk bangunan museum dan pusat pelatihan fotografi dengan menggunakan terapan arsitektur

Gambar 20 Sistem Keamanan Sumber : Analisa Pribadi, 2021 SIMPULAN Dalam Perancangan Fasilitas Pusat Pelatihan Bola Basket Kursi Roda Bagi Atlet Penyandang Disabilitas Di Kota