• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMODELAN STANDART PELAYANAN PASAR TRADISIONAL BERBASIS KEPUASAN PENGGUNA DALAM MENGHADAPI ERA PASAR BEBAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMODELAN STANDART PELAYANAN PASAR TRADISIONAL BERBASIS KEPUASAN PENGGUNA DALAM MENGHADAPI ERA PASAR BEBAS"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PEMODELAN STANDART PELAYANAN PASAR TRADISIONAL BERBASIS

KEPUASAN PENGGUNA DALAM MENGHADAPI ERA PASAR BEBAS

Misbach Munir(1)

Fakultas Teknik,Universitas Yudharta Pasuruan Misbach.industri@gmail.com

Johannes Herry Dwijosusanto(2) Fakultas Teknik,Universitas Yudharta Pasuruan

suratfakultas@gmail.com

Abstrak

Traditional markets are the foundation of the people's economy is a barometer of the level of the Indonesian economy. The problem is further complicated by the management of the infrastructure that supports not baik. Requires a minimum service standards for the management of traditional markets to create competitive. Method of analysis: 1) Determining service attributes variable 2) Calculation IPA.3) Phase QFD to determine the target of improving service quality by measuring the value gap..4) Variable Attributes Correlation Test Services Market, from the test results are used to recommend a minimum service standards based notation attribute-based service users. Of the IPA calculation Pandaan explained that the market is entering a high priority: AP (1), AP (2), AP (10), AP (17). To Market Purwosari incoming high priority: AP (1), AP (2), AP (7), AP (8), AP (11), AP (13), AP (14), AP (17), AP (21) Market .For Lawang incoming high priority: AP (1), AP (10), AP (11), AP (12), AP (17) Market .To Singosari incoming high priority: AP (4), AP (5), AP (11), AP (13), and AP (17) .From QFD for Market Pandaan priority manager and trader: R1, R5, R6, R7, R9, R11, R13, R14, R17 , R18, R20, R21.Untuk Purwosari Markets: R1, R5, R7, R8, R9, R11, R13, R14, R18, R20, R21. For Lawang Market: R1, R2, R4, R6, R7, R9, R11, R12, R13, R14), R17, R19, R20, R22. For Singosari Markets: R1, R4, R5, R7, R9, R11, R12, R14, R15, R17, R18, R22

Keywords: Markets, SPM, User

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar Tradisional merupakan salah satu pondasi perekonomian rakyat kecil dan menengah yang keberadaannya menjadi tolak ukur terhadap tingkat perekonomian nasional Indonesia.Pasar tradisional merupakan tempat kegiatan transaksi perekonomian yang cukup memiliki potensi untuk dikelola secara profesional namun tetap mempertahankan karakter atau ciri khas pasar tradisional.

Pertumbuhan ekonomi menyebabkan

keberadaan pasar tradisional semakin dibutuhkan oleh masyarakat kecil dan menengah dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari baik kebutuhan pangan maupun

sandang dengan harga yang relatif murah dan ada suatu kegiatan tawar-menawar.

Berdasarkan data AC Nielsen tahun 2008, diketahui bahwa pertumbuhan pasar modern setiap tahunnya mencatat kisaran

angka 10 % hingga 30 %. Hal ini

ditunjukkan dengan ekspansi pasar modern sangat agresif hingga masuk ke wilayah pemukiman rakyat. Pasar tradisional yang

berada di wilayah pedesaan maupun

pemukiman rakyat secara langsung terkena

imbasnya dengan berhadapan langsung

dengan pasar modern tersebut. Persaingan diantara keduanya pun tidak terhindari. Tidak hanya itu, karena minimnya aturan zonasi dari

(2)

tradisional yang berada di kota dan desa pun terkena imbasnya.

Persaingan head to head akibat menjamurnya pasar modern membawa dampak buruk terhadap keberadaan pasar tradisional.. Salah satu dampak nyata dari kehadiran pasar modern d Permasalahan pasar tradisional semakin bertambah ketika melihat kenyataan bahwa sistem infrastruktur pasar tradisional sudah sangat terbatas dan banyak dari sistem prasarana pasar tradisional yang berfungsi tidak efisien dan efektif(beroperasi dibawah standart pasar trdisional).

Permasalahan semakin rumit

dengan tidak didukungnya pengelolaan dan manajemen infrastruktur pasar tradisional yang baik dan sistematis.Sehingga perlu adanya suatu standart pelayanan minimal(SPM) pengelolaan dan manajemen pasar tradisional sebagai upaya untuk menciptakan pasar tradisional yang berdaya saing dengan pusat perbelanjaan dan toko modern, minimal pasar tradisional yang ada disetiap kota dan desa tetap diminati pengunjung sebagai tempat berbelanja yang bersih, amam dan tertib.Infrastruktur dan prasarana pasar tradisional masih perlu banyak pembenahan dan perhatian khusus dalam upaya untuk penyelamatan pasar tradisional di tengah-tengah maraknya pasar modern. Mengingat keunikan dan kekhasan pasar tradisional jika dibanding pasar modern, maka dalam penelitian melibatkan variabel persepsi, keinginan dan kebutuhan pengguna sebagai parameter penilai dan pengukur kualitas pasar tradisional secara keseluruhantur, aman, bersih dan sehat.

1.2 Rumusan Masalah

Upaya-upaya peningkatan kualitas

pelayanan pasar tradisional perlu didukung oleh landasan dan panduan yang mengikat secara

hukum agar dalam pelaksanaan dan

penerapan item-item pelayanan yang

terstandarisasi dapat secara efektif diterapkan dan mampu serta memiliki daya saing dengan keberadaan pasar modern.

Selama ini belum ada standart mutu

pelayanan yang mencakup secara

keseluruhan tentang standart kualitas pasar tradisional, belum ada indikator atau parameter yang mengukur atau mengevaluasi kualitas pelayanan pasar tradisioanal sesuai keinginan pengguna.Dengan melihat latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan permasalahan penelitian ini adalah:

a.

Bagaimana identifikasi atribut pelayanan pasar tradisional yang diprioritaskan untuk dikembangkan menurut kebutuhan dan keinginan pengguna?

b.

Bagaimana prioritas peningkatan kualitas pelayanan pasar tradisional sesuai kebutuhan dan keinginan pengguna?

c.

Bagaimana rekomendasi model pedoman standart pelayanan mutu minimal pasar tradisional sesuai kebutuhan dan keinginan pengguna untuk daya tarik pengunjung dan menyikapi pasar bebas dengan maraknya pasar modern?

1.3 Tujuan Penelitian

a. Mengetahui atribut pelayanan pasar

tradisional terhadap pengunjung

yangdiprioritaskan untuk dikembangkan

(3)

pengguana

b. Mengetahui prioritas peningkatan

kualitas pelayanan pasar tradisional terhadap pengunjung sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna. c. Menyusun rekomendasi pedoman standart

pelayanan mutu minimal pasar tradisional berdasakan atribut dan prioritas

pelayanan sesuai kebutuhan dan

keinginan pengguna

BAB II KAJIAN LITERATUR

2.1. Konsep dan Pemaknaan Tentang Pasar

2.2. Quality Function Deployment (QFD)

Analiss Quality Function Deployment (QFD) bertujuan untuk mendapatkan prioritas atribut pelayanan dan respon teknis dari pihak pengelola Pasar dan pembuatan rumah kulitas (house of quality).

a.

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis pelayanan dan fasilitas yang dibutuhkan oleh pengguna pasar Voice of User (VOS).

b.

Respondenpihakpengguna, meliputi:

Pedagang

Pengunjung/Pembeli

Pihak Pengelola

Sampelpenelitian yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah pengguna dan pengelola pasar. Persamaan Bernoulli:

Dimana, N = jumlah sampel minimum Z = nilai distribusi normal e = tingkat kesalahan

p =proporsijumlah item yang

dianggap benar

q = proporsi jumlah item yang dianggap salah

nilai yang dianggap benar sebesar 95%, maka jumlah item yang dianggap salah adalah 5%, sehingga didapatkan jumlah sampel minimum ber ikut:

untuk menghindari kekurangan data maka dipakai jumlah responden dengan melihat rasio jumlah yang proporsional.

2.3. Uji korelasi

Uji korelasi dilakukan untuk

mengetahui kesahihan angket yang akan disebarkan kepada pihak yang menjadi sampel penelitian. Uji ini dilakukan terhadap 20 orang (Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini suatu instrumen dikatakan berkorelasi dengan kuat apabila nilai korelasinya diatas angka 0,6 (Sugiyono, 2009). Uji konsistensi dilakukan setelah uji korelasi yang bertujuan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data

pada dasarnya menunjukkantingkat

ketepatan,keakuratan,kestabilan, atau

konsistensi alat tersebut dalam

mengungkapakan gejala tertentu dari

(4)

dilakiakn terhadap pernyataan pernyataan yang sudah berkorelasi kuat. Untuk menguji Internal Consistency dangan menggunakan koefisien konsistensi (Alpha Cronbach). Ketentuan bahwa apabila nilai koefisien alpha (koefisien Alpha Cronbach) berada diatas 0,60 (Sugiyono, 2009). Uji korelasi dan konsistensi angket bantuan program SPSS 15.0.

2.4 Perpres No. 112 Tahun 2007

PerpresinimengaturtentangPenataand anPembinaanPasarTradisional, PasarModern danPusatPerbelanjaan. Adapunarahkebijakan

yang ingindicapaiantara lain

pemberdayaanpasartradisional agar

dapattumbuhdanberkembangserasi, saling memerlukan, saling memperkuat, serta saling menguntungkan; memberikan pedoman bagi penyelenggaraan ritel tradisional, pusat perbelanjaan, dan toko modern

2.5 Permenda No 20 Tahun 2012

Peraturan kementrian dalam negeri ini kembali mengeluarkan aturan pendukung yaitu No. 20 tahun 2012 tentang pengelolaan dan pemberdayaan pasar tradisional, yang di dalam bab II pasal 2 disebutkan tujuan

pengelolaan dan pemberdayaan pasar

tradisional meliputi

a)menciptakan pasar tradisional yang tertib, teratur,aman, bersih dan sehat;

b)meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat;

c)menjadikan pasar tradisional sebagai penggerak roda perekonomian daerah; dan

d)menciptakan pasar tradisional yang berdaya saing dengan pusat perbelanjaan dan toko modern

.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. LokasiPenelitian

Lokasi penelitian ditentukan secara

sengaja (purpusive) yaitu di Pasar

tradisional Kabupaten Pasuruan (Pasar Purwosari dan Pasar Pandaan) dan Pasar tradisional Kabupaten Malang (Pasar Lawang dan Pasar Singosari).Dalam hal ini sampel lokasi dipilih berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang didasarkan pada tujuan penelitian, yaitu:

a)

Lokasi penelitian merupakan perwakilan pasar desa dan pasar kota/kabupaten.

b)

Pasar tersebut merupakan pasar tradisional yang dikelilingi oleh beberapa pasar modern

c)

Pasar tersebut menjual macam-macam komoditi kebutuhan sandang dan pangan

3.2. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam

(5)

instansi yang terkait dengan penelitian ini seperti Dinas pasar atau Desperindag dan

Dinas Perencanaan kota dan wilayah

setempat.

3.3 Metode Analisa Data

1.Penentuan variabel atribut pelayanan dalam instrumen penelitian.

Penentuan variabel atribut pelayanan diperoleh dengan cara brainstorming dan berdasarkan respons teknik dari pihak pengelola, pedagang dan pengunjung.

2. Tahap Perhitungan Importance-Performance Analysis Pasar Tradisional.

Importance-Performance Analysis (IPA) adalah untuk mendapatkan tingkat kepentingan (TK) pengguna terhadap atribut pelayanan hasil survei.Importance-Performance Analysis

mengkombinasikan pengukuran dimensi

kepuasan pengguna aktual(KPA) atau yang dirasakan dengan tingkat kepentingan(TK).

Importance-Performance Analysis ini dibantu dengan diagram kepentingan.Diagram kepentingan ini terdiri dari empat kuadran, kuadran A berarti prioritas tinggi, kuadran B berarti Prioritas sedang, kuadran C berarti Prioritas rendah dan kuadran D berati Berlebih.

Importance-Performance Analysis (IPA)

bertujuan untuk mengetahui tingkat

kepentingan(TK) dan kepuasan pengguna aktual(KPA), dimana tingkat kepentingan ini

adalah total nilai mean atas suara

pengguna(pihak pengelola) terhadap atribut pelayanan berdasarkan hasil kuisioner, sedangkan kepuasan pengguna aktual ini adalah total nilai mean dari penilaian

pengguna(pengunjung) yang dirasakan saat ini tentang seberapa baik atribut pelayanan berdasarkan hasil kuisioner.Dalam tahap perhitungan Importance-Performance Analysis

kita menotasikan atribut pelayanan

berdasarkan suara pengguna berdasakan atribut pelayanan dalam proses kuisioner untuk memudahkan dalam analisa diagram kepentingan.

3.Penetapan Target Peningkatan Kualitas Pelayanan Pasar Tradisional Dengan Qualiyt Function Deployment(QFD)

Quality Functin Deployment(QFD) adalah untuk menentukan target peningkatan kualitas pelayanan pasar tradisional dengan mengukur nilai gap. Nilai gap adalah besaran selisih antara kepuasan pengguna aktual(KPA) dengan kepuasan pengguna harapan(KPH), dimana kepuasan pengguna harapan ini adalah hasil respon dari pedagang/penjual dan dari hasil gap yang bernilai negatif menunjukkan permasalahan yang dihadapi dalam kualitas pelayanan, sehingga perlu dilakukan tindakan responsif untuk pengembangan, perbaikan atau peningkatan terhadap atribut pelayanan.

Dari nilai gap negatif yang dihasilkan menjadi dasar untuk membuat rumah kualitas( House of quality).Dari rumah kualitas akan didiskripsikan dengan matrik hubungan dan prioritas sehingga menghasilkan total nilai

numerik, kemudian dilakukan

(6)

4.Uji Korelasi Variabel Atribut Pelayanan Terhadap Pasar Tradisional

5.Merumuskan dan merekomendasikan

standart pelayanan minimal pasar tradisional berdasar notasi atribut pelayanan berbasis pengguna.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Proses Perhitungan IPA Pasar

Tradisional

A. Proses Perhitungan

Importance-Performance Analysis Pasar Pandaan

Dari tabel perhitungan nilai rata-rata diketahui nilai rata-rata tingkat kepentingan/TK(Ŷ)= 3,48 dan nilai rata-rata kepuasan pengguna aktual/KPA(Ẍ)= 3,38, kemudian dianalisa dengan diagram kepentingan dengan bantuan program SPSS untuk mengetahui status prioritas atribut pelayanan.

Diagram Klasifikasi Kepentingan Pasar Pandaan

Status Prioritas Atribut Pelayanan Pasar Pandaan

Kuadran Notasi Atribut Pelayaan A :Prioritas Tinggi 1, 2, 10, 17

B :Prioritas Sedang 5, 6, 7, 9, 13, 15, 16, 18, 20, 21

C :Prioritas Rendah 3, 4, 8, 14, 19 D : Dianggap Kurang

Penting

12, 11, 22

Dapat dijelaskan bahwa yang masuk dalam Prioritas tinggi dalam arti atribut yang harus ditingkatkan kinerjanya adalah Pengelolan

kebersihan(1), peningkatan jaminan

keamanan(2), Kondisi musholla(10), dan Akses Pintu Masuk(17). Yang masuk Prioritas sedang dalam arti atribut yang harus

dipertahankan kinerjanya tapi perlu

pengendalian adalah tata letak pedagang(5), area parkir(6), penunjuk area komoditi(7), Balai pengobatan(9), tempat istirahat(13),

Informasi kisaran harga(15), kantor

pengaduan(16), Pengelompokan komoditi(18),

Perilaku penjual(20) dan Inspeksi

kualitas(21).Yang masuk Prioritas rendah

dalam arti atribut yang harus

diperbaiki/dikembangkan adalah ventilasi(3), penerangan(4), kedisiplinan petugas(8), toilet(14), dan ketersediaan ATM(19).Yang masuk Prioritas Dianggap kurang penting dalam arti atribut yang kurang diperlukan, akan tetapi atribut ini bisa jadi akan menjadi atribut yang harus ada, adalah tempat ibu menyusui(12), tempat penitipan barang(11), dan penyamaan bungkus(22).

B. Proses Perhitungan Importance-Performance Analysis Pasar Purwosari Dari tabel perhitungan nilai rata-rata diketahui nilai rata-rata tingkat kepentingan/TK(Ŷ)= 3,69 dan nilai rata-rata kepuasan pengguna aktual/KPA(Ẍ)= 3,11, kemudian dianalisa dengan diagram kepentingan dengan bantuan program SPSS untuk mengetahui status prioritas atribut pelayanan.

(7)

Status Prioritas Atribut Pelayanan Pasar Purwosari

Kuadran Notasi Atribut Pelayaan A :Prioritas Tinggi 1, 2, 7, 8, 11, 13, 14, 17, 21 B :Prioritas Sedang 6, 9, 12, 15, 20

C :Prioritas Rendah 3, 4, 10, 22, 19 D : Dianggap Kurang

Penting

5, 16, 18

Dapat dijelaskan bahwa yang masuk dalam prioritas tinggi dalam arti atribut yang harus ditingkatkan kinerjanya atau harus ada

keberadaannya adalah Pengelolan

kebersihan(1), peningkatan jaminan

keamanan(2), . penunjuk area komoditi(7), kedisiplinan petugas(8), tempat penitipan barang (11), tempat istirahat(13), toilet(14),

akses pintu masuk(17), dan Inspeksi

kualitas(21).Yang masuk Prioritas sedang dalam arti atribut yang harus dipertahankan kinerjanya tapi perlu pengendalian adalah area parkir(6), Balai pengobatan(9), tempat ibu menyusui(12), Informasi kisaran harga(15), dan Perilaku penjual(20).Yang masuk Prioritas

rendah dalam arti atribut yang harus

diperbaiki/dikembangkan adalah ventilasi(3),

penerangan(4), kondisi musholla(10),

penyamaan bungkus(22) dan ketersediaan ATM(19).Yang masuk Prioritas Dianggap kurang penting dalam arti atribut yang kurang diperlukan, akan tetapi atribut ini bisa jadi akan menjadi atribut yang harus ada dan perlu

dikembangkan, adalah tata letak pedagang(5), kantor pengaduan(16) dan pengelompokan area komoditi(18)

C. Proses Perhitungan

Importance-Performance Analysis Pasar Lawang Dari tabel perhitungan nilai rata-rata diketahui nilai rata-rata tingkat kepentingan/TK(Ŷ)= 3,54 dan nilai rata-rata kepuasan pengguna aktual/KPA(Ẍ)= 2,91 , kemudian dianalisa dengan diagram kepentingan dengan bantuan program SPSS untuk mengetahui status prioritas atribut pelayanan.

Diagram Klasifikasi Kepentingan Pasar Lawang

Status Prioritas Atribut Pelayanan Pasar Lawang

Kuadran Notasi Atribut

Pelayaan A :Prioritas Tinggi 1, 10, 11, 12, 17 B :Prioritas Sedang 6, 9, 13, 15, 16, 20, 21 C :Prioritas Rendah 2, 3, 4, 5, 8, 14, 22 D : Dianggap Kurang

Penting

7, 18, 19

(8)

tapi perlu pengendalian adaahl area parkir(6), Balai pengobatan(9), tempat istirahat(13),

Informasi kisaran harga(15), kantor

pengaduan(16), Perilaku penjual(20) dan Inspeksi kualitas(21). Yang masuk Prioritas rendah dalam arti atribut yang harus diperbaiki atau dikembangkan adalah peningkatan jaminan keamanan(2), ventilasi(3), penerangan(4), tata letak pedagang(5), kedisiplinan petugas(8), toilet(14) dan penyamaan bungkus(22). Yang masuk Prioritas Dianggap kurang penting dalam arti atribut yang kurang diperlukan, akan tetapi atribut ini bisa jadi akan menjadi atribut yang harus ada dan perlu dikembangkan, adalah penunjuk area komoditi

D. Proses Perhitungan

Importance-Performance Analysis Pasar Lawang

Dari diagram tersebut diketahui nilai rata-rata tingkat kepentingan/TK(Ŷ)= 3,37 dan

nilai rata-rata kepuasan pengguna

aktual/KPA(Ẍ)= 3,17, kemudian dianalisa

dengan diagram kepentingan dengan

bantuan program SPSS untuk mengetahui status prioritas atribut pelayanan.

Diagram Klasifikasi Kepentingan Pasar Singosari

Status Prioritas Atribut Pelayanan Pasar Singosari

Kuadran Notasi Atribut

Pelayaan A :Prioritas Tinggi 4, 5, 11, 13, 17 B :Prioritas Sedang 6, 7, 18, 22 C :Prioritas Rendah 1, 3, 9, 15, 16, 19 D : Dianggap Kurang

Penting

2, 8, 10, 12, 14, 20, 21

Dapat dijelaskan bahwa yang masuk dalam Prioritas tinggi dalam arti atribut yang harus ditingkatkan kinerjanya atau harus ada keberadaannya adalah penerangan(4), tata letak pedagang(5), tempat penitipan barang (11), tempat istirahat(13), dan akses pintu masuk(17). Yang masuk Prioritas sedang dalam arti atribut yang harus dipertahankan kinerjanya tapi perlu pengendalian adalah area parkir(6), penunjuk area komoditi(7),

pengelompokan area komoditi(18) dan

penyamaan bungkus(22).Yang masuk dalam Prioritas rendah dalam arti atribut perlu diperbaiki/dikembangkan adalah Pengelolan

kebersihan(1), ventilasi(3), Balai

pengobatan(9), Informasi kisaran harga(15), kantor pengaduan(16), ketersediaan ATM(19). Yang masuk Prioritas Dianggap kurang penting dalam arti atribut yang kurang diperlukan, akan tetapi atribut ini bisa jadi akan menjadi atribut yang harus ada dan perlu dikembangkan, adalah jaminan keamanan(2), kedisiplinan petugas(8), kondisi musholla(10), tempat ibu menyusui(12), toilet(14), Perilaku penjual(20), dan Inspeksi kualitas(21).

4.2Penetapan Target Peningkatan Kualitas Pelayanan Pasar Tradisional Dengan

Qualiyt Function Deployment(QFD)

A. Tahapan Dan Hasil Proses QFD Pasar Pandaan

(9)

pengguna aktual(KPA) dan kepuasan pengguana harapan(KPH).

Dari hasil Gap yang bernilai negatif menunjukkan permasalahan berkaitan dengan atribut pelayanan, sehingga perlu untuk segera diambil tindakan perbaikan, peningkatan dan pengembangan.Nilai Gap yang bernilai negatif ini nantinya akan menjadi prioritas pihak pengelola dan pedagang dalam peningkatan atribut pelayanan atau kualitas pelayanan, yaitu sebagai berikut :

1. Meningkatkan dan memperbaiki

pengelolaaan fasilitas kebersihan

pasar.(R1)

2. Penataan dan penertiban tataletak pedagang di lokasi pasar(R5)

3. Menertibkan dan menambah fasilitas parkir(R6)

4. Menyediakan/memperbaiki/menambah papan informasi penunjuk area komoditi dan atau menyediakan fasilitas audio(R7) 5. Menambah/memperbaiaki kualitas balai

pengobatan(R9)

6. Menyediakan/meningkatkan tempat

penitipan barang(R11)

7. Menyediakan/memperbaiki tempat

istirahat(R13)

8. Memperbaiki kualitas toilet/MCK(R14) 9. Menertibkan dan memperindah jalan akses

pintu masuk pasar(R17)

10.Menertbkan dan melakukan pengendalian terhadap pengelompokan komoditi(R18) 11.Meningkatkan kualitas pelayanan pedagang

dengan program pelatihan secara

periodik(R20)

12.Meningkatkan/menambah inspeksi kualitas

produk secara periodik untuk

menumbuhkan pembeli loyal(R21) PenysunanHouse Of Qualyti

Rangking Prioritas terhadap atribut pelayanan yang harus atau diperlukan tindakan

perbaikan, peningkatan dan atau

pengembangan adalah :

Rangking Prioritas pertama adalah R1, R17, dan R18

Rangking Prioritas ke-dua adalah R6, R7, R14, R20 dan R21

Rangking Prioritas ke-tiga adalah R5 dan R11 Rangking Prioritas ke-empat adalah R13 Rangking Prioritas ke-lima adalah R9

B. Tahapan Dan Hasil Proses QFD Pasar Purwosari

Langkah awal dalam analisis QFD adalah menentukan nilai beda(gap) antara kepuasan

pengguna aktual(KPA) dan kepuasan

pengguana harapan(KPH).

(10)

1. Meningkatkan dan memperbaiki

pengelolaaan fasilitas kebersihan

pasar.(R1)

2. Penataan dan penertiban tataletak pedagang di lokasi pasar(R5)

3. Menyediakan/memperbaiki/menambah papan informasi penunjuk area komoditi dan atau menyediakan fasilitas audio(R7)

4. Meningkatkan dan menertibkan

kedisiplinan petugas secara periodik(R8) 5. Menambah/memperbaiaki kualitas balai

pengobatan(R9)

6. Menyediakan/meningkatkan tempat

penitipan barang(R11)

7. Menyediakan/memperbaiki tempat

istirahat(R13)

8. Memperbaiki kualitas toilet/MCK(R14) 9. Menertbkan dan melakukan pengendalian

terhadap pengelompokan komoditi(R18) 10.Meningkatkan kualitas pelayanan pedagang

dengan program pelatihan secara

periodik(R20)

11.Meningkatkan/menambah inspeksi kualitas

produk secara periodik untuk

menumbuhkanpembeli loyal(R21) PenysunanHouse Of Qualyti

Rangking Prioritas terhadap atribut pelayanan

yang harus atau diperlukan tindakan

perbaikan, peningkatan dan atau

pengembangan adalah :

Rangking Prioritas pertama adalah R1, R5, R8, dan R18

Rangking Prioritas ke-dua adalah R7, R11, R14, R20, dan R21

Rangking Prioritas ke-tiga adalah R13 Rangking Prioritas ke-empat adalah R9

C. Tahapan Dan Hasil Proses QFD Pasar Lawang

Langkah awal dalam analisis QFD adalah menentukan nilai beda(gap) antara kepuasan

pengguna aktual(KPA) dan kepuasan

pengguana harapan(KPH).

Dari hasil Gap yang bernilai negatif menunjukkan permasalahan berkaitan dengan atribut pelayanan, sehingga perlu untuk segera diambil tindakan perbaikan, peningkatan dan pengembangan.Nilai Gap yang bernilai negatif ini nantinya akan menjadi prioritas pihak pengelola dan pedagang dalam peningkatan atribut pelayanan atau kualitas pelayanan, yaitu sebagai berikut :

1. Meningkatkan dan memperbaiki

pengelolaaan fasilitas kebersihan

pasar.(R1)

2. Meningkatkan/menambah fasiltas jaminan keamanan pasar(R2)

3. Memperbaiki/menambah fasilitas

penerangan jalan lorong pasar(R4)

4. Menertibkan dan meningkatakan fasiltas area parkir(R6)

(11)

pengobatan(R9)

7. Menyediakan/meningkatkan tempat

penitipan barang(R11)

8. Menyediakan/memperbaiki tempat ibu menyususi(R12)

9. Menyediakan/memperbaiki tempat

istirahat(R13)

10.Memperbaiki kualitas toilet/MCK(R14) 11.Menertibkan dan memperindah akses pintu

masuk pasar(R17)

12.Menambah/memperbaiki ketersediaan ATM di lokasi pasar(R19)

13.Meningkatkan kualitas pelayanan pedagang

dengan program pelatihan secara

periodik(R20)

14.Mensosialisasikan/merencanakan

penyamaan bungkus untuk pembeli(R22)

PenysunanHouse Of Qualyti

Rangking Prioritas terhadap atribut pelayanan

yang harus atau diperlukan tindakan

perbaikan, peningkatan dan atau

pengembangan adalah :

Rangking Prioritas pertama adalah R1, R4, R14, dan R17

Rangking Prioritas ke-dua adalah R2, R6, R7, R11, R12, dan R20

Rangking Prioritas ke-tiga adalah R22 Rangking Prioritas ke-empat adalah R13

Rangking Prioritas ke-lima adalah R9

D.Tahapan Dan Hasil Proses QFD Pasar Singosari

Langkah awal dalam analisis QFD adalah menentukan nilai beda(gap) antara kepuasan

pengguna aktual(KPA) dan kepuasan

pengguana harapan(KPH).

Dari hasil Gap yang bernilai negatif menunjukkan permasalahan berkaitan dengan atribut pelayanan, sehingga perlu untuk segera diambil tindakan perbaikan, peningkatan dan pengembangan.Nilai Gap yang bernilai negatif ini nantinya akan menjadi prioritas pihak pengelola dan pedagang dalam peningkatan atribut pelayanan atau kualitas pelayanan, yaitu sebagai berikut :

1. Meningkatkan dan memperbaiki

pengelolaaan fasilitas kebersihan

pasar.(R1)

2. Memperbaiki/menambah fasilitas

penerangan jalan lorong pasar(R4)

3. Menertibkan/menata tata letak pedagang pasar(R5)

4. Menyediakan/memperbaiki/menambah papan informasi penunjuk area komoditi dan atau menyediakan fasilitas audio(R7) 5. Menambah/memperbaiki kualitas balai

pengobatan(R9)

6. Menyediakan/meningkatkan tempat

penitipan barang(R11)

7. Menyediakan/memperbaiki tempat ibu menyususi(R12)

8. Memperbaiki kualitas toilet/MCK(R14)

9. Menyediakan/memperbaiki papan

(12)

10.Menertibkan dan memperindah akses pintu masuk pasar(R17)

11.Menertibkan/Membuat kebijakan tentang pengelompokan area komoditi(R18)

12.Menambah/memperbaiki ketersediaan ATM di lokasi pasar(R19)

13.Mensosialisasikan/merencanakan

penyamaan bungkus untuk pembeli sebagai daya tarik pengunjung(R22)

Rangking Prioritas terhadap atribut pelayanan

yang harus atau diperlukan tindakan

perbaikan, peningkatan dan atau

pengembangan adalah :

Rangking Prioritas pertama adalah R1, R4, R5, R7, R14, dan R17

Rangking Prioritas ke-dua adalah R11, R12, R15, R18, dan R22

Rangking Prioritas ke-tiga adalah R9

4.3 Uji Korelasi

A. Uji Korelasai Pasar Pandaan

A.1 Validitas Kuisioner

Dari tabel validitas dapat diketahui bahwa item-item pertanyaan dinyatakan signifikan (dianggap valid) karena memiliki tingkat korelasi diatas (>) harga r tabel yaitu 0,423. A.2 Uji Regresi

Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda pada tabel diatas, maka dapat diambil persamaan sebagai berikut:

Y = -3,208+0,395+-0,081 +0,128+e Hasil analisis tersebut akan di interprestasikan

sebagai berikut

a. a = -3,208

konstanta -3,208 berarti bahwa kepuasan

pengguna akan konstan sebesar 3,20 % jika tidak dipengaruhi variabel pengelolaan (X1), fasilitas pelayanan (X2), dan kualitas pelayanan (X3). Sehingga dapat diartikan bahwa pengelolaan, fasilitas pelayanan dan kualitas pelayanan konsumen di pasar lawang belum memberikan kontribusi penuh terhadap kepuasan pengguna

b. b¹= 0,395

Variabel pengelolaan (X1) mempengaruhi kepuasan pengguna sebesar 39,5% atau berpengaruh positif yang artinya jika kondisi kerja dapat ditingkatkan 1 % saja maka kepuasan pengguna akan meningkat sebesar 39,5%

c. b²= 0,081

Variabel fasilitas pelayanan (X2)

mempengaruhi kepuasan pengguna sebesar 8,1% atau berpengaruh positif yang artinya jika fasilitas pelayanan dapat ditingkatkan 1 % saja maka kepuasan penggunaakan meningkat sebesar 8,1%

d. b³= 0,128

Variabel kualitas pelayanan (X3)

mempengaruhi kepuasan penggunasebesar 12,8% atau berpengaruh positif yang artinya jika kualitas pelayanan dapat ditingkatkan 1 % saja maka kepuasan penggunaakan meningkat sebesar12,8%

A.3 Uji Hipotesis

Adapun untuk melihat F tabel pada df1 = 4 df2 = 16 diperoleh dari tabel distribusi F sebesar 3,239 pada taraf kepercayaan 95 % (Alpha = 5%).

(13)

kepercayaan 95 % (Alpha 5%). Sehingga Ha yang berbunyi ada pengaruh yang signifikan antara pengelolaan, fasilitas pelayanan dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pengguna/ meningkatnya pengunjung di pasar pandaan secara simultan diterima. Sedangkan Ho yang berbunyi tidak ada pengaruh yang signifikan antara pengelolaan, fasilitas pelayanan dan kualitas pelayanan terhadap

kepuasan pengguna/ meningkatnya

pengunjung di pasar pandaan secara simultan ditolak.

B.Uji Korelasi Pasar Purwosari

B.1 Validitas Kuisioner

Dari tabel validitas dapat diketahui bahwa item-item pertanyaan dinyatakan signifikan (dianggap valid) karena memiliki tingkat korelasi diatas (>) harga r tabel yaitu 0,423. B.2 Uji Regresi

Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda pada tabel diatas, maka dapat diambil persamaan sebagai berikut:

Y =1,541+0,024 +0,153 +0,145 +e Hasil analisis tersebut akan di interprestasikan sebagai berikut

a = 1,541

konstanta 1,541 berarti bahwa kepuasan pengguna akan konstan sebesar 3,20 % jika tidak dipengaruhi variabel pengelolaan (X1), fasilitas pelayanan (X2), dan kualitas pelayanan (X3). Sehingga dapat diartikan bahwa pengelolaan, fasilitas pelayanan dan kualitas pelayanan konsumen di pasar lawang belum memberikan kontribusi penuh terhadap kepuasan pengguna

b¹= 0,024

Variabel pengelolaan (X1) mempengaruhi

kepuasan pengguna sebesar2,4% atau

berpengaruh positif yang artinya jika pengelolaan dapat ditingkatkan 1 % saja maka kepuasan pengguna akan meningkat sebesar 2,4%

b²= 0,153

Variabel fasilitas pelayanan (X2)

mempengaruhi kepuasan pengguna sebesar 15,3% atau berpengaruh positif yang artinya jika fasilitas pelayanan dapat ditingkatkan 1 % saja maka kepuasan penggunaakan meningkat sebesar 15,3%

b³= 0,145

Variabel kualitas pelayanan (X3)

mempengaruhi kepuasan penggunasebesar 14,5% atau berpengaruh positif yang artinya jika kualitas pelayanan dapat ditingkatkan 1 % saja maka kepuasan penggunaakan meningkat sebesar14,5%

B.3 Uji Hipotesis

Adapun untuk melihat F tabel pada df1 = 4 df2 = 16 diperoleh dari tabel distribusi F sebesar 3,239 pada taraf kepercayaan 95 % (Alpha = 5%).

Hal tersebut membuktikan bahwa F hitung (8,355) ≥ dari F tabel (3,239), sedangkan signifikansi (0,001) < dari alpha pada taraf kepercayaan 95 % (Alpha 5%). Sehingga Ha yang berbunyi ada pengaruh yang signifikan antara pengelolaan, fasilitas pelayanan dan

kualitas pelayanan terhadapkepuasan

pengguna/ meningkatnya pengunjung di pasar

purwosari secara simultan diterima.

(14)

pengunjung di pasar purwosari secara simultan ditolak.

C.Uji Korelasi Pasar Lawang

C.1 Validitas Kuisioner

Dari tabel validitas dapat diketahui bahwa item-item pertanyaan dinyatakan signifikan (dianggap valid) karena memiliki tingkat korelasi diatas (>) harga r tabel yaitu 0,423 C.2 Uji Regresi

Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda pada tabel diatas, maka dapat diambil persamaan sebagai berikut:

Y = 3,504+0,225-0,120+0,102e Hasil analisis tersebut akan di interprestasikan sebagai berikut

a = 3,504

konstanta 3,504 berarti bahwa kepuasan pengguna akan konstan sebesar 3,50 % jika tidak dipengaruhi variabel pengelolaan (X1), fasilitas pelayanan (X2), dan kualitas pelayanan (X3). Sehingga dapat diartikan bahwa pengelolaan, fasilitas pelayanan dan kualitas pelayanan konsumen di pasar lawang belum memberikan kontribusi penuh terhadap kepuasan pengguna.

b¹= 0,255

Variabel pengelolaan (X1) mempengaruhi kepuasan pengguna sebesar 25,5% atau berpengaruh positif yang artinya jika kondisi kerja dapat ditingkatkan 1 % saja maka kepuasan pengguna akan meningkat sebesar 25,5%

b²= -0,120

Variabel fasilitas pelayanan (X2)

mempengaruhi kepuasan pengguna sebesar 12,0% atau berpengaruh positif yang artinya jika fasilitas pelayanan dapat ditingkatkan 1 %

saja maka kepuasan penggunaakan meningkat sebesar 12,0%

b³= 0,102

Variabel kualitas pelayanan (X3)

mempengaruhi kepuasan penggunasebesar 10,2% atau berpengaruh positif yang artinya jika kualitas pelayanan dapat ditingkatkan 1 % saja maka kepuasan penggunaakan meningkat sebesar 10,2%

C.3 Uji Hipotesis

Adapun untuk melihat F tabel pada df1 = 4 df2 = 16 diperoleh dari tabel distribusi F sebesar 3,239 pada taraf kepercayaan 95 % (Alpha = 5%).

Hal tersebut membuktikan bahwa F hitung (6,032) ≥ dari F tabel (3,239), sedangkan signifikansi (0,006) < dari alpha pada taraf kepercayaan 95 % (Alpha 5%). Sehingga Ha yang berbunyi ada pengaruh yang signifikan antara pengelolaan, fasilitas pelayanan dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pengguna/ meningkatnya pengunjung di pasar lawang secara simultan diterima. Sedangkan Ho yang berbunyi tidak ada pengaruh yang signifikan antara pengelolaan, fasilitas pelayanan dan kualitas pelayanan terhadap

kepuasan pengguna/ meningkatnya

pengunjung di pasar lawang secara simultan ditolak.

D.Uji Korelasi Pasar Singosari

D.1 Validitas Kuisioner

Dari tabel validitas dapat diketahui bahwa item-item pertanyaan dinyatakan signifikan (dianggap valid) karena memiliki tingkat korelasi diatas (>) harga r tabel yaitu 0,423 D.2 Uji Regresi

(15)

pada tabel diatas, maka dapat diambil persamaan sebagai berikut:

Y =2,596+0,108 +0,078 +0,177 +e Hasil analisis tersebut akan di interprestasikan sebagai berikut

a = 2,596

konstanta 2,596 berarti bahwa kepuasan pengguna akan konstan sebesar 2,596 % jika tidak dipengaruhi variabel pengelolaan (X1), fasilitas pelayanan (X2), dan kualitas pelayanan (X3). Sehingga dapat diartikan bahwa pengelolaan, fasilitas pelayanan dan kualitas pelayanan konsumen di pasar lawang belum memberikan kontribusi penuh terhadap kepuasan pengguna

b¹= 0,108

Variabel pengelolaan (X1) mempengaruhi kepuasan pengguna sebesar 10,8% atau berpengaruh positif yang artinya jika pengelolaan dapat ditingkatkan 1 % saja maka kepuasan pengguna akan meningkat sebesar 10,8 %

b²= 0,078

Variabel fasilitas pelayanan (X2)

mempengaruhi kepuasan pengguna sebesar 7,8% atau berpengaruhpositif yang artinya jika fasilitas pelayanan dapat ditingkatkan 1 % saja maka kepuasan penggunaakan meningkat sebesar7,8 %

b³= 0,177

Variabel kualitas pelayanan (X3)

mempengaruhi kepuasan penggunasebesar17,7 % atau berpengaruh positif yang artinya jika kualitas pelayanan dapat ditingkatkan 1 % saja maka kepuasan penggunaakan meningkat 17,7%

D.3 Uji Hipotesis

Adapun untuk melihat F tabel pada df1 = 4 df2 = 16 diperoleh dari tabel distribusi F sebesar 3,239 pada taraf kepercayaan 95 % (Alpha = 5%).

Hal tersebut membuktikan bahwa F hitung (10,734) ≥ dari F tabel (3,239), sedangkan signifikansi (0,001) < dari alpha pada taraf kepercayaan 95 % (Alpha 5%). Sehingga Ha yang berbunyi ada pengaruh yang signifikan antara pengelolaan, fasilitas pelayanan dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pengguna/ meningkatnya pengunjung di pasar singosari secara simultan diterima. Sedangkan Ho yang berbunyi tidak ada pengaruh yang signifikan antara pengelolaan, fasilitas pelayanan dan kualitas pelayanan terhadap

kepuasan pengguna/ meningkatnya

pengunjung di pasar singosari secara simultan ditolak.

4.4 Rekomendasi Standart Pelayanan

(16)

Standat Pelayanan Minimal Pengelolaan

N0 Jenis Pengelolaan Uraian Indikator Nilai/Ukuran/Jumlah Keterangan

1 Kondisi Kebersihan Didukung tempat sampah dan tempat pembuangan sampah sementara

a.Jumlah b.lokasi

a.Jumlah tempat sampah tersedia cukup disetiap area komoditi

b.perlu dibedakan wadah tempat sampah

c.perlu petugas kebersihan yang memadahi

Perlu adanya program bersih pasar secara rutin

2 Jaminan Keamanan Didukung sistem keamanan yang

intensif,ketersediaan peralatan

penyelamatan darurat dan

pencegahan tindak kriminal

a.Jumlah petugas keamanan

b.Tersedianya peralatan

penyelamatan

a.jumlah petugas keamanan

yang memadahi

b.Instalasi listrik sesuai standart c.ketersediaan pos keamanan di

titik strategis

d.ketersedian beberapa cctv

untuk mencegah tindak

kriminal

Dibutuhkan standart operasi keamanan dan dijalankan secara periodik

3 Ventilasi Ketersediaan kipas angin /ac di

titik tertentu dan menjaga

kebersihan sehingga tidak timbul bau

a.Tersedianya dan berfungsinya kipas angin/ac

a.Untuk pasar terbuka agar

menjaga kebersihan shg tidak bau

b.Untuk pasar tertutup perlu kipas angin/ac pada titik area tertentu

Penghawaan bisa secara alami dengan melibatkan sirkulasi udara luar dengan penataan desain pasar

4 Penerangan dan Pencahayaan Memberi penerangan dan

kejelasan visual ruang luar dan dalam

a.jumlah yang berfungsi

b.tingkat kejelasan(intensitas

cahayanya)

a.minimal 90 % penerangan berfungsi

b.Setiap jalan lorong perlu

penerangan

Untuk pasar terbuka,karena pencahayaannya dari sinar matahari,diperlukan fasilitas agar tidak menyilaukan

5 Tata letak kios pedagang Perlu penataan kios pedagang

yang tertib

a.Pengelompokan area komoditi b.Penataan pedagang kaki lima

a.Minimal sudah ada

peraturan/pembagian area

jenis komoditi

b.Tersedianya area Pkl dan area bebas Pkl

Pembagian tata letak pedagang sesuai jenis komoditinya akan

mempermudah dalam

pengawasan dan pengembangan pasar dan kontrol para Pkl secara periodik

6 Tempat Parkir Ketersediaan tempat parkir

kendaraan roda dua,roda

empat,truk dan sepeda

a.luas b.aman c.sirkulasi

a.Luas parkir memadahi,sesuai lahan

b.Tempat parkir dirasakan

aman

c.Sirkulasi kendaraan masuk

dan keluar lancar

(17)

Standart Pelayanan Minimal Fasilitas

N0 Jenis Fasilitas Uraian Indikator Nilai/Ukuran/Jumlah Keterangan 1 Ketersediaan Penunjuk area komoditi Informasi berupa tulisan,gambar

/denah sehingga mempermudah pengunjung

a.Tempat b.Jumlah

a.Diletakkan di titik/tempat strategis/yang dimaksud

b.Diletakkan ditempat yang mudah dijangkau penglihatan

c.disesuaikan dengan jumlah pintu masuk jenis komoditi

Informasi tentang : a.area komoditi b.denah lokasi area c.promosi/iklan

2 Kedisiplinan petugas Kedisiplinan petugas berpengaruh dalam keselamatan, aman dan kenyamanan pasar

a.Kinerja b.Jumlah

a.Jadwal kontrol/keliling secara periodik b.jumlah personil disesuaikan dengan luas

lahan pasar dan jumlah pedagang/pengunjung

Kedisiplinan petugas: a.Terkait dengan kebersihan b.Terkait dengan keamanan

c.Terkait dengan keselamatan/bencana d.terkait dengan perawatan fasilitas pasar 3 Ketersediaan balai pengobatan Diupayakan harus ada untuk

penanganan darurat

a.Tempat pos pengobatan a.Tempat memenuhi kelayakan balai pengobatan

b.Tersedia kotak obat sesuai standart

Balai pengobatan ini bisa bekerjasama dengan program puskesmas keliling, boleh dimungkinkan melayani pada jam tertentu. 4 Tempat Musholla Diupayakan harus ada jika pasar

lokasinya cukup jauh dari tempat ibadah

a.kapasitas a.Tempat memenuhi kelayakan ibadah b.Minimal untuk lima orang lelaki dan

lima perempuan

Perlu adanya penunjuk informasi bahwa lokasi pasar ada tempat musholla

5 Tempat Penitipan Barang Penitipan barang berupa loker/almari a.jumlah b.aman

a.ketersediaan penitipan barang disesuaikan pintu masuk/area komoditi/titik strategis

b.tersedia petugas jaga yang resmi

Penitipan barang untuk menambah kenyamanan pengunjung

6 Tempat Ibu menyusui Memberikan kemudahan dan kenyamanan para ibu yang menyusui

a.Kapasitas b.Nyaman

a.Ditempatkan di area stategis dan dibeberapa titik

b.Minimal tempat bersih, aman dan cukup untuk lima ibu menyusui serta cukup terang

Tempat ibu menyusui digunakan untuk kondisi darurat(anaknya rewel/tiba-tiba sakit) serta untuk kenyamanan pengunjung

7 Tempat Istirahat/Ruang tunggu Disediakan untuk istirahat sejenak disela-sela berbelanja/tempat menunggu untuk teman/anggota keluarga

a.jumlah dan kapasitas b.Nyaman

a.Ditempatkan di setiap area komoditi/di area pintu masuk

b.tersedia tempat duduk yang cukup/lesehan juga bisa

c.Tempatnya bersih dan ada penghawaan cukup

Tempat istirahat ini berada di dalam lokasi pasar dan di luar dan akan lebih nyaman berdekatan dengan kantin/warung, di area parkir juga bisa disediakan tempat istirahat.

8 Toilet Tersedianya toilet a.jumlah b.luas c.nyaman

a.Tersedianya toilet yang memadahi,(minimal disetiap area komoditi tersedia)

b.Terpisah untuk pria dan wanita c.Cukup luas,tidak sempit dan kondisi

bersih,air bersih

(18)

Standart Pelayanan Minimal Kualitas Pelayanan

N0 Jenis Kualitas Pelayanan Uraian Indikator Nilai/Ukuran/Jumlah Keterangan 1 Informasi Kisaran Harga Informasi kisaran harga

diperuntukkan untuk beberapa komoditi, seperti produk sembako, jenis sayur mayur, emas perhiasan, elektronik dan lain untuk memudahkan pengunjung dalam berbelanja

a.Tempat b.Keberlanjutan

a.Informasi ini bisa dalam bentuk papan pengumuman dan di letakkan di pintu masuk/setiap area komoditi

b.diletakkan di titik strategis

c.kisaran harga selalu update sesuai perkembangan

Informasi kisaran harga ini untuk kenyamanan pengunjung, informasi kisaran harga ini juga bisa dilakukan melalui media elektronik/audio/dengan selebaran

2 Kantor Pengaduan Ruang/tempat menerima keluhan dan permasalahan baik dari pedagang/pengunjung

a.Lokasi b.nyaman c.keberlanjutan

a.Tempat bisa didepan,samping /belakang pasar dan ada penunjuk tempatnya. b.Adanya interaksi komunikasi yang baik c.Ada umpan balik yang nyata

Kantor ini dibutuhkan sebagai evaluasi pengembangan pasar dalam perbaikan fasilitas/program peningkatan

3 Akses Pintu Masuk Kenyamanan Akses pintu masuk pasar adalah pencitraan ketertiban pasar tersebut

a.kapasitas b.nyaman

a.akses pintu masuk harus cukup luas, ada pembagian jalur masuk dan keluar b.akses pintu masuk bebas area Pkl

c.akses pintu masuk bersih, terang dan ada petugas keamanan

Kenyamanan dan kondisi Akses pintu masuk pasar tradisional mencerminkan suatu pasar yang indah dan tertib

4 Pengelompokan area komoditi Hal ini dilakukan untuk ketertiban dan kemudahan pengawasan

a.kejelasan peraturan b.Tempat

a.Pengelompokan area bisa berjalan dengan penguatan peratuan dalam hal pembagian lokasi area

b.Berlaku juga untuk area Pkl

Pengelompokan area komoditi untuk kemudahan dan kenyamanan pengunjung dan strategi mengolah kebersihan

5 Ketersediaan ATM Fasilitas untuk pengambilan /pembelian secara transfer

a.Tempat b.Jenis

a.Ditempatkan di area dalam dan luar pasar asalkan aman dan mudah dilihat orang

b.Jenis Atm cukup bervariasi,minimal Atm bersama

ATM dapat menunjang pedagang dalam menjalankan roda bisnisnya,bisa digunakan pengunjung dalam kondisi darurat

6 Perilaku Penjual/Pedagang Perilaku penjual adalah nilai sikap kesopanan,kejujuran dan interaksi komunikasi yang baik

a.kapasitas b.keberlanjutan

a.Perilaku penjual yang baik berpengaruh dalam peningkatan kapasitas penjualan/pengunjung

b.Ada program pelatihan untuk pedagang dalam pentingnya strategi komunikasi bisnis penjual dan pembeli secara periodik

Perilaku penjual yang baik bisa dijadikan pencitraan suatu pasar tradisional

7 Inspeksi Kualitas Inspeksi kualitas dilakukan untuk menjaga stabilitas kualitas produk komoditi dan kontrol terhadap pedagang untuk tidak melakukan kecurangan yang mengarah merugikan pengunjung

a.kapasitas b.keberlajutan

a.inspeksi kualitas hendaknya dilakukan secara berkala, tidak hanya pada waktu momen tertentu

b.dikeluarkan/didapatkan sertifikat atas komoditi yang diperjualbelikan dari lembaga konsumen Indonesia

c.Ada umpan-balik yaitu peningkatan kapasitas penjualan/pengunjung

Inspeksi kualitas komoditi penting dilakukan untuk pencitraan pasar tradisional.Peningkatan kualitas bisa dilakukan dengan proses pengemasan baik dan higienis.

8 Penyamaan Bungkus Penyamaan bungkus komoditi setiap pengunjung setelah berbelanja

a.Daya beli b.Nyaman

a.Penyamaan bungkus disesuaikan dengan area komoditi

b.Peningkatan pengunjung c.Kenyamanan pengunjung

(19)

4.5 KESIMPULAN

1. Dari dari proses perhitungan Importance-Performance Analysis dapat dijelaskan bahwa untuk Pasar Pandaan yang masuk dalam Prioritas tinggi dalam arti atribut

pelayanan yang harus ditingkatkan

kinerjanya adalah Pengelolan

kebersihan(1), peningkatan jaminan keamanan(2), Kondisi musholla(10), dan Akses Pintu Masuk(17). Untuk Pasar Purwosari Dapat dijelaskan bahwa yang masuk dalam Prioritas tinggi dalam arti atribut pelayanan yang harus ditingkatkan kinerjanya atau harus ada keberadaannya

adalah Pengelolan kebersihan(1),

peningkatan jaminan keamanan(2),

penunjuk area komoditi(7), kedisiplinan petugas(8), tempat penitipan barang (11), tempat istirahat(13), toilet(14), akses pintu masuk(17), dan Inspeksi kualitas(21).Untuk Pasar Lawang dapat dijelaskan bahwa yang masuk dalam Prioritas tinggi dalam arti atribut yang harus ditingkatkan kinerjanya atau harus ada keberadaannya adalah

Pengelolan kebersihan(1), kondisi

musholla(10), tempat penitipan barang (11), tempat ibu menyusui(12) dan akses pintu masuk(17).Untuk Pasar Singosari dapat dijelaskan bahwa yang masuk dalam Prioritas tinggi dalam arti atribut yang harus ditingkatkan kinerjanya atau harus ada keberadaannya adalah penerangan(4), tata letak pedagang(5), tempat penitipan barang (11), tempat istirahat(13), dan akses pintu masuk(17).

2. Dari proses QFD menyatakan bahwa untuk Pasar Pandaan yang menjadi prioritas pihak pengelola dan pedagang dalam peningkatan kualitas atribut pelayanan adalah R1(Kebersihan), R5(Penataan pedagang), R6(Penertiban area parkir), R7(Penyediaan penunjuk area komoditi),

R9(Penyediaan balai pengobatan),

R11(Layanan penitipan barang),

R13(Layanan tempat istirahat),

R14(Kondisi toilet), R17(Kondisi akses pintu masuk), R18(Pengelompokan area komoditi), R20(Pelayanan pedagang) dan R21(Peningkatan inspeksi kualitas).Untuk Pasar Purwosari yang menjadi prioritas pihak pengelola dan pedagang dalam peningkatan kualitas atribut pelayanan adalah R1(Kebersihan), R5(Penataan Pedagang), R7(Penyediaan penunjuk area

komoditi), R8(kinerja petugas),

R9(Penyediaan balai pengobatan),

R11(Layanan penitipan barang),

R13(Layanan tempat istirahat),

R14(Kondisi toilet), R18(Pengelompokan area komoditi), R20(Pelayanan pedagang) dan R21(Peningkatan inspeksi kualitas).

Untuk Pasar Lawang yang menjadi

prioritas pihak pengelola dan pedagang dalam peningkatan kualitas atribut

pelayanan adalah R1(Kebersihan),

R2(Jaminan keamanan), R4(Kondisi

penerangan, R6(Penertiban area parkir), R7(Penyediaan penunjuk area komoditi),

R9(Penyediaan balai pengobatan),

R11(Layanan penitipan barang),

R12(Layanan tempat Ibu menyusui),

(20)

R14(Kondisi toilet), R17(Kondisi akses

pintu masuk), R19(Layanan ATM),

R20(Pelayanan pedagang) dan

R22(Layanan Pakaging). Untuk Pasar Singosari yang menjadi prioritas pihak pengelola dan pedagang dalam peningkatan

kualitas atribut pelayanan adalah

R1(Kebersihan), R4(Kondisi penerangan),

R5(Penetaan tata letak pedagang),

R7(Penyediaan penunjuk area komoditi),

R9(Penyediaan balai pengobatan),

R11(Layanan penitipan barang),

R12(Layanan tempat Ibu menyusui),

R14(Kondisi toilet), R15(Layanan

informasi layanan harga), R17(Kondisi akses pintu masuk), R18(Pengelompokan

area komoditi), dan R22(Layanan

Pakaging)

3. Rekomendasi pedoman standart pelayanan minimal(SPM) Pasar tradisional ini di susun berdasarkan hasil penelitian ini, yang mana SPM ini berperan dan memiliki kontribusi praktis dalam memperbaiki peningkatan pelayanan, persyaratan layanan minimal dan sebagai acuan desain

dalam perencanaan banguanan pasar

tradisional.Dari hasil penelitian ini SPM meliputi tiga aspek yaitu standart pelayanan minimal aspek pengelolaan, standart

pelayanan minimal aspek fasilitas

pelayanan dan standart pelayanan minimal aspek kualitas layanan.

REFERENSI

Beattie BR dan Taylor, 1996,The Economic of Production(Ekonomi Produksi) Terjemahan Josohardjono, Penyunting G.Sumodiningrat, UGM Press, Yogyakarta

BPS.2012. Biro Pusat Statistik Kabupaten Pasuruan.Pasuruan

Singarimbun, Masri dan Sofyan

Effendi.1995.Metode Penelitian Survey.LP3ES, Jakarta

Soekartawi, 1987.Prinsip Dasar Ekonomi produksi.Teori dan Aplikasinya.CV.Rajawali Jakarta

Sugiyono, 2009.Statistik Untuk

Penelitian.Bandung, penerbit Alfabeta

Ginting Rosnani 2009, Sistem Produksi. Penerbit Graha ilmu Jakarta

Kusuma, Hendra 2009, Manajemen Produksi Penerbit Erlangga

Nasution, Arman.H 2005, Manajemen

Industri.Penerbit Andi Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini didapatkan rerata total asupan serat, asupan serat larut air, dan asupan serat tidak larut air yang lebih tinggi pada subjek sindrom metabolik

Menurut Farrell( 1982) rawatan yang diberi kepada pesakit ortopedik mengambil masa yang lama dan secara tidak langsung aktiviti mereka terhad, oleh sebab itu jururawat

.ﻲﻋﺎﻤﺘﺟﻻا كﻮﻠﺴﻟا ، ﺔﻴﻨﻳﺪﻟا ﺔﻄﺸﻧﻷا : ﺔﻴﺴﻴﺋﺮﻟا تﺎﻤﻠﻜﻟا ﺔﻴﻣﻼﺳﻻا ﺔﻳﻮﻧﺎﺜﻟا ﺔﺳرﺪﳌا بﻼﻄﻟ ﻲﻋﺎﻤﺘﺟﻻا كﻮﻠﺴﻟا ﻰﻠﻋ ﺔﻴﻨﻳﺪﻟا ﺔﻄﺸﻧﻷا ﲑﺛ ﻦﻋ ﺚﺤﺒﻟا حﺮﺷ ﺔﻴﻣﻮﻜﳊا -

Tujuan Program Keahlian Teknik Audio Video secara umum mengacu pada isi Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan Nasional (UU SPN) pasal

 Klik [Graphs] &gt; [Graphboard Template Chooser], sehingga akan muncul kotak dialog seperti berikut:..  Pilih template Pie of Count dan

Dari hasil penelitian ditentukan bahwa 1 orang sampel mendapatkan sampel 80 (Rata-rata 5= Sangat Setuju) bahwa layanan bimbingan kelompok untuk membantu memahami

Berdasarkan uraian tersebut, pe- nulis merasa tertarik mengambil judul “Perbedaan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Garam Beriodium dalam Penggunaan Garam