• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unfunded Past Service Liability UPSL dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Unfunded Past Service Liability UPSL dan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaturan Pensiun dalam Undang-Undang Kepegawaian

I.

Definisi Unfunded Past Service Liability

Unfunded Past Service Liability adalah kewajiban masa lalu untuk Program Dana pensiun atau Tabungan Hari Tua Pegawai Negeri Sipil yang belum terpenuhi. Pembayaran dana pensiun yang dilakukan oleh pemerintah menggunakan metode Pay As You Go dengan skema pembiayaan menggunakan Program Manfaat Pasti.

II.

Metode dan Formulasi perhitungan

A. Pay as You Go (Current Cost Method)

Pay as You Go adalah sistem pendanaan pensiun di mana biaya untuk pembayaran pensiun dipenuhi secara langsung oleh perusahaan (pemberi kerja).

Pada pay as you go, perusahaan membiayai manfaat pensiun peserta begitu peserta memasuki masa pensiun. Di sini tidak ada pemupukan dana yang dilakukan peserta ataupun pemberi kerja yang dikelolah badan khusus.

Kelebihan Pay as You Go

a. Pemberi kerja tidak mempunyai kewajiban menyediakan dana untuk diinvestasikan pada dana pensiun.

b. Dana yang ada (mestinya untuk pembayaran iuran sebagai pemberi kerja), dapat dialihkan untuk keperluan investasi perusahaan.

Kelemahan Pay as You Go

a. Peserta atau pensiunan tidak memiliki kepastian pembayaran manfaat pensiun, karena memang tidak ada pemupukan dana.

b. Apabila perusahaan mengalami kebankrutan, peserta atau pensiunan akan kehilangan manfaat pensiun.

c. Perusahaan akan mendapat beban yang berat, sejalan dengan semakin banyaknya jumlah pensiunan.

(2)

B. Program Pensiun Manfaat Pasti (Defined Benefit)

Program Pensiun Manfaat Pasti adalah suatu program pensiun yang menggunakan formula tertentu atas manfaat pensiun yang diterima peserta yang sudah ditetapkan peraturan dana pensiun. Sedangkan besarnya iuran pensiun ditetapkan berdasarkan perhitungan aktuaria, kecuali iuran peserta yang ditetapkan dalam peraturan dana pensiun. Besarnya iuran merupakan perkiraan kebutuhan dana yang harus disisihkan sekarang untuk merealisasikan pembayaran manfaat pensiun.

Kelebihan Program Pensiun Manfaat Pasti

a. Besarnya manfaat pensiun mudah dihitung. b. Lebih memberikan kepastian kepada peserta.

c. Lebih mudah memberikan penghargaan untuk masa kerja tertentu.

Kekurangan Program Pensiun Manfaat Pasti

a. Beban biaya mudah berfluktuasi.

b. Nilai hak peserta sebelum pensiun tidak mudah ditentukan.

Formula yang umum digunakan untuk menentukan besarnya manfaat pensiun untuk program pensiun manfaat pasti, yaitu:

1. Final Earning Pension Plan, yaitu perhitungan besarnya manfaat pensiun berdasarkan persentase tertentu dari gaji terakhir peserta pada saat mencapai usia pensiun yang biasanya ditetapkan maksimum masa kerja (past services). Formula perhitungan final earning pension plan adalah sebagai berikut :

2,5% x Past Services x Final Earnings

(3)

terakhir, misalnya 3-5 tahun terakhir. Formula final average earning adalah sebagai berikut:

2,5% x Past Services x Final Average Earnings

3. Career Average Earning, yaitu perhitungan besarnya manfaat pensiun dihitung dari persentase tertentu terhadap masa kerja dan gaji rata-rata selama masa karer karyawan. Formula career average earning adalah sebagai berikut :

2,5% x Past Services x Career Average Earnings

4. Flat Benefit, yaitu perhitungan besarnya manfaat pensiun didasarkan atas jumlah uang tertentu untuk setiap tahun masa kerja karyawan setelah memenuhi masa kerja minimum. Misalnya besarnya pensiun Rp. 50.000 perbulan untuk setiap tahun masa kerja. Jika karyawan mempunyai masa kerja 20 tahun, jumlah pensiun yang diterima perbulan adalah Rp. 50.000 x 20 = Rp.

1.000.000,-Dari keempat formula perhitungan besarnya manfaat pensiun tersebut di atas yang paling menguntungkan dilihat dari sudut pandang peserta adalah final average earning, karena peserta menerima manfaat pensiun dihitung dari rata-rata gaji beberapa tahun terakhir. Sehingga manfaat pensiun yang diterima akan lebih besar dibandingkan dengan menggunakan formula yang lain.

Pemerintah dalam menentukan besar manfaat yang akan dibayarkan menggunakan ketentuan dalam pasal 11, UU nomor 11 tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai yang menjelaskan bahwa besarnya pensiun-pegawai adalah 2.5% (dua setengah persen) dari dasar pensiun untuk tiap-tiap tahun masa-kerja, dengan ketentuan:

a. pensiun-pegawai sebulan adalah sebanyak-banyaknya 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari dasar-pensiun;

(4)

Dasar pensiun yang digunakan sebagai dasar perhitungan besar pensiun adalah gaji pokok (termasuk gaji pokok tambahan dan/atau gaji pokok tambahan peralihan) terakhir sebulan yang berhak diterima oleh pegawai yang berkepentingan berdasarkan peraturan gaji yang berlaku baginya.

III.

Faktor yang Mempengaruhi Besaran Pembayaran Dana

Pensiun dan UPSL

Faktor-faktor yang mempengaruhi besaran belanja pensiun dalam APBN terkait dengan PT TASPEN :

a. Kebijakan gaji pokok PNS b. Kebijakan pensiun pokok

c. Perkembangan jumlah penerima pensiun

d. Perekembangan Grand Design pensiun kedepan

e. Lainnya, termasuk kebijakan terkait dengan harga beras

TASPEN berada dalam posisi sebagai pihak yang membayarkan tetapi ada ketentuan-ketentuan mengenai pembayaran. Terkait kenaikan tunjangan beras atau pensiun pokok terkadang tidak sesuai dengan perencanaan, sehingga kedepannya harus ada koordinasi ketika akan menyusun aturan tentang kenaikan. Terkait manfaat kenaikan pokok naik, Rasio terhadap belanja pegawai cenderung turun, hal ini bias terjadi akibat remunerasi yang tidak menaikan gaji pokok pegawai tetapi tunjangannya.

Menurut Pasal 2 PMK 25 Tahun 2013, mengatur UPSL yang diakui Menteri Keuangan adalah yang terjadi akibat:

a. Perubahan formula manfaat THT PNS,

b. Kenaikan tabel gaji pokok PNS, dan/atau

(5)

Contoh kasus di tahun sebelumnya dari hasil pemeriksaan BPK atas LKPP Tahun 2009, BPK memberikan opini Wajar Dengan Pengecualian atas LKPP Tahun 2009 karena masih terdapat beberapa permasalahan di PT Taspen, salah satunya karena Pemerintah belum mencatat kewajiban kepada PT Taspen senilai Rp 7,34 triliun atas program THT PNS yang timbul akibat adanya kenaikan gaji PNS tahun 2007 s.d. 2009.

Program THT PNS menggunakan skema Manfaat Pasti (Defined Benefit). Sesuai dengan KMK-478/2002 perhitungan manfaat program THT PNS berdasarkan pada gaji pokok terakhir sebelum pensiun. Dengan formula yang diatur dalam KMK-478/2002 tersebut, kecukupan investasi PT Taspen (Persero) hanya dapat mendanai kenaikan gaji pokok sebesar 2,5% yang merupakan kenaikan gaji pokok secara reguler.

Kebijakan kenaikan gaji pokok PNS di atas 2,5% menimbulkan kekurangan pendanaan (unfunded past service liability) karena meningkatnya Kewajiban Manfaat Polis Masa Depan (KMPMD) yang tidak diimbangi dengan kenaikan iuran. Secara aktuaria, kenaikan gaji pokok di atas 2,5% tersebut akan membebani keuangan PT Taspen (Persero) dalam menyelenggarakan program THT PNS karena adanya keharusan untuk membukukan KMPMD.

IV.

Penyelesaian Unfunded Past Service Liability

Contoh kasus penyelesaian UPSL untuk UPSL tahun 2007-2010

1. Pemerintah telah mencatatkan Unfunded Past Service Liability (UPSL) program THT PNS tahun 2007-2010 sebagai kewajiban dalam neraca LKPP sebesar Rp8,389 triliun dan pengakuan kewajiban tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan kepada Direksi Taspen (Persero)

2. Pelunasan UPSL dilakukan setelah dilakukannya proses:

a. due diligence/audit secara menyeluruh atas PT Taspen (Persero) oleh auditor dan aktuaris independen; dan

b. pemisahan kekayaan dan kewajiban THT non-PNS dan PNS.

(6)

a. Menteri Keuangan menunjuk Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sebagai auditor internal Pemerintah, sedangkan PT Taspen (Persero) melakukan pengadaan aktuaris independen atas persetujuan BPKP dan atas rekomendasi dari Menteri Keuangan.

b. Menteri Keuangan menetapkan metode, asumsi, dan data yang digunakan aktuaris.

c. Biaya due diligence dibebankan kepada PT Taspen (Persero).

4. Dasar penugasan Kepala BPKP untuk melakukan due diligence atas PT Taspen (Persero). Ruang lingkup due diligence/audit secara menyeluruh terhadap PT Taspen, yang ditetapkan Menteri Keuangan adalah:

a. mendeteksi seluruh penyebab yang mengakibatkan UPSL baik yang berupa kurangnya pembayaran premi di masa lalu, ketidaksesuaian pengalaman dan asumsi, kurang optimalnya kinerja investasi, fraud, dan lain-lain;

b. mengkuantifikasi UPSL yang diakibatkan oleh masing-masing sebab;

c. mengidentifikasi dasar-dasar hukum untuk pembayaran UPSL yang seharusnya ada atau yang telah ada;

d. mengidentifikasi standar kinerja yang idealnya digunakan untuk mengukur kinerja investasi, kinerja operasional dan lain-lain; dan

e. menghitung kewajaran besaran UPSL yang telah diakui Pemerintah.

5. Untuk membantu pelaksanaan due diligence oleh BPKP, PT Taspen menunjuk Konsultan Aktuaria Independen untuk menghitung nilai UPSL program THT PNS tahun 2007-2011

(7)

7. BPKP menyampaikan hasil due diligence PT Taspen (Persero) kepada Menteri Keuangan.

8. Direksi PT Taspen (Persero) menyampaikan rencana aksi pengalihan portofolio pertanggungan program THT Bukan PNS. Disamping itu, dalam surat dimaksud Direksi PT Taspen (Persero), memohon kirannya dana UPSL yang sudah tersedia dalam APBN tahun 2012 dapat segera dicairkan.

9. Direktur Jenderal Anggaran dan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menyampaikan kepada Menteri Keuangan permohonan pembayaran angsuran UPSL tahun 2007-2011. Dalam APBN Tahun 2012 telah dialokasikan anggaran pembayaran UPSL sebesar Rp1 triliun. Pemerintah kepada PT Taspen (Persero) sebesar Rp1 triliun. Pada bulan Desember 2012 telah dibayarkan angsuran UPSL.

10. Menteri menyetujui penggunaan metode dan asumsi yang diusulkan oleh PT Taspen (Persero) untuk perhitungan KMPMD program THT PNS tahun 2012, yaitu dengan menggunakan tingkat bunga teknis sebesar 9,83%. Disamping itu, PT Taspen (Persero) tetap diminta melakukan perubahan asumsi tingkat kenaikan gaji dan asumsi tingkat bunga aktuaria secara bertahap.

11. Direktur Jenderal Anggaran dan Ketua Bapepam-LK menyampaikan draf Rancangan Peraturan Menteri Keuangan (RPMK) tentang Tata Cara Perhitungan, Pengakuan, dan Pembayaran Unfunded Past Service Liability

Program Tabungan Hari Tua Pegawai Negeri Sipil Yang Dilaksanakan oleh PT Taspen (Persero) kepada Menteri Keuangan untuk mendapat penetapan.

12. RPMK tersebut telah ditetapkan menjadi PMK Nomor: 25/PMK.02/2013 tentang Tata Cara Perhitungan, Pengakuan, Dan Pembayaran Unfunded Past Service Liability Program Tabungan Hari Tua Pegawai Negeri Sipil Yang Dilaksanakan Oleh PT Taspen (Persero) tanggal 16 Januari 2013.

(8)

14. PT Taspen (Persero mengajukan permohonan pencairan pembayaran UPSL program THT PNS sebesar Rp3 triliun kepada Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).

15. Terkait dengan permohonan pencairan pembayaran UPSL program THT PNS sebesar Rp3 triliun, setelah dilakukan pengecekan, dana yang dialokasikan dalam APBN Tahun Anggaran 2013 untuk pembayaran UPSL program THT PNS hanya sebesar Rp1 triliun. Jumlah dana tersebut masih dialokasikan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Bagian Anggaran (BA) 999-08 sehingga tidak dapat dilakukan pencairan.

16. Berdasarkan hasil koordinasi Biro Hukum-Sekretariat Jenderal dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) diperoleh informasi bahwa DJPb akan segera berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) agar: a. Menggeser alokasi DIPA BA 999-08 menjadi DIPA BA 999-99, sehingga dana

pembayaran UPSL program THT PNS sebesar Rp1 triliun dapat dicairkan; dan

b. mengalokasikan sisa dana pembayaran UPSL program THT PNS sebesar Rp2 triliun pada APBN Perubahan.

17. Rapat koordinasi antara DJA (Direktorat Penyusunan APBN, Direktorat A III, Direktorat Harmonisasi Peraturan Penganggaran), DJPb (Direktorat Sistem Perbendaharaan) dan PT Taspen (Persero) yang membahas rencana penyelesaian UPSL THT PNS menyimpulkan antara lain:

 Pihak DJPb selaku KPA akan menindaklanjuti tagihan PT Taspen (Persero)

dengan mengusulkan kepada DJA mengenai revisi DIPA.

 Pihak PT Taspen akan mengusulkan skema budget settlement atas outstanding UPSL tahun 2007-2011 kepada Menteri Keuangan.

18. PT Taspen (Persero) mengajukan permohonan persetujuan skema pembayaran UPSL program THT PNS tahun 2007-2011 sebesar Rp19.161.745 juta dengan skema fix settlement masa angsuran 6 (enam) tahun. Skema tersebut belum memperhitungkan jumlah UPSL tahun berikutnya sebagai akibat kebijakan menaikkan gaji pokok PNS dan perhitungan hasil pengembangan.

(9)

UPSL Tahun 2007 -2011 yang ditetapkan UPSL Tahun 2012 (Berdasarkan Laporan

Keuangan Audited)

3.846.992.067.789

UPSL Tahun 2013 (Berdasarkan Laporan Keuangan Q1 2013)

Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Persentase

Kenaikan 15% 15% 20% 15% 5% 10% 10% 7%

V.

Definisi Pegawai, Penghasilan, dan Kesejahteraan, serta

Pensiun Pegawai dalam Undang-undang

Peraturan mengenai pensiun tidak terlepas dari ketentuan pegawai yang menjadi peserta pensiun, penghasilan yang menjadi dasar pensiun serta kesejahteraan yang didapat oleh pegawai setelah memasuki masa pensiun. Kepegawaian di

pemerintahan diatur dalam UU No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

(10)

1. UU No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

Pegawai Negeri adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam sesuatu jabatan Negeri atau diserahi tugas Negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan sesuatu peraturan perundang-undangan dan digaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku;

Pegawai Negeri terdiri dari :

a. Pegawai Negeri Sipil, dan

b. Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.

Pegawai Negeri Sipil terdiri dari :

a. Pegawai Negeri Sipil Pusat;

b. Pegawai Negeri Sipil Daerah; dan

c. Pegawai Negeri Sipil lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil Pusat adalah:

a. Pegawai Negeri Sipil Pusat yang gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan bekerja pada Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen, Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Instansi Vertikal di Daerah-daerah, dan Kepaniteraan Pengadilan.

b. Pegawai Negeri Sipil Pusat yang bekerja pada Perusahaan Jawatan.

c. Pegawai Negeri Sipil Pusat yang diperbantukan atau dipekerjakan pada Daerah Otonom.

d. Pegawai Negeri Sipil Pusat yang berdasarkan sesuatu peraturan perundang-undangan diperbantukan atau dipekerjaan pada badan lain, seperti

Perusahaan Umum, Yayasan dan lain-lain.

(11)

Yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah Pegawai Negeri Sipil Daerah Otonom.

Di Pasal 7 berbunyi Setiap Pegawai Negeri berhak memperoleh gaji yang layak sesuai dengan pekerjaan dan tanggung jawabnya. Gaji adalah sebagai balas jasa atau penghargaan atas hasil kerja seseorang.

Di Pasal 10 Undang-undang tersebut juga menjelaskan bahwa setiap Pegawai Negeri yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, berhak atas pensiun. Pensiun adalah jaminan hari tua dan sebagai balas jasa terhadap Pegawai Negeri yang telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada Negara. Pada pokoknya adalah menjadi kewajiban dari setiap orang untuk berusaha menjamin hari tuanya, dan untuk ini setiap Pegawai Negeri wajib menjadi peserta dari sesuatu badan asuransi sosial yang dibentuk oleh Pemerintah. Karena pensiun bukan saja sebagai jaminan hari tua, tetapi juga adalah sebagai balas jasa, maka Pemerintah

memberikan sumbangannya kepada Pegawai Negeri. Iuran pensiun Pegawai Negeri dan sumbangan Pemerintah tersebut dipupuk dan dikelola oleh badan asuransi sosial.

2. UU No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas UU No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pegawai Negeri terdiri dari :

a. Pegawai Negeri Sipil;

b. Anggota Tentara Nasional Indonesia; dan

c. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Pegawai Negeri Sipil terdiri dari :

(12)

pada Departemen, Lembaga pemerintah non-Departemen, Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Instansi Vertikal di Daerah

Propinsi/Kabupaten/Kota, Kepaniteraan Pengadilan, atau dipekerjakan untuk menyelenggarakan tugas negara lainnya.

b. Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah Pegawai Negeri Sipil Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota yang gajinya dibebankan pada Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah dan bekerja pada Pemerintah Daerah, atau dipekerjakan di luar instansi induknya.

Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil Daerah yang diperbantukan di luar instansi induk, gajinya dibebankan pada instansi yang menerima perbantuan.

Di samping Pegawai Negeri, pejabat yang berwenang dapat mengangkat pegawai tidak tetap. Yang dimaksud dengan pegawai tidak tetap adalah pegawai yang diangkat untuk jangka waktu tertentu guna melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan yang bersifat teknis profesional dan administrasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi. Pegawai tidak tetap tidak berkedudukan sebagai Pegawai Negeri.

Mengenai gaji pada UU No. 43 Tahun 1999 diatur dalam pasal 7 yaitu:

a. Setiap Pegawai Negeri berhak memperoleh gaji yang adil dan layak sesuai dengan beban pekerjaan dan tanggungjawabnya. Yang dimaksud dengan gaji yang adil dan layak adalah bahwa gaji Pegawai Negeri harus mampu

memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, sehingga Pegawai Negeri yang bersangkutan dapat memusatkan perhatian, pikiran, dan tenaganya hanya untuk melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya.

b. Gaji yang diterima oleh Pegawai Negei harus mampu memacu produktivitas dan menjamin kesejahteraannya.

(13)

kebutuhan pokok dan dapat mendorong produktivitas dan kreativitas Pegawai Negeri.

Aturan mengenai pensiun di dalam UU No. 43 Tahun 1999 tidak mengalami perubahan, tetap mengacu pada UU no. 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian.

3. UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.

a. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.

b. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. Pegawai ASN diangkat sebagai pegawai tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan memiliki nomor induk

pegawai secara nasional

c. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang selanjutnya disingkat PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. Pengangkatan disesuaikan dengan kebutuhan Instansi Pemerintah dan ketentuan Undang-Undang ini.

Di pasal 21 Bab VI mengenai Hak dan Kewajiban, bagian hak PNS, PNS berhak memperoleh:

(14)

b. cuti;

c. jaminan pensiun dan jaminan hari tua;

d. perlindungan; dan

e. pengembangan kompetensi.

Pasal selanjutnya di pasal 22 PPPK memperoleh hak yang sama seperti PNS kecuali bagian jaminan pensiun dan jaminan hari tua. Yang dimaksud dengan “gaji” di pasal 22 mengenai gaji PPPK adalah kompensasi dasar berupa

honorarium sesuai dengan beban kerja, tanggung jawab jabatan dan resiko pekerjaan yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.

Lebih lanjut mengenai gaji dan tunjangan dibahas dalam Paragraf 9 tentang Penggajian dan Tunjangan yaitu pada:

Pasal 79

1) Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada PNS serta menjamin kesejahteraan PNS.

2) Gaji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan sesuai dengan beban kerja, tanggungjawab, dan resiko pekerjaan.

3) Gaji sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pelaksanaannya dilakukan secara bertahap.

4) Gaji PNS yang bekerja pada pemerintah pusat dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja negara.

5) Gaji PNS yang bekerja pada pemerintahan daerah dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja daerah.

Pasal 80

(15)

2) Tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi tunjangan kinerja dan tunjangan kemahalan.

3) Tunjangan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibayarkan sesuai pencapaian kinerja.

4) Tunjangan kemahalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibayarkan sesuai dengan tingkat kemahalan berdasarkan indeks harga yang

berlaku di daerah masing-masing.

5) Tunjangan PNS yang bekerja pada pemerintah pusat dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja negara.

6) Tunjangan PNS yang bekerja pada pemerintahan daerah dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja daerah.

Pasal 81

Ketentuan lebih lanjut mengenai gaji, tunjangan kinerja, tunjangan kemahalan, dan fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 dan Pasal 80 diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Kemudian diatur juga batas usia pensiun di dalam pasal 90 yaitu:

a. 58 (lima puluh delapan) tahun bagi Pejabat Administrasi;

b. 60 (enam puluh) tahun bagi Pejabat PimpinanTinggi;

c. sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan bagi Pejabat Fungsional.

Di atur juga dalam Paragraf 13 mengenai Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua yang berisi:

Pasal 91

1) PNS yang berhenti bekerja berhak atas jaminan pensiun dan jaminan hari tua PNS sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(16)

a. meninggal dunia;

b. atas permintaan sendiri dengan usia dan masa kerja tertentu

c. mencapai batas usia pensiun;

d. perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan pensiun dini; atau

e. tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan kewajiban.

3) Jaminan pensiun PNS dan jaminan hari tua PNS diberikan sebagai perlindungan kesinambungan penghasilan hari tua, sebagai hak dan sebagai penghargaan atas pengabdian PNS.

4) Jaminan pensiun dan jaminan hari tua PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup jaminan pensiun dan jaminan hari tua yang diberikan dalam program jaminan sosial nasional.

5) Sumber pembiayaan jaminan pensiun dan jaminan hari tua PNS berasal dari pemerintah selaku pemberi kerja dan iuran PNS yang bersangkutan.

6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan program jaminan pensiun dan jaminan hari tua PNS diatur dalam Peraturan Pemerintah

Untuk PPPK memang tidak terdapat aturan yang berisi hak PPPK untuk

mendapatkan jaminan pensiun dan jaminan hari tua namun pemerintah memberikan jaminan hari tua kepada PPPK dalam bentuk perlindungan yang menjadi hak PPPK. Hak Perlindungan PPPK diatur dalam Pasal 106 yaitu Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa:

a. jaminan hari tua;

b. jaminan kesehatan;

c. jaminan kecelakaan kerja;

(17)

e. bantuan hukum.

Perlindungan berupa jaminan hari tua, jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, dan jaminan kematian sebagaimana dimaksud di atas dilaksanakan sesuai dengan sistem jaminan sosial nasional

Daftar Pustaka

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 25 Tahun 2013 tentang Tata Cara Perhitungan, Pengakuan, dan Pembayaran Unfunded Past Service Liability Program Tabungan Hari Tua Pegawai Negeri Sipil yang dilaksanakan PT TASPEN (Persero)

Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 1981 tentang Asuransi Sosial PNS

UU No. 11 tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai

UU No. 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun

UU no. 43 tahun 1999 tentang Perubahan atas UU No. 8 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

(18)

Sumber Internet

Kusnanto, Amir. “METODE PENDANAAN PROGRAM PENSIUN (BAGIAN 3)”.

Blognya Pak Amir. http://blog.stie-mce.ac.id/amirkusnanto/2014/03/11/metode-pendanaan-program-pensiun-bagian-3/. 11 Maret 2014. Diakses 17 Maret 2014 Jam 16.00

Kusnanto, Amir. “METODE PENDANAAN PROGRAM PENSIUN (BAGIAN 4)”.

Referensi

Dokumen terkait

tersebut belum diterapkan di laboratorium BPPTKG sehingga perlu dilakukan verifikasi.Verifikasi metode ini bertujuan untuk memastikan laboratorium BPPTKG dapat

Rapat anggota dilaksanakan setiap tahun sekali yang biasa disebut dengan RAT (Rapat Anggota Tahunan). RAT bertujuan melaporkan pertanggung jawaban pengurus kepada

Diceritakan  bahwa  Raja  Sungging  Perbangkara  tengah  pergi  berburu.  Di  tengah  hutan  Sang 

JCI mencoba breakout Resistance 5.987, bila berhasil berpeluang melanjutkan penguatan dengan mencoba next Resistance 6.027 dan 6.050. Namun, bila JCI tidak berhasil breakout

(3) Bagaimanakah upaya guru dalam pembinaan perilaku disiplin Santri Taman Pendidikan Al-Qur’an Al-Mubarokah di Desa Boro Kec. Adapun yang menjadi tujuan

Pendidikan jasmani dan olahraga pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik (jasmani) dan olahraga untuk menghasilkan perubahan yang lebih

Permasalahan adanya limpasan gelombang yang melampaui bangunan Seawall dan menerpa pemukiman membutuhkan suatu analisis secara teoritis secara lebih tepat dengan suatu

menyegarkan kembali bagian kaki sehingga memulihkan sistem keseimbangan dan membantu relaksasi sehingga tekanan darah menurun 9. Berdasarkan hasil penelitian yang