216 Hardi, Imran, dan Abd. Hamid
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Hardi, 2014. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penggunaan Media Gambar Di SDN Tomini. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Pembimbing (I) Imran dan (II) Abd. Hamid.
Penelitian tindakan kelas ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaralan IPS, serta berdasarkan hasil belajar pra tindakan yaitu daya serap klasikal 59,58% dan persentase Ketuntasan Klasikal 41,67% Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV SDN Tomini dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan media gambar. Penelitian ini adalah penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan dasain kemmis dan McTanggart yang meliputi 4 tahap tindakan: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan (4) refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah 24 orang yaitu 16 orang laki-laki dan 8 orang perempuan. Teknik pengumpulan data adalah observasi dan pemberian tes. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I dikategorikan cukup dengan persentasi 44,44%, mengalami peningkatan pada siklus II dengan kategori sangat baik dengan persentase 86,11%. Peningkatan aktivitas penelid terlihat dari hasli pengamatan guru kelas IV dalam pelaksanaan siklus I dikategorikan baik dengan persentase 65,38%. dan pada siklus II berada pada kategori sangat baik dengan persentese 88,46%. Hasil tes pada pembelajaran siklus I daya serap klasikal 69,16% dan ketuntasan belajar klasikal 62,5%. Hasil tes pada pembelajaran siklus II daya serap klasikal 80,42% dan ketuntasan belajar klasikal 87,5%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV SDN Tomini.
Kata kunci: Hasil Belajar, Pembelajaran IPS, dan Media Gambar.
I. PENDAHULUAN
Keberhasilan seseorang guru dalam pembelajaran dipengaruhi oleh
komponen-komponen yang terdiri dari : tujuan pembelajaran, bahan pelajaran, kegiatan belajar,
metode, alat/media, sumber belajar dan evaluasi. Walaupun seluruh komponen telah
disediakan, namun jika siswa yang menjadi subjek pembelajaran tidak mau melakukan
aktivitas belajar, maka keberhasilan belajar akan sulit diraih. Keberhasilan pembelajaran
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS
217 dalam arti tercapainya standar kompetensi sangat tergantung pada kemampuan guru
mengolah pembelajaran yang dapat menciptakan situasi yang menyenangkan. Cara
penyampaian pelajaran yang kurang menarik menjadikan siswa kurang bersemangat untuk
mengikuti pelajaran. Namun sebaliknya, jika pelajaran disampaikan dengan cara menarik,
akan menjadikan siswa tertarik dan bersemangat untuk selalu mengikuti dan kemudian
mendorongnya untuk terus belajar. Oleh karena itu, hendaknya guru dapat menggunakan
metode dan strategi mengajar yang tepat guna mencapai hasil belajar yang baik. Guru
dapat menggunakan sumber belajar yang tepat guna membantu melancarkan proses belajar
mengajar.
Kenyataan selama ini yang terjadi di SDN Tomini khususnya pada kelas IV,
bahwa penggunaan metode ceramah masih mendominasi pembelajaran IPS. Tampaknya
hal ini terjadi karena guru disekolah tersebut beranggapan bahwa materi lebih muda
disampaikan dengan metode ceramah, tanpa mempertimbangkan dan memperhatikan
partisipasi aktif siswa selama pembelajaran belangsung. Dengan metode ceramah, guru
terkesan menonton dalam penyampaian materi dan kurang mendapat respon yang positif
dari siswa, sehingga para siswa merasa jenuh dan bosan dalam mengikuti mata pelajaran
tersebut. Akibat dari penggunaan metode ceramah yang belangsung terus menerus,
mengakibatkan siswa kurang menguasai konsep sehingga hasil belajarnya juga akan
rendah.
Berdasarkan data yang diperoleh dari wali kelas IV SDN Tomini, menyatakan
bawah nilai rata-rata mata pelajaran IPS pada semester I tahun pelajaran 2015/2016 masih
tergolong rendah. Nilai rata-rata ditetapkan di SDN Tomini adalah 65%. Berdasarkan data
tersebut membuat perhatian bagi peneliti untuk melakukan penelitian dalam rangka
meningkatkan hasil belajar siswa.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan
218 adalah kemampuan yang dicapai murid dalam mata pelajaran, baik kualitas maupun jumlah
pelajaran selama periode yang diberikan diukur dengan menggunakan tes yang telah di standarisasikan”.
Dimyati dan Mudjono (1999:250) berpendapat bahwa :
Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi, yaitu sisi
siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat
perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat belum
belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut pada jenis-jenis ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan saat
terselesaikannya bahan pelajaran.
Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses
penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang
kemajuan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Menurut Hamalik (2001:33) “hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti”. Proses perubahan perilaku siswa terdapat pada bakat, pengalaman dan pelatihan. Artinya tujuan kegiatan belajar mengajar ialah perubahan tingkahlaku, baik yang
menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap aspek kehidupan.
Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasikan pengalaman belajar, menilai proses
dan hasil belajar, termaksud dalam cakupan tanggung jawab guru dalam pencapaian hasil
belajar siswa.
II. METODE PENELITIAN
Tindakan akan dilaksanakan secara bersiklus, yang terdiri dari tahap perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Model pembelajaran yang digunakan adalah
model pembelajaran dengan metode ceramah dan tanya jawab dengan menggunakan media
gambar.
Jenis data penelitian tindakan kelas ini menggunakan data kualitatif dan data
219 data hasil observasi. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dari hasil tes yang
diberikan kepada siswa.
Pengumpulan data pada penelitian tindakan kelas menggunakan dua cara yaitu :
1) Tes
(1)Tes awal/tes pratindakan, diberikan sebelum melakukan tindakan penelitian untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang materi yang akan dibawahkan
dalam penelitian ini.
(2)Tes akhir, untuk mengetahui pemahaman siswa. Tes ini diberikan saat akhir
tindakan untuk mengukur hasil belajar siswa dan tingkat keberhasilan setiap siklus.
2) Observasi
Observasi aktivitas pembelajaran di kelas dilakukan oleh peneliti dan pengamat yang
telah ditentukan sebelumnya. Pelaksanaan observasi baik pada guru/peneliti dan
kepada siswa dilakukan dengan cara mengisi format observasi yang telah disiapkan
oleh peneliti dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru pada saat
kegiatan pembelajaran berlangsung.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama dan setelah pengumpulan
data. Untuk memperoleh data yang sesuai dalam penelitian, teknik analisis data yang
digunakan teknik yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman yang teridi dari :
1. Penyelidikan data
Adalah prose kegiatan menyeleksi, memfokuskan dan menyederhanakan semua
data yang telah diperoleh mulai dari awal pengumpulan data sampai penyusunan
laporan penelitian
2. Penyajian data
Penyajian data dilakukan dengan cara mengorganisasikan informasi yang
diperoleh dari hasil reduksi dalam penelitian ini. Yang dimaksud dengan
informasi adalah langkah pembelajaran dan hasil observasi (pengamatan). Data
yang telah disajikan selanjutnya dibuat penafsiran dan evaluasi. Hasil penafsiran
dan evaluasi dapat berupa penjelasan tentang perbedaan antara rencana tindakan
220 terhadap pelaksanaan tindakan dan perlunya perubahan tindakan sebagai
alternative tindakan yang tepat.
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi
Penarikan kesimpulan adalah memberikan kesimpulan terhadap hasil penafsiran
dan evaluasi. Kegiatan ini mencakup pencarian makna data serta memberikan
penjelasan. Selanjutnya dilakukan kegiatan verifikasi, yaitu menguji kebenaran,
kekokohan dan kecocokan makna-makna yang muncul dari data
Indikator untuk mengetahui minat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran
yaitu hasil analisis aktivitas siswa berada dalam kategori baik dan sangat baik. Selanjutnya
persentase rata-rata dihitung dengan rumus.
Kriteria taraf keberhasilan tindakan dapat ditentukan dengan :
75% < NR < 100% : Sangat Baik
50% < NR < 75% : Baik
25% < NR < 50% : Cukup
0% < NR < 25% : Kurang
Teknik analisa data digunakan untuk menganalisa data kuantitatif yang diperoleh
dari hasil tes belajar siswa dan menentukan persentase ketuntasan belajar siswa dengan
rumus sebagai berikut :
1) Daya Serap Individu
Analisa data untuk mengetahui daya serap masing-masing siswa digunakan rumus Pesentase nilai rata-rata (NR) = x 100%
Jumlah skor
Skor maksimal
Daya Serap Individu = x 100%
Skor Perolehan Siswa
221 Suatu kelas dikatakan tuntas secara individu jika persentase daya serap individu
sekurang-kurangnya 65%. (Kriteria ketuntasan minimal SDN Tomini mata pelajaran
IPS
2) Ketuntasan Belajar Klasikal
Analisa data untuk mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa yang menjadi sampel
dalam penelitian ini, digunakan rumus :
Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika rata-rata 80% siswa telah
tuntas secara individual.
3) Saya Serap Klasikal
Analisa data untuk mengetahui daya serap klasikal atau daya serap seluruh sampel
penelitian, maka digunakan rumus :
Suatu kelas dikatakan klasikal jika persentase daya serap klasikal sekurang-kurangnya
75%.
4) Nilai Rata-Rata
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas adalah apabila hasil data yang
diperoleh telah menunjukkan hasil belajar siswa yang baik. Hal ini ditandai dengan adanya
Ketuntasan Belajar Klasikal = x 100%
Jumlah Siswa Yang Tuntasan
Jumlah Seluruh Siswa
Daya Serap Klasikal = x 100%
Jumlah Skor Seluruh Siswa
Jumlah Skor Maksimal Siswa
Nilai Rata-Rata (NR) = x 100%
Jumlah Perolehan Seluruh Siswa
222 daya serap individu memperoleh nilai minimal 65% dari skor ideal dan ketuntasan klasikal
80%, ketuntasan ini sesuai dengan criteria ketuntasan minimal (KKM) yang berlaku di
SDN Tomini.
III. HASIL PENELITIANDAN PEMBAHASAN
Setelah selesai pelakasanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus I dengan
menggunakan media gambar pada materi Perkembangan Teknologi Transportasi, kegiatan
selanjutnya adalah pemberian tes untuk mengetahui kemampuan akhir siswa. Bentuk tes
kemampuan belajar yang diberikan adalah uraian tes dengan jumlah soal 5 butir
(selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4) dan hasil tes tindakan siklus I dapat dilihat
pada tabel 4.4
Hasil Tes Tindakan Siklus I
No Nama Siswa Nilai Ketuntasan Belajar
223
Jumlah tuntas/tidak 15 9
Skor total siswa 1660
Skor maksimal tes 2400
Daya serap klasikal (%) 69,16
Ketuntasan belajar klasikal (%) 62,5
Sumber : Hasil Tes Siklus I
Ketuntasan Belajar Klasikal = x 100%
= x 100%
= 62,5%
Daya Serap Klasikal = x 100%
= x 100%
= 69,16%
Nilai Rata-Rata (NR) =
= x 100%
= 69,16
Secara ringkas hasil analisis tes siklus I dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini. Jumlah Siswa yang Tuntas
Jumlah Seluruh Siswa
Jumlah Skor Seluruh Siswa
Jumlah Skor Maksimal Soal
Jumlah Skor Seluruh Siswa
Jumlah Siswa 15
24
1660
2400
1660
224 Hasil Analisis Tes Siklus I
No Aspek Perolehan Hasil
1 Skor tertinggi 80 (7 orang)
2 Skor terendah 60 (9 orang)
3 Nilai rata-rata 69,16
4 Banyak siswa yang tuntas 15 orang
5 Persentase ketuntasan belajar klasikal 62,5%
6 Persentase daya serap klasikal 69,16%
Berdasarkan hasil evaluasi pada pembelajaran siklus I, nilai rata-rata siswa
mencapai 69,16 dan daya serap klasikal 69,16% serta ketuntasan belajar klasikal 62,5%.
Berdasarkan indikator keberhasilan yang ditetapkan, bahwa suatu kelas dikatakan tuntas
belajar secara klasikal jika rata-rata 80% siswa telah tuntas secara individual. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa hasil kegiatan pembelajaran siklus I belum berhasil
Pelaksanaan siklus II tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan siklus I, hanya saja
beberapa hal yang dianggap kurang pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II dan
disesuaikan dengan perubahan yang ingin dicapai. Hasil yang diperoleh pada siklus II ini
dikumpulkan serta dianalisis dan hasilnya digunakan untuk menetapkan suatu kesimpulan.
Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyusun perencanaan sebagai berikut :
1) Menetapkan meteri ajar
2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
3) Menyiapkan media gambar ang akan digunakan
4) Membuat lembar observasi aktivitas guru dan siswa
Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Siklus kedua dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 6 Februari 2016 dengan alokasi
waktu 2x35 menit. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini disesuaikan dengan rencana
yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan pokok materi
Perkembangan Teknologi Komunikasi (selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2).
Hasil Observasi Siklus II
Observasi pada siklus II juga dilaksanakan pada saat proses pembelajaran
225 masih bertugas sebagai pengamat terhadap aktivitas siswa dan guru dengan menggunakan
lembar observasi yang telah disediakan. Adapun hasil observasi aktivitas guru pada siklus
II dapat dilihat pada tabel 4.6
Observasi Aktivitas Guru Siklus II
2. Menggunakan media gambar √ 4
3. Melakukan interaksi dan Sumber : Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II
Keterangan :
75 < NR < 100% : Sangat Baik
226 25 < NR < 50% : Cukup
0 < NR < 25% : Kurang
Persentase nilai rata-rata (NR) = x 100%
= x 100%
= 88,46%
Berdasarkan hasil observasi di atas, dapat diperoleh gambaran tentang kemampuan
guru (peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran yaitu berada pada kategori sangat
baik dengan persentase 88,46%. Sekalipun dari komponen-komponen yang diamati tidak
ada yang mendapat nilai kurang tetapi menjadi pelajaran bagi peneliti untuk terus
meningkatkan kemampuan dan kreaktivitasnya dalam mengajar. Guru telah menggunakan
media gambar dengan lebih baik dan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran juga
menjadi lebih baik. Penggunaan media gambar mempermudah siswa menerima materi
pembelajaran bagitu pula buat guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Adapun
hasil observasi kegiatan siswa pada siklus II, dapat dilihat pada tabel 4.7
Pembahasan Hasil Penelitian
Perbaikan pembelajaran dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Siklus I difokuskan pada
materi Perkembangan Teknologi Transportasi dengan menggunakan media gambar. Pada
tindakan siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 69,16 dan daya serap klasikal 69,16% serta
ketuntasan belajar klasikal 62,5%. Dengan demikian hasil kegiatan pembelajaran siklus I
belum berhasil. Berdasarkan hasil pengamatan tindakan siklus I dapat diidentifikasikan
bahwa penggunaan media gambar dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, walaupun belum tuntas namun sudah ada peningkatan dibandingkan pada
tahap pratindakan. Peneliti sebagai pelaksana perbaikan pembelajaran belum maksimal
mengelola dan memanfaatkan media gambar sebagai media pembelajaran. Pemberian
umpan balik dan pengamatan harus selalu dilakukan agar siswa terlibat aktif dalam proses
pembelajaran. Walaupun demikian pelaksanaan tindakan siklus I dengan menggunakan Jumlah Skor
Skor Maksimal
46
227 media gambar ternyata cukup efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS, walaupun hasil yang dicapai belum memenuhi indikator keberhasilan.
Tindakan siklus II juga dilaksanakan dengan menggunakan media gambar.
Kegiatan pembelajaran secara umum telah berjalan dengan baik dan menunjukkan
peningkatan. Pemahaman dan tingkat penguasaan konsep tentang Perkembangan
Teknologi Transportasi menunjukkan hasil yang lebih baik. Keikutsertaan siswa dalam
pembelajaran juga menunjukkan peningkatan. Hal ini dapat kita lihat bahwa nilai rata-rata
siswa mencapai 80,42 dan daya serap klasikal 80,42% serta ketuntasan belajar klasikal
87,5%. Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus ini ditandai oleh aktifitas siswa semakin
meningkat, yang dapat dilihat dari lembar observasi yang diisi oleh pengamat; penggunaan
media gambar dalam proses pembelajaran lebih baik bila dibandingkan dengan
sebelumnya; hasil analisis tes hasil belajar siswa dari siklus I mengalami peningkatan;
ketercapaian indikator dari beberapa aspek penilaian membuktikan bahwa penggunaan
media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini berarti pembelajaran pada
siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan atau indikator kinerja yang dipersyaratkan
berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu daya serap individu
sekurang-kurangnya 65% suatu kelas dikatakan tuntas belajar klasikal jika persentase daya serap
klasikal sekurang-kurangnya 75% dan suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara klasikal
jika rata-rata 80% siswa telah tuntas secara individual.
Peningkatan hasil belajar siswa terjadi karena semakin meningkatnya aktivitas
belajar siswa. Peningkatan aktivitas belajar siswa terjadi karena siswa termotivasi untuk
mengikuti pembelajaran yang bervariasi salah satunya adalah dengan menggunakan media
gambar. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran, dapat melatih siswa didalam
mengingat, mengungkapkan kembali pengetahuannya dan mengambil keputusan. Selain
itu, penggunaan media gambar dalam pembelajaran dapat menghidupkan suasana belajar
dimana siswa terlibat aktif didalamnya. Pembelajaran ini cukup efektif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa, karena dapat mengubah kebiasaan belajar siswa dari
yang hanya mendengarkan dan menerima informasi dari guru, menjadi aktif dan dapat
228 Oleh karena itu, penggunaan media gambar dalam pembelajaran sangat baik karena
media gambar mempunyai kelebihan seperti 1) Membuat konsep yang abstrak menjadi
konkret; 2) Penggunaan media gambar akan lebih memudahkan guru menjelaskan objek
yang berbahaya atau sukar didapat di dalam lingkungan belajar; 3) Menampilkan objek
yang terlalu besar; 4) Menampilkan objek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang;
5) Memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya; 6)
Membangkitkan minat dan motivasi belajar; 7) Memberi kesan perhatian individu untuk
seluruh anggota kelompok belajar; 8) Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan
dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan; dan 9) Menyajikan informasi belajar
secara serempak (mengatasi keterbatasan ruang dan waktu).
Berdasarkan hasil observasi dan hasil tes evaluasi yang dilakukan oleh peneliti dan
guru kelas IV terhadap siswa pada saat pembelajaran IPS berlangsung, peneliti dapat
mengambil satu kesimpulan bahwa dengan menggunakan media gambar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian hipotesis tindakan yang dirumuskan sebelumnya yaitu : “jika dalam pembelajaran IPS menggunakan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Tomini Kecamatan Tomini” dinyatakan” diterima” sesuai dukungan dari indikator kinerja yang telah ditetapkan.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa :
1. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa dan guru. Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran semakin baik
ditandai dengan terjadinya perubahan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran,
yaitu adanya perhatian, perasaan senang dan kemauan dalam belajar. Hal ini dapat
dilihat dari hasil pengamatan guru dan peneliti pada siklus I dan II dengan
menggunakan lembar observasi. Aktivitas siswa pada siklus I berada pada kategori
229 kategori sangat baik dengan persentase 86,11%. Aktivitas peneliti dalam kegiatan
pembelajaran juga mengalami perubahan, hal ini terlihat dari hasil pengamatan guru
kelas IV dalam pelaksanaan siklus I dikategorikan baik dengan persentase 88,46%.
2. Penggunaan media gambar juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil evaluasi
yang didapatkan dari pelaksanaan tes pratindakan adalah nilai rata-rata siswa 59,58%
dan daya serap klasikal 59,58% serta persentase ketuntasan klasikal hanya mencapai
41,67%. Hasil evaluasi pada pembelajaran siklus I, nilai rata-rata siswa mencapai
69,16 dan daya serap klasikal 69,16% serta ketuntasan belajar klasikal 62,5. Hasil
evaluasi pada pembelajaran siklus II, nilai rata-rata siswa mencapai 80,42 dan daya
serap klasikal 80,42% serta ketuntasan belajar klasikal 87,5%. Berdasarkan hasil ini,
dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPS
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Tomini.
Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas, penulis mengemukakan
saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi guru IPS khususnya dan guru kelas pada umumnya diharapkan dapat
menggunakan media gambar sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran disekolah
guna meningkatkan minat belajar siswa.
2. Guru diharapkan selalu bertindak kratif dalam menggunakan berbagai metode dan
media pembelajaran, sehingga siswa selalu berminat dan aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran.
3. Disarankan ada penelitian yang lebih lanjut tentang penggunaan media gambar
terbimbing agar hambatan-hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan media gambar dapat diatasi.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyanti dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
230 Novianti Veronika. 2009. Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas III SDN Inpres 2
Besusu Pada Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Media Gambar. Skripsi. Palu : FKIP
Purwanto. 1998. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya.