• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri, Ukuran dan Warna Melalui Metode Bermain Playdough pada Anak Usia Dini Kelompok A di TK Bangun Putra Tlogo,Tuntang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri, Ukuran dan Warna Melalui Metode Bermain Playdough pada Anak Usia Dini Kelompok A di TK Bangun Putra Tlogo,Tuntang"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

37 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Deskripsi Subjek

Tabel 4.1 Jumlah Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah subjek dalam penelitian ini sebanyak 19 anak, jumlah subjek berdasarkan jenis kelamin pada kelompok A TK bangun putra,Tlogo yang berjumlah 10 anak perempuan dan 9 anak laki-laki.

4.2.Hasil Penelitian

4.2.1.Deskripsi Pra siklus

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelompok A TK bangun putra,Tlogo menunjukkan bahwa kemampuan mengenal bentuk, ukuran dan warna pada anak belum optimal. Berdasarkan wawancara yang dilakukan guru, guru menyatakan sebagaian besar anak ketika diajak belajar mengenal bentuk, ukuran dan warna dalam meningkatkan kemampuan mengenal bentuk, ukuran dan warna pada anak melalui metode bermain playdough masih kurang, sehingga anak-anak TK masih banyak yang belum mengenal tentang bentuk, ukuran dan warna, apalagi jika diminta oleh guru menunjukkan bentuk, ukuran dan warna, anak masih ragu-ragu dalam menunjuk, menyebutkan dan mengelompokkan bentuk, ukuran dan warna tersebut. Sehingga dari penelitian ini guru mengharapkan anak kelompok A TK bangun putra, Tlogo dapat menunjuk, menyebutkan dan mengelompokkan Bentuk, ukuran dan warna melalui metode bermain dengan menggunakan playdough.

Jenis Kelamin F %

P 10 53%

L 9 47%

(2)

38

Hal ini dapat dilihat dengan keadaan anak di TK bangun putra,Tlogo pada kelompok A mengenai kemampuan mengenal bentuk, ukuran dan warna dalam menunjuk, menyebutkan dan mengelompokkan bentuk, ukuran dan warna masih tergolong belum optimal karena anak-anak paling banyak dikenalkan bentuk, ukuran dan warna hanya melalui kegiatan menggunakan majalah. Dari 19 anak yang ada dikelompok A (4-5 tahun) sekitar 11 anak yang belum mampu dan ada 8 anak yang sudah mampu menunjuk, menyebutkan, dan mengelompokkan bentuk, ukuran warna dengan menggunakan metode bermain playdough.

Sesuai dengan kondisi dilapangan bahwa anak hanya sebatas mengetahui bentuk, ukuran dan warna yang telah ada, tanpa memahami dengan jelasbentuk, ukuran dan warna secara nyata. Hal ini disebabkan karena keterbatasan media pembelajaran.anak tidak dapat mengetahui dan memahami pasti bagaimana konsep bentuk, ukuran warna dengan baik. Adapun kondisi awal yang diperoleh melalui observasi Pra Siklus dapat dilihat pada tabel dibawh ini:

Tabel. 4.2 Distribusi Kemampuan Mengenal Bentuk, Ukuran Dan

Warna Pada Anak Pra Siklus Kelompok A TK Bangun Putra,Tlogo

No Kategori Frekuensi Presentase

1 Baik (B) 3 16%

2 Cukup (C) 5 26%

3 Kurang (K) 11 58%

(3)

39

Grafik 4.2 Kemampuan Mengenal Bentuk, Ukuran dan Warna Pada

Anak Pra Siklus Kelompok A TK Bangun Putra,Tlogo

Berdasarkan prosentase hasil belajar pra siklus dapat dilihat dari grafik diatas bahwa dari 19 anak yang menjadi subjek penelitian pada kemampuan Mengenal bentuk, ukuran dan warna pada anak dalam menunjuk, menyebutkan dan mengelompokkan bentuk, ukuran dan warna terdapat 3 anak (16%) yang masuk kategori baik, 5 anak (26%) yang masuk kategori cukup, dan11 anak (58%) yang masuk kategori kurang. Data yang diperoleh ini akan dijadikan peneliti sebagai bahan pertimbangan membuat perencanaan penelitian agar dapat meningkatkan kemampuan mengenal bentuk, ukuran dan warna pada anak dalam menunjuk, menyebutkan, dan mengelompokkan warna pada Kelompok A TK bangun putra,Tlogo melalui metode bermain menggunakan playdough...

1.3.Siklus I

4.3.1.Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH). 2. Menyiapkan media pembelajaran berupa playdough. 3. Menentukan materi dan tema pembelajaran.

16%

26%

58%

Baik Cukup Kurang

PRA SIKLUS

(4)

40

4. Menyiapkan lembar observasi tentang kegiatan pengenalan bentuk, ukuran dan warna melalui metode bermain playdough. 4.3.2.Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran sesuai dengan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang telah dibuat ditahap perencanaan oleh peneliti dengan dibantu guru kelas.Tahap pelaksanaan pada Siklus I ini terdiri dari 3 pertemuan.

4.3.3.Pelaksanaan Siklus I

1. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanaakan pada tanggal 14 November 2016.Sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap perencanaan penelitian.

a. Kegiatan Awal

Pelaksanaan kegiatan awal berbaris selanjutnya untuk memulai proses pembelajaran, peneliti mengucapkan salam, berdoa, dan bernyanyi. Setelah itu, peneliti melakukan presensi, menanyakan keadaan anak didik dan dilanjutkan dengan tanya jawab tentang rumah (tempat tinggal anak). Peneliti memperlihatkan benda dan anak menyebutkan nama benda tersebut.

b. Kegiatan Inti

(5)

41

anak-anak di beri kesempatan untuk bermain

playdoughdengan aturan mereka harus membuat bentuk persegi, lingkaran, dan segi tiga menurut warna yang di perintahkan.

c. Kegiatan Akhir

Guru melakukan evaluasi dengan tanya jawab tentang materi yang sudah dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan yang dicapai oleh guru dalam penyampaian materi pada anak, kemudian berdoa pulang. Hasil observasi setelah proses pembelajaran siklus I pertemuan pertama anak-anak masih banyak yang asik bermain dan berbicara dengan temannya, sehingga proses pembelajaran masih tidak berjalan dengan baik. Guru masih mengalami kesusahan dalam menguasai kelas.

2. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 16 November 2016.Sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap perencanaan penelitian. Adapun kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

a. Kegiatan Awal

(6)

42 b. Kegiatan Inti

Guru menjelaskan tentang guna rumah dan bentuk-bentuk dasar rumsh, kemudian guru membuat bentuk-bentuk rumah dengan menggunakan playdough. Setelah itu anak di bagikan playdough untuk menirukan gurunya membentuk rumah dengan menggunakan playdough tersebut.

Setelah anak-anak membuat rumah dengan menggunakan playdough.Anak-anak maju kedepan satu per satu untuk menceritakan bentuk, ukuran dan warna rumah yang sudah mereka buat.

c. Kegiatan Akhir

Guru melakukan evaluasi dengan tanya jawab tentang materi yang sudah dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan yang dicapai oleh guru dalam penyampaian materi pada anak, kemudian berdoa pulang.

Hasil observasi setelah proses pembelajaran siklus I pertemuan kedua anak-anak sudah bisa mengikuti pembelajaran dengan baik, banyak anak-anak yang antusias mengikuti kegiatan pengenalan bentuk, ukuran dan warna melalui metode bermain dengan menggunakan playdough. 3. Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 18 November 2016.Sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap perencanaan penelitian. Adapun kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

a. Kegiatan Awal

(7)

43 b. Kegiatan Inti

Guru mencontohi anak dengan melihatkan sketsa gambar rumah kepada anak, lalu sketsa gambar tersebut di lempeli dengan playdough menurut ukuran dan warna. Setelah itu anak ditugaskan untuk menempelkan playdough ke atas gambar sketsa rumah menurut warna dan bentuk yang sudah di sesuaikan oleh guru (mewarnai dengan cara menempel playdough).

c. Kegiatan Akhir

Guru melakukan evaluasi dengan tanya jawab tentang materi yang sudah dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh guru dalam penyampaian materi pada anak, kemudian, berdoa pulang.

Pertemuan ketiga anak-anak sudah bisa mengikuti pembelajaran dengan baik, anak-anak sudah bisa menunjuk, menyebutkan dan meengelompokkan bentu, ukuran dan warna dengan menggunakan playdough anak-anak masih kesusahan saat di perintah untuk mengelompokkan bentuk, ukuran dan warna dengan menggunakan playdough.

4. Hasil Observasi Selama Siklus I

Selama Siklus I pertemuan ke I anak membuat garis persegi, segitiga dan lingkaran menggunakan playdough dengan bimbingan guru, pertama kali anak membuat masih merasa ragu dan bingung karena mereka belum begitu memahami perintah dari guru. Setelah guru memberi contoh kemudian anak mulai mengikuti membuat bentuk tersebut walaupun hasilnya belum begitu memuaskan.

(8)

44

berbeda, kemudian anak membuat bentuk atap rumah dengan menggunakan playdough yang berbentuk segitiga dan dinding yang berbentuk persegi kemudian lingkaran digunakan sebagai jendela, pada waktu pelaksanaan siklus ke I pertemuan ke II anak mulai tertarik pada kegiatan tersebut.

Anak sangat antusias untuk membuat bentuk-bentuk rumah yang sudah dicontohkan oleh guru.Setelah anak-anak membuat bentuk-bentuk yang diibaratkan sebagai rumah kemudian anak mengelompokkan bentuk-bentuk tersebut menurut warnanya.

Pada saat pertemuan ke III anak-anak mulai penasaran dan bertanya ke pada guru, apakah hari ini mereka akan bermain dengan menggunaka playdough lagi?Dan guru pun menjelaskan kegiatan selanjutnya, pada pertemuan ke III ini anak-anak akan bermain playdough tetapi tidak mencipta bentuk sendiri melainkan mengikuti bentuk yang sudah ada pada gambar.

(9)

45

Tabel. 4.3 Distribusi Kemampuan Mengenal Warna Pada Anak Siklus I

Kelompok A TK Bangun Putra, Tlogo

Penilaian Kemampuan Mengenalbentuk, Ukuran Dan Warna

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Baik (B)

≥ 7

3 16% 5 26% 10 53%

Cukup(C) (5-6)

7 37% 6 32% 4 21%

Kurang (K) (3-4)

9 47% 8 42% 5 26%

(10)

46

Grafik 4.3 Kemampuan Mengenal bentuk, Ukuran dan Warna Pada

Anak Siklus I Kelompok A TK Bangun Putra, Tlogo

Grafik diatas menggambarkan hasil peningkatan kemampuan mengenal bentuk, ukuran dan warna pada anak melalui metode bermain

playdough pada Siklus I. Warna biru menunjukkan kriteria Baik dengan hasil presentase 16% pada pertemuan I, 26% pada pertemuan 2, dan 53% pada pertemuan 3. Sedangkan warna merah menunjukkan kriteria Cukup dengan hasil prosentase 37% pada pertemuan I, 32% pada pertemuan 2, 21% pada pertemuan 3. Selanjutnya pada warna hijau menunjukkan kriteria Kurang dengan hasil prosentase 47% pada pertemuan I, 42% pada pertemuan 2, 26% pada pertemuan 3.

4.3.4.Refleksi

Dari kegiatan pembelajaran Siklus I yang telah dilaksanakan selama 3 pertemuan, kemampuan mengenal bentuk, ukuran dan warna pada anak belum optimal menunjuk, menyebutkan dan mengelompokkan bentuk, ukuran dan warna dengan benar. Pada siklus I pertemuan ketiga belum mampu mencapai target indikator keberhasilan yang ditentukan sebelumnya yaitu sebesar 80%. Capaian pada siklus pertama pertemuan ketiga sebesar 53% untuk kriteria Baik, 21% untuk kriteria Cukup dan 26% untuk kriteria Kurang. Untuk itu diperlukan perbaikan pada siklus kedua supaya dapat memenuhi target indikator keberhasilan sebesar 80%. Dalam siklus I ada

16%

26%

53%

37%

32%

21% 47%

42%

26%

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

(11)

47

beberapa kendala yang muncul saat melaksanakan kegiatan pembelajaran Siklus I, diantaranya adalah :

1. Sebagian besar anak masih belum bisa menunjuk bentuk, ukuran dan warna keseluruhan tanpa bimbingan.

2. Masih ada anak yang masih belum bisa menyebutkan bentuk, ukuran dan warna dari hasil bermain playdough tanpa bimbingan. 3. Masih ada anak-anak yang kebingungan dalam mengelompokkan

bentuk, ukuran dan warna

Melihat ada beberapa kendala yang dialami dalam siklus I peneliti dan guru mendiskusikan solusi untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus II. Solusi yang disusun adalah memberikan

reward berupa stiker bergambar untuk anak yang mengikuti kegiatan bermain playdough. Tujuannya adalah agar anak lebih termotivasi untuk melakukan kegiatan bermain playdough dalam meningkatkan kemampuan mengenal bentu, ukuran dan warna pada anak.

4.4.Tahap Perencanaan Perbaikan

Tahap perencanaan perbaikan digunakan oleh peneliti dan guru setelah melalui tahap refleksi. Perbaikan yang dilakukan adalah merevisi kesalahan dan kekurangan menjadi hambatan dalam siklus sebelumnya untuk dasar menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang lebih baik pada siklus selanjutnya peneliti memperbaiki cara mengajar dan intruksi kepada anak supaya anak lebih memperhatikan perintah dari peneliti dan guru.

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perbaikan perencanaan ini mulai dengan menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan pada proses pembelajaran siklus II dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(12)

48

2. Menyiapkan alat dan bahan ajar yang sesuai dengan materi proses belajar

3. Mempersiapkan reward berupa stiker bergambar untuk anak yang bisa termotivasi dalam kegiatan bermain playdough.

4.5.Pelaksanaan Siklus II

1. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanaakan pada hari Senin, 21 November 2016.Sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap perencanaan penelitian.

a. Kegiatan Awal

Pembelajaran dimulai dengan berbaris dan mengucapkan salam, berdoa, dan bernyanyi. Setelah itu peneliti melakukan presensi, menanyakan keadaan anak didik. Kemudian guru meminta anak melompat keberbagai arah dengan 2 kaki dengan menggunakan tali dilanjutkan melakukan apersepsi.

b. Kegiatan Inti

Pertemuan pertama siklusi II guru meminta anak untuk mengurutkan playdough berdasarkan warna yang sudh disesuaikan oleh guru, anak dikelompokkan menjadi 3 orang di setiap kelompoknya dan kemudian anak berlomba unttuk mengurutkan playdough menurut warna.Setelah itu anak mengelompokkan warna playdough yang sudah mereka urutkan tadi.

c. Kegiatan Akhir

Guru melakukan evaluasi dengan tanya jawab tentang materi yang telah dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan yang akan dicapai oleh guru dalam penyampaian materi pada anak, kemudian berdoa pulang.

(13)

49

kegiatan bermain playdough untuk meningkatkan kemampuan anak mengenal bentuk, ukuran dan warna.

2. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 23 November 2016. Sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap perencanaan penelitian.

a. Kegiatan Awal

Pelaksanaan kegiatan awal berbaris selanjutnya untuk memulai proses pembelajaran, peneliti mengucapkan salam, berdoa, dan bernyanyi. Setelah itu, peneliti melakukan presensi, menanyakan keadaan anak didik dan dilanjutkan kegiatan fisik motorik yaitu dengan bernyanyi kepala, pundak, lutut kaki dan anak menirukan gerakan. Kemudian melakukan apersepsi berupa tanya jawab tentang lingkunganku (Rumah). Peneliti memperlihatkan benda dan anak menyebutkan nama benda tersebut.

b. Kegiatan Inti

Guru menceritakan ulang kepada anak-anak tentang plydough dan kemudian guru mengenalkan bentuk lingkaran, persegi dan segi tiga. Lalu anak di ajarkan untuk membuat bentuk-bentuk tersebut kemudian anak mengecap bentuk menggunakan playdough yang sudah mereka buat.

c. Kegiatan Akhir

Guru melakukan evaluasi dengan tanya jawab tentang meteri yang telah dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan yang akan dicapai oleh guru dalam penyampaian materi pada anak, kemudian berdoa pulang.

(14)

50

menunjuk, menyebutkan dan mengelompokkan bentuk, ukuran dan warna dari hasil bermain playdough tersebut.

3. Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 25 November 2016.Sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap perencanaan penelitian.

a. Kegiatan Awal

Pelaksanaan kegiatan awal berbaris selanjutnya untuk memulai proses pembelajaran, peneliti mengucapkan salam, berdoa, dan bernyanyi. Setelah itu, peneliti melakukan presensi, menanyakan keadaan anak didik dan dilanjutkan kegiatan fisik motorik yaitu dengan berjalan jinjit melewati rintangan dengan menggunakan tatanan keset. Kemudian melakukan apersepsi berupa tanya jawab tentang tempat tinggal anak. Peneliti memperlihatkan benda dan anak menyebutkan nama benda tersebut.

b. Kegiatan Inti

Guru menjelaskan tentang kegiatan bermain hari itu, guru mengajarkan anak mengurutkan pola yang berurutan dengan menggunakan playdough. Jadi disini kegiatan anak mengurutkan pola yang sudah dibuat oleh guru dan anak mengikuti perintah guru, anak yang sudah berhasil mengurutkan pola tersebut di beri reward

oleh guru supaya anak merasa bangga dengan dirinya sndiri. c. Kegiatan Akhir

Guru melakukan evaluasi dengan tanya jawab tentang meteri yang telah dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan yang akan dicapai oleh guru dalam penyampaian materi pada anak, kemudian berdoa pulang.

(15)

51

anak bisa mengenal bentuk, ukuran dan warna untuk meningkatkan kemampuan mereka.

d. Hasil Observasi Siklus II

Pada siklus ke II pertemuan pertama guru menjelaskan tentang aturan bermain playdough pada hari tersebut, pada kegiatan itu guru mencontohkan untuk mengurutkan playdough dari ukuran terkecil ke ukuran yang besar dan kemudian diurutkan menurut warnanya.

Guru menjelaskan dan memberi contoh, anak-anak mulai melaksanakan perintah guru dengan rasa senang dan bingung. Anak-anak masih sedikit ragu-ragu, jika mengurutkan ukuran playdough

harus dengan bimbingan guru.

Setelah siklus II pertemuan I berlangsung kemudian dilanjutkan dengan pertemuan II, dipertemuan ke II anak diberi tugas untuk menjiplak bentuk-bentuk dengan menggunakan

playdough dan kemudian anak mengelompokkan menurut bentuknya. Pada kegiatan ini anak tidak kesusahan untuk menyelesaikan tugasnya, anak mersa senang untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.

(16)

52

Tabel. 4.4 Distribusi Kemampuan Mengenal Bentuk, ukuran dan

Warna Pada Anak Siklus II kelompok A di TK Bangun Putra Tlogo,

Tuntang

Kategori Kemampuan Mengenal Bentuk, Ukuran dan Warna

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Baik (B)

≥ 7

12 63% 14 74% 17 89%

Cukup(C) (5-6)

3 16% 4 21% 2 11%

Kurang (K) (3-4)

4 21% 1 5% 0 0%

(17)

53

Grafik 4.4 Kemampuan Mengenal bentuk, Ukuran Warna Pada Anak

Siklus II Kelompok A di TK Bangun Putra,Tlogo Tuntang

Grafik diatas menggambarkan hasil kegiatan mencampur warna dengan kertas krep pada anak Siklus II. Warna biru menunjukkan kriteria Baik dengan hasil presentase 63% pada pertemuan I, 74% pada pertemuan 2, dan 89% pada pertemuan 3. Sedangkan warna merah menunjukkan kriteria Cukup dengan hasil presentase 16% pada pertemuan I, 21% pada pertemuan 2, 11% pada pertemuan 3. Selanjutnya pada warna hijau menunjukkan kriteriaKurangdengan hasil persentase 21% pada pertemuan I, 5% pada pertemuan 2, 0% pada pertemuan 3.

4.5.1.Refleksi

Menurut pengamatan observer anak-anak pada siklus II ini lebih antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran dikarenakan setiap anak mengikuti permainan dengan semangat dan yang berhasil mengerjakan kegiatan mengenal bentuk ukuran dan warna akan mendapatkan sebuah

reward berupa stiker bergambar.

Setelah dilaksanakan proses pembelajaran pada siklusi II kegiatan ;bermain playdough dalam meningkatkan kemampuan mengenal bentuk, ukuran dan warna pada anak meningkat hal ini dapat dilihat dari siklus pertama pertemuan ketiga sebesar 53% untuk kriteria Baik, 21% untuk kriteria Cukup, dan 26% untuk kriteria Kurang, siklus II pertemuan ke tiga

63%

74%

89%

16% 21%

11% 21%

5%

0%

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

(18)

54

hasilnya meningkat dengan capaian sebesar 89% untuk kriteria Baik, 11% untuk kriteria Cukup, dan 0% untuk kriteria Kurang, dengan capaian sebesar 89% pada siklus II pertemuan ke tiga maka peneliti tidak perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya, karena hasil dari siklus II pertemuan ketiga sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan.

4.6.Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa dengan dilaksanakannya kegiatan belajar mengajar melalui kegiatan menggunakan metode bermain

playdough dapat meningkatkan kemampuan mengenal warna pada kelompok A di TK bangun putra, Tlogo Tuntang I diperoleh data 63% pada kriteria baik dengan jumlah anak sebanyak 12 anak. kriteria cukup sebesar 16% dengan jumlah anak sebanyak 3 anak, dan kriteria kurang sebesar 21% dengan jumlah anak sebesar 4 anak. Pada siklus II pertemuan 2 diperoleh data sebesar 74% pada kriteria Baik dengan jumlah anak sebanyak 14. Kriteria Cukup sebesar 21% dengan jumlah anak sebanyak 4 anak, dan kriteria Kurang sebesar 5% dengan jumlah anak sebanyak 1 anak. Pada siklus II pertemuan 3 diperoleh data sebesar 89% pada kriteri Baik dengan jumlah anak sebanyak 17anak. Kriteria Cukup sebesar 11% dengan jumlah anak sebanyak 2 anak, dan kriteria Kurang sebesar 0% dengan jumlah anak sebanyak 0 anak.

Pembelajaran mengenai metode bermain playdough ini dilakukan secara berulang-ulang untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai indikator kinerja. Anak dapat memahami dan mengerti pembelajaran tentang bentuk, ukuran dan warna melalui proses kegiatan bermain

playdough. Peneliti mengambil tema melalui kegaitan bermain

(19)

55

menantang untuk pemecahan masalah yang sedang dihadapi oleh anak. Dengan mengulang pembelajaran melalui kegiatan bermain playdough

dapat melatih anak dalam mengenal bentuk, ukuran dan warna, lebih khususnya pada pemahaman konsep bentuk, ukuran dan warna berasal kepada anak dapat membentuk struktur kognitif anak.

Sujiono (2005) menyatakan bahwa pengembangan pengetahuan fisik dalam mengenal konsep bentuk, ukuran dan warna memiliki beberapa indikator yang hendaknya dicapai anak yaitu:1) Memilih benda menurut warna, bentuk dan ukuran, 2) Mencocokkan benda menurut warna, bentuk dan ukuran, 3) Membandingkan benda menurut ukurannya (besar-kecil, panjang-lebar, tinggi-rendah), 4) Mengukur benda secara sederhana, 5) Mengerti dan mengunakan bahasa ukuran seperti besar- kecil, tinggi-rendah, panjang-pendek dan sebagainya, 6) Menciptakan bentuk dari kepingan geometri, 7) Mencontoh bentuk-bentuk geometri, 8) Menyebut, menunjukan dan mengelompokkan segi empat, 9) Menyusun menara dari delapan kubus, 10) Mengenal ukuran panjang berat dan isi serta meniru pola dengan empat kubus.

Pengenalan bentuk, ukuran dan warna dapat dilakukan melalui kegiatan bermain.Dunia anak merupakan dunia bermain dan anak belajar melalui bermain, maka guru dapat memperkenalkan bentuk, ukuran dan warna kepada anak tanpa harus mencari-cari metode pembelajaran yang menyusahkan bagi anak. Bermain merupakan media yang amat diperlukan untuk proses berpikir karena menunjang perkembangan intelektual melalui pengalaman yang memperkaya cara berpikir anak-anak. Penyelidikan Vigotsky (dalam Montolalu, 2008), membenarkan adanya hubungan erat antara bermain dengan perkembangan kognitif. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurjanah (2014) tentang “Upaya meningkatkan konsep bentuk, warna ukuran dan pola melalui media

Gambar

Tabel 4.1 Jumlah Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel. 4.2 Distribusi Kemampuan Mengenal Bentuk, Ukuran Dan
Grafik 4.2 Kemampuan  Mengenal Bentuk, Ukuran dan Warna Pada
gambar rumah kepada anak, lalu sketsa gambar tersebut di
+6

Referensi

Dokumen terkait

1) Strategi SO (Kekuatan Peluang). Ini merupakan situasi yang menguntungkan. Petani tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kearifan lokal kemalik di masyarakat Suku Sasak Dusun Sade, Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat

6LVWHP SHPHULQWDKDQ SUHVLGHQVLDO DGDODK VXDWX SHPHULQWDKDQ GLPDQD NHGXGXNDQ HNVHNXWLI WLGDN EHUWDQJJXQJ MDZDE NHSDGD EDGDQ SHUZDNLODQ UDN\DW GHQJDQ NDWD ODLQ NHNXDVDDQ HNVHNXWLI

Variabel-variabel lainnya yang mempunyai hu- bungan positif dengan konsumsi energi (total), mo- dern, dan tradisional di daerah perkotaan adalah jumlah anggota rumah tangga, luas

Pelaksanaan yang telah dilakukan meliputi menginformasikan tentang hasil pemeriksaan dan keadaan ibu, menjelaskan tentang ketidaknyamanan trimester III,

Met de keuze voor de term ‘tot slaaf gemaakten’ in plaats van ‘slaven’ benadrukken postkoloniale onderzoekers dat het in slavernij leven van mensen geen natuurlijke toestand is

JABATAN FUNGSIONAL PENELITI DARI KEMENTERIAN/LEMBAGA PEMERINTAH NON KEMENTERIAN SIDANG TANGGAL: 25 AGUSTUS

JABATAN FUNGSIONAL PENELITI DARI KEMENTERIAN/LEMBAGA PEMERINTAH NON KEMENTERIAN YANG AKAN DINILAI OLEH PENILAI SIDANG TANGGAL: 24 MEI 2016. JABATAN PENELITI DARI