• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II MAKALAH - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penentuan Luas Lahan Berkontur dengan Bantuan Google Earth = Determination of the Contoured Land Area on the Earth by Using Google Earth

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II MAKALAH - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penentuan Luas Lahan Berkontur dengan Bantuan Google Earth = Determination of the Contoured Land Area on the Earth by Using Google Earth"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

4

BAB II

MAKALAH

Makalah Pertama

Judul : Penentuan Luas Lahan dengan Bantuan Google Earth.

Dipresentasikan pada : The 3rd Conference on Geospatial Information Science and Engineering (CGISE) dan Forum Ilmiah Tahunan Ikatan Surveyor Indonesia (FIT-ISI) 2016 yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknik Geodesi Universitas Gadjah Mada pada tanggal 27 Oktober 2016

Publikasi : Prosiding Seminar Nasional CGISE KE-3 dan FIT-ISI 2016 “Spirit Kebijakan Satu Peta Dalam Rangka Mendorong Percepatan Pembuatan Peta Desa, Peta Rencana Detail Tata Ruang, dan Pembangunan Infrastruktur”.ISBN : 978-979-98731-7-0

Makalah Kedua

Judul : Penerapan Metode Kerucut Terpancung dan Bujur Sangkar dalam Perhitungan Luas Lahan Berkontur. Menggunakan Bantuan Media Informasi Google Earth / Google Maps

Dipresentasikan pada : Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2016 yang diselenggarakan oleh Progam Studi Magister Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret pada tanggal 16 November 2016.

(2)

5

MAKALAH 1

(3)

6

PENENTUAN LUAS LAHAN DENGAN BANTUAN

GOOGLE

EARTH

Evania Nur Alivah1, Adi Setiawan2, Eko Sediyono3, Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Matematika1,2,

Program Studi Magister Sistem Informasi,Fakultas Teknologi Informasi3,

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga1,2,3

e-mail: 662013601@student.uksw.edu1, adi_setia_03@yahoo.com2,

ekosed1@yahoo.com3

Abstrak

Sistem pengukuran dan pemetaan lahan yang dilakukan saat ini masih menggunakan cara manual yaitu melakukan pengukuran luas menggunakan GPS (Global Positioning System) dengan menentukan titik – titik koordinat sebagai batas ukur. Dengan memanfaatkan media Google Earth yang telah menyediakan informasi tentang koordinat lintang dan koordinat bujur dari suatu lokasi di muka bumi akan lebih menghemat biaya, waktu dan tenaga. Metode pengukuran luas lahan yang digunakan adalah metode segitiga dan metode bujur sangkar yang dikenakan pada peta lahan tanah perkebunan Afdeling Tembir sub Sembir petak Pendowo TBM 2015 PTPN IX Getas Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Hasil perhitungan luas dilakukan dengan mengasumsikan bumi pada permukaan datar dan elipsoida dengan menggunakan metode segitiga dan metode bujur sangkar (256 buah bujur sangkar). Hasil yang didapat dengan menggunakn kedua metode berturut-turut adalah 24,1764 ha dan 24,0709 ha sehingga terdapat selisih 0,1055 ha dengan asumsi bumi itu datar, dengan asumsi bumi pada permukaan elipsoida 23,9795 ha dan 23,8747 ha mempunyai selisih 0,1048 ha .Informasi yang diperoleh dari perusahaan tersebut adalah 22,09 ha dengan metode yang digunakan oleh perusahaan tersebut menggunakan jumlah pohon karet yang ditanam pada lahan tersebut, selain itu luas rata-rata yang didapat dengan menggunakan Google Maps adalah 23,9225 ha. Perbedaan hasil perhitungan dapat disebabkan oleh penempatan titik koordinat pada Google Earth pada waktu mengklik mouse dan kuat-tidaknya signal / jaringan saat pengambilan koordinat, selain itu koordinat pada Google Earth selalu berubah dan tidak ada yang sama. Hal tersebut menyebabkan perbedaan dalam pengambilan data, sehingga menyebabkan hasil perhitungan yang berbeda pula. Di samping itu, metode yang digunakan oleh perusahaan masih sangatlah tradisional.Secara keseluruhan hasil perhitungan yang dilakukan mencapai lebih dari 100%.

(4)

7 PENDAHULUAN

Bumi sering dinyatakan dalam bentuk bola karena berbentuk bulat, namun pada kenyataannya bumi mendekati elipsoida dikarenakan jarak ekuator ke pusat berbeda dengan pusat ke kutub. Menurut Meeus (1998), bentuk muka bumi sebenarnya jauh dari keteraturan dan sulit dijelaskan dalam bentuk geometris, untuk itu disepakati bentuk muka bumi dalam geografi dan astronomi yaitu revolusi dari elipsoida. Karena permukaan bumi yang begitu kompleks maka diperlukan informasi suatu daerah atau kawasan yang berupa luas, letak astronomis, batas-batas, dan lain-lain. sehingga untuk perencanaan yang baik perlu informasi secara spasial dari permukaan bumi yang berupa peta, baik yang bersifat umum maupun tematik yang mempunyai informasi yang dibutuhkan (Aji,2014).

Informasi dari lahan atau daerah dapat dibantu dengan aplikasi Google Earth. Program ini memetakan bumi dari superimposisi gambar yang dikumpulkan dari pemetaan satelit, fotografi udara dan globe GIS (Thankachan, et al., 2013) Diharapkan dengan memanfaatkan media informasi yang tersedia akan lebih menghemat biaya, waktu dan tenaga. Dalam makalah ini, akan dipresentasikan tentang bagaimana menentukan luas lahan dengan menggunakan bantuan Google Earth dengan tanpa memperhatikan kontur tanah.

Informasi Google Earth yang berupa koordinat garis lintang dan garis bujur digunakan untuk menentukan luas dalam suatu lahan. Titik - titik yang berupa koordinat garis lintang dan bujur yang mengelilingi suatu lahan akan dihubungkan dengan poligon, sehingga dapat membentuk tanah dengan segi banyk tak beraturan.

(5)

8

Dalam makalah ini, akan dipresentasikan bagaimana menentukan luas menggunakan metode segitiga dan metode bujur sangkar pada peta lahan perkebunan karet pada Afdeling Tembir sub Sembir petak Pendowo TBM 2015 PT. Perkebunan Nasional IX Getas Kabupaten Semarang, Jawa Tengah dan hasilnya akan dibandingkan dengan informasi yang diperoleh dari perusahaan tersebut. Dalam hal ini kontur dari lahan tanah masih belum diperhatikan dalam penentuan luas.

DASAR TEORI

Google Earth

Google Earth merupakan sebuah program globe virtual yang sebenarnya disebut Earth Viewer dan dibuat oleh Keyhole, Inc. Google Earth mempermudah pengguna mencari alamat (untuk beberapa negara), memasukkan koordinat, atau menggunakan mouse untuk mencari lokasi (Thankachan, et al., 2013). selain itu Fasilitas yang dimiliki adalah data model elevasi digital (DEM) yang dikumpulkan oleh Misi Topografi Radar Ulang Alik NASA.

Google Earth memberi kemudahan dalam mengaksesnya secara grafis, selain itu terdapat fasilitas dalam Google Earth untuk menambahkan konten mereka sendiri seperti foto dan deskripsi daerah (Mohammed, et al,. 2013).

Model Bumi dalam Elipsoida

(6)

9

Didapatkan jarak antara 2 titik adalah

a : jarak pusat bumi ke ekuator, b : jarak pusat bumi ke kutub, f : error relatif (Perataan), F : rataan koordinat garis bujur G : selisih koordinat garis bujur

Poligon

Poligon merupakan serangkaian garis berurutan yang menghubungkan titik detail di lapangan dan mempunyai banyak sudut. Terdapat dua bentuk dasar poligon yaitu poligon tertutup dan poligon terbuka (Wongsotjitro, 1980).

(7)

10

bentuk poligon tertutup (segi banyak). Jika koordinat dari dua titik pada poligon telah diketahui maka dapat dihitung jarak antara kedua titik tersebut. Menurut Aryes dan Mendelson (2006) jarak P1P2 antara titik P1(x1, y1) dengan P2(x2, y2) dalam sistem

koordinat Cartesian dapat dinyatakan sebagai berikut

2 1 2 2 12 . dengan metode segitiga yaitu dengan menganggap peta lahan sebagai poligon dan membagi poligon menjadi beberapa segitiga sehingga luas poligon merupakan jumlahan luas segitiga-segitiga tersebut. Metode bujur sangkar dengan membagi lahan menjadi beberapa bujur sangkar dengan luas tiap bujur sama besar. Dalam langkah ini akan dilihat hasil perhitungan dengan mengganggap jarak lurus dan melenggkung (menggangap bumi elipsoida), yang membedakan hanya pada perhitungan menentukan jarak.

Metode Segitiga

Pada metode ini, peta lahan dianggap berbentuk poligon (segi banyak) dengan n cukup besar sehingga dapat dibagi menjadi sejumlah segitiga. Makin besar n yang digunakan akan makin mendekati luas tanah yang menjadi perhatian. Luas tanah dihitung dari luas masing-masing segitiga yang mempunyai sisi-sisi ai, bi dan ci

kemudian luas tanah dijumlahkan sehingga diperoleh (Basuki, 2011)

(8)

11

Ai : Luas segitiga dengan menggunakan rumus Heron

yaitu Ais

sa



sb



sc

dengan sa2bc a,b,c merupakan jarak antara 2

titik.

Metode Bujur Sangkar

Metode ini digunakan untuk mengukur luas lahan dengan membagi peta lahan menjadi sejumlah bujur sangkar sehingga (Wongsotjitro, 1980).

unit L P W

L 

    

2 (4)

dengan

Lunit=Lbesarn ,

W : Bujur sangkar penuh,

P : Bujur sangkar yang tidak penuh.

METODE PENELITIAN Profil data

Data diambil dari PT. Perkebunan Nasional IX Getas berupa lokasi kebun yang menjadi perhatian yaitu Afdeling Tembir sub Sembir petak Pendowo TBM 2015 yang menurut informasi dari perusahaan tersebut mempunyai luas 22,09 ha Selanjutnya, berdasarkan lokasi tersebut diambil data berupa koordinat garis lintang dan garis bujur pada lokasi yang menjadi perhatian dengan menggunakan Google Earth. TABEL 1 menyatakan titik-titik koordinat yang digunakan metode segitiga dalam menghitung luas lahan sedangkan TABEL 2 menyatakan titik-titik bujur sangkar besar yang melingkupi lahan yang menjadi perhatian.

(9)

12

Pengolahan data dibantu dengan software Microsoft Office Excel 2007. Software Microsoft Office Excel 2007 adalah salah satu aplikasi pengolah angka dalam lembar kerja spreadsheet yang dibuat oleh Microsoft. Pengolahan data dimulai dengan mencari jarak antar dua titik dengan asumsi permukaan datar dan permukaan elipsoida. Pada makalah ini menggunakan titik koordinat untuk metode segitiga sebanyak 10 titik koordinat dan 4 titik koordinat untuk metode bujur sangkar.

Tabel 1. Data titik koordinat dengan penyelesaian menggunakan metode segitiga

Titik Lintang Bujur Titik Lintang Bujur

1 -7,294441667 110,499463889 6 -7,299430556 110,500027778 2 -7,292563889 110,498886111 7 -7,300044444 110,500722222 3 -7,292230556 110,496258333 8 -7,295436111 110,502030556 4 -7,294655556 110,496986111 9 -7,299036111 110,498886111 5 -7,297169444 110,499272222 10 -7,299941667 110,500002778 Sumber : Google Earth (2016)

Tabel 2. Data titik koordinat dengan penyelesaian menggunakan metode bujur sangkar

Titik Lintang Bujur

R -7,291297222 110,495497222

S -7,300477778 110,495497222

T -7,300477778 110,486316667

U -7,291297222 110,486316667

Sumber : Google Earth (2016)

HASIL DAN PEMBAHASAN

(10)

13

Barat. Pada koordinat garis lintang, tanda negatif untuk Lintang Selatan sedangkan tanda postif untuk Lintang Utara. Data pada Tabel 1 dan Tabel 2 awalnya merupakan derajat, menit, dan detik untuk mempermudah dalam perhitungan penulis mengubah menjadi derajat desimal. Gambar 1 merupakan visualisasi lahan perhatian yang akan diselesaikan menggunakan metode segitiga dengan titik-titik koordinat sesuai dengan Tabel 1.

Ide pada metode ini dengan membagi lahan menjadi n segitiga dengan 1, 2, 3, ..., 10 merupakan titik sudut, sehingga didapatkan jarak antara titik sebagai sisi dari segitiga. Dengan memisalkan titik 1, 2, 3, ..., 10 menjadi A, B, C, ..., J kemudian disubsitusikan pada Persamaan 1 untuk asumsi bumi pada permukaan elipsoida dan Persamaan 2 untuk asumsi bumi pada permukaan datar. Didapatkan hasil pada Tabel 3 yang merupakan jarak antara dua titik.

(11)

14

Tabel 3. Jarak antara dua titik pada metode segitiga

Segitiga Sisi Datar elipsoida Jarak (meter) Segitiga Sisi Datar Jarak (meter) Elipsoida

1

a 294,5370 292,5119

5 a 103,0647 102,7088 b 218,4599 218,5462 g 558,2714 558,8248 c 433,0125 431,1125 i 638,5196 638,9699

2

a 281,5239 281,6494

6 a 532,6744 532,9357 c 433,0125 431,1125 i 638,5196 638,9699 d 276,5409 274,6193 j 306,0729 304,2522

3

a 377,8328 376,8627

7 e 134,3108 133,4846 d 276,5409 274,6193 f 211,9577 212,1191 e 304,0629 304,3832 g 265,0894 265,1641

4

a 265,0894 265,1641

8 g 80,8108 80,2565 e 304,0629 304,3832 h 56,9009 56,9620 g 558,2714 558,8248 i 103,3882 102,7088

Tabel 3 menyajikan data jarak pada 8 segitiga yang membagi lahan, untuk ilustrasi lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2. Untuk mendapatkan luas dari lahan tersebut dengan mnsubsitusikan pada Persamaan 3 sehingga hasil yang didapat untuk metode segitiga dengan asumsi pada permukaan datar 24,1224 ha dan dengan asumsi permukaan pada elipsoida sebesar 23,9795 ha.

(12)

15

Perhitungan luas dengan metode bujur sangkar menggunkan data pada Tabel 2. Ide dari metode ini adalah, berdasarkan data 4 titik terluar berbentuk bujur sangkar yang melingkupi peta lahan dan kemudian dibagi menjadi 16 atau 24, 64 atau 26 dan,

256 atau 28 buah bujur sangkar yang sama luas.

Langkah-langkah pembuatan 64 bujur sangkar tersebut digambarkan sebagai berikut :

1.Bujur sangkar terluar A dibagi menjadi 2 bagian secara horisontal dan vertikal sehingga membentuk A’.

2.Selanjutnya bujur sangkar A’ dibagi lagi menjadi dua bagian sama luas secara horisontal dan vertikal sehingga membentuk A”.

3.Langkah yang sama dilakukan terus dengan membagi dua sama luas untuk tiap bujur sangkar sehingga membentuk bujur sangkar sebanyak 2A karena A disini dibagi dengan kelipatan 2

Dari Tabel 2 didapatkan jarak antara dua titik adalah 1.017,8565 m2 untuk

permukaan bumi elipsoida dan 1.021,9748 m2 untuk permukaan datar. Didapatkan

(13)

16

Tabel 4. Hasil perhitungan dengan metode bujur sangkar

N W P Datar Elipsoida

Lunit Luas Lunit Luas

16 - 10 65277,02768 326385,1384 64751,9909 323759,9546 64 6 18 16319,25692 244788,8538 16187,9977 242819,9659

256 42 34 4079,81423 240709,0396 4046,9994 238772,9665

Informasi yang diperoleh dari PT. Perkebunan Nasional (PTPN) IX Getas adalah 22,09 ha. Dalam penentuan luas lahan PTPN IX Getas masih menggunakan cara tradisional yaitu dengan menghitung jumlah pohon karet yang ditanam pada lahan tersebut dan jarak tanam antar pohon. Dengan menggunakan Google Maps didapat rata-rata luas pada lahan tersebut selama 10 hari dengan pengambilinan titik yang sama yaitu 23,9225 ha dari 10 kali pengamatan dengan simpangan baku sebesar 0,1932 ha.

Hasil perhitungan dengan menggunakan metode segitiga adalah 24,1224 ha dengan asumsi bumi pada permukaan datar dan asumsi bumi pada permukaan

(14)

17

elipsoida sebesar 23,9795 ha. Hasil perhitungan menggunakan metode bujur sangkar dengan 256 buah bujur sangkar 24,0709 ha dengan asumsi permukaan bumi datar dan 23,8772 ha dengan asumsi permukaan bumi elipsoida.

Hasil perhitungan dengan informasi yang didapat dari Google Maps ditampilkan pada Tabel 5. Digunakan acuan Google Maps karena dari PTPN IX Getas tidak ada data valid pengukuran dari Badan Pertanahan Negara (BPN) atau belum terdapat sertifikat tanah.

Tabel 5. Prosentase hasil perhitungan terhadap acuan Google Maps

Metode Google Maps (%)

Datar Elipsoida

Segitiga 100,8 100,2

Bujur Sangkar 100,6 99,8

PTPN IX Getas 92,3

Karena dalam informasi luas lahan yang sesungguhnya tidak ada (tidak adanya sertifikat) maka luas lahan yang dijadikan acuan adalah luas dari Google Maps. Selisih pengukuran luas dengan menggunakan kedua metode dan asumsi bumi itu datar maupun melengkung serta informasi dari perusahaan secara berturut-turut 0,1999 ha; 0,0570 ha; 0,1484 ha; 0,453 ha; 1,8325 ha .

(15)

18

data pada saat sekarang akan berbeda dengan pengambilan data pada waktu yang akan datang.

Kesimpulan dan Saran

Dari hasil analisis data dan pembahasan tersebut di atas diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Semakin banyak bujur sangkar yang membagi suatu lahan akan lebih akurat hasilnya.

2.Prosentase dari informasi dari PTPN terhadap acuan Google Maps adalah 92,33 %.

3.Hasil perhitungan luas lahan PTPN menggunakan metode bujur sangkar menggunkan 256 buah bujur sangkar adalah 24,0709 ha pada asumsi permukaan bumi datar dan 23,8772 ha pada asumsi permukaan bumi elipsoida.

4.Hasil perhitungan luas lahan PTPN menggunakan metode segitiga adalah 24,1224 ha pada asumsi permukaan bumi datar dan 23,9795 ha pada asumsi permukaan bumi elipsoida.

Dalam perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan acuan luas sebenarnya dari Google Maps seluruh perhitungan mencapai lebih dari 90%. Penelitian ini juga dapat diperluas untuk menentukan luas lahan dengan bantuan Google Earth dengan memperhatikan kontur lahan.

Ucapan terima kasih

(16)

19

Daftar Pustaka

Aji, Seno., 2014, ”Kajian Penentuan Luas dengan Berbagai Metode”, Agri-tek, Vol 15, No. 2, September 2014, hal. 48-58

Aryes, Frank ; Mendelson, Elliot., 2006, “Schaum’s Outlines Kalkulus edisi keempat”,. Jakarta : Erlangga.

Basuki, Slamet., 2011, “Ilmu Ukur Tanah”. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada

Meeus,Jean. 1998. “Astronomical Algorithm 2nd ed”. USA : Williman-Bell,Inc.

Muslihun, Ilhamsyah, dan Brianorman,Yulrio., 2016, “Prototipe Aplikasi Pengukur Luas Wilayah Berbasis Android” , Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan, Vol 04

Mohammed, Athraa Hashim. 2015. “Testing Of Google Earth Coordinate Of Points In Baghdad City”. Internasional Journal Of Science & Research. Vol 04, No 12, Desember 2015, hal 357-360

Mohammed, Nagi Zomrawi., Ghazi, Ahmed., dan Mustafa, Hussam Eldin., 2013, “Positional Accuracy Testing Of Google Earth”, Internasional Journal Of Multidisciplinary Sciences And Engineering, Vol 04, No 6, Juli 2013, hal 6-9

Noor,Tanjudin; Supriyanto; Kasenda, Fientje. 2012. “Aplikasi Data Gayaberat untuk Pemetaan Geoid dengan Metode Remove – Restore di Wilayah Selat Sunda & Sekitarnya”. Depok : Universitas Indonesia

Subki F, Mulkhan ; Sumaryanto, Edy. 1981. “Ilmu Ukur Wilayah” . Jakarta : Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.

Thankachan, Briju., Franklin., dan Teresa., 2013, “Impact of Google Earth on Student Learning”, International Journal of Humanisties and Social Science, Vol 03, No 21, Desember 2013, hal 11-16

(17)

20

(18)

21

MAKALAH 2

Penerapan Metode Kerucut Terpancung dan Bujur

Sangkar Dalam Perhitungan Luas Lahan Berkontur

Menggunakan Bantuan Media Informasi

Google Earth/Google

(19)

22

Penerapan Metode Kerucut Terpancung

dan Bujur Sangkar dalam Perhitungan

Luas Lahan Berkontur

Menggunakan Bantuan Media Informasi

Google Earth/Google

Maps

Evania Nur Alivah

1

, Adi Setiawan

1

, Eko Sediyono

2

1Progam Studi Matematika (Fakultas Sains dan Matematika,

Universitas Kristen Satya Wacana)

2Progam Studi Magister Sistem Informasi (Fakultas Teknologi Informasi,

Universitas Kristen Satya Wacana) 662013601@student.uksw.edu

Abstrak— Makalah ini membahas tentang perhitungan luas lahan dengan memperhatikan kontur pada Pulau Gili Trawangan di NTB dan lahan PT Perkebunan Nasional (PTPN) IX Getas dengan asumsi menggunakan Euclid pada permukaan bumi datar dan pada permukaan elipsoida menggunakan metode kerucut terpancung dan metode bujur sangkar. Hasil perhitungan menggunakan metode kerucut terpacung diperoleh 356,4557 ha dan 352,734 ha untuk pulau Gili Trawangan sedangkan untuk lahan PTPN diperoleh 28,1444 ha dan 27,9325 ha. Metode bujur sangkar diperoleh hasil 349,6237 ha dan 349,5990 ha untuk pulau Gili Trawangan sedangkan 25,6006 ha dan 25,5468 ha untuk PTPN. Informasi yang didapat dari PTPN IX Getas luas lahan karet adalah 22,09 ha dan dari Direktorat Jendral Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kementrian Kelautan dan Perikanan luas pulau ±340 ha. Informasi Google Maps 23,9225 ha untuk kebun karet dengan standar deviasi 0,1932 ha untuk pulau Gili Trawangan didapat 346,0451 ha dengan standar deviasi 0,7840 ha. Hasil perbandingan antara perhitungan dan acuan diperoleh lebih dari 100%. Perbedaan hasil perhitungan dapat disebabkan oleh penempatan titik koordinat pada Google Earth pada waktu mengklik mouse dan kuat-tidaknya signal / jaringan saat pengambilan koordinat, selain itu koordinat pada Google Earth selalu berubah dan tidak ada yang sama serta luas daerah observasi. Hal tersebut menyebabkan perbedaan dalam pengambilan data, sehingga menyebabkan hasil perhitungan yang berbeda pula.

(20)

23 PENDAHULUAN

Bumi merupakan sebuah planet yang sering digambarkan sebagai bola. Pada dasarnya bumi lebih cenderung berbentuk bulatan ceper yang tertekan pada kutub-kutubnya atau biasa disebut ellipsoida, jari–jari bola selalu konstan di semua permukaan bola, namun jari–jari bumi atau lebih tepatnya jarak dari permukaan ke pusat bumi tidak sama di semua tempat. Jarak dari permukaan ke pusat bumi mencapai nilai maksimum di ekuator (garis katulistiwa) dan minimum di kutub sehingga menyebabkan bumi meyerupai elipsoida (Meeus, 1998).

Pada dasarnya topografi di bumi tidak rata (berkontur) mempunyai ketinggian dan kemiringan yang berbeda sehingga mempengaruhi saat perhitungan suatu luas wilayah. Dalam menghitung luas suatu wilayah dengan memperhatikan kontur menggunakan bantuan Google Earth. Google Earth merupakan media penyedia informasi berupa koordinat garis lintang dan garis bujur digunakan untuk menentukan luas suatu lahan. Progam ini memetakan bumi dari superimposisi gambar yang dikumpulkan dari pemetaan satelit, fotografi udara dan globe GIS (Thankachan ,et al., 2013). Diharapkan dengan memanfaatkan media informasi yang tersedia akan lebih menghemat biaya, waktu dan tenaga.

Ada beberapa metode dalam penentuan luas, tergantung siapa yang memakai dan alat yang digunakan. Dalam pengukuran tidak ada yang paling akurat, dikarenakan tingkat ketelitian alat dan manusia yang menggunakan (Aji, 2014). Metode yang digunakan merupakan metode kerucut terpancung dan metode bujur sangkar. Pada paper sebelumnya penulis telah melakukan penelitian pada lahan kebun karet yang sama menggunakan metode segitiga dan bujur sangkar, namun dengan mengabaikan ketinggian dari lahan yang menjadi obyek (Alivah, et al., 2016).

(21)

24

Dalam makalah ini akan dipresentasikan bagaimana menentukan luas menggunakan metode kerucut terpancung dan metode bujur sangkar pada peta lahan perkebunan karet pada Afdeling Tembir sub Sembir petak Pendowo TBM 2015 PT. Perkebunan Nasional IX Getas Kabupaten Semarang, Jawa Tengah dan Pulau Gili Trawangan, Nusa Tenggara Barat dengan data koordinat titik diambil dari Google Earth atau Google Maps.

METODE PENELITIAN

Dalam pasal ini akan dibahas tentang kontur, perhitungan luas dengan metode kerucut terpancung dan metode bujur sangkar, dan data yang diperlukan dalam penelitian. Seperti pada makalah sebelumnya yang ditulis oleh penulis, makalah ini juga menggunakan bantuan Google Earth, model bumi dalam elipsoida dan poligon. Google Earth merupakan progam tiruan bumi dibuat oleh Keyhole, yang mempunyai informasi letak lokasi dalam koordinat garis lintang dan garis bujur memiliki data model elevasi ssssdigital (DEM) yang dikumpulkan oleh Misi Topografi Radar Ulang Alik NASA (Alivah, dkk., 2016). Dalam penentuan luas dengan data yang diperoleh merupakan titik maka dalam menetukan jarak antara dua titik koordinat itu terdapat dua asumsi dengan Euclid pada bidang datar dan Euclid pada permukaan ellipsoida.

Menurut Aryes dan Elliot (2006) jarak Euclid dari (x1,y1) dan (x2,y2) ditulis

sebagai

= ( ) + ( ) (1)

kemudian dikalikan dengan circumference bumi 40.075.017 m dan 1/360 untuk mendapatkan jarak dalam meter. Menurut Meeus (1998) jarak antara dua titik pada permukaan bumi dengan menganggap bumi berbentuk elipsoida didapatkan dengan rumus

= 1 + sin cos cos cos (2)

(22)

25

=298,257 ; = 6378140; = 6356755,1

= +2 ; = 2 ; = 2 ,

=sin2 cos2 +cos2 sin2 ,

=cos2 cos2 +sin2 sin2 ,

tan ω= ; =√ ; = 2 , dengan dalam radian

=3 2 1; =3 + 12 ,

a : jari-jari bumi pada ekuator,

b : jari-jari bumi pada kutub,

f : error relatif (perataan).

Penentuan luas suatu lahan lebih dipermudah dengan menggunkan bantuan poligon. Poligon merupakan serangkaian garis berurutan yang menghubungkan titik detail di lapangan dan mempunyai banyak sudut , selain itu untuk lahan yang tidak beraturan dapat didekati dengan suatu poligon tertutup (Alivah.dkk., 2016) dalam penentuan luas penulis menggunakan Heron Euclid

s as bs c

s

L    (3)

dengan

= + +2

(23)

26

adalah panjang sisi dari segitiga sferik pada luasan bola yang berjari r yang terletak berturut dihadapan titik sudut A, B, C. maka luasnya.

Garis kontur adalah garis khayal di lapangan yang menghubungkan titik dengan ketinggian yang sama atau garis kontur adalah garis kontinyu di atas peta yang

(24)

27

memperlihatkan titik-titik diatas peta dengan ketinggian yang sama (Purwaamijaya, 2008). Dengan kata lain titik titik pada satu garis tersebut mempunyi ketinggian yang sama atau kontur merupakan proyeksi daerah dari tiga dimensi kedua dimensi sesuai dengan Gambar 2.

B. Perhitungan Luas

Perhitungan luas lahan dapat menggunakan beberapa metode, diantaranya metode kerucut terpancung dan metode bujur sangkar. Metode kerucut terpancung merupakan metode aplikasi dari metode segitiga. Metode segitiga merupakan metode dengan membagi lahan menjadi beberapa segitiga, sedangkan untuk metode bujur sangkar dengan membagi lahan menjadi beberapa bujur sangkar sama banyak (Alivah, et al., 2016).

a. Metode Kerucut Terpancung

Pada metode ini penulis mengasumsikan garis-garis kontur yang membagi suatu lahan yang membentuk kerucut terpancung. Dalam perhitungan luas lahan menggunakan metode ini, penulis hanya memanfaatkan luas dari selimut kerucut.

= ( + ) (4)

dengan  = 3,14

R = Jari-jari luar r = Jari-jari dalam a = Panjang kemiringan

Gambar 3 merupakan ilustrasi daerah kontur di suatu lahan dengan t (ketinggian) telah diketahui. Karena daerah permukaan kontur tidak berbentuk lingkaran sempurna, sehingga menyebabkan jarak dari titik pusat ke titik batas kontur tidak sama panjang yang merupakan jari-jari. Dalam penentuan luas menggunakan metode kerucut maka jari – jari diambil rata-rata dari jarak titik pusat ke titik batas kontur.

(25)

28

, = (5)

dengan R1 = r dan R2 = R merupakan jari-jari pada kontur atas dan kontur

bawah. Untuk mencari panjang daerah yang miring digunakan persamaan berikut.

= ( ) + ( ) (6)

dari Persamaan 5 dan Persamaan 6 disubsitusikan ke Persamaan 4 untuk mendapatkan luas dari lahan yang mempunyai ketinggian (t) dengan sisi miring (lahan beda kontur yang diasumikan miring) α.

Dalam hal menentukan jari-jari rata-rata dari suatu permukaan kontur dengan mencari luas permukaan kontur. Pada metode ini luas dari tiap kontur dibawa ke bentuk lingkaran untuk mendapatkan jari-jarinya. Penentuan luas permukaan kontur lebih mudah diselesaikan dengan menggunakan metode poligon. Metode poligon ini menganggap bahwa kawasan/daerah yang akan dihitung luasnya sebagai poligon dengan

titik-GAMBAR 3 ILUSTRASI KERUCUT TERPANCUNG (ATAS), DAERAH KONTUR YANG DIASUMSI BERBENTUK KERUCUT TERPANCUNG

(26)

29

titik sudutnya berada pada batas kawasan, didapatkan luas dari kawasan tersebut merupakan jumlahan dari segitiga yang membagi melingkar. Luas daerah dapat didekati dengan luas poligon sebagai jumlahan n segitiga dengan satu titik adalah titik pusat dan 2 titik sudutnya merupakan titik sudut poligon. Pendekatan akan makin baik jika n membesar (Setiawan, et al., 2016) untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.

Hal pertama dalam penerapan metode pada menghitung suatu luas lahan berkontur adalah menetukan koordinat dan titik pusat sesuai dengan Gambar 4. Koordinat pada lahan yang akan dihitung merupakan Pulau Gili Trawangan pada ketinggian 60 mdpl (meter di atas permukaan laut) dan pada 40 mdpl ditampilkan pada Tabel 1 dengan area yang menjadi penelitian ditampilkan pada Gambar 5.

TABEL 1. DATA KOORDINAT PULAU GILI KONTUR 40 MDPL DAN 60 MDPL

Titik Lintang KONTUR 40 mdplBujur Lintang KONTUR 60 mdplBujur

Pusat (P) -8,3556 116,0355 -8,3556 116,0355 1 -8,3550 116,0354 -8,3543 116,0352 2 -8,3545 116,0363 -8,3534 116,0370 3 -8,3550 116,0366 -8,3543 116,0378 4 -8,3557 116,0366 -8,3558 116,0376

(27)

30

5 -8,3566 116,0358 -8,3572 116,0359 6 -8,3569 116,0346 -8,3580 116,0339 7 -8,3559 116,0349 -8,3564 116,0340 8 -8,3555 116,0350 -8,3555 116,0343

Dari data pada Tabel 1 dapat dihitung jarak antara titik-titik pada garis kontur ke pusat dengan asumsi pada permukaan datar dan pada permukan elipsoida. Perhitungan jarak dengan asumsi permukaan datar diselesaikan menggunakan Persamaan 1, jarak pusat ke 1 pada 60 mdpl P(-8,3556;116,0355) ; 1 (-8,3550;116,0354)

GAMBAR 5. DAERAH KONTUR 60mdpl (DALAM) (i) DAN KONTUR 40mdpl (LUAR) (ii) PULAU GILI TRAWANGAN

(28)

31

Dengan cara yang sama digunakan untuk mencari jarak antara dua titik dengan asumsi permukaan datar. Dengan asumsi permukaan elipsoida menggunakan Persamaan 2 didapatkan,

0251 permukaan elipsoida adalah 67,6985 dengan cara yang sama digunakan untuk mencari jarak antara dua titik yang lain. Hasil perhitungan jarak pada data yang didapat pada Tabel 1 disajikan pada Tabel 2.

TABEL 2. JARAK ANTARA 2 TITIK

Titik

Datar

(meter) Elipsoida (meter)

Dalam

(60mdpl) (40mdpl) Luar (60mdpl) Dalam (40mdpl) Luar P-1 67,7130 148,5187 67,6985 148,4500 P-2 151,4109 296,4110 150,8676 295,4375

P-3 139,4829 294,1026 138,3532 291,7609

(29)

32

P-5 116,2210 183,5928 116,1279 183,4918

P-6 176,0116 321,0945 175,4208 320,0722

P-7 74,6754 189,2431 74,0472 187,6943

P-8 56,7620 134,0464 56,1868 132,6429

1-2 114,6104 224,0262 113,6903 222,1424

2-3 64,9099 134,0464 64,7328 133,4300

3-4 77,9236 168,4570 77,9292 168,4379

4-5 134,0464 245,1557 133,4297 243,6255

5-6 137,6946 239,7895 136,3288 237,6128

6-7 116,2210 178,4587 116,1279 178,4641

7-8 45,8982 105,6069 45,8730 105,5029

8-2 71,2793 166,9792 70,9900 166,3553

Luas area antara kontur 60 mdpl dan 40 mdpl didapatkan dengan menjumlahkan luas segitiga yang membagi lahan kontur sesuai dengan Gambar 5. Penyelesaian luas segitiga menggunakan Persamaan 3. jarak yang telah diketahui pada Tabel 2 (P-1,P-2,1-2) untuk kontur 60 mdpl maka luas sebuah segitiga sebagai berikut.

(30)

33

dan asumsi pada permukaan elipsoida didapat luas kontur adalah 33.475,92 m2 jari-jari 103,2265 m untuk area 60 mdpl. Dengan cara yang sama

pula digunakan untuk menentukan jari-jari rata-rata pada kontur berikutnya didapatkan 201,9070 m dan 200,8469 m untuk daerah 40 mdpl. dengan selisih ketinggian pada kontur adalah 20mdpl. Subsitusikan jari-jari yang telah didapat pada Persamaan 6 dan untuk mendapatkan luas lahan pada Persamaan 6 disubsitusi ke Persamaan 4 yaitu.

100,153

sehingga diperoleh luas 96.178,5612 m2 untuk asumsi permukaan datar dan

95.191,3083 m2 untuk asumsi permukaan elipsoida.

b. Metode Bujur Sangkar

Metode ini digunakan untuk mengukur luas lahan dengan membagi peta lahan menjadi sejumlah bujur sangkar sehingga luas daerah yang dicari dapat dihitung (Wongsotjitro, 1980).

unit

Dalam penelitian sebelumnya metode ini digunakan untuk menghitung luas lahan dengan mengabaikan ketinggian lahan, Lunit didapat dengan L

(31)

34

al.,2016). Metode ini dapat pula diterapkan untuk menghitung luas dengan memperhatikan ketinggian lahan. Dengan membagi selisih ketinggian dengan jumlah kotak terbanyak diantara dua garis kontur sesuai dari Gambar 4 untuk mencari kemiringan tiap kotak digunakan rumus berikut .

2 2 b m

c  (8)

cb

Lunit (9)

dengan mjt , k A b

dengantmerupakan selisih tinggi antara kontur, j merupakan jumlah kotak terbanyak yang berada dua garis kontur, k merupakan banyaknya kotak antara 2 titik secara vertikal atau horisontal, dan A merupakan panjang antara 2 titik secara vertikal atau horisontal, maka dengan demikian untuk luas tiap unit dilakukan dengan mensubsitusikan Persamaan 7 ke persamaan 8 ke Persamaan 6. Dalam area yang sama titik ujung-ujung bujur sangkar terdapat 4 yaitu (-8,35322; 116,03900),

(32)

35

Dengan menggunakan Persamaan 1 dan Persamaan 2 untuk mencari jarak, karena metode yang digunakan metode bujur sangkar sehingga jarak titik-titik yang berurutan adalah 642,3134 untuk asumsi permukaan datar, sedangkan untuk asumsi elipsoida didapatkan 642,2907. Dengan jumlah bujur sangkar yang membagi sebanyak 256, selisih ketinggian 20 m, dan

GAMBAR 6. KAWASAN YANG DISELESAIKAN MENGGUNAKAN METODE BUJUR SANGKAR PADA KETINGGIAN ANTARA 60 mdpl DAN

40 mdpl

(33)

36

Dengan cara yang sama pula diselesaiakan untuk menggunakan asumsi pada permukaan elipsoida. Hasil Perhitungan pada Gambar 6 mempunyai luas 11.0434,7293 m2 untuk permukaan datar dan 11.0426,9676 m2 untuk

permukaan elipsoida.

Data yang diperoleh merupakan data koordinat yang diambil menggunakan Google Earth. Daerah yang dijadikan penelitian adalah kawasan perkebunan karet afdeling Tembir, sub Sembir, petak Pandawa, Kab. Semarang milik PT Perkebunan Nasional IX (PTPN IX) Getas dan pulau Glili Trawangan di Nusa Tenggara Barat (NTB).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk menentukan luas kebun karet dan Pulau Gili Trawangan diusulkan menggunakan metode kerucut terpancung dan metode bujur sangkar. Kedua metode tersebut dapat dijelaskan berikut ini

GAMBAR 7. DAERAH OBSERVASI (i) PULAU GILI TRAWANGAN (ii) KEBUN KARET

(34)

37

A. Metode Kerucut Terpancung

Metode ini mengganggap bahwa kawasan daerah kontur yang mempunyai ketinggian yang lebih tinggi menjadi tutup, yang lebih rendah sebagai alas dan selisih ketinggian menjadi tinggi dari kerucut terpancung sesuai dengan Gambar 2. dapat disimpulkan untuk mencari rata-rata panjang jari-jari dapat digunakan Persamaan 6. Hasil perhitungan luas menggunakan metode kerucut terpancung ditampilkan pada Tabel 3.

TABEL 3. HASIL PERHITUNGAN METODE KERUCUT TERPANCUNG

Lahan Datar

(m2)

Elipsoida (m2) Pulau Gili Trawangan 3.564.557 3.527.340

Kebun Karet 281.444 279.325

Obyek yang dijadikan penelitian terdapat pada Gambar 7 (i) merupakan area Pulau Gili Trawangan di Provinsi NTB dan kebun karet di afdeing Tembir sub Sembir PTPN IX Getas Kab. Semarang. Data koordinat yang digunakan untuk menghitung sebanyak 19 titik pada 60 mdpl, 33 titik pada 40 mdpl, 43 titik pada 20 mdpl, dan 133 titik pada 0 mdpl merupakan dapa pada Pulau Gili Trawangan. 25 titik pada 600 mdpl, 36 titik pada 580 mdpl, 42 titik pada 560 mdpl, dan 53 titik pada 540 mdpl pada lahan kebun karet PTPN.

B. Metode Bujur Sangkar

(35)

38

TABEL 4. DATA KOORDINAT PULAU GILI TRAWANGAN

Area

(mdpl) Lintang Bujur

kontur 60

-8,3543 116,0374

-8,3576 116,0374

-8,3576 116,0341

-8,3543 116,0341

kontur 40-60

-8,3532 116,0390

-8,3590 116,0390

-8,3590 116,0332

-8,3532 116,0332

kontur 20-40

-8,3522 116,0401

-8,3599 116,0401

-8,3599 116,0324

-8,3522 116,0324

kontur 0-20

-8,3390 116,0507

-8,3619 116,0507

-8,3619 116,0278

(36)

39 TABEL 5. KOORDINAT KEBUN KARET

Area

(mdpl) Lintang Bujur

kontur 600

-7,2937 110,4986

-7,2955 110,4986

-7,2955 110,5003

-7,2937 110,5003

kontur 580-600

-7,2922 110,4975

-7,2965 110,4975

-7,2965 110,5018

-7,2922 110,5018

kontur 560-580

-7,2922 110,4959

-7,2994 110,4959

-7,2994 110,5031

-7,2922 110,5031

Kontur 540-560

-7,2919 110,4957

-7,3007 110,4957

-7,3007 110,5046

-7,2919 110,5046

(37)

40

yang didapat maka akan semakin teliti pula hasil yang didapatkan (Alivah,dkk., 2016). Penyelesaian pada metode ini dapat dilihat pada Tabel 5-9 dengan menggunakan Persamaan 7, Persamaan 8, dan Persamaan 9.

TABEL 5. HASIL PERHITUNGAN PULAU GILI TRAWANGAN DENGAN ASUMSI EUCLID

Area

konturr A b M c L_unit (m2) W P Luas (m2) 60 359,0053 - - - 503,4564 70 38 44.807 40-60 642,2907 40,1431 5 40,4547 1.624,0401 37 62 110.434 20-40 857,6863 53,6053 10 54,5320 2.923,3143 24 66 166.628 0-20 2544,4509 159,0282 2 159,0463 28.293,7523 98 55 3.174.365

Jumlah 3.496.237

TABEL .6 HASIL PERHITUNGAN PULAU GILI TRAWANGAN DENGAN ASUMSI ELIPSOID

Area

kontur A B M c L_unit (m2) W P Luas (m2) 60 358,9926 - - - 503,4207 70 38 44.804 40-60 642,2907 40,1431 5 40,1929 1.613,4728 37 62 110.426 20-40 857,6863 53,6053 10 53,6426 2.875,5376 24 66 166.617 0-20 2544,4509 159,0282 2 159,0407 25.291,9634 98 55 3.174.141

Jumlah 3.495.990

TABEL 7. HASIL PERHITUNGAN KEBUN KARET DENGAN ASUMSI EUCLID Area

kontur A B M C L_unit (m2) W P Luas (m2) 600 194,8091 - - - 148,2445 63 32 11.711 580-600 475,4455 29,7153 3,3 29,9017 888,5400 60 34 68.417 560-580 806,2870 50,3929 2,5 50,4549 2.542,5717 33 39 133.485 540-560 986,8472 61,6779 10 62,4833 3.853,8459 1 20 42.392

(38)

41

TABEL 8. HASIL PERHITUNGAN KEBUN KARET DENGAN ASUMSI ELIPSOID

Area

kontur A b m c L_unit (m2) W P Luas (m2) 600 194,8038 - - - 148,2364 63 32 11.710 580-600 475,4327 29,7145 3,3 29,9009 888,4923 60 34 68.413 560-580 806,2652 50,3915 2,5 50,4535 2.542,4343 33 39 133.477 540-560 986,8206 61,6762 10 61,7087 3.805,9639 1 20 41.865

Jumlah 255.468

Dari data yang telah diperoleh berdasarkan dua metode dan dua asumsi mengenai bumi didapat selisih perhitungan, begitu pula dengan data yang diambil dari Google Maps dan informasi dari perusahan PT Perkebunan Nasional (PTPN) IX Getas untuk luasan Perkebunan Karet di afdeling Tembir sub Sembir petak Pandawa TBM 2015 serta informasi dari Direktorat Jendral Kelautan,Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kementrian Kelautan dan Perikanan untuk luasan pulau Gili Trawangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Hasil data yang diperoleh dari Google Maps dengan pengambilan secara berkala selama 10 hari berturut-turut dengan titik yang sama didapatkan rata-rata 23,9225 ha untuk kawasan kebun karet dan 345,9783 ha untuk pulau Gili Trawangan.

(39)

42

TABEL 9. PRESENTASI HASIL PERHITUNGAN TERHADAP ACUAN

Lahan Metode

Prosentase (%)

Google Maps Informasi

Datar Ellips Datar Ellips

Gili

Trawangan

Kerucut Terpancung 103 101 104 103

Bujur Sangkar 101 101 102 102

Kebun Karet Kerucut Terpancung 117 116 127 126 Bujur Sangkar 107 106 115 115

Dengan standar deviasi untuk luas dari Google Maps pada lahan kebun karet 0,1932 ha dan 0,7840 ha untuk luas pulau Gili Trawangan. Hasil yang didapat untuk perhitungan Pulau Gili Trawangan dengan acuan Google maps dan Informasi sudah cukup bagus karena hasil perhitungan kurang dari 5% dengan kedua metode dan asumsi. Hasil perhitungan untuk lahan kebun karet hasilnya melebihi 5% ini disebabkan karena luas lahan yang sempit dan batas lahan memotong kontur, dengan informasi yang didapat dari PTPN perhitungan lebih dari 14% dikarenakan dalam perhitungan luas perusahaan hanya menghitung jumlah pohon yang ditanam sehingga tidak ada acuan yang tepat untuk lahan tersebut. Prosentase perhitungan luas wilayah / lahan melebihi 100% karena menggunkan residual yaitu menganalisis data sampel dengan pembanding acuan merupakan nilai dugaan (predicted value).

Dapat pula untuk menghitung luas suatu kawasan atau lahan pada permukaan elipsoida menggunakan pendekatan luasan kawasan pada permukan bola dengan geometri sferik (Sangadji, 2009). Rumus Heron sferik ini tidak dapat diterapkan pada lahan yang sempit dan yang selisih koordinat tidak lebih dari 1 derajat. Sehingga dalam penelitian ini penulis menggunakan formula Heron Euclid Persamaan 3.

(40)

43

atau kemiringannya, akan semakin besar tingkat kesalahan pada kemiringanya, dan apabila permukaan semakin datar maka tingkat kesalahan semakin kecil (Yunita, dkk., 2013). Selain itu juga ditentukan oleh ketepatan dalam mengambil posisi titik koordinat pada Google Earth pada waktu mengklik mouse dan kuat-tidaknya signal / jaringan saat pengambilan koordinat. Koordinat pada Google Earth tidaklah konstan dari waktu ke waktu dan tergantung pada posisi satelit dengan lokasi lahan pada saat itu (Mohammed, 2015), sehingga menyebabkan pengambilan data pada saat sekarang akan berbeda dengan pengambilan data pada waktu yang akan datang. Google Earth merupakan suatu media yang dapat menampilkan tempat yang sulit dijangkau, sebagai alat navigasi atau pembelajaran dengan tingkat kesalahan (error) mencapai 1500m (Becek dan Ibrahim, 2011). Metode yang digunakan juga dapat mempengaruhi perhitungan, dalam metode ini semakin banyak segitiga yang dibuat atau semakin rapat maka akan lebih akurat (Setiawan, dkk., 2016) begitu pula dengan metode bujur sangkar semakin banyak bujur sangkar yang membagi lahan hasilnya akan lebih akurat (Alivah, dkk., 2016).

SIMPULANDANSARAN

Dari hasil analisis dan pembahasan diatas tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Luas yang didapat untuk perkebunan karet di afdeling Tembir sub Sembir petak Pandawa TBM 2015 dengan menggunakan metode kerucut terpancung berdasarkan dua asumsi (permukaan datar dan permukaan ellips) adalah 28,1444 ha dan 27,9325 ha, sedangkan untuk metode bujur sangkar didapatkan hasil 25,6006 ha dan 25,5468 ha.

2. Luas didapat untuk pulau Gili Trawangan di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan menggunakan metode kerucut terpancung berdasarkan dua asumsi (permukaan datar dan permukaan ellips) adalah 356,4557 ha dan 352,7340 ha. Sedangkan untuk metode bujur sangkar didapatkan hasil 349,6237 ha dan 349,5990 ha.

(41)

44

simpangan baku sebesar 0,1932 ha dan 0,7840 ha.

Dalam perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan acuan luas sebenarnya dari Google Maps seluruh perhitungan mendekati 100% begitu pula dengan informasi yang didapat. Perhitungan pada Pulau Gili Trawangan di NTB hasilnya sudah cukup bagus bila menggunakan acuan Google Maps dan informasi yang didapat, namun untuk lahan PTPN hasilnya cukup jauh dikarenakan tidak ada acuan yang dapat dianggap benar sehingga masih perlu dikumpulkan acuan yang lebih valid. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan

1. Menerapkan pada kontur yang tidak sederhana.

2. Menggunakan metode pendekatan penentuan luas yang lain.

3. Menerapkan pada luas lahan yang lebih luas, sehingga Heron sferik dapat diterpakan .

UCAPANTERIMAKASIH

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Indonesia untuk pendanaan penelitian dengan skema Hibah Kompetensi No. 001/K6/KL/SP/PENELITIAN /2016.

DAFTAR PUSTAKA

Aji, Seno. (2014). Kajian Penentuan Luas dengan Berbagai Metode. Agri-tek, 15(2), 48-58

Alivah, E., Setiawan, A., & Sediyono, E. (2016). Penentuan Luas Lahan dengan Bantuan Google Earth. 3rd CGISE dan FIT-ISI 2016. Yogyakarta : FT-Geodesi

Universitas Gadjah Mada.

Aryes, Frank & Mendelson, Elliot. (2006). Schaum’s Outlines KALKULUS edisi keempat. Terj. Jakarta : Erlangga.

Becek,K., & Ibrahim,K. (2011). On The Positional Accuracy of the Google Earth® Imagery. Spatial Information Processing Ipaper,(4947),1-8

Meeus,Jean.( 1998). Astronomical Algorithm 2nd ed. USA : Williman-Bell,Inc. Mohammed, A. (2015) . Testing Of Google Earth Coordinate Of Points In Baghdad

(42)

45

Purwaamijaya, I.(2008). Teknik Survei dan Pemetaan .Bandung : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Sangadji. (2009). Formula Heron : Tinjauan di Geometri Euklid dan Geometri Sferik. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Yogyakarta : FMIPA Universitas Negri Yogyakarta

Setiawan,A., Sediyono,E., & Alivah, E.(2016). The Use of Google Maps and Circle Approach Method in Land Area Measurment. Telah dipresentasikan di Seminar Internasional Conference Theory and Application of Statistic(ICTAS).19-20 oktober 2016. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Thankachan, Briju., Franklin., dan Teresa. (2013). Impact of Google Earth on Student Learning. International Journal of Humanisties and Social Science, Vol 03(21),11-16

Wongsotjitro, Soetomo. (1980). Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta : Kanisius.

Gambar

Tabel 1. Data titik koordinat dengan penyelesaian menggunakan metode segitiga
Tabel 1.
Tabel 3 menyajikan data jarak pada 8 segitiga yang membagi lahan, untuk
Tabel 4. Hasil perhitungan dengan metode bujur sangkar
+7

Referensi

Dokumen terkait

We’ll use positional or named field notation, assume that names of fields in query results are `inherited’ from names of fields in query input relations.. Database Management

The Italianization process involves a large number of heavily specialized professionals, who participate in the co-creation of the Italian edition of a US franchise: the Italian

Ibu klien mengatakan jarang membawa anaknya untuk kontrol karena sibuk dengan pekerjaanya di rumah, selama anaknya panas di rumah usaha yang dilakukan keluarga

Bab ini membahas tentang parameter-parameter yang akan disimulasikan, channel coding yang digunakan (convolutional code), modulasi dan demodulasi direct sequence

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk: menghasilkan LKS matematika SMP berbasis kontekstual dengan muatan karakter kerja keras pada materi

Hasil dari Upaya Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam meningkatkan kualitas Guru di MTs Negeri Sumberbaru Jember Selain meningkatnya kedisiplinan guru, beberapa hal yang juga

Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Nagari Tapan, Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat bahwa tindakan orang tua

Standar auditing berbeda dengan prosedur auditing, yaitu "prosedur" berkaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan "standar" berkaitan