• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karya Tulis Perpustakaan karya tulis ilmiah (3)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Karya Tulis Perpustakaan karya tulis ilmiah (3)"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dari dulu kita mengetahui, kalau sebenarnya para siswa sulit sekali untuk menerapkan prinsip disiplin dalam berbagai hal. Sikap disiplin sulit muncul jika tidak dimulai dari diri sendiri. Jika seorang siswa berdisiplin baik maka akan member dampak yang baik pula bagi keberhasilan dikemudian hari. Disiplin juga menjadi sarana dalam mendidik, dapat pula mempengaruhi, mendorong, mengendalikan, mengubah, membina, dan membentuk perilaku-perilaku tertentu sesuai dengan nilai-nilai yang ditanamkan, diajarkan, dan diteladankan. Oleh karena itu, perubahan perilaku orang termasuk prestasinya merupakan hasil dari suatu proses pembelajaran yang terencana dan informal atau otodidak. Orang yang disiplin selalu membuka diri untuk mempelajari banyak hal. Sebaiknya orang yang terbuka untuk belajar selalu membuka diri untuk belajar berdisiplin dan mendisiplinkan dirinya.

(2)

1.2 Permasalahan

Dari latar belakang di atas, penulis merumuskan permasalahan yang akan dibahas pada Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut :

1) Faktor dan hal apakah yang ikut mempengaruhi prestasi dan perilaku siswa?

2) Bagaimanakah pembentukan sikap dan perilaku seseorang dalam kedisiplinan?

3) Apa sajakah tantangan untuk pengembangan disiplin khususnya di lingkungan sekolah?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dalam rangka memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia tahun pelajaran 2013/2014.

1.4 Metode

(3)

1.5 Kegunaan

Karya Tulis Ilmiah ini ditulis dengan maksud untuk :

1) Menambah wawasan

2) Mengetahui lebih terperinci tentang disiplin 3) Menanamkan disiplin dalam diri

4) Memotivasi para siswa untuk meraih prestasi 5) Menanamkan kegigihan dalam belajar

6) Meningkatkan kedisiplinan pada siswa

1.6 Sistematika

Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dimulai dari :

1) Menentukan topik atau tema dan judul Karya Tulis

2) Mempersempit atau membatasi masalah pembahasan topik Karya Tulis

3) Merumuskan masalah dan penulisan Karya Tulis

4) Mengumpulkan bahan-bahan yang mendukung penulisan Karya Ilmiah

5) Mengkaji bahan-bahan yang terkumpul 6) Menentukan kerangka karangan

(4)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

Ada beberapa teori dalam penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :

2.1.1 Pengertian Disiplin dan Perilaku

Istilah disiplin berasal dari bahasa latin “Disciplina” yang mengarah ke kegiatan belajar-mengajar. Istilah tersebut sangat dekat dengan istilah dalam bahasa inggris “Disciple” yang berarti mengikuti orang untuk belajar dibawah pengawasan seorang pemimpin(guru). Dalam kegiatan belajar tersebut, bawahan(siswa) dilatih untuk patuh dan taat pada peraturan-peraturan yang dibuat oleh sang pemimpin(guru).

Istilah bahasa inggris lainnya, yakni discipline, berarti : 1) Tertib, taat, atau mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri, kendali diri; 2) Latihan membentuk, meluruskan, atau menyempurnakan sesuatu sebagai kemampuan mental atau karakter moral; 3) Hukuman yang diberikan untuk melatih atau memperbaiki; 4) Kumpulan atau system peraturan-peraturan bagi tingkah laku1 , dalam buku “Kiat Menuju Sukses” yang member arti atau pengenalan dari keteladanan lingkungannya. Disiplin sebagai kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari

(5)

serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan atau ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian perilaku dalam kehidupannya. Perilaku itu tercipta melalui proses binaan melalui keluarga, pendidikan dan pengalaman.

Bohar Soeharto menyebutkan tiga hal mengenai disiplin, yakni disiplin sebagai latihan, disiplin sebagai hukuman, dan disiplin sebagai pendidikan.

Sedangkan pengertian perilaku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata perilaku berarti tanggapan atau reaksi seseorang(individu) terhadap rangsangan atau lingkungan.

Menurut Sarifuddin Azwar, perilaku merupakan ekspresi sikap seseorang. Sikap itu sudah terbentuk dalam dirinya karena berbagai tekanan atau hambatan dari luar atau dalam dirinya akan muncul berupa perilaku aktual sebagai cerminan sikapnya.

2.1.2 Perlunya Disiplin

Disiplin diperlukan oleh siapapun dan dimanapun. Hal itu disebabkan dimanapun seseorang berada, disana selalu ada peraturan atau tata tertib. Jadi, manusia mustahil hidup tanpa disiplin.

(6)

Oleh karena itu, perilaku hidupnya tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku di tempat manusia berada dan yang menjadi harapan. Dalam rangka pembangunan serta kemajuan bangsa dan negara disiplin sangat berarti dan kesejahteraan bangsa pun tercapai karena warga masyarakatnya memiliki sikap disiplin yang baik.

Begitu juga dengan disiplin di sekolah. Apabila disiplin disekolah diterapkan dengan baik, konsisten dan konsekuen pasti akan berdampak positif bagi kehidupan dan perilaku siswa. Disiplin dapat mendorong para siswa secara nyata dalam praktik hidup di sekolah tentang hal-hal positif. Dengan penerapan disiplin sekolah, siswa belajar beradaptasi dengan lingkungan sekolah tersebut, sehingga muncul keseimbangan diri dalam hubungan dengan orang lain. Jadi, disiplin menata perilaku seorang siswa dalam hubungannya ditengah-tengah lingkungan sekolahnya.

Dalam hal tersebut, menurut Maman Rachman pentingnya disiplin bagi para siswa sebagai berikut :

1) Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang

2) Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya

(7)

4) Menjauhi siswa yang melakukan hal-hal yang tidak baik dan dilarang di sekolah

5) Mendorong siswa untuk melakukan hal-hal yang baik dan benar

6) Kebiasaan baik akan membuat para siswa lebih tenang akan jiwa dan lingkungannya

2.1.3 Fungsi Disiplin

Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin menjadi prasyarat dalam pembentukan sikap, perilaku dan tata kehidupan berdisplin, yang akan mengatur seseorang siswa sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja jika sudah dewasa nanti. Berikut ini akan dibahas beberapa fungsi disiplin diantaranya :

1) Menata Kehidupan Baru

Manusia adalah makhluk unik yang memliki ciri, sifat, kepribadian, latar belakang dan pola pikir yang berbeda-beda. Selain sebagai makhluk social, selalu terkait dan berhubungan dengan orang lain. Agar kepentingan individu yang satu tidak berbenturan dengan kepentingan individu lainnya, maka disiplin berguna untuk menyadarkan seseorang bahwa dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku.

(8)

Kepribadian adalah keseluruhan sifat, tingkah laku dan pola hidup seseorang yang tercemin dalam penampilan, perkataan dan perbuatan sehari-hari. Sifat, tingkah laku dan pola hidup tersebut sangat unik hingga membedakan diri yang satu dengan yang lainnya. Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh factor lingkungan keluarga, pergaulan, lingkungan masyarakat sekitar, dan lingkungan sekolah. Disiplin yang diterapkan di masing-masing lingkungan tersebut member dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik. Oleh karena itu, dengan disiplin seseorang dibiasakan mengkuti, mematuhi dan menaati aturan-aturan yang berlaku.

Kebiasaan itu lama-kelamaan masuk kedalam kesadaran dirinya sehigga akhirnya menjadi milik kepribadiannya.

Jadi, lingkungan yang berdisiplin baik sangat berpengaruh terhadap kehidupan seseorang. Apalagi seorang siswa yang sedang tumbuh kepribadiannya tentu lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tenang, tentram dan sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik.

3) Pemaksaan

Faktor yang mendorong terbentuknya kedisiplinan yaitu dorongan dari dalam (pengalaman, kesadaran, dan kemauan) dan dorongan dari luar (perintah, larangan, pengawasan, pujian, ancaman, dan ganjaran).

(9)

kesadaran diri, bermanfaat bagi kebaikan dan kemajuan diri. Sebaliknya, disiplin dapat pula terjadi karena adanya adanya paksaan dan tekanan dari luar. Misalnya, ketika seorang siswa yang kurang disiplin masuk ke suatu sekolah yang berdisiplin baik. Terpaksa ia harus menaati dan mematuhi tata tertib yang ada di sekolah tersebut. Dikatakan terpaksa, karena melakukannya bukan berdasarkan kesadaran diri, melainkan karena rasa takut dan ancaman sanksi disiplin. Disiplin yang terpaksa, bukan karena diri sendiri akan memberikan dampak tidak baik.

Siswa dapat menjadi stress, merasa kurang bebas dan mandiri, terpaksa dan hanya memenuhi keinginan pihak lain saja.

Jadi, disiplin dapat berfungsi sebagai pemaksaan kepada seseorang untuk mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungannya.

4) Hukuman

(10)

salah. Sanksi seharusnya sebagai alat pendidikan dan mengandung unsure pendidikan. Tanpa unsur itu, jalannya hukuman tidak akan bermanfaat.

5) Menciptakan Lingkungan Kondusif

Sekolah sebagai ruang lingkup pendidikan perlu menjamin terselenggaranya proses pendidikan yang baik. Kondisi yang baik bagi proses tersebut adalah kondisi yang aman, tentram, tenang, tertib dan teratur, saling mengharagai serta hubungan pergaulan yang baik. Apabila kondisi ini terwujud, sekolah akan menjadi lingkungan kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan. Di tempat seperti itu, potensi dan prestasi siswa akan mencapai hasil optimal. Sebab, unsur-unsur yang menghambat proses pendidikan dapat diatasi dan diminimalisir oleh situasi kondusif tersebut.

Jadi, peraturan sekolah yang dirancang dan diimplementasikan dengan baik, member pengaruh bagi terciptanya sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Tanpa ketertiban suasana kondusif bagi kegiatan pembelajaran akan terganggu, begitu pula dengan prestasi belajar siswa.

(11)

Menurut Hadisubrata, disiplin dibagi menjadi tiga macam yaitu :

1) Disiplin Otoritarian

Dalam disiplin otoritarian, peraturan yang dibuat sangat ketat dan rinci. Orang yang berada dalam lingkungan disiplin ini diminta untuk mematuhi dan menaati peraturan yang telah disusun dan berlaku di tempat itu. Apabila gagal menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, akan dikenakan sanksi dan hukuman berat. Bila berhasil memenuhi peraturan pun kurang mendapat penghargaan atau hal itu sudah dianggap sebagai kewajiban, jadi tidak perlu mendapat penghargaan lagi. Disiplin otoritarian selalu berarti pengendalian tingkah laku berdasarkan tekanan, dorongan, pemaksaan dari luar seseorang. Hukuman dan ancaman kerap kali dipakai untuk memaksa, menekan, dan mendorong seseorang mematuhi serta menaati suatu peraturan.

2) Disiplin Permisif

(12)

3) Disiplin Demokratis

Disiplin Demokratis menekankan aspek edukatif dan bukan hukuman. Sanksi atau hukuman dapat diberikan kepada yang menolak/melanggar tata tertib. Akan tetapi hukuman disiplin, kepadanya diberikan pujian dan penghargaan. Dalam disiplin demokratis, kemandirian dan tanggung jawab dapat berkembang. Siswa yang patuh dan taat karena didasari kesadaran dirinya.

2.1.5 Disiplin di Sekolah

(13)

pencurian dan bentuk-bentuk penyimpangan perilaku lainnya. Tentu saja, semua itu membutuhkan upaya pencegahan dan penanggulangganya, dan di sinilah arti penting disiplin sekolah.

Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku siswa. Di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang mendidik dan mengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan para guru yang dilihat dan didengar serta dianggap baik oleh siswa dapat meresap masuk begitu penyebab perilaku siswa yang tidak disiplin, sebagai berikut :

a) Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh guru

b) Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh sekolah; kondisi sekolah yang kurang menyenangkan, kurang teratur, dan lain-lain dapat menyebabkan perilaku yang kurang atau tidak disiplin.

c) Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh siswa , siswa yang berasal dari keluarga yang broken home.

(14)

tidak atau kurang fleksibel, terlalu dipaksakan dan memberi penjelasan, diskusi dan penalaran untuk membantu siswa memahami mengapa diharapkan mematuhi dan menaati peraturan yang ada. Teknik ini menekankan aspek edukatif bukan aspek hukuman. Sanksi atau hukuman dapat diberikan kepada yang menolak atau melanggar tata tertib. Akan tetapi, hukuman dimaksud sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan mendidik. Dalam disiplin sekolah yang demokratis, kemandirian dan tanggung jawab dapat berkembang. Siswa patuh dan taat karena didasari kesaadaran dirinya. Mengikuti peraturan yang ada bukan karena terpaksa, melainkan atas kesadaran bahwa hal itu baik dan ada manfaat.

(15)

1) Teguran lisan atau tertulis bagi yang melakukan pelanggaran ringan terhadap ketentuan sekolah yang ringan.

2) Hukuman pemberian tugas yang sifatnya mendidik, misalnya membuat rangkuman buku tertentu, menterjemahkan tulisan berbahasa Inggris dan lain-lain.

3) Melaporkan secara tertulis kepada orang tua siswa tentang pelanggaran yang dilakukan putera-sekolah berkali-kali dan cukup berat.

6) Mengeluarkan yang bersangkutan dari sekolah, misalnya yang bersangkutan tersangkut perkara pidana dan perdata yang dibuktikan oleh pengadilan.

2.1.6 Pembentukan Sifat dan Perilaku

(16)

hubungan itu ada unsure pendidikan, kekuasaan, jabatan, agama, kebudayaan, atau ikatan emosional dan kekeluargaan, maka pengaruh dari kekuatan tersebut akan semakin kuat. Diantara berbagai macam faktor yang dapat membentuk sikap dan perilaku itu, Saifuddin Azwar menyebutkan faktor dominan yang mempengaruhi sikap dan perilaku antara lain adalah sebagai berikut :

1) Pengalaman Pribadi

(17)

2) Pengaruh seseorang yang dianggap penting orang yang dihormati, berwibawa atau ditakuti, dapat juga seseorang yang memiliki arti khusus untuk kita. Orang-orang seperti itu akan banyak mempengaruhi sikap dan perilaku kita. Diantara orang-orang penting tersebut adalah orang tua, teman dekat, guru, atau orang-orang yang status sosialnya lebih tinggi. Apabila orang-orang yang disebutkan diatas berbicara, member pesan, nasihat, atau teladan hidup yang baik, sangat berpengaruh pada sikap dan perilaku seseorang.

3) Lembaga Pendidikan dan Agama

(18)

4) Kebudayaan

Setiap lingkungan masyarakat mempunyai nilai budaya tertentu yang dianutnya. Manusia lahir, hidup, serta tumbuh dalam satu atau lebih nilai budaya. Nilai budaya, dimana manusia hidup dan tumbuh mempunyai pengaruh pada sikap dan perilakunya. Karena itu, budaya yang dianut atau yang ada dalam lingkungan seseorang akan memberi corak dan warna dalam sikap dan perilaku seseorang.

Jadi, sikap dan perilaku diwarnai dan dibentuk oleh berbagai macam faktor yang terjadi karena adanya pengalaman berulang-ulang atas suatu masalah tertentu. Pengalaman itu amat membekas dan memberi kesan yang tidak akan terhapus.

2.2 Disiplin dan Prestasi Belajar Siswa

Disiplin dan prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai hal atau faktor sebagai berikut.

(19)

Faktor yang menghambat prestasi dan perilaku siswa dibagi dalam dua macam. Yaitu faktor dari dalam dan dari luar. Faktor dari dalam antara lain :

1) Faktor Kesehatan

Siswa yang kesehatannya sering terganggu menyebabkan banyak waktunya untuk beristirahat. Hal itu membuatnya tertinggal pelajaran. Prestasi siswa ini kemungkinan belum dapat optimal. Karena itu, orang tua perlu memperhatikan kesehatan anak-anaknya.

2) Faktor Kecerdasan

Siswa yang tingkat kecerdasannya rendah akan menyebabkan kemampuan mengikuti kegiatan pembelajaran agak lambat. Kalau dia berada dalam kelas yang rata-rata tingkat kecerdasannya tinggi, kemungkinan akan sulit dalam mengikuti pembelajaran. Hasil yang dicapainya pun belum sampai optimal. Selain itu, kecerdasan sangat mempengaruhi cepat atau lambatnya kemajuan belajar siswa.

3) Faktor Perhatian

(20)

4) Faktor Minat

Minat adalah kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu. Apabila pembelajaran yang dikembangkan oleh guru tidak menimbulkan minat siswa atau siswa sendiri tidak mengembangkan minat dirinya dalam pembelajaran. Hal ini akan membuat siswa tidak belajar dengan sungguh-sungguh. Maka, hasil belajarnya pun menjadi tidak optimal.

5) Faktor Bakat

Bakat adalah potensi-potensi yang dimiliki seseorang yang dibawa sejak lahir. Apabila pembelajaran yang diikuti siswa tidak sesuai dengan bakat yang dimiliki, prestasi belajarnya tidak akan mencapai hasil yang tinggi.

Sedangkan, faktor dari luar antara lain sebagai berikut.

1) Faktor Keluarga

(21)

Ketiga faktor dalam keluarga tersebut kerap kali menjadi penghambat bagi prestasi belajar siswa.

2) Faktor Sekolah

Faktor sekolah terdiri dari faktor metode pembelajaran, misalnya metode yang dipakai guru kurang sesuai dengan materi, monoton, dan kurang variatif, sehingga kurang menarik dan membosankan siswa. Faktor hubungan guru dengan murid yang kurang dekat, biasanya kalau guru yang tidak disukai oleh murid, hasil belajar siswa akan menjadi kurang baik, hal itu akan mengganggu hasil belajar siswa. Faktor sarana sekolah, misalnya gedung, ruangan, meja, kursi, buku-buku, jika kurang memadai akan mengganggu hasil belajar.

3) Faktor Disiplin Sekolah

Bila disiplin sekolah kurang mendapat perhatian, dapat mengakibatkan pengaruh yang tidak baik pada proses belajar siswa. Misalnya, siswa yang tidak disiplin dibiarkan juga, maka akan menimbulkan rasa ketidak-adilan pada para siswa.

4) Faktor Masyarakat

(22)

merupakan yang paling banyak merusak prestasi belajar dan perilaku siswa.

5) Faktor Lingkungan Tetangga

Misalnya banyak pengangguran, berjudi, mencuri, minum-minuman keras dan cara berbicara yang kurang sopan. Lingkungan seperti itu dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa.

6) Faktor Aktivitas Organisasi

Bila siswa sangat potensial, banyak aktivitas organisasi, selain dapat menjunjung hasil belajar dapat juga mengganggu hasil belajar apabila siswa tidak mengatur waktu dengan baik.

2.2.2 Faktor Lain yang Mempengaruhi Prestasi dan Perilaku Siswa

(23)

Faktor yang disebabkan oleh perbuatan siswa itu sendiri antara lain sebagai berikut :

1) Teman-teman bergaul

Waktu bersama teman di sekolah rata-rata 5-6 jam sehari. Karena itu, teman bergaul di sekolah yang baik dapat memberi dorongan agar seorang siswa berubah perilakunya. Diharapkan teman dekat ini member pengaruh positif bagi seorang siswa.

2) Keyakinan Iman

Nilai-nilai ajaran agama yang didapat di sekolah, di rumah ibadah, dan di rumah, sangat dirasakan mempengaruhi sikap, pikiran, perbuatan dan perkataan. Bila siswa akan melakukan sesuatu hal, nilai keyakinan imannya ikut mempengaruhi. Apalagi bila tingkat penghayatan imannya cukup baik, hal itu sangat mempengaruhi diri dan prestasinya.

3) Orang tua

(24)

pengaruh orang tua. Disamping itu, penghayatan iman juga memberi pengaruh besar bagi perubahan perbuatan siswa. Apalagi bila iman dihayati dengan sungguh-sungguh.

Sedangkan pengaruh yang disebabkan oleh hasil belajar siswa diantarannya adalah :

1) Kecerdasan

Tingkat kecerdasan sangat penting dan dominan dalam menentukan nilai yang dicapai siswa sebagai hasil belajarnya. Kecerdasan disini berupa kecerdasan rasional (IQ). Akan tetapi, kecerdasan ternyata bukan segala-galanya. Artinya, kecerdasan baru dapat berkembang optimal bila dijunjung oleh ketertiban diri dan perilaku yang baik.

2) Usaha diri

Pelajaran yang didapatkan disekolah kadang-kadang dirasakan kurang. Oleh sebab itu perlu ditambah lagi dengan belajar di rumah. Belajar di rumah ini dapat berupa mengulangi pelajaran yang telah diterima disekolah, atau mempersiapkan diri untuk belajar esok hari atau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, atau persiapan menghadapi ulangan. Usaha diri ini terkait juga dengan kemampuan mengatur dan membagi waktu belajar dengan kegiatan lain. Apabila usaha diri ini didukung dengan waktu yang cukup, belajar yang teratur dan rajin, perhatian serta konsentrasi, usaha ini tentu akan membuahkan hasil yang baik.

(25)

Salah satu wujud usaha diri, yakni menambah pelajaran yang diterima disekolah dengan ikut bimbingan belajar, les privat atau tambahan belajar. Upaya diri ini sangat baik dan perlu dikembangkan karena berbagai macam hal.

4) Teman bergaul

Teman bergaul ini dapat berdampak baik, dan dapat pula berdampak buruk. Sebab itu, orang tua dan siswa bertanggung jawab menentukan pilihan teman bergaulnya. Siapapun yang dipilih, pilihan itu akan membawa akibat masing-masing.

5) Waktu yang cukup untuk belajar

Waktu belajar seharusnya disediakan cukup banyak pada sore atau malam hari. Kegiatan belajar membutuhkan waktu yang banyak. Bahan pelajaran tidak dipelajari sepintas saja. Waktu belajar yang cukup, bila diisi dengan baik serta didukung dengan cara belajar yang baik, hasil yang diperoleh akan baik pula.

2.3 Berbagai Tantangan Mengembangkan Disiplin Sekolah

(26)

Kalau gagasan pengembangan disiplin di sekolah muncul bukan sebagai gagasan Kepala Sekolah. Ada kemungkinan kita mengalami kesulitan dalam mengembangkan disiplin di sekolah. Kepala Sekolah menjadi kurang perhatian terhadap peningkatan disiplin dan kemajuan sekolah. Akan tetapi, bila Kepala Sekolah dapat sadar terhadap gagasan dari para guru, gagasan pengembangan disiplin di sekolah yang muncul akan diterima oleh Kepala Sekolah dapat dianggap sebagai program dan kebijakan sekolah. Diharapkan pelaksanaanya Kepala Sekolah dapat menunjuk atau membentuk tim disiplin di sekolah. Tetapi tetap di sadari, apabila Kepala Sekolah tidak terlalu tertarik dengan gagasan-gagasan tentang disiplin di sekolah, akan menjadi kendala kesulitan kita dalam mengembangkan disiplin di sekolah. 2.3.2 Kurang dukungan Guru

Dalam mengembangkan disiplin sekolah, kadang-kadang terasa juga adanya dukungan yang kurang besar dari beberapa guru. Hal tersebut muncul karena setiap guru memiliki prinsip yang berbeda-beda. Namun, hal itu harus disikapi dengan mengambil keputusan dan kesepakatan bersama.

2.3.3 Guru hanya mengajar

(27)

nilai-nilai pendidikan pada siswa. Harapannya agar para siswa selain cerdas berilmu, mereka juga memiliki hati yang berbudi pekerti luhur, bermoral baik dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa.

2.3.4 Siswa tidak jera meski telah dikenakan sanksi

Ketika disiplin sekolah yang ketat dan konsekuen dilaksanakan, pasti ada siswa yang terkena pelanggaran. Mereka yang melanggar disiplin sekolah harus bertanggung jawab dan menerima sanksi. Namun kadang sanksi disiplin yang belum mendidik belum berhasil merubah kesadaran diri dan perilakunya. Sanksi disiplin yang bertujuan mendidik dan mengajarkan serta memberi ancaman yang lebih berat lagi, seolah-olah tidak diperdulikan siswa seperti tidak jeranya siksa ditindak dengan sanksi disiplin.

2.3.5 Orang tua minta Dispensasi

(28)

2.4 Upaya Pihak Sekolah untuk Mengatasinya

Seperti diketahui, bahwa tata tertib sekolah dapat menciptakan disiplin dan orientasi akademis warga sekolah pada khususnya, dan meningkatkan capaian sekolah pada umumnya. Penggunaan tata tertib sekolah diharapkan dapat mengembangkan pola

sikap dan tingkah laku yang lebih disiplin dan produktif dari siswa.

Dengan tata tertib sekolah tersebut, siswa memiliki pedoman dan acuan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam melaksanakan kebijakan, program, dan kegiatan sekolah. Tata tertib sekolah sangat penting sebagai aturan yang harus dipatuhi oleh peserta didik. Tata tertib sekolah apa saja yang harus dibuat itu sudah barang tentu amat ditentukan adanya nasehat dari para guru tersebut, diharapka agar para siswa dapat memahami makna dari disiplin, serta dapat menerapkan dalam kehidupan sehari- hari.

(29)

Semoga nasehat dan tat etrtib yang telah diberikan oleh pihaksekolah dapat bermanfaat serta menjadipetunjuk bagi para siswa.Maka dari itu, pihak sekolah juga akan meningkatkan kedisiplinan yang ada, namun yang tidak memberatkan para siswa pada umumnya.

2.5 ara Mengatasi Lunturnya Kedisiplinan

Dalam pelaksanaan disiplin, harus berdasarkand dari dalam diri siswa. Karena tanpa sikap kesadaran dari diri sendiri, maka apapun usaha yang dilakukan oleh orang di sekitarnya hanya akan sia-sia. Berikut ini adalah pelaksanaan kedisiplinan di lingkungan sekolah.

a) Datang ke sekolah tepat waktu; b) Rajin belajar;

c) Mentaati peraturan sekolah; d) Mengikuti uapacara dengan tertib;

e) Mengumpulkan tugas yang diberikan guru tepat waktu f) Melakukan tugas piket sesuai jadwalnya;

g) Memotong rambut jika kelihatan panjang;

h) Selalu berdoa sebelum memulai pelajaran dan masih banyak lagi.

(30)

2.6 Pendapat Tentang Siswa yang Sering Melakukan Pelanggaran

Menurut pendapat beberapa siswa disekolah,kami dapat menyimpulkan beberapa pendapat itu menjadi sedikit penjabaran.Jika banyak sekali siswa-siswa yang melanggar tata tertib sekolah, itu merupakan keinginan dari dalam hati mereka yang mungkin memiliki masalah pribadi dan meluapkan perasaan mereka dengan melakukan hal-hal yang mungkin melanggar tata tertib yang yelah dibuat oleh pihak sekolah.Bisa juga siswa itu memang nekat untuk melakukan pelanggaran,karena mereka ingin mengetahui seperti apa sanksi atau hukuman dari perbuatan mereka tersebut.Mungkin juga ada teman mereka yang sedang menjaili mereka dan berakibat melanggar kedisiplinan tersebut. Bisa juga tata tertib yanga ada dinilai kurang ketat bagi siswa tersebut. Atau mungkin siswa tersebut kurang memiliki perhatian dari oarang tuanya di rumah, dan terlalu dikekang oleh orang tuanya .

Namun sebenarnya perhatian dari orang tua itu sangat di butuhkan bagi para siswa remaja seperti kalangan SMP pada umumnya.

(31)

2.7 Mengetahui Manfaat Adanya Kedisiplinan di SMP Negeri 20 Malang.

Manfaat kedisiplinan adalah membuat siswa menjadi lebih tertib dan teratur dalam menjalankan kehidupannya, serta siswa juga dapat mengerti bahwa kedisiplinan itu amat sangat penting bagi masa depannya kelak, karena dapat membangun kepribadian siswa yang kokoh dan bisa diharapkan berguna bagi semua pihak. Atau mungkin juga dapat menguntungkan pihak- pihak lain yang berada di sekitarnya.

Dengan disiplin , kita juga bisa menjadi pribadi yang lebih penyabar, sopan , santun. Apalagi jika kita sebagi orang islam , disilplin sangat menguntungka, karena dapat memudahkan kita untuk mengikuti aturan- aturan agama.

Kita juga bisa menjadi oarang yang sukses bila terbiasa hidup berdisiplin. Karena ada orang yang mengatakan, bila anda disiplin anda akan menjadi orang yang sukses dan banyak orang yang telah mencobanya.

(32)

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah strategi umum yang dianutpengumpulan data dananalisis yang diperlukan,dengan menjawab persoalan yang dihadapi ini berartimetode penelitian merupakan suatu masalah yang berdasarkan faktor empiris danobjektif untuk diuji secara ilmiah oleh siapapun. Metode yang digunakan dalam suatu penelitian ditentukan oleh sifat persoalan dan jenis data yang diperlukan. Oleh karena itu,dalam memilih metode penelitian hendaknya harus dapat dan sesuai dengan kebutuhan karena berhasiltidaknya penelitian tergantung pada sesuai tidaknya memilih dan menerapkanmetode penelitiannya.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakanmetode kualitatif yang dapat diartikan sebagai prosedur penulisan yag menghasilkan data data deskriptif kata-kata tertulis atau lisandari perilaku orang-orang yang diamati.Sedangkan penulisan karya ilmiah inibersifatdeskriptif,yaitu memberikan gambaran suatu keadaan tertentu secara rinci disertaidengan bukti.

3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian ini bertempat di SMAN 1 BOJONGSOANG,sedangkan waktu penelitian dilaksanakan mulai tanggal 15-20 November 2012.

(33)

A. Populasi

Menurut kelompok saya yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sesuai dengan permasalahan untuk menemukan jawaban dari penelitianini,maka penelitian ini mengambil populasi dari kelas XI IPS.

B. Sampel

Sampel merupakan sebagian atau wakil yang diteliti.Dalam penelitianini,peneliti mengambil sampel sebanyak 25 siswa dari kelas XI IPS.

3.4 Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer yaitu yang diperolehdari hasil angket/lembar pengisian soal.

3.5 Metode Pengumpulan Data

(34)

3.6 Analisa Data

Analisis data yang di pakai adalah jumlah persentase jawaban siswa darisetiap pertanyaan yang ada pada angket yang dibagikan, dari data tersebut di ambilkesimpulan keadaan disiplin siswa.

(35)

PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Dengan metode angket/lembar pengisian soal dari sampel sebanyak 25 siswakelas XI IPS2 di SMA Negeri1 Bojongsoang,peneliti berhasil mengumpulkan data dibawahini:

A. Pemahaman siswa tentang disiplinHasil : dari penelitian 80 % siswa memahami arti dari disiplin sememtara sisanyakurang memahaminya.

B. Sudahkah siswa menerapkan disiplin dalam kehidupan sehari-hariHasil : dari hasil penelitiam di dapat:

 Sudah menerapkannya 60 %  Sedikit/ kadang-kadang 30 %

 Belum 10%

C. Pernahkah siswa terlambat masuk ke sekolahHasil : sebagian besar siswa (70%) pernah terlambat datang ke sekolah.

(36)

E. Pernahkah siswa bolos sekolahHasil : 20% dari responden menjawab ya, dan sisanya tidak.

F. Alasan jika bolosHasil : 30 % menjawab karena iseng, 20 % menghindari salah satu mata pelajaranDan sisanya menjawab hanya mengikuti ajakan teman.

G. Pernahkah siswa ditegur langsung oleh guru saat melakukan tindakan yang dinilaikurang disiplin.Hasil : 30% menjawab sering, 50% menjawab pernah, sisanya belum pernah.H. Peringatan yang diberikan guru terhadap siswa yang dinilai kurang disiplinHasil :

30% Di tegur saja 30 % Di marahi

20 % Di laporkan kepada orang tua 15%Di Skorsing

5% Di kembalikan kepada orangtua

.I. Pernahkah pihak sekolah mengingatkan tentang pentingnya pelaksanaan disiplinHasil : semua siswa menjawab pernah. Berarti pihak sekolah selalu mengingatkansiswa tentang pentingnya kedisiplinan

(37)

penyuluhan langsung, serta penerapan peraturan yang langsung ditindak lanjutioleh kesiswaan.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

(38)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan di bab II, penulis menyimpulkan bahwa disiplin itu adalah sebagai berikut :

(39)

b) Disiplin dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Disiplin dapat juga muncul karena rasa takut, tekanan, paksaan dan dorongan dari luar dirinya.

c) Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi mengubah, membina, dan membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang sudah ditentukan atau diajarkan.

d) Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan memperbaiki tingkah laku.

e) Peraturan peraturan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran perilaku.

f) Suatu prestasi yang telah didapat adalah berdasar kepada kerja keras dan kedisplinan.

Jadi, disiplin amat sangatlah berperan sebagai salah satu cara untuk mencapai prestasi dan kesuksesan.

3.2 Kritik dan Saran

(40)

peraturan yang sudah dibuat dan ditetapkan tidak boleh dilanggar. Sekolah hanya member peraturan namun, pelanggaran yang dilakukan oleh siswa tidak diberi sanksi seperti yang sudah dituliskan dalam peraturan yang ada. Selain itu, sekolah hanya melakukan penggeledahan sesekali, sementara banyak murid yang melakukan pelanggaran disaat tidak adanya penggeledahan. Seperti membawa telepon genggam ke sekolah atau merokok dan melakukan pelanggaran lain di sekolah.

Saran yang dapat disampaikan penulis, yaitu sekolah bisa lebih meningkatkan kedisiplinan agar sekolah dapat menjadi lingkungan yang kondusif, serta pengajaran yang ada dapat ditingkatkan demi berkembangnya sekolah menuju keadaan yang lebih baik. Apalagi untuk sekolah yang sudah bergelar “Sekolah Standar Nasional”, akan lebih baik jika disiplin dapat diterapkan dengan sempurna serta tegas namun masih mempertahankan sikap bijaksana yang sudah ditanamkan dengan baik pula.

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Hamalik, Oemar. 1991. Strateg Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Prijodarminto, Soegeng. 1999. Manajemen Kelas. Jakarta : Depdiknas, Proyek Pendidikan Guru

Ramadhy, Sufyan. 2005. Bagaimana Mengembangkan Kecerdasan. Bandung: SPKN

Schaefar, Charles. 2006. Cara Mendidik dan Mendisiplinkan Anak. Jakarta: Mitra Utama

www.google.com

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, penulis berpendapat bahwa pada perusahaan ini dibutuhkan suatu sistem baru yaitu sistem penjualan yang terkomputerisasi, yang dapat membantu mengatasi masalah

[r]

kedua shot itu sebagai satu kesatuan yang utuh dan juga langsung terlihat keberlanjutan aksi bisa tetap terjaga dari 2 sambungan tersebut.. cutaway dapat digunakan untuk:

ditemukan. Jika diperlukan; nomor telepon jurnalis yang meliput berita dapat diperoleh melalui redaksi surat kabar tsb.  Via TV/Radio: catat nama stasiun TV/Radio, dan pada

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Majelis dan Sekretariat

Menetapkan : KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TENTANG PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN (RASKIN) KABUPATEN BANTUL TAHUN 2014c. KESATU :

Kiesta comel (cookies talas yang lucu/imut) adalah kue kering yang dibuat dengan menggunakan bahan dasar tepung talas yang baik untuk kesehatan.. Bahan-bahan lainnya juga terbuat

In addition, the availability of health care facilities, attitudes, behavior of health workers on the provision of health information will also support and strengthen