• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kualitatif senyawa obat fix

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis kualitatif senyawa obat fix"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS

KUALITATIF

SENYAWA OBAT

Oleh :

Hendri Wasito, S. Farm., Apt.

(2)

ZAT PEMBAWA

DALAM SEDIAAN OBAT

Pembawa

(3)

PEMISAHAN ZAT PEMBAWA ANORGANIK

Sisa pembakaran dibilas dalam air : Mengendap :

Dilarutkan dalam HCl encer : Larut :

Sisa dilarutkan dalam H2O

(4)

PEMISAHAN ZAT PEMBAWA ORGANIK

 umumnya lebih sukar dilakukan dibandingkan pemisahan

zat pembawa anorganik

 dapat dilakukan dengan teknik ekstraksi dengan

menggunakan pelarut yang sesuai atau dengan teknik SPE

 zat pembawa pokok (karbohidrat) dipisahkan dengan

menggunakan etanol setelah terlebih dahulu diasamkan dengan asam tartrat, namun amilum tidak dilakukan

dengan cara ini karena dapat menimbulkan gumpalan yang menganggu.

 Identifikasi karbohidrat (monosakarida) dapat dilakukan

(5)

IDENTIFIKASI LARUTAN PEMBAWA

larutan Titik didih identifikasi Metilen klorida 39 – 42 oC Reaksi positif dengan AgNO3,

Terjadi reduksi Cu2O dengan pereaksi fehling.

Aseton 55 -57 oC Reaksi idioform positif

Pemeriksaan golongan metilen aktif

Kloroform 59 – 62 oC Uji ion klorida positif

Terjadi reduksi Cu2O dengan pereaksi fehling.

Metanol 64 – 65 oC Setelah perlakuan awal kemudian dengan Pereaksi

schiff terbentuk warna merah

Karbontetraklor ida

76 -77 oC Tidak terjadi reduksi Cu2O dengan pereaksi fehling.

Reaksi isonitril positif

Etanol 78 oC Reaksi idioform positif

Isopropanolol 81 – 83 oC Reaksi idioform positif

Air 100 oC Dengan campuran CuSO4 berwarna biru

Asam asetat 118 – 119 oC Pereaksi FeCl3 berwarna merah

Analisis larutan pembawa dilakukan dengan destilasi dan pemisahan.

(6)

ANALISIS OBAT DALAM SALEP

1 g salep+ 30 ml eter minyak bumi

1 g salep+ 30 ml eter minyak bumi

Berbagai basa

1 g salep+ 30 ml eter minyak bumi

1 g salep+ 30 ml eter minyak bumi

Fase Air

Fase eter minyak bumi

dikocok dgn 3 x 10 ml air, kemudian dgn 3 x 10 ml H2SO4

Fase eter air

(7)

BEBERAPA GOLONGAN SENYAWA OBAT

Turunan salisilat

(Asam salisilat, Na salisilat, Salisilamida, Asetosal)

(Kafein, Theobramin, Theofilin, Aminofilin)

Turunan Pyridin

(INH, Nikotinamida, Piperazin sitrat)

Bahan lain

(Talk, Bolus alba, ZnO, Bromural, Bismut subnitrat, Ca laktat)

Golongan sulfa

(Sulfanilamid, Sulfaguanidin, Sulfathiazol, Sulfasetamida)

Lokal anastetik

(Prokain HCl, Benzokain, Lidokain)

Antibiotik

(kloramfenikol, Tetrasiklin, Hexamin, Penisilin)

Pemanis dan pengawet

(Na benzoat, Nipagin, Siklamat Na, Sakarin Na)

Alkaloida

(Papaverin HCl, Efedrin HCl, Atropin sulfat, Kodein fosfat)

Antihistamin

(CTM, Prometazin)

Vitamin

(8)

PERCOBAAN PENDAHULUAN … (1)

Identifikasi awal senyawa obat yang telah

terekstraksi yang diperiksa organoleptiknya

meliputi bentuk, bau, rasa, dan kelarutan.

Percobaan pendahuluan berupa kelarutan dalam

(9)

PERCOBAAN PENDAHULUAN … (2)

Warna

Bau

Kelarutan dalam asam dan basa

Kuning – jingga :

Hijau – kuning :

Dantron, menadion, tetrasiklin, riboflafin (fluoresensi UV), nitrofurantoin.

Rutosida

Aromatis : Menusuk : Pemijaran, karamel : Pemijaran, merkaptan : Pemijaran, amoniak :

Pelarut organik

Asam organik yang mudah menguap Gula, asam tartrat, amilum

Senyawa tiourea, sulfatiazol Ureida, asam amida, barbiturat

Larut dalam 3N NaOH (basa) :

Larut dalam 3N H2SO4 (asam) :

Asam karbonat, fenol, senyawa nitro, tiazida, sulfonamid,

(10)

PERCOBAAN PENDAHULUAN … (3)

Analisis unsur Nitrogen, Sulfur, dan Halogen

Pemeriksaan Nitrogen (Lassaigne)

Dalam tabung pijar + 20-50 g bahan + Na, dipanaskan. Sampel + Fe (II)Sulfat (dididihkan)

besi hiroksida

dilarutkan dengan 6 N HCl

warna biru

Pemeriksaan Sulfur

50 mg bahan + 1,0 ml H2O2 30% dan 2 tetes larutan

Fe(III)klorida 10 %

encerkan dengan air + 1,0 ml 3N HCl dan 1,0 ml larutan BaCl2 5 %

endapan putih BaSO4.

Pemeriksaan Halogen (Beilstein)

Bahan diletakkan pada keping tembaga lalu dibakar dengan api nyala warna hijau karena terbentuk

(11)

REAKSI GOLONGAN … (N)

 Senyawa Nitrogen terdapat dalam bentuk nitrat dan nitrit;

sebagai senyawa nitro; amin primer, sekunder, atau tersier

yang bersifat basa; sebagai amonium kuartener; golongan amin aromatik; asam amida netral; asam amino; dan dalam bentuk lain.

 Semua nitrat larut dalam air, dengan menambahkan FeSO4 dan

H2SO4 pekat terbentuk cincin berwarna coklat.

 Pemeriksaan Senyawa nitro aromatik (niklosamida,

nitrazepam, kloramfenikol)

 50 mg zat dalam 3 ml etanol 4 ml air + 200 mg Zn + 3 ml HCl

encer  dipanaskan  2 ml filtrat + 2 tetes pereaksi diazzo I + diazzo II  terbentuk endapan jingga

(12)

REAKSI GOLONGAN … (N)

 Pemeriksaan basa amin

 sampel + pereaksi mayer (suasana asam H2SO4)  endapan

kekuningan

 Pereaksi Mayer (1,35 g HgCl2 dalam 100 ml larutan KJ 5 %)

 Pemeriksaan amin alifatik primer (reaksi Senfol)

 sampel dalam etanol + karbondisulfida  dipanaskan  sisa

larutan + larutan Hg(II)klorida 5 %  bau khas ‘mustard’

 Pemeriksaan amin aromatik primer (reaksi Diazzo)

 benzokain, etakridin, PAS, prokain, dan sulfonamid.

 50 mg zat dalam 1 ml 3N HCl + 2 tetes pereaksi Diazzo I +

Diazzo II  endapan merah jingga

 Pemeriksaan amin sekunder

 zat dalam 2 ml 3N HCl (didinginkan 5oC) + 2 ml NaNO2 1 % 

(13)

REAKSI GOLONGAN … (N)

 Pemeriksaan amin alifatik primer dan aromatik (reaksi Isonitril)

 zat dalam etanol + kloroform + basa alkali (dipanaskan)

tercium bau khas isonitril

 Pemeriksaan asam amino (reaksi Ninhidrin)

 1 ml sampel netral + 2 tetes larutan ninhidrin 1 % dalam air 

dipanaskan sampai mendidih  terbentuk warna kemerahan, ungu, atau biru.

 Positif untuk efedrin, tolbutamid, antazolin, asam askorbat.

 Pemeriksaan golongan guanidin (reaksi Sakaguchi)

 1 mg zat dalam 5 ml air + 1 ml NaOH 10 % dalam 1 ml larutan

1-naftol 0,05 % dalam etanol  dinginkan pada 15oC + 3 tetes

larutan natrium hipobromit  terbentuk warna merah ungu

 larutan hipobromid (2 g NaOH dalam 7,5 ml air + 0,5 ml brom +

air sampai 10 ml)

 Pemeriksaan turunan piridin

 100 mg zat + 100 mg natrium karbonat kering  dipanaskan 

(14)

REAKSI GOLONGAN … (SENY. PEREDUKSI)

 Reaksi Fehling

 20 mg zat + campuran Fehling I dan II dipanaskan

terbentuk endapan tembaga(I) oksida berwarna merah bata

 Pereaksi Fehling I (larutan CuSO4.5H2O 7 %), Pereaksi Fehling

II (35 g Kna-tartrat + 10 g NaOH + air sampai 100 ml)

 Positif untuk : asam askorbat, isoniazid, hidrokortison,

sakarosa

 Reaksi kalium permanganat

 zat dalam air + KMnO4 0,1 % dalam air atau aseton  warna

yang semula hilang berubah menjadi coklat

 Positif untuk : asam askorbat, isonniazid, olefin

 apabila ada basa, percobaan harus dilakukan dalam suasana

asam sulfat

 Reaksi adisi dengan brom

 50 mg zat dalam 2 ml asam asetat + ditetesi air brom

apabila ada ikatan tak jenuh, warna brom hilang

(15)

REAKSI GOLONGAN … (ASAM ORGANIK, ESTER, ALDEHID )

 Pemeriksaan asam organik

 100 mg zat 6 tetes tionilklorida dipanaskan sisa kering +

1 ml hidroksilamin HCl 7 % dalam metanol yang mengandung timolftalein 0,02 %  + 2N KOH dalam metanol  warna biru

 didihkan dan dinginkan + 3 N HCl  warna biru hilang  + Fe(III)klorida 10 % + HCl  kompleks besi-hidroksamat (warna merah)

 Pemeriksaan ester (reaksi asam hidroksamat)

 50 mg zat + 1 ml hiroksilaminklorida 7 % dalam metanol 

perlakuan sama seperti pada asam organik  asam amida dan asam anhidrida memberikan reaksi yang sama

 Pemeriksaan aldehida (reaksi Schiff)

 zat dalam air + diasamkan dengan 3N HCl (pH<3) + pereaksi

Schiff  terbentuk warna merah sampai ungu

 Pereaksi Schiff (100 mg rosanilinklorida dalam 50 ml air 

(16)

REAKSI GOLONGAN … (HASIL URAIAN FORMALDEHID,

GUGUS AKTIF METILEN, IDIOFORM)

 Pemeriksaan hasil uraian formaldehida (reaksi asam

kromatopat)

 10 mg zat dalam 2 ml asam sulfat pekat + 2-3 mg natrium

kromatoprat  dipanaskan  terbentuk warna biru sampai ungu

 Positif untuk : metamizol, hidroklortiazida, indometasin

 Pemeriksaan gugus aktif metilen

 zat dalam etanol + beberapa butir kristal 1,3-dinitrobenzol +

larutan basa alkali 15 %  terbentuk warna merah

 Positif untuk : diazepam, hidromorfin, oksikodon, hidrokodon

 reaksi idioform

 10 mg zat + 2 ml 3N NaOH + air iodium dipanaskan

tercium bau idioform

 air iodium (1,0 g I2, 20 g KI, 100 ml H2O)

 Positif untuk : aseton, etanol, isopropanolol, asam laktat,

(17)

REAKSI GOLONGAN … (REAKSI BESI(III) KLORIDA,

MILLON, ASAM SULFAT TERDIAZOTASI)

 Reaksi besi (III) klorida

 5 mg zat dalam 1 ml air  netralkan dengan NaHCO3 / HCl  + 2

tetes FeCl3 1 %  terbentuk warna merah sampai ungu

 Positif untuk : hidoksi aromatik, fenol, enol, pirazolon,

fenotiazin,

 Reaksi Millon

 larutan zat + pereaksi milon dipanskan terbentuk warna

merah

 Pereaksi Millon ( 10 g air raksa dilarutkan dalam 10 g asam nitrat

berasap  diencerkan dengan 20 g air)

 Positif untuk : fenol, nipagin

 Reaksi gabungan dengan asam sulfanilat terdiazotasi

 10 mg zat dalam 1 ml 3N NaOH + asam sulfanilat + NaNO2 10 % 

terbentuk warna merah

 larutan asam sulfanilat (0,5 g asam sulfanilat + 70 ml air + 6,0 ml

6N HCl + air sampai 100 ml)

(18)

REAKSI KHUSUS … (1)

 Reaksi Murexid

 10 mg zat + 1,5 ml hidrogen peroksida + 5 tetes asam sulfat

pekat  dipanaskan sampai kering  + beberapa tetes 6N NH3

 terbentuk warna merah-ungu

 Positif untuk senyawa purin (teofilin, kofein, teobramin,

etofilin)

 Reaksi Zwikker

 10 mg zat + 10 tetes pereaksi Zwikker I + Zwikker II

terbentuk warna ungu

 Pereaksi zwikker I ( kobalt (II) nitrat 1 % dalam metanol)

 Pereaksi Zwikker II (piridin 10 % dalam metanol)

 positif untuk barbiturat, glutetimid, fenitoin, purin,

sulfanilamid.

 Reaksi Vitali-Morin

 5 mg zat + 0,5 ml asam nitrat berasap diuapkan sampai

(19)

PEMBENTUKAN WARNA PADA REAKSI VITALI-MORIN

Warna yang timbul Senyawa

Biru – ungu Merah – ungu Merah darah Merah

Merah – coklat Merah karmin tua Merah jingga

Endapan merah jingga Jingga

Endapan jingga- coklat Hijau

Ungu hijau  jingga

Atropin, Skopolamin-N-butilbromida Tetrakain, Strikhnin, Amitriptilin

Bamipin, Imipramin, Asam mefenamin Niklosamida, Fenprokumon, Desipramin

Antazolin, Alprenolol, Trimetropim, Warfarin Propifenazon, Tolbutamida

Fisostigmin, Parazin, Promazin Asam salisilat, Salisilat

Prometazin, Klorpromazin, Karbokromen Fenoksimetilpenisilin

(20)

REAKSI KHUSUS … (2)

 Senyawa kompleks berwarna dengan krompentoksida yang larut

dalam benzol

 10 mg zat dalam air + 5 tetes #N asam sulfat + 1 ml

hidrogenperoksida 3 % + 0,5 ml 0,1 N kalium bikromat + 1 ml benzol  dikocok  lapisan benzol berwarna biru-ungu

 Positif untuk pilokarpin, fenazon, pentetrazol, propifenazon,

klortimazol

 Senyawa kompleks berwarna dengan larutan tembaga sulfat dalam

basa alkali

 10 mg zat dalam 1 ml air + 3 tetes HCl + 5 tetes CuSO4 2 % + 1 ml

3N NaOH (sampai basa)  terbentuk warna biru sampai ungu

 Positif untuk etanolamin, asam amino, beberapa sulfonamida

 Reaksi steroida

 zat dalam 2 ml kloroform + 3 ml asam sulfat pekat  lapisan

kloroform berwarna merah (Reaksi Salkowski)

 zat dalam 2 ml kloroform + 10 tetes asam asetat anhidrida + 2

(21)
(22)

CONTOH ANALISIS OBAT …(1)

Parasetamol Sulfametoksazol

 Golongan analisis : 1A, IV

 Pemerian : bubuk putih, tak berbau,

rasa pahit

3). reaksi positif dengan asam

sulfanilat terdiazotasi

4). Parasetamol mereduksi pereaksi

Tollens

 Golongan analisis : IA (II)

 Pemerian : bubuk kristal putih

sampai kuning-putih, tak berbau, mula-mula tak berasa lalu agak pahit.

 Kelarutan : air (tak larut), etanol

(1: 20), aseton (1 : 5), eter (tak larut), kloroform (tak larut)

 Pemeriksaan kualitatif :

1). Reaksi diazzo positif

(23)

CONTOH ANALISIS OBAT …(2)

Diazepam Nikotinamid

 Golongan analisis : 1B, II

 Pemerian : bubuk kristal tak

berwarna, rasa agak pahit

 Kelarutan : air (1:350), etanol (1 :

20), aseton (1 : 5), eter (1:50), kloroform (1:5)

 Pemeriksaan kualitatif

1). 5 mg zat + 1 ml 3N HCl

dipanaskan  timbul warna kuning lemah

 2). Reaksi terhadap gugus metilen

yang aktif  merah

 Golongan analisis : V (II, IV)

 Pemerian : bubuk kristal tak berwarna,

rasa pahit.

 Kelarutan : air (1:1), etanol (1: 2),

aseton (1 : 20), eter (tak larut), kloroform (1 : 900)

 Pemeriksaan kualitatif :

 1). 100 mg zat + 5 ml 6N NaOH dipanaskan  terbentuk amoniak  2). 100 mg zat + 100 mg natrium

karbonat  dikeringkan  tercium bau piridin

3). 1 bagian zat + 2 bagian

2,4-dinitroklorbenzol  dilebur dan larutkan dalam 2 ml 0,5 N etanol-KOH 

terbentuk warna merah tua.

(24)

HATUR NUHUN

PISAN ….

Jangan lupa untuk banyak membaca literatur yang terkait, semakin

banyak membaca maka akan

semakin banyak wawasan yang kita miliki sehingga akan lebih sistematis dalam menyelesaikan permasalahan khususnya dalam analisis dan

Referensi

Dokumen terkait