• Tidak ada hasil yang ditemukan

Revitalisasi Visi dan Karakter Bangsa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Revitalisasi Visi dan Karakter Bangsa"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

i

Revitalisasi

Visi dan Karakter

Bangsa

(4)

Revitalisasi Visi dan Karakter Bangsa Agenda Indonesia Ke Depan

Tim Perumus

Penasehat : Prof. Dr. H. A. Syafii Maarif, M.A. Prof. Dr. H. M. Din Syamsuddin, M.A. Prof. Drs. H. A. Malik Fadjar, M.Sc. Ketua : Dr. H. Haedar Nashir, M.Si. Sekretaris : Dr. H. Abdul Mu’ti, M.Ed. Anggota : dr. H. Sudibyo Markus, MBA

Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, M.A. Dr. H. Anwar Abbas, M.M. Drs. H. Said Tuhuleley Dr. Rizal Sukma

Prof. Dr. H. Edy Suandi Hamid, M.Ec. Prof. Dr. Bahtiar Effendy

Prof. Dr. H. Syafiq A. Mughni, M.A. Ir. H. M. Dasron Hamid, M.Sc. Dr. H. Muhadjir Effendy, M.AP. Prof. Dr. H. Zainuddin Maliki Prof. H. Ahmad Jainuri, M.A., Ph.D. Prof. Dr. H. Bambang Setiaji, M.S.

Dra. Hj. Siti Noorjannah Djohantini, M.M., M.Si. Prof. Dr. Hj. Masyitoh Chusnan, M.Ag.

Muhammad Fadhil Hasan, Ph.D.

Cetakan pertama, Mei 2009 Cetakan kedua, Juni 2009 Cetakan ketiga, Januari 2011 Cetakan keempat, Desember 2013

Cetakan kelima, Agustus 2015 (Edisi Muktamar Ke-47)

Diterbitkan oleh :

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dicetak oleh :

(5)

iii

PENGANTAR

Alham dulillahi Rabbil ‘Alam in. Segala puji

bagi Allah, Tuhan semesta alam. Dengan senant iasa

mengharap Ridha Allah dan berikht iar menyiarkan

risalah dakw ah Islam unt uk membangun kejayaan

bangsa, akhirnya Pimpinan Pusat M uhammadiyah

dapat menyelesaikan salah sat u amanat Tanw ir di

Bandar Lam pung t ahun 2009 yait u m erum uskan

konsep “ Revit alisasi Visi dan Karakter Bangsa: Agenda

Indonesia Ke Depan” sebagaimana t ersaji dalam buku

ini. Naskah dalam buku ini merupakan hasil kerja t im

yang dit unjuk oleh Pimpinan Pusat M uhammadiyah

atas mandat Tanw ir dan telah mendapat pengesahan

dalam Pleno Pimpinan Pusat M uhammadiyah pada

(6)

Tanw ir M uhammadiyah di Bandar Lampung

p ad a t an ggal 8 s/ d 11 Rab i u l Aw w al 1430 H

b er t ep at an t an ggal 5 s/ d 8 M ar et 2009

m en gam an at kan kep ad a Pi m p i n an Pu sat

M uhammadiyah unt uk merumuskan konsep visi dan

kar akt er b an gsa. Per u m u san ko n sep t er seb u t

m erupakan t indaklanjut dari pem bahasan dalam

sidang Tanw ir yang mengusung tema “ M embangun

Visi dan Karakter Bangsa”. Tanw ir tersebut dibuka

oleh Presiden R.I., Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono,

dan dit ut up oleh Wakil Presiden, Drs. H. M . Jusuf

Kalla, yang secara khusus m em berikan apresiasi

yang t inggi terhadap tema Tanw ir.

M u h am m ad i yah m em an d an g b ah w a

p er u m u san ko n sep vi si d an kar akt er b an gsa

m er upakan agenda pent ing dan st r at egis unt uk

melihat dan memproyeksikan masa depan Indonesia.

M uham m adiyah berpandangan bahw a Indonesia

sesungguhnya memiliki pot ensi dan peluang unt uk

menjadi bangsa dan negara yang maju, adil, makmur,

berdaulat , dan berm art abat di hadapan

(7)

v

Nam un unt uk m er aih posisi yang unggul

t ersebut memerlukan langkah-langkah perubahan

yang t erencana dan sist emat ik, di ant aranya melalui

st r at egi r evi t al i sasi . St r at egi r evi t al i sasi yan g

dipandang pent ing bagi per jalanan Indonesia ke

depan ialah menyangkut visi dan karakt er bangsa

sebagaimana naskah berikut ini.

Dalam naskah “ Revit alisasi Visi dan Karakt er

Bangsa: Agenda Indonesia Ke Depan” ini t erkandung

pokok-pokok pikiran tentang (1) penegasan kembali

cit a-cit a nasional ke dalam visi kebangsaan, (2)

i d en t i f i kasi p er m asal ah an f u n d am en t al d al am

bidang-bidang st r at egis bangsa, (3) agenda dan

st rat egi perubahan melalui revit alisasi, (4) kualit as

m anusia Indonesia yang berkarakt er kuat sebagai

pelaku dan sasaran perubahan dalam pembangunan

yang sist emik, dan (5) prasyarat kemajuan dalam

mewujudkan visi dan pembangunan karakt er bangsa.

Kami berharap naskah “ Revit alisasi Visi dan

Karakt er Bangsa: Agenda Indonesia Ke Depan” ini

menjadi sumbangan pemikiran yang berharga unt uk

(8)

sempurna. Akhirnya semoga Allah SWT senant iasa

melimpahkan berkah-Nya unt uk bangsa t ercint a ini.

Yogyakarta, 26 Rabiul Akhir 1430 H

22 April 2009 M

Pimpinan Pusat M uhammadiyah

Ket ua Umum, Sekret aris Umum,

(9)

vii

DAFTAR ISI

HAL JUDUL __________________________________ i TIM PENYUSUN _________________________________ ii PENGANTAR __________________________________ iii DAFTAR ISI __________________________________ vii

BAB I. PENDAHULUAN ________________________ 1

BAB II. CITA-CITA NASIONAL ___________________ 5

BAB III. PERMASALAHAN _______________________ 9

A. Politik _____________________________ 10 1. Kerancuan sistem ketatanegaraan dan

pemerintahan _____________________ 10 2. Kelembagaan negara yang tidak efektif _ 11 3. Sistem kepartaian yang tidak mendukung 12 4. Berkembangnya pragmatisme politik ___ 13

(10)

3. Kebijakan fiskal yang belum mandiri ____ 17 4. Sistem keuangan dan perbankan yang

tidak memihak _____________________ 17 5. Kebijakan perdagangan dan industri yang

liberal ____________________________ 18

C. Sosial Budaya _______________________ 18 1. Memudarnya rasa dan ikatan kebangsaan 19 2. Disorientasi nilai keagamaan __________ 21 3. Memudarnya kohesi dan integrasi sosial _ 21 4. Melemahnya mentalitas positif ________ 22

BAB IV. REVITALISASI __________________________ 23 A. Revitalisasi Politik _____________________ 28 B. Revitalisasi Ekonomi ___________________ 33 C. Revitalisasi Sosial Budaya _______________ 38

BAB V. KARAKTER BANGSA ____________________ 41

BAB VI. FAKTOR-FAKTOR STRATEGIS _____________ 49 1. Kepemimpinan Reformatif ______________ 49 2. Good Governance _____________________ 51 3. Trust atau Kepercayaan _________________ 52

(11)

1

B A B I

PENDAHULUAN

Berkat rahm at Allah Yang M aha Kuasa dan melalui perjuangan yang t idak kenal menyerah dari seluruh kekuatan rakyat , Indonesia berhasil meraih kemerdekaan pada 17 Agust us 1945. Para pendiri bangsa kem udian bersepakat m em bent uk Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dan b er f al saf ah Pan casi l a. Den gan kem er d ekaan t er b u kal ah p i n t u ger b an g u n t u k m ew u j u d kan Indonesia sebagai Negara yang merdeka, berdaulat , adil, dan makmur sebagaimana cit a-cit a nasional yang t erkandung dalam Pembukaan UUD 1945.

(12)

keagamaan. Kemajuan t ersebut juga dit andai oleh pengakuan int er nasional. St am ina spir it ual dan i n t el ekt u al b an gsa i n i t i d akl ah kal ah b i l a dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain. Namun energi yang positif itu sampai batas tertentu terbuang sia-sia kar en a ket id aksu n ggu h an d an b er b agai kesalahan kolekt if, yang terkait dengan melemahnya visi dan karakt er bangsa.

(13)

PE N D A H U L U A N ( 3

M uhammadiyah sebagai bagian yang menyat u d en gan d enyu t n ad i keb an gsaan san gat berkepent ingan unt uk melihat bangsa dan negara Indonesia mempunyai masa depan yang maju, adil, m akm ur, berdaulat , dan berm art abat di t engah-t engah pergaulan dunia yang semakin membuana. Berdasarkan kenyataan di atas Sidang Tanwir M uham-m adiyah di Bandar Lauham-m pung, 5-8 M ar et 2009, merumuskan langkah-langkah kongkret dan st rategis unt uk melakukan revit alisasi visi dan karakt er bangsa sebagaimana t erkandung dalam naskah ini.

(14)
(15)

5

B A B I I

CITA-CITA NASIONAL

(16)

dan kemerdekaan, sekaligus sebagai nilai dan arah ut ama perjalanan bangsa dan negara.

Pem b en t u kan Negar a In d o n esi a sel ai n m en en t u kan ci t a-ci t a n asi o n al j u ga u n t u k m en egaskan kep r i b ad i an b an gsa seb agai m an a t ercermin dalam Pancasila. Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan perjanjian luhur dan konsensus nasional yang m engikat selur uh bangsa. Dalam f al saf ah d an i d eo l o gi n egar a t er kan d u n g ci r i keindonesiaan yang memadukan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan (humanisme religius). Nilai-nilai t ersebut t ercermin dalam hubungan individu dan masyarakat , kerakyatan dan permusyawaratan, serta keadilan dan kemakmuran.

(17)

CI T A-C I T A NA S I O N A L ( 7

(18)
(19)

9

B A B I I I

PERMASALAHAN

Indonesia sesungguhnya memiliki modal besar untuk menjadi sebuah bangsa yang maju, adil, makmur, berdaulat , dan bermart abat . Hal it u didukung oleh sejum lah f akt a posit if yang dim iliki bangsa ini. Pertama, posisi geopolit ik yang sangat st rat egis. Kedua, kekayaan alam dan keanekaragaman hayat i.

Ket iga, jum lah penduduk yang besar. Keempat,

kemajemukan sosial budaya. Namun modal dasar dan potensi yang besar itu tidak dikelola dengan optimal dan sering disia-siakan sehingga bangsa ini kehilangan banyak momentum untuk maju dengan cepat, sekaligus menimbulkan masalah yang kompleks.

(20)

m asalah nasional yang kom pleks. Di ant aranya masalah polit ik, ekonomi, dan sosial-budaya yang m em er l u kan p r i o r i t as d an p er h at i an u n t u k keam anan dan dem okrasi. Hal ini dit andai oleh peningkatan part isipasi polit ik, kebebasan pers dan berekspresi, sert a penegakan hukum dan hak asasi manusia. Kenyataan ini telah menempatkan Indonesia sebagai negara demokrat is t erbesar set elah India dan Amerika Serikat .

M eskipun demikian, capaian-capaian di at as masih disert ai sejumlah masalah yang memerlukan penyelesaian secara sungguh-sungguh. Di ant aranya sebagai berikut :

1 . 1 . 1 . 1 .

1 . Kerancuan sistem k etatanegaraan dan pemerintahanKerancuan sistem k etatanegaraan dan pemerintahanKerancuan sistem k etatanegaraan dan pemerintahanKerancuan sistem k etatanegaraan dan pemerintahanKerancuan sistem k etatanegaraan dan pemerintahan

(21)

PE R M A S A L A H A N ( 11

yang jelas. Dalam kenyataannya, watak kesat uan dan presidensial ini dibayangi oleh praktik-praktik p o l i t i k yan g t i d ak ko n si st en . Pem b er i an kewenangan yang terlalu luas kepada daerah, kecuali bidang moneter, luar negeri, pertahanan, agam a, dan per adilan t elah m engabur kan hubungan pusat -daerah.

Per ubahan ini sem akin nam pak ket ika diberlakukan sist em pem ilihan kepala daerah secar a langsung. Dengan it u, secar a hukum , kepala daerah bertanggung jaw ab kepada rakyat pemilih. Gubernur, Walikot a, dan Bupat i t idak bertanggung jawab kepada dan bukan merupakan b aw ah an Pr esid en , ap alagi M en t er i Dalam Negeri. Dalam kont eks inilah sebenarnya sistem ket at anegaraan yang diprakt ekan cender ung m en gan u t asas f ed er al i sm e. Hal t er seb u t menganggu polakerja dan kinerja pemerintahan pusat dalam hubungannya dengan daerah.

2 . 2 .2 .

2 .2 . Kel em bag aan n eg ar a y an g t i dak ef ek t i f Kel em bag aan n eg ar a y an g t i dak ef ek t i f Kel em bag aan n eg ar a y an g t i dak ef ek t i f Kel em bag aan n eg ar a y an g t i dak ef ek t i f Kel em bag aan n eg ar a y an g t i dak ef ek t i f

(22)

yan g b er ar t i , kecu al i b esar nya p o s-p o s kem en t er i an yan g m enyu l i t kan ko o r d i n asi kebijakan. Akibat nya, pemerintah t idak berjalan secara efekt if dan efisien.

Di lembaga legislat if terjadi kesenjangan ant ara st rukt ur dan fungsi. Di sat u pihak t erdapat lembaga-lembaga sepert i DPR, DPD dan M PR. Di p i h ak yan g l ai n h an ya l em b aga DPR yan g berf ungsi sebagai pem buat Undang-Undang. M eskipun dipilih secar a langsung DPD t idak memiliki fungsi yang berart i sebagai represent asi kepent ingan daerah. Sementara it u M PR hanya memiliki fungsi t erbat as.

Di lembaga yudikat if ket idakefekt ifan lebih b er kai t an d en gan l em ah n ya ki n er j a d al am p en egakan h u ku m . M ah kam ah Agu n g d an Kej aksaan Agung beser t a j aj ar annya m asih sangat rentan terhadap upaya penyuapan. Komisi Pemberantasan Korupsi masih terkesan tebang pilih. M ahkamah Konst it usi dalam kasus t ert ent u menangani kasus di luar kew enangannya.

3 . 3 . 3 . 3 .

3 . Si st em k epar t ai an y an g t i dak m en du k u n g Si st em k epar t ai an y an g t i dak m en du k u n g Si st em k epar t ai an y an g t i dak m en du k u n g Si st em k epar t ai an y an g t i dak m en du k u n g Si st em k epar t ai an y an g t i dak m en du k u n g

(23)

PE R M A S A L A H A N ( 13

mendirikan partai yang sangat longgar. Dalam kont eks ini Indonesia merupakan sat u-sat unya negara yang memiliki jumlah part ai polit ik yang sangat banyak. Dengan t idak adanya kekuatan p o lit ik yan g d o m in an , p r o ses p en gam b ilan keput usan baik pada t ingkat eksekut if maupun legislat if seringkali m engalam i t arik m enarik kepent ingan antara kekuatan-kekuat an polit ik dalam t ingkat yang cukup t inggi. Akibat nya biaya polit ik menjadi sangat mahal, disertai kompromi-ko m p r o m i p o l i t i k yan g d i d asar kan at as kepentingan-kepentingan sempit dan mendorong t erjadinya prakt ek polit ik uang.

Sist em mult ipart ai yang sangat longgar it u berdampak pula pada rekruit men polit ik yang t idak selekt if dan t idak berkualit as. Pada akhirnya sem u a h al t er seb u t m en gh am b at p r o ses konsolidasi demokrasi dan menciderai prinsip merit okrasi.

4 . 4 .4 .

4 .4 . Ber k em b a n g n y a p r a g m a t i sm e p ol i t i k Ber k em b a n g n y a p r a g m a t i sm e p ol i t i k Ber k em b a n g n y a p r a g m a t i sm e p ol i t i k Ber k em b a n g n y a p r a g m a t i sm e p ol i t i k Ber k em b a n g n y a p r a g m a t i sm e p ol i t i k

(24)

polit ik bukan sebagai panggilan, t et api sebagai mat apencaharian. Pragmat isme polit ik t ersebut mendorong praktek-praktek kolutif antara pelaku polit ik dan pem ilik m odal. Perkem bangan ini m en i m b u l kan p er i l aku p o l i t i k yan g mengedepankan kepent ingan diri dan kelompok di atas kepent ingan bangsa dan negara.

B. Ek on om i kemajuan yang telah diraih bangsa ini. Pert umbuhan ekonomi dan rata-rat a pendapatan perkapita terus meningkat . St abilitas makro ekonomi pun semakin t er p el i h ar a. Per h at i an p em er i n t ah t er h ad ap p er so alan eko n o m i m asyarakat sem akin nyat a dengan banyak dan beragam nya skem a program ekonomi yang dit ujukan unt uk masyarakat terutama golongan menengah-bawah.

(25)

PE R M A S A L A H A N ( 15

bert umpu pada invest asi asing, ut ang luar negeri, dan konglomerasi. Kondisi demikian mengakibatkan hasil pem bangunan hanya dikuasai dan dinikm at i oleh sebagian kecil masyarakat , kesenjangan melebar, dan sendi-sendi kehidupan sosial-ekonom i nasional t umbuh t anpa akar yang kuat.

Beberapa persoalan ekonom i nasional yang m endasar dan bersifat st rukt ural adalah sebagai berikut:

1 . 1 .1 .

1 .1 . Par adi gm a ek on om i y an g t i dak k on si st en Par adi gm a ek on om i y an g t i dak k on si st en Par adi gm a ek on om i y an g t i dak k on si st en Par adi gm a ek on om i y an g t i dak k on si st en Par adi gm a ek on om i y an g t i dak k on si st en

Paradigma yang melandasi kebijakan dan program ekonom i m asih belum sepenuhnya m en gacu d an m en gan u t p ar ad i gm a perekonomian sebagaimana yang diamanahkan oleh UUD 1945. Banyak undang-undang yang bert ent angan dengan semangat dan subst ansi UUD 1945, seper t i UU M inyak dan Gas, UU M ineral dan Bat ubara, UU Penanaman M odal, dan UU Kelist rikan yang liberal dan jauh dari semangat UUD 1945, t erut ama Pasal 33.

(26)

kontraktor, terutama kontraktor asing, sementara m asyar akat sekit ar lebih banyak m ener im a dampak negat if. Pemerintah menerima manfaat yan g t i d ak seb an d i n g d en gan b i aya d an kerusakan lingkungan. Sement ara pengelolaan su m b er d aya al am t er b ar u kan j u ga m asi h m enghadapi berbagai persoalan akibat skala usaha dan infrast rukt ur yang t idak m em adai, produktifitas yang rendah, dan maraknya aktivitas ekonomi ilegal.

(27)

PE R M A S A L A H A N ( 17

St rukt ur ekonomi yang t impang tersebut menghasilkan pert umbuhan ekonomi yang t idak ber kualit as. Per t um buhan ekonom i ini lebih banyak dihasilkan dan dinikmat i oleh sekt or non-t radeable yang bersifanon-t padanon-t modal dan padanon-t teknologi, namun rendah dalam menyerap tenaga kerja. Hal ini m engakibat kan t et ap t ingginya t ingkat pengangguran dan kem iskinan, w alau ekonomi tumbuh cukup signifikan terutama dalam beberapa tahun terakhir. terutama kelompok miskin serta rentan t erhadap berbagai gejolak ekonomi. Hal ini disebabkan oleh ket ergant ungan yang besar kepada utang luar negeri dan penerimaan dalam negeri yang belum opt im al. Sebagai akibat nya, anggaran negara t i d ak b i sa b er f u n gsi secar a o p t i m al u n t u k

(28)

dan menengah. Keadaan ini diperparah oleh rejim d evi sa b eb as yan g m en gaki b at kan si st em keuangan Indonesia rentan dan peka terhadap gejolak ekonomi dan keuangan dunia. Akibat nya belum terbangun sistem keuangan dan perbankan yan g st ab i l , ko ko h , am an , d an t er p er caya, sehingga belum berfungsi optimal dalam menjaga st ab i l i t as eko n o m i m au p u n m em b er i kan pelayanan yang adil bagi semua pelaku usaha.

5 . 5 . 5 . 5 .

5 . Kebijak an per dagangan dan industr i y ang liber al Kebijak an per dagangan dan industr i y ang liber alKebijak an per dagangan dan industr i y ang liber alKebijak an per dagangan dan industr i y ang liber alKebijak an per dagangan dan industr i y ang liber al

Kebijakan perdagangan dan indust ri masih berorient asi pada liberalisasi, kurang melindungi pr oduk dalam neger i, dan kur ang m em ber i dorongan pada pencipt aan nilai t ambah. Sebagai akibat nya indust ri dalam negeri kurang memiliki daya saing dan rent an t erhadap serbuan produk impor, serta cenderung mengekspor bahan baku dan barang set engah jadi. Lebih jauh dari it u kebijakan yang ada menyebabkan pert umbuhan sekt or indust ri manufakt ur rendah.

C. C. C. C.

C. Sosi al Buday a Sosi al Bu day a Sosi al Bu day a Sosi al Bu day a Sosi al Bu day a

(29)

PE R M A S A L A H A N ( 19

p en d i d i kan t er d ap at p en i n gkat an an ggar an pendidikan, peningkatan dan pemerataan kesempatan belajar, dan peningkatan prestasi anak-anak Indonesia di t ingkat r egional dan int er nasional. Di bidang p en egakan h u ku m t er d ap at keser i u san u sah a pem berant asan korupsi yang m em baw a im plikasi pada m or alit as publik, diser t ai lahir nya pr oduk perundang-undangan yang berpihak pada hak asasi manusia, perlindungan perempuan dan anak, sert a penegakan moral. Di bidang kehidupan beragama semakin meluas iklim dan kesadaran unt uk hidup rukun dalam kemajemukan. Dalam hubungan sosial m asi h cu ku p ku at b u d aya go t o n g r o yo n g d an semangat kebersamaan sebagaimana dit unjukkan ket ika menghadapi bencana alam.

M eski p u n d em i ki an , m asi h b an yak p er m asal ah an so si al -b u d aya yan g p er l u mendapat kan pemecahan yang serius, di ant aranya sebagai berikut :

1 . 1 .1 .

1 .1 . Mem u dar n y a r asa dan i k at an k eban gsaan Mem u dar n y a r asa dan i k at an k eban gsaan Mem u dar n y a r asa dan i k at an k eban gsaan Mem u dar n y a r asa dan i k at an k eban gsaan Mem u dar n y a r asa dan i k at an k eban gsaan

(30)

m asi h b er kem b an g seb agai d am p ak d ar i kebebasan polit ik yang berlebihan dan fakt or eko n o m i . Sem en t ar a apat i sm e d an individualisme, yang melunt urkan nasionalisme t er j ad i aki b at gl o b al i sasi yan g m en d o r o n g penet rasi budaya asing yang t idak t er kelola dengan baik. Kebebasan polit ik yang berlebihan juga melahirkan egoisme dan oportunisme politik d i kal an gan el i t e m au p u n m assa yan g d i t u n j u kkan d en gan p er i l aku yan g l eb i h m en gu t am akan kep ent i n gan p ar t ai p o l i t i k daripada kepent ingan bangsa. Faktor ekonomi d ap at m en d o r o n g p r i m o r d i al i sm e yan g m em u d ar kan n asi o n al i sm e t er kai t d en gan perilaku keserakahan pihak yang diunt ungkan secara ekonomi sehingga cenderung t idak peduli pada masa depan bangsa dan rasa ket ert indasan pihak yang dirugikan sehingga cenderung t idak percaya t erhadap negara.

(31)

PE R M A S A L A H A N ( 21

2 . 2 .2 .

2 .2 . Di sor i en t asi n i l ai k eagam aan Di sor i en t asi n i l ai k eagam aan Di sor i en t asi n i l ai k eagam aan Di sor i en t asi n i l ai k eagam aan Di sor i en t asi n i l ai k eagam aan

Kehidupan beragama masih dihadapkan p ad a p ar ad o ks an t ar a m ar akn ya sem an gat keagamaan dengan kecenderungan sikap hidup p er m i si f, m at er i al i st i k, d an seku l er yan g ber law anan dengan nilai-nilai luhur agam a. Semangat keagamaan pada sebagian masyarakat tereduksi dalam formalisme yang kering makna spirit ual dan moral. Terdapat gejala lain ket ika dakw ah sering menjadi komoditas hiburan dan polit ik yang mengaburkan fungsi ot ent ik agama.

Di sam p i n g i t u keb er agam aan b el u m sepenuhnya berfungsi sebagai fakt or int egrat if dalam mewujudkan kerukunan, kebersamaan, dan b u d aya ant i keker asan d al am ko n f i gu r asi kemajemukan bangsa.

3 . 3 .3 .

3 .3 . Mem u dar n y a k oh esi dan i n t egr asi sosi al Mem u dar n y a k oh esi dan i n t egr asi sosi al Mem u dar n y a k oh esi dan i n t egr asi sosi al Mem u dar n y a k oh esi dan i n t egr asi sosi al Mem u dar n y a k oh esi dan i n t egr asi sosi al

(32)

perilaku menyimpang dan kriminalit as sepert i p enyal ah gu n aan n ar ko t i ka, p em b u n u h an , p el eceh an seksu al , p er d agan gan m an u si a, pornografi dan pengrusakan lingkungan hidup cenderung meningkat . Pranat a sosial yang luhur sepert i got ong royong dan saling menghormat i p er b ed aan sem aki n m el u r u h d al am t at a kehidupan sosial. Budaya pat riakhi masih kuat yang membaw a implikasi pada pandangan yang merendahkan harkat dan mart abat perempuan.

4 . 4 . 4 . 4 .

4 . Mel em ah n y a m en t al i t as posi t i f M el em ah n y a m en t al i t as posi t i f M el em ah n y a m en t al i t as posi t i f M el em ah n y a m en t al i t as posi t i f M el em ah n y a m en t al i t as posi t i f

(33)

23

BAB VI

REVITALISASI

Per j al an an b an gsa In d o n esi a m en gal am i p er kem b an gan yan g d i w ar n ai d i n am i ka kesinambungan dan perubahan. Setelah merdeka, bangsa Indonesia m engalam i beberapa periode kekuasaan polit ik: Revolusi (1945-1949), Demokrasi Parlement er (1950-1959), Orde Lama (1959-1966), Orde Baru (1966-1998), dan Reformasi sejak t ahun 1998. Dalam perjalanan bangsa yang sarat dinamika it u selain muncul berbagai krisis dan permasalahan, pada saat yang sama terdapat kemajuan-kemajuan yang cukup berart i, sebagai hasil dari pembangunan nasional yang dilakukan pada set iap periode dan menjadi tonggak bagi perkembangan Indonesia ke depan.

(34)

Ber encana, t er m asuk pencanangan “Nat ion and Charact er Building” (Pem bangunan Bangsa dan Karakt er Bangsa). Namun karena dilanda berbagai gejolak politik nasional, maka program pembangunan nasional t ermasuk pembangunan karakt er bangsa, kemudian menjadi t erbengkalai. Pada periode ini hal yang posit if ialah perkem bangan dem okrasi yang cu ku p p o si t i f seb agai m an a kesu ksesan Pem i l u pertama tahun 1955, kendat i setelah it u t erjadi krisis polit i k nasional yang ber m uara pada kejat uhan pemerint ahan t ahun 1965.

(35)

RE V I T A L I S A S I ( 25

yang kompleks. Pemerint ahan Orde Baru berakhir dengan hadirnya reformasi t ahun 1998.

Reformasi 1998 merupakan babak baru bagi bangsa Indonesia unt uk belajar dari kesuksesan dan kegagalan Orde Lama maupun Orde Baru. Pada masa in i t elah d icap ai p er u b ah an -p er u b ah an p o sit if t er ut am a dalam per kem bangan dem o krat isasi, penegakan hak asasi m anusia, pem ber ant asan kor upsi, ot onom i daer ah, dan lain-lain. Nam un reformasi kehilangan arah karena kekuatan-kekuatan r ef or m is t elah m enyia-nyiakan peluang em as di t engah beban bangsa yang sarat masalah. Dengan menyadari nilai posit if yang dihasilkan reformasi dan kesadaran adanya masalah dan tantangan yang cukup berat , maka kini diperlukan penajaman-penajaman t er hadap visi r ef or m asi m aupun pem bangunan nasional di t ubuh bangsa ini.

(36)

Paradigma ini bert umpu pada prinsip pengembangan sumber daya manusia sebagai subjek pembangun-an, pemanfaat an sumberdaya alam secara produkt if dengan menjaga kelestarian, kebijakan ekonomi dan politik yang berpihak kepada kepentingan rakyat, serta menjunjung t inggi moralit as dan menjaga mart abat bangsa. Pada dasarnya pembangunan berkelanjut an yang bermakna merupakan upaya perbaikan dalam kehidupan manusia dengan menjaga keseimbangan an t ar a m at er i al d an sp i r i t u al , i n d i vi d u d an masyarakat .

(37)

RE V I T A L I S A S I ( 27

sat u generasi ke generasi berikut nya. Pembangunan yan g d em i ki an j u ga m en gan d u n g d i m en si keseimbangan dan keterpaduan yang penuh makna dalam seluruh aspek kehidupan manusia.

Bagi Indonesia dalam lim a t ahun ke depan diperlukan revitalisasi polit ik, ekonomi, dan sosial-budaya sebagai mat arant ai dari revit alisasi visi dan karakt er bangsa, yakni sebagai berikut :

(1) Dalam kehidupan polit ik diperlukan penguatan nilai dan budaya demokrasi ke arah pemantapan si st em ket at an egar aan d an p em er i n t ah an pr esidensial, efekt ivit as f ungsi kelem bagaan negara (eksekut if, legislat if, dan yudi kat if ), rasionalisasi sistem kepartaian, dan penegakan et ika polit ik.

(2) Dalam kehidupan ekonomi diperlukan penguatan eko n o m i n asi o n al yan g d i ci r i kan d en gan tercipt anya st rukt ur ekonomi yang adil, mandiri, berdaya saing, dan memihak kepada rakyat demi tercapainya kemakmuran bangsa.

(38)

A . A . A . A .

A . Rev i t al i sasi Pol i t i k Rev i t al i sasi Pol i t i k Rev i t al i sasi Pol i t i k Rev i t al i sasi Pol i t i k Rev i t al i sasi Pol i t i k

Kehidupan polit ik nasional t elah menunjukkan kemajuan yang berarti terutama dalam perkembangan demokrasi. Unt uk penguatan kehidupan polit ik yang demokrat is perlu dilakukan beberapa hal st rat egis sebagai berikut :

Per t am a, penyederhanaan jum lah part ai politik. Kehadiran part ai polit ik dalam jumlah yang san gat b esar m en j ad i ken d al a u t am a d al am m encipt akan sist em presidensial yang kokoh dan kiner ja pem er int ahan yang efekt if. Hal ini akan sem akin nam pak khususnya ket ika t idak sat upun partai memiliki kekuatan polit ik dominan. Sit uasi ini memaksa pemerintah melakukan kompromi-kompromi d en gan car a m en gako m o d asikan kep ent in gan -kepent ingan partai-partai polit ik yang berbeda, dan bahkan bert ent angan. Kenyat aan ini mengakibat kan p r o ses p em b u at an d an p elaksan aan keb ij akan memerlukan w akt u lebih lama.

(39)

RE V I T A L I S A S I ( 29

penyederhanaan jumlah part ai polit ik merupakan suat u keharusan.

M eski demikian, hal ini hendaknya dilakukan secara dem okrat is dan m enurut undang-undang. Selama ini elect roral t hreshold dipandang sebagai at uran yang mampu mengurangi jumlah part ai secara cukup berart i. Akan t et api, karena t idak dilakukan secar a ket at d an su n ggu h -su n ggu h , d en gan menerapkan ambang bat as yang sesuai, maka jumlah part ai polit ik t et ap besar hingga kini.

Agenda penyederhanaan jumlah part ai polit ik dilakukan melalui pemberlakuan elect oral t hreshold secara ketat dan sungguh-sungguh dengan ketent uan part ai-part ai polit ik yang t idak berhasil melampaui ambang bat as (1) t idak boleh mengikut i pemilu, (2) t idak boleh diubah m enjadi part ai baru, dan (3) pengurus dan pengelola partai tidak boleh mendirikan part ai baru. Di sam ping it u angka am bang bat as dinaikkan menjadi 5%.

(40)

lembaga DPR yang memiliki fungsi membuat undang-undang dan mengontrol pemerintah. M PR, yang sering dianggap sebagai lembaga t ert inggi negara, hanya m em punyai fungsi dan kew enangan yang sangat t erbat as sepert i melakukan amandemen t erhadap UUD. Sement ara it u, lembaga DPD t idak memiliki kew enangan apapun kecuali m em ber i usul at au m asukan kepada DPR sebagai pem buat undang-undang.

Unt uk it u, diperlukan ketegasan sikap di dalam menent ukan sist em legislat if sesuai dengan peran dan fungsi yang dibut uhkan. Dalam hal ini, perlu dilakukan pemilihan yang t egas ant ara sist em sat u kamar (t erdiri hanya DPR) at au dua kamar (t erdiri dari DPR dan DPD), m asing-m asing dengan t ugas dan kew en an gan yan g j el as. Ji ka M PR m asi h i n gi n d ip er t ah an kan , m aka lem b aga t er seb u t h an ya bersifat ad hoc, yait u ket ika DPR dan DPD bersidang bersama-sama, dan bukan lembaga yang mempunyai st rukt ur organisasi yang permanen.

(41)

RE V I T A L I S A S I ( 31

ku at d ar i p en yel en ggar a n egar a u n t u k m en yed er h an akan j u m l ah d ep ar t em en d an kem en t r i an n egar a sesu ai d en gan keb u t u h an berdasarkan prinsip efisiensi.

Ket i ga, perum usan ulang hubungan pemerintah pusat dengan daerah. Pemilihan kepala daerah secara langsung m em baw a konsekuensi-konsekuensi t ert ent u t erhadap hubungan ant ara pem erint ah pusat dengan daerah. Karena kepala daerah dipilih langsung oleh rakyat , maka menurut undang-undang hanya bert anggung jaw ab kepada yang memilih. Dalam kaitan ini, gubernur, bupat i, dan walikota bukan merupakan bawahan dari pemerintah pusat .

(42)

st rat egis dan berskala nasional merupakan bagian yang t idak t erpisahkan dari pemerint ah pusat .

Dengan jumlah propinsi, kabupaten dan kota yang sudah cukup banyak, pemilihan kepala daerah bisa menjadi perist iw a yang sering t erjadi. Hal ini tent u mempunyai implikasi polit ik dan ekonomi yang t idak kecil. Tanpa pengat uran dan pengelolaan yang benar, hal ini dapat menimbulkan kejenuhan polit ik dan pemborosan ekonomi yang sangat besar. Unt uk it u, diperlukan kebijakan m orat orium pem ekaran d aer ah d i sat u p i h ak, d an p en yam aan w akt u penyelenggaraan pemilihan kepala daerah di pihak lain.

Keem pat, pengem bangan et ika dan pendidikan polit ik. Dem o kr at i sasi t el ah mengembalikan hak dan kewenangan masyarakat , khususnya yang berkait an dengan kebebasan dan part isipasi polit ik. Akan tetapi, kebebasan polit ik yang ber lebihan –sebagai akibat dar i ot or it ar ianism e politik yang berkepanjangan—telah menimbulkan hal-hal yang negat if, sepert i memudarnya loyalitas dan keset iaan, dan sem akin m enguat nya sem angat oportunisme.

(43)

RE V I T A L I S A S I ( 33

upaya membent uk perilaku dan t indakan polit ik yang baik dan bertanggungjawab. Pengembangan etika dan pendidikan polit ik dapat dilakukan melalui jalur-jalur formal atau non formal dengan melibat kan kekuatan-kekuatan sosial dalam masyarakat .

B . B .B .

B .B . Rev i t al i sasi Ek on om i Rev i t a l i sa si Ek on om i Rev i t a l i sa si Ek on om i Rev i t a l i sa si Ek on om i Rev i t a l i sa si Ek on om i

Pembangunan ekonomi nasional didasarkan pad a p ah am d em o krasi eko n o m i seb agaim an a t ercant um dalam UUD 1945. Paham ini dimaksudkan unt uk melahirkan sist em ekonomi dengan ciri-ciri sebagai berikut : (a) pem enuhan kebut uhan dasar (basic needs) manusia yang menjamin rasa aman, (b) pert umbuhan yang adil, merat a, dan bermakna (shared growt h wit h meaning), (c) orient asi pada su m b er d aya (r esour ce-based econom y), (d ) penguat an negara sebagai pelaku dalam mengat asi berbagai kegagalan pasar dan ket impangan sosial; dan (e) ekonomi yang terbuka dan terintegrasi secara global dengan t et ap berdaulat .

(44)

mew ujudkan st rukt ur ekonomi yang lebih sehat dan kuat ; (c) part isipasi yang luas dari masyarakat dalam keselur uhan proses ekonom i; (d) kesam aan visi selur uh st akeholders bangsa dalam m enghadapi tantangan dan persoalan ekonomi; dan (e) tata kelola pemerint ahan yang baik (good governance) dalam pembangunan ekonomi.

Agenda revitalisasi ekonomi dalam lima tahun mendatang mencakup aspek-aspek st rategis sebagai berikut.

Pert ama, menguatkan sistem ekonomi yang sesuai dengan UUD 1945. Agenda t ersebut dilakukan m el al u i p en yu su n an u n d an g-u n d an g t en t an g demokrasi ekonomi sebagaimana diamanat kan oleh UUD 1945. Di sam ping it u perlu dilakukan revisi t erhadap undang-undang yang t idak sejalan dengan semangat UUD 1945 sepert i UU M inyak dan Gas, UU Kelist rikan, UU M ineral dan Bat ubara. Ket iadaan at uran perundang-undangan yang sesuai dengan sem an gat yan g t er kan d u n g d al am UUD 1945 merupakan penyebab ut ama penyimpangan sist em ekonomi nasional saat ini yang berdampak pada t idak terciptanya keadilan dan pemerataan.

(45)

RE V I T A L I S A S I ( 35

(46)

Ket iga, menciptakan struktur ekonomi yang lebih sehat dan adil. Agenda ini dilakukan melalui pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UM KM ) berdasarkan: (1) St rat egi naik kelas yang mendorong usaha skala t ert ent u menjadi usaha skala lebih besar; dan (2) St rategi kemit raan st rategis yang dilakukan unt uk memperkuat keterkait an para pelaku u sah a d alam b er b agai skala. Agen d a in i p er lu dijadikan sebagai aksi keberpihakan (af firmat ive act ions) unt uk mencipt akan UM KM yang kompet it if. Agenda pemberdayaan UM KM mencakup program-program pemberian akses yang mudah dan t erbuka terhadap sumber-sumber pembiayaan (bank dan non-bank), pengembangan kew irausahaan dan sumber daya manusia, peningkat an peluang pasar produk UM KM , penguat an daya inovasi dan ket er kait an UM KM , reform asi perat uran dan kebijakan, sert a perlindungan UM KM dari persaingan usaha yang t idak sehat .

(47)

RE V I T A L I S A S I ( 37

miskin, dan penetapan lahan abadi untuk kepentingan pembangunan pert anian.

Kelima, menjalankan kebijakan fiskal dan keuangan yang lebih mandiri. Agenda kemandirian fiskal dilakukan dengan mengurangi ketergant ungan pada ut ang melalui peningkat an penerimaan pajak dan efisiensi anggaran sert a m elakukan berbagai skema debt swap. Sementara agenda kemandirian keuangan dilakukan melalui penyempurnaan terhadap rezim devisa bebas, dan memberi akses permodalan kepada para pelaku UM KM .

(48)

C. kar akt er ist ik budaya yang dim ilikinya. Beber apa negara maju dengan sumberdaya alam yang t erbat as memiliki prest asi luar biasa dalam perkembangan ekonomi, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Indonesia sesungguhnya memiliki pot ensi unt uk maju dengan pesat, tetapi perlu ditopang oleh sistem sosial-budaya yang posit if. Karena it u diperlukan revitalisasi sosial-budaya sebagai berikut :

Per t am a, penguat an rasa dan ikat an

kebangsaan. M en i n gkat kan p en d i d i kan

kewarganegaraan (civic education) yang menekankan pada penanaman nilai-nilai yang menguat kan rasa cint a bangsa dan kesadaran hidup berdam pingan secara damai dalam kemajemukan bangsa. Langkah ini dapat diint egrasikan dalam pendidikan formal, informal, dan nonformal sehingga merupakan sat u kesat uan gerakan nasional dalam kehidupan bangsa.

Kedua, penguat an pengam alan nilai

keagamaan. Reor ient asi pendidikan agam a dar i

(49)

RE V I T A L I S A S I ( 39

keluarga dan m asyarakat . M em per luas gerakan ket elad an an elit e agam a d an elit e m asyar akat t ermasuk pejabat publik yang memprakt ekkan kat a sej al an d en gan p er b u at an . Dal am ko n t eks i n i organisasi-organisasi keagam aan per lu didukung unt uk meningkat kan peranannya dalam membangun moral dan karakt er bangsa.

Ket i ga, penguat an int egrasi sosial. M embangkit kan kembali fungsi got ong royong dan pr anat a-pr anat a sosial set em pat unt uk m er ekat so l i d ar i t as ko l ekt i f d an i kat an keb an gsaan . M embangun budaya saling percaya antar individu dan kelom pok m asyarakat m elalui pendidi kan, bai k formal, informal, maupun non formal. M enumbuhkan “ pusat m asyarakat ” (communit y cent er) sebagai sim pul kerukunan dan kerja sam a ant ar berbagai elem en m asyarakat t erut am a di kom unit as basis. M engembangkan dialog budaya dan norma-norma so si al yan g m enyad ar kan sem u a ko m p o n en masyarakat unt uk hidup berdampingan secara damai dalam kemajemukan. M endorong budaya empati yang menumbuhkan kepedulian dan tanggung jawab sosial melalui program-program pelayanan sosial.

(50)
(51)

41

BAB V

KARAKTER BANGSA

(52)

manusia Indonesia yang relijius, menjunjung t inggi m o r al , d an h i d u p sal i n g m en gh ar gai d en gan menjunjung t inggi kebaikan bersama.

Um at Islam sebagai penduduk t er besar di Indonesia sangat berkepent ingan dan telah berusaha sem aksim al m u n gkin agar b an gsa in i m em iliki karakt er yang kuat sebagaimana bangsa-bangsa lain yang berhasil membangun peradaban yang t inggi. Umat Islam meyakini bahw a Islam sebagai ajaran yang sempurna memiliki komit men yang t inggi unt uk membangun karakter umat manusia, yakni watak dan kepribadian yang melahirkan t indakan yang serba ut ama yang dibangun di at as nilai-nilai akhlak yang mulia (al-akhlaq al-karimah). M isi utama Islam dalam kehidupan sebagaimana pesan dan keteladanan Nabi dalam membangun peradaban umat manusia, t idak lain unt uk menyempurnakan akhlak yang mulia (HR Al-Bukhari). Karena it u um at Islam dan segenap kekuatan agama lain terus berjuang melalui berbagai u sah a d an i n st i t u si yan g d i m i l i ki n ya u n t u k m em bangun karakt er bangsa Indonesia sehingga m enjadi bangsa yang unggul di hadapan bangsa-bangsa lain.

(53)

ahan-KA R A K T E R BA N G S A ( 43

kelamahan ment alitas di t ubuh bangsa Indonesia. Para ahli m enem ukan kecenderungan m ent alit as orang Indonesia yang t idak sejalan dengan et os kemajuan dan keunggulan peradaban sepert i sifat malas, meremehkan mut u, suka menerabas (jalan p i n t as), t i d ak p er caya p ad a d i r i sen d i r i ; t i d ak berdisiplin murni; suka mengabaikan t anggungjawab, berjiw a feodal, suka pada hal-hal beraroma mist ik, mudah meniru gaya hidup luar dengan kurang selektif, gaya h i d u p m ew ah , d an l ai n -l ai n . Ken d at i kecenderungan m ent alit as t eresbut t idak bersifat menyeluruh t et api manakala dibiarkan akan menjadi penyakit m ent alit as secara keslur uhan di t ubuh bangsa ini.

(54)

M anusia Indonesia yang berkarakt er kuat dan melekat dengan kepribadian bangsa yait u manusia yang memiliki sifat -sifat : (1) Relijius; yang dicirikan oleh sikap hidup dan kepribadian taat beribadah, jujur, t erpercaya, dermaw an, saling t olong menolong, dan t oleran; (2) M oderat; yang dicirikan oleh sikap hidup yang t idak radikal dan t ercermin dalam kepribadian yang tengahan antara individu dan sosial, berorientasi materi dan ruhani, serta mampu hidup dan kerjasama dalam kemajemukan; (3) Cerdas; yang dicirikan oleh sikap hidup dan kepribadian yang rasional, cinta ilmu, t erbuka, dan berpikiran maju; dan (4) M andiri; yang dicirikan oleh sikap hidup dan kepribadian merdeka, disiplin t inggi, hem at , m enghargai w akt u, ulet , wirausaha, kerja keras, dan memiliki cinta kebangsaan yang t inggi t anpa kehilangan orient asi nilai-nilai kem an u si aan u n i ver sal d an h u b u n gan ant arperadaban bangsa-bangsa.

(55)

KA R A K T E R BA N G S A ( 45

ant ara bangsa-bangsa lain. Nilai-nilai keut am aan sep er t i b eker j a keras, m en gh ar gai w akt u , d an berhemat dalam et ika Prot est an, umpamanya, t elah m endorong kebangkit an dan kem ajuan bangsa-bangsa Barat . Demikian pula nilai-nilai keut amaan serupa dalam et ika Konfusianisme dianggap t elah mendorong kebangkitan negara-negara di kawasan Asia Pasifik dew asa ini. Sejarah juga m enunjukan b ahw a et o s kem aj u an d al am keh i d u p an kau m muslimin di masa lampau t elah berhasil membangun kejayaan peradaban Islam selama beberapa abad.

Bangsa Indonesia secara relat if memiliki nilai-nilai keut am aan yang m engkrist al m enjadi m odal sosial dan budaya pent ing. Di ant ara nilai-nilai it u adalah daya juang, t ahan menderit a, mengut amakan harmoni, dan got ong royong. Nilai-nilai keut amaan t er seb u t m asi h r el evan , n am u n m em er l u kan penyesuaian dan pengem bangan sejalan dengan d i n am i ka d an t an t an gan zam an . Tan t an gan globalisasi yang m eniscayakan or ient asi kepada kualit as, persaingan dan daya saing menunt ut bangsa Indonesia memiliki karakter yang bersifat kompet it if, dinamis, berkemajuan, dan berkeunggulan.

(56)

memelihara dan meningkat kan nilai-nilai keutamaan yan g su d ah t er b an gu n sej ak d ah u l u d an m en gem b an gkan n i l ai -n i l ai keu t am aan b ar u , t er m asu k m em b u ka d i r i t er h ad ap n i l ai -n i l ai keutamaan bangsa-bangsa yang lebih maju. Di antara nilai-nilai keutamaan atau karakter yang perlu dimiliki bangsa Indonesia, baik secara individual m aupun kolekt if adalah sebagai berikut :

Per t am a, nilai-nilai spirit ualit as. Kecenderungan spirit ualisit ik bangsa yang t inggi dapat dikembangkan menjadi spirit ualisme dinamis. Sp i r i t u al i sm e i n i m en am p i l kan keb er agam aan berkemajuan, yait u keberagamaan yang berorientasi kepada et ika atau akhlak, dan penyeimbangan antara kesalehan individual dan kesalehan sosial. Karakter unt uk hidup berkebudayaan yang maju dan unggul. Karakt er yang dem ikian dapat dit am pilkan dalam idiom “ taat beragama, maju berbudaya”.

(57)

KA R A K T E R BA N G S A ( 47

m en am p i l kan o r i en t asi yan g m en ged ep an kan kepent ingan bangsa di atas kepent ingan kelompok atau golongan. Perlu ditanamkan kebiasaan unt uk hidup berdampingan secara damai at as dasar saling memahami, saling menghormat i, dan saling t olong menolong untuk kepentingan dan kemajuan bersama.

Ket iga, nilai-nilai kedisiplinan. Kem aj uan bangsa terkendala oleh lemahnya disiplin terhadap w akt u dan nor m a-nor m a hukum yang ber laku. Akibat nya, bangsa ini kurang berdaya saing sert a menjadi permisif terhadap pelanggaran norma-norma hukum. Kebiasaan yang t idak posit if ini perlu diubah m enjadi karakt er bangsa yang m enghargai w akt u sehingga mendorong produkt ifit as dan daya saing, ser t a m em at u h i n o r m a-n o r m a h u ku m u n t u k t erw ujudnya ket ert iban sosial sert a m enghindari t indak kekerasan dan kecenderungan main hakim sendiri.

(58)

bangsa yang memiliki kepercayaan diri unt uk berdiri sama t inggi dengan bangsa-bangsa lain.

(59)

49

B A B V I

FAKTOR-FAKTOR STRATEGIS

Kemajuan Indonesia secara objekt if dit ent ukan oleh fakt or-fakt or st rat egis. Di ant ara fakt or-fakt or st rategis yang menjadi prasyarat kemajuan tersebut adalah sebagai berikut :

1 . 1 .1 .

1 .1 . Kep em i m p i n a n Ref or m a t i f Kep em i m p i n a n Ref or m a t i f Kep em i m p i n a n Ref or m a t i f Kep em i m p i n a n Ref or m a t i f Kep em i m p i n a n Ref or m a t i f

(60)

kepent ingan bangsa dan negara, mampu melakukan memobilisasi pot ensi, mengagendakan perubahan, dan memproyeksikan masa depan. Kepemimpinan t er seb u t m am p u m em ad u kan keku at an vi si , pengambilan keput usan, kapabilitas, integritas, dan aksep t ab i l i t as yan g ku at seb agai m an i f est asi ken egar aw an an , ser t a m am p u m em ecah kan persoalan-persoalan bangsa.

(61)

FA K T O R-F A K T O R ST R A T E G I S ( 51

st rategi perubahan yang membawa pada kemajuan bangsa.

Para pemimpin di berbagai sektor dan tingkatan per lu m em iliki sif at sidiq, am anah, t abligh, dan fat hanah, yang melahirkan ket eladanan yang baik dalam kehidupan berm asyarakat , berbangsa, dan bernegara. Ket eladanan elit e menjadi kunci pent ing b agi t u m b u h nya kep er cayaan , seb agai p u sat ident ifikasi diri bagi rakyat , sert a menjadi modal sosial dan ruhaniah yang berharga unt uk kemajuan bangsa.

2 . 2 .2 .

2 .2 . Good Gov er n an ce Good Gov er n a n ce Good Gov er n a n ce Good Gov er n a n ce Good Gov er n a n ce

(62)

negara dan masyarakat pada set iap peringkat dengan prinsip sidiq, amanah, t abligh, dan fat anah.

Syar at -syar at u n t u k t er w u j u d n ya Go o d Governance ant ara lain sebagai berikut : (a) Adanya part isipasi publik dalam penyelenggaraan negara dan pemerintahan., (b) Semua unsur masyarakat memiliki kom it m en unt uk m enegakkan hukum , (c) Adanya t r an sp ar an si (ket er b u kaan ) d an aku n t ab i l i t as (per t anggungj aw aban) dalam penyelenggar aan kehidupan ber negara, (d) Adanya kepekaan dan kepedulian dalam merespon tantangan dan problem masyarakat , (e) M engutamakan kepent ingan umum, yait u adanya or ient asi kepada konsensus unt uk mencipt akan kemaslahat an masyarakat ; (f) Set iap w ar ga negara m em i li ki kedudukan yang sam a/ sederajat di depan hukum, (g) Adanya efisiensi dan efekt ivit as dalam pengelolaan SDA dan SDM , (h) Adanya visi st rat egis t ent ang negara yang maju dan berdaulat , (i) Kekuasaan yang kuat (pow erfull) unt uk m enent ukan nasib sendiri, dan t idak didikt e oleh kekuatan asing.

3 . 3 . 3 . 3 .

3 . T T T Tr ust Tr u st r u st r u st at au Keper cay aanr u st at au Keper cay aanat au Keper cay aanat au Keper cay aanat au Keper cay aan

(63)

FA K T O R-F A K T O R ST R A T E G I S ( 53

menjadi negara yang maju dan bermart abat t inggi seb agaim an a d icap ai o leh n egar a-n egar a lain . Kepercayaan t erkait dengan penghargaan dan rasa aman dari berbagai pihak, baik dari rakyat di dalam negeri maupun berbagai pihak di luar negeri, bahw a bangsa dan pemerint ah Indonesia memang dapat m engurus diri sendiri dengan sebaik-baiknya dan memberikan jaminan seluas-luasnya unt uk kemajuan d i b er b agai b i d an g keh i d u p an . Kep er cayaan merupakan modal spirit ual dan sosial yang t erkait dengan dukungan rakyat dan pihak lain, kerja keras, hemat , jujur, amanah, dan kondisi-kondisi internal yang m em ungkinkan t um buhnya segala hal yang posit if dan hilangnya segala hal yang negat if di t ubuh bangsa ini.

(64)
(65)

55

B A B V I I

PENUTUP

Indonesia lima t ahun ke depan memerlukan revit alisasi visi dan karakt er bangsa sebagai t it ik-tumpu dan strategi perubahan ke arah penguatan yang bersifat konsolidasi, percepatan, pengembangan, dan pembaruan. St rat egi perubahan t ersebut diperlukan dengan dasar pemikiran bahw a berbagai masalah, kesulitan, dan stagnasi yang menjadi beban nasional dan membuat bangsa ini kehilangan banyak peluang posit if unt uk bangkit karena dari segi idealisme dan fondasi kebangsaan sampai batas tertent u kehilangan orient asi visi dan karakt er kepribadiannya sebagai bangsa yang m aju, adil, m akm ur, berdaulat , dan b er m ar t ab at seb agai m an a t er m akt u b d al am Pembukaan UUD 1945.

(66)

merupakan bagian pent ing dari reformasi kehidupan nasional di segala bidang kehidupan yang memiliki implikasi perubahan ke arah kemajuan pada masa berikut nya. Revit alisasi yang diagendakan it u dapat diw ujudkan secara konsisten apabila didukung oleh fakt or-fakt or st rat egis yait u adanya kepemimpinan yang reformat if, tata pemerintahan yang baik, dan kepercayaan yang t inggi di t ubuh bangsa ini. Selain it u diper lukan kem auan polit i k dan ker ja keras pem er int ah ser t a selur uh kekuat an polit i k yang melibat kan segenap komponen nasional termasuk organisasi-organisasi kemasyarakat an sebagai pilar st rat egis bangsa.

(67)

Referensi

Dokumen terkait