PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP OPERASI PENJUALAN
DI PT. FASTRATA BUANA TASIKMALAYA
1
Cecep M. Kapi &
2Astri Windiastuti
1Komputerisasi Akuntansi Politeknik Triguna Tasikmalaya, 2 Mahasiswa POLITRI Tasikmalaya
ABSTRAK – Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis mengenai Audit Internal, Operasi Penjualan, dan Pengaruh Audit Internal terhadap Operasi Penjualan di PT Fastrata Buana Tasikmalaya.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dan verifikatif, sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner. Populasi yang digunakan pada peneliti sebanyak 35 responden. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana dan uji t.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan Audit Internal memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Operasi Penjualan di PT Fastrata Buana Tasikmalaya,
Kata kunci: Audit Internal, Operasi Penjualan
ABSTRACT.
The objectives of this research are to know and analyze about Internal Audit,
Sales Operations, and the influence of Internal Audit to Sales Operations at PT. Fastrata Buana
Tasikmalaya.
Research method which applied in this research is descriptive and verificative research
method, while data collecting technique is done by through qeustionaire.
The population used in
the research as many as 35 respondents.The analyzer applied is simple regression technique and
t test.
The result of this research are indicated that the Internal Audit has positive and
significant influence of the sales Operations at PT. Fastrata Buana Tasikmalaya.
Keyword: Internal Audit, Sales Operations.
1.
PENDAHULUAN
Audit internal merupakan elemen monitoring dari struktur pengendalian intern dalam
suatu organisasi, yang dibuat untuk memantau efektivitas dari elemen-elemen struktur
pengendalian intern lainnya.
Menurut Hiro Tugiman (2006: 11), adalah : “ Internal auditing adalah suatu fungsi
penilaian yang independen dalam suatu organiasasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan
organisasi yang dilaksanakan”
Berdasarkan pengertian di atas diketahui bahwa audit internal merupakan suatu fungsi
penilaian yang bebas dalam suatu organisasi guna menelaah atau mempelajari dan menilai
kegiatan-kegiatan perusahaan untuk memberikan saran kepada manajemen. Audit Internal yang
memadai suatu perusahaan akan membantu manajemen menjaga keamanan harta milik
perusahaan dan dapat mencegah serta menemukan kesalahan-kesalahan dan penggelapan yang
dapat merugikan perusahaan.
Tujuan dari audit internal adalah memberikan pelayanan kepada organisasi, dalam rangka
membantu semua anggota organisasi tersebut. Bantuan yang diberikan sebagai tujuan akhir
adalah agar semua anggota organisasi dapat melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya secara efektif, atau lebih jauh lagi mencapai efektivitas optimal.
Disamping itu audit internal membantu manajemen dalam mencari kemungkinan yang
terbaik dalam penggunaan modal secara efektif dan efisien, termasuk peningkatan efektifitas
pengendalian dalam batas-batas biaya yang wajar. Semua bantuan pemeriksaan intern tersebut
diberikan melalui analisis-analisis, penilaian-penilaian, saran-saran, bimbingan dan informasi
mengenai aktivitas yang diperiksanya.
Pihak-pihak yang diberi bantuan yaitu meliputi manajemen dari semua tingkat hingga
dewan direksi, audit internal bertanggung jawab untuk memberikan kepada mereka informasi
mengenai kelayakan dan efektivitas dari pengendalian intern serta kualitas pelaksanaannya.
Menurut Reider (2002: 30) tujuan audit internal adalah sebagai berikut:
1.
Untuk menilai kinerja (performance) dari manajemen dan berbagai fungsi perusahaan.
2.
Untuk menilai apakah sumber daya yang dimiliki perusahaan telah digunakan secara efisien
dan ekonomis.
3.
Untuk menilai efektifitas perusahaan dalam tujuan yang ditetapkan oleh manajemen.
4.
Memberikan rekomendasi kepada top manajemen untuk memperbaiki
kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam struktur pengendalian intern dan prosedur operasional
perusahaan dalam rangka meningkatkan efisiensi, keekonomisan dan efektivitas kegiatan
operasi perusahaan.
Penjualan adalah salah satu perusahaan, selain itu kegiatan operasional perusahaan, yang
merupakan bagian penting bagi setiap kegiatan perusahaan. Penjualan dapat menjamin
kelangsungan hidup perusahaan karena dari penjualan ini perusahaan akan mendapatkan laba
yang dapat digunakan untuk kelangsungan hidup penjualan yang maksimal atau sesuai target
yang direncanakan dapat menjadi ukuran keberhasilan perusahaan dalam melaksanakan
kegiatan usaha.
Aktivitas semua fungsi di perusahaan berpengaruh besar terhadap keberhasilan
perusahaan dan salah satunya adalah fungsi penjualan. Fungsi penjualan merupakan fungsi yang
dianggap sangat penting karena mempengaruhi berbagai jenis pelaksanaan pada bagian-bagian
yang ada dalam perusahaan.
hanya tentang penyelenggaran fungsi penjualan di masa yang akan datang melainkan juga pada
berbagai kegiatan lain yang terjadi karena dilakukannya pembelian tertentu.
Pemeriksaan dan pengendalian terhadap kegiatan penjualan harus dilakukan karena hasil
yang diperoleh dalam kegiatan penjualan mempengaruhi signifikan terhadap laba yang diperoleh
perusahaan. Volume penjualan yang tepat, meningkatkan kepuasan penjualan melalui pelayanan
yang baik dan optimalkan keuntungan.
Setiap perusahaan yang bersifat profit oriented bertujuan untuk memperoleh laba yang
maksimal dalam menjalankan usahanya, sedangkan perusahaan menghadapi berbagai kendala
seperti kelangkaan output berupa produk, daya, sarana dan prasarana sehingga tidak pernah ada
alasan apapun yang membenarkan adanya inefisiensi dalam pengelolaan output tersebut.
Dalam kenyataannya, seringkali tujuan perusahaan untuk mencapai penjualan maksimal
tersebut terhambat oleh praktik-praktik kecurangan yang terjadi di dalam perusahaan. Dari sudut
pandang akuntansi dan audit, kecurangan adalah penggambaran yang salah dari fakta material
dalam buku besar atau laporan keuangan. Pernyataan yang salah dapat ditujukan pada organisasi
itu sendiri dengan cara menutupi atau menyamarkan penggelapan uang, ketidakcakapan,
penerapan dana yang salah atau pencurian atau penggunaan aktiva organisasi yang tidak tepat
oleh petugas, pegawai dan agen.
Kecurangan yang dilakukan oleh bagian penjualan adalah tidak sesuainya uang kas, cek,
giro yang diterima dan disetor dari pelanggan, terdapat penyimpangan price list, dan discount
yang diberikan kepada pelanggan, adanya penyatuan tugas antara penjualan, pengiriman barang
dan bagian penagihan. Kecurangan yang terjadi pada operasi penjualan akan mengakibatkan
perusahaan tidak bisa mencapai tujuan perusahaan dengan efektif dan efisien sehingga bisa
merugikan perusahaan dalam jumlah besar.
Penelitian ini menitikberatkan pada kecurangan yang dilakukan oleh pihak di dalam
perusahaan, baik itu karyawan maupun manajemen. Perusahaan kecil maupun perusahaan besar,
milik negara atau daerah maupun swasta tidak kebal terhadap pencurian dan kecurangan. Akan
tetapi, seringkali pemilik perusahaan-perusahaan yang tidak begitu besar tidak percaya bahwa
hal itu bisa terjadi kepada mereka, padahal perusahaan tersebut juga rentan terhadap adanya
praktik pencurian dan kecurangan.
Perusahaan-perusahaan dengan skala yang tidak begitu besar biasanya mempunyai
karyawan yang tidak terlalu banyak, sehingga masih kurang dalam hal pemisahan tugas,
pengendalian akuntansi juga masih lemah dan biasanya ada kepercayaan yang besar dari pemilik
kepada karyawannya.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP OPERASI PENJUALAN DI PT.
FASTRATA BUANA TASIKMALAYA”.
2.
LANDASAN TEORI
2.1.
Audit Internal
Auditing menurut Arens dan Loebbecke (2008: 19) didefinisikan sebagai “Proses
pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai
suatu entitas ekonomi yang dilakukan seseorang yang kompeten dan independen untuk dapat
menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria yang telah
ditetapkan”.
berbentuk sebuah perusahaan divisi, departemen, seksi, unit bisnis, fungsi bisnis, proses bisnis,
layanan informasi, sistem atau proyek. Jika tindakan audit berhasil dalam meningkatkan kinerja
organisasi maka berarti menunjang kearah perbaikan kinerja secara keseluruhan”.
menyangkut
masalah-masalah operasi yang mempunyai cakupan luas.
Menurut Hiro Tugiman (2004: 44) aktivitas-aktivitas dalam ruang lingkup audit internal
terdiri dari:
1.
Aktivitas kepatuhan (compliance) dilakukan untuk mengetahui tingkat kepatuhan terhadap
prosedur, rencana, kebijakan, dan prinsip akuntansi yang telah diterapkan oleh manajemen
dan terhadap peraturan-peraturan pemerintah.
2.
Aktivitas pengujian (verification) dilakukan untuk menguji keandalan data-data yang
disajikan atau dihasilkan oleh tiap-tiap bagian perusahaan yang meliputi pengujian terhadap
pengamanan harta perusahaan dari kemungkinan kerugian.
3.
Aktivitas penilaian (evaluating) sangat erat kaitannya dengan kelayakan dan aktivitas
pengendalian intern perusahaan seperti penilaian terhadap efisiensi operasi dan prosedur
pencatatan serta penilaian terhadap pelaksanaan otorisasi dan tingkat kualifikasi hasil
penugasan yang berkaitan satu sama lain.
Hiro Tugiman (2004:20) tentang kualifikasi auditor internal: Kualifikasi auditor internal
mempunyai kewajiban pada profesi, manajemen, pemegang saham dan pada masyarakat umum
untuk selalu memelihara standar perilaku profesional yang tinggi.
Kualifikasi auditor internal terdiri dari:
1.
Independensi
2.
Kompetensi.
Menurut Hiro Tugiman (2004: 56) program audit internal adalah sebagai berikut:
a.
Perencanaan Audit
Tahap perencanaan audit merupakan langkah yang paling awal dalam pelaksanaan kegiatan
audit intenal.
b.
Pengujian dan pengevaluasian informasi
Pada tahap ini audit intern haruslah mengumpulkan, menganalisa, menginterprestasi dan
membuktikan kebenaran informasi untuk mendukung hasil audit.
c.
Penyampaian hasil pemeriksaan
Laporan audit internal ditujukan untuk kepentingan manajemen yang dirancang untuk
memperkuat
pengendalian
audit
internal,
untuk
menentukan
ditaati
tidaknya
prosedur/kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajemen.
d.
Tindak lanjut hasil pemeriksaan
Audit intern terus menerus meninjau/melakukan tindak lanjut (follow up) untuk memastikan
bahwa terhadap temuan-temuan pemeriksaan yang dilaporkan telah dilakukan tindakan yang
tepat.
2.2.
Operasi Penjualan
Konsep penjualan menurut Basu Swastha (2000: 13) dide
finisikan sebagai “Konsep
pemasaran berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari
penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan, konsep
pemasaran tersebut terdiri dari orientasi konsumen, volume penjualan, dan
koordinasi/integrasi.”
Tiga elemen pokok konsep pemasaran yaitu:
1. Orientasi konsumen
3. Koordinasi dan Integrasi.
Kebijakan dan prosedur operasi penjualan menurut Basu Swastha dalam Manajemen
Pemasaran Modern (2000: 58) “Kebijakan dan merupakan peraturan yang dibuat oleh
manajemen untuk melaksanakan kegiatan. Kebijakan ini merupakan peraturan untuk bertindak
dengan cara dan keadaan tertentu dan dapat dimanfaatkan sebagai suatu pedoman, keharusan,
atau pembatasan tindakan. Sedangkan prosedur adalah metode atau cara-cara yang digunakan
dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan selaras dengan kebijakan yang telah ditentukan.
Kebijakan dan prosedur tersebut meliputi persiapan sebelum menjual, penerbitan lokasi
operasi penjualan, dan pendekatan pendahuluan.”
Kebijakan dan prosedur tersebut adalah:
1. Persiapan sebelum menjual
2. Penentuan lokasi operasi penjualan
3. Pendekatan Pendahuluan
4. Pelaksanaan Operasi Penjualan
3.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Menurut
Sugiyono (2010:29), “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat
kesimpulan yang lebih luas.”
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 7), “Metode verifikatif pada dasarnya ingin menguji
kebenaran kebenaran pengumpulan data di lapangan”.
3.1.
Operasionalisasi Variabel
Menurut Sugiyono (2009: 59),
“ V
ariabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya
”
.
Dari definisi diatas dapat dilihat bahwa operasional variabel berfungsi untuk
menentukan jenis indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian,
sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar. Untuk
mengukur variabel penelitian, maka gambaran masing-masing variabel dirangkum pada tabel
operasionalisasi variabel berikut ini:
Variabel
Dimensi
Indikator
Skala
Audit
Internal
(Variabel X)
1.
Ruang
Lingkup
Audit Internal
a.
Aktivitas Kepatuhan
b.
Aktivitas Pengujian
c.
Aktivitas Penilaian
Likert
2.
Kualifikasi Auditor
Internal
a.
Independensi
b.
Kompetensi
3.
Program
Audit
Internal
a.
Perencanaan Audit
b.
Pengujian
&
Pengevaluasian Informasi
c.
Penyampaian
Hasil
Pemeriksaan.
Pemeriksaan
Operasi
Penjualan
(Variabel Y)
1.
Konsep Penjualan
a.
Orientasi Konsumen
b.
Volume Penjualan
c.
Koordinasi & Integrasi
Likert
2.
Kebijakan
&
Prosedur Operasi
Penjualan
a.
Persiapan
sebelum
menjual
b.
Penentuan
lokasi
penjualan
c.
Pendekatan Pendahuluan
d.
Pelaksanaan
Operasi
Penjualan
3.2.
Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah karyawan di PT. Fastrata Buana Tasikmalaya
sebanyak 35 orang.
3.3.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui beberapa teknik yaitu:
1.
Wawancara (Interview).
Teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara tanya jawab langsung denga
pihak-pihak yang terkait langsung dn berkompeten dengan permasalahan yang penulis teliti
(Sugiyono, 2013: 231).
2.
Kuesioner.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009 :199)
3.
Studi Kepustakaan
Menurut Nazir (2005: 65) “Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan cara
mempelajari, mengkaji dan memahami sumber-sumber data yang ada pada beberapa buku
yang terkait dalam
penelitian.”
3.4.
TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Uji Validitas
b.
Uji Reliabilitas
c.
Analisi Terhadap Kuesioner
d.
Analisis Regresi
e.
Analisis Koefisien Determinasi.
3.4.1.
Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu data dapat dipercaya kebenarannya sesuai dengan kenyataan.
Menurut Sugiyono (2010:172) bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid menunjukkan derajat ketepatan antara data
yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.
Hasil uji validitas variabel independen yaitu Audit Internal menggunakan SPSS sebagai berikut:
Tabel 2. Uji Validitas Audit Internal
1 0,506 0,3338 Valid
2 0,689 0,3338 Valid
3 0,875 0,3338 Valid
4 0,734 0,3338 Valid
5 0,691 0,3338 Valid
6 0,501 0,3338 Valid
7 0,700 0,3338 Valid
8 0,514 0,3338 Valid
9 0,630 0,3338 Valid
10 0,678 0,3338 Valid
11 0,578 0,3338 Valid
12 0,630 0,3338 Valid
13 0,507 0,3338 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner
Berdasarkan hasil output di atas maka semua butir Audit Internal dikatakan valid karena
nilai r
hitungpada semua butir lebih besar dari r
tabel.
Hasil uji validitas variabel independen yaitu Operasi Penjualan menggunakan SPSS sebagai
berikut:
Tabel 3. Uji Validitas Operasi Penjualan
No. r hitung r tabel Keterangan
1 0,843 0,3338 Valid
2 0,821 0,3338 Valid
3 0,751 0,3338 Valid
4 0,569 0,3338 Valid
5 0,906 0,3338 Valid
6 0,670 0,3338 Valid
7 0,611 0,3338 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner
Berdasarkan hasil
output
di atas maka semua butir Operasi Penjualan dikatakan valid
karena nilai r
hitungpada semua butir lebih besar dari r
tabel.
3.4.2.
Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas variabel independen yaitu Audit Internal sebagai berikut:
Tabel 4. Uji Reliabilitas Audit Internal
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.870
13
Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner dengan SPSS
Dari hasil uji reliabilitas dengan SPSS diperoleh nila
i Cronbach’s Alpha sebesar 0,
870,
karena nilai Cronb
ach’s Alpha lebih besar dari 0,
70 maka pernyataan/pertanyaan variabel Audit
Internal dikatakan reliabel atau stabil dari waktu ke waktu.
Hasil uji reliabilitas variabel dependen yaitu Operasi penjualan sebagai berikut:
Tabel 5. Uji Reliabilitas Operasi Penjualan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.861
7
Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner dengan SPSS
Dari hasil uji reliabilitas dengan SPSS diperoleh nilai
Cronbach’s Alpha
sebesar 0,861,
karena nilai
Cronbach’s Alpha
lebih besar dari 0,70 maka pernyataan/pertanyaan variabel
efektivitas pelayanan jasa dikatakan reliabel atau stabil dari waktu ke waktu.
3.4.3.
Analisis Terhadap Kuesioner
Menurut Sugiyono (2007: 144), “Analisis terhadap kuesioner adalah tek
nik
pertimbangan data untuk menentukan pembobotan jawaban responden dilakukan dengan
menggunakan skala likert untuk jenis pertanyaan/ pernyataan
tertutup yang berskala normal”.
Setelah data terkumpul melalui kuesione maka langkah selanjutnya adalah melakukan
tabulasi, yaitu memberikan nilai
(scoring) sesuai dengan sistem yang telah ditetapkan. Scoring
dilakukan dengan menggunakan skala likert 5-4-3-2-1.
Perhitungan hasil kuesioner dengan prosentase menggunakan rumus sebagai berikut:
%
100
x
n
F
X
Sumber: Sudjana (2000: 76)
Dimana:
X = Jumlah prosentase jawaban
F = Jumlah jawaban/ frekuensi
n = Jumlah responden
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengujian dapat dilihat pada lampiran yaitu
output
program SPSS tersebut. Dari
output SPSS tersebut dapat dilakukan analisis hasil regresi sebagai berikut:
1.
Persamaan Regresi
Model
persamaan regresi linier sebagai berikut:
Y = 1,499 + 0,697X
Keterangan:
a.
Nilai konstanta (a) adalah 1,499. Hal ini dapat diartikan jika koefisien Audit Internal bernilai
0, maka Operasi Penjualan bernilai positif yaitu 1,499.
b.
Nilai koefisien regresi variabel Operasi Penjualan (b) bernilai positif yaitu 0,697. Hal ini
dapat diartikan setiap peningkatan Audit Internal 1, maka Operasi Penjualan juga meningkat
sebesar 0,697.
2.
Koefisien Determinasi
Tabel 7. Hasil Output SPSS Koefisien Determinasi
Model Summaryb