• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP OPERASI (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP OPERASI (1)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP OPERASI PENJUALAN

DI PT. FASTRATA BUANA TASIKMALAYA

1

Cecep M. Kapi &

2

Astri Windiastuti

1

Komputerisasi Akuntansi Politeknik Triguna Tasikmalaya, 2 Mahasiswa POLITRI Tasikmalaya

ABSTRAK – Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis mengenai Audit Internal, Operasi Penjualan, dan Pengaruh Audit Internal terhadap Operasi Penjualan di PT Fastrata Buana Tasikmalaya.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dan verifikatif, sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner. Populasi yang digunakan pada peneliti sebanyak 35 responden. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana dan uji t.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan Audit Internal memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Operasi Penjualan di PT Fastrata Buana Tasikmalaya,

Kata kunci: Audit Internal, Operasi Penjualan

ABSTRACT.

The objectives of this research are to know and analyze about Internal Audit,

Sales Operations, and the influence of Internal Audit to Sales Operations at PT. Fastrata Buana

Tasikmalaya.

Research method which applied in this research is descriptive and verificative research

method, while data collecting technique is done by through qeustionaire.

The population used in

the research as many as 35 respondents.The analyzer applied is simple regression technique and

t test.

The result of this research are indicated that the Internal Audit has positive and

significant influence of the sales Operations at PT. Fastrata Buana Tasikmalaya.

Keyword: Internal Audit, Sales Operations.

1.

PENDAHULUAN

Audit internal merupakan elemen monitoring dari struktur pengendalian intern dalam

suatu organisasi, yang dibuat untuk memantau efektivitas dari elemen-elemen struktur

pengendalian intern lainnya.

Menurut Hiro Tugiman (2006: 11), adalah : “ Internal auditing adalah suatu fungsi

penilaian yang independen dalam suatu organiasasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan

organisasi yang dilaksanakan”

(5)

Berdasarkan pengertian di atas diketahui bahwa audit internal merupakan suatu fungsi

penilaian yang bebas dalam suatu organisasi guna menelaah atau mempelajari dan menilai

kegiatan-kegiatan perusahaan untuk memberikan saran kepada manajemen. Audit Internal yang

memadai suatu perusahaan akan membantu manajemen menjaga keamanan harta milik

perusahaan dan dapat mencegah serta menemukan kesalahan-kesalahan dan penggelapan yang

dapat merugikan perusahaan.

Tujuan dari audit internal adalah memberikan pelayanan kepada organisasi, dalam rangka

membantu semua anggota organisasi tersebut. Bantuan yang diberikan sebagai tujuan akhir

adalah agar semua anggota organisasi dapat melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan

kepadanya secara efektif, atau lebih jauh lagi mencapai efektivitas optimal.

Disamping itu audit internal membantu manajemen dalam mencari kemungkinan yang

terbaik dalam penggunaan modal secara efektif dan efisien, termasuk peningkatan efektifitas

pengendalian dalam batas-batas biaya yang wajar. Semua bantuan pemeriksaan intern tersebut

diberikan melalui analisis-analisis, penilaian-penilaian, saran-saran, bimbingan dan informasi

mengenai aktivitas yang diperiksanya.

Pihak-pihak yang diberi bantuan yaitu meliputi manajemen dari semua tingkat hingga

dewan direksi, audit internal bertanggung jawab untuk memberikan kepada mereka informasi

mengenai kelayakan dan efektivitas dari pengendalian intern serta kualitas pelaksanaannya.

Menurut Reider (2002: 30) tujuan audit internal adalah sebagai berikut:

1.

Untuk menilai kinerja (performance) dari manajemen dan berbagai fungsi perusahaan.

2.

Untuk menilai apakah sumber daya yang dimiliki perusahaan telah digunakan secara efisien

dan ekonomis.

3.

Untuk menilai efektifitas perusahaan dalam tujuan yang ditetapkan oleh manajemen.

4.

Memberikan rekomendasi kepada top manajemen untuk memperbaiki

kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam struktur pengendalian intern dan prosedur operasional

perusahaan dalam rangka meningkatkan efisiensi, keekonomisan dan efektivitas kegiatan

operasi perusahaan.

Penjualan adalah salah satu perusahaan, selain itu kegiatan operasional perusahaan, yang

merupakan bagian penting bagi setiap kegiatan perusahaan. Penjualan dapat menjamin

kelangsungan hidup perusahaan karena dari penjualan ini perusahaan akan mendapatkan laba

yang dapat digunakan untuk kelangsungan hidup penjualan yang maksimal atau sesuai target

yang direncanakan dapat menjadi ukuran keberhasilan perusahaan dalam melaksanakan

kegiatan usaha.

Aktivitas semua fungsi di perusahaan berpengaruh besar terhadap keberhasilan

perusahaan dan salah satunya adalah fungsi penjualan. Fungsi penjualan merupakan fungsi yang

dianggap sangat penting karena mempengaruhi berbagai jenis pelaksanaan pada bagian-bagian

yang ada dalam perusahaan.

(6)

hanya tentang penyelenggaran fungsi penjualan di masa yang akan datang melainkan juga pada

berbagai kegiatan lain yang terjadi karena dilakukannya pembelian tertentu.

Pemeriksaan dan pengendalian terhadap kegiatan penjualan harus dilakukan karena hasil

yang diperoleh dalam kegiatan penjualan mempengaruhi signifikan terhadap laba yang diperoleh

perusahaan. Volume penjualan yang tepat, meningkatkan kepuasan penjualan melalui pelayanan

yang baik dan optimalkan keuntungan.

Setiap perusahaan yang bersifat profit oriented bertujuan untuk memperoleh laba yang

maksimal dalam menjalankan usahanya, sedangkan perusahaan menghadapi berbagai kendala

seperti kelangkaan output berupa produk, daya, sarana dan prasarana sehingga tidak pernah ada

alasan apapun yang membenarkan adanya inefisiensi dalam pengelolaan output tersebut.

Dalam kenyataannya, seringkali tujuan perusahaan untuk mencapai penjualan maksimal

tersebut terhambat oleh praktik-praktik kecurangan yang terjadi di dalam perusahaan. Dari sudut

pandang akuntansi dan audit, kecurangan adalah penggambaran yang salah dari fakta material

dalam buku besar atau laporan keuangan. Pernyataan yang salah dapat ditujukan pada organisasi

itu sendiri dengan cara menutupi atau menyamarkan penggelapan uang, ketidakcakapan,

penerapan dana yang salah atau pencurian atau penggunaan aktiva organisasi yang tidak tepat

oleh petugas, pegawai dan agen.

Kecurangan yang dilakukan oleh bagian penjualan adalah tidak sesuainya uang kas, cek,

giro yang diterima dan disetor dari pelanggan, terdapat penyimpangan price list, dan discount

yang diberikan kepada pelanggan, adanya penyatuan tugas antara penjualan, pengiriman barang

dan bagian penagihan. Kecurangan yang terjadi pada operasi penjualan akan mengakibatkan

perusahaan tidak bisa mencapai tujuan perusahaan dengan efektif dan efisien sehingga bisa

merugikan perusahaan dalam jumlah besar.

Penelitian ini menitikberatkan pada kecurangan yang dilakukan oleh pihak di dalam

perusahaan, baik itu karyawan maupun manajemen. Perusahaan kecil maupun perusahaan besar,

milik negara atau daerah maupun swasta tidak kebal terhadap pencurian dan kecurangan. Akan

tetapi, seringkali pemilik perusahaan-perusahaan yang tidak begitu besar tidak percaya bahwa

hal itu bisa terjadi kepada mereka, padahal perusahaan tersebut juga rentan terhadap adanya

praktik pencurian dan kecurangan.

Perusahaan-perusahaan dengan skala yang tidak begitu besar biasanya mempunyai

karyawan yang tidak terlalu banyak, sehingga masih kurang dalam hal pemisahan tugas,

pengendalian akuntansi juga masih lemah dan biasanya ada kepercayaan yang besar dari pemilik

kepada karyawannya.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP OPERASI PENJUALAN DI PT.

FASTRATA BUANA TASIKMALAYA”.

2.

LANDASAN TEORI

2.1.

Audit Internal

Auditing menurut Arens dan Loebbecke (2008: 19) didefinisikan sebagai “Proses

pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai

suatu entitas ekonomi yang dilakukan seseorang yang kompeten dan independen untuk dapat

menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria yang telah

ditetapkan”.

(7)

berbentuk sebuah perusahaan divisi, departemen, seksi, unit bisnis, fungsi bisnis, proses bisnis,

layanan informasi, sistem atau proyek. Jika tindakan audit berhasil dalam meningkatkan kinerja

organisasi maka berarti menunjang kearah perbaikan kinerja secara keseluruhan”.

menyangkut

masalah-masalah operasi yang mempunyai cakupan luas.

Menurut Hiro Tugiman (2004: 44) aktivitas-aktivitas dalam ruang lingkup audit internal

terdiri dari:

1.

Aktivitas kepatuhan (compliance) dilakukan untuk mengetahui tingkat kepatuhan terhadap

prosedur, rencana, kebijakan, dan prinsip akuntansi yang telah diterapkan oleh manajemen

dan terhadap peraturan-peraturan pemerintah.

2.

Aktivitas pengujian (verification) dilakukan untuk menguji keandalan data-data yang

disajikan atau dihasilkan oleh tiap-tiap bagian perusahaan yang meliputi pengujian terhadap

pengamanan harta perusahaan dari kemungkinan kerugian.

3.

Aktivitas penilaian (evaluating) sangat erat kaitannya dengan kelayakan dan aktivitas

pengendalian intern perusahaan seperti penilaian terhadap efisiensi operasi dan prosedur

pencatatan serta penilaian terhadap pelaksanaan otorisasi dan tingkat kualifikasi hasil

penugasan yang berkaitan satu sama lain.

Hiro Tugiman (2004:20) tentang kualifikasi auditor internal: Kualifikasi auditor internal

mempunyai kewajiban pada profesi, manajemen, pemegang saham dan pada masyarakat umum

untuk selalu memelihara standar perilaku profesional yang tinggi.

Kualifikasi auditor internal terdiri dari:

1.

Independensi

2.

Kompetensi.

Menurut Hiro Tugiman (2004: 56) program audit internal adalah sebagai berikut:

a.

Perencanaan Audit

Tahap perencanaan audit merupakan langkah yang paling awal dalam pelaksanaan kegiatan

audit intenal.

b.

Pengujian dan pengevaluasian informasi

Pada tahap ini audit intern haruslah mengumpulkan, menganalisa, menginterprestasi dan

membuktikan kebenaran informasi untuk mendukung hasil audit.

c.

Penyampaian hasil pemeriksaan

Laporan audit internal ditujukan untuk kepentingan manajemen yang dirancang untuk

memperkuat

pengendalian

audit

internal,

untuk

menentukan

ditaati

tidaknya

prosedur/kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajemen.

d.

Tindak lanjut hasil pemeriksaan

Audit intern terus menerus meninjau/melakukan tindak lanjut (follow up) untuk memastikan

bahwa terhadap temuan-temuan pemeriksaan yang dilaporkan telah dilakukan tindakan yang

tepat.

2.2.

Operasi Penjualan

Konsep penjualan menurut Basu Swastha (2000: 13) dide

finisikan sebagai “Konsep

pemasaran berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari

penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan, konsep

pemasaran tersebut terdiri dari orientasi konsumen, volume penjualan, dan

koordinasi/integrasi.”

Tiga elemen pokok konsep pemasaran yaitu:

1. Orientasi konsumen

(8)

3. Koordinasi dan Integrasi.

Kebijakan dan prosedur operasi penjualan menurut Basu Swastha dalam Manajemen

Pemasaran Modern (2000: 58) “Kebijakan dan merupakan peraturan yang dibuat oleh

manajemen untuk melaksanakan kegiatan. Kebijakan ini merupakan peraturan untuk bertindak

dengan cara dan keadaan tertentu dan dapat dimanfaatkan sebagai suatu pedoman, keharusan,

atau pembatasan tindakan. Sedangkan prosedur adalah metode atau cara-cara yang digunakan

dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan selaras dengan kebijakan yang telah ditentukan.

Kebijakan dan prosedur tersebut meliputi persiapan sebelum menjual, penerbitan lokasi

operasi penjualan, dan pendekatan pendahuluan.”

Kebijakan dan prosedur tersebut adalah:

1. Persiapan sebelum menjual

2. Penentuan lokasi operasi penjualan

3. Pendekatan Pendahuluan

4. Pelaksanaan Operasi Penjualan

3.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Menurut

Sugiyono (2010:29), “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk

menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat

kesimpulan yang lebih luas.”

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 7), “Metode verifikatif pada dasarnya ingin menguji

kebenaran kebenaran pengumpulan data di lapangan”.

3.1.

Operasionalisasi Variabel

Menurut Sugiyono (2009: 59),

“ V

ariabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau

nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya

.

Dari definisi diatas dapat dilihat bahwa operasional variabel berfungsi untuk

menentukan jenis indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian,

sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar. Untuk

mengukur variabel penelitian, maka gambaran masing-masing variabel dirangkum pada tabel

operasionalisasi variabel berikut ini:

Variabel

Dimensi

Indikator

Skala

Audit

Internal

(Variabel X)

1.

Ruang

Lingkup

Audit Internal

a.

Aktivitas Kepatuhan

b.

Aktivitas Pengujian

c.

Aktivitas Penilaian

Likert

2.

Kualifikasi Auditor

Internal

a.

Independensi

b.

Kompetensi

3.

Program

Audit

Internal

a.

Perencanaan Audit

b.

Pengujian

&

Pengevaluasian Informasi

c.

Penyampaian

Hasil

Pemeriksaan.

(9)

Pemeriksaan

Operasi

Penjualan

(Variabel Y)

1.

Konsep Penjualan

a.

Orientasi Konsumen

b.

Volume Penjualan

c.

Koordinasi & Integrasi

Likert

2.

Kebijakan

&

Prosedur Operasi

Penjualan

a.

Persiapan

sebelum

menjual

b.

Penentuan

lokasi

penjualan

c.

Pendekatan Pendahuluan

d.

Pelaksanaan

Operasi

Penjualan

3.2.

Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah karyawan di PT. Fastrata Buana Tasikmalaya

sebanyak 35 orang.

3.3.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui beberapa teknik yaitu:

1.

Wawancara (Interview).

Teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara tanya jawab langsung denga

pihak-pihak yang terkait langsung dn berkompeten dengan permasalahan yang penulis teliti

(Sugiyono, 2013: 231).

2.

Kuesioner.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009 :199)

3.

Studi Kepustakaan

Menurut Nazir (2005: 65) “Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan cara

mempelajari, mengkaji dan memahami sumber-sumber data yang ada pada beberapa buku

yang terkait dalam

penelitian.”

3.4.

TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a.

Uji Validitas

b.

Uji Reliabilitas

c.

Analisi Terhadap Kuesioner

d.

Analisis Regresi

e.

Analisis Koefisien Determinasi.

3.4.1.

Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu data dapat dipercaya kebenarannya sesuai dengan kenyataan.

Menurut Sugiyono (2010:172) bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid menunjukkan derajat ketepatan antara data

yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.

Hasil uji validitas variabel independen yaitu Audit Internal menggunakan SPSS sebagai berikut:

Tabel 2. Uji Validitas Audit Internal

(10)

1 0,506 0,3338 Valid

2 0,689 0,3338 Valid

3 0,875 0,3338 Valid

4 0,734 0,3338 Valid

5 0,691 0,3338 Valid

6 0,501 0,3338 Valid

7 0,700 0,3338 Valid

8 0,514 0,3338 Valid

9 0,630 0,3338 Valid

10 0,678 0,3338 Valid

11 0,578 0,3338 Valid

12 0,630 0,3338 Valid

13 0,507 0,3338 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner

Berdasarkan hasil output di atas maka semua butir Audit Internal dikatakan valid karena

nilai r

hitung

pada semua butir lebih besar dari r

tabel

.

Hasil uji validitas variabel independen yaitu Operasi Penjualan menggunakan SPSS sebagai

berikut:

Tabel 3. Uji Validitas Operasi Penjualan

No. r hitung r tabel Keterangan

1 0,843 0,3338 Valid

2 0,821 0,3338 Valid

3 0,751 0,3338 Valid

4 0,569 0,3338 Valid

5 0,906 0,3338 Valid

6 0,670 0,3338 Valid

7 0,611 0,3338 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner

Berdasarkan hasil

output

di atas maka semua butir Operasi Penjualan dikatakan valid

karena nilai r

hitung

pada semua butir lebih besar dari r

tabel

.

3.4.2.

Uji Reliabilitas

(11)

Hasil uji reliabilitas variabel independen yaitu Audit Internal sebagai berikut:

Tabel 4. Uji Reliabilitas Audit Internal

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.870

13

Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner dengan SPSS

Dari hasil uji reliabilitas dengan SPSS diperoleh nila

i Cronbach’s Alpha sebesar 0,

870,

karena nilai Cronb

ach’s Alpha lebih besar dari 0,

70 maka pernyataan/pertanyaan variabel Audit

Internal dikatakan reliabel atau stabil dari waktu ke waktu.

Hasil uji reliabilitas variabel dependen yaitu Operasi penjualan sebagai berikut:

Tabel 5. Uji Reliabilitas Operasi Penjualan

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.861

7

Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner dengan SPSS

Dari hasil uji reliabilitas dengan SPSS diperoleh nilai

Cronbach’s Alpha

sebesar 0,861,

karena nilai

Cronbach’s Alpha

lebih besar dari 0,70 maka pernyataan/pertanyaan variabel

efektivitas pelayanan jasa dikatakan reliabel atau stabil dari waktu ke waktu.

3.4.3.

Analisis Terhadap Kuesioner

Menurut Sugiyono (2007: 144), “Analisis terhadap kuesioner adalah tek

nik

pertimbangan data untuk menentukan pembobotan jawaban responden dilakukan dengan

menggunakan skala likert untuk jenis pertanyaan/ pernyataan

tertutup yang berskala normal”.

Setelah data terkumpul melalui kuesione maka langkah selanjutnya adalah melakukan

tabulasi, yaitu memberikan nilai

(scoring) sesuai dengan sistem yang telah ditetapkan. Scoring

dilakukan dengan menggunakan skala likert 5-4-3-2-1.

Perhitungan hasil kuesioner dengan prosentase menggunakan rumus sebagai berikut:

%

100

x

n

F

X

Sumber: Sudjana (2000: 76)

Dimana:

X = Jumlah prosentase jawaban

F = Jumlah jawaban/ frekuensi

n = Jumlah responden

4.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengujian dapat dilihat pada lampiran yaitu

output

program SPSS tersebut. Dari

output SPSS tersebut dapat dilakukan analisis hasil regresi sebagai berikut:

1.

Persamaan Regresi

(12)

Model

persamaan regresi linier sebagai berikut:

Y = 1,499 + 0,697X

Keterangan:

a.

Nilai konstanta (a) adalah 1,499. Hal ini dapat diartikan jika koefisien Audit Internal bernilai

0, maka Operasi Penjualan bernilai positif yaitu 1,499.

b.

Nilai koefisien regresi variabel Operasi Penjualan (b) bernilai positif yaitu 0,697. Hal ini

dapat diartikan setiap peningkatan Audit Internal 1, maka Operasi Penjualan juga meningkat

sebesar 0,697.

2.

Koefisien Determinasi

Tabel 7. Hasil Output SPSS Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Audit Internal terhadap Operasi Penjualan

menggunakan koefisien determinasi dengan menggunakan rumus Kd =

r x 100%.

2

Untuk

lebih jelas dapat dilihat di tabel 6.

Dari tabel

model summary diperoleh angka R

square sebesar 0.336. Hal ini menunjukkan

pengertian bahwa Audit Internal berpengaruh sebesar 33,6% terhadap Operasi Penjualan,

sedangkan sisanya 66,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti seperti kualitas

sumber daya manusia, kualitas sistem informasi, sarana dan prasarana, iklim kerja organisasi

dan lain-lain.

3.

Pengujian Hipotesis

Untuk menguji apakah hipotesis diterima atau ditolak dan seberapa besar signifikasi

pengaruh tersebut, penulis menggunakan uji t. Adapun Rumusan hipotesis yang akan diuji

adalah sebagai berikut

:

(13)

Ha : ρ ≠ 0,

Audit Internal berpengaruh terhadap Operasi Penjualan di PT. Fastrata Buana

Tasikmalaya.

Berdasarkan Tabel 4.29

(Tabel Coefficient)

pada kolom t, diperoleh t

hitung

= 3,423 adapun

t

tabel

untuk tingkat sig

nifikan α = 0,05

, derajat kebebasan= 35-2 = 33 didapat t

tabel

= 2,035.

Ternyata nilai t

hitung

>t

tabel

atau 3,423>2,035, maka H

0

ditolak dan Ha diterima. Maka dapat

disimpulkan bahwa Audit Internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap Operasi

Penjualan di PT. Fastrata Buana Tasikmalaya.

5.

SIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, maka dapat disimpulkan bahwa

Audit Internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap Operasi Penjualan di PT. Fastrata

Buana Tasikmalaya sebesar 33,6%.

5.2.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, untuk itu peneliti mencoba memberikan saran yang

mungkin dapat dijadikan masukan bagi auditor dan bagian penjualan, diantaranya:

1.

Sebaiknya auditor lebih meningkatkan untuk selalu mendiskusikan rencana audit dan

penggalian informasi mengenai bagian/unit yang diperiksa agar proses audit dapat berjalan

dengan lancer.

2.

Sebaiknya bagian penjualan lebih meningkatkan prosedur pelaksanaan kegiatan penjualan

agar berjalan dengan lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Amin.2004. Internal Auditing Suatu pengantar Akuntansi. Jakarta: Harvarindo.

Arens,A Alvin, James K. Loebbecke. 2008. Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

Basu Swastha. 2000. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Penerbit Andi

Beni Ahmad Saebani. 2008. Metode Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia.

Boynton, William C., Johnson, Raymond N., and Kell, Walter G. (2008) Modern Auditing, 7th

Edition, New York : John Willey and Sons Inc.

Eric,L.Kohler. 2002. Marketing Management. New Jersey.

Hiro Tugiman. (2000), Standar Profesional Audit Internal, Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

___________. (2004), Menuju Audit Internal Organisasi yang Efektif, Yogyakarta: Kanisisus

Husein Umar. 2002. Study Kelayakan Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2001), Standar Profesi Akuntan Publik, Yogyakarta: Bagian

penerbitan STIE YPKN.

Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal. (2004), Standar Profesi Audit Internal. Jakarta.

Moeller, Robert and Herbert N .Witt (2000

), Brink’s Modern Internal Auditing, 5th Edition, New

York : Jhon Wiley & Sons, inc.

Mohamad Nazir. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia.

Mudrajad Kuncoro. 2009. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Erlangga.Ratminto,

Atik Septi Winarsih. 2009. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mulyadi. 2008. Auditing. Edisi Keenam, Cetakan Kedelapan. Jakarta: Salemba Empat

Payne. (2000), Marketing Manajemen , The Third Edition, Chicago: Prentice Hall, Inc

Philip Kotler. (2000), Marketing Management, The Millenium Edition, New Jersey : Prentice

Hall, Inc.

(14)

Sudjana. 2000. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung:Alfabeta.

__________. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kualitatif, dan R & D.

Bandung: Alfabeta.

_________. 2013. Metodelogi Penelitian Bisnis Catatan Ke-17. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Penerbit

Rineka Cipta

Suraida, (2005), Auditing, Cetakan Pertama, Yogyakarta : Penerbit Panduan

Umi Narimawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Genesis.

Winardi. 2001. Manajemen Pemasaran. Jakarta:

RIWAYAT PENULIS

Cecep Mohamad Kapi, S.Kom., MM. adalah dosen tetap pada Program Studi Komputerisasi

Akuntansi Politeknik Triguna Tasikmalaya

Gambar

Tabel 2. Uji Validitas Audit Internal
Tabel 3. Uji Validitas Operasi Penjualan
Tabel 7. Hasil Output SPSS Koefisien Determinasi

Referensi

Dokumen terkait

PEMENANG NOMOR DAN TGL KONTRAK / SURAT PESANAN SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK) SANGGAH / SANGGAH BANDING / PENGADUAN. LAPORAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TAHUN

Game selanjutnya diwujudkan dalam bentuk permainan labirin, dimana pemain ditugaskan untuk mengarahkan karakter agar dapat keluar dari labirin dengan menggunakan

Hasil penelitian terdapat 5 jenis tumbuhan kantong semar di kawasan Suaka Margasatwa Rawa Singkil Kecamatan Rundeng Kota Subulussalam, yaitu Nepenthes ampullaria ,

Perendaman induk Ikan Gapi bunting dengan madu pelawan dalam penelitian ini termasuk cara langsung yang berpotensi mengarahkan kelamin Ikan Gapi menjadi jantan.

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa stadium Plasmodium yang banyak ditemukan adalah stadium ring hal ini menunjukan bahwa terjadi fase aseksual

Intiland Tower adalah solusi untuk tantangan alam dengan menggabungkan konsep dasar arsitektur hijau dan efisiensi energi sejak 25 tahun yang lalu, meletakkan aplatform

1) Fokus pada skenario yang penting, didasarkan pada identifikasi risiko pada tahap sebelumnya. Kemudian di masukan pada tool database manajemen sistim. 2) Ukur risiko