• Tidak ada hasil yang ditemukan

Chapter I Pengaruh Faktor Provider Dan Karakteristik Konsumen Terhadap Kepuasan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Malahayati Medan Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Chapter I Pengaruh Faktor Provider Dan Karakteristik Konsumen Terhadap Kepuasan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Malahayati Medan Tahun 2014"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit pada era globalisasi berkembang sebagai industri padat karya,

padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

Sumber Daya Manusia (SDM) dalam jumlah yang besar dan beragam kualitasnya.

Dalam pengalaman sehari-hari ketidakpuasan pasien yang paling sering dikemukakan

dalam kaitannya dengan sikap dan prilaku petugas kesehatan rumah sakit, antara lain:

keterlambatan pelayanan dokter dan perawat, dokter sulit ditemui, lamanya proses

masuk rawat, keterbatasannya obat dan peralatan ketersediaannya sarana serta

ketertiban dan kebersihan rumah sakit (Muninjaya, 2012).

Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan perorangan secara

paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Komponen pelayanan rumah sakit mencakup 20 pelayanan. Bardasarkan

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 bahwa rumah sakit adalah

institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi,

dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan

pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya

Pembangunan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No.36 Tahun

2009 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

(2)

setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif

secara sosial dan ekonomis. Untuk mewujudkan tujuan tersebut pemerintah telah

mengupayakan dengan berbagai program Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).

SJSN pada dasarnya merupakan program negara yang bertujuan untuk memberikan

jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta atau

anggota keluarga.

Menurut perkiraan yang diperoleh dari kantor perburuhan internasional hanya

sekitar 20-30% dari total penduduk dunia yang memiliki akses kepada tunjangan

tunai jaminan sosial yang menguntungkan, 70-80% selebihnya hidup dalam kondisi

sosial yang tidak terjamin meski ada kemajuan dalam hak-hak asasi. Angka ini

menunjukan besarnya permasalahan yang harus dihadapi dunia saat ini. Untuk

negara-negara berkembang indonesia sekitar 20% yang mendapatkan jaminan sosial

sesuai dengan prinsip-prinsip asuransi yang menguntungkan bagi pesertanya

(Chazali, 2013).

Filsafat negara Indonesia yaitu pancasila terutama sila ke-5 mengakui hak

asasi warga atas kesehatan. Hak ini juga terdapat pada UU 36 tahun 2009 yang

dinyatakan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh

akses atas sumber daya dibidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan

yang aman, bermutu dan terjangkau, dan sebaliknya setiap orang juga mempunyai

untuk turut serta dalam program jaminan kesehatan sosial. Undang-Undang No. 36

tahun 2009 pasal 20 ayat 1 juga menegaskan bahwa pemerintah bertanggung jawab

atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui SJSN bagi upaya kesehatan

(3)

atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui BPJS kesehatan yang

merupakan badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan

kesehatan (Penpres RI Nomor 12 Tahun 2013).

SJSN merupakan program yang bertujuan memberikan kepastian

perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat indonesia untuk

melaksanakan Undang-Undang No. 40 tahun 2004 tentang sistem jaminan sosial dan

UU N0. 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

(Mundihartono, 2012 ).

Berdasarkan UU No. 40 tahun 2004 bahwa asuransi sosial merupakan

mekanisme pengumpulan iuran yang bersifat wajib dari peserta, guna memberi

perlindungan kepada peserta atas resiko sosial ekonomi yang menimpa mereka dan

atau anggota keluarganya. Dengan demikian Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

yang dikembangkan di Indonesia saat ini merupakan bagian dari SJSN. Tujuannya

adalah agar semua penduduk indonesia di lindungi dalam sistem asuransi, sehingga

mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang layak (UU No. 40 tahun

2004)

Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 menetapkan bahwa Jaminan Sosial

Nasional akan diselenggarakan oleh BPJS, yang terdiri dari BPJS Kesehatan dan

BPJS ketenagakerjaan yang diimplementasikan dimulai 1 januari 2014. Secara

operasional pelaksanaan JKN dituangkan dalam Peraturan Pemerintah dan Peraturan

Presiden (UU No. 24 tahun 2011).

Tujuan khusus dari BPJS tahun 2014 terdiri dari 8 sasaran yaitu : (1) BPJS

(4)

setidaknya bagi 121,6 juta peserta (sekitar 50 juta masih dikelola Badan lain) (3)

Paket manfaat medis yang dijamin adalah seluruh pengobatan untuk seluruh penyakit.

Namun, masih ada perbedaan kelas perawatan di rumah sakit bagi yang mengiur

sendiri dan bagi Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang iurannya dibayarkan oleh

Pemerintah, (4) Rencana Aksi Pengembangan fasilitas kesehatan tersusun dan mulai

dilaksanakan,(5) Seluruh peraturan pelaksanaan (PP, Perpres, Peraturan Menteri, dan

Peraturan BPJS) yang merupakan turunan UU SJSN dan UU BPJS telah diundangkan

dan diterbitkan (6) Paling sedikit 75% peserta menyatakan puas, baik dalam layanan

di BPJS maupun dalam layanan di fasilitas kesehatan yang dikontrak BPJS, (7)

Paling sedikit 65% tenaga dan fasilitas kesehatan menyatakan puas atau mendapat

pembayaran yang layak dari BPJS, (8) BPJS dikelola secara terbuka, efisien, dan

akuntabel (Mundihartono, 2012).

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kesehatan merupakan badan hukum

publik yang dibentuk oleh pemerintah untuk mewujudkan terlaksananya program

jaminan kesehatan nasional (JKN) yang ditujukan bagi seluruh masyarakat di

indonesia karena kepersetaan bersifat wajib, BPJS kesehatan menargetkan semua

penduduk indonesia terdaftar sebagai peserta JKN paling lambat pada tanggal 1

januari 2019 dengan tingkat kepuasan 85%

Kepuasan konsumen dapat diartikan sebagai suatu sikap konsumen ditinjau

dari kesukaan atau ketidaksukaan terhadap pelayanan yang pernah dirasakan.

Kepuasaan konsumen merupakan reaksi perilaku setelah pembelian, hal ini dapat

(5)

terhadap pembelian jasa yang sama dan akan mempengaruhi ucapan konsumen

terhadap produksi yang dihasilkan

Penanganan keluhan merupakan satu komponen untuk menyelesaikan

masalah pelayanan kesehatan, baik yang bersifat administratif maupun bersifat medis.

Permasalahan bisa terjadi antara peserta dan fasilitas kesehatan; antara peserta dan

BPJS kesehatan; antara BPJS kesehatan dan fasilitas kesehatan; atau antara BPJS

kesehatan dan asosiasi fasilitas kesehatan. Mekanisme yang dapat ditempuh untuk

menyelesaikan ketidakpuasan para pihak tersebut adalah: 1) Jika peserta tidak puas

terhadap pelayanan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan

BPJS kesehatan, peserta dapat mengajukan pengaduan kepada fasilitas kesehatan

yang bekerja sama dengan BPJS dan atau BPJS kesehatan. 2) Jika peserta dan/atau

fasilitas kesehatan tidak mendapatkan pelayanan yang baik dari BPJS kesehatan maka

dapat menyampaikan pengaduan kepada Menteri Kesehatan (Kemenkes RI, 2013).

Rumah Sakit Islam Malahayati merupakan rumah sakit umum swasta yang

bergerak dalam bidang pelayanan medis atau kesehatan masyarakat, yang bertujuan

untuk membantu pemerintah serta melayani masyarakat dalam meningkatkan derajat

kesehatan baik kesehatan jasmani, rohani dan sosial. Rumah sakit ini berkembang

menjadi rumah sakit swasta yang berada dilingkungan Yayasan RSIM dan berada

dibawah pimpinan direktur RSIM dan merupakan rumah sakit kelas c. Sumber daya

manusia di Rumah Sakit Islam Malahayati terdiri dari tenaga medis yang berjumlah

21 orang, sedangkan tenaga paramedis keperawatan sebanyak 183 orang, tenaga non

keperawatan sebanyak 25 orang dan tenaga non kesehatan berjumlah 86 orang (Profil

(6)

Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak RSIM Medan berupa

pelayanan medis yaitu medical check up, dokter umum, dokter gigi, dan dokter

spesialis/sub spesialis seperti anak, bedah, kebidanan dan kandungan, penyakit

dalam, syaraf THT, mata, kulit dan kelamin, jantung, bedah tulang, jiwa, urologi, dan

bedah syaraf. Pelayanan penunjang yaitu laboraturium patologi klinik, x-ray, USG,

EKG, fisioterapi, konsultasi gizi, farmasi dan hemodialisa (Pofil RSIM, 2014).

Kepuasan pelanggan merupakan salah satu indikator mutu pelayanan

kesehatan dapat diukur dan dibandingkan antara pelayanan yang diharapkan dengan

pelayanan yang dirasakan oleh peserta. Dengan demikian ada dua faktor utama yang

mempengaruhi mutu pelayanan dalam kaitan dengan kepuasan yang pertama

pelayanan yang diharapkan dan kedua pelayanan yang dirasakan (Pohan, 2007).

Menurut Kotler (1997) dalam rangkuti (2008), kepuasan pelanggan adalah perasaan

senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara kinerja yang

dirasakan dan yang diharapkan. Zeitham dan Berry (1985) oleh Tjiptono (2005)

mengemukakan ada 5 dimensi yang digunakan untuk mengukur kulitas pelayanan

yaitu tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy.

Hasil penelitian Liharris (2010) tentang pengaruh kualitas pelayanan terhadap

kepuasan pasien rawat inap di RSU Bunda Thamrin Medan bahwa bukti fisik,

kehandalan, ketanggapan, jaminan dan perhatian memiliki pengaruh terhadap

kepuasan pasien rawat.

Berdasarkan survei awal yang dilakukan penulis dengan mewawancarai 10

pasien yang dirawat di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan pada bulan september

(7)

pasien rumah sakit ini mudah dilakukan dan cepat namun untuk mendapatkan

ruangannya pasien harus menunggu lama di UGD sebelum dipindahkan ke

ruanganny, jam kunjungan dokter yang tidak pasti kapan datangnya, dan persediaan

obat yang sering tidak tersedia sesuai kebutuhan, serta kebersihan yang kurang dijaga.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian tentang

Pengaruh Faktor Provider dan Karakteristik Konsumen Terhadap Kepuasan Peserta

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam

Malahayati Medan Tahun 2014.

1.2Rumusan Masalah.

Bagaimana Pengaruh Faktor Provider dan Karakteristik Konsumen Terhadap

Kepuasan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Ruang Rawat Inap Di Rumah

Sakit Islam Malahayati Medan Tahun 2014.

1.3 Tujuan Penelitian.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Faktor Provider

dan Karakteristik Konsumen Terhadap Kepuasan Peserta Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN) Ruang Rawat Inap Di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan Tahun

2014.

1.4 Manfaat Penelitian.

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Manfaat secara ilmiah, penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan

(8)

Terhadap kepuasan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Ruang Rawat

Inap Rumah Sakit Islam Malahayati Medan Tahun 2014.

2. Manfaat secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat dapat memberikan

masukan bagi instansi terkait demi peningkatan pelaksanaan program

3. Manfaat secara akademis, secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu

menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca tentang Pengaruh Faktor

Provider dan Karakteristik Konsumen Terhadap kepuasan Peserta Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Malahayati

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan situs ini didasarkan pada tuntutan terhadap era globalisasi yang mulai berlaku sejak munculnya teknologi internet, dengan semakin mudahnya suatu informasi didapatkan

Meningkatkan tata kelola pemerinthan yang bersih dan efektif dan kualitas pelayanan publik Meningkatnya pelaksanaan reformasi birokrasi Opini BPK terhadap laporan

Kesimpulan yang didapat adalah bahwa dengan memggunakan metode pembelajaran elektronik dengan materi citra ini diharapkan dapat mengatasi masalah waktu, uang, dan tempat,

56% 56% 56% 56% Jumlah dokumen kutipan akta kematian yang telah diterbitkan bagi yang meninggal pada tahun (x) dibagi dengan jumlah kematian yang terjadi pada tahun (x)

Multimedia merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menyampaikan informasi lebih menarik dan mudah dimengerti, karena multimedia merupakan kombinasi suara, animasi grafik,

[r]

Pelaksanaan IKM agar dilaksanakan secara periodik untuk mengetahui tingkat kinerja unit pelayanan secara berkala dan memperoleh gambaran secara obyektif mengenai

Dari penafsiran berbagai pendapat yang dikemukakan, dapat ditarik dua kesimpulan: (1) adanya “laba” kenangan menjadi sebuah nilai tambah yang penting bagi para murid