• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Iman dan Taqwa. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Implementasi Iman dan Taqwa. docx"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGERTIAN IMAN DAN TAQWA

Moch. Taufiq Ridho ,M.Pd

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KELOMPOK 3

1. Winda Kharismawati 14513160 2. Rachmad Fajrin Al Khiri 14513162 3. Puspa Shinta Pratiwi 14513164 4. Tri Asbahdin 14513166 5. Muhammad Afrizal Nandito 14513168

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

(2)

DAFTAR ISI

Kata pengantar...1

Daftar isi...2

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang...3

Rumusan Masalah………...3

Tujuan………..3

Manfaat………....4

BAB II: DASAR TEORI Implementasi...5

Iman...5

Taqwa...6

Masyarakat modern...6

BAB III: PEMBAHASAN Masalah-Masalah Manusia Dalam Kehidupan Modern………...8

Implementasi Iman dan Taqwa Dalam Menjawab Problem di Kehidupan Modern……….13

BAB IV: PENUTUP Kesimpulan………...18

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Iman adalah percaya dan meyakini bahwa Allah SWT adalah tuhan semesta alam. Sedangkan taqwa adalah mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Masalah iman dan taqwa ini sangat menarik untuk dibicarakan, terutama dalam implementasi di kehidupan modern seperti saat ini. Semakin berkembangnya dunia saat ini selain berdampak positif, juga berdampak negatif. Dalam kehidupan modern ini, iman dan taqwa sangat diperlukan untuk menguatkan landasan hidup bagi manusia. Misalnya, dalam hal pendidikan, pekerjaan, keluarga, masyarakat, pergaulan, dan sebagainya. Tetapi kenyataannya saat ini banyak orang yang mengaku beriman tetapi mereka jarang sekali menerapkan iman dan ketaqwaan mereka dalam kehidupan. Sedangkan mereka sendirimengaku sebagai umat Islam yang beriman dan bertaqwa terhadap Allah SWT.Kehidupan modern telah membuat sebagian masyarakat lupa akan hakikat manusia sebagaimakhluk ciptaan Allah SWT yang wajib beriman dan bertaqwa kepada-Nya. Mereka sibukmencari kepuasan dan kenikmatan duniawi. Mereka lebih mementingkan kebutuhan materidibandingkan dengan kebutuhan rohani. Semua rela mereka korbankan hanya untukmemenuhi hawa nafsu mereka.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja masalah-masalah manusia dalam kehidupan modern?

2. Bagaimanakah implementasi Iman dan Taqwa dalam menjawab problem di kehidupan modern?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa saja masalah-masalah manusia dalam kehidupan modern.

(4)

C. Manfaat

1. Bagi penulis, memberikan informasi tentang bagaimana pembuatan makalah yang baik.

(5)

BAB II DASAR TEORI

A. Implementasi

Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002), mengemukakan implementasi sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2004:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”. Pengertian implementasi sebagai aktivitas yang saling menyesuaikan juga dikemukakan oleh Mclaughin (dalam Nurdin dan Usman, 2004). Adapun Schubert (dalam Nurdin dan Usman, 2002:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah sistem rekayasa.”

Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.

B. Iman

(6)

perilaku yang baik. Disamping itu, pengertiantersebut juga membawa makna bahwa iman tidak sekedar beriman kepada apa yangdisebutkan di dalam “rukun iman” saja, yaitu iman kepada Allah, iman kepada malaikat-malaikat-Nya, iman kepada hari akhir, dan iman kepada qadha’ dan qadar, tetapi lebih dariitu, cakupan iman meliputi pengimanan terhadap segala hal yang dibawa oleh NabiMuhammad selain rukun iman tersebut. Misalnya, iman terhadap kewajiban sholat, zakat,puasa, haji, dan juga tentang halal haramnya sesuatu.

C. Taqwa

Menurut imam ghozali : Taqwa di dalam Al qur’an disebut dalam tiga pengertian. Pertama : Takut dan malu, Kedua :Taat dan beribadah, Ketiga : Membersihkan hati dari dosa, dan yang terakhir adalah taqwa yang sejati. Demikianlah pengertian taqwa menurut imam ghozali. Secara umum, taqwa adalah perkataan yang mengungkapkan penghindaran diri dari kemurkaan Allah SWT dan Siksa-Nya. Yakni dengan melaksanakan apa yang diperintah-Nya dan menahan diri dari melakukan segalalarangan-diperintah-Nya. Hakikat taqwa ialah Tuhan melihat kehadiranmu dimana Dia telahmelarangmu. Tuhan tidak kehilangan kamu dimana Dia telah memerintahkanmu.

D. Masyarakat Modern

Masyarakat modern adalah komunitas orang yang hidup bersama dalam suatu tempat dengan ikatan dan aturan-aturan tertentu yang bersifat modern serta penggunaan teknologi. Ciri-ciri pokok masyarakat modern menurut Deliar Noor :

1. Bersifat rasional yakni lebih mengutamakan pendapat yang berdasarkan akal.

2. Berfikir untuk masa depan yang lebih jauh, tidak hanya memikirkan masalah yangbersifat sesaat.

(7)

4. Bersifat terbuka yakni mau menerima kritikan, saran, masukan untuk perbaikan yangdatang dari manapun.

5. Berfikir obyektif, yakni melihat segala sesuatu dari sudut fungsi dan kegunaannya bagi masyarakat.

(8)

BAB III PEMBAHASAN

A. Masalah-Masalah Manusia Dalam Kehidupan Modern

Problem-problem manusia dalam kehidupan modern adalah munculnya dampak negatif (residu), mulai dari berbagai penemuan teknologi yang berdampak terjadinya pencemaran lingkungan, rusaknya habitat hewan maupun tumbuhan, munculnya beberapa penyakit, sehingga belum lagi dalam peningkatan yang makro yaitu berlobangnya lapisan ozon dan penasan global akibat rumah kaca.

Aktualisasi taqwa adalah bagian dari sikap bertaqwa seseorang. Karena begitu pentingnya taqwa yang harus dimiliki oleh setiap mukmin dalam kehidupan dunia ini sehingga beberapa syariat islam yang diantaranya puasa adalah sebagai wujud pembentukan diri seorang muslim supaya menjadi orang yang bertaqwa, dan lebih sering lagi setiap khatib pada hari jum’at atau shalat hari raya selalu menganjurkan jamaah untuk selalu bertaqwa. Begitu seringnya sosialisasi taqwa dalam kehidupan beragama membuktikan bahwa taqwa adalah hasil utama yang diharapkan dari tujuan hidup manusia (ibadah).

(9)

kesibukannya atau asumsi pribadinya yang mengaggap eksistensi syariat agama sebagai pembatasan berkehendak yang itu adalah hak asasi manusia, kendatipun dia beragama akan tetapi agamanya itu hanya sebagai identitas pelengkap dalam kehidupan sosialnya, maka orang semacam ini tidak sama dengan binatang akan tetapi kedudukannya lebih rendah dari binatang, karena manusia dibekali akal yang dengan akal tersebut manusia dapat melakukan analisis hidup, sehingga pada akhirnya menjadikan taqwa sebagai wujud implementasi dari keimanannya.

Taqwa adalah sikap abstrak yang tertanam dalam hati setiap muslim, yang aplikasinya berhubungan dengan syariat agama dan kehidupan sosial. Seorang muslim yang bertaqwa pasti selalu berusaha melaksanakan perintah Tuhannya dan menjauhi segala laranganNya dalam kehidupan ini. Yang menjadi permasalahan sekarang adalah bahwa umat islam berada dalam kehidupan modern yang serba mudah, serba bisa bahkan cenderung serba boleh. Setiap detik dalam kehidupan umat islam selalu berhadapan dengan hal-hal yang dilarang agamanya akan tetapi sangat menarik naluri kemanusiaanya, ditambah lagi kondisi religius yang kurang mendukung. Keadaan seperti ini sangat berbeda dengan kondisi umat islam terdahulu yang kental dalam kehidupan beragama dan situasi zaman pada waktu itu yang cukup mendukung kualitas iman seseorang.

Adanya kematian sebagai sesuatu yang pasti dan tidak dapat dikira-kirakan serta adanya kehidupan setelah kematian menjadikan taqwa sebagai obyek vital yang harus digapai dalam kehidupan manusia yang sangat singkat ini. Memulai untuk bertaqwa adalah dengan mulai melakukan hal-hal yang terkecil seperti menjaga pandangan, serta melatih diri untuk terbiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya, karena arti taqwa itu sendiri sebagaimana dikatakan oleh Imam Jalaluddin Al-Mahally dalam tafsirnya bahwa arti taqwa adalah “imtitsalu awamrillahi wajtinabinnawahih”, menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala laranganya.

Beberapa problem yang sering dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, misalnya:

(10)

Semakin lama manusia semakin menganggap bahwa dirinya merupakan homo economicus, yaitu merupakan makhluk yang memenuhi kebutuhan hidupnya dan melupakan dirinya sebagai homo religious yang erat dengan kaidah – kaidah moral. Ekonomi kapitalisme materialisme yang menyatakan bahwa berkorban sekecil – kecilnya dengan menghasilkan keuntungan yang sebesar – besarnya telah membuat manusia menjadi makhluk konsumtif yang egois dan serakah.

2. Problem dalam Bidang Moral

Pada hakikatnya Globalisasi adalah sama halnya dengan Westernisasi. Ini tidak lain hanyalah kata lain dari penanaman nilai – nilai Barat yang menginginkan lepasnya ikatan – ikatan nilai moralitas agama yang menyebabkan manusia Indonesia pada khususnya selalu “berkiblat” kepada dunia Barat dan menjadikannya sebagai suatu symbol dan tolok ukur suatu kemajuan.

3. Problem dalam Bidang Agama

(11)

metodologi yang lain bahwa dalam keilmuan dikenal istilah falsifikasi. Artinya setiap saat kebenaran yang sudah diterima dapat gugur ketika ada penemuan baru yang lebih akurat. Sangat jauh dan bertolak belakang dengan bidang keagamaan.Jika anda tidak salah lihat, maka akan banyak anda temukan banyak ilmuwan yang telah menganut faham atheis (tidak percaya adanya tuhan) akibat dari masalah – masalah dalam bidang keilmuan yang telah tersebut di atas. 5. Pengaruh Modernisasi dalam Kehidupan Islam

Dalam abad teknologi ultra moderen sekarang ini, manusia telah diruntuhkan eksistensinya sampai ketingkat mesin akibat pengaruh morenisasi. Roh dan kemuliaan manusia telah diremehkan begitu rendah. Manusia adalah mesin yang dikendalikan oleh kepentingan financial untuk menuruti arus hidup yang materialistis dan sekuler. Martabat manusia berangsur-angsur telah dihancurkan dan kedudukannya benar-benar telah direndahkan. Modernisai adalah merupakan gerakan yang telah dan sedang dilakukan oleh Negara-negara Barat Sekuler untuk secara sadar atau tidak, akan menggiring kita pada kehancuran peradaban. Tak sedikit dari orang-orang Islam yang secara perlahan-lahan menjadi lupa akan tujuan hidupnya, yang semestinya untuk ibadah, berbalik menjadi malas ibadah dan lupa akan Tuhan yang telah memberikannya kehidupan. Akibat pengaruh modernisasi dan globalisasi banyak manusia khususnya umat Islam yang lupa bahwa sesungguhnya ia diciptakan bukanlah sekedar ada, namun ada tujuan mulia yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT.

(12)

sosial kemasyarakatan baik pada level individu ataupun level kolektif. Moralitas, etika dan nilai-nilai terkocok ulang menuju keseimbangan baru searah dengan laju modernisasi. Pegerakan ini tentu saja mengguncang perspektif individu dan kolektif dalam tatanan kemasyarakatan yang telaha ada selama ini.

Perubahan kepercayaan, pemikiran, kebudayaan, dan peradaban merupakan prasyarat bagi perubahan ekonomi, politik, dan sebagainya. Itulah sebabnya, ketika masyarakat modern tak dapat mengakomodasikan apa yang tersedia di lingkungannya, mereka memilih alternatif atau model dari negara imperialis yang menjadi pusat-pusat kekuatan dunia. Secara politis, mereka berlindung pada negara-negara tersebut. Terbukalah kemungkinan konfrontasi antara kekuatan eksternal dengan kekuatan internal (kekuatan Islam) bila Islam hendak ditampilkan sebagai kekuatan nyata. Morernisasi bagi umat Islam tidak perlu diributkan, diterima ataupun ditolak, namun yang paling penting dari semua adalah seberapa besar peran Islam dalam menata umat manusia menuju tatanan dunia baru yang lebih maju dan beradab. Bagi kita semua, ada atau tidaknya istilah modernisasi dan globalisasi tidak menjadi masalah, yang penting ajaran Islam sudah benar-benar diterima secara global, secara mendunia oleh segenap umat manusia, diterapkan dalam kehidupan masing-masing pribadi, dalam berkeluarga, bertetangga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

(13)

B. Implementasi Iman dan Taqwa Dalam Menjawab Problem di Kehidupan Modern

Iman berarti percaya dalam hati, diucapkan dengan lisan, serta dilaksanakan dengan perbuatan. Dengan iman, kita dituntun untuk menjalani hidup ini dengan menjunjung tinggi asma Allah SWT. Adapun bentuk pengaruh iman kepada kehidupan manusia memiliki dampak positif yang sangat besar. Dengan iman, kita dapat menyadari bahwa kekuasaan terhadap seluruh alam semesta ini hanya terdapat pada Allah SWT semata. Jika Allah hendak memberikan rahmat serta pertolongan, maka tidak ada kekuatan apapun yang dapat mencegahnya. Juga sebaliknya, jika Allah hendak menimpakan suatu bencana atau cobaan, juga tidak ada kekuatan apapun yang dapat menghentikannya. Dengan demikian, jika kita memiliki iman yang kuat niscaya kita senantiasa hanya berserah diri dan memohon kepada Allah SWT. Orang yang beriman kepada Allah SWT mengacu kepada firman Allah surah Al-Fatihah ayat 1 sampai dengan 7. Iman membuat kita berani untuk menyebarkan kebenaran tanpa takut akan risiko seperti Rasulullah yang berani berdakwah pada masa jahiliyah dan menghadapi risikonya yakni dikucilkan dan diasingkan oleh penduduk kota Mekkah. Juga dengan iman kita tidak perlu takut untuk menghadapi maut, karena mereka yang berusaha untuk hidup abadi adalah yang tidak memiliki iman akan kekuatan Allah. Sebagaimana yang dijelaskan lewat firman Allah surah An- Nisa ayat 78: Artinya: Di mana saja kamu berada, kematian akan‟ mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun? (Q.S An-Nisa 4:78)‟

(14)

memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan lahir seperti sandang, pangan, dan papan. Namun sayangnya, banyak orang yang terjerumus pada pikiran bahwa “uang adalah segalanya” yang mengakibatkan banyak manusia melepaskan prinsip keimananya, rela untuk menjual kehormatan, serta menjilat dan bermuka dua hanya supaya kepentingan materilnya bisa tercapai dan bisa menjadi kaya walaupun tindakan-tindakan tersebut adalah bentuk ingkar dari firman Allah SWT. Sebagaimana disebutkan lewat firman Allah surah Hud ayat 6 tentang rezeki: Artinya:

Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).

(Q.S Hud 11:6). Dengan beriman kepada Allah SWT, kita senantiasa diberikan ketenangan hati dan ketentraman jiwa. Sering kali kita dilanda oleh rasa duka serta gelisah, juga kita diberi cobaan rasa keraguan dan kebimbangan. Orang yang beriman akan memiliki keseimbangan jiwa serta rasa tentram (mutmainnah), dan jiwanya tenang ( sakinah ) seperti yang dijelaskan lewat firman Allah surah Ar-Ra d ayat 28: Artinya: ‟

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Q.S Ar-Ra d 13:28). Kehidupan yang baik (hayatan‟ tayyibah) bisa kita diwujudkan dengan adanya iman. Hidup manusia yang baik adalah hidup yang penuh akan kebaikan serta perbuatan yang baik.

Pengaruh iman terhadap kehidupan manusia sangat besar. Berikut ini dikemukakan beberapa pokok manfaat dan pengaruh iman pada kehidupan manusia:

(15)

menghilangkan sifat mendewa-dewakan manusia yang kebetulan sedang memegang kekuasaan, menghilangkan kepercayaan pada kesaktian benda-benda keramat, mengikis kepercayaan pada khurafat, takhyul, jampi-jampi dan sebagainya. Pegangan orang yang beriman adalah surat al-Fatihah ayat 1-7.

2. Iman menanamkan semangat berani menghadap maut. Takut menghadapi maut menyebabkan manusia menjadi pengecut. Banyak diantara manusia yang tidak berani mengemukakan kebenaran, karena takut menghadapi resiko. Orang yang beriman yakin sepenuhnya bahwa kematian di tangan Allah Pegangan orang beriman mengenai soal hidup dan mati adalah firman Allah:

Dimana saja kamu berada, kematian akan datang mendapatkan kamu kendatipun kamu di benteng yang tinggi lagi kokoh.( An Nisa 4: 78) 3. Iman menanamkan sikap “self-help” dalam kehidupan. Rezeki atau

mata pencaharian memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Banyak orang yang melepaskan pendiriannya, karena kepentingan penghidupannya. Kadang-kadang manusia tidak segan-segan melepaskan prinsip, menjual kehormatandan bermuka dua, menjilat dan memperbudak diri untuk kepentingan materi.Pegangan orang beriman dalam hal ini ialah firman Allah dalam QS. Hud/11:6. 4. Iman memberikan ketenteraman jiwa. Acapkali manusia dilanda resah

dan dukacita, serta digoncang oleh keraguan dankebimbangan. Orang yang beriman mempunyai keseimbangan, hatinya tenteram(mutmainnah), dan jiwanya tenang (sakinah), seperti dijelaskan dalam firman Allahsurat ar-Ra’d/13:28.

5. Iman mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan tayyibah). Kehidupan manusia yang baik adalah kehidupan orang yang selalu menekankan kepada kebaikan dan mengerjakan perbuatan yang baik. Hal ini dijelaskan Allah dalam firman-Nya QS. an-Nahl/16:97.

(16)

dengan apa yang telah diikrarkannya, baik dengan lidahnya maupun dengan hatinya. Ia senantiasa berpedoman pada firman Allah dalam QS. al-An’am/6:162.

7. Iman memberi keberuntungan. Orang yang beriman selalu berjalan pada arah yang benar, karena Allah membimbing dan mengarahkan pada tujuan hidup yang hakiki. Dengan demikian orang yang beriman adalah orang yang beruntung dalam hidupnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. al-Baqarah/2:5.

(17)

ketakutan. Hal itu akan menyebabkan tingginya produksi adrenalin dan persenyawaan lainnya. Selanjutnya akan menimbulkan pengaruh yang negative terhadap biologi tubuh serta lapisan otak bagian atas. Hilangnya keseimbangan hormon dan kimiawi akan mengakibatkan terganggunya kelancaran proses metabolisme zat dalam tubuh manusia. Pada waktu itu timbullah gejala penyakit, rasa sedih, dan ketegangan psikologis, serta hidupnya selalu dibayangi oleh kematian.

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

(18)

1. Dalam kehidupan modern masih terdapat banyak masalah tentang keimanan dan ketaqwaan yang membawa dampak negatif bagi kehidupan sehari-hari. Masalah masalah tersebut meliputi bidang ekonomi, moral, keilmuan dan bidang agama itu sendiri. Bila landasan kehidupan sekaligus tuntutan dan tujuan kehidupan manusia sudah mulai goyah atau terbuai dengan perkembangan zaman, maka manusia akan mulai mengalami kehancuran. Hal ini bisa dicegah dengan memupuk keimanan dan ketaqwaan dalam diri setiap manusia.

2. Implementasi iman dan taqwa dalam kehidupan modern sangat besar. Jika kita memiliki iman dan taqwa yang kuat niscaya kita senantiasa hanya berserah diri dan memohon kepada Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA

(19)

A, Munir ; Sudarsono. Dasar Dasar Agama Islam. 1992. Jakarta : Rineka Cipta.

Dradjad, Zakiah. Dasar Dasar Agama Islam. 1984. Jakarta : Bulan Bintang.

Referensi

Dokumen terkait