• Tidak ada hasil yang ditemukan

asisten Ekonomi dan Pembangunan (6)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "asisten Ekonomi dan Pembangunan (6)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH EKONOMI PEMBANGUNAN

KONDISI PENDIDIKAN YANG TERBALIK ANTARA

INDONESIA DENGAN MALAYSIA

Disusun Oleh :

Novita Anggraini Agustiana

7101411269

Wisnu Septian Ginanjar P

7101411270

Raynaldy A M

7101411271

Afik Kurniawan

7101411272

Riswan Nurlianto

7101411276

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dalam mata kuliah Ekonomi Pembangunan tepat waktu. Segenap upaya penulis mustahil dapat membuahkan hasil tanpa kehendak-Nya Segala halangan dan rintangan tidak akan mapu dilalui tanpa bimbingan dan petunjuk-Nya. Penulis ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang telah memberikan motivasi dan doa serta kepada teman – teman seperjuangan yang telah membantu dalam penyempurnaan makalah ini.

Makalah ini membahas tentang kondisi pendidikan yang terbalik antara Indonesia dengan Malaysia. Dimana dulu tahun 1970 pelajar Malaysia banyak yang belajar di Indonesia, karena pendidikan Indonesia lebih maju daripada Malaysia. Namun kini kondisi tersebut berubah, pendidikan Malaysia lebih maju daripada negara Indonesia.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sekalian. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Semarang, 20 Mei 2013

(3)
(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan pun dan di manapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing serta memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik. Bagi para penganut teori “human capital”, sebagaimana dideskripsikan oleh Walter W. McMahon dan Terry G. Geske dalam bukunya yang berjudul “Financing Education: Overcoming Inefficiency and Inequity” terbitan University of Illionis, bahwa nilai penting pendidikan adalah suatu investasi sumber daya manusia yang dengan sendirinya akan memberi manfaat moneter ataupun non-moneter. Itulah sebabnya investasi pendidikan yang diperlukan bagi bangsa Indonesia sebenarnya harus terlebih dahulu mengarah pada pendidikan dasar dan bukan pendidikan yang super canggih. Berpedoman pada apa yang telah dicanangkan oleh UNESCO, proses pendidikan pada pendidikan dasar setidaknya harus bertumpu pada 4 (empat) pilar, yaitu learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu), learning to be (belajar untuk menjadi seseorang), dan learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama). Oleh karena itu, penting sekali sebagai negara berkembang seperti Indonesia untuk menentukan metode yang terbaik bagi dunia pendidikannya, yaitu dengan jalan “invest in man not in building”.

Oleh karena itu, disini kami akan menitikberatkan mengenai perbandingan antara pendidikan di negara kita dengan negara lain. Tak perlu muluk-muluk membandingkan dengan negara maju seperti Amerika atau Jepang, cukup kita telaah saja dengan negara tetangga dekat kita yaitu Malaysia. Pantaskah kita percaya diri bahwa kita lebih baik?. Semoga menjadi koreksi bagi perkembangan pendidikan di Indonesia kedepan.

(5)

Berdasarkan uraian dalam latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka kami membatasi masalah-masalah yang akan di bahas yaitu :

1. Bagaimana sejarah pendidikan Indonesia dan Malaysia, karena hal itu berpengaruh terhadap kedepannya ?

2. Bagaimana sistem pendidikan antara Indonesia dan Malaysia seta bagaimana perbandingan antara keduanya ?

3. Bagaimana negara Malaysia dapat secepat itu lebih maju daripada Indonesia, dan mengapa kondisi tersebut dapat berbanding terbalik?

C. Tujuan Penulisan

Dalam makalah ini, penyusun mempunyai tujuan yang ingin di capai. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Melengkapi tugas Ekonomi Politik

2. mengetahui apa keunggulan pendidikan di Malaysia yang dapat menciptakan kondisi yang berbalik dengan pendidikan di Negara Indonesia.

BAB II PEMBAHASAN

(6)

1. Sejarah Pendidikan di Indonesia

Dalam masyarakat Indonesia sebelum masuk kebudayaan Hindu, pendidikan diberikan langsung oleh orang tua atau orang tua-orang tua dari masyarakat setempat mengenai kehidupan spiritual moralnya dan cara hidup untuk memenuhi perekonomian mereka. Masuknya dan meluasnya kebudayaan asing yang dibawa ke Indonesia telah diserap oleh Bangsa Indonesia melalui masyarakat pendidikannya. Lembaga pendidikan itu telah menyampaikan kebudayaan tertulis dan banyak unsur-unsur kebudayaan lainnya.

Sejarah pendidikan di Indonesia dimulai pada zaman berkembangnya satu agama di Indonesia. Kerajaan-kerajaan Hindu di Pulau Jawa, Bali dan Sumatera yang mulai pada abad ke-4 sesudah masehi itulah tempat mula-mula ada pendidikan yang terdapat di daerah-daerah itu. Dapat dikatakan, bahwa lembaga-lembaga pendidikan dilahirkan oleh lembaga-lembaga agama dan mata pelajaran yang tertua adalah pelajaran tentang agama. Tanda-tanda mengenai adanya kebudayaan dan peradaban Hindu tertua ditemukan pada abad ke-5 di daerah Kutai (Kalimantan). Namun demikian gambaran tentang pendidikan dan ilmu pengetahuan di Indonesia didapatkan dari sumber-sumber Cina kurang lebih satu abad kemudian.

Ada 2 macam sistem pendidikan dan pengajaran Islam di Indonesia : a. Pendidikan di Langgar

Di setiap desa di Pulau Jawa terdapat tempat beribadah dimana umat Islam dapat melakukan ibadanya sesuai dengan perintah agamanya. Tempat tersebut dikelola oleh seorang petugas yang disebut amil, modin atau lebai (di Sumatera). Petugas tersebut berfungsi ganda, disamping memberikan do’a pada waktu ada upacara keluarga atau desa, dapat pula berfungsi sebagai guru agama.

b. Pendidikan di Pesantren

Dimana murid-muridnya yang belajar diasramakan yang dinamakan pondok-pondok tersebut dibiayai oleh guru yang bersangkutan ataupun atas biaya bersama dari masyarakat pemeluk agama Islam. Para santri belajar pada bilik-bilik terpisah tetapi sebagian besar waktunya digunakan untuk keluar ruangan baik untuk membersihkan ruangan maupun bercocok tanam.

(7)

Di kalangan orang-orang Belanda timbul aliran-aliran untuk memberikan kepada pendudukan asli bagian dari keuntungan yang diperoleh orang Eropa (Belanda) selama mereka menguasai Indonesia. Aliran ini mempunyai pendapat bahwa kepada orang-orang Bumiputera harus diperkenalkan kebudayaan dan pengetahuan barat yang telah menjadikan Belanda bangsa yang besar. Aliran atau paham ini dikenal sebagai Politik Etis (Etische Politiek).

Dalam dua dasawarsa semenjak tahun 1900 pemerintah Hindia Belanda banyak mendirikan sekolah-sekolah berorientasi Barat. Berbeda dengan Snouck Hurgronje yang mendukung pemberian pendidikan kepada golongan aristokrat Bumiputera, maka Van Deventer menganjurkan pemberian pendidikan Barat kepada orang-orang golongan bawah. Tokoh ini tidak secara tegas menyatakan bahwa orang dari golongan rakyat biasa yang harus didahulukan tetapi menganjurkan supaya rakyat biasa tidak terabaikan. Oleh karena itu banyak didirikan sekolah-sekolah desa yang berbahasa pengantar bahasa daerah, disamping sekolah-sekolah-sekolah-sekolah yang berorientasi dan berbahasa pengantar bahasa Belanda. Yang menjadi landasan dari langkah-langkah dalam pendidikan di Hindia Belanda, maka pemerintah mendasarkan kebijaksanaannya pada pokok-pokok pikiran sebagai berikut :

Corak dan sistem pendidikan dan persekolahan di Hindia Belanda pada abad ke-20 dapat ditempuh melalui 2 jalur. Di satu pihak melalui jalur pertama diharapkan dapat terpenuhi kebutuhan akan unsur-unsur dari lapisan atas serta tenaga didik bermutu tinggi bagi keperluan industri dan ekonomi dan di lain pihak terpenuhi kebutuhan tenaga menengah dan rendah yang berpendidikan.

Tujuan pendidikan selama periode kolonial tidak pernah dinyatakan secara tegas. Tujuan pendidikan antara lain adalah untuk memenuhi keperluan tenaga buruh untuk kepentingan kaum modal Belanda. Dengan demikian penduduk setempat dididik untuk menjadi buruh-buruh tingkat rendahan (buruh kasar). Ada juga sebagian yang dilatih dan dididik untuk menjadi tenaga administrasi, tenaga teknik, tenaga pertanian dan lain-lainnya yang diangkat sebagai pekerja-pekerja kelas dua atau tiga. Secara singkat tujuan pendidikan ialah untuk memperoleh tenaga-tenaga kerja yang murah. Suatu fakta menurut hasil Komisi Pendidikan Indonesia Belanda yang dibentuk pada tahun 1928 – 1929 menunjukkan bahwa 2 % dari orang-orang Indonesia yang mendapat pendidikan barat berdiri sendiri dan lebih dari 83% menjadi pekerja bayaran serta selebihnya menganggur.

(8)

Dilihat dari sejarahnya, pendidikan di Malaysia zaman sebelum penjajahan berasaskan sistem pondok yang diadakan di madrasah dan di sekolah-sekolah agama. Sekolah agama atau madrasah berkembang dengan pesat dalam tahun 1920-an sampai 1940-an.

Sekolah agama atau madrasah lebih sistematik daripada sekolah pondok dari segi kurikulumnya, waktu belajarnya, dan peralatannya. Kurikulum sekolah agama atau madrasah lebih terstruktur, waktu belajarnya relatif tetap, dan peralatan meja kursi lebih lengkap. Sekolah-sekolah tersebut dimaksudkan agar dapat melahirkan pelajar yang bermoral tinggi. Namun demikian, terdapat kelemahan pada sekolah agama atau madrasah. Sekolah-sekolah ini tidak dapat melahirkan masyarakat islam yang modern karena tidak adanya penekanan pelajaran Sains, Matematika, dan Bahasa Inggris.

Pada tahun 1872 mulai diperkenalkan persekolahan dengan dua sesi. Persekolahan dengan dua sesi, yaitu sekolah pagi dan sekolah petang. Sekolah pagi dengan mata pelajaran bahasa Melayu, Matematika, Ilmu Alam, ditambah materi pelajaran vokasional. Sedangkan sekolah petang dengan mata pelajaran bahasa Arab dan al Qur’an.

Pendidikan pada Jaman Pemerintahan Inggris

a. Sistem Pendidikan Vernakular

Sistem pendidikan Inggeris mula diperkenalkan di Penang Free School (1816) dan hanya menawarkan peringkat rendah dan peringkat menengah.

b. Sistem Pendidikan Melayu

Sistem pendidikan yang pada peringkat awal hanya menekankan kepada Al-Quran, asas membaca, menulis dan mengira. Pembelajaran di teruskan ke peringkat lebih tinggi sekiranya ada pelajar yang berhasrat menyambung pelajaran. Pada abad ke 19, wujud sekolah melayu yang lebih bertujuan untuk melahirkan nelayan dan petani yang lebih baik berbanding terdahulu

c. Pendidikan Cina

(9)

d. Pendidikan Tamil

Hanya dilaksanakan di ladang-ladang getah dimana ramai kaum India tinggal. Sama seperti pendidikan cina, sukatan diambil daripada negara asal iaitu India. Ia menitikberatkan kepada membaca, menulis dan mengira (3M).

B. Sistem Pendidikan

1. Sistem Pendidikan Indonesia

Pendidikan di Indonesia adalah seluruh pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia, baik itu secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Secara terstruktur, pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia(Kemdiknas), dahulu bernama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Depdikbud). Di Indonesia, semua penduduk wajib mengikuti program wajib belajar pendidikan dasar selama sembilan tahun, enam tahun di sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah dan tiga tahun di sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah. Saat ini, pendidikan di Indonesia diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan di Indonesia terbagi ke dalam tiga jalur utama, yaitu formal, nonformal, dan informal. Pendidikan juga dibagi ke dalam empat jenjang, yaitu anak usia dini, dasar, menengah, dan tinggi.

2. Sistem Pendidikan di Malaysia

Sistem pendidikan di Malaysia diselenggarakan oleh Kementerian Pelajaran Malaysia. Sistem pendidikan dipusatkan terutamanya bagi sekolah rendah dan sekolah menengah. Kerajaan negeri tidak berkuasa dalam kurikulum dan aspek lain pendidikan sekolah rendah dan sekolah menengah, semuanya ditentukan oleh kementerian..

Pendidikan di sekolah rendah diwajibkan dalam undang-undang. Oleh itu, pengabaian keperluan pendidikan selepas sekolah rendah tidak melanggar undang-undang. Sekolah rendah dan sekolah menengah diuruskan oleh Kementerian Pelajaran Malaysia tetapi dasar yang berkenaan dengan pengajian tinggi diuruskan oleh Kementerian Pengajian Tinggi Malaysia yang ditubuhkan pada tahun 2004. Sejak tahun 2003, kerajaan memperkenalkan penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam mata pelajaran yang berkenaan dengan Sains. dan matematik.

(10)

Pada tahun 2009, terdapat 5.154.000 siswa baru yang masuk SD di Indonesia. Selain itu, 1.062.000 siswa mengulang kelas dan (hanya) 80% yang berhasil mencapai kelas enam pada tahun ajaran 2008-2009. Di sisi lain, terdapat 481.000 siswa baru yang masuk SD di Malaysia pada tahun 2009 serta tidak ada siswa yang mengulang kelas dan 96% siswa di SD berhasil mencapai kelas enam pada tahun ajaran 2008-2009. Dengan kata lain, walaupun jumlah siswa yang baru masuk SD di Indonesia hampir sebelas kali lipat dari Malaysia, tetapi persentase keberhasilan siswa mencapai kelas enam lebih rendah 16% ketimbang Malaysia pada tahun yang sama. Hal itu tentu berkait dengan jumlah siswa yang mengulang kelas maupun faktor lainnya seperti putus sekolah karena tidak ada biaya.

Di Indonesia, usia wajib sekolah ialah 7-15 tahun sementara di Malaysia antara 6-11 tahun. Namun, jumlah siswa (pada usia wajib sekolah) yang mengalami putus sekolah di Indonesia (389.000 siswa) adalah dua kali lipat ketimbang Malaysia (192.000 siswa). Selain itu, pada level pendidikan menengah dan vokasional, ketertinggalan Indonesia dari Malaysia tidak jauh berbeda. Usia wajib sekolah pada jenjang ini ialah 13 tahun di Indonesia (3 tahun SMP dan 3 tahun SMA) serta 12 tahun di Malaysia (3 tahun SMP dan 4 tahun SMA). Dalam kelompok siswa itu, ada 19.521.000 siswa pada tahun 2009 dan satu persen dari mereka pernah mengulang kelas pada tahun yang sama di Indonesia; sementara dari 2.537.000 siswa di Malaysia pada jenjang dan tahun yang sama, hampir tidak ada dari mereka (nol persen) yang mengulang kelas. Padahal, janji kemerdekaan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan jaminan bahwa tidak ada satu pun warga negara yang putus sekolah sebab ketiadaan biaya.

(11)

tujuan studi bagi mahasiswa Indonesia. Padahal, Indonesia tidak masuk ke dalam lima besar negara tujuan studi bagi mahasiswa Malaysia (Australia [19.970], U.K. [12.697], U.S.A. [5.844], Rusia [2.516], Jepang [2.147] pada tahun 2009.

Sebagai catatan, menarik untuk disampaikan bahwa walaupun Indonesia merupakan negara penerima beasiswa terbesar dari AusAid, jumlah mahasiswa Malaysia yang studi di Australia lebih banyak 9.765 orang ketimbang mahasiswa Indonesia pada tahun 2009. Dengan kata lain, lebih banyak warga Malaysia – ketimbang WNI – yang mampu membayar kuliah ke Australia atau Putra Jaya memberikan lebih banyak beasiswa bagi warga negaranya ketimbang yang disediakan Jakarta bagi WNI untuk studi ke Australia.Dengan demikian, wajar saja bila WNI di perbatasan Kalimantan Barat, umpamanya, lebih memilih memiliki akta kelahiran Malaysia ketimbang Indonesia, sebab hal tersebut memberikan kemungkinan yang lebih besar bagi mereka untuk sekurangnya dua hal:

(1) Mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang lebih besar

(2) Kualitas pendidikan (dasar dan menengah) yang lebih baik dan kesempatan untuk mengakses pendidikan tinggi dengan beasiswa di malaysia maupun ke negara lain.

C. Indonesia-Malaysia: Kondisi Pendidikan Terbalik

Semua masyarakat tahu, beberapa tahun silam, pelajar-pelajar Malaysia banyak yang datang ke Indonesia untuk menuntut ilmu. Namun, keadaannya sekarang berbalik. Justru pelajar-pelajar Indonesia berbondong-bondong menuntut ilmu di negara Melayu tersebut. Sesuai data imigrasi tahun 2010 tercatat 14 ribu pelajar Indonesia mengikuti pendidikan di berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di Malaysia. Sedangkan mahasiswa Malaysia yang belajar di Indonesia hanya berkisar 6 ribu orang. Dari jumlah tersebut 1.100 orang di antaranya mahasiswa yang kuliah di Universitas Sumatera Utara (USU).1

Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengakui hal tersebut sebagai suatu bukti tentang semangat mau berkembang. "Dulu memang banyak pelajar Malaysia ke Indonesia. Sekarang masih ada tapi sudah tidak banyak seperti dulu karena fasilitas di Malaysia sudah bertambah. Dulu cuma ada dua universitas, sekarang lebih dari 30," ujar Mahathir di sela-sela acara Wisuda Universitas Pancasila Semester Gasal 2007/2008 di Jakarta, Sabtu (10/5).

(12)

Pemerintah Malaysia juga mengirimkan tenaga-tenaga pengajarnya ke seluruh dunia untuk belajar karena menyadari bahwa sebuah lembaga pendidikan memerlukan para pendidik yang berkualitas. "Universitas perlu pakar, dulu ini yang menjadi masalah di Malaysia, kita melatih para guru menjadi profesor sehingga dapat menyampaikan ilmu dengan baik," ujarnya.

Mahathir juga menambahkan kunci yang lainnya adalah kemauan untuk belajar dari siapa saja, bukan hanya dari keberhasilan saja tapi dari keterpurukan juga. "Jepang pernah bertanya kepada saya, apakah masih memandang ke timur karena ekonomi sekarang sedang jatuh. Saya katakan, kami tetap harus belajar supaya kami bisa mengelak," tambah Mahathir sambil tertawa. Masalah di Indonesia, menurut Mahathir, terkait dengan kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan luasnya yang sangat besar. Daerah dan pulau menjadi sulit terjangkau. Namun, Mahathir memiliki solusi. "Solusinya adalah mencoba menciptakan nilai hidup yang menyumbang kepada kejayaan pembangunan dan perlu disamakan di seluruh Indonesia. ini tidak mudah tapi ini arah yang harus kita tuju. Kita juga harus berani memulai. Kalau kita mulai 1-2 persen ini bisa berlanjut dengan baik dan ada harapan di masa depan, " ujar Mahathir.

Bagaimana Malaysia dengan secepat itu membuat dunia pendidikannya maju pesat?

Faktor Yang Mempengaruhi Malaysia Lebih Cepat Membuat Dunia Pendidikannya Maju Pesat Dibandingkan Indonesia:

a. Faktor Pemimpin.

Cendekiawan Muslim dari Malaysia, Prof Wan Mohd Nor Wan Daud mengatakan, kuncinya terletak pada tangan pemimpin. Saat pemimpin Malaysia berganti dari era militer ke pemimpin yang peduli pendidikan, saat itulah dunia pendidikannya mulai bangkit."Maka pemimpin yang berkuasa harus peduli pendidikan," kata dia saat diskusi di Ar-Rahman Qur'an Learning (AQL) Center di Jakarta, Rabu (20/2) malam.Jika yang berkuasa dari kalangan militer, tambah dia, fokus pengembangan untuk memajukan dunia militer. Akibatnya anggaran negara paling besar akan digunakan untuk mendanai kegiatan militer.Jika pemimpin peduli terhadap pendidikan, maka alokasi dananya juga besar. Hasilnya, negara mampu membiayai rakyat untuk menempuh pendidikan secara maksimal. Entah itu mengirim rakyat belajar ke luar negeri atau meningkatkan lembaga pendidikan tinggi nasional. "Semangat pendidikan harus berdasar pada untuk kembali pada bangsa dan negara, itulah yang selalu ditanamkan pada kami," ungkap Wan.2

2 Mansyur, Faqih. 2013. Ini Alasan Pendidikan Malaysia Lebih Maju Dari Indonesia. http://www.republika.co.id

(13)

b. Lembaga Pemerintahan Dan Swasta Malaysia Gencar Berpromosi Ke Seluruh Dunia. Rupanya di antara penyebab utama adalah karena lembaga pemerintahan dan swasta Malaysia gencar berpromosi ke seluruh dunia. Selain itu, mereka secara serius memanfaatkan Internet efektif sehingga seolah ada satu Malaysian.Inc yang sangat kompak.

Tidak sia-sia usaha promosi ke dunia yang mereka lakukan selama ini. Bahkan sudah sejak 1990 Mahathir Muhammad meluncurkan Visi Malaysia 2020, yang bertujuan menjadikannya negara industri yang mandiri (self-sufficient industrialized nation). Di antara hasilnya, GDP perkapita Malaysia pada 2006 berhasil mencapai $12.155, jauh di atas Indonesia ($ 4.251).

Promosi melalui Internet juga sangat diandalkan. Berbagai universitas Malaysia, misalnya, mengembangkan situs universitymalaysia.net yang memberikan informasi mengenai apa dan bagaimana negeri dengan 13 negara bagian (federal) dan penduduk 28,5 juta itu, menampung sejumlah besar mahasiswa asing dari 100-an negara.

Sebaliknya, Indonesia masih tertinggal. Cobalah cari ’international students in Indonesia’ di Google, maka yang Anda peroleh justru lebih banyak promosi berbagai perguruan tinggi di luar negeri yang hendak menarik mahasiswa kita ke sana.

c. Universitas-Universitas Ternama Di Dunia Membuka Kampus Cabang Di Malaysia. Universitas-universitas ternama di dunia membuka kampus cabang di Malaysia (Twinning Program) yang menawarkan jurusan-jurusan yang terakreditasi secara internasional. Sebaliknya, saat ini pemerintah Malaysia sedang memikirkan untuk membuka kampus cabang beberapa universitas terkemukanya di luar negeri.

d. Faktor Bahasa Inggris Yang Menjadi Bahasa Kedua Di Malaysia.

Tingkat penggunaan bahasa Inggris di Malaysia pada umumnya dan sebagai bahasa instruksional di kebanyakan program yang ditawarkan di perguruan tinggi khususnya juga memberi pengaruh besar terhadap kedatangan mahasiswa asing ke Malaysia. Untuk melengkapi staf pengajar lokal universitas-universitas disana juga mengontrak profesor-profesor asing untuk mengajar pada program-program yang diperlukan.

e. Biaya Pendidikan Yang Relatif Lebih Murah.

(14)

pikiran calon mahasiswa asing untuk memilih yang lebih murah dengan kualitas yang tidak jauh berbeda.

f. Tempat Menuntut Ilmu Yang Menarik Bagi Calon Mahasiswa Muslim.

Kebetulan secara geografis Malaysia berdampingan langsung dengan Indonesia yang berpenduduk mayoritas Muslim, dan Malaysia sendiri merupakan sebuah negara Islam modern yang sedang mempromosikan Islam moderat, menjadikannya tempat menuntut ilmu yang menarik bagi kebanyakan calon mahasiswa Muslim yang berasal dari berbagai belahan dunia.

BAB III

PENUTUP

(15)

Sejarah sangat berpengaruh terhadap bagaimana penetepan tujuan kedepannya. Dimana Indonesia pernah dijajah oleh Belanda sedngkan Malaysia dijajah oleh Inggris. Hal tu sangat berpengaruh terhadap mental bangsa untuk kedepannya.

Secara terstruktur, pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia(Kemdiknas), dahulu bernama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Depdikbud). Sedangkan Malaysia, Sistem pendidikan di Malaysia diselenggarakan oleh Kementerian Pelajaran Malaysia. Kerajaan negeri tidak berkuasa dalam kurikulum dan aspek lain pendidikan sekolah rendah dan sekolah menengah, semuanya ditentukan oleh kementerian.

Faktor Yang Mempengaruhi Malaysia Lebih Cepat Membuat Dunia Pendidikannya Maju Pesat Dibandingkan Indonesi:

a. Faktor pemimpin.

b. Lembaga Pemerintahan Dan Swasta Malaysia Gencar Berpromosi Ke Seluruh Dunia. c. Universitas-Universitas Ternama Di Dunia Membuka Kampus Cabang Di Malaysia. d. Biaya Pendidikan Yang Relatif Lebih Murah.

e. Biaya Pendidikan Yang Relatif Lebih Murah.

f. Tempat Menuntut Ilmu Yang Menarik Bagi Calon Mahasiswa Muslim.

DAFTAR PUSTAKA

(16)

Damanik, Caroline 2008. Indonesia-Malaysia: Kondisi Terbalik.

http://nasional.kompas.com. Diakses pada tanggal 1 Mei 2013

Aulia, 2010., 14 Ribu Pelajar Indonesia Kuliah Di Malaysia. http://samanui.wordpress.com. Diakses pada tanggal 14 Mei 2013

Damanik, Caroline 2008. Indonesia-Malaysia: Kondisi Terbalik.http://nasional.kompas.com. Diakses pada tanggal 1 Mei 2013

Mansyur, Faqih. 2013. Ini Alasan Pendidikan Malaysia Lebih Maju Dari Indonesia.

http://www.republika.co.id Diakses Pada Tanggal 14 Mei 2013

Konsultan Komunikasi, dosen di Program Pascasarjana UniversitasParamadina, dan alumnus MA in Journalism, UTS (Australia).2011. Indonesia Vs Malaysia : Bukan Hanya Bola.

www.inilah.com. Diakses Pada Tanggal 14 Mei 2013

Dosen pada Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry dan Phd student pada Faculty of Education, University of Malaya, Malaysia. 2012. Rahasia Negeri Jiran Menjadi Pusat Pendidikan Dunia. http://pikiranmerdeka.com

Referensi

Dokumen terkait