• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KOMUNIKASI ARISTOTELES VS. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH KOMUNIKASI ARISTOTELES VS. docx"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara kodrati manusia merupakan mahluk monodualistis, artinya selain sebagai mahluk individu manusia juga berperan sebagai mahluk sosial. Menurut Aristoteles, mahluk sosial merupakan zoon politicon yang berarti manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan manusia lain untuk bertahan hidup dan dituntut untuk saling bekerjasama. Dalam proses interaksi antar manusia tersebut terciptalah komunikasi.

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak yang lain. Pada umumnya komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu misalnya tersenyum, menggelengkan kepala atau mengangkat bahu. Cara ini disebut komunikasi nonverbal.

(2)

Dalam perkembangannya komunikasi memiliki beberapa model dari dengaan definisi yang berbeda-beda. Model komunikasi dibuat supaya mempermudah dalam memahami proses komunikasi dan melihat komponen dasar yang perlu ada dalam suatu komunikasi. Dari beberapa model komunikasi tersebut dalam makalah ini akan dibahas salah satu model yakni model komunikasi Aristoteles. 1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini rumusan masalah yang akan dibahas antara lain : 1. Apa yang dimaksud dengan model komunikasi Aristoteles?

2. Apa saja kelebihan dan kekurangan model komunikasi Arristoteles? 1.3 Tujuan

Tujuan yang diharapkan tercapai setelah membaca makalah ini adalah :

1. Mahasiswa dapat mengetahui yang dimaksud dengan model komunikasi Aristoteles.

(3)

BAB II PEMBAHASAN

Model komunikasi adalah representasi fenomena komunikasi dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting guna memahami suatu proses komunikasi. Menurut Sereno dan Mortensen, suatu model komunikasi adalah deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Sedangkan B. Aubrey Fisher mengatakan, model adalah analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model. Sebagian ahli memaknai model sebagai penyederhanaan teori yang disajikan dalam bentuk gambar. Karena itu, hakikatnnya model adalah alat bantu. Sebagai alat bantu, model mempermudah penjelasan fenomena komunikasi dengan mempresentasikan secara abstrak ciri-ciri yang dianggap penting dan menghilangkan rincian yang tidak perlu.

2.1 Model Komuikasi Aristoteles

(4)

Dalam bukunya yang berbicara mengenai Rhetorica, Aristoteles berusaha mengkaji mengenai ilmu komunikasi itu sendiri dan merumuskannya kedalam model komunikasi verbal. Model komunikasi verbal dari Aristoteles ini merupakan model komunikasi pertama dalam ilmu komunikasi. Ia juga menuliskan bahwa suatu komunikasi akan berjalan apabila ada 3 unsur utama komunikasi yaitu pembicara (speaker), pesan (message), dan pendengar (listener). Aristoteles memfokuskan komunikasi pada komunikasi retoris atau yang lebih di kenal saat ini dengan komunikasi publik (public speaking) atau pidato, sebab pada masa itu seni berpidato terutama persuasi merupakan keterampilan penting yang dibutuhkan pada bidang hukum seperti pengadilan, dan teori retorika berpusat pada pemikiran mengenai retorika (mempersuasif). Fokus model ini adalah pada kemampuan bicara atau pidato yang biasanya berpusat pada kemampuan persuasi seorang pembicara yang dapat dilihat dari isi pidato, susunan pidato dan cara penyampaiannya, dengan tercapainya tiga hal tersebut maka seseorang dapat diukur kemampuan persuasinya.

Perlu diingat bahwa model komunikasi ini semakin lama semakin berkembang, tapi selalu akan ada tiga aspek yang selalu sama dari masa ke masa, yaitu : sumber pengirim pesan, pesan yang dikirimkan, dan penerima pesan.

Diagram Model Komunikasi Aristoteles

Segitiga Retorika dan Jenis-jenis Retorika

Segitiga retorika adalah metode untuk menyusun kalimat-kalimat yang tepat dalam penerapan prinsip persuasi. Segitiga retorika terdiri dari ethos, logos, dan phatos.

(5)

Ethos adalah komponen di dalam argumen yang menegakkan kepercayaan pendengar terhadap kompetensi sang pembicara. Dalam prinsip persuasi bisa termasuk ke dalam prinsip otoritas dan rasa suka. Wawasan, etika dan karakter orang yang menyampaikan argumen haruslah meyakinkan.

Ada tiga kategori ethos, yaitu phronesis atau kemampuan dan kebijaksanaan yang berarti kepakaran dan kecerdasan sang pembicara. Yang kedua adalah arete atau kebaikan dan kehebatan sang pembicara yang dinilai sebagai kredibilitas serta reputasinya. Dan yang terakhir adalah eunoia atau niat baik komunikator

1. 2. Logos

Logos adalah isi dari argumen yang menarik dari sisi logika. Data-data yang disajikan haruslah akurat dan tidak membingungkan. Informasi yang mendalam namun mudah dipahami akan semakin meningkatkan dimensi ethos dari sang pembicara.

Struktur bahasa yang rasional dan proporsional akan ditangkap dengan jelas oleh pikiran para pendengar. Kejelasan dari alasan-alasan serta bukti-bukti yang kuat akan mendorong pesan dan argumen menjadi semakin persuasif. Persiapan yang matang adalah kuncinya.

1. 3. Phatos

Phatos adalah sisi daya tarik emosional yang menyertai isi argumen dari sisi logos dan kompetensi komunikator dari sisi ethos. Penyampaian argumentasi dengan pathos inilah yang menguatkan unsur persuasinya. Pathos adalah penentu dari persetujuan pendengar pada pemaparan sang pembicara.

Jenis-jenis Retorika

(6)

2. Retorika epideiktik : wacana yang berhubungan dengan pujian atau tuduhan Sering disebut juga pidato seremonial. Pidato jenis ini disampaikan kepada publik dengan tujuan untuk memuji, menghormati, menyalahkan dan mempermalukan. Pidato jenis ini berfokus pada isu-isu sosial yang ada pada masa waktu sekarang.

3. Retorika deliberatif : saat pembicara harus menentukan suatu tindakan yang harus diambil, sesuatu yang harus atau tidak boleh di lakukan oleh khalayak. Pidato ini sering disebut juga dengan pidato politis. Pidato deliberatif berorientasi pada masa waktu yang akan datang.

2.2 Kelebihan dan Kekurangan Model Komunikasi Aristoteles

Kelebihan dari model komunikasi Aristoteles atau model retoris antara lain : 1. Keyakinan bahwa berbicara membedakan manusia dari binatang.

2. Ada kepercayaan bahwa pidato publik yang disampaikan dalam forum demokrasi adalah cara yang lebih efektif untuk memecahkan masalah politik.

3. Retorika merupakan sebuah strategi di mana seorang pembicara mencoba mempengaruhi audience melalui pidato yang jelas-jelas bersifat persuasif. Public speaking pada dasarnya merupakan komunikasi satu arah.

4. Pelatihan kecakapan pidato adalah dasar pendidikan kepemimpinan. Seorang pemimpin harus mampu menciptakan argumen-argumen yang kuat lalu dengan lantang menyuarakannya.

5. Menekankan pada kekuatan dan keindahan bahasa untuk menggerakkan orang banyak secara emosional dan menggerakkan mereka untuk beraksi/bertindak. Pengertian Retorika lebih merujuk kepada seni bicara daripada ilmu berbicara.

(7)

7. Model menjadi inspirasi bagi para ilmuwan komunikasi untuk mengembangkan model komunikasi modern.

Kekurangan dari model komunikasi Aristoteles atau model retoris antara lain : 1. Komunikasi dianggap sebagai fenomena statis. Dimana hanya terdapat

transfer pesan dari pembicara ke pendengar saja. Misalnya, seorang pembicara sedang berbicara tentang sesuatu hal dan kemudian ia menyampaikan pesan kepada para khalayak. Kemudian, khalayak mendengarkan apa yang menjadi pesan dari si pembicara. Tahap-tahap komunikasi dalam peristiwa ini terjadi secara berurutan dimana itu terjadi terus-menerus terjadi secara statis ketimbang terjadi secara simultan. 2. Model komunikasi ini memunculkan persepsi yang salah bahwa kegiatan

yang terstruktur yang selalu disengaja. Seperti, pembicara menyampaikan dan pendengar hanya mendengarkan tanpa di jelaskan lebih jauh mengenai gangguan yang mungkin terjadi dalam proses penyampaian pesan, efek yang akan terjadi dan sebagainya.

3. Di dalam model komunikasi yang diutarakan oleh Aristoteles ini tidak membahas mengenai aspek-aspek non-verbal dalam persuasi yang berperan dalam proses komunikasi.

2.3 MODEL LASWELL

Model Lasswell telah menjadi model komunikasi massa yang melegenda dalam kajian teori komunikasi massa. Maksudnya model Laswell telah banyak digunakan sebagai kerangka analisis dalam kajian komunikasi massa.

Karakteristik model Laswell adalah kemampuannya mencatat bagian-bagian yang membentuk sistem komunikasi massa dan serempak pula dapat menggambarkan hasil-hasil yang hendak dicapai oleh komunikasi massa melalui ketiga fungsi yang telah dijelaskan di atas.

(8)

kepada siapa, dengan pengaruh apa? Model ini menjelaskan tentang proses komunikasi dan fungsinya terhadap masyarakat. Lasswell berpendapat bahwa di dalam komunikasi terdapat tiga fungsi dan tiga kelompok spesialis yang bertanggung jawab melaksanakan fungsi-fungsi tersebut.

2.1 PROSES KOMUNIKASI MENURUT LASWELL

Bagan Model Komunikasi Lasswell

1. Who (siapa/sumber)

Who dapat diartikan sebagai sumber atau komunikator yaitu, pelaku atau pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi dan juga yang memulai suatu komunikasi. Pihak tersebut bisa seorang individu, kelompok, organisasi, maupun suatu Negara sebagai komunikator.

2. Says what (pesan)

Says menjelaskan apa yang akan disampaikan atau dikomunikasikan kepada komunikan (penerima), dari komunikator (sumber) atau isi informasi.

3. In which channel (saluran/media)

Suatu alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator (sumber) kepada komunikan (penerima) baik secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung (melalu media cetak/elektronik).

4. To whom (siapa/penerima)

(9)

5. With what effect (dampak/efek)

Dampak atau efek yang terjadi pada komunikan (penerima) seteleh menerima pesan dari sumber seperti perubahan sikap dan bertambahnya pengetahuan.

Contoh Mengaplikasikan Model Komunikasi Laswell

(10)

BAB III PENUTUP 1.1 Kesimpulan

1. Inti dari model komunikasi ini adalah persuasi, yaitu komunikasi yang terjadi ketika seorang pembicara menyampaikan pembicaraannya kepada khalayak dalam mengubah sikap mereka.

1. Kelebihan model komunikasi Aristoteles ialah melatih seseorang menjadi pembicara yang baik di hadapan khalayak ramai dan merupakan inspirasi bagi para ilmuan komunikasi lain untuk mengembangkan berbagai teori model komunikasi. Sedangkan kelemahannya yakni dianggap sebagai fenomena statis, memunculkan persepsi yang salah bahwa kegiatan yang terstruktur yang selalu disengaja dan tidak membahas mengenai aspek-aspek non-verbal dalam persuasi yang berperan dalam proses komunikasi.

1.2 Saran

(11)

Daftar Pustaka

NN.2012.Teori Persuasi: Formula Segitiga Retorika.

http://100motivasi.wordpress.com/2012/09/22/teori-persuasi-formula-segitiga-retorika/. Diakses tanggal 28 Maret 2013.

NN.Komunikasi. http://id.m.wikipedia.org/wiki/Komunikasi. Diakses tanggal 28 Maret 2013.

Rusli, Windri.2012.Model Komunikasi Retorika (Aristoteles). http://communication4ourlife.blogspot.com/2012/10/bagan-periode-perkembangan-ilmu.html?m=1. Diakses tanggal 28 Maret 2013.

 http://komunikasiwongsolo.blogspot.com/2009/10/model-lasswell.html

 http://aljurem.wordpress.com/2012/01/23/teori-harold-laswell/

Referensi

Dokumen terkait

Semua tindakan yang dilakukan untuk mengetahui harapan pelanggan tersebut adalah untuk menciptakan kepuasan pelanggan, oleh karena itu kepuasan pelanggan. menjadi prioritas utama

Dari hasil yang diperoleh, penelitian ini menunjukkan bahwa perjuangan orang-orang Limbung dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun

Partipasi masyarakat hanya sebatas sebagai tenaga kerja karena masyarakat tidak mempunyai modal yang besar,maka dari pada itu produksi perikanan laut sebagai

Peran N.gracilis bagi lingkungan biologi teridentifikasi berdasarkan beberapa pendekatan, di antaranya berupa hasil wawancara dengan masyarakat yang menyatakan bahwa cairan dari

Secara rinci hasil penelitian mereka menunjukkan 31 persen dari auditor yang berpartisipasi meyakini bahwa penghentian prematur prosedur audit terjadi dalam praktik, dan

Puji dan syukur tak lupa penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas bimbingan dan penyertaan selama menulis skripsi ini, sehingga skripsi dengan judul

Pengujian hipotesis ini merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena antar dua variabel atau lebih seperti pada penelitian ini untuk mengetahui adanya pengaruh antara

Pembelajaran dengan model pembela- jaran kooperatif tipe make a match ini diawa- li dengan guru menyiapkan materi yang co- cok untuk sesi review, guru menyiapkan dua buah