MAKALAH PENDIDIKAN KARAKTER ANAK MENUJU
GENERASI PANCASILAIS
DI SUSUSN OLEH:
VINY ANDINI 17081127
LAILA NURMALA SARI 17081536
M. AULIA RAHMAN 17081526
LUSIANA SETYAWATI 17081634
ASTUTI 17081672
DEA PRANATA KUSUMA 17081703
ACHMAD NUROCHIM 17081732
ANITA CHRISTO 17081841
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha penyayang , kami panjatkan puji syukur kehadiratnya, yang telah melimpahkan segala rahmat, nikmat danhidayah, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pendidikan karakter anak menuju generasipancasilais”.
Kami sangat beharaap agar makalah kami dapat berguna bagi pembacanya, baik sebagaijawaban dari keresahan keresan permasalahan bangsa ini atau bahkan dapat menggugah pemikiran kitabersama tentanga Arti penting pendidikan karakter yang
beridiologikan pancasila. Tidak lupa kami ucapkanterimakasih pada pihak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini baik Itu dari Orang Tua, Dosen mata kuliah PPkn, teman teman kelompok PPkn yang sudahberkontribusi dalam penyelesaian makalah ini, baik dari segi pikiran, waktu dan tenaga.Akhir kata kami ucapkan wasallamualaikum
warrohmatullahiwabarokatu.
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
daerah memang benar benar sering terjadi akhir akhir ini, permasalahan permasalahan sosial, politik dan budaya juga akhir akhir ini menjadi tontonan wajib, namun sayangnya sebagian besar dari kita lebih memilih tutup mata pada permasalahan ini, contoh sederhana saja, dari pada harus belajar bahasa Indonesia sebagian besar dari kita mulai lebih memilih bahasa asing, baik itu korea, jepang atau bahkan inggris, jelas dengan berbagai alas an baik itu karena mengidolakan atau karena profesionalitas, tuntutan zaman dan populeritas.
Kita tidak dapat sertamerta menyalahkan pihak pihak tersebut mereka memiliki hak dalam menentukan apapun yang mereka anggap perlu mengingat Negara kita adalah Negara demokrasi karena di dalam Negara demokrasi 1 kepala memilki harga satu suara (Beetham David & Boyle Kevin)begitu juga dengan aktualisasi diri, menurut maslow kebutuhan tertinggi dari individu adalah kebutuhan aktualisasi diri (walgito,bimo,
pengantarpsikologiumum) jadi tidak heran jika pihak pihak tersebut berbicara masalah eksistensi, kebebasan atau aktualisasi diri. Namun hal tersebut juga harusnya di selaraskan dengan adanya filter budaya dan agama karena tanpa adanya budaya dan agama maka akan ada banyak sekali perubahan, kemudian peubhan perubahan tersebut kemungkinan akan banyak sekali mengubah tatanan budaya yang ada.
Jika mengingat idiologi bangsa kita yaitu pancasila yang di susun oleh berbagai aspek, maka yang perlu diperhatikan adalah keadilan dari beberapa sudut pandang, baik itu agama, pendidikan, kemajuan ekonomi, politik dan budaya, tidak hanya satu sudut pandang saja tetap ijuga berbagai sudut pandang agar tidak ada nya perpecahan karena ada nya pihak pihak yang merasa dirugikan.Hal ini tidak akan terjadi apabila kita masih memegang idiologi pancasila. Menarik nya akhir akhir ini banyak sekali permasalahan di negeri ini yang
mengatas namakan keadilan dan kebebasan individu. Sebagai contoh kecil adalah: pergaulan bebas, ujaran kebencian ,tawuran pelajar, budaya westernisasi yang berlebihan,obat obatan terlarang, kecanduan video porno dan gadged, kurang nya interaksi sosial, kurangnya nasionalisme, serta budaya hedonism. Dengan ini peran pendidikan moral anak yang bersbasiskan budaya dan pancasila sangatlah di perlukan
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah peran penting pendidikan dan budaya bagi pembentukan pribadi?
C. TujuandanManfaat
1.mengetahui bagaimana pengaruh pendidikan danbudaya padapembentukan karakter
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peranpendiddikandanbudayapadakarakteranak
Manusia merupakan produk budaya , begitu pun sebalik nya karena ketika masyarakat berkumpul maka mereka akan membuat suatu aturan, dan lama kelamaan aturan tersebut menjadi kebiasaan atau bahkan menjadi budaya lalu budaya tersebut membentuk orang orang baru (Soerjono Soekamto, sosiologi suatu pengantar). kita juga di bentuk oleh norma norma sebagai mana salah satu struktur kepribadian manusia menurut Sigmund freud adalah super ego yang merupakan struktur kepribadian yang berisi norma norma dan dorongan kesempurnaan (Sigmund freud,teori teori psikologi sosial) akibat ada nya interaksi dengan dunia luar, begitu juga dengan jhon lokce meyakini manusia lahir seperti kertas putih, pengalaman pendiddikan dan lingkungan lah yang akan menggoreskan tinta pada kertas tersebut, dengan demikian kita dapat berkesimpulan sebagian besar ahli psikologi setuju tentang kontribusi belajar sosial dalam pembentukan pribadi.
Melihat permasalahan akhir akhir ini jelas melahirkan pertanyaan apa yang pada negeri ini ?. Terlalu banyak yang berubah pada negeri ini, mulai dari budaya gotong royong, musyawarah, toleransi,serta hilang nya peran idiologi kita di banyak sektor. Beberapa diantara nya seperti:
1. kurang nya interaksi sosial
contoh kurikulum K13 atau bahkan fullday school dimana memang siswa benar benar di sibukan oleh tugas dan sekolah, sehingga jarang nya interaksi antara pemuda dan lingkungan sosial, hal ini juga akan berdampak pada pembukan sifat individualis pada pemuda.
Tidak hanya itu kita juga hanya di tuntut menjadi agen professional sebaik mungkin tanpa berpikir dampak pada sector sector lain, contoh nyata nya adalah kita belajar tentang kemajuan ekonomi tanpa harus tau keadilan sosial, kita belajar politik tanpa harus tau efek pada Negara dan agama, kita berbicara HAM tanpa harus peduli bahwa Negara kita bukan Negara dengan model demokrasi barat tetapi demikrasi yang berasaskan pancasila, kita hanya diajarkan sebagai praktisi,kompetisi tanpa harus tau dunia sekitar, interaksi sosial rasa nya benar beanr asing bagi pemuda saat ini, bagaimana tidak?,kita tidak diajarkan tentang dampak perkembangan iptek bagi masyarakat luas, kita hanya diajarkan satu kata utama “profesionalitas”, tidak ada kata kata keluarga yang ada hanya saingan. Sehingga wajar saja jika generasi muda asing dengan kata interaksi sosial.
2.budaya asing yang berlebihan
bingung dan bertanya Tanya tentang keadilan sosial yang digagas pada pancasila. Masih kah hal tersebut relevan?. Maka wajar saja jika generasi muda saat ini lebih memilih belajar budaya asing dari pada budaya bangsa karna di nilai lebih di kenal dan lebih menguntungkan, sebagaimna Thibaut dan Kelleey menyatakan “interaksi sosial akan di ulangi jika peserta peserta dalam interaksi tersebut mendapat ganjaran sebagai hasil dari kesertaan nya .” (sarwono sarlito wirawan, teori teori psikologi sosial) , tak hanya sampai di situ peran orang tua, guru dan orang dewasa juga menjadi salah satu factor yang berpengaruh dalam
penanaman pola berpikir anak jika dulu kita belajar dengan, nyata nya sekarang banyak orang dewasa yang merasa mempelajari budaya asing khusus nya bahasa inggri jauh lebih penting dari pada mempelajari budaya bangsa ini. Sehingga memang di perlukan nya perhatian khusus di bidang pendidikan moral,dan budaya yang berbasiskan pancasila agar tidak terjadi nya pengikisan kecintaaan terhadap idiologi bangsa.
B. Pengaruh pendidikan karakter anak yang berbasis pancasila terhadap
penyelesaian permasalahan sosial budaya saat ini dan masa yang akan
datang
1.kurang nya interaksi sosial
Seperti yang sudah kita bahas diatas pengaruh pola pendidikan juga berpengaruh pada pembentukan individu, pola pikir individu, cara menyelesaikan dan menanggapi masalah lalu kemudian perubahan yang berdampak pada individu tersebut akan
mempengaruhi perubahan budaya yang ada. jelas perubahan perubahan tatanan budaya yang tidak langsung serta merta langsung berubah, dari pendidikan ke pembentukan kesadaran, dari kesadaran ke kecintaan, dari kecintaan ke cara berpikir dari cara berpikir ke cara
bertindak ,dan tindakan yang berulang ulang oleh suatu masyarakat akan membentuk budaya baru, lalu kemudian seperti yang telah dipaparkan diatas budaya akan membentuk
masyarakat yang baru. Berangkat dari asumsi asumsi tersebut kita seharusnya sadar akan penting nya pendididkan budaya dan karakter yang berbasis pancasila.
bangga akan budaya, semua harus dimulai dari tahapan sekolah dasar bahkan sampai tingkat SMA atau bahkan universitas, sehingga diharapkan kita akan lebih mengenal dan dapat memupuk kecintaan terhadapa idiologi bangsa ini. Setelah terpupuk nya rasa cinta terhadap idiologi bangsa maka kita akan mulai membiasakan diri pada budaya budaya tersebut sehingga sekurang kurang nya kita memiliki filter dalam menganggapi permasalahan yang ada. Walaupun kita tau bahwa perubahan budaya tidak mungkin bias terjadi secepat mungkin. Ketika kita sudah mualia sadar akan nilai nilai dan semua na sudah melekat, kita mulai dapat mempertanyakan apakah suatu pola pendididkan efektif atau tidak?, apakah pola pengajaran tepat sasaran atau tidak?, contoh nya kurikulum K13 yang mengatasnamakan pendidikan karakter justru malah membuat kita cenderung jauh lebih individualis, bagaimana tidak, dengan melihat jam sekolah nya yang padat, tugas tugas nya yang padat. Sehingga ada nya sekat sekat antara masyarakat dan kaum kaum terpelajar, kita memang kritis dlam berpikir, tapi apakah kita sempat berkontribusi?, bagaimana kita dapat berkontribusi bergaul dengan masyarakat saja mungkin sudah jarang padahal setelah pembahasan diatas kita tau salah satu pembentukan pribadi banyak dipengaruhi oleh pembelajaran sosial seperti struktur
kepribadian super ego yang merupakan produk interaksi dengan realita (Sigmund freud). Karena itu kami berasusmsi penananman nilai nilai karakter pancasila pada pendidikan merupakan hal yang sangatlah penting.
2. budaya asing yang berlebihan
“Setiap respon yang diikuti oleh reward ini bekerja sebagai reinforcement stimuli- akan cenderung diikuti” ( Burrhus Frederick Skinner), begitu pula dengan fenomena yang ada saat ini wajar saja jika generasi bangsa saat ini lebih bangga dengan budya asing, mereka berpikir tentang manfaat yang bias di dapatkan dari budaya asing,. Kebebasan,
pengetahuan,perkembangan perkembangan industry, dan gaya hidup. Wajar saja hal ini b isa terjadi, mari kita lihat pendidikan kita, kita di didik dengan budaya barat, kita di didik dengan satu kata kunci “profesinal” hanya itu yang kita tau, jika pun memang ada pelajaran pkn kita hanya membahas pasal, birokrasi, tugas lembaga lembaga Negara yang disebut sebut sebagai wakil rakyat, kita tidak belajar tentang kelebihan bangsa kita, system Negara kita, idiologi bnagsa kita. Bagaiman mungkin kita bisa jatuh cinta pada budaya dan idiologi bangsa
sebagaiman potongan puisi rendra “ kita ini dididik untuk memihak yang mana?”, dan “apakah akan menjadi alat pembebasan ataukah alat penindasan ?“ ya, yang ada hanya kebingungan bagi beberapa orang, kita hanya diajarkan tentang kemajuan zaman,
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkanmengenaimateri yang menjadi topic
pembahasankitadalammakalahini, kamisangatmeyakinitentunyamateridalammakalahinimasihjauhdari kata
sempurnadanmasihbanyakkelemahan, baikdarisegikajian, pembahsansertareferensireferensi yang di gunakan.Sedariitu kami sangatberharapkepadapembaca yang
budimanuntukdapatmemberikankritikdan saran kepada kami demi sempurnanyamakalahini.Dan