IMPLEMENTASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SIDOARJO
SKRIPSI
Oleh :
INDAH WIDYAWATI
NIM. D91213152
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
ABSTRAK
Indah Widyawati, D91213152, “Implementasi Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Analisis di Madrasah Aliyah Negeri 1 Sidoarjo)”, Prodi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, 2017.
Pembimbing : Dr. H. Abdul Kadir, M.A dan Dr. H. Moch. Tolchah, M. Ag
Hakikatnya, pendidikan merupakan upaya sadar yang dilakukan sebagai proses dan upaya untuk mentranformasikan manusia muda menjadi manusia yang dilekatidengan kemanusiaan sesuai dengan kodratnya, yakni bermanfaat bagi diri, sesama, alam, lingkungan beserta segenapisi dan peradabannya. Tujuan pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Ada banyak prasyarat agar dunia pendidikan dapat tumbuh dan berkembang memenuhi tuntutan zaman. Namun satu faktor yang mungkin terbilang paling penting adalah ketersediaan guru. Guru sebagai ujung tombak dunia pendidikan tidak boleh dipandang sebelah mata. Tenaga pendidik haruslah yang mampu membimbing siswa-siswinya menjadi orang sukses sesuai potensi yang dimilikinya.
Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu (1) Bagaimana implementasi kompetensi pedagogik guru PAI di MAN 1 Sidoarjo ? (2) Upaya apa saja yang dilakukan sekolah guna meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI di MAN 1 Sidoarjo ?
Data-data penelitian ini dihimpun dari Madrasah Aliyah Negeri 1 Sidoarjo sebagai obyek penelitian. Dalam mengumpulkan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berkenaan dengan itu, penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif.
Berdasarkan hasil yang diperoleh di lapangan, guru PAI di MAN 1 Sidoarjo telah mengimplementasikan kompetensi pedagogik secara baik dilihat dari proses perencanaan pembelajaran, pengelolaan proses pembelajaran, pemanfaatan teknologi pembelajaran dan pengelolaan sistem evaluasi atau penilaian yang kesemuanya jika dihubungkan dengan peraturan pendidikan dan undang-undang pendidikan sudah sesuai. Adapun upaya-upaya yang dilakukan guru PAI di MAN 1 Sidoarjo untuk senantiasa menjaga kompetensi pedagogik yang dimiliki yakni dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh pihak sekolah dan instansi terkait serta adanya sistem evaluasi dari pihak sekolah yang diadakan setiap semester untuk mengetahui kinerja guru-guru yang ada di sekolah tersebut.
DAFTAR ISI
SAMPUL LUAR
SAMPUL DALAM ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iv
PENGESAHAN TIM PENGUJI ... v
MOTTO ... vi
PERSEMBAHAN ... vii
ABSTRAK ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Manfaat Penelitian ... 9
E. Penelitian Terdahulu ... 10
F. Definisi Operasional... 11
G. Sistematika Pembahasan ... 12
BAB II KAJIAN TEORI ... 14
A. Tinjauan tentang Guru... 14
1. Pengertian Guru ... 14
2. Peran, Tugas dan Kewajiban Guru... 21
B. Tinjauan tentang Kompetensi Guru ... 26
1. Pengertian Kompetensi ... 26
2. Macam-Macam Kompetensi ... 29
1. Perencanaan Pembelajaran ... 38
2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 40
3. Pemanfaatan Media Pembelajaran ... 40
4. Penilaian ... 42
BAB III METODE PENELITIAN ... 43
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 43
1. Pendekatan ... 43
2. Jenis Penelitian ... 44
B. Sumber Data ... 44
C. Lokasi Penelitian ... 45
D. Tahap Penelitian ... 45
E. Teknik Pengumpulan Data ... 46
F. Teknik Analisis Data ... 48
G. Keabsahan Data ... 50
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN ... 51
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 51
B. Penyajian Data ... 61
1. Data tentang Perencanaan Pembelajaran ... 61
2. Data tentang Pelaksanaan Pembelajaran ... 66
3. Data tentang Penggunaan Media ... 73
4. Data tentang Penilaian... 75
5. Data tentang Upaya Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi ... 79
BAB V PENUTUP ... 80
A. Kesimpulan ... 80
B. Saran ... 81
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu proses multi dimensial yang meliputi bimbingan
atau pembinaan yang dilakukan secara sadar oleh pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama.1 Senada dengan pengertian pendidikan tersebut
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.2
Pengertian lain menyebutkan bahwa pendidikan adalah proses pengubahan
sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses,
1
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Islam, (Bandung: Al Maarif, 1989), h. 5.
2
2
perbuatan, cara mendidik.3 Tujuan pendidikan menurut Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3, adalah
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.
Pengertian pendidikan tersebut memberikan gambaran bahwa dalam
proses pendidikan mutlak menjadi interaksi antara pendidik dan peserta didik.
Ada banyak prasyarat agar dunia pendidikan dapat tumbuh dan berkembang
memenuhi tuntutan zaman. Namun satu faktor yang mungkin terbilang paling
penting adalah ketersediaan guru. Guru sebagai ujung tombak dunia
pendidikan tidak boleh dipandang sebelah mata. Tenaga pendidik haruslah
yang mampu membimbing siswa-siswinya menjadi orang sukses sesuai
potensi yang dimilikinya.4 Dalam dunia pendidikan, pendidik arau yang biasa
kita sebut “Guru” memegang peranan penting dan strategis. Sebagai pengajar,
pendidik dan pelatih para siswa, guru merupakan agen perubahan sosial
(agent of social change) yang mengubah pola pikir, sikap, dan perilaku umat
3
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h. 204.
4
3
manusia menuju kehidupan yang lebih baik, lebih bermartabat, dan lebih
mandiri.5
Seorang guru dituntut untuk mempunyai kemampuan dan keterampilan
yang memadai sehingga pelaksanaan pendidikan dapat berjalan secara efisien
dan efektif. Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki
peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Guru
mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini disebabkan karena guru
yang berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan.6
Guru adalah sosok manusia yang patut digugu dan ditiru. Digugu dalam
arti segala ucapannya dapat dipercaya. Ditiru berarti segala tingkah lakunya
harus dapat menjadi contoh atau teladan bagi masyarakat.7 Menyandang gelar
guru berarti harus menjaga citra, wibawa, keteladanan, integritas, dan
kredibilitas.8
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 juga menjelaskan bahwa yang
dimaksud guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah.
5
Sukadi, Guru Powerful Guru Masa Depan, (Bandung: Kolbu, 2006), h. 2.
6
Imas Kurniasih, Sukses , h. Iv-v
7
Sukadi, Guru Powerful, h. 8.
8
4
Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan penting dalam
pendidikan formal pada mumnya karena bagi peserta didik guru sering
dijadikan tokoh teladan, bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Oleh karena
itu, guru seyogyanya memiliki perilaku dan kompetensi yang memadai untuk
mengembangkan peserta didik secara utuh.9
Sesuai yang diamanatkan oleh Undang-Undang pasal 28 ayat 1 PP No 19
Tahun 2005 dan pasal 8 UU No 14 Tahun 2005 bahwa guru harus memiliki
kualifikasi akademik minimal D4/S1 dengan kompetensi sebagai agen
pembelajaran yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional,
kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.10
Pertama, kompetensi pedagogik, yaitu kemampuan yang berkaitan dengan
pemahaman siswa dan pengelolaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis.
Kedua, kompetensi profesional, yaitu kemampuan yang berkaitan dengan
penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang
mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum mata pelajaran di
sekolah dan substansi kelimuan yang menaungi materi kurikulum tersebut,
serta menambah wawasan kelimuan sebagai guru. Ketiga, kompetensi
kepribadian, yaitu kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian
mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, ,menjadi teladan bagi siswa, dan
berakhlak mulia. Keempat, kompetensi sosial, yaitu kemampuan pendidik
9 Djam’an Satori, dkk, Materi Pokok Profesi Keguruan
, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010), cet ke-8, h. 22.
10
5
sebagai bagaian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan siswa, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua / wali
siswa, dan masyarakat sekitar.11
Berdasarkan pemaparan di atas, kompetensi pedagogik merupakan
kompetensi yang mutlak harus dimiliki seorang guru tanpa mengesampingkan
kompetensi yang lain. Kompetensi pedagogik ini berkaitan dengan cara
pengajaran guru selama proses belajar mengajar. Pengajaran sebagai salah
satu bagian dari pendidikan, merupakan bagian yang operasinal dan dapat
diukur baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Pengajaran yang ideal
haruslah dimulai dari kesiapan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi baik
proses maupun hasil dari pengajaran.
Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Pendidik dan
Kependidikan mengemukakan bahwa kompetensi pedagogik merupakan
kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran siswa yang
sekurang-kurangnya meliputi hal berikut:12
1. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan (kemampuan
mengelola pembelajaran)
Secara pedagogis, kompetensi guru-guru dalam mengelola
pembelajaran perlu mendapat perhatian yang serius. Hal ini penting
karena guru merupakan seorang manajer dalam pembelajaran, yang
11Ibid,
h. 21.
12
6
bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
perubahan atau perbaikan program pembelajaran. Untuk kepentingan
tersebut, setidaknya terdapat empat langkah yang harus dilakukan,
yaitu menilai kesesuaian program yang ada dengan tuntutan
kebudayaan dan kebutuhan siswa, meningkatkan perencanaan
program, memilih dan melaksanakan program, serta menilai perubahan
program.
2. Perencanaan Pembelajaran
Perancangan pembelajaran merupakan salah satu komponen
kompetensi pedagogik yang akan bermuara pada pelaksanaan
pembelajaran. Perancangan pembelajaran setidaknya mencakup tiga
kegiatan, yaituidentifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar,
dan penyusunan program pembelajaran.
3. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara siswa
dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah
yang lebih baik. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama
adalah mengondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya hal
tersebut dan mengupayakan pembentukan kompetensi siswa.
Umumnya pelaksanaan pembelajran mencakup pre-tes, proses, dan
7
4. Pemanfaatan teknologi pembelajaran
Penguasaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran
dimaksudkan untuk memudahkan dan mengefektifkan kegiatan
pembelajaran. Dalam hal ini, guru dituntut untuk memiliki kemampuan
menggunakan dan mempersiapkan materi pembelajaran dalam suatu
sistem jaringan komputer yang dapat diakses oleh siswa.
5. Evaluasi hasil belajar
Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan
perilaku dan pembentukan kompetensi siswa, yang dapat dilakukan
dengan penilaian kelas.
Uraian diatas merupakan kualifikasi atau profil guru yang menjadi
tuntutan kurikulum yang selama ini delaksanakan. Semua guru sudah
selayaknya bisa memiliki kualifikasi tersebut agar menjadi guru yang
profesional, tak terkecuali dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam dimana pada mata pelajaran ini siswa diajarkan banyak untuk
mendalami ajaran agama yang dianut.
Guru PAI hendaknya memenuhi profil atau kualifikasi yang diharapkan
sebab guru PAI adalah sebagai pendidik yang memberikan ilmu agama yang
dimiliki. Demikian besarnya harapan terhadap guru, namun kenyataan di
8
Saat ini, telah berkembang berbagai macam lembaga pendidikan, salah
satunya adalah madrasah. Madrasah adalah salah satu dari sekian banyak
lembaga pendidikan Islam. Tugas dan fungsinya merealisasikan cita-cita umat
Islam yang menghendaki anak-anaknya dididik menjadi manusia yang
beriman dan berilmu pengetahuan dalam rangka supaya meraih kehidupan
sejahtera dunia dan akhirat.
Salah satu Madrasah yang ada di wilayah Kabupaten Sidoarjo adalah
Madrasah Aliyah Negeri 1 Sidoarjo. Madrasah ini berdampingan dengan
lembaga pendidikan lain yang sederajat. Pada dasarnya tidak ada lembaga
pendidikan yang tidak ingin proses pembelajarannya berjalan dengan tidak
baik. Begitu pula dengan MAN 1 Sidoarjo. Dalam penelitian kali ini, peneliti
memfokuskan diri pada proses pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dilihat
dari faktor gurunya yang dalam hal ini adalah mengenai penguasaan sang
guru berkaitan dengan kompetensi pedagogik sebagaimana yang telah
diuraikan diatas bahwa kompetensi pedagogik ini salah satu kompetensi
penting yang harus dikuasai oleh guru dan merupakan salah satu faktor
keberhasilan yang mendukung proses belajar mengajar.
B. Rumusan Masalah
Adapun fokus dalam penelitian ini adalah pada kompetensi pedagogik
guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam meliputi perencanaan
9
belajar, serta penilaian terhadap peserta didik. Maka rumusan masalah yang
dikaji yaitu:
1. Bagaimana penerapan kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama
Islam di MAN 1 Sidoarjo?
2. Upaya apa saja yang dilakukan sekolah guna meningkatkan
kompetensi pedagogik guru PAI di MAN 1 Sidoarjo?
C. Tujuan Penelitian
Setiap pekerjaan mempunyai tujuan, begitu pula suatu penelitian. Tujuan
penelitian sangat erat hubungannya dengan jenis penelitian yang
dilaksanakan. Maka tujuan penelitian dalam rangka menyusun skripsi ini
adalah:
1. Untuk mengetahui penerapan kompetensi pedagogik guru Pendidikan
Agama Islam di MAN 1 Sidoarjo.
2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan sekolah guna meningkatkan
kompetensi pedagogik guru PAI di MAN 1 Sidoarjo.
D. Manfaat Penelitian
Ada beberapa kegunaan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, antara
10
1. Bidang akademik
Penelitian ini diharapkan sebagai tambahan disiplin ilmu
pengetahuan khusus dalam masalah kompetensi pedagogik guru PAI di
MAN 1 Sidoarjo.
2. Bidang sosial-praktis
a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
sumbangan pemikiran dalam usaha mengembangkan kurikulum
serta proses pembelajaran agar berjalan lebih baik lagi.
b. Bagi guru, penelitian ini dapat memberi wacana mengenai inovasi
dan motivasi dalam pengembangan diri dalam hal ini adalah
kompetensi pedagogik.
c. Bagi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel
Surabaya, penelitian ini dapat diajadikan sumbangan literatur guna
menambah wawasan pengetahuan terutama mengenai penelitian.
E. Penelitian Terdahulu
Sesuai dengan judul yang penulis angkat dalam penelitian ini, penulis
menemukan beberapa penelitian yang relevan, diantaranya :
1. Skripsi Mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya dengan judul
“Profesionalitas Guru Agama Islam ditinjau dari Etos Kerja (Studi di
MTs Al Hidayah Prambon Wetan Kecamatan Rengel Kabupaten
11
teknik analisa data deduktif dan induktif, yang menghasilkan
kesimpulan bahwa tingkat keprofesionalan guru Agama Islam yang
ada di MTs Al Hidayah Prambon Wetan Kecamatan Rengel Kabupaten
Tuban dikatakan sudah baik dilihat dari indikator yang telah
ditentukan.
2. Skripsi Mahasiswa IAIN Sunan Kalijaga Jogjakarta dengan judul “
Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran Fikih di MA
Banjarnegara” yang ditulis oleh Munifah pada tahun 2005 dan
menghasilkan kesimpulan bahwa guru mata pelajaran fikih diMA
Banjarnegara secara umum mempunyai kompetensi profesional yang
baik dilihat dari pencapaian indikator kompetensi yang telah dibuat.
Berdasarkan hasil terhadap penelitian terdahulu, belum ditemukan
pembahasan yang spesifik terhadap penelitian yang akan dibahas pada
skripsi ini, karena pada penelitian skripsi ini peneliti memfokuskan pada
observasimengenai kompetensi pedagogik guru pendidikan Agama Islam
yang ada di MAN 1 Sidoarjo.
F. Definisi Operasional
Untuk memberikan batasan pemahaman judul pada skripsi ini, berikut
12
1. Implementasi
Dalam kamus ilmiah populer dimaknai dengan pelaksanaan,
penerapan dan implement.13
2. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik ini berkaitan dengan cara pengajaran guru
selama proses belajar mengajar. Pengajaran sebagai salah satu bagian
dari pendidikan, merupakan bagian yang operasional dan dapat diukur
baik secara kuantitas maupun kelaitasnya. Pengajaran yang ideal
haruslah dimulai dari kesiapan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
baik proses maupun hasil dari pengajaran.
3. MAN 1 Sidoarjo
Salah satu lembaga pendidikan formal tingkat atas yang ada di
Kabupaten Sidoarjo. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dalam skripsiini adlaah untuk menganalisis serta
mengetahui penguasaan kompetensi pedagogik guru Penidikan Agama
Islam yang ada di MAN 1 Sidoarjo.
G. Sistematika Pembahasan
Penulisan skripsi ini mengacu pada aturan penulisan karya tulis ilmiah
yang tersusun secara sistematis dan kronologis.
13
13
Bab I Pendahuluan. Bab ini meliputi pendahuluan yang memuat tentang
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, penelitian terdahulu, definisi operasional, dan sistematika
pembahasan.
Bab II Kajian Teori. Bab ini menjelaskan tentang landasan teoritik yang
membahas beberapa subbab, yakni deskripsi teori yang memuat tentang guru
meliputi pengertian guru, tugas dan tanggungjawabnya serta membahas
mengenai kompetensi pedagogik meliputi pengertian kompetensi pedagogik,
dasar pembentukannya dan indikator kompetensi pedagogik.
Bab III Metode Penelitian. Berisikan tentang metodologi penelitian yang
meliputi jenis penelitian, sumber data, teknik penentuan subyek atau obyek
penelitian yakni populasi dan sampel juga teknik pengumpulan data serta
teknik analisis data.
Bab IV Analisis Data. Pada bab ini akan peneliti bahas mengenai
gamnbaran umum obyek penelitian dan analisis data penelitian terhadap
kompetensi pedagogik guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di MAN
1 Sidoarjo yang meliputi kompetensi guru dalam pengelolaan program
pembelajaran, pengelolaan kelas, penggunaan media atau sumber belajar dan
penilaian prestasi peserta didik untuk kepentingan pendidikan.
Bab V Penutup. Bab ini memuat kesimpulan dari serangkaian
pembahasan. Pada halaman akhir dilengkapi dengan daftar pustaka dan
BAB II KAJIAN TEORI
A. Tinjauan tentang Guru 1. Pengertian guru
Pendidik atau guru dalam arti sederhana adalah semua orang yang
dapat membantu perkembangan kepribadian seseorang dan
mengarahkannya pada tujuan pendidikan. Pendidik adalah anggota
masyarakat yang bertugas membimbing, mengajar dan atau melatih
peserta didik (UU RI No. 2 Th. 1989 Sisdiknas).1
Dalam dunia pendidikan, istilah pendidik atau guru bukanlah hal yang
asing. Menurut pandangan lama, guru adalah sosok manusi yang patut
digugu dan ditiru. Digugu dalam arti segala ucapannya dapat dipercayai,
ditiru berarti segala tingkah lakunya harus dapat menjadi contoh atau
teladan bagi masyarakat.2 Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah
orang yang memberikan ilmu pengertahuan kepada anak didik. Guru
dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan
di tempat-tempat tertentu, baik lembaga pendidikan formal maupun
nonformal.3
1
M. Jumali, dkk, Landasan Pandidikan, (Surakarta: MUP, 2008) h. 41.
2Ibid.,
h. 8.
3
15
Guru dikenal dengan al mu’allim atau al ustadz dalam bahasa arab, yaitu orang yang bertugas memberikan ilmu dalam majelis taklim.
Pendapat klasik mengatakan bahwa guru adalah orang yang pekerjaannya
mengajar (hanya menekankan pada satu sisi). Namun pada dinamika
selanjutnya, definisi guru berkembang secara luas. Guru disebut sebagai
pendidik profesional karena guru telah menerima dan memikul beban dari
orangtua untuk turut mendidik anak.4
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, guru diartikan sebagai orang
yang pekerjaannya mengajar. UU tentang Guru dan Dosen No. 14 Tahun
2005 mengatakan bahwa guru adalah tenaga profesional yang
mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh
seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi, dan
sertifikasi pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan
jenjang pendidikan tertentu.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
siswa pada pendidikan anak jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
menengah.5
Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan
merancang program pembelajaran, serta mampu menata dan mengelola
4
Jamil, Guru, h. 23.
5Ibid
16
kelas agar siswa dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat
kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.
Beberapa tokoh juga mengemukakan pendapatnya tentang guru,
diantaranya adalah :
a. Ngalim Purwanto dalam Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis
mengemukakan bahwa semua orang yang pernah memberikan
suatu ilmu atau kepandaian tertentu kepada seseorang atau
sekelompok orang.6
b. Syaiful Bahri Djamarah, dalam bukunya Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif memberikan makna sederhana guru sebagai orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak
didik.7
c. Ahmadi dalam bukunya Ilmu Pendidikan memberi makna pendidik (guru) sebagai orang yang memberi atau melaksanakan tugas
mendidik, yaitu secara sadar bertanggungjawab dalam
membimbing anak untuk mencapai kedewasaannya.8
d. Dr. Muhaimin, dengan mengacu pada terminologi Kependidikan
Islam, mendefinisikan guru sebagai ustadz, mu’allim, murabby,
mursyid, mudarris, dan muaddib. Kata ustadz biasa digunakan
6
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), h. 138.
7
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 31.
8
17
untuk memanggil profesor, dimana guru dituntut untuk komitmen
terhadap profesionalisme yang diembannya; kata mu’allim berasal
dari kata dasar ilm yang berarti menangkap hakikat sesuatu, ditinjau dari pengertian ini kata guru mengandung makna bahwa
guru dituntut untuk menjelaskan dimensi teoritis dan praktisnya;
kata murabby bermakna pendidik yang bertugas mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu berkreasi, sekaligus
mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak
menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat, dan alam
sekitarnya; kata guru yang mengadopsi mursyid berarti bahwa seseorang yang bertugas menularkan penghayatan (internalisasi) akhlak dan atau kepribadiannya kepada peserta didik, baik yang
berupa etos ibadah, etos kerja, etos belajar maupun dedikasi.
Sedangkan kata mudarris yang diderivasi dari kata darasa-yadrusu-darsan-wadurusan-wadiraasatan, yang berarti terhapus, hilang bekasnya, menghapus, menjadikan usang, melatih,
mempelajari, mempunyai makna seorang yang berusaha
mencerdaskan peserta didiknya, menghilangkan ketidaktahuan dan
memberantas kebodohan mereka serta melatih kemampuan dan
memberantas kebodohan mereka serta melatih kemampuan
keterampilan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Dan
18
memiliki peran dan fungsi untuk membangun peradaban yang
berkualitas di masa depan.9
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) telah merealisasikan
pengertian profesi keguruan untuk pendidikan di Indonesia sebagai
berikut :10
a. Profesi keguruan adalah suatu bidang pengabdian/dedikasi
kepada kepentingan anak didik dalam perkembangannya
menuju kesempurnaan manusiawi.
b. Para anggota profesi keguruan, terikat oleh pola sikap dan
perilaku guru yang dirumuskan dalam kode etik guru
Indonesia.
c. Para anggota profesi keguruan, dituntut untuk menyelesaikan
suatu proses pendidikan persiapan jabatan yang relatif panjang.
d. Para anggota profesi keguruan terpanggil untuk senantiasa
menyegarkan serta menambah pengetahuan.
e. Para anggota harus memiliki kecakapan/keterampilan teknis
yang mampu menyentuh nilai-nilai kemanusiaan yang
mendasar.
9
Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), h. 209.
10
19
f. Para anggota profesi keguruan perlu memiliki sikap bahwa
jaminan tentang hak-hak profesional harus seimbang dan
merupakan imbalan dari profesi profesionalnya.
National Education Association (NEA) mengutarakan ciri-ciri profesi
keguruan sebagai berikut :11
a. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.
b. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
c. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama.
d. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang
berkesinambungan.
e. Jabatan yang memerlukan standar.
f. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan
terjalin erat.
Menjadi seorang guru merupakan tugas yang berat dimana seseorang
yang mengabdikan diri sebagai guru harus memenuhi beberapa
kriteria/standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Standar ini tertuang
dalam PP No. 19 Tahun 2005 dengan bunyi :12
a. Pendidik harus memeiliki kualifkasi akademik dan kompetensi
sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta
11
Imas Kurniasih, Sukses Uji, h. 8.
12
20
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.
b. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang
pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikat keahlian
yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
c. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi :
1) Kompetensi pedagogik
2) Kompetensi kepribadian
3) Kompetensi sosial
4) Kompetensi profesional
d. Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan atau serifikat keahlian
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian
khusus yang diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi
pendidik setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan.
Dari sekian banyak uraian tentang guru, penulis memberikan
kesimpulan bahwa yang dimaksud guru adalah orang yang
memberikan pendidikan dan pengajaran sebagai tenaga profesional
yang dibuktikan dengan kompetensi-kompetensi yang telah
21
2. Peran, Tugas dan Kewajiban Guru
Setelah diuraikan mengenai pengertian tentang guru padapembahasan
terdahulu, pada hakikatnya seorang guru memiliki peran vital sebagai
pengajar atau pendidik bagi murid-muridnya. Sebagaimana firman Allah
dalam surat An Nahl ayt 125 :
دٱ
ع
ِلٱِب ىكِبىر ِليِبىس ٰىَِإ
ِ ىةَ
ى
لٱىو
ِ ىةِِ
ىلٱ
ِ ىةىن
لِدٰىجىو
م
ِب
ىيِ ِِلٱ
حىأ
نىن
نِإ
ىكبىر
ىِ
مىل ىأ
نىِِ
لىض
نى
ِهِليِبىس
ۦ
ىأ ىِ ىو
مىل
ِب
لٱ
ىنَِدىدَ
#
٥٢١
Artinya :“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantalah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”13
Sebagai pengajar atau pendidik guru bertugas membina perkembangan
pengetahuan, sikap dan keterampilan anak didik dengan memakai cara
yang bijaksana.14
Guru memiliki banyak peran, tugas, dan kewajiban baik yang terikat
oleh dinas maupun di luar dinas dalam bentuk pengabdian. Seorang guru
dengan penuh dedikasi dan loyalitasnya dituntut untuk membimbing dan
13
Kementerian Agama RI, Al Quran dan Terjemah, (Jakarta: Indiva, 2009), h. 285.
14
22
membina anak didik agar di masa mendatang menjadi orang yang berguna
bagi nusa dan bangsa dengan mengamalkan ajaran agama serta
menjadikannya sebagai pandangan hidup sehari-hari. Berikut akan
diuraikan secara lengkap mengenai peran, tugas, dan kewajiban yang
diemban oleh guru.
Menurut Pidarta, yang dikutip oleh Jamil (2013), peranan guru /
pendidik antara lain sebagai :
a. Manajer pendidikan atau pengorganisasian kurikulum
b. Fasilitator pendidikan
c. Pelaksana pendidikan
d. Pembimbing dan supervisor
e. Penegak disiplin
f. Konselor
g. Komunikator dengan wali siswa dan juga masyarakat
h. Pengajar yang meningkatkan pemahaman siswa
Selain itu, Tampubolon menyatakan peran guru bersifat
multi-dimensional yang mana guru menduduki peran sebagai orangtua,
pendidik/pengajar, pemimpin atau manajer, produsen atau pelayanan,
pembimbing atau fasilitator,dan juga motivator atau stimulator.15
Daoed Yoesoef dalam Sukses Uji Kompetensi Guru menyatakan
bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas pokok yaitu tugas profesional,
15
23
tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan. Tugas keprofesionalan dari
seorang guru yaitu meneruskan atau tranmisi ilmu pengetahuan,
keterampilan dan nilai-nilai yang sejenis yang belum diketahui anak dan
seharusnya diketahui oleh anak. Tugas manusiawi seorang guru adalah
tugas-tugas membantu anak didik agar memenuhi tugas-tugas utamanya
sebagai manusia dengan sebaik-baiknya. Tugas-tugas manusiawi itu
adalah tranformasi diri, identifikasi diri sendiri dan pengertian tentang diri
sendiri. Tugas kemasyarakatan merupakan konsekuensi guru sebagai
warga negara yang baik, turut mengemban dan melaksanakan apa-apa
yang telah digariskan oleh bangsa dan negara lewat UUD 1945 dan
GBHN.16
Di lain pihak, peranan guru sangat beragam di berbagai bidang. Di
sekolah, guru berperan sebagai perancang pembelajaran, pengelola
pembelajaran, penilai hasil pembelajaran siswa, pengarah pembelajaran
dan pembimbing siswa. Dalam keluarga, guru berperan sebagai pendidik
dalam keluarga. Sementara di masyarakat, guru berperan sebagai pembina
masyarakat dan agen masyarakat.17
Kaitannya dengan aktivitas pembelajaran dan administrasi pendidikan,
guru berperan sebagai :
a. Pengambil inisiatif, pengarah, dan penilai pendidikan
16
Imas Kurniasih, Sukses Uji, h. 8.
17
24
b. Wakil masyarakat di sekolah, artinya guru berperan sebagai
pembawa suara dan kepentingan masyarakat dalam pendidikan
c. Seorang pakar dalam bidangnya, yaitu menguasai bidang yang
harus diajarkan
d. Penegak disiplin, yaitu guru harus menjaga agar para siswa
bertindak disiplin
e. Pelaksana administrasi pendidikan, yaitu guru bertanggungjawab
agar pendidikan dapat berlangsung dengan baik
f. Pemimpin generasi muda, artinya guru bertanggung jawab untuk
mengarahkan perkembangan siswa sebagai generasi muda yang
akan menjadi pewaris masa depan
g. Penerjemah kepada masyarakat, yaitu guru berperan untuk
menyampaikan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
kepada masyarakat
Menurut Suparlan dalam Modul Profesi Keguruan disebutkan bahwa
guru memiliki peran ganda yang dikenal sebagai EMASLIMDEF
(Educator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator,
Motivator, Dinamisator, Evaluator, dan Facilitator). EMASLIMDEF akan
diuraikan dalam tabel berikut :18
18
25
Tugas Fungsi
E Educator Mengembangkan kepribadian
Membina budi pekerti
Memberikan pengarahan
M Manager Mengawal pelaksanaan tugas
berdasarkan ketentuan perundangan
yang berlaku
A Administrator Membuat daftar presensi
Membuat daftar penilaian
Melaksanakan teknis
administrasi sekolah
S Supervisor Memantau
Menilai
Memberikan bimbingan teknis
L Leader Memimpin pelaksanaan
pembelajaran yang ada di kelas
I Inovator Melakukan kegiatan kreatif
Menemukan strategi, metode
dan cara-cara baru dalam
pelaksanaan proses
pembelajaran
M Motivator Memberikan dorongan kepada siswa
untuk dapat belajar lebih giat
D Dinamisator Menggerakkan siswa agar semangat
untuk melakukan proses
pembelajaran
26
Melaksanakan penilaian dalam
berbagai bentuk dan jenisnya
F Facilitator Memberikan bantuan teknis, arahan
atau petunjuk kepada peserta didik
Tugas guru sebagai sebuah profesi meliputi mendidik, mengajar dan
melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai
hidup, mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih berarti mengembangkan
keterampilan-keterampilan kepada siswa. Dengan kata lain, seorang guru
harus mampu menyelaraskan aspek kognitif, aspek afektif, dan
psikomotorik dalam proses pembelajaran.19
B. Tinjauan tentang Kompetensi Guru 1. Pengertian Kompetensi
Peranan guru sangat signifikan dalam usaha peningkatan mutu
pendidikan. Mengemban tugas yang maha berat, seorang guru
memerlukan kualifikasi kemampuan yang mumpuni sebelum terjun ke
dalam dunia pendidikan. Kualifikasi ini disebut dengan kompetensi.
Pengertian kompetensi secara bahasa berasal dari kata competence
yang berarti kecakapan, kemampuan. Kompetensi adalah kekuasaan dalam
bentuk wewenang dan kecakapan untuk menentukkan atau memutuskan
19
27
sesuatu.20 Uzer Usman mengemukakan bahwa kompetensi guru
merupakan suatu kemampuan dalam melaksanakan
kewajiban-kewajibannya secara bertanggungjawab dan layak.21 Pengertian lain
menyebutkan bahwa kompetensi adalah melaksanakan sesuatu yang
diperoleh melalui pendidikan dan latihan.22
Arti lain dari kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang dimiliki seseorang serta penerapannya di
dalam pekerjaan sesuai dengan standar kinerja yang dibutuhkan oleh
lapangan.23
McAhsan, sebagaimana dikutip oleh Mulyasa berpendapat bahwa
kompetensi “ is a knowledge, skills and abilities or a capabilities that a
person achieves, which become part or this or her being to the exent can satisfactorily perform particular cognitive, afective, and psicomotor
behavior. ”dalam hal ini kompetensi diartikan sebagai pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah
menjadi bagian dari dirinya, sehingga dapat melakukan perilaku-perilaku
20
Dali, Kamus Psikologi, (Bandung: Tonic, 2010).
21
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Surabaya: PN Nasional, 2009), h. 24.
22
Piet A. Suhertian, Supervisi Pendidikan dalam Rangka Program Inversive Education, (Bandung: Rineka Cipta, 2009), h. 4.
23
28
kognitif, afektif, sikap dan nilai yang harus dimiliki oleh individu dalam
melaksanakan tugas-tugas dengan baik.24
Menurut Gordon yang terdapat dalam Jamil (2013), ada enam aspek
atau ranah yang terkandung dalam kompetensi, yaitu:
a. Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif b. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif dan afektif
yang dimiliki seorang individu
c. Kemampuab (skill), sesuatu yang dimiliki individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya
d. Nilai (value), suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secarapsikologis telah menyatu dalam diri seseorang
e. Sikap (attitude), perasaan atau reaksi atas rangsangan dari luar f. Minat (interest), yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan
suatu perbuatan.
Scrag dan Polan memberikan penjelasan bahwa kompetensi
merupakan kemampuan untuk mengerjakan sesuatu dengan baik sebagai
hasil dari pendidikan dan pelatihan yang diikutinya. 25
24
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 38.
25
29
Dengan demikian kompetensi merupakan kemampuan yang harus
dimiliki oleh individu dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan
amanah yang diembannya.
Dari gambaran pengertian-pengertian tersebut, maka yang dimaksud
dengan kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru dalam
melaksanakan profesi keguruannya.
Dalam UU No. 14 Tahun 2005 pasal 8, disebutkan bahwa “guru wajib
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional”.
Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus
dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan atau
sertifikasi keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
2. Macam-Macam Kompetensi
Selain memiliki kualifikasi akademik, seorang guru juga harus memiliki
beberapa kompetensi, kompetensi tersebut yaitu kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi
profesionalseperti yang dijelaskan dalam pasal 10 ayat 1.26
26
30
Dalam Standar Nasional Pendidik tentang pengertian kompetensi
pedagogik guru, menyatakan bahwa kompetensi pedagogik adalah
kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi
pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.27
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik. Kompetensi ini meliputi:
a. Pemahaman terhadap peserta didik
1) Memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip
perkembangan kognitif
2) Memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip
perkembangan kepribadian
3) Mengidentifikasi bekal ajar awal siswa
b. Perencanaan pembelajaran
1) Memahami landasan pendidikan
2) Menerapkan teori belajar dan pembelajaran
3) Menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik
peserta didik, kompetensi yang akan dicapai dan materi ajar
4) Menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang
dipilih
27
31
c. Pelaksanaan pembelajaran
1) Menata latar (setting) pembelajaran
2) Melaksanakan pembelajaran yang kondusif
d. Mengevaluasi hasil belajar
1) Merancang dan melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar
secara berkesinambungan
2) Menganalisis hasil evaluasi proses belajar dan hasil belajar
untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar
3) Memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan
kualitas program pembelajaran secara umum
e. Pengembangan peserta didik untuk mengembangkan berbagai
potensi yang dimiliki baik akademik maupun non akademik
1) Memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai
potensi yang dimiliki baik akademik maupun non akademik
Kompetensi pedagogik ini dapat dilihat dari kemampuan merencanakan
program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan interaksi atau
mengelola proses belajar mengajar, dan kemampuan melakukan penilaian.
Misalnya sebelum mengajar guru membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran terlebih dahulu yang di dalamnya mencakup bagaimana
proses belajar mengajar nantinya akan dilaksanakan sehingga guru tidak
32
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar menyangkut pengelolaan
pembelajaran, dalam menyampaikan materi pelajaran harus dilakukan
secara terencana dan sistematis, sehingga tujuan pengajaran dapat dikuasai
oleh siswa secara efektif dan efisien.
Kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki guru dan dosen dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar terlihat dalam mengidentifikasi
karakteristik dan kemampuan awal siswa, kemudian mendiagnosis,
menilai dan merespon setiap perubahan perilaku siswa.
Seorang guru profesional dikatakan telah memiliki kompetensi
pedagogik yang baik apabila dalam melaksanakan tugas profesinya, ia
dapat menyusun bahan pelajaran dengan baik dan dapat menyampaikan
materi pelajaran dengan cara dan strategi yang baik kepada peserta
didiknya sehingga peserta didik dapat paham dengan materi yang
dipelajarinya.
Dikatakan telah memiliki kompetensi pedagogik yang baik pula, jika
guru tidak hanya piawai dalam merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, namun sang guru juga harus dapat mengadakan evaluasi /
penilaian terhadap anak didiknya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
apakah prosesbelajar mengajar yang dilaksanakan telah berhasil atau
belum. Setelah melakukan evaluasi tersebut, ada program pengayaan dan
pendalaman bagi anak didik yang belum tuntas menempuh materi
33
mendampingi peserta didik sampai ia tuntas menyelesaikan proses
belajarnya.
Kompetensi guru yang selanjutnya yaitu kompetensi kepribadian. Yang
dimaksud kompetensi kepribadian adalah kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, berakhlak mulia, dewasa,
arif, berwibawa serta menjadi teladan bagi peserta didik.28
1. Kepribadian yang mantap dan stabil
a. Bertindak sesuai dengan norma hukum
b. Bertindak sesuai dengan norma sosial
c. Bangga sebagai guru
d. Memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma
2. Berakhlak mulia dan menjadi teladan
a. Bertindak sesuai dengan norma religius (iman, taqwa, jujur,
ikhlas dan suka menolong)
b. Memiliki perilaku yang dapt diteladani peserta didik
3. Kepribadian yang dewasa
a. Menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik
b. Memiliki etos kerja sebagai guru
4. Kepribadian yang arif
a. Menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan
peserta didik, sekolah dan masyarakat
28
34
b. Menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak
5. Kepribadian yang berwibawa
a. Memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta
didik
b. Memiliki perilaku yang disegani
Seorang guru harus bertindak sesuai norma hukum dan norma sosial.
Saat ini banyak peristiwa yang mana guru melanggar norma hukum dan
norma sosial sehingga berentangan dengan kompetensi kepribadian yang
seharusnya dimiliki seorang guru. Hal ini karena ada sebagaian guru yang
belum memahami arti penting kompetensi bagi mereka dalam mebantu
kelancaran pelaksanaan tugas pembelajaran.
Rasulullah Shallalahu „Alaihi Wasallam adalah guru bagi seluruh
manusia. Sebagai guru, maka beliau membekali dirinya dengan akhlak
yang mulia. Akhlak yang mulia ternyata menjadi salah satu faktor yang
mendukung keberhasilan beliau dalam melaksanakan tugasnya. Kemuliaan
akhlak Rasulullah sebagaimana yang difirmankan Allah dalam surat Al
Qalam ayat 4 :
يظع ق خ ىعل كناو
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”29
29
35
Guru adalah panutan masyarakat. Sebagai panutan, guru harus
berakhlak mulia dan mampu mempraktikkan apa yang diajarkan dalam
kehidupan sehari-hari. Mampu mengerjakan apa yang diajarkan
merupakan prinsip yang sangat penting agar guru dipercaya masyarakat,
sekaligus agar ia tidak masuk dalam kelompok yang dibenci Allah
sebagaimana firmannya dalam surat Shaff ayat 2 dan 3 :
ٰىَ
اىَ َىأ
فىت ىَ اىم ىنِ لِ قى ت ىِِ ْاِ ةىماىء ىنَِذلٱ
ىنِ لى
٢
قىم ىر بىك
اًد
ىدةِ
نىأ ِهللٱ
ىت ىَ اىم ْاِ لِ قى ت
ف
ىنِ لى
٣
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan
sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (2) amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan
(3)”30
Berikutnya kompetensi yang harus dimiliki seorang guru yaitu
kompetensi sosial. Yang dimaksud kompetensi sosial adalah kemampuan
guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien
dengan peserta didik, sesama pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua
atau wali siswa, dan masyarakat sekitar.
Guru merupakan makhluk sosial. Dalam kehidupan kesehariannya tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan bersosial, baik di sekolah maupun di
30
36
masyarakat. Berikut adalah hal-hal yang harus dimiliki guru sebagai
makhluk sosial:
1. Berkomunikasi dan bergaul secara efektif
Agar guru dapat berkomunikasi secara efektif, terdapat hal-hal yang
harus dikuasai oleh guru, yaitu:
a. Mengetahui pengetahuan tentang adat dan istiadat sosial dan
agama
b. Memiliki pengetahuan tentang budaya dan tradisi
c. Memiliki pengetahuan tentang demokrasi
d. Memiliki apresiasi dan kesadaran sosial
2. Manajemen hubungan antara sekolah dan masyarakat
3. Ikut berperan aktif di masyarakat
Selain sebagai pendidik, guru juga berperan sebagai wakil rakyat yang
representatif. Dengan demikian, jabatan guru sekaligus jabatan
kemasyarakatan. Oleh karena itu, guru mengemban tugas untuk membina
masyarakat agar berpartisipasi dalam pembangunan.
Di mata masyarakat, guru bukan hanya orang yang terbatas pada
dinding-dinding kelas, melainkan dia harus bisa menembus batas halaman
sekolah dan berada langsung di tengah-tengah masyarakat.
Kompetensi sosial menuntut guru selalu berpenampilan menarik,
37
yang baik dalam berkomunikasi. Perintah untuk melakukan komunikasi
dengan baik terdapat dalam surat An Nisa ayat 63 :
ٰىلْو أ
ىكِئ
ىَ ىنَِذلٱ
مىل
مِِِِ ل ق ِِ اىم هللٱ
ضِر ىأىف
م َةى
م َةِ ىو
ل قىو
م ل
ِِ
فنىأ
مَِِن
ىَِىق
اغيِلىب
“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan
yang berbekas pada jiwa mereka.”31
Kompetensi yang terakhir yakni kompetensi profesional, yaitu
kemampuan penguasaan materi ajar secara mendalam, yang mencakup
penguasaan materi, kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi
keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur
dan metodologi kelimuannya. Kompetensi ini meliputi hal-hal berikut:
1. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi
a. Memahami materi ajar yang ada salam kurikulum sekolah
b. Memahami hubungan konsep antara mata pelajaran yang terkait
c. Menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan
sehari-hari
2. Menguasai struktur dan metode keilmuan
a. Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk
memperdalam pengetahuan atau materi bidang studi
31
38
b. Memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang
menaungi materi ajar
Dari penjelasan mengenai ke-empat kompetensi guru tersebut, yang
akan dijadikan fokus penelitian dalam skripsi ini yaitu mengenai
kompetensi pedagogik guru dengan indikator yang akan diuraikan pada
poin selanjutnya.
C. Dasar Pembentukan dan Indikator Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam
Undang-undang Guru dan Dosen no. 14 tahun 2005 pasal 10 ayat 1 dan PP
No. 19 tahun 2005 mengamanatkan bahwa seorang guru wajib memiliki
kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.32
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, pada penelitian skripsi ini yang
dijadikan indikator dalam kompetensi pedagogik yaitu merencanakan program
pembelajaran, mengelola kelas, menggunakan media/sumber belajar dan
menilai prestasi peserta didik.
1. Merencanakan program pembelajaran
Mengajar merupakan faktor penting dalam terlaksananya proses
pendidikan, untuk itu disamping memiliki bekal dan menguasai
32
39
berbagai disiplin ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap mental,
seorang guru juga harus pandai merencanakan program pembelajaran.
Seperti halnya guru pada umumnya, guru mata pelajaran
pendidikan agama islam juga harus mampu merencanakan
pembelajaran dengan baik. Dalam penyusunan perencanaan
pembelajaran, guru hendaknya mampu mendeskripsikan tujuan
pembelajaran, menentukan materi sesuai dengan kompetensi yang
telah ditentukan, mengalokasikan waktu, menentukan metode
pembelajaran yang sesuai, menentukan media pembelajaran yang
sesuai dan menentukan sumber belajar. Yang kesemuanya tertuang
dalam program tahunan, program semester, dan rencana pembelajaran.
Sebuah perencanaan pembelajaran yang baik harus memenuhi
kriteria yaitu kemampuan dasar dan materi harus mengacu pada
silabus, proses belajar memberikan pengalaman yang bermakna bagi
peserta didik, terdapat keselarasan antarakemampuan dasar, materi dan
alat penilaian, dapat dilaksanakan dan mudah dipahami.33
Perencanaan pembelajaran ini berperan sebagai acuan bagi guru
untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran agar lebih terarah dan
berjalan efisien serta efektif. Dengan perencanaan yang matang
diharapkan memperoleh pembelajaran yang maksimal.
33
40
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pengelolaan kelas merupakan salah satu tugas guru yang tidak
pernah ditinggalkan. Pengelolaan kelas dimaksudkan untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didik
sehingga tercapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.34
Guru dalam mengelola kelas meliputi pengaturan tata kelas,
pengaturan tempat duduk, dan kebersihan kelas. Selanjutnya
menciptakan iklim pembelajaran yang serasi. Keterampilan ini
berhubungan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan
mengendalikan pembelajaran serta aktifitas yang ditunjukkan dengan
sikap tanggap, membagi perhatian secara visual maupun verbal serta
memusatkan perhatian kelompok.
3. Menggunakan media/sumber belajar
Media atau sumber belajar merupakan faktor yang sangat
mendukung dalam proses belajar mengajar. Semakin banyak media
dan sumber belajar akan semakin maksimal hasil yang dicapai.
Seorang guru hendaknya mengenal, memilih, dan menggunakan media
serta sumber belajar dengan baik.
Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam memilih media,
yaitu:
34
41
a. Ketepatan dengan tujuan pembelajaran
b. Kemudahan memperoleh media
c. Keterampilan guru dalam menggunakannya
d. Sesuai dengan taraf berpikir peserta didik
Penggunaan media atau sumber belajar selain sebagai alat bantu
yang memperlancar dan mempertinggi proses belajar mengajar juga
dapat memberikan pengalaman yang mendorong motivasi belajar,
memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak,
menyederhanakan teori yang kompleks dan mempertinggi daya serap
siswa.
Hal ini sejalan dengan pendapat Sudjana yang dikutip oleh
Raharjo, bahwa media pembelajaran memiliki beberapa manfaat antara
lain:
a. Pembelajaran akan lebih menarik peserta didik sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar
b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya, dapat lebih
dipahami oleh peserta didik dan memungkinkan peserta didik
menguasai tujuan pembelajaran dengan baik
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi
d. Peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar, karena
42
juga mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan
bahan-bahan pembelajaran yang dihadapi
4. Penilaian Hasil Pembelajaran
Proses penilaian merupakan salah satu proses yang tidak bisa
dilewatkan dalam pembelajaran. Melalui proses ini, akan dapat diukur
seberapa berhasilnya pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam, proses penilaian hasil mencakup
aspek pengetahuan (kognitif), aspek sikap (afektif) dan aspek
keterampilan (psikomotorik).
Penilaian terhadap aspek kognitif mencakup semua materi unsur
pokok pendidikan yang disampaikan kepada peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran. Penilaian dalam bentuk afektif lebih
ditekankan kepada pelaksanaan pengalaman sehari-hari melalui
tingkah laku perbuatan. Sedangkan penilaian dalam bentuk
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
1. Pendekatan
Berdasarkan fokus penelitian tentang kompetensi pedagogik guru
Pendidikan Agama Islam di MAN 1 Sidoarjo, maka penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan rancangan studi analisis dengan
berorientasi pada pendekatan kualitatif. Peneliti menerapkan pendekatan
kualitatif ini berdasarkan beberapa pertimbangan: Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan
ganda. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan
terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.1
Pendekatan tersebut sengaja dipilih karena peneliti ingin menganalisa
bagaimana penerapan kompetensi pedagogik guru PAI di MAN 1 Sidoarjo
secara mendalam. Peneliti nantinya akan memperoleh data yang mampu
menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan.
1
44
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yakni
penelitian yang diajukan untuk mendiskripsikan dan menganalisis
fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi dan
pemikiran orang, baik secara individual maupun kelompok.2 Penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang temuannya diperoleh berdasarkan
paradigma, strategi dan implementasi model secara kualitatif.3
B. Sumber Data
Sebagai penelitian lapangan, maka sumber data penelitian ini adalah berupa
data-data yang meliputi aktor, aktifitas dan tempat. Adapun tehnik penentuan
responden yang digunakan penelitian ini adalah bagaimana peneliti melihat
responden yang sesuai dengan objek dan tujuan penelitian ini4. Kemudian dari
sumber data tersebut dapat ditemukan data primer dan data sekunder. Dalam
penelitian ini, sumber primer adalah data yang peneliti dapatkan dari para
informan terutamanya para stakeholder yaitu Guru MAN 1 Sidoarjo.
Sedangkan sumber data sekunder dalam penelitian ini dapat diperoleh
melalui data dari instansi pendidikan, dinas terkait dan foto-foto di lapangan.
2
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 60.
3
Aminudin, Tujuan, Strategi dan Model dalam Penelitian Kualitatif,(dalam Metodologi Penelitian Kualitatif: Tinjauan Teoritis dan Praktis), (Malang : Lembaga Penelitian UNISMA, tt), h. 48.
4
45
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Sidaorjo.
D. Tahap-Tahap Penelitian
1. Tahap Pra Lapangan
Pada tahap Pra-lapangan peneliti sudah memiliki gambaran masalah
menarik untuk diteliti. Lalu kemudian peneliti mencoba mendiskripsikan
gambaran yang menarik tersebut agar memberikan pemahaman bahwa
masalah itu pantas dan layak untuk diteliti. Proses selanjutnya peneliti
melakukan pengamatan terkait dengan masalah yang diteliti.
2. Tahap Lapangan
Pada tahap ini, peneliti masuk pada proses penelitian dan memenuhi
kebutuhan penting yang berkaitan dengan penelitian. Pertama, peneliti
harus menyelesaikan proses perizinan. Ini merupakan prosedur wajib
sebagai seorang peneliti.
3. Tahap Analisis Data
Pada tahap ini, peneliti sedianya sudah memiliki data
sebanyak-banyaknya. Selanjutnya melakukan proses pemilihan data yang
disesuaikan dengan rumusan penelitian. Karena tidak semua data sesuai
46
4. Tahap Penulisan Laporan
Penulisan laporan adalah tahap akhir dari proses pelaksanaan
penelitian. Setelah semua komponen-komponen terkait dengan data dan
hasil analisis data serta mencapai suatu kesimpulan, peneliti mulai menulis
laporan dalam konteks laporan penelitian kualitatif. Penulisan laporan
disesuaikan dengan metode dalam penulisan penelitian kualitatif dengan
tidak mengabaikan kebutuhan peneliti terkait dengan kelengkapan data.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka dalam penelitian ini
dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan metode-metode sebagai
berikut:
1. Observasi
Metode observasi adalah suatu cara mengadakan penyidikan
dengan menggunakan pengamatan terhadap suatu obyek baru, suatu
peristiwa atau kejadian yang akan diteliti. Dalam arti luas, observasi
tidak hanya terbatas pada pengamatan yang dilakukan, naik secara
langsung ataupun tidak langsung.5
5
47
Observasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah observasi
langsung, observasi ini dengan mengamati secara langsung ke obyek
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.6
2. Wawancara
Metode wawancara adalah tehnik mendapatkan informasi dengan
cara bertanya langsung kepada responden, percakapan dengan maksud
tertentu. Percakapan itu dilakukan dua pihak, yaitu pewawancara yang
mengajukan pertanyaan dan yang ditanyai memberikan jawaban atas
pertanyaan itu.7 Dalam hal ini, peneliti menggunakan jenis wawancara
terstruktur. Peneliti mengajukan pertanyaan yang sudah dipersiapkan
sebelumnya, tetapi daftar pertanyaan tidak mengikat jalannya
wawancara. Artinya pedoman pertanyaan pokok sudah disusun, akan
tetapi berjalan fleksibel. Karena wawancara disini adalah wawancara
mendalam untuk mengumpulkan informasi yang sebanyak-banyaknya.
3. Dokumentasi
Untuk menunjang keberhasilan penelitian ini, juga digunakan
metode dokumentasi. Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang
artinya barang-barang tertulis. Metode dokumentasi adalah pengambilan
data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.8 Metode dokumentasi
6
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: UGM press, 1993), h. 136.
7
Suhardi Sigit, Pengantar Metodologi Penelitian Sosial-Bisnis-Manajemen, (Bandung: Lukman Offset, 1999), h. 159.
8
48
ini dengan mengumpulkan data-data berupa keputusan dan data-data
yang berkaitan erat dengan kegiatan yang mendukung.9
F. Teknik Analisis Data
Analisa data adalah upaya dan menata secara sistematis catatan hasil
observasi, wawancara, dokumentasi untuk meningkatkan pemahaman peneliti
tentang yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan. Sedangkan untuk
meningkatkan pemahaman tersebut, analisis perlu dilanjutkan untuk mencari
makna.10
Dalam hal ini, penulis melakukan analisi data dalam dua tahap. Pertama
selama pengumpulan data dan kedua setelah data terkumpul. Keseluruhan
proses pengumpulan data dan penganalisis data penelitian ini berpedoman
pada langkah-langkah analisi data penelitian kualitatif model analisis
interaktif. Pelaksanaan analisis data ditempuh dengan melakukan kegiatan
reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan atau verifikasi.11
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang didapat dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk
itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Untuk itu perlu segera
dilakukan analisis data melalui reduksi data. Dengan demikian data yang
9
Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 135.
10
Noeng Muhajir, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000), h. 142.
11
49
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan hubungan antar
kategori. Yang paling digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.12
3. Verification (Penarikan Kesimpulan)
Langkah ke tiga dalam penelitian kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data selanjutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan