• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Mandiri Entrepreneur Center (MEC) Surabaya dalam mencetak wirausahawan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Mandiri Entrepreneur Center (MEC) Surabaya dalam mencetak wirausahawan."

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh:

ALDI KHUSMUFA NUR IMAN NIM: C94213169

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)

Sebagai sivitas akademika UIN Sunan Ampel Surabaya, yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Aldi Khusmufa Nur Iman

NIM : C94213169

Fakultas/Jurusan : Ekonomi dan Bisnis Islam / Ekonomi Syariah

E-mail address : aldikhusmufa@gmail.com

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif atas karya ilmiah :

Sk Skripsi Tesis Disertasi Lain-lain

(………)

yang berjudul :

PERAN MANDIRI ENTREPRENEUR CENTER (MEC) SURABAYA DALAM MENCETAK WIRAUSAHAWAN

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif ini Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya berhak menyimpan, mengalih-media/format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampilkan/mempublikasikannya di Internet atau media

lain secara fulltext untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan.

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Surabaya, 02 Mei 2017

Penulis

(Aldi Khusmufa Nur Iman)

(6)

v

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul “Peran Mandiri Entrepreneur Center (MEC) Surabaya

dalam mencetak wirausahawan” ini merupakan hasil penelitian kualitatif yang

bertujuan menjawab pertanyaan tentang bagaimana peran Mandiri Entrepreneur Center (MEC) Surabaya dalam mencetak wirausahawan dan proses apa saja yang mendukung dan menghambat Mandiri Entrepreneur Center (MEC) Surabaya dalam mencetak wirausahawan.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi dan wawancara secara langsung dengan informan, dalam penelitian ini yaitu pihak manajemen Mandiri Entrepreneur Center (MEC) Surabaya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran yang dilakukan Mandiri Entrepreneur Center (MEC) Surabaya dalam mencetak wirausahawan yaitu dengan menjalankan pendidikan kewirausahaan yang mengajarkan teori dan praktik secara langsung. Hal ini ditunjukan dengan beberapa program kewirausahaan antara lain Entrepreneur Camp, Entrepreneur Session, Entrepreneur Motivation dan Entrepreneur Challenge. Selain itu pihak manajemen juga sangat totalitas dalam mendidik peserta didik baik menjadi pribadi yang mandiri ataupun menjadi wirausahawan. Sedangkan untuk proses yang mendukung Mandiri Entrepreneur Center (MEC) Surabaya dalam mencetak wirausahawan diantaranya adalah fasilitas sarana dan prasarana, support dari beberapa pihak seperti manajemen, pengajar dan warga sekitar, selain itu ada pula faktor pendukung utama yaitu karakter dan kemauan dari dalam diri peserta didik serta orang tua. Namun karakter dari dalam diri peserta didik dan juga orang tua bisa menjadi faktor penghambat pula, jika kemauan dari dalam diri peserta didik dirasa kurang serta tidak adanya dukungan dari orang tua

(7)

viii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TRANSLITERASI ... xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah ... 8

C. Rumusan Masalah ... 10

D. Kajian Pustaka ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 16

F. Kegunaan Hasil Penelitian ... 16

G. Definisi Konseptual ... 17

H. Metode Penelitian ... 18

I. Sistematika Pembahasan ... 21

BAB II KERANGKA TEORITIS ... 23

A. Konsep Kewirausahaan ... 23

(8)

ix

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III DATA PENELITIAN ... 51

A. Gambaran Umum Mandiri Entrepreneur Center ... 51

B. Peran Mandiri Entrepreneur Center (MEC) Surabaya dalam Mencetak Wirausahawan ... 55

C. Proses yang Mendukung dan Menghambat Mandiri Entrepreneur Center (MEC) Surabaya dalam Mencetak Wirausahawan ... 64

BAB IV ANALISIS DATA ... 70

A. Analisis Peran Mandiri Entrepreneur Center (MEC) Surabaya dalam Mencetak Wirausahawan ... 70

B. Analisis Proses yang Mendukung dan Menghambat Mandiri Entrepreneur Center (MEC) Surabaya dalam Mencetak Wirausahawan ... 83

BAB V PENUTUP ... 91

A. Kesimpulan ... 91

B. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 93

(9)

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan persoalan yang

multidimensional, tidak hanya persoalan ekonomi semata melainkan juga

persoalan sosial, budaya dan politik. Masalah pengangguran masih

merupakan masalah besar yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini dan

beberapa tahun ke depan.

Tabel 1.1

Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia bulan Februari dan Agustus 2010-2015

(10)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Dari Tabel 1.1 tingkat pengangguran tertinggi di Indonesia yaitu pada bulan

Agustus Tahun 2011, Baru mulai Tahun 2012 sampai Februari 2013 terjadi

sedikit penurunan. Namun pada bulan Agustus Tahun 2015 masih mencapai

6,18%.

Di Indonesia angka pengangguran terbanyak justru diciptakan oleh

kelompok terdidik. Purwaka mengutip pendapat Todaro & Smith

memperkirakan pengangguran di negara-negara sedang berkembang pada

umumnya didominasi oleh pengangguran usia muda dan pengangguran

berpendidikan.2

Tabel 1.2

Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

Akademi/Diploma Universitas

2010 Februari 538.186 820.020

Agustus 443.222 710.128

2011 Februari 469.009 635.442

Agustus 276.816 543.216

2012 Februari 258.385 553.206

Agustus 200.028 445.836

2013 Februari 197.270 425.042

Agustus 185.103 434.185

2014 Februari 195.258 398.298

Agustus 193.517 495.143

2015 Februari 254.312 565.402

Agustus 251.541 653.586

Sumber : BPS (2016).3

Dari Tabel 1.2, data terakhir menunjukkan bahwa jumlah penganggur

terdidik yang telah menamatkan pendidikan diploma dan sarjana bulan

2 Purwaka Hari Prihanto, Tren dan Determinan Pengangguran Terdidik di Provinsi Jambi”, Jurnal Paradigma Ekonomi, No. 5 Vol 1 (April, 2012), 23.

(11)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Agustus 2015 mencapai 905.127 orang. Dari data tersebut jumlah

penganggur terdidik meningkat drastis. Penganggur terdidik tercatat

mencapai 905.127 pada bulan Agustus 2015, yang sebelumnya pada bulan

Agustus 2014 hanya mencapai 688.660 orang.

Problematika ini selayaknya memperoleh perhatian yang serius, sebab

masalah pengangguran terbuka dan berpendidikan ini berdampak pada

merosotnya daya beli dan menurunnya produktivitas masyarakat. Mengingat

demikian besar dampak negatif pengangguran, maka setiap negara berusaha

keras untuk menekan serendah mungkin pengangguran yang terjadi. Untuk

mengatasi pengangguran tersebut dapat dilakukan secara langsung dan tidak

langsung. Untuk mengatasi pengangguran secara langsung, pemerintah dapat

langsung membuka lapangan kerja baik di bidang pemerintahan maupun

perekonomian serta menciptakan proyek padat karya. Sedangkan cara tidak

langsung memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta menumbuhkan

sikap kewirausahaan pada para pencari kerja melalui pengembangan

kewirausahaan.4

Menurut Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan

Kewirausahaan (GNMMK), yang dimaksud kewirausahaan adalah semangat,

sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau

kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan

acara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam

rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh

(12)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id keuntungan yang lebih besar. Dengan kata lain untuk mengatasi

pengangguran perlu ditanamkan sikap mental wirausaha.5

Wirausaha juga sangat diperlukan karena perannya dalam mewujudkan

kualitas diri masyarakat dan bangsa, dengan adanya wirausahawan dapat

mengatasi berbagai problematika pembangunan ekonomi nasional seperti

masalah pengentasan kemiskinan, tingginya jumlah pengangguran,

rendahnya daya beli, sulitnya penciptaan lapangan usaha dan lapangan kerja,

serta peningkatan pertumbuhan ekonomi. Banyak Negara-negara yang telah

berhasil maju dan juga berhasil dalam meningkatkan kemakmuran rakyatnya

seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Singapura, Amerika Serikat, Kanada,

Negara-negara Eropa Barat, Australia, Inggris, dan lain sebagainya, salah

satu utamanya adalah karena Negara-negara tersebut memiliki banyak

wirausahawan. Menurut David McClelland bahwa salah satu syarat suatu

negara untuk mencapai tingkat kemakmuran diperlukan 2% entrepreneur

(wirausaha) dari jumlah penduduknya.6

Dalam perspektif sejarah Islam kegiatan kewirausahaan juga telah

dilakukan sejak pada masa Nabi Adam. Dua anak Nabi Adam, Habil dan

Qobil, di mana Habil ditugaskan untuk bertanggung jawab untuk

mengembangkan seektor pertanian dan Qobil bertanggung jawab untuk

mengembangkan sektor peternakan (kehewanan). Sejarah Islam juga

mencatat bahwa sebagian terbesar dari para nabi (termasuk Nabi

5 GNMMK dalam Sukidjo, “Peran Kewirausahaan dalam mengatasi Pengangguran di Indonesia”, Jurnal Economia, No. 1 Vol 1 (Agustus, 2005),24.

(13)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Muhammad saw) terlibat dalam kegiatan kewirausahaan pada tingkat

domestik dan internasional.7 Selain itu Nabi Muhammad juga sangat

menganjurkan umatnya untuk berbisnis (berdagang), karena dengan berbisnis

atau berwirausaha dapat menimbulkan kemandirian dan kesejahteraan bagi

keluarga.8 Sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda :

َلِئُس َملَسَو ِهْيَلَع ُها ىلَص يِبنلا نَا ُهْنَع ُها َيِضَر ٍعِفاَر َنْب َةَعاَفِر ْنَع

ditanya: “Pekerjaan apakah yang paling baik?” Beliau menjawab: “Pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli

yang baik.” (HR. Al Bazzar dan dianggap Sahih menurut hakim).9

hadits di atas adalah hadits yang menyatakan bahwa kerja dengan tangannya

sendiri atau wirausaha adalah pekerjaan yang paling baik, nilainya lebih

tinggi dibandingkan dengan profesi atau jenis pekerjaan yang lain.

Oleh sebab itu merubah mindset atau pola pikir pemuda untuk

berwirausaha sangatlah penting. Karena hampir sebagian besar lulusan

diploma dan sarjana berorientasi mencari kerja, belum ditambah dengan

lulusan tahun sebelumnya yang jumlahnya jutaan dan masih belum

mendapatkan pekerjaan. Hal ini bisa diibaratkan seperti sebuah kolam ikan

(pasar tenaga kerja) yang sudah penuh dengan jutaan ikan dengan makanan

7 Ibid.,50.

8 Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing (Bandung: Mizan, 2006),46.

(14)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id (kebutuhan tenaga kerja) yang sedikit tetapi setiap tahunnya dimasukkan

ikan (pencari kerja) yang baru.10

Untuk merubah mindset para pemuda yang selama ini hanya

berminat sebagai pencari kerja (job seeker) dari pada menjadi pencipta

lapangan kerja (job creator) dibutuhkan cara pandang baru tentang dunia

wirausahawan, cara berfikir pemuda perlu dibuka untuk mengetahui manfaat

penting menjadi entrepreneur atau wirausahawan. Jangan sampai ketekunan

belajar di sekolah atau perguruan tinggi hanya mengarah pada satu target

yaitu mencari kerja saja, karena begitu sulit mendapat pekerjaan akhirnya

‘dipaksa’ menjadi wirausahawan.11

Oleh karena itu dibutuhkan bekal, pengembangan dan pelatihan

kewirausahaan berbasis soft skill, agar kualitas yang diharapkan tidak hanya

dari segi teknis saja (hard skill). Karena seorang wirausaha tidak mungkin

sukses tanpa mempunyai keterampilan soft skill, keterampilan teknis justru

bisa diperoleh dengan merekrut orang yang ahli.12 Berdasarkan penelitian di

Harvard University Amerika Serikat, “ternyata kesuksesan seseorang tidak

ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard

skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft

10 Hendro, Dasar-Dasar Kewirausahaan, (Jakarta: Erlangga, 2011), 7. 11 Ibid.,6.

12

(15)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id skill). Hasil penelitian mengungkapkan, kesuksesan ditentukan oleh hard

skills sekitar 20% dan sisanya 80% oleh soft skills”.13

Dalam hal pelatihan kewirausahaan, Yayasan Yatim Mandiri memiliki

sebuah program pelatihan wirausaha khusus untuk anak-anak yatim.

Yayasan Yatim Mandiri merupakan lembaga nirlaba yang fokus pada upaya

memandirikan anak yatim dan dhuafa melalui pengelolaan dana zakat, infaq,

sedekah, wakaf dan lainnya14. program yang dijalankan di Yayasan Yatim

Mandiri tesebut berupa Mandiri Entrepreneur Center (MEC). Mandiri

Entrepreneur Center (MEC) merupakan program pendidikan dan pelatihan

vokasi untuk anak yatim lulusan SMA atau sederajat. Keunikan dari Mandiri

Entrepreneur Center (MEC) dibandingkan dengan lembaga pelatihan

kewirausahaan lainnya terletak pada peserta didiknya, Mandiri Entrepreneur

Center (MEC) berfokus pada melatih anak-anak yatim agar mampu menjadi

pribadi yang mandiri sesuai dengan visi Yayasan Yatim Mandiri “menjadi

lembaga terpercaya dalam membangun kemandirian yatim”.

Mandiri Entrepreneur Center (MEC) ini juga bertujuan untuk

memberikan keterampilan dan pengetahuan khusus, guna mencetak ahli

dibidangnya yang memiliki karakter pribadi muslim yang jujur, amanah dan

13 Ali dalam Yuli Choirul Umah, Pengembangan Pendidikan Soft Skills Entrepreneurship di Perguruan Tinggi Islam (Studi Kasus di LPKBI UIN Sunan Ampel Surabaya)” (Tesis—UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2015), 2.

(16)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id profesional agar mampu menjadi wirausaha yang mandiri15 serta sebagai

bekal anak-anak yatim dalam membagun mindset menjadi seorang

wirausahawan. Tidak hanya itu banyak dari alumni Mandiri Entrepreneur

Center (MEC) ini yang sudah mendirikan usaha mandiri salah satunya

Mochmmad Ibnu Hajar Pemilik CV. Al Hasan Sejahterah yang bergerak di

bidang jasa tour anda travel, ada juga alumni pemilik usaha produk jersey

bola, pemilik usaha jasa pembuatan web, pemilik usaha jasa servis komputer

atau peralatan elektronik, pemilik usaha konveksi hingga pengusaha ternak

ayam.16 Oleh karena itu didalam proses pelatihan yang dilajankan Mandiri

Entrepreneur Center (MEC) pasti terdapat beberapa faktor pendukung

sehingga beberapa alumni dapat mendirikan usaha mandiri. Namun tidak

dipungkiri pasti terdapat faktor penghambat pula dalam mencetak peserta

didik yatim menjadi wirausahawan. Maka berdasarkan deskripsi diatas dan

latar belakang inilah peniliti tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai

bagaimana “Peran Mandiri Entrepreneur Center (MEC) Surabaya dalam

Mencetak Wirausahawan”

B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi

masalah dan batasannya sebagai berikut :

1. Identifikasi Masalah

15 Yayasan Yatim Mandiri, Foundation Profile, (Surabaya: Yatim Mandiri),15.

16 Yatim Mandiri,“Naik Kelas,

(17)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id a. Masalah pengangguran dari tahun ke tahun mengalami fluktuatif

b. Masalah pengangguran terbanyak diciptakan oleh kelompok

terdidik

c. Problematika pengangguran perlu mendapatkan solusi

d. Pentingnya wirausaha di dalam pembangunan ekonomi sebuah

Negara.

e. Merubah Mindset atau pola pikir pemuda dari Job Seeker menjadi

Job Creator untuk mengurangi angka pengangguran

f. Pentingnya soft skill sebagai pembentukan karakter

g. Mencetak wirausahawan melalui Mandiri Entrepreneur Center

(MEC) yang berkaitan dengan kemandirian anak-anak yatim

h. Faktor pendukung dan penghambat Mandiri Entrepreneur Center

(MEC) dalam prosesnya mencetak peserta didik yatim menjadi

wirausahawan.

2. Batasan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi masalah diatas, maka dilakukan

pembatasan masalah agar penelitian ini terarah dan terfokus. Penelitian

ini lebih difokuskan pada peran Mandiri Entrepreneur Center (MEC)

Surabaya, serta proses yang mendukung dan menghambat dalam

(18)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan dan identifikasi masalah yang telah ditentukan oleh

peneliti maka rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi:

1. Bagaimana peran Mandiri Entrepreneur Center (MEC) Surabaya dalam

mencetak wirausahawan?

2. Proses apa saja yang mendukung dan menghambat Mandiri Entrepreneur

Center (MEC) Surabaya dalam mencetak wirausahawan?

D. Kajian Pustaka

Untuk menghindari kesalahpahaman dan untuk memperjelas

permasalahan yang peneliti angkat, maka diperlukan kajian pustaka. Kajian

Pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian/penelitian yang sudah pernah

dilakukan di seputar masalah yang akan diteliti sehingga terlihat jelas bahwa

kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan pengulangan atau duplikasi

dari kajian/penelitian yang telah ada. Berdasarkan deskripsi tersebut, posisi

penelitian yang akan dilakukan harus dijelaskan.17 Penelitian yang peneliti

lakukan ini berjudul “Peran Mandiri Entrepreneur Center (MEC) Surabaya

dalam mencetak wirausahawan” Penelitian ini tentu tidak lepas dari berbagai

penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai pandangan dan juga referensi.

Antara lain :

(19)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Persamaan Sama-sama meneliti lembaga pelatihan kewirausahaan

Perbedaan

(20)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Tujuan Untuk mengetahui pelatihan

keterampilan kewirausahaan

Temuan Pelaksanaan pelatihan

(21)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Persamaan Meneliti tentang peran serta program pelatihan

kewirausahaan.

Perbedaan Penelitian ini berfokus pada mengetahui pelatihan

Tujuan Tujuan penelitian ini adalah

(22)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Perbedaan Subjek yang diteliti, peneltian

ini berfokus pada tersedianya

untuk menggambarkan dan menganalisis fakta dengan interpretasi yang tepat terhadap upaya peningkatan ekonomi kerakyatan melalui pelatihan kewirausahaan program Kelompok Belajar Usaha.

Temuan Pelatihan kewirausahaan di

KBU “Mitra Umat” ini kerja bagi dirinya maupun orang lain, sesuai dengan kebutuhan

telah memahami materi-materi yang diberikan dalam

(23)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pelatihan kewirausahaan

Perbedaan Dalam penelitian ini berfokus peningkatan kinerja usaha

Temuan Model Inkubator bisnis

memiliki efek positif yang bahwa inkubator bisnis dapat meningkatkan jiwa

kewirausahaan

Persamaan Meneliti tentang kewirausahaan melalui sebuah pelatihan atau inkubator bisnis

Perbedaan Subjek yang diteliti dalam jurnal ini adalah jiwa

(24)

-digilib.uinsby.ac.id -digilib.uinsby.ac.id -digilib.uinsby.ac.id -digilib.uinsby.ac.id -digilib.uinsby.ac.id -digilib.uinsby.ac.id -digilib.uinsby.ac.id peneltian sebelumnya. Penelitian ini lebih fokus kepada peran dan proses

lembaga pelatihan kewirausahaan dalam mencetak wirausaha baru

khususnya anak-anak yatim. Sedangkan penelitian sebelumnya memiliki

fokus pada pengembangan jiwa kewirausahaan, pemberdayaan masyarakat

miskin pedesaan dan peningkatan ekonomi kerakyatan. Walaupun

sama-sama menganalisis mengenai sebuah program pelatihan kewirausahaan,

namun dengan fokus yang sudah berbeda maka hasil penelitian yang

diperoleh juga akan berbeda. Lokasi penelitian juga sudah jelas berbeda,

sehingga juga akan mempengaruhi hasil peneltian.

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui peran Mandiri Entrepreneur Center (MEC) Surabaya

dalam mencetak wirausahawan.

2. Untuk mengetahui proses yang mendukung dan menghambat Mandiri

Entrepreneur Center (MEC) Surabaya dalam mencetak wirausahawan.

F. Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang ingin dicapai dari penelitian berdasarkan latar belakang

masalah, rumusan masalah, dan tujuan penelitian dilihat dari segi teoritis dan

praktis, sebagai berikut:

1. Secara teoritis

a. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini

(25)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id sebagai bahan masukan untuk mendukung dasar teori penelitian yang

sejenis dan relevan.

b. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai referensi atau perbandingan

untuk penelitian-penelitian yang selanjutnya.

2. Secara praktis

a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

kepada peneliti karena menerapkan ilmu yang sudah didapat selama

di bangku kuliah sehingga dapat diaplikasikan dalam penelitian dan

menambah pengalaman serta pengetahuan tentang kewirausahaan

b. Bagi Mandiri Entrepreneur Center (MEC)

Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan dalam

pengelolaan dan pengembangan program pelatihan wirausaha.

c. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau

wawasan kepada masyarakat tentang kewirausahaan dan pentingnya

sebuah lembaga pelatihan kewirausahaan khususnya bagi anak-anak

yatim.

G. Definisi Konseptual

Untuk menghindari kekeliruan pembaca dalam memahami penelitian

(26)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Mencetak Wirausahawan”, maka peneliti perlu menjelaskan istilah pokok

yang menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini, antara lain :

a. Mandiri Entrepreneur Center (MEC) adalah program pendidikan dan

pelatihan vokasi untuk anak yatim lulusan SMA atau sederajat, dimana

program ini bertujuan untuk memberi keterampilan dan pengetahuan

khusus, guna mencetak ahli di bidangnya yang memiliki karakter pribadi

muslim yang jujur, amanah dan profesional agar mampu menjadi

wirausaha yang mandiri18.

b. Wirausahawan adalah seseorang yang menciptakan sebuah usaha atau

bisnis yang dihadapkan dengan risiko dan ketidakpastian untuk

memperoleh keuntungan dan mengembangkan bisnis dengan cara

mengenali kesempatan dan memanfaatkan sumber daya yang

diperlukan.19

H. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif

deskriptif yaitu penelitian yang memberikan deskripsi tentang situasi

yang kompleks.20 Penelitian ini juga menggunakan studi kasus (case

study) yang merupakan bagian dari metode kualitatif yang hendak

18 Yayasan Yatim Mandiri, Opcit.,15.

19 Suharyadi et al, Kewirausahaan: Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda , (Jakarta : Salemba Empat, 2007),7.

(27)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id mendalami suatu kasus tertentu secara mendalam dengan melibatkan

pengumpulan beraneka sumber informasi.21

2. Data yang Dikumpulkan

Data yang dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab rumusan

masalah adalah:

a. Data primer yang dikumpulkan adalah hasil wawancara mengenai

peran atau program-program di Mandiri Entrepreneur Center (MEC)

serta kegiatan atau proses yang mendukung dan menghambat dalam

mencetak anak-anak yatim menjadi wirausahawan.

b. Data sekunder yang dikumpulkan adalah profil Mandiri Entrepreneur

Center (MEC) serta data pendukung tentang para alumni yang

menjadi wirausahawan

3. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua

yaitu:

a. Sumber primer dari penelitian ini yaitu direktur, manajer, staff

pengelola, peserta didik dan lulusan atau alumni Mandiri Entrepreneur

Center (MEC) Surabaya.

b. Sumber sekunder dari penelitian ini yaitu bagian administrasi dan

umum Mandiri Entrepreneur Center (MEC)

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data

(28)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id diantaranya adalah:

a. Teknik interview/wawancara, berarti percakapan dengan maksud

tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara

yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu.22

b. Teknik dokumentasi berarti mengumpulkan dokumen–dokumen yang

dibutuhkan sesuai dengan penelitian yang dilakukan.

c. Teknik observasi yaitu melakukan pengamatan untuk memperoleh

data, dengan mendengarkan, memberikan perhatian secara hati–hati

dan terperinci23.

5. Teknik Analisis Data

Teknik yang akan digunakan oleh penulis dalam menganalisis data

yang pertama adalah teknik pengumpulan data, dengan cara

mengumpulkan semua data, kemudian memilih, memilah, dan

mengelompokkan data yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang

diangkat. Kemudian setelah data terkumpul, menggunakan teknik

penyajian data, yaitu menyajikan data yang telah terpilih baik berupa

teks. Dan yang terakhir adalah teknik penarikan kesimpulan, yaitu

menyimpulkan hasil analisis dari penelitian. Untuk mengecek keabsahan

data yang diperoleh selama peneltian, peneliti menggunakan teknik

triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data berupa

22 Lexy. J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. 26 (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2009),186.

(29)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pengumpulan data yang lebih dari satu sumber, yang menunjukkan

informasi yang sama.24

Tujuan analisis data menggunakan teknik pengumpulan data,

penyajian data, pengolahan dan menganalisis data yang terkumpul,

hingga menarik kesimpulan ialah agar peneliti mendapat makna hubungan

variabel-variabel sehingga dapat menjawab rumusan masalah yang

dirumuskan dalam penelitian25.

I. Sistematika Pembahasan

Pada rangkaian penulisan penelitian ini menggunakan penulisan yang

sistematis, guna untuk memudahkan penulisan dan pemahaman terhadap

penelitian yang akan diteliti. Berikut uraian sistematika penelitian ini;

Bab pertama, berisi tentang pendahuluan yang memaparkan latar

belakang masalah yang mendasari penelitian ini, identifikasi masalah dan

batasan masalah yang berguna untuk membatasi permasalahan agar

pembahasan tetap pada latar belakang masalah, rumusan masalah yang

diteliti, kajian pustaka berisikan tentang penelitian terdahulu, tujuan

penelitian, definisi konseptual, metode penelitian yang diperlukan dalam

penelitian ini dan sistematika pembahasan.

24 Suwardi Endraswara, Metode Teori : Teknik Penelitian Kebudayaan, Ideologi, Epistemologi dan Aplikasi (Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2006),112.

(30)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Bab kedua, berisi landasan teori yang menjelaskan tentang konsep

kewirausahaan termasuk kewirausahaan dalam Islam dan pendidikan

kewirausahaan. Hal ini merupakan studi literatur dari berbagai referensi.

Bagian ketiga, berisikan data penelitian memuat deskripsi data yang

berkenaan dengan variabel yang diteliti secara obyektif. Bab ini terbagi atas

tiga sub bab, sub bab pertama meliputi gambaran Mandiri Entrepreneur

Center (MEC) secara umum. Sub bab kedua meliputi peran Mandiri

Entrepreneur Center (MEC) Surabaya dalam mencetak wirausahawan, serta

sub bab ketiga meliputi proses yang mendukung dan menghambat Mandiri

Entrepreneur Center (MEC) Surabaya dalam mencetak wirausahawan.

Bagian keempat, berisi analisis hasil penelitian yang dilakukan oleh

peneliti yang mengacu pada rumusan masalah. Pertama mengenai peran

Mandiri Entrepreneur Center (MEC) Surabaya dalam mencetak

wirausahawan. Kedua mengenai proses yang mendukung dan menghambat

Mandiri Entrepreneur Center (MEC) Surabaya dalam mencetak

wirausahawan.

Bagian kelima merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dari

bahasan pokok-pokok yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya dan

(31)

23

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Konsep Kewirausahaan

1. Pengertian Kewirausahaan dan Wirausaha

Istilah kewirausahaan merupakan padanan kata dari

entrepreneurship dalam bahasa inggris. Kata entrepreneurship sendiri

sebenarnya berasal dari bahasa perancis yaitu ‘entreprende’ yang

berarti petualang, pencipta dan pengelola usaha. Yuyun Wirasamita

menyatakan bahwa kewirausahaan dan wirausaha merupakan faktor

produksi aktif yang dapat menggerakkan dan memanfaatkan sumber

daya lainnya seperti sumber daya alam, modal dan teknologi, sehingga

dapat mencipatakan kekayaan dan kemakmuran melalui penciptaan

lapangan kerja, penghasilan dan produk yang diperlukan masyarakat.1

Faktor yang mempengaruhi tindakan kewirausahaan yaitu hak milik

(property raight), kemampuan (competency), dan lingkungan eksternal

(environment).

Dari segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entrepreneur) adalah

mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan

melembagakan perusahaan miliknya sendiri. Wirausaha adalah mereka

yang dapat menciptakan kerja bagi orang lain dengan berswadaya.

Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang mempunyai

(32)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kemampuan normal, dapat menjadi wirausaha asal mau dan

mempunyai kesempatan untuk belajar dan berusaha.2

Menurut Drucker, 1985 dalam bukunya Innovation and

Entrepreneurship mengemukakan perkembangan teori kewirausahaan

menjadi tiga tahapan :

a. Teori yang mengutamakan peluang usaha. teori ini disebut teori

ekonomi, yaitu wirausaha akan muncul dan berkembang apabila

ada peluang ekonomi

b. Teori yang mengutamakan tanggapan orang terhadap peluang,

yakni, teori Sosiologi, yang mencoba menerangkan mengapa

beberapa kelompok sosial menunjukkan tanggapan yang

berbeda terhadap peluang usaha dan teori Psikologi yang

mencoba menjawab karakateristik perorangan yang

membedakan wirausaha dan bukan wirausaha serta karakteristik

perorangan yang membedakan wirausaha berhasil dan tidak

berhasil dan

c. Teori yang mengutamakan hubungan antara perilaku wirausaha

dengan hasilnya. Disebut dengan teori perilaku, yaitu yang

mencoba memahami pola perilaku wirausaha. Kewirausahaan

dapat dipelajari dan dikuasai, karena kewirausahaan bisa

merupakan pilihan kerja, pilihan karir.

(33)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Dari ketiga teori diatas, mitos/kepercayaan bahwa “orang

Indonesia itu tidak dapat menjadi wirausaha dan tidak dapat

menjadi manajer” dapat diruntuhkan, karena semua kegiatan dapat

dipelajari, dilatihkan, dan dapat dikuasai. Ciri-ciri seorang

wirausaha meliputi : memiliki rasa percaya diri dan mampu

bersikap positif terhadap diri dan lingkungannya, berperilaku

pemimpin, memiliki inisiatif, berperilaku kreatif dan inovatif,

mampu bekerja keras, berpandangan luas dan memiliki visi ke

depan, berani mengambil risiko yang diperhitungkan, dan tanggap

terhadap saran dan kritik. Ciri tersebut dapat diwujudkan dalam

berbagai kemampuan seperti dalam memilih jenis usaha, mengelola

produksi, mengembangkan pemasaran, meningkatkan pengelolaan

keuangan dan permodalan, mengorganisasikan dan mengelola

kelompok usaha, dan mengembangkan jalinan kemitraan usaha.3

2. Pendorong Kewirausahaan

Kewirausahaan muncul dipicu oleh kondisi wirausaha (internal),

keluarga, komunitas, bangsa maupun kondisi suatu Negara. Ada

beberapa faktor yang mendorong kewirausahaan :

a. Wirausahawan sebagai pahlawan.

Seorang yang sudah memiliki tanggung jawab sendiri, keluarga

dan masyarakat pada umumnya akan terdorong untuk melakukan

3 Drucker dalam Suci Purwandari, Studi Kajian Faktor Pendorong Minat Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Otomotif Politeknik Indonesia Surakarta Untuk Berwirausaha”, Jurnal

(34)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id peningkatan nilai kehidupan. Desakan dan kemampuan dalam diri

wirausaha untuk mampu menghidupi diri sendiri, keluarga,

karyawan dan peran aktif didalam masyarakat akan memunculkan

kebanggaan dalam dii wirausaha. Keinginan untuk menjadi pionir

dalam bidang tertentu akan mendorong munculnya wirausaha.

b. Pendidikan Kewirausahaan

Pergeseran mitos “entrepreneurs are born, not made” ke:

entrepreneurs has a disciplines, model, processes and can be

learned” menunjukkan bahwa kewirausahaan mampu dipelajari dan

dipraktikan tanpa wirausaha tersebut berasal dari keturunan seorang

wirausaha. Munculnya beberapa institusi pendidikan yang berfokus

atau berkonsentrasi pada ilmu kewirausahaan merupakan bukti

minat masyarakat terhadap kewirausahaan.

Soemanto (2002) mengatakan bahwa satu-satu-nya perjuangan

atau cara untuk mewujudkan manusia yang mempunyai moral,

sikap, dan keterampilan wirausaha adalah dengan pendidikan.

Pendidikan membuat wawasan individu menjadi lebih percaya diri,

bisa memilih, dan mengambil keputusan yang tepat,

meningkatkan kreativitas dan inovasi, membina moral, karakter,

intelektual, serta peningkatan.4

c. Faktor ekonomi dan kependudukan.

(35)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Berkembangnya sikap kemandirian dan perbaikan ekonomi

secara umum akan menggerakan wirausaha dalam menghasilkan

barang maupun jasa yang dibutuhkan masyarakat. Pada masa kini

dan mendatang tidak ada batasan dalam berusaha, tidak peduli jenis

kelamin, umur, ras status sosial, siapapun dapat sukses apabila

mereka mampu berusaha dan sukses dengan baik dengan memiliki

usaha

d. Pergeseran ke ekonomi jasa

Kemajuan dibidang produksi barang memiliki kecenderungan

naiknya jumlah barang yang ada di pasar. Kondisi tersebut akan

memicu munculnya usaha memasarkan barang tersebut ke

konsumen, sehingga memiliki kecenderungan meningkatnya usaha

jasa pemasaran barang.

e. Gaya hidup bebas, peluang internasional dan kemajuan teknnologi

Create new and different, kreativitas dan keinovasian sebagai

landasan kewirausahaan akan muncul apabila seorang memiliki

kebebasan dalam berfikir dan bertindak. Peluang internasional

didukung oleh kemajuan teknologi akan memunculkan peluang

untuk menciptakan barang dan jasa yang dapat dikonsumsi oleh

masyarakat luas (international). Dibukanya peluang internasional

(36)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id yang memungkinkan wirausaha menciptakan barang dan jasa ke

pasar yang berbeda. 5

3. Motivasi Kewirausahaan

Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan tertentu, sehingga

motivasi dapat diartikan sebagai pendorong perilaku seseorang.

Motivasi orang melakukan bisnis, wirausaha sering berbeda.

Keanekaragaman ini menyebabkan perbedaan dalam perilaku yang

berkaitan dengan kebutuhan dan tujuan.

Gambar 2.1 Motivasi Kewirausahaan

Adanya risiko yang cukup besar, banyaknya waktu dan energi

yang dibutuhkan tidak menurunkan semangat munculnya

wirausaha-wirausaha baru. Seorang wirausaha-wirausaha termotivasi untuk melakukan

kegiatan usaha dengan berbagai alasan, yaitu independensi,

pengembangan diri, alternatif unggul terhadap pekerjaan yang tidak

memuaskan, penghasilan dan keamanan.6

5 Heru Kristanto, Kewirausahaan Entrepreneurship : Pendekatan Manajemen dan Praktik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), 6.

6 Ibid.,13.

Umpan balik/ feed back

(37)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Baum, Frese, and Baron (2007) menjelaskan bahwa motivasi

dalam kewirausahaan meliputi motivasi yang diarahkan untuk

mencapai tujuan kewirausahaan, seperti tujuan yang melibatkan

pengenalan dan eksploitasi terhadap peluang bisnis. Motivasi untuk

mengembangkan usaha baru diperlukan bukan hanya oleh rasa

percaya diri dalam hal kemampuannya untuk berhasil, namun juga oleh

kemampuannya dalam mengakses informasi mengenai peluang

kewirausahaan.7

4. Manfaat Kewirausahaan

Keberhasilan wirausaha dengan kerja keras, teliti dan dalam

jangka panjang, akan memiliki beberapa manfaat secara individu baik

secara mikro dan makro, yaitu sebagai berikut8 :

a. Memperoleh kontrol atas kemampuan diri

b. Memanfaatkan potensi dan melakukan perubahan

c. Memperoleh manfaat finansial tanpa batas

d. Berkontribusi kepada masyarakat dan mendapatkan pengakuan atas

usaha.

5. Fungsi Kewirausahaan

Kewirausahaan memiliki fungsi yang sangat penting bagi individu

baik secara mikro maupun makro. Adapun fungsinya sebagai berikut9 :

7 Baum dalam Rosmiati et al, Sikap, Motivasi dan Minat Berwirausaha Mahasiswa”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, No. 1 Vol 17 (Maret, 2015), 21-30

(38)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id a. Secara mikro, yaitu kewirausahaan berfungsi sebagai planner dan

innovator. Planner atau perencanaan yang baik adalah akumulasi

dari pengalaman dan pendidikan wirausaha selama menjalankan

kegiatan usaha yang selalu berubah. Pengalaman selama beberapa

waktu membuat wirausaha memiliki kemampuan untuk

merencanakan segala aktivitas bisnis dengan lebih baik, terstruktur,

sistemik dan terukur. Fungsi Inovator atau keinovasian adalah

kemampuan wirausaha untuk melakukan perubahan terus menerus

terhadap aktivitas bisnis sesuai kemajuan dan perkembangan zaman.

Sifat inovasi muncul berdasarkan pengalaman selama beberapa

waktu dari kemampuan wirausaha melihat, mendengar, bertanya

dan melakukan perubahan kehidupan bisnis.

b. Secara Makro, yaitu berhubungan langsung dengan peran

kewirausahaan dalam meningkatkan nilai kehidupan atau

kemakmuran masyarakat, penggerak, pengendalian dan pemakai

perkembangan ekonomi suatu bangsa.

6. Karakteristik Wirausaha

Karakter berasal dari kata Latin yaitu kharakter, kharassein dan

kharak, yang maknanya tools for marking, to engrave, dan pointed

stake. Kata ini mulai digunakan (kembali) dalam bahasa Prancis

caractere pada abad ke-14 dan kemudian masuk dalam bahasa inggris

menjadi character dan dalam bahasa indonesia adalah karakter.

(39)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id seseorang, sehingga membuatnya menarik dan atraktif, atau seseorang

yang memiliki kepribadian yang eksentrik.10

Adapun karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha

menurut Arman Hakim Nasution yaitu :11

a. Achievement orientation yaitu kemampuan menetapkan sasaran

kerja dan strategi pencapaiannya.

b. Impact an Influence yaitu kemampuan menyakinkan orang lain baik

secara lisan maupun tulisan.

c. Analytical thinking yaitu kemampuan mengolah dan

mengintre-pretasikan data atau informasi.

d. Conceptual thinking yaitu kemampuan menarik kesimpulan atau

Informasi terhadap masalah.

e. Initiative yaitu kemampuan menghadirkan diri sendiri dalam

kegiatan organisasi.

f. Self Confidence yaitu kemampuan meyakinkan diri sendiri atau

tekanan lingkungan.

g. Interpersonal understanding yaitu kemampuan memahami sikap,

minat dan perilaku orang lain.

h. Concern for order yaitu kemampuan menangkap dan mencari

kejelasan informasi tugas.

10 Arman Hakim Nasution dalam Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, Kewirausahaan : Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses, (Jakarta: Kencana, 2010), 38.

(40)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id i. Information seeking yaitu kemampuan menggali informasi yang

dibutuhkan.

j. Team cooperation yaitu kemampuan bekerja sama dan berperan

dalam kelompok.

k. Expertise yaitu kemampuan menggunakan dan mengembangkan

keahlian.

l. Customer service orientation yaitu kemampuan menemukan dan

memenuhi kebutuhan konsumen.

m.Developing others yaitu kesediaan mengembangkan teman kerja

secara sukarela.

7. Faktor-faktor yang mendukung seseorang menjadi wirausahawan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keinginan seseorang

untuk memilih menjadi wirausahawan sebagai jalan hidupnya, yaitu12 :

a. Faktor Individual/personal

Yang dimaksudkan dengan faktor individual adalah pengaruh

pengalaman hidup dari kecil hingga dewasa, baik oleh lingkungan

ataupun keluarga, seperti saat kanak-kanak dari lingkungan keluarga

yang berhubungan dengan bisnis, saat dewasa pergaulan dengan

teman-teman yang berkecimpung dalam dunia bisnis, dan terakhir

perspektif, keinginan menjadi wirausaha muncul saat melihat orang

disekitar sukses menjadi wirausahawan.

b. Suasana kerja

(41)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Lingkungan kerja yang kurang nyaman dapat mempercepat

seseorang memilih jalan kariernya untuk berwirausaha.

c. Tingkat pendidikan

Rata-rata mereka yang mempunyai tingkat pendidikan tidak

terlalu tinggi mempunyai hasrat yang kuat untuk memilih karier

menjadi seorang pengusaha.

d. Pesonality (kepribadian)

Ada banyak tipe kepribadian, seperti controller, advocator,

analytic dan facilitator namun dari tipe-tipe tersebut yang

cenderung mempunyai hasrat menjadi wirausaha adalah tipe

controller dan advocator , tetapi itu bukanlah hal yang mutlak

karena semua bisa asalkan ada kemauan dan cara memulainya tentu

berbeda.

e. Prestasi pendidikan

Rata-rata orang yang mempunyai prestasi pendidikan tidak

terlalu tinggi justru mempunyai keinginan yang lebih kuat untuk

menjadi seorang pengusaha, sedangkan berkarir di dunia pekerjaan

dirasakan berat, mengingat persaingan yang sangat ketat dan masih

banyak lulusan yang berpotensi yang belum mendapatkan pekerjaan.

f. Dorongan keluarga

Keluarga sangat berperan penting dalam menumbuhkan serta

(42)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id sebagai entrepreneur, karena orang tua berfungsi sebagai konsultan

pribadi, coach, dan mentornya.

g. Lingkungan dan pergaulan

Orang berkata bahwa untuk sukses, seseorang harus bergaul

dengan orang yang sukses agar tertular. Memang hal itu benar

adanya, untuk menjadi pengusaha maka diperlukan bergaul dengan

para pengusaha.

h. Ingin lebh dihargai atau self-esteem

Sesuai dengan teori Maslow, setelah kebutuhan sandang,

pangan dan papan terpenuhi, maka kebutuhan yang ingin seseorang

raih berikutnya adalah self-esteem yaitu ingin lebih dihargai lagi.

Self-esteem akan memacu orang untuk mengambil karier menjadi

pengusaha

i. Keterpaksaan dan keadaan

Kondisi yang diciptakan atau yang terjadi, misal PHK, pensiun

(retired) dan menganggur atau belum bekerja, akan dapat membuat

seseorang memilih jalan hidupnya menjadi entrepreneur.

8. Lima alasan seseorang tidak ingin menjadi wirausahawan13

a. Tidak mempunyai pengalaman.

Bagaimana memiliki sebuah pengalaman jika kita tidak pernah

mencoba. Semakin jauh kita mencoba, semakin banyak informasi

yang kita ketahui, sehingga kita mengusai bisnis dan pasar tersebut.

13

(43)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id b. Tidak mempunyai modal.

Modal itu banyak sekali ragamnya. Modal uang itu hanyalah

salah satu dari sekian banyak modal yang perlu kita persiapkan. Jadi

tidak hanya diperlukan modal uang saja untuk memulai. Adapun

jenis-jenis modal yang perlu dipersiapkan oleh smart and good

entrepreneur .

c. Tidak mempunyai keberanian untuk memutuskan.

Yang jelas tidak berani di sini bukan karena ia tidak mampu,

tetapi lebih cenderung karena tidak mempunyai rasa percaya diri

atau belum ada peluang.

d. Tidak ada orang yang menuntun.

Kesuksesan setiap orang tidak sama waktu dan jenisnya. Kita

bisa berkonsultasi dengan teman, saudara, orang tua, dan melalui

buku-buku yang bisa memberi kita inspirasi.

e. Takut keluar dari “zona nyaman”.

Sebenarnya, inilah alasan utama dari sebagian besar orang takut

memutuskan menjadi seorang entrepreneur. Kita cenderung ingin

nyaman bekerja atau tetap pada posisi saat ini. Pengusaha dan

pekerja itu tidak jauh berbeda. Yang berbeda itu adalah risiko dan

manfaat yang akan diterima.

9. Kewirausahaan dalam Islam

Kewirausahaan dalam Islam merupakan suatu kegiatan

(44)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id dengan syariat Islam. Sedangkan wirausaha muslim adalah orang yang

mengkombinasikan faktor-faktor sumber daya alam, tenaga kerja, dan

material yang dibangun atas dasar hukum Allah SWT dan

kepercayaannya dalam bekerja sama.14

10. Landasan Moral Kewirausahaan Islam

Bisnis yang berdasarkan syariah mempunyai landasan moral yang

harus dipahami dan dipegangi kuat-kuat oleh wirausahawan muslim.

Paling tidak ada empat landasan moral bagi wirausahawan muslim15 :

a. Kesadaran bahwa dirinya selalu dipantau Allah

Merasa dipantau artinya menyadari bahwa sesungguhnya segala

yang dikerjakan tidak pernah luput dari penglihatan Allah,

sebagaimana firman Allah:

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula”(Q.S. Al-Zalzalah:7-8)

b. Komitmen yang tinggi pada kejujuran.

Jujur adalah kesesuaian nurani yang memberi jaminan spiritual

terhadap kebenaran berbuat, ketepatan bekerja, dan bisa dipercaya.

c. Komitmen yang tinggi pada amanah

Amanah atau kepercayaan yang diberikan orang lain kepada

pebisnis atau wirausahawan muslim merupakan penghargaan moral

14 Aripin,Strategi Dakwah H. Dasuki dalam Membangun Wirausaha Muslim di Wilayah Cakung Jakarta Timur” (Skripsi—IAIN Walisongo, Semarang, 2011), 30.

(45)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id yang teramat mahal. Amanah tidak didapat begitu saja (dengan

mudah), orang yang amanah adalah orang yang mempunyai nilai

plus dibandingkan dengan orang lain. Dampak positifnya orang

yang amanah menjadi orang yang dicintai banyak orang dan

menjadi panutan orang lain. Islam melarang berkhianat dalam posisi

diatas dan posisi apapun sebagaimana Allah berfirman :



“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Q.S. Al-Anfaal:27-28)

d. Berupaya mencapai ketaqwaan

Taqwa menurut pengertian para ahli, dapat dirumuskan sebagai

kewaspadaan manusia untuk menjaga dirinya dari kemurkaan Allah

dengan jalan tidak menganiaya dirinya sendiri dan orang lain,

Taqwa melahirkan manusia yang memiliki kepribadian yang terpuji,

diantaranya: pribadi yang taat beragama, gemar berbuat kebajikan,

dan pribadi yang tidak mau dikotori oleh perbuatan tercela.

Bila landasan moal ini dapat diaplikasikan oleh wirausahawan

(46)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id yang ditekuninya, kesejahteraan dirinya dan keluarganya, serta

memberikan kontribusi kepada kemakmuran bangsa dan negaranya.

e. Berkompetisi secara sehat

Wirausahawan yang memiliki gairah bersaing secara sehat

untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dan optimal dalam semua

kegiatan merupakan kunci kemajuan dan keberhasilan, serta

bermanfaat bagi dirinya sendiri dan masyarakat. Dalam hal bersaing

wirausahawan muslim harus sangat mengutamakan bersaing secara

sehat dan menjahui segala perbuatan yang berakibat pasar

terdistorsi (gangguan pada mekanisme pasar yang ideal), karena

bukan saja merugikan orang lain tetapi karena tidak dibenarkan oleh

syariah.

B. Pendidikan Kewirausahaan

1. Konsep Pendidikan Kewirausahaan

Pendidikan kewirausahaan adalah satu program pendidikan yang

menggarap aspek kewirausahaan sebagai bagian penting dalam

pembekalan kompetensi peserta didik.16 Pada hakikatnya pendidikan

kewirausahaan adalah sekolah yang membangun atmosfer

entrepreneurship agar peserta didik menyukai tantangan, kreatif,

inovatif, dan memiliki keberanian dalam mengambil atau mengelola

risiko. Pendidikan yang memiliki atmosfer entrepreneurship akan

memunculkan peluang hidup yang lebih baik bagi lulusannya. Lulusan

16 Mohammad Saroni,

(47)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id sekolah akan memiliki karakter mandiri sehingga mampu mengelola

diri sendiri untuk menghadapi lingkungan yang penuh kompetitif, serta

memiliki daya saing dan mampu membaca peluang untuk melahirkan

karya hidup untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. 17

Selama ini, proses pendidikan dan pembelajaran memang

diorientasikan untuk memberikan bekal pengetahuan maksimal untuk

peserta didik sehingga aspek kecerdasan dan kepandaian atau

intelektualitas menjadi garapan utama. Akan tetapi ternyata hal

tersebut merupakan kesalahan terbesar dalam proses pendidikan dan

pembelajaran di negeri ini. Karena terlaalu asyik menggarap aspek

intelektualitas sehingga anak-anak hanya menjadi sosok-sosok teoritis

semata. Mereka hanya menguasai teori atas proses kehidupan dan sama

sekali tidak mempunyai kemampuan untuk menghadapi kehidupan

secara aplikatif. Dalam Program pendidikan dan pembelajaran aspek

kewirausahaan, tidak cukup hanya memberikan bekal teori atau konsep

kewirausahaan semata. Selama proses pendidikan dan pembelajaran

kewirausahaan peserta didik harus diberikan berbagai pelatihan

aplikatif.18

2. Pentingnya Keterampilan Wirausaha

Terkait dengan proses pendidikan dan pembelajaran, bahwa

pembelajaran kewirausahaan merupakan keterampilan aplikatif yang

17 Barnawi dan Mohammad Arifin,

School Preneur: membangkitkan jiwa dan sikap kewirausahaan siswa, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 58.

(48)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id sangat mendukung kesiapan peserta didik menghadapi kehidupan di

masyarakat. Sebab hanya dengan keterampilan berwirausaha, peserta

didik dapat mandiri dan tidak bergantung pada masyarakat. Selain itu

pentingnya keterampilan wirausaha lainnya dapat dijelaskan sebagai

berikut19 :

a. Keterampilan sebagai Brandingself Peserta Didik

Dalam kehidupan ini, salah satu hal penting yang harus dimiliki

oleh setiap orang adalah citra diri atau brandingself. Orang-orang

dengan citra diri tinggi akan ikut menentukan perjalanan hidup

masyarakatnya. Oleh karena itu pendidikan keterampilan

merupakan salah satu bekal yang perlu diberikan kepada peserta

didik sehingga mereka dapat menjadi sosok-sosok yang

berkemampuan tinggi. Dengan keteranpilan kewirausahaan inilah,

peserta didik dipersiapkan dengan sebuah atau beberapa

kemampuan yang dapat diterapkan langsung dalam kehidupan di

masyarakat

b. Keterampilan sebagai Pertanggungjawaban Moral Pendidikan

Pendidikan merupakan proses persiapan kompetensi peserta

didik untuk dapat menjalani kehidupan lebih baik. Namun selama

ini, melihat kenyataan bahwa kehidupan peserta didik setelah

mengikuti dan menyelesaikan proses pendidikan pembelajaran,

ternyata mereka tidak dapat survive dalam kehidupannya. Oleh

(49)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id karena itu proses pendidikan dan pembelajaran yang harus di

berikan tidak hanya agar peserta didik pintar dan cerdas, tetapi yang

lebih penting adalah agar mereka survive dalam kehidupannya. Hal

ini sesungguhnya yang harus diberikan kepada peserta didik pada

dekade sekarang ini. Sudah tidak relevan lagi jika proses pendidikan

dan pebelajaran hanya memberikan pengetahuan dan sikap semata.

Dua aspek tersebut seing dikalahkan dengan aspek ketiga, yaitu

keterampilan.

c. Keterampilan Wirausaha sebagai Pelatihan Wirausaha

Dengan Keterampilan wirausaha yang diberikan di dalam

proses pendidikan dan pembelajaran, setidaknya sudah melakukan

dan menerapkan proses yang dinamakan pelatihan wirausaha untuk

peserta didik. Jika di sekolah anak-anak dibekali keterampilan

wirausaha, itu artinya sudah memberikan bekal kepada peserta didik

sehingga mereka dapat melakukan proses kerja berbasis wirausaha.

Artinya, setelah anak-anak menyelesaikan masa pendidikannya,

mereka tidak perlu kebingungan untuk mencari pekerjaan. Mereka

bahkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan dengan keterampilab

wirausaha tersebut.

d. Eksistensi Keterampilan Kewirausahaan dalam Kehidupan

Dengan memerhatikan posisi pendidikan kewirausahaan

terhadap eksistensi peserta didik dan masyarakat serta dunia

(50)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id ini sangat penting. Memposisikan peserta didik sebagai sosok yang

ikut menetukan langkah dan perjalanan kehidupan ini. Mereka akan

menjadi pelukis-pelukis kehidupan dan memberikan berbagai warna

dan hiasan indah.

3. Pola Dasar Pembelajaran Kewirausahaan

Gambar 2.2

Pola Dasar Pembelajaran Kewirausahaan20

20 Eman Suherman, Desain Pembelajaran Kewirausahaan, (Bandung: Alfabeta, 2010), 27.

Perilaku yang

Aspek Kognitif Aspek Afektif Aspek Psikomotorik

Konsultasi terutama hal-hal pragmatis yang meliputi 4H

Head : Kepala/Pemikiran diisi oleh pengetahuan

Heart : Hati/Perasaan diisi oleh sempat isme social-ekonomi Head : Tangan/Keterampilan dibekali oleh teknik produksi Health : Kesehatan diberikan “kemampuan”antisipasi

(51)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Dari gambar 2.2 diatas dapat diketahui bahwa pembelajaran

kewirausahaan diawali dengan persiapan serta pengadaan materi

pembelajaran teori, praktik dan implementasi. Hal ini pada dasarnya

diarahkan untuk melakukan pendidikan, pelatihan, bimbingan dan

pembinaan, maka pelaksanaan pembelajaran ini berdimensi pendidikan,

pelatihan, bimbingan dan pembinaan, maka pelaksanaan

kewirausahaan bisa menjadi bidang studi utama atau tersendiri serta

dapat juga dijadikan ekstrakulikuler bagi lembaga pendidikan yang

menyajikan pelajaran atau perkuliahan kewirausahaan.

Setelah persiapan dan pengadaan materi pembelajaran

kewirausahaan dengan tujuan utama mengisi ranah kognitif, afektif,

dan psikomotorik peserta didik. Selanjutnya bersamaan dengan

berjalannya proses pembelajaran disediakan juga wahan konsultasi

terutama untuk hal-hal pragmatis untuk melengkapi proses

pembelajaran yang diarahkan untuk megisi ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik yang diperkuat dengan “4H” peserta didik.

H pertama. Head atau kepala yang diartikan sebagai pemikiran,

dan dalam pembelajaran “diisi” oleh pengetahuan tentang nilai-nilai,

semangat, jiwa, sikap dan perilaku agar peserta didik dapat merasakan

suka duka berwirausaha dan memperoleh pemikiran kewirausahaan. H

kedua, Heart atau hati yang diartikan sebagai perasaan, “diisi” oleh

penanaman empatisme sosial-ekonomi, agar peserta didik mulai

(52)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id H ketiga, Hand atau tangan yang diartikan sebagai keterampilan yang

harus dimiliki oleh peserta didik untuk berwirausaha. Oleh karena itu

pembelajaran kewirausahaan membekali peserta didik dengan teknik

produksi agar mereka kelak dapat berproduksi atau menghasilkan

produk baik berupa barang, jasa ataupun ide baru. H keempat, Health

atau kesehatan yang diartikan sebagai kesehatan phisik, mental dan

sosial. Peserta didik hendaknya dibekali oleh teknik-teknik antisipasi

terhadap berbagai hal yang mungkin timbul dalam berwirausaha baik

berupa peroalan maupun resiko lainnya sebagai wirausaha.

4. Membangkitkan Keberanian Berwirausaha lewat Pendidikan

Kewirausahaan21

a. Membangkitkan Keberanian Berwirausaha

Pembimbing atau guru harus dapat melatih peserta didik

sehingga mereka mempunyai bekal life skill, mengkondisikan

mereka agar mempunyai kemampuan lebih dibandingkan orang lain.

Sebagai pembimbing dan fasilitator juga bekewajiban

membangkitkan semangat peserta didik untuk berusaha. Mampu

memberikan motivasi sedemikian rupa sehingga tumbuh satu niatan

dan mewujudkan secara konkret dalam kegiatan nyata. Dengan

membangkitkan keberanian berwirausaha, sebagai seorang guru

atau pembimbing sudah membangun kesadaran pada peserta didik

untuk melakukan kegiatan hidup yang mengandalkan kemampuan

(53)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id dirinya. Seorang guru harus dapat membangkitkan kepercayaan diri

pada peserta didik sebab keberanian itu berdasar pada kepercayaan

diri. Bahkan, seorang anak yang dikatakan pengecut/penakut jika

berhasil membangkitkan kepercayaan dirinya, anak tersebut dapat

menjadi sosok paling berani.

b. Menanamkan Mimpi Masa Depan

Segala hal dalam kehidupan ini memang dialami dengan sebuah

mimpi Dengan berbagai mimpi yang dimiliki seseorang, muncul dan

tumbuhlah motivasi untuk mewujudkan semua mimpi tersebut dan

akhirnya dapat menikmati wujud dari mimpi tersebut. Begitulah

seharusnya yang dilakukan kepada peserta didik, Dimana harus

dapat menanamkan dan membangkitkan mimpi besar masa

depannya. Sebagai seorang guru atau pembimbing harus dapat

membawa peserta didik ke dalam mimpi besarnya di masa depan.

Karena mimpi besar inilah yang selanjutnya diharapkan dapat

menjadi sumber tenaga atau motivasi utama dalam melakukan

kegiatan belajar atau hidup di masa sekarang.

c. Memberi Kesempatan Berkreasi dan Berinovasi

Salah satu bentuk motivasi yang paling efektif adalah dengan

memberi kesempatan berkreasi dan berinovasi kepada peserta didik.

Kesempatan berkreasi dan berinovasi merupakan sebuah motivasi

yang efektif sebab terkait dengan kepercayaan diri peserta didik.

Gambar

Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia bulan
Tabel 1.2 Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Tabel 1.3 Penelitian Terdahulu
gambar  dan simbol  yang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bahan baku fruit leather dapat berasal dari berbagai jenis buah-buahan tropis ataupun subtropis dengan kandungan serat yang cukup tinggi seperti pisang, pepaya, mangga, nenas,

Sedangkan kualitas Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan dideskripsikan meliputi kelayakan LKS, efektifitas LKS ditinjau dari hasil belajar siswa, dan kepraktisan LKS ditinjau

Bagi Pemerintah (Pokja Inklusi) diharapkan membentuk dan mengaktifkan saluran komunikasi antar GPK berupa KKG/MGMP; membuat komunikasi dengan lembaga lain dalam

Untuk menentukan alternatif yang digunakan, pertama-tama yang harus dilakukan adalah membagi luas daerah tangkapan menjadi beberapa bagian sesuai dengan kondisi

Seberapa sering anda atau anak buah anda menggunakan spraygun yang rusak dalam proses pengecatan mengakibatkan cacat belang dan cacat meler.. Mohon beri penilaian seberapa sering

Komparasi-konfrontatif kedua hadis itu dengan ayat-ayat al-Quran yang dilakukan Yusuf al-Qaradawi sebenarnya tidak lebih dari sekadar penegasan kedaifan kedua hadis tersebut,

OpenMTC. Device sensor yang digunakan terdiri dari mikrokontroller Arduino Uno R3, I/O Expansion shield, Sensor MQ – 6 sebagai sensor LPG, dan Xbee S2 yang

Batas kiri jantung adalah garis yang menghubungkan apeks jantung dengan sendi kostosternalis ke-2 sebelah kiri.. 