Informasi Dokumen
- Penulis:
- Bella Dina Arifa
- Pengajar:
- Dr. Suparno, M. Pd.
- Martha Christianti, M. Pd.
- Sekolah: Universitas Negeri Yogyakarta
- Mata Pelajaran: Pendidikan Anak Usia Dini
- Topik: Peningkatan Keterampilan Bercerita Ekspresif Anak Usia 5-6 Tahun Dengan Role Playing
- Tipe: Skripsi
- Tahun: 2014
- Kota: Yogyakarta
Ringkasan Dokumen
I. PENDAHULUAN
Bagian ini menjelaskan latar belakang pentingnya keterampilan bercerita ekspresif pada anak usia 5-6 tahun, serta tantangan yang dihadapi dalam pengajaran di TK Arum Puspita. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan tersebut melalui metode role playing. Latar belakang menunjukkan bahwa keterampilan bercerita sangat penting untuk perkembangan sosial dan emosional anak, serta sebagai alat komunikasi yang efektif. Penelitian ini juga mengidentifikasi masalah yang dihadapi anak dalam bercerita, termasuk penggunaan ekspresi dan suara yang kurang optimal.
1.1. Latar Belakang
Latar belakang penelitian ini menyoroti pentingnya pendidikan anak usia dini dalam membangun fondasi keterampilan komunikasi. Anak-anak pada usia ini berada dalam fase perkembangan kritis di mana mereka mulai belajar berinteraksi dan mengekspresikan diri. Penelitian menunjukkan bahwa banyak anak mengalami kesulitan dalam bercerita, yang dapat diatasi dengan pendekatan yang lebih menarik dan interaktif seperti role playing.
1.2. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini mencakup kesulitan anak dalam memahami dan menggunakan kata-kata serta ekspresi saat bercerita. Selain itu, anak-anak juga menunjukkan suara yang tidak lantang dan kurang percaya diri dalam menyampaikan cerita. Hal ini menunjukkan perlunya intervensi yang efektif untuk meningkatkan keterampilan bercerita mereka.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan bercerita ekspresif anak usia 5-6 tahun melalui metode role playing. Dengan menggunakan metode ini, diharapkan anak-anak dapat lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan bercerita, meningkatkan penggunaan ekspresi, dan mengembangkan kepercayaan diri mereka saat berbicara di depan umum.
II. KAJIAN TEORI
Kajian teori ini membahas berbagai aspek yang berkaitan dengan keterampilan bercerita ekspresif dan metode role playing. Teori-teori yang dikemukakan memberikan landasan akademik yang kuat untuk penelitian ini, termasuk pengertian keterampilan bercerita, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan manfaat dari kegiatan bercerita untuk anak-anak. Selain itu, penjelasan tentang karakteristik anak usia 5-6 tahun juga penting untuk memahami pendekatan yang tepat dalam pembelajaran.
2.1. Hakikat Keterampilan Bercerita Ekspresif
Keterampilan bercerita ekspresif meliputi kemampuan anak untuk menyampaikan cerita dengan baik, menggunakan bahasa yang tepat, serta mengekspresikan emosi dan ide-ide mereka. Keterampilan ini penting untuk perkembangan bahasa dan sosial anak. Dalam penelitian ini, fokus diberikan pada bagaimana anak dapat mengembangkan keterampilan ini melalui metode yang menyenangkan.
2.2. Role Playing
Role playing adalah metode pembelajaran yang melibatkan anak dalam situasi nyata di mana mereka dapat berperan sebagai tokoh dalam cerita. Metode ini tidak hanya meningkatkan keterampilan bercerita tetapi juga membantu anak dalam mengembangkan kemampuan sosial dan emosional. Melalui role playing, anak-anak dapat belajar berkomunikasi dengan lebih efektif dan percaya diri.
2.3. Karakteristik Anak Usia 5-6 Tahun
Anak usia 5-6 tahun berada pada tahap perkembangan di mana mereka sangat aktif dan imajinatif. Mereka mulai memahami konsep dasar bahasa dan dapat berkomunikasi dengan baik. Karakteristik ini perlu dipertimbangkan dalam merancang kegiatan pembelajaran yang sesuai agar anak dapat berpartisipasi secara aktif dan menikmati proses belajar.
III. METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK) untuk meningkatkan keterampilan bercerita anak dengan role playing. Penelitian ini melibatkan observasi dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data. Subjek penelitian adalah anak-anak di TK Arum Puspita, dan analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif untuk mengevaluasi peningkatan keterampilan bercerita anak.
3.1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas, yang bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran melalui tindakan yang terencana dan reflektif. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk berkolaborasi dengan guru dalam merancang dan melaksanakan intervensi yang tepat untuk meningkatkan keterampilan bercerita anak.
3.2. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini meliputi dua siklus, di mana setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Proses ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang muncul selama pembelajaran, serta untuk mengevaluasi efektivitas metode role playing dalam meningkatkan keterampilan bercerita anak.
3.3. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh melalui observasi dan catatan lapangan, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari penilaian keterampilan bercerita anak sebelum dan sesudah intervensi. Analisis ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang peningkatan keterampilan bercerita anak.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam keterampilan bercerita ekspresif anak setelah diterapkan metode role playing. Peningkatan ini terlihat dari penggunaan ekspresi wajah, suara yang lebih lantang, dan kelancaran dalam bercerita. Pembahasan hasil penelitian juga mencakup refleksi terhadap proses pembelajaran dan tantangan yang dihadapi selama penelitian.
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan bercerita anak meningkat secara signifikan setelah intervensi. Pada pra-tindakan, keterampilan bercerita anak berada pada kriteria kurang, namun setelah siklus I dan II, keterampilan tersebut meningkat menjadi kriteria baik dan sangat baik. Hal ini menunjukkan efektivitas metode role playing dalam meningkatkan keterampilan bercerita anak.
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan ini mencakup analisis mendalam terhadap hasil yang diperoleh, serta faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan keterampilan bercerita anak. Selain itu, refleksi terhadap proses pembelajaran dan umpan balik dari guru serta anak juga menjadi fokus dalam pembahasan ini. Temuan ini memberikan wawasan baru bagi praktik pendidikan di TK.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa role playing efektif dalam meningkatkan keterampilan bercerita ekspresif anak usia 5-6 tahun. Penelitian ini memberikan rekomendasi bagi guru untuk mengimplementasikan metode ini secara rutin dalam kegiatan belajar mengajar, serta saran untuk penelitian lebih lanjut di bidang pendidikan anak usia dini.
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode role playing dapat secara signifikan meningkatkan keterampilan bercerita ekspresif anak usia 5-6 tahun. Hal ini penting untuk pengembangan bahasa dan kemampuan sosial anak, serta memberikan dasar yang kuat untuk komunikasi di masa depan.
5.2. Saran
Saran yang diberikan mencakup pentingnya guru untuk terus menggunakan metode role playing dalam pembelajaran, serta perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengeksplorasi metode lain yang dapat mendukung pengembangan keterampilan bercerita anak. Selain itu, penting untuk melibatkan orang tua dalam proses pembelajaran untuk mendukung perkembangan keterampilan bercerita anak di rumah.