• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemetaan Kompetensi Pedagogik Guru Geografi SMA dan MA Se Kota Palu | Bagenda | GeoTadulako 5833 19342 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemetaan Kompetensi Pedagogik Guru Geografi SMA dan MA Se Kota Palu | Bagenda | GeoTadulako 5833 19342 1 PB"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

GURU GEOGRAFI SMA DAN MA

SE KOTA PALU

AHMAD FADIL BAGENDA

JURNAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

ABSTRAK

Ahmad Fadil Bagenda (2015). Pemetaan Kompetensi Pedagogik Guru Geografi SMA dan MA Se Kota Palu, Skripsi. Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Universitas Tadulako. Pembimbing (I) Samuel Sanda Patampang, (II) Iwan Alim Saputra.

Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru geografi di SMA dan MA sekota Palu. (2) untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru yang berlatarbelakang pendidikan geografi dan guru yang berlatarbelakang non geografi. (3) untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi pedagogik guru geografi. Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan menggunakan metode survei. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh guru geografi yang berada di SMA dan MA sekota Palu. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kompetensi guru geografi SMAN, SMA, MAN dan MA dari 7 kompetensi pedagogik yang dilakukan penelitian termasuk dalam kategori sangat baik. Kompetensi yang tertinggi adalah pengembangan kurikulum dan komunikasi dengan peserta didik yakni 90%. Sedangkan kompetensi terendah adalah kegiatan pembelajaran yang mendidik yaitu 83%. Kompetensi pedagogik guru yang berlatar belakang pendidikan geografi lebih tinggi persentasenya dibandingkan dengan yang berlatar belakang non geografi. Kompetensi tertinggi guru yang berlatar belakang pendidikan geografi adalah pengembangan potensi peserta didik dan komunikasi dengan peserta didik 92%. Kompetensi terendah adalah kegiatan pembelajaran yang mendidik dan penilaian evaluasi 87%. Sedangkan kompetensi tertinggi guru yang berlatar belakang non geografi adalah menguasai karakter peserta didik 90%, kompetensi terendahnya yaitu kegiatan pembelajaran yang mendidik 79%.

(3)

ABSTRACT

Ahmad Fadil Bagenda (2015). The Mapping of GeographyTeachers Competence Pedagogic High School and Madrasah Aliyah in Palu City, Script. Geography Education Program Department of Education Social Sciences University Tadulako. Supervisor (I) Samuel Sanda Patampang, (II) Iwan Alim Saputra.

This research aims (1) to know pedagogical competence geography teacher in high school and Madrasah Aliyah in Palu (2) to know the competence based education pedagogy, teacher of geography and diversity of teacher's non geography (3) to know the factors that influence the competence of pedagogic geography teachers. This type of research is qualitative research with a descriptive approach and use the survey method. Populations and samples in this research is the whole geography teacher who was in high school and madrasah aliyah in Palu City. Results of the research showed that teachers' competency geography State Senior High School, senior high school, MAN and MA from seven of pedagogy competency that done is very good. The highest competence is the development of curriculum and communication with students 90 percent. While the lowest competency is learning activities that educate 83 percent. Pedagogic competence of teachers who geography education backgrounds is higher than to a non geographical backgrounds. The Highest Competence of education backgrounds of teachers of geography is the development of students potential and communication with students is 92 percent. The lowest competency is learning activities that educate and evaluation assessment of 87 percent. While the highest competence teachers non geographical backgrounds is a controlling student character 90 percent, the lowest competence. kegiaran learning that educate 79%. While the highest competence teachers non geographical backgrounds is a knowing student character 90 percent, the lowest competence is. the learning activities that educate 79 percent.

(4)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian utama. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah. Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar.

Guru mempunyai peran yang sangat strategis dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan nasional, khususnya di bidang pendidikan, sehingga perlu dikembangkan sebagai tenaga profesi yang bermartabat dan profesional. Gurulah yang langsung berhadapan dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan nilai-nilai positif melalui bimbingan dan keteladanan. (Kunandar, 2007:1).

Dewasa ini pendidikan IPS khususnya geografi ditemukan ketidak sesuaian dengan bidangnya yang mengakibatkan rendahnya kualitas, salah satunya adalah kemampuan guru. Keberhasilan belajar peserta didik ditentukan oleh kualitas guru sebagai pemimpin pembelajaran, fasilisator, juga pusat inisiatif pembelajaran, maka guru harus terus meningkatkan kompetensinya.

(5)

dilapangan, sehingga menyebabkan banyak guru yang belum memenuhi etika profesinya; (4) kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri karena guru tidak dituntut untuk meneliti sebagaimana yang diberlakukan pada dosen di perguruan tinggi (Mulyasa, 2007:10).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil observasi guru yang berlatar belakang pendidikan geografi di tingkat SMAN, SMA, MAN dan MA sebanyak 24 guru, dan yang tidak berlatarbelakang geografi sebanyak 16 guru, baik guru tetap maupun honorer. Berdasarkan kondisi tersebut kompetensi yang akan diteliti oleh penulis yaitu bagaimana kompetensi pedagogik guru geografi SMAN, SMA, MAN dan MA, serta bagaimana kompetensi guru yang berlatarbelakang pendidikan geografi dan non geografi serta faktor-faktor yang mempengaruhi kommpetensi pedagogik guru geografi.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peta kompetensi pedagogik guru geografi SMAN, SMA, MAN dan MA, serta peta kompetensi guru yang berlatarbelakang pendidikan geografi dan non geografi.

II. METODOLOGI

2.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitaif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam

Zuriah (2007:92) menyatakan bahwa “yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Jadi penelitian ini bermaksud menggambarkan kondisi kompetensi pedagogik guru geografi SMA dan MA Se Kota Palu. Metode penelitian menggunakan metode survei. Menurut Margono dalam Morrisan (2012:34) Metode penelitian survei adalah pengamatan/penyeledikan yang kritis untuk mendapatkan keterangan yang terang dan baik terhadap suatu persoalan tertentu dan di dalam suatu daerah tertentu.

2.2 Lokasi Penelitian

(6)

2.3 Jenis dan Sumber Data

Data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan). Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder meliputi, dokumentasi jumlah SMA, MA dan Sederajat Kota Palu data dari dinas pendidikan dan kebudayaan, Jumlah Guru Geografi SMA, MA, dan Sederajat Data primernya yaitu hasil observasi dan wawancara..

2.4 Teknik Pengumpulan Data

(7)

2.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian menggunakan (1) Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran tentang status guru geografi di SMA, dan MA. Pengolahan data ini menggunakan alat bantu statistik deskriptif (kuesioner). Tahapan pengolahan data yang dilakukan adalah editing, coding, analizyng . Analisis data kualitatif dengan menggunakan model interaktif. Menurut Miles dan Huberman (1992) dalam Idrus (2009:150), bahwa model interaktif terdiri dari tiga hal yang utama, yaitu (1) reduksi data; (2) penyajian data; dan (3) penarikan kesimpulan/verifikasi. Ketiga kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang jalin-menjalin pada saat sebelum, salama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.1. Karakteristik Responden

Keadaan guru geografi SMA, dan MA baik negeri maupun swasta dapat dilihat pada gambar dan tabel berikut.

Tabel 3.1 Karakteristk Guru Geografi SMAN, SMA, MAN dan MA

(8)

6

3.1.2. Kompetensi Pedagogik Guru Geografi SMAN, SMA, MAN, dan MA

Peta analisis kompetensi pedagogik dapat dilihat pada diagram berikut:

Dengan keterangan sebagai berikut: 1. Menguasai karakter peserta didik

(9)

3.1.3. Kompetensi Pedagogik Guru Geografi SMAN, SMA, MAN, dan MA

Dengan keterangan sebagai berikut: 1. Menguasai karakter peserta didik

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik 3. Pengembangan kurikulum

4. Kegiatan pembelajaran yang mendidik 5. Pengembangan potensi peserta didik 6. Komunikasi dengan peserta didik 7. Evaluasi dan penilaian

4.1. Pembahasan

4.2.1 Kompetensi Pedagogik Guru Geografi SMAN, SMA, MAN dan MA

1) Menguasai Karakteristik Peserta Didik

Berdasarkan hasil penelitian kompetensi guru geografi di sman, sma, man dan ma, dalam menguasai karakter peserta didik secara keseluruhan sangat baik. Menurut Mansyur

dalam Pupuh Fatthurrohman (2010:3) “Mengidentifikasi serta menetapkan tingkah laku dan

kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan sesuai tuntutan dan perubahan zaman. Maksud dari pernyataan ini adalah guru harus mampu untuk mengetahui sikap atau tingkah laku siswa terutama siswa lanjutan atas yang memasuki masa pubertas, sehingga dalam menerapkan proses pembelajaran guru menyesuaikan metode berdasarkan tingkah laku peserta didik. Oleh karena itu, menguasai karakter anak didik dapat membantu guru dalam menentukan metode dan strategi yang ditempuh untuk menciptakan proses kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan dan efektif.

2) Menguasai Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang Mendidik

Sebelum guru tampil di depan kelas untuk mengelola interaksi belajar mengajar, terlebih dahulu guru harus sudah menguasai bahan apa yang akan diajarkan sekaligus bahan-bahan apa yang dapat mendukung jalannya proses belajar mengajar. Sehingga

88% 88% 90% 87%

92% 92%

87% 90%

86% 88%

79%

86% 88% 85%

70% 75% 80% 85% 90% 95%

1 2 3 4 5 6 7

(10)

dengan modal menguasai bahan atau materi, guru akan dapat menyampaikan materi pelajaran secara dinamis. Menurut Ibrahim dalam Fathurohman (2010:47) ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan bahan atau materi pengajaran: bahan pegajaran hendaknya sesuai dengan tercapainya tujuan instruksional, sesuai dengan tingkat pendidikan dan perkembangan siswa secara umumnya, terorganisasi secara sistematik dan berkesinambungan dan mencakup hal-hal yang bersifat faktual maupun konseptual. Berdasarkan hasil penelitian kompetensi guru di SMAN, SMA, MAN, dan MA, dalam menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik secara keseluruhan sangat baik.

3) Pengembangan Kurikulum

Berdasarkan hasil penelitian kompetensi guru di SMAN, SMA, MAN, dan MA, dalam pengembangan kurikulum secara keseluruhan sangat baik. Ada dua kurikulum yang digunakan yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan kurikulum 2013 (K13). Namun hanya 4 sekolah yang menggunakan kurikulum 2013 pada mata pelajaran geografi untuk semester genap tahun 2014/2015 yakni SMAN 4, SMAN 5, SMAN Madani dan SMAN 2.

4) Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik

Kegiatan pembelajaran yang mendidik salah satu indikatornya adalah kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran baik elektronik maupun non elektronik. Pembelajaran juga tidak hanya dilakukan didalam kelas melainkan diluar kelas yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan, terutama untuk semester genap kelas XI ada materi mengenai lingkungan hidup dengan menggunakan media lingkungan guru dapat mengajak siswa mengamati dan mendeskripsikan lingkungan yang ada disekitar kelas, sekolah, dan tempat tinggal mereka. Hal ini akan membuat siswa menjadi aktif dan termotivasi dalam belajar, serta mendidik siswa untuk belajar menjaga dan merawat lingkungan yang ada disekitarnya. Berdasarkan hasil penelitian kompetensi guru di SMAN, SMA, MAN, dan MA, dalam kegiatan pembelajaran yang mendidik secara keseluruhan baik.

5) Pengembangan Potensi Peserta Didik

Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Setiap siswa memiliki potensi, bakat dan minat yang berbeda-beda. Oleh karena itu, guru harus mampu membentuk potensi yang

(11)

yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Berdasarkan hasil penelitian kompetensi guru di SMAN, SMA, MAN, dan MA, dalam pengembangan potensi peserta didik secara keseluruhan sangat baik.

6) Komunikasi dengan Peserta Didik

Berdasarkan hasil penelitian kompetensi guru di SMAN, SMA, MAN, dan MA, dalam berkomunikasi dengan peserta didik secara keseluruhan sangat baik. Hubungan yang baik antara guru dan murid harus dibangun tidak hanya di dalam kelas melainkan di luar kelas, keduanya merupakan kesatuan yang utuh. Oleh karena itu guru seharusnya memperlakukan peserta didik tanpa pilih kasih pada seorang saja.

7) Penilaian dan Evaluasi

Penilaian dan evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik pada proses belajar mengajar. Evaluasi bisa dilakukan pada awal,proses dan akhir pembelajaran. Evaluasi mengandung pengertian: suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu (Nununk, 2012:161). Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab I Pasal 1 ayat (21) dijelaskan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertangunggjawaban peyelenggaraan pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian kompetensi guru di SMAN, SMA, MAN, dan MA, dalam pengembangan kurikulum secara keseluruhan sangat baik.

4.2.2 Kompetensi Pedagogik Guru Berlatarbelakang Pendidikan Geografi dan Non Geografi

1) Menguasai Karakteristik Peserta Didik

Berdasarkan hasil penelitian kompetensi guru dalam menguasai karakteristik peserta didik, guru yang berlatar belakang pendidikan geografi lebih rendah dibandingkan dengan guru yang berlatar belakang pendidikan non geografi. Hal ini disebabkan karna jumlah siswa yang lebih banyak serta dari segi fisik maupun tingkatan sosial.

2) Menguasai Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang Mendidik

(12)

sehingga masih perlu memiliki pengalaman dalam mengajar. Menurut Hilgard & Bower

dalam Fathurrohman (2010:5) “mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan

perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu”.

3) Pengembangan Kurikulum

Setiap pengajar apakah di SD, SM ataupun universitas terlibat dalam masalah kurikulum (Nasution, 2006:1). Kurikulum yang ditentukan oleh Depdikbud masih berupa

barang “mati”. Hanya guru yang dapat memberi “hidup” kepada pedoman kurikulum yang

diterbitkan itu. Karena itu guru selalu merupakan tokoh utama untuk mewujudkan kurikulum itu agar terjadi perubahan kelakuan peserta didik sebagaimana yang diharapkan.

Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan kurikulum 2013 (K13) merupakan dua kurikulum yang digunakan oleh guru geografi di tingkat SMA dan MA,namun hanya empat sekolah yang menggunakan kurikulum 2013.Kurikulum yang digunakan oleh guru geografi di tingkat SMA dan MA berbeda-beda disesuaikan dengan kondisi murid, guru dan sekolah tersebut. Sebagaimana hasil wawancara terhadap guru geografi yang mengatakan

bahwa, “kurikulum yang berlaku atau digunakan disekolah ini adalah kurikulum yang lama

(KTSP) dikarenakan kesiapan sekolah baik sarana maupun prasarana belum mendukung

untuk menggunakan kurikulum 2013”.

Guru yang berlatar belakang geografi dan non geografi dalam hal ini yang masih

menggunakan kurikulum KTSP dari hasil wawancara mengatakan bahwa,”untuk kurikulum

2013 masih perlu dilakukan pelatihan lebih lanjut kepada kami,” jawaban ini

mengindikasikan bahwa untuk menerapkan suatu kurikulum baru guru harus terlebih dahulu memahami kurikulum itu agar dapat menyajikannya dalam bentuk pengalaman yang bermakna bagi siswa. Jadi, pada hakikatnya setiap kurikulum dalam pelaksanaanya selalu melibatkan guru. Kurikulum yang diterbitkan oleh pemerintah bersifat masih umum berupa pedoman. Sehingga guru dapat pula berusaha menyesuaikan kurikulum itu dengan perkembangan psikologis setiap siswa, atau dengan keadaan masyarakat tempat sekolah itu. Oleh karena itu guru dituntut mampu memahami kurikulum yang berlaku dan juga dapat mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi lingkungan siswa.

4) Kegiatan pembelajaran yang mendidik

(13)

penyebabnya adalah kemampuan guru dalam menggunakan media untuk memotivasi siswa dalam belajar. Hal ini ditegaskan dari hasil wawancara dengan guru yang berlatar belakang

non geografi mengatakan bahwa, “untuk pengembangan media, pada materi tertentu merasa

sulit terutama yang berkaitan mengenai materi sig, geologi, kebumian, dan hidrologi serta

materi yang berhubungan dengan ilmu fisik”. Pelajaran geografi itu sendiri berkaitan

dengan peristiwa-peristiwa alam yang terjadi baik masa lampau, sekarang, dan masa depan. Sehingga dengan peristiwa alam yang berubah-ubah seorang guru geografi harus mampu memotivasi siswa dalam belajar geografi dan juga mampu mengembangkan media-media pembelajaran terkait materi yang akan diberikan kepada siswa.

5) Pengembangan potensi peserta didik

Menurut Deni Koswara (2008:7) “minat , bakat, kemampuan dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru”. Karena guru sebagai faktor eksternal dalam mengembangkan potensi siswa. Berdasarkan analisis peta kompetensi guru yang berlatar belakang pendidikan geografi lebih tingi dibandingkan dengan guru yang berlatar belakang non geografi. Salah satu yang menjadi penyebabnya adalah usia atau rentang umur guru yang berlatarbelakang non geografi terbilang cukup pasif untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa, sehingga guru lebih sibuk mengurus urusan yang lain (seperti arisan, cicilan, dan lain-lain) dibanding ikut mengembangkan potensi siswa melalui kegiatan ekstrakulikuler.

6) Komunikasi dengan peserta didik

Berdasarkan analisis peta kompetensi guru yang berlatar belakang pendidikan geografi lebih tinggi dibandingkan dengan guru yang berlatar belakang non geografi. Hubungan yang baik antara guru dan murid harus dibangun tidak hanya di dalam kelas melainkan di luar kelas, keduanya merupakan kesatuan yang utuh. Oleh karena itu guru seharusnya memperlakukan peserta didik tanpa pilih kasih pada seorang saja.

7) Penilaian dan evaluasi

Berdasarakan analisis peta kompetensi guru yang berlatarbelakang pendidikan gegorafi persentasinya lebih tinggi dibandingkan dengan guru yang berlatabelakang non geografi. Namun karena setiap guru mengunakan penilaian yang berbeda-beda. Sehingga guru dalam melakukan penilaian dan evaluasi menyesuaikan dengan kurikulum yang berlaku, dilihat bahwa kurikulum K13 lebih banyak penilaian yang dilakukan guru, dari

(14)

bagus, namun kami masih sulit untuk melakukan penilaian terutama banyak aspek yang dinilai, sedangkan jika dibandingkan jam mengajar hanya sedikit, karena penilaian

dilakukan tiap tatap muka” dari hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa kurikulum

kurikulum 2013 masih perlu disosialisasikan lagi terutama dari segi penilaian dan evaluasii. 4.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Pedagogik Guru Geografi

SMA dan MA

Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi guru geografi di SMA dan MA Kota Palu ada dua: yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1. Faktor Internal

a. Latar belakang Pendidikan

Djamarah (1994:131) menyatakan bahwa perbedaan latar belakang pendidikan akan mempengaruhi kegiatan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Guru geografi yang berlatar belakang pendidikan geografi sebanyak 24 orang guru dan yang berlatar belakang non geografi sebanyak 16 orang guru. dan berdasarkan usia sembilan orang guru telah mencapai usia 50 tahun lebih, dan akan segera pensiun. Data tersebut menunjukkan bahwa guru geografi yang berlatar belakang pendidikan geografi masih diperlukan terutama di Kota Palu.

b. Pengalaman Mengajar

Menurut djamarah (1994 : 132-134 ), pengalaman adalah guru yang baik dan tidak pernah marah. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengalaman mengajar menurut peneliti dapat mempengaruhi kompetensi mengajar guru. Sebab pengalaman secara teoritis yang diterima di jenjang pendidikan profesi, tidak selamanya menjamin keberhasilan guru dalam mengajar. Apabila tidak ditunjang dengan pengalaman interaksi langsung dengan lingkungan belajar.

2. Faktor Eksternal a. Karakteristik Siswa

Perbedaan karakter (minat, bakat, sosial, ekonomi, emosional) siswa juga menjadi salah satu faktor eksternal kemampuan guru dalam mengajar. Semakin banyak jumlah siswa guru semakin sulit untuk mengenal tiap siswa, sehingga dalam menentukan metode pembelajaran sulit untuk ditemukan metode-metode yang cocok dan dibatasi oleh waktu.

b. Fasilitas fisik

(15)

proses belajar mengajar. Sebagai contoh, alat peraga yang tersedia lebih memudahkan peserta didik yang tidak dapat menangkap materi hanya melalui ceramah saja. Salah satu

guru mengatakan bahwa “alat praktek untuk mata pelajaran geografi masih kurang,

sehingga untuk materi-materi yang memiliki praktek hanya menggunakan media gambar,

misalnya:kompas, GPS, dll”

c. Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah adalah kesatuan ruang dalam lembaga pendidikan formal yang memberikan pengaruh pembentukan sikap dan pengembangan potensi siswa (Slameto, 2003:64). Lingkungan sekolah yang baik akan memberikan motivasi dan semangat guru dalam mengajar, misalnya; dari segi fisik, sekolah yang bersih dan sehat akan membuat suasana belajar mengajar menjadi menyenangkan, dari segi sosial, komunikasi antar guru, kepala sekolah bisa membantu guru dalam mengatasi masalah-masalah yang dialami selama proses pembelajaran di kelas.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

1. Kompetensi pedagogik guru geografi SMAN, SMA, MAN dan MA dari 7 kompetensi pedagogik yang dilakukan penelitian termasuk dalam kategori sangat baik. Kompetensi yang tertinggi adalah pengembangan kurikulum dan komunikasi dengan peserta didik yakni 90%. Sedangkan kompetensi terendah adalah kegiatan pembelajaran yang mendidik yaitu 83%.

2. Kompetensi pedagogik guru yang berlatar belakang pendidikan geografi lebih tinggi persentasenya dibandingkan dengan yang berlatar belakang non geografi. Kompetensi tertinggi guru yang berlatar belakang pendidikan geografi adalah pengembangan potensi peserta didik dan komunikasi dengan peserta didik. Kompetensi terendah adalah kegiatan pembelajaran yang mendidik dan penilaian evaluasi. Sedangkan kompetensi tertinggi guru yang berlatar belakang non geografi adalah menguasai karakter peserta didik, kompetensi terendahnya yaitu kegiaran pembelajaran yang mendidik.

(16)

4.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengharapkan agar :

1. Persoalan sarana dan prasarana yang belum merata di sekolah-sekolah menjadi perhatian khusus bagi Dinas Pendidikan Kota Palu, karena dari hasil survei hanya sekolah yang menjadi unggulan dimayoritaskan dan sekolah yang lain menjadi minoritas. Sehingga guru yang mengajar di sekolah terminoritaskan tidak memiliki semangat untuk mengajar terlebih siswa yang ada di sekolah tersebut. Penilaian kompetensi guru dalam pemberian sertifikasi dan gaji tunjungan seharusnya dilihat dari kemampuan guru dalam berproses mengajar siswa di kelas bukan hanya pada hasil pembelajaran.

2. Sekolah hendaknya untuk senantiasa memantau dan mengevaluasi para guru dalam proses pembelajaran, agar dapat meningkatkan kompetensinya. Pihak sekolah juga bisa memberikan workshop bagi para guru tentang penggunaan media pembelajaran supaya fasilitas sekolah yang bagus juga dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Pembinaan terhadap guru jangan hanya karena berbagai kepentingan kemudian mengorbankan guru dengan menempatkannya tidak pada posisi pelajaran yang menjadi keahliannya, tetapi sesuai dengan bidang ilmu dan keahliannya agar mencapai pendidikan yang berkualitas..

3. Sebagai seorang guru sebaiknya meningkatkan kemampuan kompetensi guru khususnya dalam hal ini kompetensi pedagogik guru. Guru harus belajar mengamati fenomena sosial pendidikan dan terutama perkembangan teknologi mengenai teknologi media pembelajaran yang akan mendukung proses pembelajaran di dalam kelas. Guru harus menguasai ilmu dengan banyak membaca, menulis, berdiskusi, seminar, dalam berorganisasi baik dalam sekolah maupun organisasi diluar sekolah. Setelah itu guru harus mengembangakn kreativitasnya. Kegiatan belajar yang variatif dapat merangsang semangat rasa penasaran siswa untuk belajar siswa saja tetapi juga guru untuk meningkatkan kinerja guru..

V. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2003).Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Jakarta: Sekretariat Negara RI.

(17)

Koswara, D. (2008).Bagaimana Menjadi Guru Kreatif.Bandung: PT Bumi Mekar.

Kunandar. (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Morrisan, M.A, dkk. (2012).Metode Penelitian Survei. Jakarta: Kencana. Mulyasa. (2007.Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru.Bandung: Rosda Nununk, S. (2012).Strategi Belajar Mengajar.Yogyakarta: Penerbit Ombak

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta

Gambar

Tabel 3.1 Karakteristk Guru Geografi SMAN, SMA, MAN dan MA

Referensi

Dokumen terkait

Unit Layanan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah Kabupaten Muara Enim Pokja Pengadaan Barang Kelompok I yang dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala Unit Layanan Pengadaan

Percayalah, dalam berserah total kepada Tuhan selagi kita berjuang dengan aktif, maka terobosan dan kemenangan yang lebih besar akan Tuhan berikan, sehingga

HTML juga merupakan file teks murni yang dapat dibuat dengan editor teks sembarang yaitu yang dikenal sebagai web page atau dokumen yang disajikan dalam web

Hipotesis pertama dalam penelitian ini menyatakan bahwa pemenuhan CSR berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme akuntansi di perusahaan- perusahaan yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dan aktivitas siswa melalui penerapan model pembelajaran contextual teaching learning

The subject of research of the study is A class second grade students‟ of MTs NU Salatiga Salatiga in the Academic Year of 2013/2014. They are selected on the basis of

Data penelitian kemudian dianalisis dengan regresi logistic untuk mengetahui hubungan antara usia, pola asuh orang tua dan lingkungan sosial secara bersama- sama

Pada kelas eksperimen 1 terdiri dari siswa kelas 3 SDN Tingkir Lor 02 (SD inti) yang dibagi menjadi 2 kelas dan SDN Tingkir Lor 01 (SD imbas). Mata pelajaran yang dipelajari