PERAN PERPUSTAKAAN TERHADAP MINAT BACA SISWA KELAS VIII
Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana peran perpustakaan terhadap minat baca siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran perpustakaan terhadap minat baca siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 192 orang siswa sedangkan yang menjadi sampel sebanyak 29 orang siswa dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi. Setelah data dikumpulkan di analisis melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa memegang peranan yang sangat penting baik untuk siswa, guru, maupun sekolah itu sendiri. Bagi siswa, dengan adanya perpustakaan perpustakaan sekolah dapat membantu mereka dalam menyelesaikan tugas sekolah. Bagi guru, dapat membantu proses pembelajaran. Bagi sekolah, dapat menjadi penunjang atas instansi itu sendiri. Hasil dari pengolahan angket menunjukkan bahwa skor dengan kunjungan siswa kelas VIII ke perpustakaan dalam sebulan 44,83%, pendapat siswa mengenai kelengkapan buku di perpustakaan 62,06%, jenis buku yang peling diminati siswa kelas VIII 68,96%, pendapat siswa kelas VIII mengenai ketertarikan akan fasilitas yang disediakan 58,62%, peningkatan minat baca dengan adanya perpustakaan 62,06%, faktor rasa ingin tahu terhadap minat baca 72,41%. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa keberadaan perpustakaan sekolah mempengaruhi setiap elemen yang ada di SMP Negeri 1 Biromaru. Dari hasil pengolahan angket dapat diketahui bahwa kondisi minat baca siswa khususnya kelas VIII sudah baik dengan peran yang telah dimainkan oleh perpustakaan tersebut. Keterlibatan perpustakaan dalam sekolah maupun perguruan tinggi perlu dioptimalkan lagi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti kejenuhan dan kepenatan di dalam ruang perpustakaan.
Kata kunci : perpustakaan, minat baca, siswa
1Penulis ini adalah Mahasiswa FKIP Universitas Tadulako Program Studi PPKN, Jurusan Pendidikan IPS, semester
akhir bernama Febriana .M. Pagisi
I. PENDAHULUAN
Keberadaan perpustakaan sekolah sangat dibutuhkan dengan tujuan untuk menambah
pengetahuan peserta didik akan sesuatu hal serta meningkatkan minat baca siswa. Hal yang
perlu dilakukan oleh orang tua maupun guru adalah memberikan kesadaran kepada peserta
didik akan pentingnya membaca dan itu perlu diubah menjadi keharusan bagi mereka bahwa
membaca telah menjadi kebutuhan.
Sebagaimana yang diungkap Rahayuningsih (2007:5) Perpustakaan sekolah adalah
salah satu bagian kelengkapan yang harus ada di setiap lembaga pendidikan formal di berbagai
tingkatan. Karena perpustakaan dianggap sebagai guru kedua, setelah guru yang ada di sekolah
tersebut. Hal ini disebabkan perpustakaan adalah sebuah tempat di mana di dalamnya terdapat
banyak ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi siswa untuk diketahui.4
Berdasarkan pengertian perpustakaan sekolah di atas, perpustakaan beserta koleksi buku
perlu didayagunakan secara maksimal bagi terwujudnya tujuan pendidikan pada umumnya dan
khususnya untuk peningkatan minat baca siswa. Salah satu cara agar mengetahui siswa
memiliki minat dalam membaca, hal yang menjadi perhatian utama adalah peran perpustakaan
sekolah tersebut. Baik guru maupun pihak sekolah yang terkait sangat mengharapkan dengan
adanya perpustakaan dapat membantu peserta didik dalam mendapatkan informasi dengan
mudah, pekerjaan rumah (PR) dapat terselesaikan dengan baik dan dapat mempengaruhi minat
siswa dalam membaca. Oleh karena itu, penulis ingin melihat bagaimana peran perpustakaan
terhadap minat baca siswa khususnya kelas VIII di SMP Negeri 1 Biromaru dengan tujuan
untuk mengetahui peran perpustakaan terhadap minat baca siswa.
II. METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang menghasilkan data
deskriptif yang berupa kata-kata tertulis untuk menggambarkan secara fundamental berupa
kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Populasi dalam
penelitian ini sebanyak 192 orang siswa dengan sampel 29 orang siswa yaitu 15% dari jumlah
populasi dan untuk pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik
purposive sampling atau sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan
didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.
Pengambilan sampel dengan teknik bertujuan ini cukup baik karena sesuai dengan
pertimbangan peneliti bahwa keuntungannya terletak pada ketepatan peneliti memilih sumber
data sesuai dengan variable yang diteliti.5
Sumber data didapatkan melalui teknik wawancara, pengamatan langsung (data primer)
dan laporan tertulis (data sekunder) yang mana seluruh informasi melalui teknik tersebut
diperoleh dari pustakawan sekolah, guru, dan siswa. Penulis menggunakan teknik pengumpulan
data melalui observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi. Untuk menganalisis data
observasi dan wawancara, penulis melakukan 3 tahap yaitu : reduksi data, penyajian data, dan
verfikasi data. Teknik analis data pada data angket menggunakan rumus menurut Miles &
Huberman (dalam Nurul Zuriah, 2005:121)
P = x 100 %
P = Presentase
F = Jumlah jawaban dari setiap alternative jawaban
N = Jumlah sampel6
III. HASIL
Keberadaan fungsi perpustakaan dapat diukur dari tingkat kesadaran siswa dalam
memahami peran penting perpustakaan. Untuk memperkuat hasil penelitian ini, penulis akan
menguraikan hasil pengolahan angket. Skor kunjungan siswa kelas VIII ke perpustakaan dalam
sebulan adalah 0-5 kali dengan persentase 44,83%, 62,06% siswa kelas VIII menilai bahwa
buku-buku yang disediakan di perpustakaan sudah lengkap, jenis buku yang diminati siswa
68,96% memilih buku pelajaran, 58,62% siswa kelas VIII menyatakan tertarik akan fasilitas
yang disediakan perpustakaan, 62,06% siswa kelas VIII menilai bahwa minat baca mereka
meningkat dengan adanya fasilitas yang disediakan perpustakaan sekolah mereka, 72,41%
siswa kelas VIII menilai bahwa faktor rasa ingin tahu dapat mempengaruhi minat mereka untuk
membaca. Untuk mengetahui seperti apa peran perpustakaan SMP Negeri 1 Biromaru untuk
5Arikunto, Suharsimi.2006.Prosedur Penelitian. Jakarta. PT Rineka Cipta.
menunjang proses pembelajaran penulis langsung mewawancarai siswa yang pada saat itu
sedang berada di perpustakaan untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru bidang studi.
Salah satu siswa yang saya temui diperpustakaan, atas nama Agus Hidayat dari kelas IX B :
Dia menyatakan bahwa dengan adanya perpustakaan kami merasa sangat terbantu dalam belajar apalagi jika ada pekerjaan rumah atau ketika guru berhalangan hadir dalam kelas karena perpustakaan menyediakan buku-buku pelajaran sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ataupun mengisi waktu kosong untuk membaca ditambah suasananya yang tenang dan sejuk membuat kami betah dan senang mengujungi perpustakaan.
Di samping itu, penulis juga mencoba memperhatikan mereka pada saat masuk
perpustakaan ternyata mereka langsung menuju ke rak buku untuk mencari buku yang
diinginkan. Disinilah saya dapat melihat bahwa perpustakaan sangat berperan penting.
Adanya informasi dari informan tadi, penulis mencoba mewawancarai informan lain
untuk menanyakan pendapat mengenai keberadaan perpustakaan sekolah dan bagaimana peran
perpustakaan dalam pembelajaran. Salah satu guru bidang studi PKN bernama Sudirman
Djulunau, S.Pd, ia menyatakan bahwa :
Perpustakaan adalah wadah untuk mendapatkan beragam informasi dan menjadi penunjang utama dalam hal pendidikan khususnya yang berhubungan dengan ragam tingkat kesulitan siswa dalam pembelajaran sehingga perpustakaan menjadi salah satu alternative pemecahan masalah dalam hal akademik siswa.
Informan terakhir yang penulis wawancarai adalah kepala SMP Negeri 1 Biromaru
dalam hal ini yang mewakili adalah Wakasek Humas bernama Drs. Amir untuk menanyakan
bagaimana upaya pihak sekolah untuk meningkatkan minat baca siswa/siswi SMP Negeri 1
Biromaru. Ia menyatakan bahwa :
IV. PEMBAHASAN
1. Peran Perpustakaan Sekolah Terhadap Minat Baca Siswa Kelas VIII di SMP
Negeri 1 Biromaru (Studi Kasus)
Penelitian ini untuk memecahkan masalah guna mencapai suatu tujuan hasilnya maka
perlu di ungkapkan bentuk penelitian. Ada tiga bentuk-bentuk metode penelitian deskriptif
yakni:
1. Studi kasus (case studies).
2. Studi sebab akibat dan perbandingan (causal-comparatif studies). 3. Studi korelasi (corelation studies).7
Pemecahan masalah untuk memperoleh hasil yang jelas dalam penelitian ini maka
penulis menggunakan bentuk penelitian studi kasus. Masih menurut Hadiri Nawawi (2003:72)
”penelitian studi kasus adalah penelitian memusatkan diri secara intensif terhadap satu objek
tertentu, dengan mempelajari sebagai suatu kasus. seperti: seorang murid yang menunjukan
kelainan ,sebuah keluarga,sebuah kelompok anak nakal, sebuah desa,sebuah lembaga sosial dan
lain-lain.”
Proses kegiatan penelitian ini berdasarkan pendapat di atas penulis menggunakan
bentuk penelitian studi kasus.yang sifatnya suatu proses penyelidikan dan mengkaji secara
mendalam mengenai peran perpustakaan terhadap minat baca siswa khususnya kelas VIII.
Pendidikan merupakan suatu proses yang memerlukan kerjasama dari beberapa komponen
yang saling mempengaruhi. Salah satu komponen yang harus diperhatikan dan memegang
peranan penting dalam pembelajaran di sekolah adalah adanya sarana dan prasarana yang
lengkap, termasuk di dalamnya adalah adanya perpustakaan sekolah. Peran yang dapat
diberikan oleh perpustakaan diantaranya melalui peminjaman buku-buku yang diperlukan oleh
siswa. Buku-buku tersebut tentunya tidak sebatas pada buku-buku pelajaran, akan tetapi juga
buku-buku lain yang dapat menunjang proses belajar siswa. Peminjaman buku-buku yang
diperlukan ini sangat membantu pembelajaran di dalam kelas. Pembelajaran menjadi lebih
efektif karena guru sudah tidak perlu lagi mencatat di depan kelas. Guru tinggal mengulas
pelajaran dan merangsang siswa dengan pertanyaan-pertanyaan.
Perpustakaan sekolah juga dapat meningkatkan cara pengajaran guru yaitu melalui
penggunaan koleksi yang ada sebagai media pengajaran. Koleksi yang ada di perpustakaan
sangat membantu guru dalam mempersiapkan pengajarannya dengan baik. Selain itu
perpustakaan juga dapat mendorong para guru untuk memberikan tugas kepada para siswa
dalam mencari suatu informasi ke perpustakaan. Hal inilah yang nantinya akan mendorong
siswa untuk belajar dan mencapai hasil yang baik, serta meningkatkan kepercayaan diri siswa
untuk mandiri dalam mencari informasi. Ini salah satu bukti bahwa secara langsung maupun
tidak langsung perpustakaan sekolah berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Hal lain yang tak kalah penting sehubungan dengan peran perpustakaan sekolah adalah
kualitas tingkat kunjungan siswa. Kualitas kunjungan ini dapat dilihat dari aktivitas yang
dilakukan oleh para siswa ketika mereka mengunjungi perpustakaan; apakah mereka membaca,
meminjam, melihat-lihat buku, ataukah hanya mengobrol dengan sesama siswa. Kualitas
kunjungan di Perpustakaan SMP Negeri 1 Biromaru sudah bagus, karena rata-rata aktivitas
yang dilakukan siswa tidak hanya mengobrol atau melihat-lihat buku, akan tetapi rata-rata dari
mereka adalah membaca kemudian meminjam buku. Berdasarkan observasi penulis, sebagian
besar bahan bacaan yang dibaca di perpustakaan adalah bahan-bahan pustaka yang tidak dapat
dipinjamkan (seperti: kamus, koran, majalah, ensiklopedi, dan beberapa buku pelajaran yang
jumlahnya terbatas sebagai referensi tambahan). Sedangkan bahan bacaan yang sering dipinjam
adalah bahan pustaka non fiksi walaupun jumlah buku non fiksi di sekolah ini terbatas. Hal
tersebut dikarenakan untuk buku-buku pelajaran sudah dipinjamkan secara paket selama satu
semester.
Aktivitas yang dilakukan oleh para siswa ketika di perpustakaan dengan membaca
merupakan salah satu indikator bahwa perpustakaan memiliki peran yang sangat penting dalam
sebuah sekolah. Karena dengan membaca dan memahami buku, pengetahuan siswa, terutama
pengetahuan dan penguasaan bahan pelajaran akan bertambah. Oleh karena itu membaca buku,
terutama buku pelajaran diharapkan menjadi kewajiban rutin siswa, karena dengan membaca
akan menambah wawasan ilmu dan pengetahuan.
Persoalan lain yang juga perlu diperhatikan adalah sejauh mana Perpustakaan di SMP
Negeri 1 Biromaru dimanfaatkan sebagai tempat pembelajaran. Sebagaimana yang kita ketahui
bahwa perpustakaan juga merupakan sumber belajar, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
sudah mulai dijalankan meskipun belum secara maksimal dikarenakan masih kurangnya jenis
buku non fiksi yang mana jenis buku ini paling banyak diminati oleh siswa/siswi SMP Negeri 1
Biromaru. Untuk menarik minat siswa dalam membaca dibutuhkan strategi agar kejenuhan para
pengunjung perpustakaan khususnya siswa/siswi dapat menurun. Perpustakaan sekolah di SMP
Negeri 1 Biromaru sangat berperan terhadap minat baca siswa.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa peranan perpustakaan di SMP
Negeri 1 Biromaru dalam menunjang proses pembelajaran siswa menjadi sarana pembelajaran
yang sangat penting karena dari penelitian secara umum penulis berhasil menyimpulkan bahwa
media perpustakaan menjadi salah satu wadah penunjang pembelajaran disetiap mata pelajaran
di sekolah meskipun kadang disesuaikan dengan pembelajaran tersebut. Secara umum peranan
perpustakaan ini tidak lepas dari peranan guru, pustakawan dan siswa itu sendiri.
Setelah penulis melihat langsung dan berdialog dengan beberapa guru ternyata dapat
kita ketahui bahwa guru dalam memberikan pemahaman konsep kepada siswa secara garis
besarnya saja sehingga siswa diajak berpetualang dalam perpustakaan untuk mendapatkan
referensi sebanyak mungkin yang berhubungan dengan materi pelajaran pada saat itu, dengan
begitu bagi siswa yang tidak terlalu memiliki minat untuk membaca harus memaksakan diri
mengeksplorasi dan memanfaatkan perpustakaan. Dengan demikian, peranan perpustakaan
dalam dunia pendidikan utamanya di dalam meningkatkan mutu dan meng-up-to-date-kan
pendidikan dan ilmu pengetahuan mutlak dibutuhkan. Ini jelas bahwa peranan perpustakaan
sangat membantu sekali dalam menunjang proses pembelajaran serta memperluas wawasan dan
pengetahuan bagi guru dalam mengajar kepada muridnya.
Beberapa informasi yang dapat di lapangan menyatakan bahwa perpustakaan
mempunyai pengaruh positif yaitu dengan adanya siswa/siswi yang masuk diperpustakaan yang
tiada lain adalah mereka mengisi waktu kosongnya untuk ke perpustakaan pada saat guru
bidang studi yang bersangkutan tidak masuk, selain membaca di samping itu juga mereka
menjadikan perpustakaan sebagai tempat untuk berkumpul sekaligus menyelesaikan tugas dari
gurunya.
Sebuah lembaga atau instansi selalu memiliki beberapa masalah yang dihadapi baik dari
dalam maupun dari luar. Ini menunjukkan bahwa perpustakaan punya kendala dan hambatan
dalam menunjang proses pembelajaran. Disamping itu ada juga masalah keuangan atau
Sebagaimana diketahui bahwa kendala yang dihadapi perpustakaan SMP Negeri 1
Biromaru tentunya sangat berpengaruh bagi kelangsungan sebuah perpustakaan. Mengingat
perpustakaan adalah sebuah pelayan informasi yang tentunya mempunyai tantangan yang
cukup besar, apalagi eksistensi lembaga ini masih kurang diperhatikan.
Perpustakaan seharusnya memiliki tenaga professional namun pada kenyataannya
jarang sekali kita temukan perpustakaan sekolah yang memiliki tenaga pustakawan. Kendala
yang paling mendasar yang dihadapi perpustakaan ialah keterbatasan sarana dan prasarana
termasuk dana. Masalah dana ini sangat penting karena erat kaitanya dengan koleksi
perpustakaan seperti buku, dan bahkan dana untuk operasional perpustakaan.
Sebagaimana yang saya dapat di lapangan ada beberapa kendala-kendala yang dihadapi
perpustakaan SMP Negeri 1 Biromaru adalah :
1. Minimnya dana operasional pengelolaan dan pembinaan perpustakaan sekolah.
2. Masih kurangnya koleksi perpustakaan sekolah.
3. Kepedulian penentu kebijakan terhadap perpustakaan masih kurang, bahkan keberadaan
perpustakaan hanya sebagai pelengkap.
4. Masih kurangnya sarana dan prasarana perpustakaan sekolah.
Jika koleksi tidak berkembang atau tidak sebanding penciptaan dan penerbitan sumber
informasi, maka pengunjung perpustakaan akan semakin menurun dan lama kelamaan habis.
Jika dana operasional termasuk dana pengadaan untuk perangkat-perangkat penunjang tidak
mencukupi, maka roda operasi perpustakaan akan semakin lambat berputar, dengan lambatnya
maka keberadaan perpustakaan terancam punah.
Adapun upaya untuk mengatasi masalah tersebut, perpustakaan memang perlu
mendapat perhatian, sekolah perlu melakukan berbagai upaya agar perpustakaan dapat berjalan
paling tidak sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah. Standar yang telah dikeluarkan oleh
Kementrian Pendidikan Nasional memang perlu dijadikan acuan. Namun itu semua perlu
disesuaikan dengan kondisi sekolah.
Ada beberapa cara mengatasi kondisi yang kurang mendukung seperti :
1) Masalah ruangan perpustakaan dan tenaga pengelola. Kalau sekolah belum memiliki ruang
perpustakaan, koleksi dapat dipindahkan ke kelas yang mencerminkan kebutuhan kelas dan
dibawah pengawasan wali kelas. Pada kondisi ini diperlukan kedisiplinan administrasi agar
perpustakaan kelas sudah diterapkan di beberapa sekolah yang tidak memiliki ruangan
perpustakaan.
2) Masalah dana misalnya, dapat diatasi dengan mengadakan kerjasama dengan Komite
Sekolah. Pendekatan dengan Komite Sekolah dan menyampaikan program sekolah
termasuk di dalamnya adalah program pengembangan perpustakaan. Perpustakaan perlu
mendapat dukungan dana tetap dari Komite Sekolah sehingga koleksinya dapat ditambah
setiap periode tertentu. Tanpa adanya penyegaran koleksi perpustakaan menjadi kering dan
kurang menarik minat siswa untuk datang dan memanfaatkannya.
Mendirikan perpustakaan itu mudah, tetapi untuk menjaga kelangsungannya diperlukan
kerja serius dan program yang jelas dan terarah. Karena dalam pelaksanaannya banyak
tantangan dan itu harus diatasi agar perpustakaan terus dapat berfungsi sebagai sumber belajar
meskipun kita tidak menuntut banyak perubahan setidaknya kewajiban untuk memenuhi
kebutuhan seluruh elemen sekolah khususnya siswa sebagai sarana mempermudahnya akses
tambahan ilmu pengetahuan yang tidak hanya diterima pada saat pembelajaran berlangsung
tetapi siswa juga mendapatkan tambahan ilmu dari literasi yang disediakan perpustakaan
sekolah. dengan begitu kita tidak akan lagi menemukan kendala yang akan menghambat proses
belajar mengajar dikarenakan kondisi perpustakan seperti koleksi buku yang sudah dapat
menunjang proses pembelajaran terkhusus untuk guru dan siswa, sehingga kendala yang
dihadapi bisa diminimalisir.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
1) Kesimpulan
Keberadaan sebuah perpustakaan disetiap jenjang pendidikan merupakan suatu
keharusan mengingat begitu besarnya peran perpustakaan bagi kemajuan atas instansi itu
sendiri, memberi pengaruh terhadap pembelajaran, dan sebagai media dalam memberikan
informasi. Peran perpustakaan terhadap minat baca siswa di antaranya melalui tersedianya
koleksi bahan pustaka yang lengkap untuk membantu para siswa lebih mendalami apa yang
telah mereka pelajari dalam kelas. Selain itu, fasilitas dan kondisi perpustakaan menjadi faktor
2) Saran
Penulis menyampaikan saran kepada beberapa pihak yag terkait, yaitu saran untuk
pihak sekolah dalam hal ini adalah kepala sekolah agar memberikan perhatian lebih terhadap
perpustakaan terutama berkaitan dengan pengadaan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan. Saran
untuk pengelola perpustakaan yaitu harus dapat berkoordinasi dengan pihak sekolah dan harus
sering berkoordinasi dengan staf-stafnya untuk mengetahui apa kekurangan dan keluhan dari
pengunjung perpustakaan. Saran untuk para guru yaitu diharapkan dapat memberikan motivasi
kepada peserta didik dalam mengunjungi perpustakaan. Saran untuk para siswa agar
menumbuhkan rasa sadar akan pentingnya membaca sehingga mampu memanfaatkan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Proseduar Penelitian. Jakarta. PT Rineka Cipta
Nawawi, Hadiri. (2003). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta. Gadjah Mada. Rahayuningsih. (2007). Pengelolaan Perpustakaan. Yogyakarta. Graha Ilmu