• Tidak ada hasil yang ditemukan

Intisari. Kata Kunci : drop tegangan, kurva P-V, kurva Q-V, kualitas tegangan. Abstract

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Intisari. Kata Kunci : drop tegangan, kurva P-V, kurva Q-V, kualitas tegangan. Abstract"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS KUALITAS TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER PADA RSUD PROF. DR. H. ALOEI SABOE

KOTA GORONTALO

Yasin Mohamad, ST., MT, Ade Irawaty Tolago, ST., MT, Wahid

Jurusan Teknik Elektro, Program Studi S1. Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo

Email : wahidunwkr@ymail.com

Intisari

Kualitas tegangan adalah salah satu hal penting dalam sistem tenaga listrik, baik itu pada jaringan distribusi primer maupun pada jaringan distribusi sekunder. Menganalisis kualitas tegangan dilakukan guna mengetahui stabilitas tegangan pada beban yang terpasang.

Dalam penelitian ini digunakan metode kurva P – V dan kurva Q – V untuk menganalisis kualitas tegangan yang ditinjau dari sisi pembebanan dengan didukung menggunakan perangkat lunak ETAP, kemudian dievaluasi kualitas tegangannya berdasarkan standar PLN (SPLN : 72 Tahun 1987) dan berdasarkan standar IEEE std 446 “Recommended Practice for Emergency and Standby Power System for Industrial and

Commercial Applications”

Dari hasil penelitian diperoleh, kualitas tegangan RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe dalam kondisi sangat baik, tegangan pada kondisi beban bertambah 25 % dari beban puncak adalah 216,1 volt, drop tegangannya hanya 3,9 volt atau sebesar 1,77 % dari tegangan nominal, drop tegangan yang terjadi masih dalam batas yang diijinkan yaitu 13 % atau 191,4 volt.

Kata Kunci : drop tegangan, kurva P-V, kurva Q-V, kualitas tegangan

Abstract

The voltage quality is one of the important things in electric power systems in both the primary distribution network as well as on the secondary distribution network. Analyze the quality of voltage is done in order to find out the stability of the voltage on the load.

This research used the curve method P – V and Q – V to analyze the quality of the voltage curve, which is viewed from the side burden supported using ETAP software then evaluated based on the standard of PLN (SPLN: 72 Year 1987) and based on standards IEE std 446 “recommended practice for emergency and standby power system for industrial and commercial applications”

The results of this research obtained by the voltage quality in hospital Prof. Dr. H. Aloei Saboe in excellent condition. The voltage on the load was increased 25 % of peak loads is 216,1 volt, the voltage drop only 3,9 volt or 1,77 % of the nominal voltage, the voltage drop that occurs still within the allowable limit, theat is 13 % or 191,4 volt

(2)

2 I. PENDAHULUAN

Masalah kualitas tegangan adalah persoalan perubahan tegangan atau arus yang bisa menyebabkan kegagalan atau tidak berfungsinya peralatan sebagaimana mestinya baik peralatan milik PLN maupun milik konsumen sehingga menyebabkan pelanggan maupun PLN menderita kerugian. Karena begitu pentingnya kualitas tegangan dapat dikatakan sebagai salah satu parameter yang perlu dipertimbangkan dalam pengelolaan energi listrik.

Rumah sakit yang kurang memperhatikan distribusi dan instalasi listriknya, bukan hanya menyebabkan kurangnya kenyamanan dan efesiensi penggunaan listrik di rumah sakit tersebut, tetapi juga dapat membahayakan kondisi pasien, seperti pasien yang sedang dioperasi atau pasien yang sedang dalam perawatan darurat.

Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo merupakan salah satu rumah sakit besar di Kota Gorontalo, dilengkapi dengan peralatan-peralatan kesehatan dan kedokteran modern yang tentunya memerlukan kualitas tegangan yang

baik untuk menunjang bekerjanya peralatan-peralatan tersebut. Penggunaan peralatan-peralatan kesehatan dan kedokteran modern di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe membutuhkan daya listrik yang cukup besar, jumlah beban tersebut dapat mempengaruhi kualitas tegangan, sehingga perlu diketahui kualitas tegangan terhadap jumlah beban daya yang terpasang serta kemampuan system dalam penambahan beban yang bisa dipasang pada setiap fasa-fasanya, untuk menjaga kualitas tegangan tetap dalam kondisi baik.

II. LANDASAN TEORI

2.1. Operasi Sistem Tenaga Listrik

Operasi system tenaga listrik pada umumnya terdiri dari instalasi untuk menyalurkan daya listrik sampai ke beban, intalasi tersebut dirancang berdasarkan tingkat pemenuhan kebutuhan beban. Pada intalasi listrik di rumah sakit pada umumnya dilengkapi dengan instalasi listrik yang bervariasi, yaitu sarana medis, pelayanan umum pasien dan beberapa penunjang lainnya seperti dapur dan laundry.

(3)

3

Standar toleransi drop tegangan yang diizinkan pada instalasi bangunan rumah sakit berdasarkan Standar PLN (SPLN : 72 tahun 1987) adalah -13 %, dan STANDAR toleransi drop tegangan yang diizinkan berdasarkan standar IEEE Std 446 Recommended Practice for

Emergency and Standby Power System

for Industrial and Commercial

Applications adalah -13 %. 2.3. Metode Newton-Raphson

Dalam metode Newton - Raphson secara luas digunakan untuk permasalahan Persamaan non-linear.

Penyelesaian Persamaan ini

menggunakan permasalahan yang linear dengan solusi pendekatan. Metode ini dapat diaplikasikan untuk satu Persamaan atau beberapa Persamaan dengan beberapa variabel yang tidak diketahui.

2.4. Analisis Stabilitas Tegangan

Stabilitas tegangan menurut Taylor (1994) adalah :

1. Suatu sistem tenaga pada suatu tahap operasi tertentu mempunyai tegangan stabil, bila setelah adanya gangguan kecil, nilai tegangan dekat beban adalah sama atau mendekati nilai tegangan sebelum terjadinya ganggu.

2. Kemampuan sistem untuk dapat menjaga tegangan pada semua bus tetap dalam batas operasi yang ditentukan setelah mengalami gangguan.

3. Suatu sistem tenaga pada suatu tahap operasi dan gangguan tertentu menuju jatuh tegangan, bila nilai tegangan setelah gangguan adalah dibawah standar batas yang ditentukan.

2.5. Daya

Daya adalah energy yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam system tenaga listrik daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan usaha. Daya listrik biasanya dinyatakan dalam satuan Watt atau Horsepower merupakan satuan daya listrik dimana 1 HP setara 746 Watt atau lbft/second.

2.5.1. Daya Aktif

Daya aktif (Active Power) adalah daya yang terpakai untuk melakukan energy yang sebenarnya. Satuan daya aktif adalah Watt.

P = V• I Cos 𝜑 (Watt) 2.5.2. Daya reaktif

(4)

4

Daya reaktif adalah jumlah daya yang diperlukan untuk pembentukan medan magnet . dari pembentukan medan magnet maka akan terbentuk fluks medan magnet. Satuan daya reaktif adalah VAR

Q = V • I Sin 𝜑 (VAR) 2.5.3. Daya Semu

Daya nyata adalah (Apparent

Power) daya yang dihasilkan antara

perkalian tegangan rms dan arus rms dalam suatu jaringan atau daya yang merupakan hasil penjumlahan trigonometri daya aktif dan daya reaktif. Satuan daya semu adalah VA.

S = √𝑃2+ 𝑄2 atau S = V • I (VA)

2.5.4. Kurva P-V

Analisis stabilitas tegangan melalui Kurva P - V ini adalah untuk melihat pada kondisi beban total berapa tegangan sistem mengalami kollaps. Artinya kemampuan sistem dalam menyalurkan daya aktif telah melebihi kemampuan system itu sendiri. Adapun kurva P - V seperti diperlihatkan pada gambaR berikut

Gambar 1. Kurva P-V

2.5.5. Kurva Q-V

Analisis stabilitas tegangan melalui Kurva Q-V ini adalah untuk melihat pada kondisi beban total berapa (Var) tegangan sistem mengalami kollaps. Artinya kemampuan sistem dalam menyalurkan daya reaktif telah melebihi kemampuan sistem itu sendiri. Adapun kurva V-Q dapat dilihat pada gambar berikut,

Gambar 2. Kurva Q-V

III. METODE PENELITIAN

Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis kurva P-V dan kurva Q-V untuk mengetahui

(5)

5

hubungan antara besar daya beban terpasang dengan tegangan. Analisis dilakukan dengan empat perlakukan, yakni

1. Dilakukan pada kondisi beban rendah dengan melihat besar drop tegangan pada saat beban yang terpasang dalam kondisi rendah dalam bentuk kurva P-V dan Q-V. 2. Dilakukan pada kondisi beban

sedang dengan melihat besar drop tegangan pada saat beban yang terpasang dalam kondisi sedang dalam bentuk kurva P-V dan Q-V. 3. Dilakukan pada kondisi beban

puncak dengan melihat besar drop tegangan pada saat beban yang terpasang dalam kondisi puncak dalam bentuk kurva P-V dan Q-V. 4. Dilakukan pada kondisi beban

bertambah (5% - 25%) dari beban puncak, dengan melihat besar drop tegangan pada saat beban yang terpasang dalam kondisi rendah dalam bentuk kurva P-V dan Q-V.

Simulasi aliran beban pada kondisi beban bertambah dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak ETAP.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sistem Tenaga Listrik RSUD

Prof. Dr. H. Aloei Soboe

Pada sistem tenaga listrik di RSUD Prof. Dr. H Aloei Saboe, daya listrik yang disuplay oleh PLN sebesar 1000 KVA untuk melayani seluruh pemakaian tenaga listrik di RSUD Prof. Dr. H Aloei Saboe. Di RSUD Prof. Dr. H Aloei Saboe disediakan Genset sebagai sumber tenaga listrik cadang sebanyak 2 unit masing-masing berkapasitas 500 KVA. Untuk memudahkan operasi sistem serta pemeliharaan, sistem tenaga listrik di RSUD Prof. Dr. H Aloei Saboe terdiri dari dua bagian panel distribusi yaitu panel distribusi utama atau main panel distribution (MDP) dan sub panel distribusi atau sub panel distribution (SDP).

4.2. Beban tiap fasa pada panel SDP RSUD Prof. Dr. H Aloei Saboe

Dari hasil pengukuran arus dan tegangan pada masing-masing panel, dapat dihitung beban aktif dan beban reaktif yang terpasang pada masing-masing panel tersebut tiap-tiap fasanya.

(6)

6

Tabel 4. hasil perhitungan beban pada masing-masing panel

No Nama panel Kondisi beban beban aktif (watt) beban reaktif (Var)

R S T R S T 1 P. Pompa air beban rendah 1726.08 1604.25 1661.29 686.72 638.25 643.8 beban sedang 1894.426 1826.869 1808.127 753.6962 726.8188 719.3622 beban puncak 2034.948 1873.764 1851.94 862.641 794.313 780.78 2 P. Asrama beban rendah 3738.042 8178.048 5242.968 1487.178 3253.632 2085.912 beban sedang 6293.785 9482.234 6805.12 2503.979 3772.502 2707.413 beban puncak 6608.544 18999.56 7104.24 2801.448 8054.163 3011.58 3 P. Administrasi beban rendah 1009.701 2768.61 2369.045 401.709 1101.49 942.5232 beban sedang 1586.844 2992.864 2498.225 631.3248 1190.709 993.9176 beban puncak 27215.99 21336.73 25563.12 11537.21 9044.919 10836.54 4 P. LAB beban rendah 8485.785 3935.76 7042.425 3376.065 1565.84 2801.825 beban sedang 10262.64 4027.042 7249.536 4082.987 1602.157 2884.224 beban puncak 11161.99 10255.33 11071.28 4731.714 4347.369 4693.26 5 P. G1,G2,G3 beban rendah 8077.608 9775.23 9057.642 3213.672 3889.07 3603.578 beban sedang 8214.752 10255.6 9183.324 3268.235 4080.183 3653.58 beban puncak 11444.06 13499.16 12913.12 5474.04 5722.47 5474.04 6 P. UPS beban rendah 3179.484 4384.95 2860.308 1264.956 1744.55 1137.972 beban sedang 3265.643 4930.434 2880.43 1299.234 1961.57 1145.977 beban puncak 3449.632 6104.844 3926.56 1462.344 2587.923 1664.52 7 P. VIP beban rendah 3931.389 3743.25 4704.777 1564.101 1489.25 1871.793 beban sedang 6055.778 7771.364 9113.654 2409.288 3091.833 3625.862 beban puncak 7661.392 7978.608 9168.72 3247.764 3382.236 3886.74 8 P. CMU beban rendah 14224.35 10160.25 11284.25 5659.15 4042.25 4489.432 beban sedang 23209.55 16751.52 13283.33 9233.905 6664.582 5284.767 beban puncak 32791.56 20208.44 15534.11 13900.77 8566.623 6585.111

Melakukan simulasi aliran beban RS dengan kondisi beban bertambah di tiap-tiap fasa R, S dan T, setelah melakukan simulasi, maka didapatkan besar tegangan tiap fasa R, S, dan T pada masing-masing panel.

4.3. Analisis Kurva P - V dan Kurva Q – V

Analisis kurva P – V dan kurva Q–V dilakukan guna mengetahui stabilitas tegangan terhadap beban yang terpasang, analisis kurva P – V dan kurva Q – V dilakukan pada masing-masing panel dengan cara yang sama.

(7)

7

Kurva P – V yang menunjukan hubungan antara besar beban aktif dengan nilai tegangan pada

masing-masing fasa R, S dan T pada panel Pompa Air dapat dilihat pada gambar 4.19.

Gambar 4.19 kurva P – V pada panel Pompa Air

Kurva Q – V yang menunjukan hubungan antara besar beban reaktif dengan nilai tegangan pada

masing-masing fasa R, S dan T pada panel Pompa Air dapat dilihat pada gambar 4.20.

Gambar 4.20 kurva Q – V pada panel Pompa Air

210 215 220 225 230 235 1000 1500 2000 2500 3000 te gan gan ( V ) P (watt) fasa R fasa S fasa T 210 215 220 225 230 235 0 200 400 600 800 1000 1200 teg an gan ( V ) Q (Var) fasa R fasa S fasa T

(8)

8 V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe pada kondisi saat ini dapat diambil kesimpulan bahwa,

1. Kualitas tegangan yang dianalisis dengan menggunakan metode kurva P – V dan kurva Q – V pada tiap-tiap fasa R, S dan T di masing-masing panel distribusi tenaga listrik di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe pada kondisi beban puncak, masih dalam batas yang diijinkan berdasarkan standar IEEE std 446 dan SPLN : 72 tahun 1987 yaitu -13 % atau 191,4 volt, sedangkan kondisi tegangan pada tiap-tiap fasa R, S dan T pada kondisi beban bertambah 25 % dari beban puncak pada tiap-tiap fasanya, rata-rata tegangannya 216,1 volt, drop tegangannya hanya 3,9 volt atau sebesar 1,77 %.

2. Stabilitas tegangan jaringan distribusi sekunder di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe yang ditinjau dari sisi beban, dalam kondisi sangat baik. Hal ini dapat dilihat dengan penambahan beban hingga 25 % dari beban puncak drop tegangan yang

terjadi masih dalam batasan yang diijinkan berdasarkan standar IEEE Std 446 dan SPLN : 72 1987. Hal ini disebabkan karena penggunaan daya listrik di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe tidak melebihi suplai daya yang disalurkan oleh PLN, dimana daya yang suplai sebesar 1000 KVA, sedangkan daya beban di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe sebesar ± 323 KVA.

DAFTAR PUSTAKA

Direksi PT PLN (Persero), Standar

Konstruksi Jaringan Tegangan Rendah Tenaga Listrik ( UI ),

2010

IEEE Std 241. Recommended Practice

for Elecrical Power System in Commercial Buildings.

“Merlin Gerin”, Pengaman Arus Bocor. (PT. Schneider Ometraco, 1997). p.13

Mohamad, Yasin., Analisis stabilitas

tegangan sistem tenaga listrik Jawa Tengah dan DIY.,

Universitas Gajah Mada. Yogyakarta : 2006

(9)

9

Nur Putra, Andi., Dewi, Arfita Yuana.,

Studi Analisa Kestabilan Tegangan Sistem 150 kV Berdasarkan Perubahan Tegangan (Aplikasi PT. PLN Batam)., Institut Teknologi Padang. Padang : 2013

Pangsang, Ontoseno.”Kestabilan Sistem

Tenaga Listrik” Diktat Kuliah

Analisis Sistem Tenaga Listrik 2, Teknik Elektro Fakultas Teknolog iIndustri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 2008.

PUIL 1987. Pasal 312B.p.44

Siemens, Electrical Installation Handbook part 3, 2nd edition, John Wiley & Sons 1987

Stagg, G.W., & El Abiad, A.H.

Computer Methods in Power System Analysis.

McGraw- Hill Kogakusha., New Delhi: 1968.

SPLN : 72 Tahun 1987

Taylor, carson W, , Power System

Stability, Mcgraw-Hill. Inc

International edition, Sinagpore: 1994

Van Harten P., Setiawan E, Ir., Instalasi

Listrik Arus Kuat 3. Binacipta,

Bandung :1992

William D. Stevenson, Jr.. Analisis

Sistem Tenaga listrik. Erlangga, Jakarta:

1990

Zebua, Osea., Penilaian Keamanan

Tegangan Sistem Kelistrikan Wilayah Lampung Dengan Menggunakan Kurva P-V.,

Universitas Lampung. Lampung : 2013

Gambar

Gambar 1. Kurva P-V  2.5.5.  Kurva Q-V
Tabel 4. hasil perhitungan beban pada masing-masing panel
Gambar 4.19 kurva P – V pada panel Pompa Air

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tegangan dengan beban daya listrik yang dibebankan pada genset LPG terhadap besar arus dan putaran mesin pada genset

Berdasarkan hasil analisis yang terdapat dalam tabel 7, dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan yang diberikan oleh Garden Cafe memiliki pengaruh lebih besar

Pada penelitian ini akan dilakukan kajian mengenai penanganan besar harmonisa terhadap peningkatan kualitas daya listrik pada jaringan distribusi kelistrikan pabrik

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tegangan dengan beban daya listrik yang dibebankan pada genset LPG terhadap besar arus dan putaran mesin pada genset

Bertambahnya beban yang bersifat induktif membutuhkan daya reaktif yang besar sehingga sumber (pembangkit listrik) harus mensuplai daya yang lebih besar. Keadaan seperti

Tabel Hasil Uji t Variabel Sig Kualitas Sumber Daya Manusia .000 Pengawasan .016 Sumber: Data diolah, 2021 Tabel diatas memperlihatkan uji t dengan variabel bebas kualitas