1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses perubahan ataupendewasaan manusia, berawal dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak biasamenjadi biasa, dari tidak paham menjadi paham dan sebagainya. Pendidikanitu bisa didapatkan dan dilakukan dimana saja, bisa di lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah, dan yang penting untuk diperhatikan adalahbagaimana memberikan atau mendapat pendidikan dengan baik dan benar,agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Menurut UU No. 20 tahun 2003 jenjang pendidikan formal di Indonesia terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Jenjang pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah yang ditempuh dalam waktu 6 tahun.Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjamin kelangsungan hidup
negara, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan
danmengembangkan potensi yang terdapat pada diri manusia. Seperti tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa maka upaya untuk mencapai tujuan tersebut dengan meningkatkan kualitas pembelajaran pada semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran matematika.
Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang memiliki peranan penting dalam kehidupan. Matematika hampir digunakan di semua bidang kehidupanyang penerapannya dilakukan dalam kehidupan sehari – hari di lingkungan masyarakat yang meliputi jual beli, perhitungan jarak suatu daerah, perhitungan populasi, perhitungan luas dan volume suatu benda, dan sebagainya.
Dalam dunia pendidikan mata pelajaran matematika diberikan pada semua jenjang pendidikan yaitu baik jenjang pendidikan dasar,menengah dan perguruan tinggi.Pada tingkatan dasar, matematika bermanfaat untuk mengembangkan pola
pikir siswa untuk berpikir logis, kritis dan sistematis.Terlebih pada era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa sekarang. Selain itu,pembelajaran matematika dapat melatih kemampuan siswa agar terbiasa memecahkan permasalahan yang ada dikehidupan sehari – hari. Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar (SD) seharusnya diberikan secara bertahap. Menurut Piaget dalam Kamsiyati (2012) mengatakan bahwa “Anak SD yang berumur sekitar 6/7-12 tahun berada pada fase operasional konkret.” Anak pada usia terebut lebih mudah menerima hal-hal yang bersifat konkret. Maka dalam pembelajaranmatematika penanaman konsep sangat penting karena merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan kognitif siswa yang konkret dengan konsep baru yang abstrak. Setelah penanaman konsep tahapan selanjutnya adalah pemahaman konsep.
Pemahaman konsep diperlukan karena untuk menerapkan konsep tersebut diperlukan pemahaman konsep yang benar. Sehingga untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran matematika yaitu agar siswa dapat terampil dalam menerapkan berbagai konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari diperlukan cara atau metode yang benar dan sesuai dengan kemampuan siswa.
Selama ini matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang cukup sulit bagi siswa khususnya anak usia Sekolah Dasar (SD). Sehingga siswa merasa terbebani saat belajar matematika. Kebanyakan siswa lemah dalam matematika, umumnya tidak dapat berhitung dengan baik. Materi dalam mata pelajaran matematika salah satunya adalah materi pecahan. Heruman (2008:43) berpendapat bahwa pecahan adalah sebagian dari sesuatu yang utuh. Kesulitan ini terjadi disebabkan guru terkadang bingung untuk mengilustrasikan pecahan dan siswa juga kesulitan dalam menghitung operasi hitung pecahan yang cukup kompleks. Di kelas V siswa harus memamahami berbagai bentuk operasi hitung. Operasi hitung tersebut seperti penjumlahan, pengurangan,perkalian dan pembagian berbagai bentuk pecahan.Tanpa kemampuan berhitung siswa tidak dapat memecahkan soal-soal dengan kemampuan sendiri sehingga siswa menjadi “lemah” dalam matematika dan sebagai akibatnya, siswa tidak menyukai
matematika. Hal ini akan mempengaruh prestasi siswa dalam mata pelajaran matematika.
Kondisi tersebut juga dialami di SD Negeri Bratan I No.71 Surakarta. Berdasarkan hasil pretes untuk mengukur pemahaman siswa terhadap perkalian dan pembagian pecahan di SD Negeri Bratan I No. 71 Surakarta, dengan hasil pretessiswa kelas V yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebesar 70 hanya 12 siswa (32,4%) yang tuntas kemudian yang tidak tuntas sebanyak 25 siswa (67,5%). Data tersebut menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematika siswa terhadap perkalian dan pembagian pecahan masih rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan siswa masih kesulitan dalam mengubah pecahan campuran kedalam bentuk pecahan biasa, menyederhanakan pecahan dan memahami aturan perkalian dan pembagian pecahan. Selain itu siswa cenderung pasif dan malu bertanya jika terdapat hal-hal yang belum dipahami. Sehingga guru menganggap bahwa siswa telah memahami materi tersebut kemudian melanjutkan ke materi berikutnya.
Hal tersebut didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru kelas V pada tanggal 16 Desember 2015 mengenai permasalahan dalam pembelajaran matematika. Berdasarkan hasil wawancara tersebut diketahui juga bahwa kesulitan siswadalam memahami konsep matematika khususnya materi perkalian dan pembagian pecahan disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah : (1) pembelajaran cenderung berpusat pada guru,
(2)penggunaan media dalam proses pembelajaran kurang maksimal,
(3)konsentrasi siswa kurang sehingga sulit untuk fokus pada pelajaran, (4) hanya beberapa siswa yang aktif bertanya dan (5) kurangnya minat dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran matematika.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seorang guru dituntut untuk lebih inovatif dalam menyampaikan materi, menggunakan model dan metode pembelajaran yang tepat agar konsep dasar matematika dapat dikuasai oleh siswa dengan baik. Inovasi dalam pembelajaran dapat membantu meningkatkan pemahaman konsep materi pelajaran dan dapat membuat siswa lebih tertarik pada materi pelajaran. Dalam memilih model dan metode pembelajaran disesuaikan
dengan materi yang akan disampaikan oleh guru. Terdapat banyak model pembelajaran inovatif dan metode yang dapat digunakan seorang guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Namun tidak semua model dan metode baik diterapkan dalam pencapaian tujuan pembelajaran tertentu.
Selain digunakan model pembelajaran yang sesuai, perlu adanya rencana pembelajaran yang sesuai pula. Rencana pembalajaran yang dirancang dalam penelitian ini terdapat metode dan sumber belajar yang memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan. Metode pembelajaran haruslah membuat perubahan yang positif bagi kegiatan pembelajaran dikelas dan membuat kegiatan pembelajaran lebih efektif sehingga lebih mudah dalam mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran yang dianggap peneliti efektif untuk pemahaman konsep perkalian dan pembagian bilangan pecahan adalah metode Kumon.Metode Kumon adalah metode belajar perseorangan, sehingga dengan metode ini siswa dilatih menyelesaikan soal dengan kemampuannya sendiri. Keunggulan metode dalam penelitian ini dibandingkan dengan metode pembelajaran yang digunakan di sekolah ini khususnya SD Negeri Bratan I No.71 Surakarta adalah kebutuhan siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda dapat ditangani. Untuk memenuhi kebutuhan siswa tersebut dalam pelaksanaan pembelajaran soal laihan yang diberikan kepada siswa diberikan secara bertahap dengan tingkat kesulitan yang meningkat.
Metode pembelajaran akan lebih efektif dan efisien jika menggunakan media yang tepat. Menurut Azhar Arsyad (2014: 74) dalam pemilihan media terdapat beberapa kriteria yang perlu diperhatikan antara lain sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, tepat mendukung isi pelajaran, praktis, keterampilan guru dalam menggunakan media, dan pengelompokan sasaran.
Berdasarkan kriteria pemilihan media di atas, salah satu media yang tepat untuk diterapkan dengan metode Kumon adalah media visual yang diproyeksikan berupa slide Powerpoint. Sri Anitah (2007: 7) berpendapat bahwa Media visual disebut juga media pandang, karena seseorang dapat menghayati media tersebut melalui penglihatannya. Sedangkan media visual yang diproyeksikan yaitu media
visual yang ditampilkan pada layar melalui proyektor. Media visual yang diproyeksikan dipandang tepat digunakan dalam pembelajaran sebagai penunjang pelaksanaan metode kumon agar lebih efektif. Media visual yang berupa slide dalam penerapan metode Kumon digunakan untuk membantu dalam penyampaian materi dan dalam pengoreksian lembar kerja siswa.
Sehingga untuk meningkatkan pemahaman konsep perkalian dan pembagian pecahan akan diterapkan metode Kumon berbantuan media visual. Metode Kumon merupakan metode pembelajaran perseorangan. Dalam proses pembelajaran Metode Kumon siswa belajar sendiri sesuai dengan tingkat
kemampuannya.Penyampaian materi pembelajaran menggunakan slide
powerpoint dan media blok pecahan. Setelah guru selesai menyampaikan materi, siswa mengerjakan Lembar Kerja Siswa yang didesain sedemikian rupa sesuai dengan kemampuan siswa. Siswa belajar dari level yang dapat dikerjakannya dengan mudah dan tanpa kesalahan. Jika ada kesalahan dalam mengerjakan siswa diberi kesempatan untuk membetulkan sendiri sehingga siswa tahu dimana letak kesalahannya saat mengerjakan soal tersebut. Melalui pencapaian target dengan kemampuan sendiri, siswa akan merasakan kegembiraan dan kepuasan dalam dirinya. Selain itu dengan metode Kumon dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa yang mantap karena siswa akan mengerjakan soal – soal latihan yang akan membuat siswa terbiasa dalam mengerjakan soal perkalian dan pembagian pecahan. Siswa juga akan bersemangat dan tertarik pada materi pelajaran karena dalam proses pembelajaran ini siswa akan termotivasi untuk terus dapat melanjutkan ke level yang lebih tinggi.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperlukan perbaikan terhadap pembelajaran matematika. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Pemahaman Konsep Perkalian dan Pembagian Pecahan Melalui Penerapan Metode Kumon Berbantuan Media Visual(KbMV) pada Siswa Kelas V di SD Negeri Bratan I No.71 Surakarta Tahun Ajaran 2015 / 2016.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:“Apakah penerapan metode Kumon berbantuan media visual dapat meningkatkan pemahaman konsep perkalian dan pembagian pecahan padasiswa kelas V SD Negeri Bratan I No.71 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 ?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep perkalian dan pembagian pecahan melalui penerapan metode kumon berbantuan media visual pada siswa kelas V SD Negeri Bratan I No. 71 Surakarta tahun ajaran 2015/2016.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
a. Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam pembelajaran matematika yaitu melalui penerapan metode Kumon berbantuan media visual dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan pemahaman konsep perkalian dan pembagian bilangan pecahan di sekolah dasar demi kemajuan siswa.
b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan masukan bagi penelitian yang sejenis.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa :
1) Metode Kumon dapat meningkatkan minat dan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi perkalian dan pembagian pecahan.
2) Meningkatkan pemahaman konsep perkalian dan pembagian bilangan pecahan melalui metode Kumon berbantuan media visual.
3) Meningkatkan antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika khususnya materi perkalian dan pembagian bilangan pecahan dengan metode Kumon berbantuan media visual.
b. Bagi Guru :
1) Sebagai sarana bagi guru untuk menambah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menerapkanmetode Kumon berbantuan media visual dalam menanamkan konsep, merangsang siswa, dan menciptakan pembelajaran yang baik.
2) Meningkatkan motivasi dan kreativitas guru dalam penerapan metode pembelajaran yang inovatif demi tercapainya tujuan pembelajaran matematika
c. Bagi Sekolah :
1) Meningkatkan perbaikan proses pembelajaran di sekolah terkait pemahaman konsep perkalian dan pembagian bilangan pecahan menggunakan metode Kumon berbantuan media visual.
2) Meningkatkan kualitas pendidikan sekolah yang semakin maju dengan adanya metode Kumon berbantuan media visual.