• Tidak ada hasil yang ditemukan

IKAN BAWAL HITAM (Parastromateus Niger) MAKALAH ICTHYOLOGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IKAN BAWAL HITAM (Parastromateus Niger) MAKALAH ICTHYOLOGI"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

IKAN BAWAL HITAM (Parastromateus Niger)

MAKALAH ICTHYOLOGI

Disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Praktikum (UAP) Ichtyologi

Disusun Oleh:

KELOMPOK KELAS K dan M

Ardiansah Setyo Nugroho 105080100111007 David Fatkhur Rohman 105080613111004 Dimas Galang Prakosa 0810850036

Hafid Cyndia Mufti 105080300111013 Martin Luther Meha 105080313111014 Satrio Budi Utomo 105080300111009

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2011

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikhtiologi berasal dari gabungan dua kata Yunani yaitu “Ichthyes” yang artinya ikan dan “Logos” artinya ilmu. Dengan demikian Ikhtiology adalah suatui ilmu pengetahuan yang mempelajari ikan dengan segala aspek kehidupannya (Buku Diktat Ikhtiology, 1989). Ikan didefenisikan sebagai binatang vertebrata yang berdarah dingin (poikiotherm), hidup dalam lingkungan air, pergerakan dan kesetimbangan badannya terutama menggunakan sirip dan pada umumnya bernafas dengan insang. Secara garis besar ikan yang terdapat di alam tebagi atas dua group yaitu Agnatha (Ikan yang tidak memiliki rahang) dan Gnathostomata (Ikan yang memiliki rahang). Kedua group ikan tersebuat dikelompokkan ke dalam tiga kelas yaitu Kelas Cephalaspidomophi, Condrichthyes, dan Osteichthyes (Buku Penuntun Praktikum Ikthiologi, 2007). Susanto (1994), menyatakan bahwa ikan apabila ditinjau dari morfologinya dapat dibagi menjadi tujuh bagian yaitu bentuk tubuh, bentuk mulut, linnea lateralis, sirip, sungut, sisik, dan ciri-ciri lainnya. Sedangkan bagian tubuh lainnya, ikan dapat dibagi tiga bagian yaitu kepala (caput), badan (truncus), dan ekor (caudal) (Enmygolan, 2010).

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi Ikan Bawal Hitam

(Google image, 2011)

Menurut Wikipedia (2011) klasifikasi ikan Bawal Hitam yaitu : Filum : Kordata Subfilum : Vertebrat Kelas : Pisces Order : Perciformes Famili : Stromatidae Genus : Parastromateus Spesies : Parastromateus niger

(4)

2.1.1 Bentuk Tubuh

Secara morfologi bentuk tubuh ikan Bawal Hitam adalah pipih dengan badan yang panjang sehigga hampir menyerupai bentuk belah ketupat (compressed). Sehingga dapat berenang dalam posisi miring seperti ikan Sebelah (Tatang, 1981).

Compressed adalah Tubuh ikan berbentuk pipih tetapi tidak berbentuk datar, mulai dari kepala sampai batang ekor. Lebar tubuhnya lebih pendek dari tingginya, ikan tersebut berbentuk pipih secar

vertikal (Masjid, 2009).

2.1.2 Ciri2 Khusus ( Sirip tambahan, Letak Mulut, bentuk & tipe ekor, letak & bentuk gigi)

 Letak Mulut

Letak mulut pada ikan Bawal Hitam adalah Sub terminal mulut yang letaknya ada dekat ujung bagian kepala.

 Bentuk dan tipe ekor • Bentuk ekornya Emarginate

• Tipe Ekornya Homocercal adalah merupakan bentuk pinna caudalis yang berlekuk atau tidak dan ditunjang oleh jari-jari sirip

ekor (Dwi, 2011).

 Bentuk gigi

Bentuk gigi pada ikan Bawal Hitam adalah Molariform yang mempunyai permukaan rata digunakan untuk menumbuk dan menggerus (Fpik, 2011).

(5)

2.2 Sistem integumen ( kulit dan derivatnya )

Sistem integumen pada ikan adalah kulit dan derivat integumen. Kulit merupakan lapisan penutup tubuh yang terdiri dari dua lapisan, yaitu epidermis pada lapisan terluar dan dermis pada lapisan dalam. Derivat integumen merupakan suatu struktur yang secara embryogenetik berasal dari salah satu atau kedua lapisan kulit yang sebenarnya (Dwi, 2011).

Sistem integument / sistem penutup tubuh (covering) adalah suatu sistem penyusun tubuh suatu makhluk hidup yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar. Fungsinya antara lain sebagai pelindung, penerima rangsang dari luar/eksteroreseptor, respirasi, ekskresi, termoregulasi dan osmoregulasi / homeostatis.

Menurut Radit (2011), sistem Integumen merupakan bagian terluar dari ikan sebagai sistem pembalut tubuh. Salah satu yang biasa kita kenal adalah sisik. Sisik merupakan derivat dari lapisan dermis. Lapisan epidermis adalah lapisan terluar dari ikan. Sementara lapisan paling dalam adalah dermis. Epidermis selalu basah karena adanya lendir yang dihasilkan oleh sel-sel yang berbentuk piala yang terdapat di seluruh permukaan tubuh ikan. Lendir berfungsi untuk mengurangi gesekan dengan air supaya ikan dapat berenang lebih cepat,sebagai penutup luka,dan pencegah infeksi. Ada yang memanfaatkan lendir untuk menghindari diri dari kekeringan contohnya pada ikan African lungfish.

Berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung di dalamnya, sisik ikan dibagi menjadi 5 jenis. Yaitu placoid pada ikan bertulang rawan, cosmoid yang hanya ada pada ikan fosil dan ikan primitif, ganoid yang biasa ditemukan pada Garfish atau paddle fish, cycloid dan ctenoid. Bentuk sisik dari ikan Bawal Hitam adalah cycloid.

(6)

2.3 Linea Lateralis dan Linea transversalis

2.3.1 Linea Lateralis

Linealateralis adalah garis yang dibentuk oleh pori-pori, sehingga LL ini terdapat baik pada ikan yang bersisik maupun ikan yang tidak bersisik. Pada ikan yang tidak bersisik LL terbentuk oleh pori-pori yang terdapat pada kulitnya, sedangkan pada ikan yang bersisik LL terbentuk oleh sisik yang berpori. Pada umumnya ikan mempunyai satu buah garis LL, namun demikian adapula ikan yan mempunyai beberapa buah LL. LL ini berfungsi LL untuk mendeteksi keadaan linkungan, terutama kualitas air dan juga berperan dalam proses osmoregulasi (Ghazali, 2011).

Linea lateralis merupakan salah satu bagian tubuh ikan yang dapat dilihat secara langsung sebagai garis yang gelap di sepanjang kedua sisi tubuh ikan mulai dari posterior operculum sampai pangkal ekor (peduncle). Pada linea lateralis terdapat lubang-lubang yang berfungsi untuk menghubungkan kondisi luar tubuh dengan sistem canal yang menampung sel-sel sensori dan pembuluh syaraf. Linea lateralis sangat penting keberadaannya sebagai organ sensori ikan yang dapat mendeteksi perubahan gelombang air dan listrik. Selain itu, linea lateralis juga juga berfungsi sebagai echo-location yang membantu ikan untuk mengidentifikasi lingkungan sekitamya (Dwi, 2011).

(7)

2.3.2 Linea transversalis

Penghitungan linear transversalis dimulai dari ujung anterior dorsal dan berakhir di linear lateralis dan ditambah dengan perhitungannya yakni dari linear lateralis tersebut dijumlah sisik ikan dan berakhir di anterior sirip anal.

(8)

2.4 Hasil Pengukuran Morfometrik

No. Bagian Yang Di Ukur Satuan Cm

1. TL (Total Lenght) 16

2. FL (Forked Length) 14

3. SL (Standard Length) 12,5

4. PreDL (Pre Dorsal Length) 4

5. OrbL (Orbital Length) 1

6. EyeL (Eye Length) 0,5

7. CpedL (Caudal Peduncle Length) 0,5

8. Panjang Rahang Atas 1

9. Panjang Rahang Bawah 1

10. HdL (Head Length) 4,5

11. SntL (Snout Length) 1,5

12. Post Orbital Length 2,5

13. Tinggi Kepala 4,5

14. Tinggi Badan 9

15. Tinggi Pipi 2

16. Tinggi Bawah Mata 1

17. Tebal Kepala / Badan 2

18. Panjang Dasar Sirip D / A 9 / 8 19. Tinggi Sirip D / A 3,5 / 3

(9)

2.5 Sistem Pencernaan dan Gambar 2.5.1 Gambar Sistem Pencernaan

(Google image, 2011) 2.5.2 Sistem pencernaan

Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakan serta banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang.

Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang insang, dan bila tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Dari kerongkongan makanan di dorong masuk ke lambung, lambung pada umum-nya membesar, tidak jelas batasnya dengan usus. Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk memperluas bidang penyerapan makanan. Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus (Ensiklofauna, 2011).

(10)

Menurut Zaldi (2010), saluran pencernaan mulai dari muka ke belakang, saluran pencernaan tersebut terdiri dari mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus.

2.6 Urogenitalia dan Gambar 2.6.1 Gambar Urogenitalia

(Google image, 2011) 2.6.2 Urogenitalia

Sistem ini akan nampak dengan cara mengangkat bagian-bagian pada sistem digestoria. Bagian-bagian yang nampak adalah berupa organ genital seperti gonat, sinus urogenitalis dan porus urogenitalis (Lina, 2009).

System urogenitalia. Bagian ventral terdapat anus, dan lubang urogenital. Cyprinus carpio betina memiliki satu lubang urogenital, namun jantung lubangnya terpisah antara lubang geniotal dengan lubang urinnya. Terdapat siripnya bersinar/mengkilap dengan dilapisi membrane yang licin, sirip berfungsi menjaga kesetabilan ikan dan mengatur

(11)

2.7 Sistem Syaraf ( Otak ) Pada Ikan dan Gambar 2.7.1 Gambar otak ikan

(Google image, 2011)

2.7.2 Sistem syaraf ( Otak )

Sistem saraf dibagi menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf periferi. Sistem saraf pusat terdiri otak dan medulla spinalis. Sistem saraf periferi terdiri dari saraf cranial dan spinal beserta cabang-cabangnya. Sistem saraf otonom merupakan bagian dari sistem perifera, mempengaruhi otot polos dan kelenjar (Renta, 2008).

Bagian-bagian otak ikan yaitu medulla spinalis (sumsum tulang belakang), medula oblongata, cerebellum (otak kecil), mesecephalon ( lobus opticus) sebagai tonjolan yang bulat, epiphyse (kelenjar), cerebrum di depannya terdapat lobusol foktorices yang memberi syaraf ke hidung yaitu nevus olfaktorious (Surahdi, 2011).

(12)

2.8 Bagian-bagian dari insang dan gambar 2.8.1 Gambar bagian-bagian insang

(Google image, 2011) 2.8.2 Bagian-bagian insang

Insang merupakan alat pernafasan ikan. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen yang banyak mengandung lamela (lapisan tipis). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang mengandung kapiler sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran gas O2 dan CO2.

• Inspirasi : O2 dari air masuk ke dalam insang yang kemudian diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan tubuh.

• Ekspirasi : CO2 dari jaringan bersama darah menuju ke insang dan selanjutnya dikeluarkan dari tubuh.

Ikan yang hidup di tempat berlumpur mempunyai labirin yang merupakan perluasan insang berbentuk lipatan berongga tidak teratur. Labirin berfungsi untuk menyimpan cadangan oksigen sehingga ikan tahan pada kondisi kekurangan oksigen. Misal pada ikan lele dan ikan gabus. Bagian-bagian insang adalah gill filament, gill arch dan

(13)

2.9 Sistem Peredaran Darah ( Jantung ) dan gambar 2.9.1 Gambar jantung

(Google image, 2011)

2.9.2 Sistem Peredaran Darah ( Jantung )

Jantung pada ikan terdiri atas 4 ruang, dengan 2 ruang utama yang terletak berurutan. SINUS VENOSUS, merupakan ruang jantung pertama yang paling belakang, sebagai ruang penerima pertama darah dari seluruh tubuh. Didepannya dinamakan ATRIUM, sebagai ruang jantung kedua dengan dinding lebih tebal dari sinus venosus dan mempunyai katup pada bagian depannya untuk menjaga agar darah yang sudah keluar dari ruang tersebut tidak kembali. Ruang ini berfungsi sebagai ruang penampungan / tandon. Ruang jantung ketiga adalah VENTRICLE, berdinding paling tebal dan kuat yang selalu berdenyut memompa darah ke seluruh tubuh. Mempunyai katup di depannya untuk mencegah darah yang telah dipompakan tidak kembali. Ruang jantung keempat terletak didepan ventricle, pada ikan Lamprey dan Teleostei, ruang ini berdinding tebal dan disebut BULBUS ARTERIOSIS. Sedangkan pada Elasmobranchi ruang ini berdinding tipis yang disebut CORPUS ARTERIOSUS. Didalamnya terdapat beberapa katup yang berfungsi untuk mencegah sama sekali darah yang telah dipompakan kembali ke ventricle (Alx, 2011).

Darah dipompa dari ventrikel melalui konus arteriosus ke insang. Konus arteriosus seperti aorta pada spesies lain. Di insang, darah menerima

(14)

oksigen dan menghilangkan karbon dioksida. Darah kemudian pindah ke organ-organ tubuh, di mana nutrisi, gas, dan limbah dipertukarkan. Tidak ada pembagian sirkulasi antara insang dan tubuh. Artinya, darah perjalanan dari jantung ke insang, dan kemudian langsung ke tubuh sebelum kembali ke atrium melalui sinus venosus untuk diedarkan lagi. Tingkat jantung jatuh ikan dalam berbagai 60-240 denyut per menit, tergantung pada spesies dan suhu air. Detak jantung ikan akan lebih lambat pada suhu yang lebih

rendah (Peteducation, 2011).

2.10 Sistem rangka dan gambar 2.10.1 Gambar Sistem Rangka

(Google image, 2011) 2.10.2 Sistem rangka ikan

Menurut Ehariani (2011) sistem rangka (tulang) adalah tempat melekatnya otot, perlindungan organ-organ dalam, dan penegak tubuh. Adapun fungsi system rangka pada ikan yaitu menegakkan tubuh, menunjang/menyokong organ-organ tubuh, melindungi organ tubuh, dan

(15)

membantu pembentukan butir darah merah, system rangka pada ikan terdiri dari : tulang rawan, jaringan pengikat, sisik (squama), komponen-komponen gigi, jari-jari sirip, dan penyokong sel pada system saraf.

Berdasarkan letak dan fungsinya rangka ikan dapat dibedakan menjadi : 1. Rangka axial : yang mencakup tulang tengkorak, tulang

punggung dan tulang rusuk

2. Rangka visceral : meliputi semua bagian tulang lengkung insang dan derivatnya.

3. Rangka appendicular: meliputi sirip dengan pelekat- pelekatnya. Secara tidak langsung, bentuk rangka menentukan bentuk tubuh ikan yang beraneka ragam. Bentuk tubuh ikan merupakan interaksi antara sistem rangka dengan sistem otot serta evolusi dalam adaptasi kedua sistem tersebut terhadap lingkungannya. Rangka yang menjadi penegak tubuh ikan terdiri dari tulang rawan dan atau tulang sejati (Agriefishery, 2010).

Menurut Agriefishery ( 2010) Sistem Rangka pada Ikan terdiri dari: a. Tulang rawan

b. Jaringan pengikat c. Sisik (squama)

d. Komponen – komponen gigi e. Jari – jari sirip

(16)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:  Secara morfologi bentuk tubuh ikan Bawal Hitam adalah pipih dengan badan

yang panjang sehigga hampir menyerupai bentuk belah ketupat (compressed).

 Letak mulut pada ikan Bawal Hitam adalah Sub terminal mulut yang letaknya ada dekat ujung bagian kepala.

 Bentuk ekornya Emarginate dan tipe Ekornya Homocercal yang merupakan bentuk pinna caudalis yang berlekuk atau tidak dan ditunjang oleh jari-jari sirip ekor.

 Bentuk gigi pada ikan Bawal Hitam adalah Molariform yang mempunyai permukaan rata digunakan untuk menumbuk dan menggerus.

 Saluran pencernaan pada ikan yaitu dimulai dari mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum, kloaka dan anus.

 Organ urogenitalia pada ikan yaitu terdiri dari dua diantaranya untuk betina disebut ovary dan untuk jantan disebut testis.

 Sistem integument / sistem penutup tubuh (covering) adalah suatu sistem penyusun tubuh suatu makhluk hidup yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar.

 Linea lateralis merupakan salah satu bagian tubuh ikan yang dapat dilihat secara langsung sebagai garis yang gelap di sepanjang kedua sisi tubuh ikan mulai dari posterior operculum sampai pangkal ekor (peduncle).

 Insang merupakan alat pernafasan ikan. Bagian-bagian insang adalah gill filament, gill arch dan gill rakers

 Alat peredaran darah ikan terdiri atas jantung dan sinus venosus. Jantung ikan terdiri ata dua ruangan, atrium dan ventrikel dan terletak di belakang insang. Sinus venosus adalah struktur penghubung berupa rongga yang menerima darah dari vena dan terbuka di ruang depan jantung.

(17)

 Menurut Agriefishery ( 2010) Sistem Rangka pada Ikan terdiri dari: a. Tulang rawan

b. Jaringan pengikat c. Sisik (squama)

d. Komponen – komponen gigi e. Jari – jari sirip

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Agriefishery, 2010. SISTEM RANGKA IKAN.

http://zonaikan.wordpress.com/2010/02/14/sistem-rangka-ikan/ Diakses tanggal 24 April 2011, pukul 19.15 WIB.

Alx, 2011. SISTEM PEREDARAN DARAH .

http://alx-fransblog.blogspot.com/2009/05/jantung-ikan.html Diakses tanggal 24 April 2011, pukul 19.15 WIB.

Dwi, 2011. LINEA LATERALIS. http://dwiciplux.wordpress.com/ Diakses tanggal 24 April 2011, pukul 19.15 WIB.

Ehariani, 2011. SISTEM RANGKA IKAN.

http://www.scribd.com/doc/38216077/tugas-ikhtiologi Diakses tanggal 24 April 2011, pukul 19.15 WIB.

Ensiklofauna, 2011. SISTEM PENCERNAAN.

http://ensiklofauna.net46.net/?q=node/17 Diakses tanggal 24 April 2011, pukul 19.15 WIB.

Fpik, 2011. BENTUK GIGI. http://fpik.bunghatta.ac.id/request.php?70 Diakses tanggal 24 April 2011, pukul 19.15 WIB.

Ghazali, 2011. LINEA LATERALIS. http://lulukalghazali.blogspot.com/ Diakses tanggal 24 April 2011, pukul 19.15 WIB.

Lina, 2009. UROGENITALIA. http://linc32bio.blogspot.com/2009/07/Praktikum-ikan mas-cyprinus.html. Diakses pada tanggal 24 April 2011, pukul

19.15 WIB.

Lytle, 2005. UROGENITALIA. http://jepun-chan.blogspot.com/ Diakses pada tanggal 24 April 2011, pukul 19.15 WIB.

Masjid, 2009. BENTUK TUBUH.

http://acehasokaya.blogspot.com/2009/07/anatomi-ikan.html Diakses tanggal 24 April 2011, pukul 19.15 WIB.

(19)

http://www.peteducation.com/article.cfm?c=16+2160&aid=2951 Diakses tanggal 24 April 2011, pukul 19.15 WIB.

Radit 2011, SISTEM INTEGUMEN. http://Sistem-Integumen-Pada-Ikan.Share-The Aquaria-World.htm. Diakses pada tanggal 15 Mei 2011,

pukul 08.00 WIB.

Renta, Iskandar, 2008. SISTEM SARAF. Makassar: unhas press. Tatang, 1981. BENTUK TUBUH.

http://aquaculture09.blogspot.com/2010/04/literatur-ikan-bawal

hitamstromateus.html Diakses tanggal 24 April 2011, pukul 19.15 WIB. Wikipedia, 2001.KLASIFIKASI IKAN. http://ms.wikipedia.org/wiki/Ikan_Bawal_Hitam.

Diakses pada tanggal 24 April 2011, puku 19.15 WIB.

Zaldi, 2010. SISTEM PENCERNAAN. http://Sistem-Pencernaan-Ikan.htm. Diakses pada tanggal 15 Mei 2011 pukul 08.00 WIB.

Referensi

Dokumen terkait