• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN METODE INSAR DIFERENSIAL UNTUK PEMANTAUAN DEFORMASI ERUPSI GUNUNG MERAPI PADA TAHUN 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN METODE INSAR DIFERENSIAL UNTUK PEMANTAUAN DEFORMASI ERUPSI GUNUNG MERAPI PADA TAHUN 2010"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGGUNAAN METODE INSAR DIFERENSIAL UNTUK

PEMANTAUAN DEFORMASI ERUPSI GUNUNG MERAPI PADA TAHUN

2010

TUGAS AKHIR atau SKRIPSI

Karya ilmiah yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNIK

Pada Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika

Oleh

Herman Maraden

15108091

PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2012

(2)

2

LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Akhir Sarjana

PENGGUNAAN METODE INSAR DIFERENSIAL UNTUK

PEMANTAUAN DEFORMASI ERUPSI GUNUNG MERAPI PADA TAHUN

2010

Adalah benar dibuat saya sendiri dan belum pernah dibuat dan diserahkan sebelumnya, baik

sebagian ataupun seluruhnya, baik oleh saya ataupun orang lain, baik di ITB maupun di instusi

pendidikan lainnya.

Bandung, Oktober 2012

Penulis,

Herman Maraden

NIM. 15108091

Diperiksa dan disetujui oleh

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Dina Anggreni Sarsito,M.T

NIP. 19700512 199512 2 001 NIP. AA132710

Teguh Purnama Sidiq, S.T, M.T

Disahkan oleh

Ketua Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika ITB

Fakultas Ilum dan Teknologi Kebumian

Institut Teknologi Bandung

NIP. 19600702 198810 1 001

Dr. Ir. Kosasih Prijatna, M.Sc.

(3)

i

PRAKATA

Segala puji dan syukur penuliskan ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala

nikmat dan karunia yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir

ini. Tugas Akhir ini berjudul “

Penggunaan Metode Insar Diferensial Untuk Pemantauan

Deformasi Erupsi Gunung Merapi Pada Tahun 2010

”. Tugas Akhir ini disusun sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Teknik Geodesi dan

Geomatika, Institut Teknologi Bandung.

Teknologi InSAR merupakan salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk melakukan

pemantauan deformasi. Data yang digunakan pada Tugas Akhir ini adalah data satelit

ALOS-PALSAR dari tahun 2009 hingga 2011 dan juga data titik ketinggian DEM (Digital

Elevation Model) berupa DEM Global SRTM 3” serta DEM RBI Badan Informasi

Geospasial. Pada Tugas Akhir ini digunakan metoda dual pass differential InSAR yang

menggunakan DEM Global SRTM 3” serta DEM yang diturunkan dari interferogram untuk

mendapatkan peta deformasi. Peta deformasi ini dapat digunakan untuk menganalisis

deformasi yang terjadi pada Gunung Merapi khususnya pada saat erupsi yang terjadi pada

tahun 2010.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik

dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Akhir kata semoga

Tugas Akhir ini bermanfaat untuk kita semua.

Melalui prakata ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Tuhan Maha Esa yang telah menyertai saya dalam menghadapi segala permasalahan

yang ada baik dalam penyusunan Tugas Akhir ini maupun permasalahan lainnya

dalam kehidupan.

2. Orang tua serta keluarga yang selalu memberikan dukungan agar saya dapat

menyelesaikan berbagai tuntutan hidup yang saya alami termasuk Tugas Akhir ini.

3. Dr. Ir. Dina Anggreni Sarsito, MT., sebagai pembimbing I Tugas Akhir ini yang

selalu memberikan bimbingan dan saran untuk memudahkan saya dalam

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

(4)

ii

4. Teguh Purnama Sidiq, ST., MT., sebagai pembimbing II Tugas Akhir ini yang telah

mengajarkan saya berbagai hal untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Dosen wali Wiwin Windupranata yang membimbing saya dalam perkuliahan.

6. Ketua Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika ITB, Dr.Ir.Kosasih

Priyatna,M.Sc.

7. Ketua Kelompok Keahlian Geodesi ITB, Prof.Dr.Hasanuddin Z. Abidin, M.Sc.

8. Dosen-dosen penguji yang baik, Pak Irwan Blake, Pak Yayas dan Bu Estu.

9. Dosen-dosen serta staf pengajar Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika ITB.

Terima kasih untuk semua ilmu yang telah diberikan.

10. Seluruh staf Tata Usaha Pak Dudung, Pak Dadang, Pak Dudi dan Bu Siti Perpus GD

serta Pak Jaja.

11. Indra ST., yang telah banyak sekali memberikan bimbing dan bantuan kepada saya

walaupun ditengah kesibukan pekerjaannya. Terima kasih bang.

12. Semua orang yang telah membantu penulis yang tidak bisa dituliskan satu persatu.

Terima kasih.

Bandung, Oktober 2012

(5)

iii

ABSTRAK

Gunung Merapi merupakan salah satu gunung api di dunia yang memiliki tingkat

kepentingan yang tinggi untuk dilakukan penelitian. Hal ini dikarenakan kedekatan lokasi

gunung api tersebut dengan peradaban manusia sehingga dapat membahayakan apabila

terjadi erupsi dan sebagainya. Oleh karena itu diperlukan pengamatan aktifitas Gunung

Merapi untuk mereduksi bahaya jika terjadi bencana. Pengamatan deformasi ini dapat

dilakukan dengan metode Interferometry Synthetic Aperture Radar (InSAR).

InSAR merupakan salah satu metode untuk mempelajari deformasi gunung api yang saat ini

banyak digunakan. Metode ini menggunakan beda fase antara dua citra satelit SAR sehingga

terbentuk interferogram yang memiliki informasi topografi permukaan Bumi, kelengkungan

permukaan Bumi, deformasi, gangguan (noise), atmosfer dan orbit. Informasi deformasi

diperoleh dengan cara mereduksi semua informasi selain deformasi pada interferogram. DEM

Global SRTM 3” digunakan untuk mengeliminasi efek topografi dalam interferogram melalui

serangkaian proses diferensial InSAR. Pada penelitian ini, interferogram yang terbentuk dari

beberapa pasang data ALOS PALSAR digunakan untuk membentuk DEM dengan resolusi

yang lebih baik dari DEM Global SRTM 3”. Data ini kemudian digunakan sebagai

pembanding pada proses DInSAR. Hasil perbandingan tersebut menunjukkan bahwa peta

deformasi yang didapatkan dengan menggunakan DEM yang diturunkan dari SAR dan DEM

Global SRTM 3” menghasilkan pola deformasi yang sama namun memiliki resolusi serta

ketelitian yang berbeda. Selain itu juga didapatkan bahwa adanya inflasi yang terjadi pada

Gunung Merapi sebelum terjadinya erupsi dan setelah erupsi masih terdapatnya inflasi yang

relatif lebih rendah dibandingkan sebelum terjadinya erupsi.

(6)

iv

ABSTRACT

Mount Merapi is one of volcano in the world that have high importance to be researched. It

is caused by the volcano location adjacent with human civilitation that can be dangerous if

the volcano erupt or other activity occure. Therefore mount Merapi observation is needed to

reduce hazard caused by disaster. The deformation observation can be done with InSAR

(Interferometric Synthetic Aperture Radar) method.

InSAR is one of metodes to understanding deformation that used in some volcano

deformation research. With this method there is using of fase differential from two SAR

satelite image thus make interferogram that has topography of Earth, curvature of Earth,

deformation, noise, atmosfer effect and orbit effect information. Deformation informaton can

be obtained by reducing all of information in the interferogram except deformation

information. Global DEM SRTM 3” is used in this researched to reduce topography efect

with some series of DInSAR process. In this research, interferogram made from some pair of

ALOS PALSAR to make DEM with better resolution than Global DEM SRTM 3”. This data

would be used as comparison in DInSAR process. Result of comparison indicate that

deformation map that obtained by using DEM made from SAR and Global DEM SRTM 3”

has same deformation pattern but has different resolution and accuracy. Also from this

research, there was inflation that occure in Mount Merapi before eruption and after eruption,

inflation still ocured on Mount Merapi with lower activity than inflation before eruption.

Key word : InSAR, Deformation, DEM, Volcano, Merapi

(7)

v

DAFTAR ISI

PRAKATA ... i ABSTRAK ... iii ABSTRACT ... iv DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat ... 3

1.3 Ruang Lingkup ... 3

1.4 Metodologi Penelitian ... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... 5

BAB 2 DASAR TEORI ... 6

2.1 Gunung Merapi ... 6

2.3 Satelit ALOS PALSAR ... 15

2.4 RADAR ... 16

2.4.1 Geometri Pencitraan RADAR ... 19

2.4.2 Resolusi RADAR ... 19

2.4.3 Polarisasi ... 22

2.4.4 Distorsi RADAR ... 23

2.5 SAR (Synthetic Aperture RADAR) ... 24

2.6 InSAR (Interferometry Synthetic Aperture RADAR) ... 25

2.6.1 Multipass InSAR ... 27

2.6.2 Koherensi ... 28

2.6.3 Keterbatasan Pada InSAR ... 29

2.5.4 Proses Pembuatan SLC (Single Look Complex) ... 32

(8)

vi

2.7 Differential InSAR ... 35

2.7.1 Dual Pass DInSAR ... 35

2.7.2 Three Pass DInSAR ... 36

2.7.3 Four Pass DInSAR ... 36

BAB 3 PENGOLAHAN DATA ... 38

3.1 Diagram Alir Pengolahan Data ... 38

3.2 Data Yang Digunakan ... 38

3.2.1 Data untuk pembuatan InSAR ... 38

3.2.2 Data DEM Global SRTM 3” ... 39

3.2.3 Data Titik Ketinggian DEM RBI Badan Informasi Geospasial ... 40

3.3 Perangkat Lunak GAMMA ... 41

3.4 Pengolahan Data ... 42

3.4.1 Pengolahan Data DEM SRTM 3” Global ... 42

3.4.2 Pengolahan Data RAW menjadi SLC ... 43

3.4.3 Pengolahan Data SLC Hingga Menjadi Interferogram serta DEM Simulasi dari Interferogram ... 45

3.4.4 Pengolahan Interferogram Hingga Menjadi DEM SAR ... 51

3.4.4.1 Proses Penghilangan Kelengkungan Bumi ... 52

3.4.5 Pengolahan Interferogram Hingga Menjadi Peta Deformasi ... 55

BAB 4 ANALISIS ... 60

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Saran ... 74

(9)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Lokasi Gunung Merapi serta Beberapa Gunung Api di Indonesia

[http://dreamindonesia.files.wordpress.com] ... 2

Gambar 1.2 Skematik keseluruhan penelitian ... 4

Gambar 2.1 Gunung Merapi [http://www.wikipedia.org]... 6

Gambar 2.2 Prinsip Kerja RADAR[http://earth.esa.int] ... 16

Gambar 2.3 Pengaruh Panjang Gelombang Terhadap Penetrasi [Lusch, 1999]... 17

Gambar 2.4 Geometri Pencitraan RADAR [Lusch, 1999] ... 19

Gambar 2.5 RADAR Range dan Azimuth Resolution [Lusch, 1999] ... 21

Gambar 2.6 Sinyal Pantul Yang Diterima Oleh RADAR[Warren, 2007] ... 22

Gambar 2.7 Polarisasi [Lusch, 1999] ... 22

Gambar 2.8 Distorsi RADAR [Tomiyama, 2010] ... 23

Gambar 2.9 Synthetic Antenna [http://www.csr.utexas.edu/projects/rs/whatissar/sar.html] ... 25

Gambar 2.10Phase Acquisition [Esfahany, 2008] ... 26

Gambar 2.11 Interferometry Synthetic Aperture RADAR [Warren, 2007] ... 26

Gambar 2.12 Multipass Interferometry [Indra , 2010] ... 28

Gambar 2.13 Dual Pass DInSAR[Sacristán, 2004] ... 36

Gambar 2.14 Three Pass DInSAR [Sacristán, 2004] ... 37

Gambar 3.1 Proses keseluruhan pengolahan data ... 38

Gambar 3.2 DEM Global SRTM 3”... 40

Gambar 3.3 Titik Ketinggian DEM RBI BIG ... 41

Gambar 3.4 DEM hasi proses geocoding dalam slant range dan telah menjadi interferogram simulasi (kiri : didapatkan dari DEM Global SRTM 3” , kanan : didapatkan dari DEM yang diturunkan dari data SAR) ... 43

Gambar 3.5 Proses pembuatan SLC ... 44

Gambar 3.6 Proses pembuatan interferogram serta data baseline orbit ... 45

Gambar 3.7 SLC dari data RAW 13 Juni 2009 ... 46

Gambar 3.8 Gambar interferogram hasil pasangan SLC 20090613 dan 20091029 ... 48

Gambar 3.9 Proses pembuatan DEM yang diturunkan dari SAR ... 51

Gambar 3.10 Hasil masking corelation raster interferogram ... 52

Gambar 3.11 Interferogram yang telah dihilangkan kelengkungan Bumi (20090613_20091029) ... 52

(10)

viii Gambar 3.13 Interferogram yang telah dihilangkan kelengkungan Bumi dan telah difilter dari noise

(20090613_20091029) ... 54 Gambar 3.14 Interferogram yang telah di-unwrapping (20100616_20100916) ... 54 Gambar 3.15 Proses pembuatan peta deformasi ... 56 Gambar 3.16 Peta deformasi hasil dengan menggunakan DEM yang diturunkan dari interferogram . 58 Gambar 3.17 Peta deformasi hasil dengan menggunakan DEM Global SRTM 3” ... 59 Gambar 4.1 Interferogram yang dihasilkan dari pasangan 20090126_20090613 memiliki kualitas

buruk ... 60 Gambar 4.2 Peta deformasi vertikal 20090613_20091029 dengan menggunakan DEM Global SRTM

3” dengan baseline sekitar 43 m ... 61 Gambar 4.3 Peta deformasi vertikal 20100129_20100616 dengan menggunakan DEM Global SRTM

3” dengan baseline sekitar -498 m... 62 Gambar 4.4 DEM yang diturunkan dari data SAR (kiri atas : 20090613_20091029, kanan atas :

20091029_20091214, kiri bawah : 20090616_20090916 dan kanan bawah :

20090916_20101101) dalam sistem koordinat slant range ... 63 Gambar 4.7 Gambar MLI 13 Juni 2009 Gunung Merapi serta peta deformasi menggunakan DEM

Global SRTM 3” pada sebelum terjadinya erupsi... 66 Gambar 4.8 Gambar MLI 16 September 2010 Gunung Merapi serta peta deformasi menggunakan

DEM Global SRTM 3” pada selang saat terjadinya erupsi ... 66 Gambar 4.9 Gambar MLI 1 November 2010 Gunung Merapi serta peta deformasi menggunakan DEM

Global SRTM 3” pada saat sesudah terjadinya erupsi ... 67 Gambar 4.10 Gambar MLI 13 Juni 2009 Gunung Merapi serta peta deformasi menggunakan DEM

dari interferogram pada sebelum terjadinya erupsi ... 69 Gambar 4.11 Gambar MLI 16 September 2010 Gunung Merapi serta peta deformasi menggunakan

DEM dari interferogram pada selang saat terjadinya erupsi ... 69 Gambar 4.13 Gambar MLI 1 November 2010 Gunung Merapi serta peta deformasi menggunakan

DEM dari interferogram pada saat sesudah terjadinya erupsi ... 70 Gambar 4.14 Aktifitas yang terjadi serta pola deformasi berdasarkan hasil pengolahan data SAR... 71

(11)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Informasi Aktivitas Merapi ... 8

Tabel 2.2 Panjang Gelombang dan Frekuensi Masing-Masing Band ... 18

Tabel 3.1 Data-data SAR yang digunakan ... 39

Tabel 3.2 Nilai pencarian korelasi ... 47

Referensi

Dokumen terkait

Dalam festival yang diselenggarakan oleh SMAN 3 Purworejo itu group Nasyid Saka Kustik SMK Kesehatan Purworejo menjadi juara dalam kategori nasyid musik.. Kepala SMK Kesehatan

Dari hasil pengukuran diketahui adanya kegiatan-kegiatan nonproduktif yang terjadi sebagai akibat dari aktivitas perulangan di stasiun lain, seperti berjalan ke stasiun

Sedangkan pandangan ketiga yang dikenal attained curriculum adalah kurikulum yang tercermin dalam belajar yang dicapai siswa baik yang bersifat kognitif,

Ada pandangan yang kuat di kalangan para pendidik radikal bahwa pendidikan dan penyelenggaraan proses belajar mengajar—di antaranya dalam bentuk pelatihan—, pada dasarnya

Sementara itu ada pandangan yang kuat dari pendidik radikal, bahwa pembelajaran pada dasarnya tidak pernah terbebas dari kepentingan politik ataupun terbebas demi

Jika mentalitas bangsa Indonesia yang diinginkan adalah mentalitas baru yang religius, produktif, hemat, memiliki rasa kebangsaan tinggi, mengenal lingkungan, gemar membaca,

Kekawatiran produsen yang terjadi akibat kondisi persaingan yang makin ketat dan beragamnya merek produk yang ditawarkan, dan di satu sisi yang lain konsumen tidak mampu

Pranatacara merupakan pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus karena orang yang melakukan pekerjaan tersebut biasanya memahami dengan benar susunan suatu acara