• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Pelatihan Budidaya dan Pasca Panen Rebung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Modul Pelatihan Budidaya dan Pasca Panen Rebung"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Modul Pelatihan

Budidaya dan Pasca Panen Rebung

Pusat Studi Ketahanan Pangan

Universitas Udayana

2012

TROPICAL PLANT CURRICULUM PROJECT

Pande Ketut Diah Kencana Nyoman Semadi Antara

(2)

DISCLAIMER

This publicati on is made possible by the generous support of the American people through the United States Agency for Internati onal Development (USAID). The contents are the responsibility of Texas A&M University and Udayana University as the USAID Tropical Plant Curriculum Project partners and do not necessarily refl ect the views of USAID or the United States Government.

(3)

PEDAHULUAN

Bambu merupakan tumbuhan bernilai ekonomi tinggi, dan pemakaiannya sangat luas, baik untuk keperluan sehari-hari maupun untuk hasil-hasil lain untuk diperdagangkan. Bambu termasuk dalam anak suku Bambusoideae dalam suku Poaceae atau Gramineae atau suku rumput-rumputan. Bambu mudah sekali dibedakan dengan tumbuhan lainnya karena tumbuhnya merumpun, batangnya bulat, berlubang dan beruas-ruas, percabangan kompleks, setiap daun bertangkai. Masalah yang dihadapi dalam pemanfaatan bambu adalah belum merupakan prioritas Ilmu pengetahuan dan teknologi. Keterbatasan informasi, terutama keterbatasan peneliti dan kegiatan penelitian serta keterbatasan modal.

Bambu digolongkan hasil hutan non kayu, ditanam hanya 1 (satu) kali, kemudian dilakukan tebang pilih dan pemeliharaan terus menerus. Apabila dipelihara dengan baik bambu dapat bertahan hidup sampai ± 100 th, tahan terhadap hama penyakit. Bambu sudah sangat akrab dengan kehidupan masyarakat, dan dikenal sebagai tanaman ajaib karena fungsinya yang multiguna, mulai dari pemenuhan bahan perumahan, sandang dan juga pangan, serta dapat menjaga keseimbangan lingkungan hidup alam, disamping lingkungan hidup keanekaragaman hayati. Bambu merupakan sumber daya alam yang luas kegunaannya, pertumbuhannya cepat (3-4 th), system perakarannya yang kuat, dengan tipe serabut dan tunggang mampu menyerap air hujan 90 %, sedangkan tanaman lainnya hanya 35-40 %. Kelebihan air yang diserap setelah digunakan untuk kebutuhan hidup nya sendiri, kemudian sisanya tersimpan sebagai air tanah. Bambu mudah penanganannya, memiliki sifat yang cocok untuk berbagai keperluan. Daunnya luas dan rimbun, sifat biologisnya banyak menyerap CO2, 1 Ha bambu dapat menyerap ± 12 ton CO2 dari udara, sehingga udara disekitar kebun bambu bersih dan sehat. Untuk pangan tidak semua jenis bambu dapat dikonsumsi rebungnya, ada rebung yang rasanya pahit dan keras, jadi rebung yang bisa dikonsumsi sangat tergantung dari jenis dan tempat hidupnya.

(4)

Usaha budidaya bambu untuk produksi rebung saat ini khususnya di Indonesia sangat jarang yang melakukan. Pada umumnya tujuan utama penanaman bambu hanya diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan industri yang berbasiskan bahan baku dari bambu, misalnya kerajinan, bahan bangunan, alat musik, furniture dan alat-alat dapur, sehingga pada saat musim hujan, rebung yang tumbuh hanya dipanen untuk dikonsumsi sendiri dan kelebihannya dijual di pasar lokal dalam bentuk rebung kulit dan rebung yang sudah dikupas dan direbus.

Jenis-Jenis Bambu Di Indonesia

Jenis bambu di Dunia saat ini diketahui ± 1500 jenis, dan berdasarkan data di lapangan dan di laboratorium bahwa bambu di Indonesia terdiri dari 161 jenis. Di Jawa diperkirakan hanya ada 60 jenis, sisanya tumbuh tersebar di seluruh Kepulauan Indonesia termasuk di Bali ± 35 jenis. Jenis-jenis bambu yang tumbuh di Bali tersebut dan sudah biasa dipergunakan oleh masyarakat dan bernilai ekonomis tinggi antara lain:

1). Bambu betung (Dendrocalamus asper (Schult.f) Backer ex Heyne) 2). Bambu sured (Gigantochloa pseudoarundinaceae (Steud.) Widjaja 3). Bambu tali (Gigantochloa apus (J.A. & J.H. Schultes) Kurz

4). Bambu tamblang

5). Bambu tabah (Gigantochloa nigrociliata BUZE Kurz) 6). Bambu aye

7). Bambu buluh 8). Bambu kuning

9). Bambu hitam (Gigantochloa atroviolacea)

Iklim Dan Tempat Tumbuh Bambu

Bambu dapat tumbuh pada iklim kering sampai tropika basah, pada kondisi tanah subur dan kurang subur serta dari dataran rendah sampai 4000 m diatas permukaan laut, dan dari tempat datar sampai lereng-lereng gunung atau tebing-tebing sungai. Pada umunya semua jenis 4bambu masih dapat tumbuh ditempat

(5)

beriklim kering dengan curah hujan rendah karena 5 bambu sangat mudah beradaptasi pada lingkungannya. Walaupun masih dapat tumbuh, biasanya diameter dan ketebalan dinding buluh sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim setempat. Karena iklimnya yang kering, 5 bambu menjadi berdiameter kecil dengan dinding buluh yang tebal, sedangkan bila tumbuh di daerah yang beriklim basah diameter 5bambu dapat lebih besar dengan dinding buluh yang tipis.

Manfaat Bambu

Bambu mempunyai manfaat yang sangat banyak dilihat dari segi ekonomi, ekologi maupun budaya. Manfaat-manfaat tersebut dapat diperoleh apabila dilakukan penerapan system manajemen dan penerapan teknologi yang benar dan efisien. Pemanfaatan 5bambu yang terbanyak terdapat pada suku Jawa, Bali dan suku Melayu di Sumatera. Berdasarkan pengalaman di lapangan, diketahui bahwa suku-suku di pulau-pulau kecil seperti Lombok, Sumbawa, Sumba dan Alor banyak juga memanfaatkan 5 bambu untuk membuat bangunan rumah atau peralatan dalam kehidupan sehari-hari.

Bambu mempunyai pertumbuhan yang cepat, system perakaran yang kuat dan luas dapat memperkuat ikatan partikel-partikel tanah dan mampu menahan limpasan air, sehingga dapat mencegah erosi, dan juga tepat digunakan untuk usaha konservasi tanah dan air terutama untuk tanah-tanah miring yang rawan longsor. Dengan penanaman bambu secara luas di lahan kritis, diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan daya dukung lingkungan.

Manfaat ekonomi bambu antara lain, banyak digunakan untuk bahan bangunan termasuk diantaranya, rangka atap, rangka dinding, jembatan dan tangga. Kegunaan lain adalah untuk membentuk peralatan yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari seperti nyiru, wadah nasi, keranjang, balai-balai, lemari, kipas dan lain-lain.

Bambupun dapat dimanfaatkan untuk membuat kertas, antara lain kertas budaya yang digunakan dalam upacara keagamaan umat budha dan kong Hu Cu, atau

(6)

kertas seni yang mahal harganya untuk membuat lukisan, batang dupa, sumpit dan pencungkil gigi dan arang aktif serta asap cair untuk mengawetkan makanan. Daun bambu dapat digunakan untuk membungkus makanan seperti makanan bacang dan di Bali dikenal dengan makanan tradisional yaitu kue unti kacang dengan bahan dasar ketan hitam dan dibungkus dengan daun bambu. Disamping itu pula daun 6bambu dapat digunakan untuk obat diare bagi hewan sapi, serta dapat digunakan untuk pupuk organik.

Di Bali penggunaan bambu merupakan tanaman yang sangat penting, sejak manusia lahir sampai meninggal didalam sarana prasarana upakaranya menggunakan bambu dan tidak bisa digantikan dengan tanaman lainnya. Seperti penjor yang setiap hari raya Galungan masyarakat Bali diwajibkan untuk membuat penjor.

Di Negara Tirai Bambu yakni Cina, pemanfaatan 6bambu disemua daerah karena budayanya yang berkaitan sangat erat dengan 6bambu. Di Negara Tirai bambu tersebut, 6bambu sudah dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk membuat papan 6bambu yang dikenal dengan nama plyboo. Bambu diolah juga untuk membuat arang dan cuka 6bambu, bahkan Jepang dengan teknologinya yang telah maju dapat memanfaatkan batang 6 bambu sebagai bahan bahan baku membuat shampoo dan sabun cair untuk badan.

Rebung 6bambu juga dapat dikonsumsi yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, berdasarkan kajian yang pernah dilakukan, bahwa rebung 6bambu tabah mengandung6 testosterone yang dapat meningkatkan stamina kaum pria, yang nantinya berpotensi menjadi makanan pavorit, disamping memang rasa rebungnya yang enak dan lembut.

Demikian banyaknya kegunaan 6bambu belum semuanya diterapkan di Indonesia, karena itu potensi 6bambu di Indonesia untuk dijadikan berbagai macam produk masih sangat besar.

(7)

.

Bambu Tabah (Gigantochloa nigrociliata (Buese) Kurz)

Bambu tabah mempunyai batang yang sifatnya simpodial atau berumpun. Panjang buluh dapat mencapai sekitar 10 m dan ujungnya melengkung, dengan garis tengahnya sekitar 3 – 6 cm. Tebal buluhnya mencapai 6 mm, dengan warna buluh

(8)

hijau sampai hijau tua, ruas batang mencapai 30 – 50 cm dengan pelepah buluh panjangnya 11 – 18 cm yang tetap melekat pada buluhnya, pelepah buluh bagian luar ditumbuhi oleh miang (bulu-bulu halus) yang melekat berwarna coklat hitam, pelepah mudah luruh (Gb. 11).

Perawakan bambu tabah (dok. P.K. Diah Kencana)

Bambu tabah dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai di tempat-tempat pada ketinggian ± 1000 m diatas permukaan laut dan dapat tumbuh pada daerah tropis yang lembap. Bambu ini juga dapat tumbuh dengan baik pada tipe tanah latosol dengan curah hujan hingga 3,000 mm.

Masyarakat Bali menyebut bambu tabah, karena rebungnya rasa hambar tidak pahit, tidak seperti rebung betung. Rebung dipanen pada saat musim hujan, maksud dari pemanenan rebung disamping dapat digunakan untuk konsumsi, juga bermaksud untuk penjarangan rumpun, agar rumpun bambu dapat dijaga, sehingga kualitas buluhnya maksimal.

Pelepah rebung bambu tabah berwarna coklat muda sampai hijau ke abu-abuan, tertutup miang berwarna hitam tersebar tidak merata. Warna daun pelepah buluh pada ujung rebung berwarna coklat muda sampai hijau. Perbedaan warna pelepah tersebut tergantung dari pertumbuhan dan cara panen rebung tersebut. Apabila rebung dipanen pada saat masih di dalam tanah, warna pelepah coklat muda, serta daging rebung berwarna putih (Gb. 12), sedangkan apabila rebung

(9)

dipanen diatas tanah, warna pelepah hijau, daging rebung akan berwarna hijau dan keras (Gb. 13).

Panen rebung dalam tanah Rebung putih dan lembut

Panen rebung diatas tanah Rebung warna hijau dan keras Rebung bambu tabah dapat dipanen setelah rumpunnya berumur 3 tahun. Panen dilakukan 2 x dalam seminggu pada saat musim hujan. Rebung yang dipanen pada rumpun bambu yang telah berumur 2 – 3 tahun, yaitu rebung yang tumbuh melebihi 10 rebung setiap musim. Rebung dipanen ketika mencapai tinggi 15 cm. Berdasarkan kajian dilapangan, rebung bambu tabah mempunyai komposisi : air (92,2 %), protein (2,29 %), lemak (0,23 %), pati (1,68), serat (3,07 %) dari 100 g bahan segar. Meskipun semua bambu menghasilkan rebung, tetapi tidak semua rebungnya bisa dimakan, karena rasanya pahit dan keras.

Pemerintah Gianyar memulai mengawali pembudidayaan bambu tabah di Dusun Penyabangan Desa Kerta Payangan, yang penanamannya sudah dimulai sejak Nopember 2009 oleh Bapak Bupati Gianyar, yang selanjutnya bertahap akan

(10)

ditanam seluas 500 Ha melalui SK Bupati Gianyar No 53 Tahun 2012 tentang Penetapan Kawasan Budidaya Penanaman Bambu Tabah di Kabupaten Gianyar. Penyebaran penanaman bambu tabah akan dilaksanakan dilahan-lahan kritis milik pemerintah maupun masyarakat.

Prospek Rebung Bambu Tabah

Indonesia sampai saat ini belum bisa memenuhi permintaan ekspor rebung bambu, walaupun ada permintaan dari Indonesia rata - rata 4500 ton/tahun. Negara tujuan ekspor adalah Jepang, Taiwan, Amerika, Kanada, Australia, Malaysia, Singapura, Korea dan Hongkong. Dari data statistik yang ada, Jepang membutuhkan rebung sebanyak 85.000 ton/th, Taiwan 80.000 ton/th, Singapura dan Korea 30.000 ton/th dan Australia 12.000 ton/th. Jadi untuk memenuhi permintaan rebung ekspor 1 % saja minimal disiapkan lahan kebun bambu tabah untuk rebung seluas 1.125 ha. Jadi melihat peluang tersebut, sangat memungkinkan Indnesia bisa menjadi pengekspor rebung bambu terbesar setelah Cina, asalkan semua pihak saling mendukung.

Bali akan mengawali pengembangan budidaya bambu tabah untuk rebungnya, karena di daerah ini sudah banyak tersebasar khususnya di daerah ketinggian 700—1000 m diatas permukaan laut dan cocok untuk mengembangkan industri pedesaan yang berbasis bambu rebung dari jenis bambu tabah. Disamping itu pengembangan bambu tabah untuk rebungnya sampai saat ini belum ada pesaing, sehingga kalau dilihat dari analisis SWOT sangat positif.

Untuk mengantisipasi perkembangan industri berbasis bahan baku bambu tabah harus dilakukan budidaya agar dihasilan pasokan rebung yang lestari dan berkualitas. Sampai saat ini belum banyak masyarakat melakukan budidaya khusus jenis bambu tabah sehingga diperlukan petunjuk atau pedoman teknis untuk budidaya bambu tabah. Hal ini sangat penting diketahui supaya masyarakat yang bergerak dalam bidang pemanfaatan rebung-rebung bambu tabah tertarik untuk mengusahakannya.

(11)

TEKNIK BUDIDAYA BAMBU TABAH

Lahan yang akan ditanami perlu dipersiapkan terlebih dahulu dengan: 1. Memilih lahan untuk ditanami bambu tabah

2. Pupuk dasar

3. Pemilihan bibit bambu tabah 4. Mengangkut bibit

Memilih lahan untuk ditanami bambu tabah

 Lahan yang akan ditanami bambu tabah mulai lahan yang subur sampai lahan yang kritis, dari yang datar sampai dengan kemiringan seperti

dipinggir sungai, dan lahan-lahan yang tidak termanfaatkan dengan optimal.  Pastikan lahan-lahan yang akan ditanami bambu tabah ada kepemilikan yang

jelas, mengingat bambu tabah sekali tanam dan apabila dibudidayakan dengan baik akan dapat bertahan sampai umur ± 100 tahun dan selama itu dapat memberikan kontribusi perekonomian masyarakat setempat begitu pula, alam terjaga dengan baik.

Pupuk Dasar

Sebelum bibit bambu tabah ditanam isilah lubang tanam yang sudah sebelumnya dipersiapkan dengan pupuk organik, yaitu campuran pupuk kandang dan kompos dengan perbandingan 1:1 sebanyak setengah lubang.

Pemilihan Bibit Bambu Tabah

Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk pemilihan bibit bambu tabah yang akan ditanam:

a. Ukuran bibit bambu tabah setinggi 50-80 cm

b. Ukuran polibag untuk bibit bambu tabah dengan diameter 15x30 cm

c. Bibit berasal dari stek batang maupun cabang, dan juga dari bibit pemisahan anakan

(12)

.

Bibit bambu tabah siap tanam (dok. P.K. Diah Kencana)

Mengangkut Bibit

a. Bila jarak pengiriman bibit cukup jauh pertahankan kelembaban selama perjalanan dan usahakan pengiriman bibit pada saat pagi hari, dan menaikkan bibit dari pembibitan petani yang siap dikirim pada waktu sore hari.

b. Bila sampai ditujuan, segarkan dahulu bibit sebelum ditanam di lahan.

c. Letakkan bibit dibawah pohon yang teduh agar polibag tidak kering, kalau bisa disiram, agar kelembaban bibit tetap terjaga.

Pengangkutan bibit bambuh tabah (dok. P.K. Diah Kencana)

(13)

MENANAM BIBIT BAMBU TABAH DI LAPANGAN

Jarak Tanam

Jarak tanam tergantung pada jenis bambu:

a. Bambu yang berdiameter kecil (kurang dari 5 cm) ditanam dengan jarak 3 x 3 m

b. Bambu dengan ukuran batang sedang yaitu diameternya 5-15 cm atau lebih, ditanam dengan jarak 4 x 4, 4 x 5, 7 x 7, 8 x 8 atau 10 x 10 m c. Bambu tabah dengan ukuran diameter 4-5 cm, maka jarak tanam 4x5 m

sehingga dalam 1 (satu) hektar terdapat 500 rumpun bambu tabah.

Selain jenis bambu, jarak tanam juga tergantung pada kegunaan bambu yaitu bambu untuk dipanen batangnya atau bambu yang dikembangbiakkan dipanen untuk rebungnya. Bagi bambu yang akan dipanen batangnya, usahakan penanaman dengan jarak 7 x 7 atau 8 x 8 m. Hal ini untuk mencegah ujung rumpun bambu saling bertautan. Bila ujung rumpun bambu bertautan dan tidak ada sinar matahari masuk ke lantai lahan, maka rebung yang tumbuh tidak akan membentuk bambu yang lurus. Oleh sebab itu selalu usahakan agar rumpun tidak saling bertautan. Sedangkan bambu yang akan dipanen rebungnya selalu dipangkas sehingga batang yang tinggal adalah batang yang produktif menghasilkan rebung.

Membuat Lubang Tanam

a. Sebelum menanam perhatikan topografi lokasi (kondisi lahan datar atau miring)

b. Lahan yang sudah dipilih untuk ditanami bambu tabah dibersihkan dari semak, tumbuhan yang tidak berguna, alang-alang, tumbuhan kayu dan lainnya agar bersih dan mudah untuk pembuatan lubang.

c. Lahan yang sudah dibersihkan, di cangkul untuk digemburkan dan rumput- rumput yang masih tersisa dicabut dan dibersihkan

d. Buatlah lubang tanam berdasarkan garis kontur (garis ketinggian) lokasi, sehingga tanaman bambu dapat mencegah terjadinya erosi tanah

(14)

e. Untuk daerah yang mempunyai kemiringan lebih dari 45 0 penanaman

dilakukan lebih rapat sehingga erosi tanah dapat dikurangi

f. Lubang tanam untuk bambu tabah dibuat dalam deretan dengan ukuran 40 x 40 cm dengan kedalaman 40 cm 40 cm 40 cm Ukuran lubang 40 x 40 x 40 cm

g. Buat lubang ± 3 minggu sebelum penanaman agar aerasi lubang penanaman cukup.

h. Tanam bibit bambu tabah harus musim hujan, sehingga tidak diperlukan penyiraman selama bulan pertama hingga bulan ketiga (setelah penanaman bibit bambu tabah minimal dibutuhkan air banyak selama ± 3 bulan agar akar tumbuh kuat).

i. Dianjurkan tidak menanam bibit bambu tabah pada saat musim kemarau, karena hasilnya tidak maksimal dan kemungkinan besar bibit akan mati. j. Masukkan kompos dan pupuk kandang dalam setiap lubang sebanyak ± 5 kg

dan tutup dengan tanah setinggi ± 10 cm.

k. Setelah siap menanam, bawa bibit bambu tabah ke lokasi dekat lubang penanaman. Buka polibag yang berisi bibit bambu tabah dengan hati-hati agar akar bibit tidak rusak atau banyak akar yang putus.

(15)

l. Masukkan bibit dalam lubang dan timbun dengan campuran tanah, kompos dan pupuk kandang 3:1:1

m. Penimbunan tanah setinggi ± 50 cm dari atas permukaan tanah.

n. Tambahkan mulsa dari daun-daun jatuhan dari tanaman untuk menutup gundukan tanah penutup bibit yang baru ditanam dengan tujuan untuk mengurangi penguapan air dari dalam tanah.

o. Selanjutnya siram bibit bambu tabah yang baru ditanam sampai tanah menjadi basah atau disaat penanaman bibit cuaca hujan tidak perlu disiram.

(16)

MEMELIHARA TANAMAN

Rumpun bambu tabah untuk mempertahankan tingkat produktivitas selama usia produktif, memerlukan pengairan, pemupukan, penjarangan batang dalam rumpun, mulsa dan penyiangan.

Mengairi

Bambu menyukai tanah yang sedikit lembab, tetapi tidak terlalu basah. pengairan untuk tanaman bambu hanya diperlukan saat musim kemarau untuk membuat tanah menjadi lembab. Pengairan untuk tanaman bambu tabah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menyirami tanah pada pangkal tanaman dan sekitar rumpun atau mengalirkan air ke dalam lahan. Frekuensi pengairan dilakukan menurut kebutuhan. Jika lahan pertanaman sudah kelihatan kering, maka penyiraman harus segera dilakukan. Pengairan dilakukan dengan mengairi seluruh rumpun paada waktu tertentu.

Memupuk

Pemumupukan sangat penting dilakukan untuk memacu pertumbuhan agar cepat berproduksi rebung yang diharapkan. Untuk menghasilkan rebung yang manis diperlukan pupuk organik. Pupuk diberikan menjelang musim hujan yaitu 2-3 minggu sebelum musim hujan tiba, sehingga pupuk dapat terserap maksimal dibandingkan pemupukan baru dimulai disaat musim hujan. Pemupukan yang dilakukan disaat menjelang musim hujan rumpun bambu tabah akan dirangsang menumbuhkan rebung disaat air telah tiba. Tetapi umumnya, untuk setiap rumpun jumlah pupuk yang diberikan berkisar 1.5 -2.5 kg.

Sebelum pemupukan, gemburkan tanah sekitar rumpun, dengan cara membuat goretan disekita rumpun ± 1 m jarak goratan dengan pusat tengah rumpun atau dibawah canopy batas daun bamboo paling luar. Lebar dan dalam goretan ± 20 cm. Selanjutnya benamkan pupuk secara melingkar mengelilingi rumpun. Kemudian siram agar pupuk menyatu dengan tanah dan mudah diserap oleh akar.

(17)

Pemupukan Rumpun Bambu

Menjarangkan Batang dalam Rumpun Bambu Tabah

Menjarangkan dimaksudkan mengurangi jumlah batang dalam rumpun bambu tabah, dengan mempertimbangkan jumlah dan umur batang. Sebelum penjarangan, perhatikan jumlah dan umur batang. Untuk rumpun bambu tabah sebagai rumpun bambu penghasil rebung yang memiliki diameter ± 5 cm, disaat penjarangan batang dalam rumpun, disisakan batang bambu sekitar 25-30 batang disetiap rumpunnya yaitu 5 batang muda berumur sekitar 1 tahun, 10 batang agak tua berumur 2 tahun dan 10 batang berumur lebih dari 2 tahun. Diharapkan dengan komposisi batang seperti itu, diharapkan rumpun bambu tidak mudah rebah diterpa angin rebut.

Rumpun bambu tabah jika dibiarkan tumbuh sendiri akan membentuk cabang dan ranting yang rapat. Rumpun bambu yang membentuk cabang dan ranting yang rapat kurang baik karena zat makanan hanya akan terkonsentrasi pada pertumbuhan cabang dan ranting saja. Karena itu, cabang-cabang primer dan cabang-cabang lain yang mengganggu pertumbuhan batang utama harus dipangkas. Pemangkasan yang dilakukan secara teratur akan membuat seluruh zat makanan digunakan bagi pertumbuhan batang utama. Pada gilirannya,

(18)

zat-zat makanan tersebut akan menstimulasi pembentukan rebung sebagai produk utama yang diharapkan dari usaha budidaya tersebut.

Rumpun bambu yang baik adalah bersih dari cabang dan ranting sehingga produksi maksimal. Sebaliknya yang tidak baik adalah banyak cabang dan ranting sehingga pembentukan rebung terganggu.

Rumpun bambu tabah yang tidak terpelihara (dok. P.K. Diah Kencana)

Menyiangi

Rumput dan semak-semak di sekitar rumpun bambu tabah harus dibersihkan secara berkala. Penyiangan dilakukan dua kali dalama setahun. Penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput menggunakan sabit, cangkul atau tangan. Rumput dan semak-semak yang telah dicabut sebaiknya dibenam di sekitar rumpun bambu agar menjadi kompos yang bermanfaat bagi pertumbuhan bambu tersebut.

(19)

Rumpun bambu tabah yang terpelihara (dok. P.K. Diah Kencana)

Pembubunan (Mulsa)

Pembubunan adalah kegiatan menimbun bagian pangkal rumpun bambu dengan tanah atau jatuhan daun bambu hingga terbentuk guludan-guludan yang lebih tinggi dari tanah disekitarnya. Tujuan pembubunan adalah agar terjadi etiolasi sehingga rebung dapat mengelembung besar dan tidak berongga. Pembubunan yang terlambat dapat menyebabkan rebung berwarna hijau, keras dan berongga. Pembubunan bambu tabah sebaiknya dilakukan sebelum pucuk rebung muncul ke permukaan tanah atau setidak-tidaknya ketika pucuk mulai muncul ke permukaan tanah. Untuk mengetahui tempat bakal mumculnya rebung dapat dilakukan dengan cara meraba atau menginjak tanah disekitar rumpun bambu dengan kaki telanjang. Apabila terasa ada tonjolan di bawah permukaan tanah, maka rebung akan tumbuh di tempat itu dan segera dilakukan pembubunan di tempat itu juga. Bahan yang paling baik untuk membumbun pada rumpun bambu tabah adalah campuran antara pupuk kandang dan sekam bakar dengan perbandingan 1 bagian pupuk kandang dan 2 bagian sekam bakar atau dengan jatuhan daun bambu. Dengan dilakukan pembubunan, maka rebung bambu yang dihasilkan akan gemuk, renyah, dan warnanya putih.

(20)

PANEN DAN PASCAPANEN REBUNG

Panen Rebung

Pemanenan dilakukan setelah rumpun bambu tabah berumur 3 tahun , disaat musim hujan dan rebung masih dalam tanah atau mulsa. Caranya, pada saat mulai musim hujan, rebung yang akan muncul diatas tanah, terlihat dengan ada tanda tanah retak pada tempat rebung akan muncul, kemudian diraba dengan tangan terlihat ada gundukan keras, selanjutnya tempat tersebut sudah dimulai ditimbun dengan tanah yang bercampur dengan serasahan daun bembu setinggi 20 cm. Menjelang umur 4 hari, akan terlihat rebung muncul diatas guludan. Panen siap dilakukan denga cara membuka mulsa atau guludan dengan tangan dan cangkul setinggi atau setebal gundukan tersebut, setelah terlihat tanah pada pangkal rumpun atau buluh bambu, rebung dipotong dengan pisau atau sabit. Rebung-rebung tersebut masih terlihat kotor dengan balutan tanah, dicuci dengan air bersih, ditempatkan pada keranjang, untuk selanjutnya diproses atau disimpan dalam cold storage (ruangan pendingin) kalau terjadi penundaan proses.

Rebung Siap Dipanen

(21)

PENANGANAN PASCAPANEN REBUNG

Penanganan pascapanan merupakan serangkaian kegiatan penanganan rebung setelah dipanen hingga siap didistribusikan ke konsumen. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan rebung dengan kualitas sesuai dengan permintaan pasar serta menjamin keseragaman mutu rebung sesuai dengan permintaan domestik dan ekspor.

Rebung bambu hasil panen dari lahan dapat dikelompokkan berdasarkan mutunya, yaitu mutu A dan B. Rebung bambu mutu A adalah rebung yang panjangnya sekitar 20 cm dan ketika dipanen 90% dari bagian rebung tersebut berada di dalam tanah, warnanya kuning bersih dan tidak berongga. Sedangkan rebung bambu mutu B adalah rebung yang terlambat dipanen serta rebung disaat muncul dari permukaan tanah tidak diberi mulsa atau ditutupi dengan tanah dan daun jatuhan bambu, panjangnya antara 50-50 cm, dan sudah berongga.

Rebung setelah dipanen masih terlihat kotor, cucilah rebung tersebut dengan air bersih. Rebung ditempatkan pada keranjang kemudian dilakukan sortasi. Kupas kuit rebung daengan menggunakan pisau stainlessteel, kemudian direndam dalam tendon pelastik.

Rebung dicuci setelah panen

(22)

. Cara kupas rebung

(dok. P.K. Diah Kencana) (dok. P.K. Diah Kencana) Rebung kupas

Gb. 29. Rebung mutu A (dok. P.K. Diah Kencana)

Gb. Rebung mutu B (dok. P.K. Diah Kencana)

(23)

PANEN BATANG BAMBU

Panen untuk batang dan rebung bambu pada musim yang berbeda. Musim hujan rebungnya dipanen, karena pada musim itu rebung baru muncul. Sedangkan batang bambu baru bisa dipanen mada musim panas. Kalau hal ini dilakukan dengan ketat, dan rumpun bambu dipelihara dengan baik, umur rumpun bambu bisa sampai 100 tahun, sehingga dalam kurun waktu itu pula, bambu mampu memberikan konrtibusi kesejahteraan untuk alam.

Kenapa musim panas baru batang bambu dipanen, hal ini disebabkan untuk memperoleh kualitas bambu yang baik dan juga rumpun bambu menjadi sehat. Musim panas kadar air pada batang bambu rendah, disaat dikeringkan batang bambu tidak mengkerut dan juga ngengat yang hidup dibatang bambu sedikit, karena komposisi Karbohidrat dalam batang bambu yang merupakan media tumbuh dari ngengat tersebut lebih rendah dibandingkan pada batang bambu yang dipanen pada saat musim hujan. Dianjurkan tidak memanen bambu disaat musim hujan, terutama bambu yang ditananm untuk rebungnya. Karena saat musim hujan, mata-mata tunas pada bambu akan tumbuh menjadi rebung, kalau batang bambunya yang merupakan induk dari rebung ditebang disaat pertumbuhan rebung, akan membuat pertumbuhan rebung terganggu dan juga tumbuhnya sedikit serta kualitasnya tidak baik yaitu diameternya kecil.

Batang bambu tabah dipanen setelah umur rumpun 4 tahun, dan dipertahankan jumlah batang bambu dalam rumpun 25-30 batang. Tiap-tiap jenis bambu berbeda jumlah batang bambu yang dibiarkan dalam rumpun, Ukuran diameter bambu akan menentukan jarak tanam dan jumlah batang bambu dalam rumpun. Bambu betung memiliki diameter batang 12-16 cm, jarak tanam 8 x 8 atau 10 x 10 m, dan jumlah batang bambu yang dianjurkan dalam rympun adalah sekitar 18 batang, sedangkan bambu tabah diameternya 5-6 cm, jarak tanam yang dianjurkan adalah 5x5 atau 4x5, dengan jumlah batang bambu dipertahankan dalam rumpun adalah sekitar 25-30 batang, lebihnya bisa ditebang. Teknis

(24)

penebangan batang bambu, apabila rumpun bambu atau jenis bambu yang rebungnya dapat dikonsumsi adalah sebagai beriku; pada saat musim hujan, rebung yang tumbuh dekat dengan batang bambu yang masih berumur satu tahun atau kurang, rebung dianjurkan untuk dipanen, sedangkan rebung yang tumbuh dekat dengan bambu yang sudah berumur lebih dari 2 tahun, dianjurkan rebungnya dibiarkan, karena nantinya akan menjadi induk, karena batang bambu yang dibiarkan tadi akan dipanen pada saat musim panas, begitu seterusnya, sehingga batang bambu dalam rumpun akan tetap dipertahankan jumlahnya. Jadi bambu tabah setiap tahun dapat memberikan kehidupan dan kesejahteraan alam, yaitu musim hujan rebungnya dapat dikonsumsi, dan musim panas bambunya dapat dipanen untuk industri kerajianan dan kebutuhan lainnya.

Referensi

Dokumen terkait