BAB II
SEJARAH DAKWAH ISLAM DI DESA KALIORI
A. Strategi Awal Dakwah Islam dan Kristenisasi di Desa Kaliori 1. Dakwah Islam Awal di Desa Kaliori
Asal usul nama desa Kaliori, tidak lepas dari letak geografis desa Kaliori yang berada di tepi Sungai Serayu. Kaliori berasal dari kata Kali dan Ori. Kali adalah bahasa Jawa dari sungai yang merujuk pada Sungai Serayu. Sedangkan Ori merupakan sebutan masyarakat Jawa terhadap nama jenis bambu yang sering tumbuh di pinggir sungai. Jadi kaliori memiliki arti bambu yang tumbuh di sungai. Konon ceritanya pada waktu itu banyak sekali tanaman bambu yang tumbuh di pinggiran Sungai Serayu, sehingga masyarkat memberi nama tempat yang banyak ditumbuhi tanaman bambu itu sebagai Kaliori.
Dakwah Islam di desa Kaliori dilakukan oleh ulama desa Kaliori yang bernama Haji Muhammad Soleh yang merupakan penduduk asli desa Kaliori. Haji Muhammad Soleh lahir pada tahun 1888 di desa Kaliori. Saat muda Haji Muhammad Soleh banyak belajar ilmu agama Islam ke Kyai Irfa’i di Sokaraja, dari Kyai Irfa’i inilah dia mendapat motivasi untuk berdakwah di desa Kaliori. Pada tahun 1934 Haji Muhammad Soleh pergi ke Makkah untuk menunaikan Ibadah Haji pada usianya yang ke 46 tahun. Di Makkah dia belajar banyak tentang agama Islam. Pada tahun 1935 dia pulang ke Indonesia dan mulai menyebarkan dakwah Islam di desa Kaliori.
Kondisi masyarakat desa Kaliori saat Haji Muhammad Soleh menyebarkan agama Islam masyarakat desa Kaliori masih jauh dari ajaran agama Islam. Masyarakat desa Kaliori pada saat itu masih sering melakukan kegiatan tercela, seperti judi, mimun-minuman keras, dan masih menyembah roh leluhur. Ajaran yang berkembang di masyarakat saat itu kebanyakan menganut Kejawen. Untuk itu Haji Muhammad Soleh berkeinginan meluruskan
ajaran agama Islam, memperbaiki aqidah masyarakat desa Kaliori, dan juga mengajak masyarakat desa Kaliori untuk memeluk agama Islam.
Haji Muhammad Soleh adalah orang pertama yang menyebarkan agama Islam di desa Kaliori. Haji Muhammad Soleh menyebarkan agama Islam di desa Kaliori dengan cara langsung terjun ke masyarakat dan melakukan dakwah langsung terhadap masyarakat desa Kaliori. Haji Muhammad Soleh langsung mendatangi rumah-rumah masyarakat untuk meluruskan aqidah, mengislamkan warga, dan mengajar ngaji warga desa Kaliori.
Masyarakat desa Kaliori saat itu sangat menghormati Haji Muhammad Sholeh karena gelar Haji yang diperolehnya dan juga kharisma yang dimilikinya. Dimata masyarakat desa Kaliori, Haji Muhammad Soleh merupakan tokoh yang memiliki ilmu pengetahuan tentang agama yang tinggi, yang terbukti dia sering mengajar ngaji dan ilmu agama kepada masyarakat desa Kaliori. Haji Muhammad Soleh juga memiliki kedudukan yang tinggi di masyarakat berkat gelar haji yang dimilikinya. sehingga banyak warga desa Kaliori akhirnya menuntut ilmu ke Haji Muhammad Soleh. hal inilah yang menjadikan banyak masyarakat desa Kaliori yang akhirnya memeluk agama Islam atas ajakan Haji Muhammad Soleh.
Dalam perkembangan agama Islam saat itu, dianggap perlu adanya tempat untuk menampung masyarat desa Kaliori dalam menjalankan ibadah dan melakukan aktivitas keagamaan, seperti mengaji dan sholat. Haji Muhammad Soleh kemudian berinisiatif mendirikan masjid pertama di desa Kaliori dan dengan dibantu oleh masyarakat desa Kaliori, akhirnya masjid Al Huda yang merupakan masjid pertama di desa Kaliori berhasil dibangun tahun 1935 (Ansori, wawancara 27 April 2016).
2. Proses Kristenisasi, Katholikisasi dan Protestanisasi awal di Desa Kaliori
Proses Kristenisasi, Katholikisasi dan Protestanisasi di desa Kaliori dilakukan mulai tahun 1989 setelah Gua Maria resmi di buka. Setelah Gua Maria di buka para Misionaris
mulai berdatangan ke sekitar Gua Maria dan ditampung di Rumah Retrit sebagai tempat kaderisasi misionaris Kristen. Kristenisasi, Katholikisasi dan Protestanisasi dilakukan oleh para pemimpin agama Kristen Katholik dan Protestan juga misionaris kristenisasi dengan stategi mendekati masyarakat yang sedang dalam kemiskinan. Cara yang dilakukan untuk mendekati masyarakat desa Kaliori adalah dengan memberi bantuan berupa makanan dan bahan pokok terhadap masyarakat desa Kaliori yang miskin dan butuh bantuan. Dengan bantuan itu masyarakat akan merasa simpati dan akhirnya tertarik untuk masuk Kristen. Selain dengan bantuan makanan dan bahan pokok, Kristenisasi, Katholikisasi dan Protestanisasi juga dilakukan dengan pengobatan terhadap masyarakat desa Kaliori yang sakit dan tidak mempunyai biaya untuk berobat, dan jika sembuh penduduk yang disebuhkan tersebut diajak masuk Kristen (Ansori, wawancara 27 April 2016).
B. Kondisi Administratif Desa Kaliori
Desa Kaliori merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Kalibagor
Kabupaten Banyumas Propinsi Jawa Tengah. Desa Kaliori terletak di ketinggian 100-300 Mdl dan memiliki topografi berbukit serta pegunungan dengan jenis tanah liat. Curah hujan di desa Kaliori yaitu 2.000 Mm dan jumlah bulan hujan 5 bulan serta suhu rata-rata harian 30 – 32 oC Jarak desa Kaliori ke kota kecamatan, yaitu Kalibagor berjarak 1,5 km dan dapat
ditempuh dengan kendaraan bermotor dengan waktu 15 menit. Jarak desa Kaliori dengan ibu kota kabupaten, yaitu Purwokerto berjarak 17 km dan dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor dengan waktu 1,7 jam. Jarak desa Kaliori dengan ibu kota provinsi, yaitu Semarang berjarak 600 km dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor dengan waktu 6 jam (Profil desa Kaliori tahun 2014).
Desa Kaliori dilewati oleh Sungai Serayu, yaitu sungai terpanjang di kabupaten Banyumas. Batas wilayah desa Kaliori yaitu:
Utara : desa Kalibagor, Pajerukan, Karangdadap. Timur : desa Srowot, Suro.
Selatan : Sungai Serayu. Barat : desa Wlahar Wetan.
Desa Kaliori memiliki luas wilayah 1440,078 Hektar yang secara administratif memiliki 5 dusun, yaitu dusun Congot, dusun Kaliori, dusun Kaligebang Kulon, dusun Kaligebang Wetan, dan dusun Wogen dan dipimpin oleh Kepala Dusun dibawah pengawasan Kepala Desa. Pemanfaatan lahan di desa Kaliori yaitu untuk sawah tadah hujan 131,383 ha (9,13%), ladang 217,686 ha (15,13%), Pemukiman 225,228 ha (15,66%), pekarangan 307,846 ha (21,40%), perkebunan 19 ha (1,32%) dan fasilitas umum 538,935 ha (37,33%) (Profil desa Kaliori tahun 2014).
Mata penceharian penduduk desa Kaliori heterogen atau bermacam-macam, namun paling banyak adalah buruh tani di sawah tadah hujan. Tanaman yang biasa ditanam yaitu padi, umbi-umbian, dan palawija. Hal ini karena keadaan tanah di desa Kaliori yang kurang subur sehingga penduduk lebih memilih untuk menanam umbi-umbian dan palawija disamping menanam padi untuk menyesuaikan dengan kondisi tanah. Produksi tani, khususnya produksi padi di desa Kaliori masih kalah saing dengan produksi tani dari daerah lain, hal ini juga berkaitan dengan keadaan tanah di desa Kaliori. Selain bertani penduduk desa Kaliori juga ada yang bekerja sebagai pedagang, kuli bangunan, penambang pasir Sungai Serayu, buruh pabrik, Pegawai Negeri Sipil.
Adanya Sungai Serayu memberikan manfaat bagi penduduk desa Kaliori, khususnya yang berada di tepi Sungai Serayu. Dengan adanya Sungai Serayu, penduduk dapat memanfaatkannya untuk menambang pasir. Sungai Serayu tidak bisa untuk mengairi sawah petani desa Kaliori, hal ini karena kondisi tanah desa Kaliori lebih tinggi daripada Sungai Serayu, sehingga sangat sulit untuk mengambil air dari Sungai Serayu untuk irigasi.
Pemerintah desa Kaliori mulai melakukan inovasi untuk mengambil air dari Sungai Serayu untuk irigasi warga, yaitu dengan cara pompa kinetis, yaitu pompa air yang tidak menggunakan bahan bakar sehingga tidak memakan biaya yang dapat memberatkan penduduk desa Kaliori (Offan Soyyan, wawancara 27 April 2016).
C. Kondisi Demografis atau Penduduk Desa Kaliori
Kepadatan penduduk merupakan indikator yang memberikan gambaran tentang kemampuan suatu daerah dalam memberikan daya tampung dan daya dukung wilayah terhadap jumlah penduduk. Jumlah penduduk desa Kaliori dibagi menurut beberapa kriteria, yaitu:
1. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin Tabel I
Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin
NO Jenis Kelamin Penduduk (L/P) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Laki-laki 5.415 Jiwa 51%
2 Perempuan 5.229 Jiwa 49%
3 Jumlah 10.644 Jiwa 100%
(Sumber: Profil desa Kaliori Tahun 2014)
Dengan melihat tabel I dapat disimpulkan bahwa desa Kaliori memiliki penduduk laki-laki yang lebih banyak daripada perempuan, yaitu selisih 186 jiwa. Adapun jumlah perbandingan angka Sex Ratio (angka perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan) yaitu 98. Artinya setiap 100 orang laki-laki di desa Kaliori, rata rata terdapat perempuan sebanyak 98 jiwa. Dengan komposisi penduduk yang lebih banyak laki-laki, desa Kaliori berpotensi memunculkan sumber daya manusia yang tinggi yang dapat menguntungkan penduduk desa Kaliori (Profil desa Kaliori Tahun 2014).
Masalah kependudukan yang terjadi di desa Kaliori adalah jumlah kelahiran lebih banyak daripada jumlah kematian, hal ini akan berdampak pada penambahan jumlah
penduduk desa Kaliori. Jumlah penduduk yang semakin bertambah akan menambah beban pemerintah desa Kaliori untuk mensejahterahkan penduduk desa Kaliori.
Untuk pengendalian jumlah penduduk, pemerintah desa Kaliori melakukannya secara tidak langsung, dalam arti pemerintah desa Kaliori melakukan kerjasama dengan pemerintah pusat, khususnya Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Misalnya, dengan penyuluhan dan pemdampingan mengenai program Keluarga Berencana terhadap penduduk (Offan Soyyan, wawancara 27 April 2016).
2. Jumlah Penduduk menurut Usia
Tabel II
Jumlah Penduduk menurut Usia
NO Usia Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)
1 1-5 Tahun 852 Jiwa 8 ,04 % 2 6-10 Tahun 864 Jiwa 8,11 % 3 11-15 Tahun 857 Jiwa 8,05 % 4 16-20 Tahun 823 Jiwa 7,73 % 5 21-25 Tahun 771 Jiwa 7,24 % 6 26-30 Tahun 1.016 Jiwa 9,54 % 7 31-35 Tahun 1.027 Jiwa 9,64 % 8 36-40 Tahun 890 Jiwa 8,36 % 9 41-45 Tahun 751 Jiwa 7,05 % 10 46-50 Tahun 628 Jiwa 5,90 % 11 51-55 Tahun 569 Jiwa 5,34 % 12 56-60 Tahun 452 Jiwa 4,24 % 13 61-65 Tahun 441 Jiwa 4,14 % 14 66-70 Tahun 235 Jiwa 2,20 % 15 71-75 Tahun 183 Jiwa 1,71 %
NO Usia Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)
Jumlah 10644 Jiwa 100 %
(Sumber: Profil desa Kaliori Tahun 2014)
Dari tabel II diketahui jumlah penduduk menurut umur paling banyak adalah usia 31-35 tahun yaitu 1.027 Jiwa atau 9,64% dari keseluruhan jumlah penduduk desa Kaliori, dan jumlah penduduk paling sedikit adalah usia 71-75 tahun yaitu 285 jiwa atau 2,67% dari keseluruhan penduduk desa Kaliori. Sebagian besar penduduk desa Kaliori dalam usia produktif bekerja yaitu kisaran umur 15-55 tahun dengan jumlah penduduk 6.475 jiwa atau 60,8% dari keseluruhan penduduk desa Kaliori (Profil desa Kaliori Tahun 2014).
Dengan keadaan di mana lebih banyak usia Produktif, memberikan kontribusi terhadap perekonomian penduduk desa Kaliori. Peningkatan kesejahteraan cukup signifikan. Indikator kesejahteraan penduduk desa Kaliori yaitu banyaknya warga desa Kaliori yang merehabilitasi rumahnya, peningkatan kepemilikan kendaraan bermotor, dan tingkat kesehatan penduduk juga relatif tinggi (Offan Soyyan, wawancara 27 April 2016).
3. Jumlah Penduduk menurut Pendidikan
Tingkat pendidikan dapat di jadikan indikasi tentang kemajuan dan pembangunan yang terjadi di suatu wilayah. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan dapat mengukur kualitas sumber daya manusia yang ada di daerah tersebut. Tingkat pendidikan yang rendah menandakan bahwa kemampuan penduduk untuk menyerap informasi relatif kurang sehingga hanya mampu mengandalkan kemampuan dari pengalaman.
Tabel III
Jumlah Penduduk menurut Tingkat Pendidikan
NO Lulusan Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)
1 PAUD/TK 624 Jiwa 8 %
2 Tamat SD/Sederajat 4.141 Jiwa 52,7 %
3 Tamat SMP/Sederajat 1.586 Jiwa 20 %
4 Tamat SMA/Sederajat 1.277 Jiwa 16%
5 Tamat D-1, D-2, dan D-3 102 Jiwa 1,29 %
6 Tamat S-1 120 Jiwa 1,52%
7 Tamat S-2 2 Jiwa 0,02 %
9 Tamat S-3 1 Jiwa 0,1 %
Jumlah 7853 Jiwa 100 %
(Sumber: Profil desa Kaliori Tahun 2014)
Dari tabel III Jumlah penduduk yang tamat sekolah yaitu 7853 Jiwa dari keseluruhan jumlah penduduk desa Kaliori yang berjumlah 10.644 Jiwa, artinya ada 2.791 jiwa atau 26,22% penduduk desa Kaliori tidak bersekolah. Tingkat pendidikan penduduk desa Kaliori yang paling banyak adalah lulusan Sekolah Dasar sebanyak 4.141 Jiwa atau 52,7% dari keseluruhan jumlah penduduk desa Kaliori yang bersekolah (Profil desa Kaliori Tahun 2014). Penduduk desa Kaliori lulusan Sekolah Dasar masih tergolong banyak. Namun ada juga yang masih belum berpendidikan. Dalam hal ini bukan berarti masyarakat belum berfikir untuk menyekolahkan anak-anaknya tetapi karena terbatasnya dana dan pendapatan dari kepala keluarga. Desa Kaliori dapat dikatakan mayoritas berpendidikan SD dan SMP. Adapun masyarakat yang berpendidikan sampai jenjang yang lebih tinggi masih tergolong jarang. Namun, menurut tabel III diatas ada beberapa masyarakat yang mampu untuk mencapai jenjang D-1, D-2, dan D-3 berjumlah 102 jiwa, S-1 berjumlah 120 jiwa, S-2 berjumlah 2 jiwa, dan S-3 berjumlah 1 jiwa. Hal ini membuktikan bahwa penduduk desa
Kaliori mulai mementingkan adanya tingkat pendidikan yang lebih tinggi (Profil Desa Kaliori Tahun 2014).
Untuk menunjang peningkatan kualitas pendidikan masyarakat, di desa Kaliori terdapat beberapa pusat pendidikan sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas pendidikan penduduk desa Kaliori, yaitu dengan dibangunnya 3 Playgroup, 2 TK, 3 SD, 1 SMP, dan 1 Perguruan Tinggi milik swasta (Profil Desa Kaliori Tahun 2014).
4. Jumlah Penduduk menurut Agama
Seperti yang kita ketahui bahwa agama memberikan motivasi kepada masyarakat untuk menghidupkan rasa gotong royong, tolong menolong serta toleransi antar sesama masyarakat, walaupun memiliki agama yang berbeda. Berbicara agama, mayoritas penduduk desa Kaliori memeluk agama Islam, tetapi untuk agama lainnya juga cukup banyak.
Tabel IV
Jumlah Penduduk menurut Agama
NO Agama Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)
1 Islam 10.363 Jiwa 97,36 %
2 Kristen 188 Jiwa 1,76%
NO Agama Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)
3 Katholik 82 Jiwa 0,77%
4 Hindu 4 Jiwa 0,03%
5 Konghuchu 7 Jiwa 0,06%
Jumlah 10. 644 Jiwa 100%
(Sumber: Profil desa Kaliori Tahun 2014)
Dari tabel IV dapat disimpulkan bahwa mayoritas penduduk desa Kaliori memeluk agama Islam, yaitu 10.363 jiwa atau 97,36% dari keseluruhan jumlah penduduk desa Kaliori, sedangkan agama Kristen dan Katholik merupakan agama mayoritas kedua di desa Kaliori.
Adanya rumah ibadah yang beraneka ragam menunjukan memang penduduk desa Kaliori sangat menghargai perbadaan antar agama (Profil desa Kaliori tahun 2014).
D. Sarana Prasarana Desa Kaliori
Sarana jalan angkutan merupakan salah satu penunjang tercapainya pemerataan pembangunan. Adapun pemerataan pembangunan dilaksanakan untuk mencapai terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat, pertumbuhan ekonomi, dan terjaganya stabilitas nasional. Dalam pembangunan desa, pemerintah desa Kaliori berusaha terus membangun sarana prasarana untuk kesejahteraan masyarakat. Selain pembangunan fisik, pemerintah desa Kaliori juga melakukan pembangunan masyarakat melalui berbagai pelatihan-pelatihan yang ditunjukan untuk penduduk desa Kaliori agar penduduk desa Kaliori memiliki ketrampilan serta mempermudah dalam mencari pekerjaan, sehingga akan meningkatkan taraf hidup masyarakat (Offan Soyyan, wawancara 27 April 2016).
Pembangunan jalan sebagai lalu lintas perhubungan antara Kalibagor sebagai kecamatan dan Purwokerto sebagai ibu kota kabupaten Banyumas dihubungkan dengan jalan darat dengan konstruksi jalan beraspal. Sedangkan dari pusat desa menuju keseluruh dusun dihubungkan dengan jalan yang diperkeras dengan batu dan sebagian sudah diaspal.
Keadaan jalan yang beraspal mendukung mobilitas dalam kegiatan sehari-hari masyarakat menjadi lebih tinggi, sehingga banyak masyarakat desa Kaliori yang melakukan urbanisasi, terutama kaum muda. Memang kurang tersedianya lapangan pekerjaan di desa Kaliori dan juga kondisi tanah di desa Kaliori yang kurang subur sehingga sulit untuk bercocok tanam mendorong penduduk desa Kaliori mencari pekerjaan diluar desa untuk pergi ke kota-kota besar, bahkan adapula yang bekerja ke luar negeri sampai beberapa tahun. Bagi masyarakat desa Kaliori jalan beraspal sangat membantu proses kehidupan, terutama bagi
para pedagang yang biasanya pergi untuk berdagang ke pasar Sokaraja dan Banyumas yang merupakan pasar besar yang dekat dengan desa Kaliori (Profil desa Kaliori tahun 2014).
E. Kelembagaan Desa Kaliori
Kelembagaan desa adalah organisasi sebagai aturan main yang mementukan ruang gerak dalam mencapai tujuan dalam lingkup desa. Aturan main itu diatur dalam undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan presiden, peraturan derah, serta keputusan kepala daerah.
Tabel V
Lembaga Kemasyarakatan di Desa Kaliori
No Jenis Kelembagaan desa Jumlah Pengurus/Kader
1 Pemerintahan Desa 32 Orang 2 Badan Permusyawaratan Desa 11 Orang
3 LPMD 4 Orang
4 PKK 100 Orang
5 Karang taruna 50 Orang
6 RT 51 Orang
7 RW 8 Orang
(Sumber: Profil desa Kaliori Tahun 2014)
Adanya lembaga Pendidikan di desa kaliori menjadikan masyarakat desa Kaliori dapat dengan mudah mengakses pendidikan yang merupakan hak semua warga negara Indonesia. Semakin banyak lembaga pendidikan di desa, semakin meningkat pula kualitas Sumber Daya Manusia di desa tersebut. Lembaga pendidikan yang ada di desa Kaliori yaitu:
Tabel VI
Lembaga Pendidikan di Desa Kaliori
No Jenis Lembaga Pendidikan Jumlah
1 PAUD 3
2 TK 2
3 SD 3
4 SMP 1
(Sumber: Profil desa Kaliori Tahun 2014)
Adanya Lembaga Ekonomi di desa Kaliori menjadikan warga dapat meningkatkan pendapatan dan juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa Kaliori. Fungsi lembaga ekonomi di desa sangat penting, hal ini karena peran lembaga ekonomi di desa sebagai penyuluhan, pemasaran, pengkreditan, dan menyediakan berbagai fasilitas pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendorong hubungan keterkaitan antar kegiatan ekonomi di desa. Lembaga ekonomi yang ada di desa Kaliori yaitu:
Tabel VII
Lembaga Ekonomi di Desa Kaliori No Jenis Kelembagaan Ekonomi Jumlah
1 Koperasi 4 Koperasi Simpan Pinjam
2 Lumbung 4 Lumbung Desa
3 Gapoktan 500 Orang
(Sumber: Profil desa Kaliori Tahun 2014)
Adanya Lembaga adat di desa berfungsi untuk mengatur dan mengurus hal-hal berkaitan dengan adat istiadat, serta membantu pemerintah dalam memberdayakan, melestarikan, dan mengembangkan adat istiadat. Lembaga adat yang ada di desa Kaliori yaitu:
Tabel VIII
Lembaga Adat di Desa Kaliori
No Jenis Kelembagaan Adat Jumlah Pengurus/Kader
1 Lembaga Adat Desa 10 Orang
2 Majelis Ulama Desa 50 Orang
Kesenian Tradisional 100 Orang
Kesenian Agama 70 Orang
(Sumber: Profil desa Kaliori Tahun 2014)
Selain menjadi kelengkapan struktur kelembagaan dalam pemerintahan desa, lembaga – lembaga yang berada di desa Kaliori juga membantu masyarakat dalam segala aspek kehidupan. Karena pada hakekatnya memang kelembagaan ini muncul guna membantu untuk mensejahterahkan rakyat, sehingga dapat memenuhi segala yang dibutuhkan dalam masyarakat (Profil desa Kaliori tahun 2014).
F. Struktur Pemerintahan Desa Kaliori
Dari tahun 1980 desa Kaliori mengalami beberapa kali pergantian pemerintahan desa yang dilakukan dengan cara pemilihan langsung oleh penduduk desa Kaliori maupun penunjukan oleh pejabat yang berwenang. Kepala Desa yang memimpin desa Kaliori tahun 1980 sampai 2015 yaitu:
1. Damiarja Sukar (1980-1991) 2. S. Suripto (1991-2007)
Bagan 1 Struktur Pemerintahan desa Kaliori
(Sumber: Profil desa Kaliori)
Tabel IX
Daftar Nama Kepala Desa dan Perangkat Desa Kaliori tahun 2015
No Nama Jabatan
1 Offan Sofyan, S. Sos KEPALA DESA
2 Sodikin KADUS I
3 Kasmin Hidayat KADUS II
4 Sarip Susanto KADUS III
5 Haryono KADUS IV
6 Supardi KADUS V
7 Dido Sudjiwo KASI PEMERINTAHAN
8 Aji Sofyan, S.E KASI KESPEMAS
9 Sanggara Priya Dita, S.Sos KASI PEMBANGUNAN
10 Sugeng Priyatno KAUR KEUANGAN
11 Khamidin, S.Pdi KAUR UMUM
12 Narsun STAF PEMERINTAHAN
No Nama Jabatan
14 Aris Ardianto STAF PEMBANGUNAN
15 Parkun STAF PEMBANGUNAN
16 Kirsun STAF KESPEMAS
17 Kuntoro STAF KESPEMAS
18 Ridwan STAF KESPEMAS
19 Basuki STAF KESPEMAS