• Tidak ada hasil yang ditemukan

NIM : 13I LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL RINI M HASAN MENGETAHUI KETUA JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN NIP:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NIM : 13I LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL RINI M HASAN MENGETAHUI KETUA JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN NIP:"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL

Skripsi yang berjudul Analisis Beban Kerja staf Penunjang Akademik Fakultas llmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo

Oleh RINI M HASAN NIM : 13I 410 013

Telah diseminarkan dan di setujui untuk di publikasikan

Pembimbing

I

Pembimbing

II

Nip. 19760705 200604

I

004

MENGETAHUI

KETUA JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN Nip. 19671121200212 1 001

(2)

Analisis Beban Kerja Staf Penunjang Akademik Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Gorontalo

Rini M Hasan, Ikhfan Haris, Arifin Suking ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi beban kerja staf penunjang akademik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo dalam melaksanakan kinerjannya. Penelitian ini bersifat kuantitatif deskriptif mengunakan tehnik pengumpulan data angket dan studi dokumenter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1) efektivitas beban kerja staf penunjang akademik tergolong dalam kategori tidak efektiv dengan capaian kinerjannya 26%,2) efisiensi kinerja staf penunjang akademik tergolong dalam kategori tidak efisien dengan capaian kinerjannya 41%,3) tidak efisiensi kinerja staf penunjang akademik tergolong dalam kategori tidak efisiensi dengan capaian kinerjanya dengan persentase 32%. Untuk itu staf penunjang akademik perlu di berikan reword agar bekerja secara efektivitas dan perlu di kaji kembali beban kerja staf penunjang akademik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo agar dapat menggunakan waktu kerja dengan baik dan memberikan pelayanan yang maksimal kepala mahasiswa.

Kata Kunci: Analisis Beban Kerja dan Staf Penunjang Akademik

Rini M Hasan, Mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo, 1Dr. Phil. Hi. Ikhfan Haris, M.Sc, 2Dr. Arifin Suking, M.Pd Dosen Pembimbing Jurusan Manajemen Pendidikan Universwitas Negeri Gorontalo,

(3)

Dalam aktifitas sehari-hari Universitas Negeri Gorontalo (UNG) juga tidak terlepas dari adanya kondisi persaingan antar perguruan tinggi negeri dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas dan terus meningkatkan kepuasan bagi

outcomes (mahasiswa) melalui berbagai kegiatan pelayanan akademik yang baik

serta tetap berusaha kompetitif dalam mencapai tujuannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan pelayanan yang baik kepada mahasiswa agar mahasiswa dapat mengembangkan pengetahuan dan ketrampilannya yang di dukung dengan fasilitas dan sarana prasarana yang baik.

Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) sebagai bagian integral dari UNG, dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, selalu berupaya memberikan pelayanan terbaik melalui sarana dan prasaran dalam rangka mencapai tujuan dan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Lulusan yang berkualitas tersebut diharapkan mampu menghadapi tuntutan pembangunan nasional. Untuk itu staf penunjang akademik diharapkan dapat melakukan pekerjaan dan mengelola waktu (time management) secara efektif dan efisien dalam rangka memberi pelayanan yang prima. Staf penunjang akademik merupakan salah satu aset perguruan tinggi yang harus dikelola dan diberdayakan (empowermant) dengan baik agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal, misalnya pelayanan kepada mahasiswa.

Usaha yang efektif dan efisien mengandung arti bahwa output yang dihasilkan oleh setiap staf penunjang akademik memenuhi apa yang ditargetkan oleh universitas. Berdasarkan jumlah output atau hasil kerja yang mampu dihasilkan oleh staf penunjang akademik, dapat diketahui berapa jumlah pegawai yang sesungguhnya diperlukan oleh FIP untuk mencapai target dan penempatan pegawai sesuai dengan bidang keahlianya masing-masing. Hal tersebut dapat dilakukan melalui suatu pengukuran beban kerja, sehingga staf penunjang akademik dapat bekerja optimal sesuai kemampuannya.

Mangkuprawira (2004: 86) beban kerja yang terlalu berat atau ringan akan berdampak terjadinya inefisiensi kerja. Beban kerja yang terlalu ringan berarti terjadi

(4)

kelebihan tenaga kerja. Kelebihan ini menyebabkan organisasi harus menggaji jumlah pegawai lebih banyak dengan produktifitas yang sama sehingga terjadi inefisiensi biaya. Sebaliknya, jika terjadi kekurangan tenaga kerja atau banyaknya pekerjaan dengan jumlah pegawai yang dipekerjakan sedikit, dapat menyebabkan keletihan/kelelahan fisik maupun psikologis bagi pegawai. sehingga pegawai pun menjadi tidak produktif karena terlalu lelah.

Untuk itu harapannya manajemen pengelola perlu melakukan analisis Sumber Daya Manusia (SDM) yang dilakukan dengan menggunakan analisis pekerjaan agar dapat memberikan kualitas kerja yang sesuai dengan tugas pokoknya dan dapat menyelesaikan kerja dengan tepat waktu. Selain itu hasil analisis akan memerlukan beban kerja staf sehingga memperoleh staf yang mampu memanfaatkan waktu kerja (time management) dengan baik dan memberikan beban kerja masing-masing pegawai dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan tugas pokok (tupoksi) masing-masing pegawai.

Sesuai hasil pengamatan peneliti di lapangan menunjukan bahwa staf penunjang akademik FIP belum memberikan pelayanan prima yang maksimal kepada mahasiswa dan belum dapat menggunakan waktu kerja dengan baik serta belum sepenuhnya bekerja sesuai dengan beban kerja yang diberikan. Hasil obsevasi awal peneliti dengan staf penunjang akademik masih menujukkan ada beberapa pegawai yang bekerja tidak sesuai dengan tupoksi mereka, fakta tersebut didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh salah seorang pegawai di lingkungan FIP UNG Sebagai berikut:

“staf penunjang akademik Fakultas Ilmu Pendidikan bekerja sesuai dengan acuan beban kerja yang sudah diberikan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi (DIKTI) melalui Universitas tetapi pada kenyataannya yang di temukan dilapangan staf penunjang akademik belum sepenuhnya bekerja sesuai dengan beban kerja yang diberikan hal ini dapat dilihat dari kerja staf penunjang akademik. Pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh staf penunjang akademik tetapi dilakukan oleh sekertaris pimpinan dan sub bagian kemahasiswaan” (E/W/23/01/2014)

(5)

Lebih lanjut dikemukakan bahwa :

“beban kerja pegawai sudah ada, sudah ditentukan oleh DIKTI (Direktorat Tinggi) dan di berikan kepada Universitas kemudian Universitas menyalurkan ke fakultas masing-masing diberikan sebagai acuan kinerja staf penunjang akademik, untuk Fakultas ilmu Pendidikan memiliki 1 pimpinan tata usaha dan 4 jabatan struktural dan di dalam jabatan struktural akan di bagi lagi ke jabatan fungsional dan di dalam jabatan fungsional ada yang tidak dibutuhkan staf penunjang akademik sehingga beban kerja yang ada akan diberikan kepada staf penunjang yang lain” (R/W/10/03/2014).

Dari hasil wawancara diatas dapat diasumsikan bahwa beban kerja staf penunjang akademik dapat digolongkan dalam kondisi beban kerja yang tinggi dengan standar waktu yang rendah. Beban kerja ini tidak sesuai dengan kemampuan karyawan dalam mengelolah waktu kerja sehingga banyak staf penunjang akademik yang tidak dapat memanfaatkan waktu kerja dengan baik, selain itu waktu kerja hanya digunakan untuk kegiatan yang tidak produktifitas yang tidak berhubungan dengan tupoksi mereka misalnya: bermain games, ngobrol, fecabook dalam jam kerja dan tidak dapat memberikan pelayanan yang baik kepada mahasiswa.

Sesuai dengan data yang di dapat dari sub bagian kemahasiswaan jumlah mahasiswa FIP yang tercatat pada tahun ajaran 2013/2014 terdiri dari 2.695 Mahasiswa dangan jumlah staf penunjang akademik FIP yang ada saat ini yaitu 28 staf penunjang akademik. Dengan jumlah staf penunjang akademik yang ada sekarang, meskipun secara umum mampu memberikan pelayanan kepada mahasiswa yang jumlahnya banyak tetapi palayanan yang diberikan belum maksimal hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara banyak mahasiswa yang merasa belum puas dengan pelayanan staf penunjang akademik hal ini dapat dilihat pada saat pengurusan beasiswa, saran dan prasarana dalam perkulihan. Sehingga dapat diasumsikan bahwa beban kerja staf penunjang akademik tergolong dalam beban kerja tinggi (Subbagian Kemahasiswaan FIP). Namun demikian belum diketahui secara pasti, apakah beban kerja staf penunjang akademik FIP dalam kategori beban kerja tinggi atau lebih. Oleh sebab itu perlu suatu kajian tentang landasan rill beban kerja staf penunjang akademik di lingkungan FIP.

(6)

Analisis beban kerja ini berguna untuk dapat meningkatkan efektifitas efisiensi penataan FIP melalui gambaran faktual mengenai kondisi beban kerja staf penunjang akademik FIP.

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana efektivitas beban kerja staf penunjang akademik Fakultas Ilmu Pendidikan Univerisitas Negeri Gorontalo, bagaimana efisiensi beban kerja staf penunjang akademik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas beban kerja staf penunjang akademik Fakultas ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo, untuk mengetahui efisiensi beban kerja staf penunjang akademik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas negeri Gorontalo.

1. Konsep Beban Kerja

Beban kerja sebagai sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu. Kinerja suatu organisasi dikatakan baik jika terdapat kesesuaian antara beban kerja yang diberikan kepada suatu individu dengan kemampuan yang dimiliki oleh individu tersebut.

Menurut Groenewegen dan Hutter (dalam Secured, 2006:2) menyatakan bahwa beban kerja dapat dilihat dalam dua sudut pandang yaitu, secara subjektif dan objektif. Beban kerja secara objektif adalah keseluruhan waktu yang dipakai atau jumlah aktivitas yang dilakukan. Beban kerja subjektif adalah ukuran yang dipakai seseorang tentang pertanyaan yang diajukan, tentang perasaan kelebihan beban kerja ukuran dan tekanan pekerjaan dan kepuasan kerja.

Menurut Kladen (2010:1) Beban kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan Pegawai dalam memberikan pelayanan prima. Beban kerja pegawai yang tinggi berdampak terhadap penurunan kemampuan pegawai dalam memberikan pelayanan maksimal. Kurangnya pelayanan prima akan berdampak langsung terhadap kualitas kerja pegawai. Pengukuran beban kerja

(7)

pegawai perlu dilakukan untuk menyeimbangkan beban kerja dan sumber daya pegawai sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawai dan dapat mencapai hasil yang optimal.

Beban kerja dapat dibedakan menjadi dua yaitu beban kerja kuantitatif dan kualitatif. Beban kerja kuantitatif merupakan jumlah pekerjaan yang besar yang harus dilakukan pada suatu waktu, misalnya jam kerja yang tinggi, derajat tangggung jawab yang besar, tekanan kerja sehari-hari dan sebagainya. Beban kerja kualitatif terjadi apabila pekerjaan yang dihadapkan terlalu sulit.

Menurut Kladen (2010:1) Beban kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan Pegawai dalam memberikan pelayanan prima. Beban kerja pegawai yang tinggi berdampak terhadap penurunan kemampuan pegawai dalam memberikan pelayanan maksimal. Kurangnya pelayanan prima akan berdampak langsung terhadap kualitas kerja pegawai. Pengukuran beban kerja pegawai perlu dilakukan untuk menyeimbangkan beban kerja dan sumber daya pegawai sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawai dan dapat mencapai hasil yang optimal.

2. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Beban Kerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja dalam Jurnal Arika, 2011:85 adalah sebagai berikut :

1. Faktor eksternal

Beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti: a. Tugas (Task). Meliputi tugas bersifat fisik seperti, stasiun kerja, tata ruang tempat kerja, kondisi ruang kerja, kondisi lingkungan kerja, sikap kerja, cara angkut, beban yang diangkat. Sedangkan tugas yang bersifat mental meliputi, tanggung jawab, kompleksitas pekerjaan, emosi pekerja dan sebagainya, b. Organisasi Kerja. Meliputi lamanya waktu kerja, waktu istirahat, shift kerja, sistem kerja dan sebagainya, c. Lingkungan Kerja. Lingkungan

(8)

kerja ini dapat memberikan beban tambahan yang meliputi, lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja kimiawi, lingkungan kerja biologis dan lingkungan kerja psikologis.

2. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh akibat dari reaksi beban kerja eksternal yang berpotensi sebagai stresor, meliputi faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, kondisi kesehatan, dan sebagainya), dan faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan, kepuasan, dan sebagainya).

3. Analisis Beban Kerja

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No 12 Tahun 2008 menyatakan bahwa analisis beban kerja dilaksanakan untuk mengukur dan menghitung beban kerja setiap jabatan atau unit kerja dalam rangka efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan meningkatkan kapasitas organisasi yang profesional, transparan, proporsional dan rasional. Analisis beban kerja dapat menjadi acuan untuk setiap sub bagian di lingkungan kerja dalam melaksanakan analisis beban kerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing.

Marwansyah (2010:57) Analisis beban kerja adalah proses untuk menetapkan jumlah jam kerja-orang (man-hours) yang dibutuhkan untuk merampungkan beban kerja dalam waktu tertentu. Analisis beban kerja bertujuan untuk menentukan berapa jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan berapa beban yang tepat dilimpahkan kepada satu orang pekerja. Analisis beban kerja dapat dilakukan dengan cara membagi isi pekerjaan yang harus diselesaikan dengan hasil kerja rata-rata satu orang, sehingga akan didapat jumlah orang yang dibutuhkan untuk merampungkan pekerjaan tersebut.

Analisis Beban Kerja adalah suatu teknik manajemen yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh informasi mengenai tingkat efektivitas dan efisiensi kerja organisasi berdasarkan volume kerja. Efektivitas dan efisiensi kerja adalah

(9)

perbandingan antara bobot/beban kerja dengan jam kerja efektif dalam rangka penyelesaian tugas dan fungsi organisasi (Peraturan Mentri Dalam Negeri No 12 Tahun 2008 Pasal 1 Ayat 2 dan 4 ).

Mangkuprawira (2004:86) pada prinsipnya beban kerja seseorang sudah ditentukan dalam bentuk standar kerja perusahaan menurut jenis pekerjaannya. Kebutuhan SDM dapat dihitung dengan mengidentifikasi seberapa banyak output perusahaan pada divisi tertentu yang ingin dicapai. Pada akhirnya analisis beban kerja sangat erat kaitannya dengan fluktuasi permintaan pasar akan barang dan jasa perusahaan sekaligus dengan pemenuhan SDM yang diperlukan untuk memenuhi permintaan pasar komoditi.

Bahwa lebih lanjut Mangkupawira (2004:86) menyatakan beban kerja yang dibebankan kepada pegawai dapat terjadi dalam tiga kondisi. Pertama, beban kerja sesuai standar, beban kerja standar merupakan beban kerja yang diberikan kepada staf penunjang akademik sesuai standar kemampuan staf penunjang akademik dalam pekerjaan yang diberikan oleh DIKTI dan apabila sebagian besar staf penunjang akademik bekerja sesuai dengan standar yang diberikan oleh DIKTI tidak jadi masalah. Kedua, beban kerja yang terlalu tinggi (over capacity) merupakan beban kerja yang diberikan kepada staf penunjang akademik dengan standar waktu rendah yang tidak sesuai dengan kemampuan saf penunjang akademik sehingga banyak pekerjaan yang tertunda dan penyelesaian pekerjaan yang lama, beban kerja yang terlalu tinggi akan berakibatkan pada fakultas karena memberikan pekerjaan kepada staf penunjang akademik dengan standar yang rendah yang tidak sesuai dengan kemampuan karyawan. Ketiga, beban kerja yang terlalu rendah (under capacity), beban kerja yang rendah akan berakibatkan pada fakultas karena kurangnya pekerjaan sehingga banyak waktu kerja di gunakan dengan bermain games dan facebook dan akan berakibatkan pada pekerjaan tersebut karena staf penunjang akademik merasa malas dan akan menunda-nunda pekerjaan sehingga banyak pekerjaan yang diselesaikan tidak tepat waktu.

(10)

Berdasarkan pemaparan diatas maka penulis dapat menarik kesimpulan analisis beban kerja yaitu untuk mengidentifikasi jumlah karyawan maupun kualifikasi karyawan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi dengan menghitung frekuensi rata-rata masing-masing jenis pekerjaan dalam jangka waktu tertentu, untuk memperoleh pegawai yang dapat bekerja secara efektif dan efisien merupakan salah satu analisis beban kerja. Beban kerja juga merupakan sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang harus dicapai dalam suatu rata-rata pekerjaan pegawai dengan menghitung produktivitas pegawai dalam memberikan pelayanan dan pemanfaatan waktu kerja.

4. Manfaat Analisis Beban Kerja

Sudarmayanti (2011:111) manfaat analisis beban kerja adalah untuk menetapkan bilangan atau jumlah karyawan yang diperlukan dalam pelaksanaan sejumlah pekerjaan tertentu selama waktu tertentu. Peraturan Mentri Dalam Negeri No 12 Tahun 2008 pasal 21 menyatakan bahwa analisis beban kerja bermanfaat untuk :1) penataan/penyempurnaan struktur organisasi; 2) penilaian prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja unit; 3) bahan penyempurnaan sistem dan prosedur kerja; 4) sarana peningkatan kinerja kelembagaan; 5) penyusunan standar beban kerja jabatan/kelembagaan, penyusunan daftar susunan pegawai atau bahan penetapan eselonisasi jabatan struktural; 6) penyusunan rencana kebutuhan pegawai secara riil sesuai dengan beban kerja organisasi; 7) program mutasi pegawai dari unit yang berlebihan ke unit yang kekurangan; 8) program promosi pegawai; 9) reward and punishment terhadap unit atau pejabat; 10) bahan penyempurnaan program diklat; dan 11) bahan penetapan kebijakan bagi pimpinan dalam rangka peningkatan pendayagunaan sumber daya manusia.

5. Aspek-aspek dalam Analisis Beban Kerja

Menurut Peraturan Menteri No. 12 Tahun 2008 Tentang Pedoman Analisis Beban Kerja di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah menegaskan bahwa Aspek-aspek yang digunakan dalam analisis beban kerja adalah sebagai

(11)

berikut: 1) Norma waktu, merupakan suatu satuan waktu yang dipergunakan untuk mengukur beberapa hasil yang dapat diperoleh. 2) volume kerja, aspek volume kerja merupakan volume kerja diperoleh dari target pelaksanaan tugas untuk memperoleh hasil kerja. 3). Jam kerja efektif, aspek jam kerja efektif merupakan volume kerja diperoleh dari target pelaksanaan tugas untuk memperoleh hasil kerja.

6. Tahapan-Tahapan Analisis Beban Kerja

Analisis beban kerja dilaksanakan secara sistematis dengan tahapan sebagai berikut: 1) pengumpulan data, pengumpulan data merupakan data formulir isian yang berupa pengumpulan data dan inventarisasi jumlah pemangku jabatan dan wawancara, pengamatan langsung dan referensi dari suatu pekerjaan tersebut. 2) pengolahan data, Pengelolahan data merupakan rekapitulasi jumlah beban kerja jabatan, perhitungan kebutuhan pegawai, tinggkat efisiensi jabatan dan prestasi kerja jabatan dan rekapitulasi kebutuhan pejabat/pegawai, tingkat efisiensi unit dan prestasi kerja unit. 3) penelaahan hasil olahan data, penelaahan hasil olahan data merupakan olahan data untuk memperoleh hasil yang akurat dan objektif serta sesuai dengan kondisi senyatanya 4) penetapan hasil analisis beban kerja, Penetapan hasil analisis beban kerja, untuk penetapan hasil analisis beban kerja di tetapkan oleh Lingkungan tersebut. Analisis beban kerja menghasilkan informasi berupa efektivitas dan efisiensi jabatan serta efektivitas dan efisiensi unit kerja, prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja unit, jumlah kebutuhan pegawai/pejabat, jumlah beban kerja jabatan dan jumlah beban kerja unit, dan standar norma waktu kerja.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif Sebagai Subjek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah norma waktu, volume kerja, jam kerja efektif. Adapun jumlah objek penelitian 1 Kepala Bagian Tata Usaha, 9 Bagian Pendidikan, 4 Bagian Keuangan dan Kepegawaian, 11 Bagian Umum dan Perlengkapan dan 3 Bagian Kemahasiswaan. Instrumen yang digunakan adalah

(12)

melalui kuisioner. Sedangkan Analisis penelitian yang digunakan adalah rumus Persentase dan Indeks Persentase.

Pr = f/n x 100 %

Indeks = X 100 %

Dalam penelitian ini menggunakan kriteria penentuan efektivitas dan efisensi yang mengacu pada standar beban kerja dan waktu pengerjaan yang di berikan oleh DIKTI sebagai berikut, a) efektivitas kinerja staf penunjang akademik dapat di lihat dari kategorinya yaitu 50% Efektivitas , < 50% Tidak Efektivitas, > 50% Efektivitas. b) efisiensi kinerja staf penunjang akademik dapat dapat dilihat dari ketercapainnya yaitu, 50% Efisiensi, < 50% Tidak Efisiensi, > 50% Tidak Efisiensi.

HASIL PENELITIAN

Tabel 4.49 diatas menunjukan bahwa dari 267 tugas pokok staf penunjang akademik yang dikerjakan sesuai standar beban kerja yang capaian kinerjanya efektivitas dengan jumlah 69 tugas pokok yang di persentasekan sebesar 27% dan 198 tugas pokok yang capaian kinerjanya tidak efektivitas yang di persentasekan sebesar 74%, artinya staf penunjang akademik kinerjanya termasuk dalam kategori tidak efektivitas.Untuk capaian kinerja yang efisiensi oleh staf penunjang akademik lebih besar dari efektivitas yakni dengan jumlah 111 tugas pokok yang dipersentasekan sebesar 42% dan 156 tugas pokok yang capaian kinerjana tidak efisiensi yang di persentasekan sebesar 58%, artinya staf penunjang akademik dalam kinerjanya termasuk dalam kategori tidak efisiensi. Adapun 87 tugas pokok yang tidak mencapai tingkat efisisiensi kinerja yang di persentasekan sebesar 33% dan 180 tugas pokok yang capaian kinerjannya tidak efisiensi yang di persentasekan sebesar 67%. Dapat dianalisis bahwa efektivitas dan efisiensi kinerja staf penunjang akademik dalam kinerjanya tidak efektivitas dan efisiensi. Hal ini di sebabkan karena kurangnya pengawasan sehingga pengadministrasian akademik tidak mampu menggunakan waktu kerja dengan baik dan belum mampu memberikan pelayanan yang maksimal kepada mahasiswa serta waktu kinerjanya di gunakan untuk hal-hal

(13)

yang tidak produktivitas di luar tugas pokok yang diberikan seperti ngobrol, facebook dan bermain games pada saat jam kerja.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengolahan data kinerja staf penunjang akademik sesuai dengan standar beban kerja yang ditetapkan oleh DIKTI menunjukan efektivitas kinerja staf penunjang akademik di Fakultas Ilmu Pendidikan termasuk dalam kategori tidak efektivitas. Hal ini dapat dilihat pada skor persentase tingkat pencapaiannya sebesar 27% dan 74% yang tidak efektivitas dari 267 tugas pokok yang diberikan. Untuk capaian efisiensi kinerja staf penunjang akademik termasuk dalam kategori tidak efisiensi. Hal ini dapat dilihat pada skor persentase tingkat pencapaiannya sebesar 43% dan 57% tidak efisiensi dari 267 tugas pokokyang diberikan. sedangkan untuk kinerja yang tidak sesuai dengan standar beban kerja yakni tidak efisiensi termasuk dalam kategori rendah, hal ini dapat dilihat pada skor persentase tingkat pencapaian 33% dan 67% tidak efisiensi dari 267 tugas pokok yang diberikan oleh DIKTI.

SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang di kemukakan dapat disimpulkan bahwa:

1. Efektivitas beban kerja staf penunjang akademik berada pada kategori rendah hal ini disebabkan karena kuranya pengawasan sehingga staf penunjang akademik bekerja tidak efektiv.

2. Efisiensi beban kerja staf penunjang akademik berada pada kategori tinggi hal ini disebabkan tugas pokok tersebut tidak membutuhkan waktu yang banyak untuk menyelesaikannya.

(14)

3. Tidak efisiensi beban kerja staf penunjang akademik berada pada kategori sedang hal ini disebabkan kurangnya pengawasan sehingga staf penunjang akademik bekerja tidak efisien selain itu waktu kerja hanya digunakan untuk kegiatan yang tidak produktivitas yang tidak berhubungan dengan tugas pokok yang di berikan seperti ngobrol, nonton, facebook dan bermain games dan kinerja tersebut membutuhkan partisipasi dari mahasiswa, dosen dan keberadaan dekan sebagai pimpinan fakultas untuk menandatangani surat-surat dan rekomendasi dan lain-lain.

SARAN

Dengan memperhatiakan hasil penelitian maka penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Staf penunjang akademik Fakultas Ilmu Pendidikan Univeristas negeri Gorontalo perlu di berikan motivasi dan reword untuk membangkit semangat kerja agar bekerja lebih efektiv sehingga dapat memberikan pelayanan prima kepala mahasiswa.

2. Besarnya persentase beban kerja staf penunjang akademik maka perlu di kaji kembali beban kerja dan waktu pengerjaan agar lebih efektiv.

3. Melihat masih banyak staf penunjang akademik yang bekerja tidak efisien dan selain itu waktu kerja hanya di gunakan untuk kegiatan yang tidak produktivitas yang berhubungan dengan tugas pokok yang di berikan seperti ngobrol, nonton, facebook dan bermain games maka perlu dilakukan pengawasan agar staf penunjang akademik bekerja lebih efektiv dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Arika. 2011. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Masa Kerja dan Bebak Kerja Pegawai

Terhadap Tingkat Stres Kerja Perawat Di Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Aceh. Jurnal Vol. II Universitas Sumatra Utara (Diakses 30 Maret 2014)

(15)

Badan Kepegawaian Negara. 2011. Penyususnan Peta Jabatan Dan Analisis Beban

Kerja Badan Kepegawaian Nasional. (Diakses 2 September 2013)

Mangkuprawira, Sjafri. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Bogor: PT. Ghalia Indonesia.

Marwansyah. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:Alfabeta.

Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No 12 Tahun 2008. Perhitungan Beban Kerja

dalam Rangka Menyususn Formasi Pegawai.Jakarta; Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. (Diakses 18 September 2013).

Sechured. 2006. Dampak Stres Kerja Terhadap Beban Kerja Perawat Di Rumah

Sakit Veteran. Veterran:Universitas Pembangunan Nasional Veteran Vol.I

(Diakses 27 Maret 2014)

Samsudin, Sadili. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Sutrisno, Edy. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Prenada Media Group.

Siagian, S. P. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. 2012. Metode Penilitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. PT.Alfabea:Bandung.

Taniredja, Tukiran dan Mustafidah, Hidayati. 2011. Penelitian Kuantitatif (Sebuah

Pengantar). Bandung: PT. Alfabeta

Yuliyana. 2012. Hubungan Beban Kerja Terhadap Caring Perawat Di Instalasi

(16)

Referensi

Dokumen terkait