• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci : kemampuan, kompetensi dasar, sifat-sifat operasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata kunci : kemampuan, kompetensi dasar, sifat-sifat operasi"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI GUGUS

URIP SUMOHARJO DI KECAMATAN PURWOREJO PADA

KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN SIFAT-SIFAT OPERASI

HITUNG BILANGAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Rima Ratna Hestiningrum, Budiyono

Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

e-mail : rimaratna88@yahoo.co.id, budiyono555@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa kelas IV SD Negeri Gugus Urip Sumoharjo dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan sifat komutatif pada penjumlahan dan perkalian, sifat asosiatif pada penjumlahan dan perkalian serta sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan atau pengurangan. Populasi dari penelitian ini adalah semua siswa kelas IV SD Negeri Gugus Urip Sumoharjo Kecamatan Purworejo tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 224 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportional Random Sampling. Teknik pengumpulan datanya menggunakan metode tes. Teknik pengolahan data menggunakan analisis statistik deskriptif. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kemampuan siswa kelas IV SD Negeri Gugus Urip Sumoharjo dalam menyelesaikan soal menggunakan sifat komutatif pada penjumlahan dan perkalian sudah memenuhi KKM yang ditunjukkan dengan nilai z0,05 = 1,645 dengan taraf kesalahan 5% diperoleh zhitung = 5,180 maka Ho ditolak, sedangkan dengan menggunakan sifat asosiatif penjumlahan dan perkalian serta sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan atau pengurangan belum memenuhi KKM. Hal ini ditunjukkan pada sifat komutatif penjumlahan dan perkalian dengan nilai z0,05 = 1,645 dengan taraf kesalahan 5% diperoleh zhitung = 0,008 maka Ho diterima, dan pada sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan atau pengurangan yang ditunjukkan dengan nilai z0,05 = 1,645 dengan taraf kesalahan 5% diperoleh zhitung = -1,197 maka Ho diterima.

Kata kunci : kemampuan, kompetensi dasar, sifat-sifat operasi

PENDAHULUAN

Pada jenjang sekolah dasar siswa telah mengenal operasi hitung yang meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Dalam operasi hitung siswa juga mempelajari sifat-sifat dari opersi hitung tersebut. Pada standar kompetensi matematika sekolah dasar kelas IV terdapat kompetensi dasar salah satunya yaitu mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung, dalam

(2)

operasi hitung dengan sifat pertukaran (komutatif), pengelompokkan (asosiatif), dan penyebaran (distributif). Kemampuan yang baik oleh siswa dalam menyelesaikan operasi hitung dapat dilihat dari penguasaan siswa dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan sifat-sifat operasi hitung. Namun kenyataannya masih banyak kendala yang dihadapi oleh siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan sifat-sifat operasi hitung. Untuk mengetahui apakah seorang siswa sudah mampu menguasai atau belum kompetensi dasar sifat-sifat operasi hitung perlu dilakukan pengambilan data.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah tentang kemampuan siswa kelas IV SD Negeri Gugus Urip Sumoharjo dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan kompetensi dasar menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan. Dalam permasalahan ini peneliti membagi tiga rumusan masalah yaitu tentang bagaimana kemampuan siswa kelas IV SD Negeri Gugus Urip Sumoharjo dalam menyelesaikan soal menggunakan sifat komutatif penjumlahan dan perkalian, sifat asosiatif penjumlahan dan perkalian serta sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan atau pengurangan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa kelas IV SD Negeri Gugus Urip Sumoharjo dalam menyelesaikan soal menggunakan menggunakan sifat komutatif penjumlahan dan perkalian, sifat asosiatif penjumlahan dan perkalian serta sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan atau pengurangan.

Bila terjadinya proses belajar karena lingkungan dimanipulasi, dikontrol dan dikendalikan maka proses pendidikan itu disebut pembelajaran. Menurut Oemar Hamalik (1994: 57) “pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran”.

Berkaitan dengan pengertian pembelajaran matematika, disini akan dijelaskan tentang esensi matematika yang mengacu pada hal-hal abstrak dan pola pikir logis. Janson dan Rising dalam Asep Jihad (2008: 152) mendefinisikan matematika adalah: 1) Pola berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang

(3)

logis, matematika itu adalah bahasa, bahasa yang menggunakan istilah yang mendefinisikan dengan cermat, jelas, akurat dengan simbol yang padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai arti dari pada bunyi; 2) Pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat atau teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya; 3) Ilmu tentang pola keteraturan pola atau ide; dan 4) Suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutan dan keharmonisan.

Dengan demikian pembelajaran matematika adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi tercapainya pola pikir. Sistem pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.

Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah dan menafsirkan solusinya. Menurut Gatot Muhsetyo, dkk (2008: 127) banyak manfaat dari pengalaman pemecahan masalah antara lain adalah peserta didik menjadi kreatif dalam berfikir; kritis dalam menganalisis data, fakta dan informasi, mandiri dalam bertindak dan bekerja. Dengan pengalaman pemecahan masalah peserta didik dapat cerdas dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan selama 9 bulan, mulai bulan Maret 2012 sampai dengan bulan Desember 2012 bertempat di SD Negeri Gugus Urip Sumoharjo Kecamatan Purworejo. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD Negeri Gugus Urip Sumoharjo yang

(4)

berjumlah 224 siswa yang berasal dari 6 SD Negeri. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportional Random Sampling.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes. Instrumen dalam penelitian berbentuk tes uraian mengenai sifat-sifat operasi hitung yang terdiri dari 3 instrumen yaitu instrumen pertama tentang sifat komutatif, instrumen kedua tentang sifat assosiatif dan instrumen ketiga tentang sifat distributif yang masing-masing instrumen berisi 10 butir soal. Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif yang menggunakan uji hipotesis z.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dari perhitungan menggunakan uji hipotesis z pada sifat komutatif diperoleh zȃirwa = 5,180 dan dengan taraf kesalahan 5% diperolaeh zreȖ̜Ϝ = 1,645

sehingga keputusan ujinya adalah jika zȃirwa > zreȖ̜Ϝ, maka H0 ditolak. Artinya

kemampuan siswa kelas IV SD Negeri Gugus Urip Sumoharjo di Kecamatan Purworejo tahun pelajaran 2012/2013 dalam menyelesaikan soal menggunakan sifat komutatif pada penjumlahan dan perkalian sudah memenuhi KKM.

Pada sifat asosiatif diperoleh zȃirwa = 0,008 dan dengan taraf kesalahan

5% diperoleh zreȖ̜Ϝ = 1,645 sehingga keputusan ujinya adalah jika zȃirwa < zreȖ̜Ϝ,

maka H0 diterima. Artinya kemampuan siswa kelas IV SD Negeri Gugus Urip

Sumoharjo di Kecamatan Purworejo tahun pelajaran 2012/2013 dalam menyelesaikan soal menggunakan sifat asosiatif pada penjumlahan dan perkalian belum memenuhi KKM.

Pada sifat distributif dengan diperoleh zȃirwa = -1,197 dan dengan taraf

kesalahan 5% diperoleh zreȖ̜Ϝ = 1,645 sehingga keputusan ujinya adalah jika

zȃirwa < zreȖ̜Ϝ, maka H0 diterima. Artinya kemampuan siswa kelas IV SD Negeri

Gugus Urip Sumoharjo di Kecamatan Purworejo tahun pelajaran 2012/2013 dalam menyelesaikan soal menggunakan sifat distributif perkalian terhadap

(5)

Dari ketiga hasil diatas penguasaan siswa kelas IV SD Negeri Gugus Urip Sumoharjo dalam menyelesaikan soal menggunakan sifat asosiatif penjumlahan dan perkalian serta sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan atau perkalian terhadap pengurangan masih mengalami kendala. Hal ini dibuktikan kemampuan siswa kelas IV SD Negeri Gugus Urip Sumoharjo dalam menyelesaikan soal menggunakan sifat asosiatif penjumlahan dan perkalian serta sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan atau perkalian terhadap pengurangan belum memenuhi KKM. Kendala yang terjadi dalam pembelajaran matematika berkisar pada karakteristik matematika yang abstrak, masalah media, masalah siswa atau guru. Menurut Asep Jihad (2008: 154) kendala-kendala tersebut melahirkan kegagalan pada siswa, hal ini bisa terjadi karena siswa tidak dapat menangkap konsep dengan benar, siswa tidak menangkap arti dari lambang-lambang, siswa tidak memahami asal usulnya suatu prinsip, siswa tidak lancar menggunakan operasi dan prosedur, dan pengetahuan siswa tidak lengkap.

Apabila siswa menghadapi kendala seperti yang tersebut di atas maka tentunya akan menghambat dalam proses pembelajaran matematika. Materi mata pelajaran matematika saling berkaitan satu sama lain sehingga apabila siswa mempunyai kendala dalam pembelajaran matematika secara tidak langsung akan menghadapi masalah secara terus-menerus. Pendekatan yang bisa mencoba meminimalkan kendala dan mengoptimalkan potensi, dalam aplikasinya seorang guru mencoba menciptakan pengajaran yang berkesan, menyenangkan, memudahkan dan sebagainya. Selain itu tugas guru matematika hendaknya tidak hanya sekedar diperolehnya berbagai pengetahuan dan keterampilan oleh peserta didik. Namun guru juga harus mendorong berkembangnya penghayaan dan pemahaman tentang pembelajaran matematika agar matematika dapat diterima dengan mudah oleh peserta didik. Pembelajaran matematika janganlah monoton setidaknya guru dalam

(6)

dalam konsep matematika atau sebaliknya, adanya interaksi antar siswa dan guru, dan dapat menggunakan metode yang lebih bervariasi agar proses pembelajaran tidak terasa membosankan dan lebih mudah diterima oleh peserta didik.

SIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa kemampuan siswa kelas IV SD Negeri Gugus Urip Sumoharjo di kecamatan purworejo tahun pelajaran 2012/2013 dalam menyelesaikan soal menggunakan sifat komutatif pada penjumlahan dan perkalian sudah memenuhi KKM sedangkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal menggunakan sifat asosiatif pada penjumlahan dan perkalian serta menggunakan sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan atau perkalian terhadap pengurangan belum memenuhi KKM.

Dari kesimpulan yang telah diperoleh maka peneliti memberi saran kepada guru yang hendaknya memberikan motivasi pada siswa supaya lebih rajin belajar agar siswa dapat lebih paham dalam memahami materi sifat-sifat operasi hitung bilangan dan untuk para siswa perlu banyak latihan soal, mengingat materi sifat-sifat operasi hitung bilangan bukan materi yang mudah atau hanya dihafalkan tapi juga perlu pemahaman.

DAFTAR PUSTAKA

Asep Jihad. 2008. Pengembangan Kurikulum Matematika. Yogyakarta: Multi Presindo.

Gatot Muhsetyo. Dkk. 2008. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 4 : Kondisi lingkungan di sepanjang saluran irigasi pada beberapa Sumber : Pemetaan Swadaya Kelurahan Kebondalem (2008).. Pengembangan Kearifan Lokal Dalam Perbaikan

Kepuasan batin itu disebut al-tajallī ; yaitu suatu kondisi spiritual yang dirasakan oleh peserta tasawuf yang seolah-olah dapat melihat Tuhan-nya secara

Sasaran dalam asuhan comtinue of care ini adalah Ny “M” GII P10001 32 minggu dengan Kurang Energi Kronis di BPM Minarti Amd.Keb Desa Trawasan Kecamatan Sumobito

Headstand/Kopstand adalah sikap berdiri tegak yang bertumpu pada kepala dan ditopang oleh kedua tangan.. Cara melakukan gerakan headstand adalah sebagai berikut: -

Hasil analisis pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa secara keseluruhan terdapat perubahan responden sebelum mengikuti pelatihan dengan sesudah mengikuti pelatihan yaitu

Setiap kali bila kredit-manipulasi, seperti dimaksud dalam dan dihitung menurut Pasal IV Perjanjian Perhubungan Pembayaran, tertanggal 1 April 1950, dilampaui dan

Dari tanggapan informan diatas dapat dikatakan bahwa sebagai pemimpin, Kepala Desa mempunyai wewenang dalam memberikan perintah baik yang berbentuk langsung

Maka marilah kita mohon kepada Kristus yang telah mempersiapkan segalanya itu: Tuhan Yesus Kristus, jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu,