PENGELOLAAN
ANGGARAN BENCANA
BERSUMBER DARI APBD
10
9
8
7
6
Keputusan tentang Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara(PPAS)
Penyusunan RKA-SKPD
Pembahasan Rancangan APBD
Penetapan Perda APBD Penyusunan RKPD Musrenbang Kab/ Kota Forum SKPD Musrenbang Kecamatan Musrenbang Desa
/i ka
Renja SKPDAlur Perencanaan dan Penganggaran
RPJM Daerah RPJP Daerah RKP RPJM Nasional RPJP Nasional RKP Daerah Renstra KL Renja - KL Renstra SKPD Renja - SKPD RAPBN RAPBD RKA-KL RKA - SKPD APBN Rincian APBN APBD Rincian APBD DiacuPedoman Dijabar kan Pedoman
Pedoman Pedoman Pedoman Pedoman Diperhatikan Dijabark an Pedoman Pedoman Pedoman Pedoman Diacu Diacu
Diserasikan melalui Musrenbang
UU 25/2004 ttg SPPN Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah UU 17/2003 ttg KN RENAS PB R PB
RPJMD RKPD KUA PPAS Nota Kesepakatan Pedoman Penyusunan RKA-SKPD o/ KDH RKA-SKPD RAPBD Evaluasi Raperda APBD oleh Gubernur/ Mendagri
Perda APBD
PEDUM APBD o/ MDNJ :
: c D : Cc D A :
:
I
Penatausahaan Belanja • Penerbitan UP,SPM-GU, SPM-TU dan SPM-LS oleh Kepala SKPD • Penerbitan SP2D oleh PPKD Penatausahaan Pendapatan Kekayaan dan Kewajiban daerah • Kas Umum • Piutang • Investasi • Barang • Dana Cadangan • Utang Akuntansi Keuangan Daerah • Bendahara penerimaan wajib menyetor penerimaannya ke rekening kas umum daerah selambat-lambatnya 1 hari kerja
Penatausahaan Pembiayaan • Dilakukan oleh PPKD Laporan Keuangan diperiksa oleh BPK Rancangan DPA-SKPD DPA-SKPD Verifikasi Laporan Realisasi Semester Pertama R P-APBD Pelaksanaan APBD Pendapatan Belanja Pembiayaan Evaluasi R P-APBD Oleh Gbrnr/MDN Perda P-APBD Laporan Keuangan Pemerintah Daerah • LRA • Neraca
• Lap. Arus Kas • CaLK Raperda PJ Pel APBD Disusun dan disajikan Sesuai SAP Persetujuan Bersama (KDH + DPRD) Evaluasi o/ Gubernur/MDN 15 hari 7 hari penyesuaian o/ Pemda Perda PJ Pel APBD setelah 3 hari
Perencanaan Pelaksanaan Penatausahaan Pertgjwban Pemeriksaan
DPRD
melakukan pengawasan bukan
PENDANAAN UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA
DALAM APBD
A P B D
BELANJA LANGSUNG
BELANJA TDK
LANGSUNG
PROGRAM KEGIATAN
SKPD TERKAIT
BELANJA TIDAK
TERDUGA
BELANJA BANTUAN
KEUANGAN
BELANJA HIBAH
BELANJA BANTUAN
SOSIAL
PENDAPATAN
PENDAPATAN DANA
DARURAT
PENDAPATAN HIBAH
PENDAPATAN
BANTUAN KEUANGAN
• Merupakan belanja kompensasi, dalam bentuk gaji dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada pegawai negeri sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Belanja
Pegawai
• Digunakan untuk menganggarkan pembayaran bunga utang yang dihitung atas kewajiban p o k o k u t a n g ( p r i n c i p a l o u t s t a n d i n g ) berdasarkan perjanjian pinjaman jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
Belanja
Bunga
• Digunakan untuk menganggarkan bantuan biaya produksi kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat banyak.
Belanja
Subsidi
• Digunakan untuk menganggarkan pemberian hibah dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya.
Belanja
Hibah
• Digunakan untuk menganggarkan pemberian
bantuan yang bersifat sosial kemasyarakatan
dalam bentuk uang dan/atau barang kepada
kelompok/anggota masyarakat
Belanja
Bantuan
Sosial
• Digunakan untuk menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan provinsi kepada kabupaten/kota atau pendapatan kabupaten/kota kepada pemerintah desa atau pendapatan pemerintah daerah tertentu kepada pemerintah daerah Iainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Belanja
Belanja
Bagi Hasil
• Digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari provinsi kepada kabupaten/kota, pemerintah desa, dan kepada pemerintah daerah lainnya atau dari pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah desa, dan pemerintah daerah lainnya dalam rangka pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan keuangan dan kepada partai politik.
Belanja
Bantuan
Keuangan
• Merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup.
Belanja
Tidak
Terduga
• Untuk pengeluaran honorarium/upah
dalam melaksanakan program dan
kegiatan pemerintahan daerah.
o :
–
• Digunakan untuk menganggarkan pengadaan barang dan jasa yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (duabelas) bulan dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah, termasuk barang yang akan diserahkan atau dijual kepada masyarakat atau pihak ketiga.
o :
I :
:
C
• Digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pengadaan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (duabelas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan.
o :
o
ALOKASI ANGGARAN TAHAPAN PENANGGULANGAN
BENCANA DAERAH DALAM APBD
PENGANGGARAN
TAHAP
PRABENCANA
PENGANGGARAN
TANGGAP DARURAT
BENCANA
PENGANGGARAN
PASCA BENCANA
A P B D
PENGANGGARAN DALAM RANGKA TAHAP PRABENCANA
a. fasilitasi penyusunan rencana penanggulanganbencana;
b. Prog pengurangan risiko bencana;
c. program pencegahan bencana; d. pemaduan perencanaan
pemba-ngunan dgn perencanaan penanggulangan bencana; e. penyusunan analisis risiko
bencana;
f. fasilitasi pelaksanaan dan
penegakan rencana tataruang; g. penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan penanggulangan bencana;
h. penyusunan standar teknis penanggulangan bencana
Tidak Terjadi Bencana
Potensi bencana
Tidak Terjadi Bencana
Potensi bencana
a. kegiatan kesiapsiagaan;
b. pembangunan sistem
peringatan dini; dan
TANGGAP
DARURAT
BENCANA
Dana Siap
Pakai
APBD
Belanja Tdk
Langsung
BTT
BUD SKPD
PENGANGGARAN TANGGAP DARURAT
PERMENDAGRI NO 21 TAHUN 2011
/fiaKEPALA
DAERAH
PPKD
(BUD)
n1(1 RKB RKBØ Pasal 162 Ayat (8.c) Permendagri No. 21/2011 Ø BUD mencairkan dana paling lambat 1 hari
kerja terhitung sejak diterimanya RKB Ø pencairan dana mekanisme TU
Ø penggunaan dana tanggap darurat bencana dicatat pada Buku Kas Umum tersendiri
Ø kepala BPBD bertanggungjawab secara fisik d a n k e u a n g a n k e p a d a P P K D d e n g a n melampirkan bukti-bukti pengeluaran yang sah dan lengkap KEPALA BPBD PERNYATAAN TANGGAP DARURAT & KEPUTUSAN KEPALA DAERAH
PP 58/2005
Pasal 27
/fiaPP 58/2005 Pasal 27
Klasifikasi belanja menurut jenis belanja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri dari:
•
a. Belanja pegawai;
•
b. belanja barang dan jasa;
•
c. belanja modal;
•
d. bunga;
•
e. subsidi;
•
f. hibah;
•
g. bantuan sosial;
•
h. belanja bagi hasil dan bantuan keuangan; dan
•
i. belanja Pdak terduga.
PENGANGGARAN DALAM RANGKA TANGGAP DARURAT
a. pencarian dan
penyelamatan
korban bencana;
b. pertolongan
darurat;
c. evakuasi korban
bencana;
d. kebutuhan air
bersih dan sanitasi;
e. pangan;
f. sandang;
g. pelayanan
kesehatan; dan
h. penampungan
serta tempat
hunian sementara.
fiB
fiB
ARS
P (
S E A
O C A P
C n S E 0 ONA
( (1P
C A0 1A C A1
81
s
kB
S
S E C A P
C n SE 0 ONA s
bB
A (CNA0( P2E C A P
C A0NSN ONA
A1C ( e (A
0A (CNA0 (P A 0 uP Au1 A
0 1 C E
SP
O A E P nO B
j B
AS 0 u A1C C E
SP
0 1 ( e C AS 0
K
•
/ A S0 C A P
C n SE 0
5 PE
1S
n
C 0 P SP 0A S P K( C0 1 N0uE ( O Au0S P0 E S Pu
SE C1 ( 0 AuO
SuSE C1u( (Nu C AS 0 C A P
C n SE 0
O PSSP n n
0 AOP 0 C A P sB
mB A S0 C A P
C n SE 0
5 PE
1S
n
C 0 P( e
S KC A 1 OA 0u ( 0u0 1 ( SE 5
NO(P
S 0
A0 C 1O1 C A P
C n S E 0
A0
SP n
kB
•
A
R( 5( e C AS 0
A 1A 00 AE ( 1OS 0
0A (CNA0 (P A 1A0 A 0 uS1 0u 1 A B
•
u u R(
A1C C AS 0
0 1
( A0
R(
n
PC AS1O 1 01OC E
A(P C1P 5SN (NAuC A P O
0
1Su( A0 C A P O 5C
AP 2( RS 5R E 0 5
AE
5 SPC
A 1A0 C AS 0 SP n n
A(P0
( E 0A
2 O C AE
B
bB
d MO1( PONA uC E O E u ( e (A
0A (CNA0( P A 0 uP Au
1 A u 0 1 C E
SP
O A E P nO B A
0A (CNA0 (P0 A( 10 PC AS1O 1 01OE NSN ONA n
C AS1 PCP O O 0 E C0 n
S P E B
p S0
MO 1( Pu A1C C AS 0
0 1
MO 1( PB
•
PE O (1
C AS 0
MO 1( P 0A
S P KO 0N E n 0 u0
1u0S P0 E S Pu(A 1 0
u( C0 1
4. AIR BERSIH DAN SANITASI
pengadaan air bersih adalah mengambil dan atau membeli air bersih
termasuk di dalamnya melakukan proses penyaringan.
① Pengadaan air bersih, baik pengadaan air bersih di lokasi bencana
maupun mendatangkan dari luar daerah.
② Pengadaan/perbaikan sanitasi.
③ Alat dan bahan pembuatan air bersih, berupa peralatan yang diperlukan
dalam penyediaan air bersih dan sanitasi termasuk mobil toilet.
④ Sewa alat dan pembelian bahan sarana pendukung untuk pemulihan
fungsi sumber air bersih
⑤ Transportasi, berupa sewa sarana transportasi darat, air, udara, dan atau
pembelian bahan bakar minyak untuk pengiriman air bersih, pengiriman
peralatan dan bahan yang diperlukan dalam penyediaan air bersih, dan
peralatan sanitasi ke lokasi penampungan sementara.
5. PANGAN
① Pengadaan pangan, berupa makanan siap saji dan penyediaan bahan
makanan.(makanan siap saji seperP nasi bungkus, roP dan
sejenisnya,Keperluan pangan khusus untuk bayi, ibu hamil, ibu
menyusui, dan lansia, seperP susu, makanan bayi, makanan ibu hamil,
menyusui dan lansia)
② Pengadaan dapur umum, berupa dapur lapangan siap pakai, alat dan
bahan pembuatan dapur umum seperP batu bata, semen, tenda, dan
perlengkapan dapur umum lainnya, termasuk di dalamnya adalah
pengadaan perlengkapan makan darurat;.
③ Transportasi untuk distribusi bantuan pangan, berupa sewa sarana
transportasi darat, air, udara, dan atau pembelian bahan bakar minyak.
Sarana transportasi tersebut diperlukan untuk pengiriman pangan dari
tempat lain ke lokasi kejadian, maupun dari dapur umum ke tempat
pengungsian dan atau tempat terisolir, termasuk pengiriman alat dan
bahan pengadan dapur umum.
r B
d
(
u A1C CO P 1E 1E
e (
O u
C AS O C (
n PuO C AS1 2 1Au C AS OC O 1(1(
e P0
e ( B
a
PE O (1
CO P 1E 1E
e (
O 0A SP
C OP
S E u S
u ( 0 AuON (u( A E uCO P
0 u( C0 1
O ( ONS uC AS OC ( S 0 5P
u ( R P( n sB
a
PE O (1
(
n P 0A SP CNCNOu
N u
( S
u( SPE 10 n PuC ASO u( NuO SE
1 1 01O n P
( R P( n sB
a
PE O (1
O C AS1 2 1A 0A SP OP (A 1 uOP u
( SPE 10uCPnE
u ( R P( n sB
a
PE O (1
C AS OC O 1(1( e P0
e (
S
C E S 10e P0 ( R P( n B
TE
d
N 0 8N 0 1 01OONA
O 1(1( n P0 E C0 C 1 (P sB
p
C A S0 n P ( C A2 ( 1 u
( E CNuu(PO0 P PuC( 0 P Pu P(P O0
( R P( n sB
gB
d
1 P ( E 0A u 0A SP
u A O u
1 N C AE
SP n s
p
0
sB
:
S ( 2 1A 0A SP E 0 A( uMS
u2OA u( SPE 10u
O 01 2 1A ( R P( n sB
.
(A
C A
u 0A SP O
SuSE C1u
( R P( n sB
w
S0
u A1C C AS 0
n
PC AS1O 1 01OC E 10 0 E C0 C E C1
0 E C0
1 P ( E 0A u( C A2 S 0 C A01O
(
A
s
Pasal 38
Keadaan
tertentu
APBD
Belanja
Langsung
Program
Kegiatan
PERPRES 70 TAHUN 2012
PENGANGGARAN DALAM RANGKA TAHAP PASCABENCANA
a. perbaikan lingkungan daerah bencana;
b. perbaikan prasarana dan sarana umum;
c. pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat;
d. pemulihan sosial psikologis; e. pelayanan kesehatan;
f. rekonsiliasi dan resolusi konflik; g. pemulihan sosial ekonomi budaya; h. pemulihan keamanan dan
ketertiban;
i. pemulihan fungsi pemerintahan; j. pemulihan fungsi pelayanan publik.
a. pembangunan kembali prasarana dan sarana;
b. pembangunan kembali sarana sosial masyarakat;
c. pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat;
d. penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang lebih baik dan tahan bencana;
e. partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan, dunia usaha dan masyarakat;
f. peningkatan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya;
g. peningkatan fungsi pelayanan publik; atau h. peningkatan pelayanan utama dalam
PASAL 38
KEADAAN TERTENTUC
A 1A0 n
2 O P(
PA O
(
S1E n
e O 01 C n S (P C O AR n A 1(
(
A 52 O C 0 P01
1 01OK
a O P 0
S E
50 1
N
S E
50 1
(N(PS s
a S E A
O C
s 50 1
a O P 0 O A1(O (A
5CA( A
n
C 0
E 2O O P0 C Sn C1 SP
PERPRES 70 TAHUN 2012
PASAL 90
PENUNJUKAN LANGSUNG8
8
1. Sebelum Penetapan APBD
2. Setelah Penetapan APBD
ALOKASI ANGGARAN PASCA BENCANA
DALAM APBD
1. Menggunakan BTT Pergeseran ke Belanja Prog dan Kegiatan SKPD Terkait
2. Menggunakan dana hasil rasionalisasi/penjadwalan ulang program dan kegiatan yg krg prioritas
PERMENDAGRI
NO 27 THN 2013
APBD TA 2014
PENYEDIAN
ANGGARAN
BENCANA
1. Program dan kegiatan yang dibiayai dari dana transfer dan sudah
jelas peruntukannya seperti Dana Darurat, Dana Bencana Alam,
dan pelaksanaan kegiatan dalam keadaan darurat dan/atau
mendesak lainnya, yang belum cukup tersedia dan/atau belum
dianggarkan dalam APBD, dapat dilaksanakan mendahului
penetapan peraturan daerah tentang Perubahan APBD dengan
cara:
a.
menetapkan peraturan kepala daerah tentang perubahan
penjabaran APBD dan memberitahukan kepada Pimpinan DPRD;
b. menyusun RKA-SKPD dan mengesahkan DPA-SKPD sebagai dasar
pelaksanaan kegiatan;
c. ditampung dalam peraturan daerah tentang perubahan APBD, atau
dicantumkan dalam LRA, apabila pemerintah daerah telah
menetapkan perubahan APBD atau tidak melakukan perubahan
APBD.
2. Penyediaan anggaran untuk penanggulangan bencana alam/bencana sosial dan/atau pemberian bantuan kepada daerah lain dalam rangka penanggulangan bencana alam/bencana sosial dapat memanfaatkan saldo anggaran yang tersedia dalam Sisa Lebih Perhitungan APBD tahun anggaran sebelumnya dan/atau dengan melakukan penggeseran Belanja Tidak Terduga atau dengan melakukan penjadwalan ulang atas program dan kegiatan yang kurang mendesak, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Penyediaan anggaran untuk mobilisasi tenaga medis dan obat-obatan, logistik/ sandang dan pangan diformulasikan kedalam RKA-SKPD yang secara fungsional terkait dengan pelaksanaan kegiatan dimaksud.
2) Penyediaan anggaran untuk bantuan keuangan yang akan disalurkan kepada provinsi/kabupaten/kota yang dilanda bencana alam/bencana sosial dianggarkan pada Belanja Bantuan Keuangan. Sambil menunggu Perubahan APBD Tahun Anggaran 2013, kegiatan atau pemberian bantuan keuangan tersebut di atas dapat dilaksanakan dengan cara melakukan perubahan peraturan kepala daerah tentang Penjabaran APBD, untuk selanjutnya ditampung dalam peraturan daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2013. Apabila penyediaan anggaran untuk kegiatan atau bantuan keuangan dilakukan setelah Perubahan APBD agar dicantumkan dalam Laporan Realisasi Anggaran.
3) Pemanfaatan saldo anggaran yang tersedia dalam Sisa Lebih Perhitungan APBD Tahun Anggaran sebelumnya dan/atau dengan melakukan penggeseran Belanja Tidak Terduga untuk bantuan penanggulangan bencana alam/bencana sosial diberitahukan kepada DPRD paling lama 1 (satu) bulan.
KRITERIA DALAM PEMBERIAN BANSOS
HANYA DIBERIKAN KPD CALON PENERIMA
YANG DITUJUKAN UNTUK MELINDUNGI DARI
KEMUNGKINAN RESIKO SOSIAL.
MEMILIKI IDENTITAS YG JELAS DAN BERDOMISILI DALAM WIL ADMINISTRATIF
PEMERINTAHAN DAERAH BERKENAAN.
SESUAI DENGAN TUJUAN PENGGUNAANNYA TDK DIBERIKAN SETIAP TAHUN ANGGARAN, (KECUALI DLM KEADAAN TERTENTU DAPAT
BERKELANJUTAN)
8
1.
Rehabilitasi Sosial :
Ditujukan utk memenuhi dan mengembangkan
kemampuan sesorang yg mengalami disfungsi sosial agr dpt
melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar
2.
Perlindungan Sosial :
ditujukan utk mencegah dan menangani resiko dr
guncangan dan kerentanan sosial sesorang, keluarga, kel masyarakat
agr kelangsungan hidupnya dpt dipenuhi sesuai dgn kebutuhan dasar
minimal.
3.
Pemberdayaan Sosial :
ditujukan utk menjadikan sesorang atau kel
masyarakat yg mengalami masalah sosial mempunyai daya sehingga
mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.
4.
Jaminan Sosial :
merupakan skema yg melembaga utk menjamin
penerima bantuan agr dpt memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yg
layak.
5.
Penangulangan Kemiskinan :
merupakan kebijakan program dan
kegiatan yg dilakukan terhadap orang, keluarga, kel masyarakat yg tdk
mempunyai atau mempunyai sumber mata pencaharian dan tdk dpt
memenuhi kebutuhan yg layak bagi kemanusiaan
6.
Penanggulangan Bencana :
merupakan serangkaiaan upaya yg
ditujukan utk rehabilitasi
PROSES PEMBERIAN BANSOS
O S 2 0 YANG DIRENCANAKAN S : S TDK DIRENCANAKANS E K I A N
dan
DUKUNGAN APBD UNTUK
TANGGAP DARURAT
• DASAR :
PERMENDAGRI NO 21 TAHUN 2011 Tentang
PERUBAHAN KEDUA ATAS
PERMENDAGRI NO 13 TAHUN 2006 Tentang
• Pasal 162
(1) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 154 ayat (1)
huruf d sekurang-kurangnya memenuhi kriteria
sebagai berikut:
a. bukan merupakan kegiatan normal dari aktivitas
pemerintah daerah dan tidak dapat diprediksikan sebelumnya;
b. tidak diharapkan terjadi secara berulang;
c. berada diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah;
dan
d. memiliki dampak yang signifikan terhadap anggaran dalam
rangka pemulihan yang disebabkan oleh keadaan darurat.
(2) Dalam keadaan darurat, pemerintah daerah dapat melakukan
pengeluaran yang belum tersedia anggarannya, yang selanjutnya
diusulkan dalam rancangan perubahan APBD.
(3) Pendanaan keadaan darurat yang belum tersedia
anggarannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat menggunakan belanja tidak terduga.
(4) Dalam hal belanja tidak terduga tidak mencukupi
dapat dilakukan dengan cara:
a. menggunakan dana dari hasil penjadwalan ulang
capaian target kinerja program dan kegiatan lainnya
dalam tahun anggaran berjalan; dan/atau
b. memanfaatkan uang kas yang tersedia.
(5) Pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
termasuk belanja untuk keperluan mendesak yang
kriterianya ditetapkan dalam peraturan daerah tentang
APBD.
(6) Kriteria belanja untuk keperluan mendesak sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) mencakup:
a. program dan kegiatan pelayanan dasar masyarakat yang anggarannya
belum tersedia dalam tahun anggaran berjalan; dan
b. keperluan mendesak lainnya yang apabila ditunda akan menimbulkan
kerugian yang lebih besar bagi pemerintah daerah dan masyarakat.
(7) Penjadwalan ulang capaian target kinerja program dan kegiatan lainnya
dalam tahun anggaran berjalan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
huruf a diformulasikan terlebih dahulu dalam DPPA-SKPD.
(8) Pendanaan keadaan darurat untuk kegiatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) diformulasikan terlebih dahulu dalam RKA-SKPD, kecuali untuk
kebutuhan tanggap darurat bencana.
(8a) Belanja kebutuhan tanggap darurat bencana sebagaimana dimaksud
pada ayat (8) dilakukan dengan pembebanan langsung pada belanja
tidak terduga.
(8b) Belanja kebutuhan tanggap darurat bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (8) digunakan hanya untuk pencarian dan penyelamatan korban bencana,
pertolongan darurat, evakuasi korban bencana, kebutuhan air bersih dan sanitasi, pangan, sandang, pelayanan kesehatan dan penampungan serta tempat hunian sementara.
(8c) Tata cara pelaksanaan, penatausahaan, dan pertanggungjawaban belanja kebutuhan tanggap darurat bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (8b) dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. setelah pernyataan tanggap darurat bencana oleh kepala daerah, kepala SKPD yang melaksanakan fungsi penanggulangan bencana mengajukan Rencana Kebutuhan Belanja (RKB) tanggap darurat bencana kepada PPKD selaku BUD; b. PPKD selaku BUD mencairkan dana tanggap darurat bencana kepada Kepala
SKPD yang melaksanakan fungsi penanggulangan bencana paling lambat 1 (satu) hari kerja terhitung sejak diterimanya RKB;
c. pencairan dana tanggap darurat bencana dilakukan dengan mekanisme TU dan diserahkan kepada bendahara pengeluaran SKPD yang melaksanakan fungsi penanggulangan bencana;
d. penggunaan dana tanggap darurat bencana dicatat pada Buku Kas Umum tersendiri oleh Bendahara Pengeluaran pada SKPD yang melaksanakan fungsi penanggulangan bencana;
e. kepala SKPD yang melaksanakan fungsi penanggulangan bencana
bertanggungjawab secara fisik dan keuangan terhadap penggunaan dana tanggap darurat bencana yang dikelolanya; dan
f. pertanggungjawaban atas penggunaan dana tanggap darurat bencana
disampaikan oleh kepala SKPD yang melaksanakan fungsi penanggulangan bencana kepada PPKD dengan melampirkan bukti-bukti pengeluaran yang sah dan lengkap atau surat pernyataan tanggungjawab belanja.
(9) Dalam hal keadaan darurat terjadi setelah ditetapkannya perubahan APBD, pemerintah daerah dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia
anggarannya, dan pengeluaran tersebut disampaikan dalam laporan realisasi anggaran.
(10) Dasar pengeluaran untuk kegiatan-kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (9) diformulasikan terlebih dahulu dalam RKA-SKPD untuk dijadikan dasar pengesahan DPASKPD oleh PPKD setelah memperoleh persetujuan sekretaris daerah.
(11) Pelaksanaan pengeluaran untuk mendanai kegiatan dalam keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (5) terlebih dahulu diatur dengan peraturan kepala daerah.