• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ringkasan Publik PT. Bina Daya Bentala RINGKASAN PUBLIK PT. BINA DAYA BENTALA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ringkasan Publik PT. Bina Daya Bentala RINGKASAN PUBLIK PT. BINA DAYA BENTALA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Ringkasan Publik PT. Bina Daya Bentala

RINGKASAN PUBLIK

PT. BINA DAYA BENTALA

(2)

Ringkasan Publik PT. Bina Daya Bentala I. PENDAHULUAN

A. Identitas Perusahaan

1 Nama Unit Manajemen PT. Bina Daya Bentala

2 Alamat Unit Manajemen Jalan Teuku Umar No 51 Pekanbaru 3 Lokasi Unit Manajemen Kabupaten Rokan Hulu, Propinsi Riau 4 Nomor SK Konsesi SK.555/Menhut-II/2006 / Luas ± 19.870 Ha 5 Penetapan Batas SK. 60/Menhut – II / Luas 11.927,15 Ha

B. Komitmen Perusahaan

PT. Bina Daya Bentala berada di bawah manajemen Sinarmas Forestry memiliki komitmen yang kuat dalam rangka pengelolaan hutan tanaman secara lestari. Komitmen ini terlihat dari Visi, Misi dan Kebijakan Lingkungan perusahaan.

(3)

Ringkasan Publik PT. Bina Daya Bentala II. KONDISI UMUM PT. Bina Daya Bentala

A. Gambaran Umum

Sesuai dengan Dokumen Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri (RKUPHHK-HTI) PT. Bina Daya Bentala Tahun 2009, letak geografis dan luas areal unit manajemen IUPHHK HTI PT Bina Daya Bentala

dilihat pada Tabel 1 berikut ini :

Tabel 1: Letak Areal Konsesi PT Bina Daya Bentala

No Uraian Keterangan

1 Astronomis 1000 51’15”s/d1000 59’ 50’ BT

010 01’ 45” LU s/d 01023’15” LU

2 Administrasi Pemerintahan · Desa Kasang Padang

Kecamatan Bonai Darussalam Kabupaten Rokan Hulu Propinsi Riau

3 Wilayah Pemangkuan Hutan · Dinas Kehutanan Kabupaten Rokan Hulu

Dinas Kehutanan Provinsi Riau

4 Kelompok Hutan Sungai Rokan Kiri – Sungai rangau

5 Batas Wilayah : Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat

· Sungai Rokan dan Desa Darussalam

Eks HPH PT. Kosmar Timur Raya Dan HPHTI PT Bina Daya Bintara · Desa Sontang/Kec. Bonai Darussalam/Rokinan Adiraya Plantation · Sub DAS Rokan Kiri, Desa Kasang Padang dan EX HPH PT. Rokinan Timber

B. Iklim

Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schmidt-Ferguson PT. Bina Daya Bentala termasuk dalam tipe iklim B yaitu yang terdiri dari 2 bulan kerring (BK) dan 10

bulan basah (BB) dengan nilai Q : 20.

C. Topografi dan Kelerangan

Berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia seluruh areal pencadangan PT. Bina Daya Bentala merupakan dataran rendah dengan topografi datar (kemiringan lereng 0 - 5 %), dan ketinggian tempat ± 21 dpl.

D. Geologi dan Tanah

Berdasarkan Peta Geologi areal PT. Bina Daya Bentala termasuk dalam formasi geologi Alluvium Tua (Qp). Jenis tanah di PT. Bina Daya Bentala adalah jenis organosol (tanah gambut) dan Gleihumus

E. Hidrologi

Areal kerja merupakan areal datar gabut dan terdapat aliran sungai besar yaitu Sungai Rokan Kiri yang terletak di batas konsesi. Sedang didalam areal kerja dadan sungai yang ada hanya berupa alur sungai kecil dan parit masyarakat yang terleak di pinggir areal dan bermuara langsung sungai rokan kiri. Berdasarkan sistem daerah tangkapan air, areal studi terletak pada areal daerah aliran sungai (DAS) Rokan Kiri – Sungai Rangau.

(4)

Ringkasan Publik PT. Bina Daya Bentala

F. Keanekaragaman Tumbuhan dan Satwa Liar

Keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa di dalam kawasan lindung DPSL dan Sempadan Sungai sudah terdegredasi oleh illegal logging dan perambah (klaim). Sedang di areal KPPN memiliki indeks yang relatif sama untuk seluruh strata.

G. Hasil Hutan Non Kayu

HHNK yang teridentifikasi dan memiliki potensi cukup banyak diantaranya getah dammar, durian hutan, beberapa tanaman jenis tanaman hias sarang semut, ikan (di kanal) dan daun rumbia serta rotan.

H. Manajemen Areal

Berdasarkan unit pengelolaan kelestarian, areal PT. Bina Daya Bentala terdiri dari satu distrik, yaitu distrik Bina. Pembentukan distrik dilaksanakan berdasarkan rencana pengaturan produksi dan hasil risalah yang memperhatikan faktor-faktor kelompok areal, kondisi topografi, tanah, dan kualitas lahan/kualitas tempat tumbuh. Di setiap distrik diharapkan terbentuk struktur hutan yang tertata, sehingga menjamin kelestarian produksi hasil hutan.

I. Tata Ruang

Pengaturan tata ruang areal kerja PT. Bina Daya Bentala mengacu pada ketentuan-ketentuan yang berlaku, terutama yang tertuang di dalam SK Menhut No. 555/Menhut-II/2006 tentang Pembaharuan izin IUPHHK-HT PT. Bina Daya Bentala atas areal Hutan Produksi seluas ±19.870 Ha oleh Departemen Kehutanan Republik Indonesia.

Tabel 2. Tata Ruang HTI PT. Bina Daya Bentala

No. Rencana Peruntukan Luas Persentase

1. Tanaman Pokok 14,392 ha 72.43 %

2. Tanaman Unggulan 1.237 ha 6.23 %

3. Tanaman Kehidupan 1.006 ha 5.06 %

4. Kawasan Lindung 2.364 ha 11.9 %

5. Sarana dan Prasarana 871 ha 4.38 %

Total 19.870 ha 100%

J. Penentuan Jenis Tanaman

Seluruh areal kerja PT. Bina Daya Bentala adalah tanah rawa gambut. Berdasarkan hasil riset yang telah ditetapkan oleh RDD PT. Arara Abadi (Group PT. Bina Daya Bentala), perusahaan memutuskan untuk mengembangakan jenis Acacia crassicarpa.

(5)

Ringkasan Publik PT. Bina Daya Bentala III. KEGIATAN PENGELOLAAN HUTAN LESTARI

PT. BINA DAYA BENTALA TAHUN 2015

Operasional perusahaan dimulai sejak kegiatan perencanaan sampai dengan pengangkutan kayu dari tempat tebangan ke tempat pengumpulan kayu. Seluruh kegiatan telah diatur di dalam suatu Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk masing-masing kegiatan.

A. ASPEK PRODUKSI 1. Perencanaan

Sebagai dasar kegiatan operasional, PT. Bina Daya Bentala menyusun Rencana Karya Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (RKUPHHK-HT), yang merupakan rencana pengusahaan jangka panjang.

Secara dinamis, dokumen RKUPHHK-HT menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Karya Tahunan (RKT) perusahaan. RKT selanjutnya menjadi dasar legal di dalam melaksanakan seluruh kegiatan operasional hutan tanaman, khususnya kegiatan penebangan (harvesting) dan penanaman (plantation).

2. Penataan Batas

Penataan areal kerja mengacu pada Lampiran SK Menhut No. 555/Menhut-II/2006. Pelaksanaannya di lapangan dilakukan dengan menyesuaikan aspek penggunaan lahan pada saat ini dan permasalahan lahan/sosial yang ada. Sebagai pemegang IUPHHK-HT perusahaan berkewajiban untuk melaksanakan tata batas. Setealah dilakukan tatabatas tahap selanjutnya yaitu melakukan pengukuhan kawasan oleh pihak terkait dan perusahaan wajib memelihara batas kawasan tersebut.

3. Pembukaan Wilayah Hutan Dan Pengadaan Sarana Prasarana

Pembukaan Wilayah Hutan dimaksudkan untuk merencanakan pembuatan jalan/ saluran kanal, serta penyiapan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pengelolaan hutan yang meliputi pemungutan hasil hutan, penanaman, pemeliharaan, perlindungan hutan, transportasi, sarana kerja dan komunikasi antar pusat kegiatan. Karena areal kerja PT. Bina Daya Bentala adalah lahan gambut, maka transportasi untuk kegiatan pembangunan hutan tanaman adalah dengan pembuatan kanal primer dan kanal sekunder.

4. Pembibitan

Sesuai dengan letak/bloknya, pengadaan bibit dilakukan di persemaian induk (permanent nursery), yaitu Distrik Bina. Persemaian ini di dukung dengan pengadaan terminal-terminal bibit masing – masing blok penanaman. Terminal bibit berfungsi untuk merawat bibit tanaman selama masa tunggu sebelum ditanam di lapangan, yaitu mulai kedatangan bibit dari persemaian induk hingga penanaman. Terminal bibit tidak bersifat permanen.

(6)

Ringkasan Publik PT. Bina Daya Bentala

5. Penyiapan Lahan

Berdasarkan Standard Operating Procedure dalam kegiatan penyiapan lahan mempunyai 2 tujuan, yaitu untuk mempersiapkan lahan yang akan ditanami agar bersih dari pohon dan/atau tanaman pengganggu. Kegiatan awal penyiapan lahan berupa pembersihan lahan dari pohon, semak belukar, gulma, dan vegetasi lainnya yang tumbuh di areal tanaman. Kegiatan penyiapan lahan HTI PT. BDB menerapkan prinsip Penyiapan Lahan Tanpa Bakar (PLTB). Kegiatan pembersihan lahan dilakukan dengan 2 sistem, yaitu : sistem semi mekanis dan sistem mekanis.

6. Penanaman

Sesuai hasil penelitian dari bagian Research and Development PT. Arara Abadi (Group PT. Bina Daya Bentala), jenis yang paling cocok dan direkomendasikan untuk dikembangkan di areal konsesi PT. Bina Daya Bentala yang di dominasi oleh lahan gambut adalah A. Crassicarpa. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan bagi perusahaan untuk menanam jenis lain apabila suatu saat nanti ditemukan jenis yang lebih unggul. Penanaman dilakukan pada petak yang telah diukur dan dipetakan dengan GPS. Pola tanam diatur berdasarkan kaidah-kaidah silvikultur, dilaksanakan dengan sistem grid, dengan jarak tanam 3 m x 2 m.

7. Pemeliharaan Tanaman

Kegiatan pemeliharaan tanaman mengacu pada Standard Operating Procedure meliputi kegiatan pemupukan, penyulaman, pemangkasan cabang (singling), dan penyiangan (weeding). Jadwal pelaksanaan pemeliharaan tanaman (luas dan waktunya) mengikuti jadwal penanaman dan jadwal teknis silvikultur HTI. 8. Pemanenan

Pemanenan dilakukan sesuai dengan RKT yang berdasarkan perencanaan jangka panjang (RKU) untuk menjamin kelestarian hasil (sustainable yield). Pemanenan dan pengangkutan kayu dilaksanakan secara manual dan semi mekanis sesuai dengan SOP BDB (SOP/BDB-P/05). Pemanenan dilakukan dengan menggunakan prinsip RIL (Reduce Impact Logging) atau pemanenan yang ramah lingkungan. Prinsip RIL tersebut telah tertuang dalam SOP Harvesting serta Buku saku yang disusun tim ISO.

B. ASPEK EKOLOGI

Keberadaan kawasan lindung PT. Bina Daya Bentala penting artinya bagi kelestarian kualitas lahan dan air serta kelestarian keanekaragaman hayati, mengingat secara makro areal ini merupakan areal gambut.

(7)

Ringkasan Publik PT. Bina Daya Bentala

Sumber : CMP PT BDB

Alokasi luas Kawasan Lindung di areal PT. Bina Daya Bentala seluas 2,364 ha (11.9%) telah melebihi persyaratan minimal kawasan lindung bagi suatu unit manajemen menurut SK Menhut Nomor 70/Kpts-II/95 tentang Pengaturan Tata Ruang Hutan Tanaman Industri, sebesar 10%.

Kondisi penutupan lahan areal PT. Bina Daya Bentala berdasarkan dokumen AMDAL, 2003 sebagian besar (95%) merupakan areal bekas tebangan (Logged Over Area) seperti disajikan pada tabel berikut. Berdasarkan hasil penafsiran landsat dalam dokumen Revisi RKU (2011), kondisi penutupan lahan kawasan lindung PT. Bina Daya Bentala terdiri atas Hutan sekunder 83,4%, Belukar 10,8%, dan Kebun 5,8%.

Tabel 4. Kondisi Penutupan Lahan Areal PT. Bina Daya Bentala

No Penutupan Lahan Luas (Ha) Persentase %

1 Hutan Sekunder 8610 43.30%

2 Belukar 2554 12.50%

3 Kebun 11005 55.40%

Unit manajemen PT. Bina Daya Bentala memiliki nilai konservasi tinggi yang termasuk di dalam nilai konservasi tinggi 1 – 6, namun untuk nilai konservasi tinggi point kedua, yaitu mengenai kawasan bentang alam yang penting bagi dinamika ekologi secara alami pada kawasan bentang alam luas yang memiliki kapasitas menjaga dinamika ekologi dan kawasan mengandung populasi spesies alami tidak terdapat, serta nilai konservasi tinggi point kelima tentang kebutuhan dasar masyarakat lokal dan keenam tentang kawasan yang berfungsi untuk identitas budaya tradisional komunitas lokal juga tidak terdapat.

(8)

Ringkasan Publik PT. Bina Daya Bentala

Tabel 5. Keberadaan Nilai Konservasi Tinggi di Areal PT. Bina Daya Bentala

C. ASPEK SOSIAL

Program Pemberdayaan Masyarakat

Dalam pembangunan hutan tanaman yang lokasinya tidak bisa dipisahkan dengan pemukiman masyarakat yang ada di sekitarnya, perusahaan juga telah merencanakan dan merealisasikan program pembinaan masyarakat desa yang diperuntukkan bagi desa-desa sekitar areal perusahaan. Program pembinaan masyarakat tersebut diantaranya berupa upaya-upaya peningkatan pendapatan melalui penyediaan lapangan kerja dan berusaha, penyediaan sarana dan prasarana sosial serta penciptaan kesadaran dan perilaku positif bagi masyarakat yang bermukim di sekitar areal perusahaan.

Beberapa kegiatan pembinaan masyarakat yang telah dilaksanakan diantaranya adalah pelatihan dan penyuluhan, bantuan dan subsidi pendidikan, kewirausahaan dan usaha koperasi, pelayanan kesehatan masyarakat bekerjasama dengan Puskesmas setempat, kegiatan MTQ/ ceramah agama, dan pembangunan Infrastruktur, seperti perbaikan jalan, perbaikan gedung sekolah dasar peternakan kambing, ikan dll.

(9)

Ringkasan Publik PT. Bina Daya Bentala

IV. MONITORING DAN EVALUASI TAHUN 2015

Upaya monitoring kegiatan perusahaan dilakukan dengan membuat pelaporan maupun dokumentasi agar apa yang dilakukan dapat terekam dengan baik. Sehingga kineja perusahaan menjadi terkontrol dengan baik pula. Adapun monioring dan evaluasi dilakukan pada masing-masing aspek.

A. Aspek Produksi

Tabel 6. Monitoring dan Evaluasi Aspek Produksi tahun 2015

No Parameter Rencana Realisasi Monitoring Evaluasi

1 Tanam (Ha)

2,411.95 1,497.29

Pencapaian 62.1 %. Tidak tercapai target karena penebanghan dimulai bulan agustus dan kekurangan tenaga kerja

Sebelum RKT disahkan, akan dimaksimalkan jumlah tenaga kerja

2 Tebang (Ha)

2,411.95 1,497.29

Pencapaian 62.1 %. Tidak tercapai target karena penebanghan dimulai bulan agustus dan kekurangan tenaga kerja

Sebelum RKT disahkan, akan dimaksimalkan jumlah tenaga kerja

3 Produksi

256,386.59 195,038.88

Pencapaian 76.1 %. Tidak tercapai target karena penebanghan dimulai bulan agustus dan kekurangan tenaga kerja

Sebelum RKT disahkan, akan dimaksimalkan jumlah tenaga kerja

4 Tata Batas

Konsesi - km -

5 Survey Permanen Sample Plot

Jumlah Plot 50 plot 50 plot 100 %

Luas 218.2 ha 218.2 ha 100%

6 Survey Pre Harvesting Inventory

Jumlah Plot 540 plot 540 plot 100 %

Luas 1,206.07 ha 1,206.07 ha 100 %

Tanaman pokok adalah Acacia crassicarpa ditanam secara monokultur dan dipanen pada umur 5 tahun. Berikut terlampir monitoring dan evaluasi pada aspek produksi.

Tabel 7. Rencana dan Realisasi Penanaman Bina Daya Bentala

TAHUN RKT RENCANA (Ha) REALISASI (Ha) PROSENTASE

2010 4,603.00 1,883.00 39.80 2011 2,607.00 586.00 22.50 2012 581.00 104.00 18.00 2013 - - - 2014 1,787.00 1,196.00 67 % 2015 2,411.95 1,497.29 62.1 % TOTAL 11,989.95 5,266.29 43.9 %

Dari tabel tersebut di atas, dapat dilihat bahwa keberhasilan pencapaian kegiatan penanaman juga hampir sama dengan kegiatan pembibitan, yaitu pencapaian terbaik realisasi dari rencana yang telah dibuat adalah pada tahun 2013 dan cenderung meningkat dari tahun 2010 ke tahun 2015. Hal ini menunjukkan bahwa

(10)

Ringkasan Publik PT. Bina Daya Bentala

kinerja perencanaan dan operasional yang cukup baik telah dilakukan. Kegiatan pengadaan bibit memang seharusnya selaras dengan kegiatan penanaman, hal ini juga menunjukkan bahwa bibit-bibit yang ditanam di areal hutan tanaman merupakan bibit-bibit yang berkualitas, karena pertumbuhannya tercapai, yang dapat dilihat dari keberhasilan kegiatan penanaman yang juga sama tercapainya. Sedangkan pada tahun 2015 realisasi sampai dengan saat ini hanya 49,01 % dari rencana yang telah ditetapkan. Hal ini dikarenakan adanya kendala tenaga kerja, dimana tenaga kerja kontraktor mengalami keterlambatan untuk masuk ke lokasi. Kedepannya masuk keluarnya tenaga kerja kontraktor untuk penanaman akan dipantau secara intensif, sehingga melakukan penanaman tepat sesuai rencana.

Pemantauan stok tegakan dilakukan Plantation Asesment Team (PAT) pada saat tanaman berumur 2 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan. Pada umur 2 bulan yang dihitung adalah jumlah pohon (stocking), pada umur 6 bulan stocking dan tinggi pohon, sedangkan pada umur 12 bulan diukur stocking, tinggi dan diameter pohon. Sebelum tegakkan dipanen dilakukan Pre- Harvesting Inventory (PHI). Dari pengamatan lapangan, hasil pemeliharaan pada berbagai umur tegakan menunjukkan bahwa tegakannya secara kualitatif cukup baik. Tabel 9. Rencana dan Realisasi Pengadaan Bibit Tanaman PT. Bina Daya Bentala

TAHUN RKT RENCANA REALISASI PROSENTASE

2010 22,906,000 3,666,000 16.00 % 2011 19,240,000 1,074,724 5.60 % 2012 1,665,639 638,232 38.0 % 2013 847,675.00 16,690 2.0 % 2014 3,277,362 2,194,748 67 % 2015 4,423,516 2,746,030 62.1 % TOTAL 52,630,192 10,336,424 19.6 %

Dari tabel tersebut di atas, dapat dilihat bahwa keberhasilan pencapaian realisasi dari rencana terbesar untuk kegiatan pengadaan bibit adalah pada tahun 2013, sementara yang terkecil adalah pada tahun 2010. Keberhasilan pencapaian tersebut dari tahun 2010 ke tahun 2015 cenderung meningkat, hal ini menggambarkan bahwa kinerja perencanaan semakin baik setiap tahunnya. Pemenuhan kebutuhan bibit berdasarkan realisasi penanaman.

(11)

Ringkasan Publik PT. Bina Daya Bentala

Tabel 10. Rencana dan Realisasi Pemanenan PT. Bina Daya Bentala

TAHUN RKT LUAS / PRODUKSI RENCANA REALISASI PROSENTASE

2010 Luas (Ha) 4,603.00 1,996.00 43.40 % Volume (M3) 472,980.00 224,849.00 47.50 % 2011 Luas (Ha) 2,607.00 268.90 10.4 % Volume (M3) 162,608.00 2,171.27 1.30 % 2012 Luas (Ha) 581.00 104.00 18.00 % Volume (M3) 19,385.00 856.01 4 % 2013 Luas (Ha) - - - % Volume (M3) - - - % 2014 Luas (Ha) 1,787.00 1,196.70 67 % Volume (M3) 201,805.89 191,173.03 95 %

2015 Luas (Ha) Volume (M3) 256,386.59 2,411.95 1,497.29 195,038.88 62.1 %

76.1 %

TOTAL Luas (Ha) 11,989.95 5,062.89 42.22 %

Volume (M3) 1,113,165.48 614,088.19 55.16 %

Dari tabel tersebut di atas, dapat dilihat bahwa keberhasilan pencapaian realisasi dari rencana yang telah dibuat, pencapaian terbaik pada kegiatan pemanenan untuk pencapaian luasan penyiapan lahan adalah pada tahun 2014 (hampir 100 %), hal tersebut juga sama dengan pencapaian pada kegiatan pengadan bibit, yaitu di tahun 2013. Keberhasilan terendah yang dicapai terjadi pada tahun 2013, hal ini diduga terjadi karena ketersediaan tenaga pekerja dan peralatan pemanenan yang cukup terbatas.

Keberhasilan pencapaian berdasarkan volume yang diperoleh dari kegiatan pemanenan di tahun 2015 cenderung menurun, karena adanya keterlambatan pemanenan yang adanya permasalahan kasus PNT (pembayaran nilai tegakan) sehingga terjadi penurunan, sebelumnya diterangkan bahwa berdasarkan luasan penyiapan lahan, pencapaian keberhasilan kegiatan pemanenan hanya 62.1 %.

B. Aspek Ekologi

Monitoring dan evaluasi pengelolaan lingkungan PT. Bina Daya Bentala berjalan sesuai dengan rencana, meliputi Pengelolaan Kawasan Dilindungi, Vegetasi dan satwa dilindungi, pengelolaan tanah dan air, serta perlindungan hutan.

(12)

Ringkasan Publik PT. Bina Daya Bentala

(13)

Ringkasan Publik PT. Bina Daya Bentala

Pengelolaan dan pemantauan pada aspek ekologi tidak mengalami kendala hal ini dilihat dari realisasi pencapaian kegiatan. Hal ini dikarenakan komitment perusahaan terhadap kelestarian lingkungan.

C. Aspek Sosial 1. Ketenagakerjaan

Berdasarkan Laporan Bagian Personalia Unit Manajemen PT. BDB Bulan Desember 2015 menunjukkan bahwa jumlah karyawan tetap sebanyak 42 orang dimana berdasarkan asal domisilinya terlihat bahwa tenaga kerja lokal sebanyak 3 orang (7%) dan tenaga kerja non lokal sebanyak 39 orang (93%). Sementara itu, untuk karyawan kontraktor berjumlah 102 orang dimana sebanyak 87 orang (85%) berasal dari sekitar lokasi unit manajemen dan sebanyak 15 orang (15%) berasal dari luar daerah. Tenaga kerja tetap PT. BDB sebagian besar berasal dari luar wilayah dimana mereka didatangkan secara sengaja, massal dan terprogram secara khusus untuk bekerja di unit manajemen. Sedangkan tenaga kerja yang terlibat di kontraktor umumnya berasal dari daerah Luar

Sedangkan untuk tingkat keterbukaan wilayah, PT. BDB termasuk pada kategori tingkat keterbukaan yang tinggi. Hal ini terjadi sebagai akibat dari banyaknya pihak yang berkepentingan di sekitar konsesi PT. BDB dan unit manajemen ini terletak di areal yang cukup terbuka di sekitar sepanjang Sungai Rokan Kiri dan jalan lintas Duri – Pasir Pangarayan. Kondisi semacam ini menyebabkan adanya berbagai kemungkinan dan banyaknya kepentingan dalam pengelolaan sumberdaya hutan tanaman tersebut.

2. Pembangunan Sosial Masyarakat

Monitoring dilakukan pada prinsip kelestarian sosial untuk mewujudkan hubungan harmonis antara perusahaan dan masyarakat. Masyarakat sekitar perusahaan tidak akan lepas dari dampak perusahaan. Monitoring ini didasarkan pada parameter pengelolaan sosial seperti kesejahteraan, pendidikan, sosial ekonomi, dan budaya.

Berdasarkan tabel berikut, ditunjukkan rencana dan realisasi program pembinaan masyarakat desa hutan selama tahun 2014, terlihat bahwa dari 3 aspek, realisasi yang telah dilakukan berdasarkan jumlah total lebih besar dilihat dari rencana yang telah dibuat. Hal ini merupakan hal yang kurang baik atau sebaiknya tidak terjadi. Besarnya nilai realisasi yang ada terjadi karena adanya kegiatan semenisasi jalan desa yang pada awalnya tidak direncanakan (tidak ada masuk dalam perencanaan program) senilai ratusan juta rupiah.

Kegiatan semenisasi ini dilakukan untuk kemudahan akses di desa. Penyebab di awal tidak direncanakannya kegiatan ini bahwa sebelum penyusunan rencana, prasarana berupa jalan tersebut masih layak digunakan sebagai akses berkegiatan di desa, namun setelah rencana dibuat, ternyata kondisi jalan sudah sebaiknya dilakukan perbaikan, oleh karena itu, unit manajemen melakukan kegiatan semenisasi tersebut sebagai program pembangunan masyarakat desa hutan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat sekitar konsesi.

(14)

Ringkasan Publik PT. Bina Daya Bentala

Laporan realisasi pemberdayaan masyarakat serta community development (CD) PT. BDB tahun 2014, bahwa Desa binaan meliputi : (1) Desa Sontang, (2) Desa Bonai (3) Desa Kasang Paang Keecamatan Bonai Darussalam. Program pembinaan masyarakat desa hutan masih difokuskan pada jenis kegiatan sosial budaya, pendidikan, keagamaan, ekonomi kerakyatan dan infrastruktur, dengan rincian sebagai berikut .

Sementara itu, berdasarkan Laporan Studi Diagnostik dan Social Impact Assessment PT. BDB Tahun 2014 dinyatakan bahwa untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat desa binaan ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh perusahaan, di antaranya: (1) peningkatan mutu sumberdaya manusia melalui pendidikan, (2) melakukan pendampingan dan pemberdayaan masyarakat melalui penguatan kelembagaan, (3) peningkatan sarana dan prasarana, serta (4) meningkatkan produksi sumberdaya perkebunan.

Tabel 12. Rencana dan Realisasi Program Pemberdayaan Masyarakat Desa

NO JENIS KEGIATAN

Rencana Realisasi

Ket- Satu Tahun Januari s/d Desember

2015 Fisik Fisik

1 2 3 4 5

I Aspek ketersediaan mekanisme dan implementasi pendistribusian insentif yang efektif serta pembagian biaya dan manfaat yang adil antara para pihak :

- Bantuan dan subsidi pendidkan

12 Kali 8 Kali

Jumlah

II Aspek ketersediaan mekanisme dan implementasi peningkatan ekonomi masyarakat setempat - Usaha Pertanian 3 Paket 3 Paket - Usaha Perternakan 1 Paket 2 Paket - Wirausaha 1 Unit Unit

- Usaha Berbasis Keterampilan

3 Unit Unit - Usaha Perikanan 3 Paket Paket Jumlah

III Aspek ketersediaan mekanisme dan implementasi solusi konflik social :

1 Pembinaan Sosial Budaya

- Pelayanan Kesehatan

2 Kali Kali

- Sosial Kemasyarakatan 6 Kali 5 Kali - Kepemudaan, Olah Raga

6 Kali 7 Kali

(15)

Ringkasan Publik PT. Bina Daya Bentala - Sosial Keagamaan 5 Unit 2 Unit - Sapi Qurban 1 Kali 1 Kali - Wakaf Alquran 500 Exp - Hari Besar Keagamaan

6 Kali 5 Kali 3 Infrastruktur - Perbaikan Jalan 2 Unit 2 Unit - Sarana dan Prasarana Desa/Masyarakat

7 Kali 7 Kali

Sementara itu, berdasarkan Laporan Studi Diagnostik dan Social Impact Assessment PT. BDB yang dilaksanakan pada tahun 2014 dinyatakan bahwa untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat desa binaan ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh perusahaan, di antaranya: (1) peningkatan mutu sumberdaya manusia melalui pendidikan, (2) melakukan pendampingan dan pemberdayaan masyarakat melalui penguatan kelembagaan, (3) peningkatan sarana dan prasarana, serta (4) meningkatkan produksi sumberdaya perkebunan.

(16)

Ringkasan Publik PT. Bina Daya Bentala

V. RENCANA KELOLA TAHUN 2016

A. Aspek Produksi

Rencana kelola produksi berdasarkan rencan RKT tahunan, namun untuk RKT PT. Bina Daya Bentala memiliki periode waktu pada bulan Maret-April. Berikut terlampir rencana keloal aspek produksi untuk tahun 2016

Tabel 13. Rencana Pengelolaan aspek produksi tahun 2016

No Parameter Rencana Keterangan

1 Tanam (Ha) 2,411.95

2 Tebang (Ha) 2,411.95

3 Produksi (M3) 256,386.59

4 Tata Batas Konsesi (km) -

5 Survey Permanen Sample Plot (PSP)

a. Jumlah Plot 76

b. Luas (Ha) 336

6 Survey Pre Harvesting Inventory (PHI)

a. Jumlah Plot 407

b. Luas (Ha) 871.7 ha

B. Aspek Ekologi

Berdasarkan hasil studi AMDAL dan HCVF telah diketahui dampak-dampak yang akan timbul dari kegiatan Hutan tanaman Industri di PT. BDB dan di dalamnya mencakup rencana pengelolaan lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan. Seiring perkembangan waktu akan terjadi perubahan-perubahan yang cukup berarti di dalam konsesi terutama dalam aspek ekologi, agar fungsi ekologi dapat terjaga serta pengelolaan dan pemantauan lingkungan dapat terpola, terarah dan terlaksana dengan baik, maka diperlukan Rencana Operasional Pengelolaan dan pemantauan Lingkungan tahunan.

Penyusunan dan pelaksanaan RO merupakan bentuk komitmen dan dukungan perusahaan terhadap fungsi-fungsi ekologi, seperti : (1) perlindungan terhadap flora dan fauna dilindungi; (2) konservasi tanah dan air; dan (3) menjaga keutuhan wilayah melalui pengamanan dan perlindungan hutan. Berikut terlampir rencana keloal aspek ekologi untuk tahun 2016 :

(17)

Ringkasan Publik PT. Bina Daya Bentala

Tabel 14. Rencana Pengelolaan dan pemantauan Lingkungan

C. Aspek Sosial

Berikut terlampir rencana keloal aspek sosial untuk tahun 2016, berdasarkan masukan-masukan dari masyarakat dan hasil kajian SIA PT. Bina Daya Bentala.

(18)

Ringkasan Publik PT. Bina Daya Bentala

(19)

Ringkasan Publik PT. Bina Daya Bentala VI. PENUTUP

Ringkasan Pengelolaan Hutan PT. BDB disusun dan didistribusikan kepada para pihak, agar para pihak dapat mengetahui dan memperoleh informasi tentang Pengelolaan Hutan yang ada pada wilayah PT. BDB menurut aspek Produksi/Ekonomi, aspek Lingkungan, dan aspek Sosial.

Ringkasan Pengelolaan Hutan PT. BDB disusun berdasarkan hasil kerja yang dilaksanakan oleh PT. BDB pada tahun 2015 dan rencana kegiatan tahun 2016. Kami menyadari masih banyak hal yang harus dan perlu diperbaiki dalam Pengelolaan Hutan yang ada di PT. BDB, oleh karena itu kami sangat berharap adanya saran/masukan dari para pihak sehingga kami dapat mengelola hutan menuju lestari Produksi/Ekonomi, Lingkungan, dan Sosial secara seimbang.

Gambar

Tabel 1: Letak Areal Konsesi PT Bina Daya Bentala
Tabel 2. Tata Ruang HTI PT. Bina Daya Bentala
Tabel 4. Kondisi Penutupan Lahan Areal PT. Bina Daya Bentala
Tabel 7. Rencana dan Realisasi Penanaman Bina Daya Bentala
+4

Referensi

Dokumen terkait

Adalah aliran dalam hukum pidana yang memandang bahwa penjatuhan sanksi pidana tidak semata-mata sebagai akibat dari dilakukannya perbuatan oleh pelaku

54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah serta menindaklanjuti proses seleksi untuk Paket Pekerjaan Pengadaan Komputer 77 Unit , bersama ini kami

Hal tersebut dapat dilihat pada tingginya ketidak hadiran/absen kryawan di lingkungan PT Surveyor Indonesia Cabang Rembang, yang berarti bahwa tingkat produktivitas kerja

Adapun prinsip-prinsip pengembangan KTSP menurut Permendiknas nomor 22 tahun 2006 sebagaimana dikutip dari Mulyasa (2006: 151-153) adalah sebagai berikut. 1) Berpusat pada

Karena proses mencari digraf eksentris dari suatu digraf G beserta dengan iterasinya adalah proses rutin dan berulang-ulang maka diperlukan program komputer untuk memperoleh

Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur

Peserta PLPG harus membawa referensi, data yang relevan dengan bidang keahlian masing-masing, celana training dan sepatu olahraga saat senam pagi a.. Guru Mata Pelajaran

Jika Anda diminta untuk memilih akan menjalankan Pemulihan Sistem dari media atau dari hard drive, pilih media, lalu klik Next (Berikutnya).. Ikuti petunjuk