• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN PROTOTIPE DYE SENSITIZED SOLAR CELL(DSSC) DENGAN MEMANFAATKAN EKSTRAK ANTOSIANIN STRAWBERRY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBUATAN PROTOTIPE DYE SENSITIZED SOLAR CELL(DSSC) DENGAN MEMANFAATKAN EKSTRAK ANTOSIANIN STRAWBERRY"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

345

PEMBUATAN PROTOTIPE DYE SENSITIZED SOLAR CELL(DSSC)

DENGAN MEMANFAATKAN EKSTRAK ANTOSIANIN

STRAWBERRY

Mochamad Choirul Misbachudin1,2, Suryasatriya Trihandaru1,2, Adita Sutresno1,2 1

Progam Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Matematika

2

Progam Studi Fisika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana

Jln. Diponegoro No. 52-60 Salatiga

adita@staff.uksw.edu

ABSTRAK

Telah dilakukan pembuatan prototipe Dye Sensitized Solar Cell(DSSC)dengan fotosensitizer ekstrak antosianin strawberry. Sel surya tersensitisasi dye ini terdiri dari sepasang substrat kaca yang telah dilapisi olehTCO (Transparent Conducting Oxide) yang saling berhadapan. Kaca tersebut berperan sebagai elektroda dan counter elektroda dan dipisahkan oleh elektrolit redoks (I-/I3-) yang kemudian disusun dengan struktur sandwich. Pada elektroda dideposisikan lapisan nanokristal TiO2 berpori sebagai fotoanoda, serta disensitisasi dye antosianin sebagai fotosensitizer sel surya. Sedangkan pada counter elektroda dilapisi dengan lapisan karbon. Ekstraksi antosianin strawberry dilakukan dengan menggunakan perbandingan campuran pelarut metanol, asam asetat, dan aquades (25:4:21). Pada penelitian ini dilakukan perendaman sel dalamlarutan dye antosianin dengan konsentrasi yang berbeda-beda, masing-masing 100% (larutan yang tidak diencerkan), 50% (larutan yang diencerkan 2 kali), dan 25% (larutan yang diencerkan 4 kali).Pengujian sel surya dilakukan dengan penyinaran menggunakan lampu halogen 50 Watt pada jarak 30 cm. Hasil pengujian sel-sel tersebut menunjukkan bahwakonsentrasi larutan dyeantosianin berpengaruh terhadap keluaran dari sel surya. Semakin tinggi konsentrasi larutan dye antosianin maka tegangan dan arus keluaran sel surya akan semakin besar.

Kata kunci : antosianin, dye-sensitizer, Dye Sensitized Solar Cell (DSSC), sel surya.

PENDAHULUAN

Dewasa ini di Indonesia maupun dunia sedang gencar dilakukan berbagai penelitian guna mencari sumber energi alternatif sebagai pengganti energi fosil. Seperti yang diketahui bahwa jumlah energi matahari sangatlah besar dan melimpah. Dengan jumlahnya yang sangat besar dan melimpah, maka sangat memungkinkan jika energi matahari dijadikan sebagai sumber energi listrik alternatif pengganti energi fosil. Untuk mewujudkannya maka perlu dikembangkan sistem yang dapat mengkonversi energi matahari menjadi energi listrik [4,5,6].

Sebagai sistem yang dapat mengkonversi energi matahari menjadi energi listrik, seorang peneliti yang bernama Michael Gratzel telah berhasil mengembangkan sistem sel surya tersintesa pewarna atau yang dikenal dengan Dye Sensitized Solar Cel

(DSSC). Sistem sel surya yang dikembangkan

Gratzel ini menggunakan pigmen antosianin dari alam sebagai fotosensitizer sel surya [2,3].

Pada penelitian ini dilakukan kajian terhadap pembuatan prototipe Dye Sensitized Solar

Cell (DSSC)dengan memanfaatkan ekstrak

antosianin strawberry sebagai dye sensitizernya. Dye Sensitized Solar Cell

(DSSC) initerdiri dari sepasang substrat kaca

berlapis bahan TCO (Transparent

Conducting Oxide)yang saling berhadapan.

Kaca tersebut berperan sebagaielektroda dan

counter elektroda dan dipisahkan oleh

elektrolit redoks yang kemudian disusun dengan struktur sandwich, seperti yang dilihatkan pada gambar 1. Pasangan redoks yang sering kali digunakan yaituI-/I3

-(iodide/triiodide). Pada TCO counter

elektroda dilapisi katalis berupa lapisan

karbon untuk mempercepat reaksi redoks. Sedangkan pada elektroda dideposisikan

(2)

346 lapisan nanokristal TiO2 berpori sebagai fotoanoda, serta disensitisasi dye antosianin sebagai fotosensitizer[1,9].

Gambar 1. Skema Dye Sensitized Solar Cell (DSSC)[8] dengan modifikasi gambar. Skema prinsip kerja dari Dye Sensitized Solar

Cell (DSSC) ditunjukkan pada gambar 2.

Energi foton diserap oleh dye (D) sehingga elektron berpindah dari level energi terendah (HOMO) ke level energi tertinggi (LUMO).

D + cahaya D*

Pada keadaan tereksitasi (D*) dye

menginjeksi elektron menuju pita konduksi (conduction band/CB) semi konduktor TiO2. Kemudian elektron tersebut melewati TiO2 menuju elektroda TCO dan selanjutnya elektron mengalir menuju elektroda lawan

(counter elektroda) melalui rangkaian

eksternal.

D* + TiO2 e- (TiO2) + D+ Selanjutnya elektron masuk kembali ke dalam sel dan mereduksi (I+) yang ada pada elektrolit. Setelah itu dye teroksidasi (D+) menerima elektron dari (I3-) dan tergenerasi kembali menjadi (D).[1]

D+ + e- (TiO2) D + TiO2 2 D+ + 3I- 2D + I3

-Gambar 2. Prinsip kerja sel surya nanopartikel TiO2tersensitisasi dye [1].

METODOLOGI PENELITIAN 1. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah buah strawberry, substrat kaca berlapis TCO

(Transparent Conducting Oxide), Titanium

dioxide (TiO2), aseton, metanol, asam asetat, aquades, Potassium Iodide (KI), Iodine (I2), Polyethylene Glycol (PEG).

Alat yang digunakan antara lain adalah multimeter digital, cermet, Magnetic Stirrer, isolatipe, pensil, erlenmeyer, beaker glass, pipet, mortar, pisau, kertas saring, corong, alumunium foill, kertas tisu, timbangan digital, gelas ukur.

2. Preparasi Elektroda TiO2

Substrat kaca berlapis TCO (Transparent

Conducting Oxide) diukur resistansinya

dengan menggunakan multimeter digital. Selanjutnya pada sisi kaca berlapis TCO ditutup dengan menggunakan isolatipe seperti pada gambar 3. Untuk pembuatan larutan TiO2 dilakukan dengan menambahkan 2 ml asetilaseton pada 2 gr koloid TiO2, lalu ditambahkan beberapa tetes detergen (Triton X-100) untuk memfasilitasi penyebaran koloid pada substrat. Selanjutnya dilakukan deposisi TiO2 pada substrat kaca berlapis TCO yang sebelumnya telah dibilas dengan aseton. Setelah kering, isolatipe dibuka dan kemudian kaca TCO dipanaskan dengan suhu 300 0C selama ±30 menit.

(3)

347 Gambar 3. Skema Deposisi TiO2 pada Kaca

TCO. 3. Ekstraksi Dye Antosianin

Buah strawberry yang masih segar ditimbang sebanyak 40 gram dan ditumbuk dengan mortar sampai halus. Kemudian dimasukkan dalam erlenmeyer dan selanjutnya direndam dengan campuran pelarut 50 ml metanol, 8 ml asam asetat, dan 42 ml aquades selama 24 jam. Selama ekstraksi dilakukan erlenmeyer dilapisi dengan alumunium foil. Setelah disimpan selama 24 jam, ekstrak antosianin disaring dengan menggunakan kertas saring (filter) dan dimasukkan ke dalam botol gelap atau botol yang telah dilapisi dengan alumunium foil [1].

4. Preparasi Elektrolit

Pembuatan elektrolit terdiri dari 8,30 gr Potassium Iodide (KI) dan 1,26 gr Iodine (I2) yang kemudian dilarutkan dalam 100 ml Polyethylene Glycol (PEG). Selanjutnya larutan elektrolit tersebut diaduk dengan menggunakan magnetic stirrer. Larutan elektrolit yang sudah jadi kemudian disimpan dalam botol berwarna gelap atau botol yang telah dlapisi dengan alumunium foil.

5. Preparasi Elektroda Karbon

Kaca berlapis TCO diukur resistansiya dengan menggunakan multimeter digital. Kemudian diarsir dengan menggunakan pensil 8b. Selanjutnya kaca tersebut dibakar dengan menggunakan api lilin hingga terbentuk lapisan karbon [5,6].

6. Pembuatan Dye Sensitized Solar Cell

(DSSC)

Elektroda TiO2 yang telah dibuat kemudian direndam dalam larutan ekstrak antosianin, masing-masing pada konsentrasi 100% (larutan yang tidak diencerkan), konsentrasi

50% (larutan yang diencerkan 2 kali), dan konsentrasi 25% (larutan yang diencerkan 4 kali). Setelah masing-masing elektroda TiO2 direndam dalam larutan ekstrak antosianin, kemudian diangkat dan dikeringkan dengan kertas tisu. Selanjutnya elektroda TiO2- elektrolit - elektroda karbon, disusun dengan struktur sandwich seperti pada gambar 4.

Gambar 4. Struktur sandwich DSSC 7. Karakterisasi Dye Sensitized SolarCell

(DSSC)

Sel surya yang telah dibuat kemudian diukur arus dan tegangannya (I-V) dengan menggunakanmultimeter digitaluntuk menganalisis karakteristik hasil keluaran dari

sel surya. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan sumber cahaya lampu halogen 50 Watt pada jarak 30 cm. Untuk mengatur arus keluaran pada sel surya maka dipasang potensiometer (cermet) pada rangkaian pengukur (Gambar 5).

Gambar 5. Rangkaian pengukuran DSSC [8] dengan modifikasi gambar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Karakteristik Absorbansi Ekstrak Antosianin Strawberry

Ekstrak antosianin strawberry diukur spektrum absorbsinya dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Pengukuran

(4)

348 spektrum absorbsi antosianin dilakukan dengan cara mengencerkan beberapa mililiter larutan ekstrak antosianindengan campuran pelarut metanol, asam asetat, dan aquades (25:4:21). Untuk pengenceran larutan ekstrak antosianin yang pertama, yaitu dilakukan pengenceran 2 kali sehingga dihasilkan larutan dengan konsentrasi 50%. Selanjutnya dilakukan pengenceran 4 kali sehingga dihasilkan larutan dengan konsentrasi 25%. Kemudian masing-masing sampel, yaitu larutan dengan konsentrasi 100%, konsentrasi 50%, dan kosnsentrasi 25% diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 400-700 nm [7]. Hasil pengukuran spektrum absorbsi dari masing-masing larutan ditunjukkan pada gambar 6.

Gambar 6. Spektrum absorbsi ekstrak antosianin strawberry dengan konsentrasi

a. 100% (tanpa pengenceran), b. 50% (pengenceran 2 kali), dan c. 25%

(pengenceran 4 kali).

Dari hasil pengukuran spektrum absorbsi memperlihatkan bahwa ketiga larutan memiliki absorbansi yang berbeda-beda. Larutan (a) dengan konsentrasi 100% (tanpa pengenceran) memilki absorbansi paling besar, sedangkan larutan (c) dengan konsentrasi 25% (pengenceran 4 kali) memiliki absorbansi paling rendah. Masing-masing larutan memiliki panjang gelombang maksimum 510 nm. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ekstrak antosianin strawberry menyerap spektrum hijau (500-560 nm).

2. Karakteristik Arus dan Tegangan Dye

Sensitized Solar Cell (DSSC)

Sel surya DSSC yang sudah jadi diuji karakteristik arus dan tegangannya (I-V) dengan multimeter digital. Pengujian dilakukan dengan menggunakan sumber cahaya lampu halogen 50 Watt pada jarak 30 cm.Hasil pengujian masing-masing sel surya dengan menggunakan sumber cahaya lampu halogen disajikan dengan grafik hubungan arus terhadap tegangan seperti pada gambar 7.

Gambar 7. Hubungan Arus terhadap Tegangan

Gambar 7 menunjukkanhubungan antara arus terhadap tegangan (I-V). Dari kurva I-V yang diperoleh terlihat bahwa ketiga sel surya yang diuji memiliki arus maupun tegangan keluaran yang berbeda-beda. Untuk sel surya yang direndam dalam ekstrak antosianin dengan konsentrasi 100% (tanpa pengenceran) menghasilkan arus dan tegangan keluaran paling besar, yaitu menghasilkan Isc sebesar 19 µA dan Voc sebesar 576 mV. Kemudian untuk sel surya yang direndam dalam ekstrak antosianin dengan konsentrasi 50% (pengenceran 2 kali) menghasilkan arus dan tegangan keluaran yaitu Isc sebesar 14,5 µA dan Voc sebesar 390 mV. Sedangkan untuk sel surya yang direndam dalam ekstrak antosianin dengan konsentrasi 25% (pengenceran 4 kali) menghasilkan arus dan tegangan keluaran paling rendah, yaitu Isc sebesar 7,2 µA dan Voc sebesar 373 mV.

3. Karakteristik Hubungan Tegangan terhadap Waktu Dye Sensitized Solar

Cell (DSSC)

Berdasarkan pengujian sel surya dengan menggunakan sumber cahaya lampu

400 500 600 700 0 0.5 1 1.2 Wavelength (nm) Ab s c b a 0 5 10 15 20 0 200 400 600 800 Ar us (µ A) Tegangan (mV)

(5)

349 halogen, didapatkan hubungan tegangan terhadap waktu yang ditunjukkan pada gambar 8.

Gambar 8. Hubungan Tegangan terhadap Waktu

Dari grafik hubungan antara tengangan terhadap waktu (Gambar 8), terlihat bahwa ketiga sel surya memiliki tegangan keluaran yang berbeda-beda. Pengujian terhadap sel surya yang direndam dalam larutan dengan konsentrasi 100% (tanpa pengenceran) menghasilkan tegangan rata-rata paling besar, yaitu sebesar 595,6 mV.Kemudian untuk pengujian terhadap sel surya yang direndam dalam larutan dengan konsentrasi 50% (pengenceran 2 kali) menghasilkan tegangan rata-rata sebesar423,8 mV. Sedangkan pengujian sel surya yang direndam dalam larutan dengan konsentrasi 25% (pengenceran 4 kali) menghasilkan tegangan rata-ratasebesar 392,6 mV.

KESIMPULAN

Dalam penelitian ini telah dilakukan kajian serta fabrikasi Dye Sensitized Solar Cell

(DSSC) dengan memanfaatkan ekstrak

antosianin strawberry sebagai dye sensitizer. Hasil karakterisasi arus dan tegangan sel surya menunjukkan bahwa perendaman sel dalam ekstrak antosianin dengan konsentrasi 100% (larutan yang tidak diencerkan) menghasilkan arus rangkaian pendek (Isc) paling besar, yaitu 19 µA dan tegangan rangkaian buka (Voc) sebesar 576 mV. Untuk karakterisasi hubungan tegangan terhadap waktu menunjukkan bahwa sel yang direndam dalam ekstrak antosianin dengan konsentrasi 100% (larutan yang tidak

diencerkan) menghasilkan tegangan rata-rata yang paling besar yaitu sebesar 595,6 mV. DAFTAR PUSTAKA

[1]. Akhiruddin Maddu, Mahfuddin Zuhri, dan Irmansyah, 2007. Penggunaan

Ekstrak Antosianin Kol Merah sebagai Fotosensitizer pada Sel Surya TiO2

Nanokristal Tersensitisasi Dye, Makara,

Teknologi, Vol. 11 No. 2

[2]. Grätzel, Michael, 2003. Dye-Sensitised

Solar Cells, journal of Photochemistry and Photobiology. Vol.4, 145-153.

[3]. Grätzel, Michael, 2005. Photovoltaic performance and long-term stability of dye-sensitized meosocopic solar cells. C.

R. Chimie 9 (2006) 578–583.

[4]. Hardeli,dkk. Pembuatan Prototipe Dye

Sensitized Solar Cell (DSSC) Menggunakan Ubi Jalar Ungu, Wortel dan Kunyit Sebagai Sumber Zat Warna.

UNP: Padang.

[5]. Lidya Pancaningtyas dan Syafsir Akhlus.

Peranan Elektrolit pada Performa Sel Surya Pewarna Tersensitisasi (SSPT).

ITS : Surabaya.

[6]. Maya Sukma Widya Kumara dan Gontjang Prajitno, 2012. Studi Awal

Fabrikasi Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) dengan Menggunakan Ekstraksi Daun Bayam (Amaranthus Hybridus L.) sebagai Dye Sensitizer dengan Variasi Jarak Sumber Cahaya pada DSSC.

Institut Teknologi Sepuluh Nopember: Surabaya.

[7]. M. Monica Giusti and Ronald E. Wrolstad, 2001.Characterization and

Measurement of Anthocyanin by UV-Visible Spectroscopy. Current Protocols

in Food Analytical Chemistry.

[8]. Smestad, G.P., dan Gratzel, M., 1998.

Demonstrating electron Transfer and Nanotechnology : A Natural Dye-Sensitized Nanocrystalline energy Converter. J.Chem. Educ., 75, 752-756.

[9]. Wilman Septina,dkk., 2007.Pembuatan

Prototipe Solar Cell Murah dengan Bahan Organik-Inorganik (Dye-sensitized Solar Cell). Institut Teknologi

Bandung : Bandung. 0 200 400 600 800 0 50 100 Tegangan  (mV) Waktu (menit)

(6)

350 Nama Penanya : Debora N. Sudjito Instansi : UKSW

Pertanyaan :

1. Apakah tingkat (level) “kegelapan” warna merah pada strawberry dan kol merah (penilitian ferry) ada pengaruhnya terhadap tegangan yang dihasilkan ?

2. Apakah tingkat keasaman strawberry mempengaruhi hasil penelitian anda ?

Jawaban : 1. Berpengaruh

Bahwa semakin pekat warna merah pada strawberry menunjukan konsentrasi antosianin yang terkandung didalam strawberry juga semakin banyak atau besar. Hal ini akan mempengaruhi besarnya tegangan yang di hasilkan, semakin tinggi kosentrasi antosianin, maka akan semakin besar tegangan yang dihasilkan

2. Berpengaruh

Tingkat keasaman (pH) strawberry mempengaruhi penyerapan pada elektroda TiO2

Nama Penanya : Desman P. Gulo Instansi : UKSW

Pertanyaan :

1. Jika alat percobaan anda di patenkan dengan sumber percahayaan adalah sinar matahari, bagaimana mengatasi perubahan musim terhadap sampel yang diuji ?

2. Bagaimana pengaruh jarak percakapan terhadap sampel ?

Jawaban :

1. Untuk mengatasi perubahan musim (hujan/panas) kedepannya jika diproduksi secara masal bisa digunakan accumulator untuk menyimpan energy listrik hasil keluaran sel surya

2. Semakin besar jarak sumber cahaya maka intensitas dari sumber cahaya akan semakin kecil, sehingga tegangan yang dihasilkan akan semakin rendah/kecil juga sebailknya

Gambar

Gambar 1. Skema Dye Sensitized Solar Cell  (DSSC)[8] dengan modifikasi gambar.
Gambar 4. Struktur sandwich DSSC
Gambar 6. Spektrum absorbsi ekstrak  antosianin strawberry dengan konsentrasi
Gambar 8. Hubungan Tegangan terhadap  Waktu

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penjelasannya, tafsir ini lebih mudah dipahami daripada kitab tafsir yang lain, pembahasannya sederhana dan pembahasannya tidak terlalu jauh dari konteks

Kecamatan Lunang dengan jumlah pagu anggaran yang tersedia sebesar Rp.A.  Belanja Cetak, dengan pagu anggaran yang tersedia sebesar

Jumlah aparatur yang memiliki sertifikat telah lulus pelatihan di bidang perencanaan dan penganggaran.

Atas alasan tersebut, maka peneliti ingin menguji kembali pengaruh Rasio Keuangan dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham pada Perusaahan Sektor Properti dan

Aquaculture, poultry and rabbit production 14 Animal food quality and safety 16.. Aquaculture, poultry and rabbit production

KLASI FI KASI TEKNOLOGI (5) [ BERDASARKAN UNSUR]. (3) Technology of measurement, observation &

Tanaman mutan nomor 20-11-6 memiliki jumlah biji per rumpun yang mirip dengan kontrol (Tabel 7), sedangkan mutan nomor 20-11-5 memiliki jumlah biji per rumpun lebih

• Memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang menggabungkan pilihan cara belajar siswa, menggunakan metode mangajar, insentif, alat, dan situasi yang direncanakan sesuai dengan