• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN ANAK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN ANAK

Kesejahteraan anak akan terwujud saat anak diperlakukan dengan baik. Maksud dari

diperlakukan dengan baik adalah terpenuhinya semua kebutuhan dan hak dasar. Bukan hanya itu, tetapi juga dapat mengembangkan dirinya di lingkungan sosialnya. Seperti dikatakan oleh

Zastrow, 2000 tentang kesejahteraan sosial: “Kesejahteraan sosial adalah sebuah sistem yang meliputi program dan pelayanan yang membantu orang agar dapat memenuhi kebutuhan sosial, ekonomi, pendidikan dan kesehatan yang sangat mendasar untuk memelihara masyarakat.” Kesejahteraan anak juga dapat dilihat jika anak tersebut bisa merasa aman, bisa merasakan kasih sayang yang cukup dari kedua orang tuanya.

Konsep kesejahteraan dan konsep martabat manusia yang dapat dilihat dari empat indikator menurut Nasikun (1993) yaitu:

(1) Rasa aman (security), (2) Kesejahteraan (welfare), (3) Kebebasan (freedom), (4) Jati diri (Identity).

Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hakhaknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia dan sejahtera. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam mengurangi permasalahan perlindungan dan pemenuhan hak anak, seperti upaya untuk mengurangi pekerja anak di Indonesa.

Sejak jaman dahulu hingga sekarang pemerintah terus melakukan inovasi-inovasi program-program yang bisa menjadi tolak ukur dalam pengentasan pekerja anak dengan cara peningkatan

(2)

kualitas pendidikan. Adapun upaya-upaya lainnya yang telah dilakukan terkait perlindungan dan pemenuhan hak anak yaitu:

1. Pemerintah membuat program, seperti Penerbitan akta kelahiran gratis bagi anak, Pendidikan tentang cara pengasuhan tanpa kekerasan kepada orangtua dan guru, Layanan kesehatan untuk anak, Meningkatkan anggaran pendidikan dasar dan menggratiskan biaya pendidikan dasar.

2. DPR/DPRD membuat UU/Perda untuk melindungi anak dari tindak kekerasan dan eksploitasi, mengancam pelaku dengan ancaman hukuman sehingga diharapkan bisa menimbulkan efek jera.

3. Penegak hukum (polisi, jaksa) dan penegak keadilan (hakim) memproses setiap pelanggaran hak anak dengan tegas, tanpa pandang bulu, dan memberi sanksi yg setimpal dengan

pelanggaran yang dilakukan.

Disamping itu keluarga mempunyai berbagai fungsi. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994 tentang penyelenggaraan pembangunan keluarga sejahtera, terdapat 8 (delapan) fungsi keluarga yang terdiri atas

1) Keagamaan, 2) Sosial Budaya, 3) Cinta Kasih, 4) Perlindungan 5) Reproduksi,

6) Sosialisasi dan Pendidikan, 7) Ekonomi dan

8) Pembinaan Lingkungan.

Disamping itu ada beberapa fungsi lain dari keluarga antara lain

1)Fungsi Biologis, seperti meneruskan keturuanan, memelihara dan membesarkan anak, memenuhi kebutuhan gizi keluraga, memelihara dan merawat anggota keluarga,

2) Fungsi Psikologis, seperti memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga, memberikan identitas keluarga, rekreasi,

(3)

3) Fungsi Sosialisasi seperti, membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai budaya,

4) Fungsi Ekonomi seperti, mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk kmemenuhi kebutuhan keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang

(pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dll)

5) Fungsi pendidikan seperti menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya,

6) Fungsi perlindungan yaitu seperti melindungi anak dari tindakan yang tidak kbaik/kejahatan sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman dan mencegah keterpisahan. Ini berdampak pada pola penasuhan pada anak, dimana anak kemudian mendapatkan pengasuhan dari kerabat besar atau dari asisten rumah tangga. Umumnya pengasuhan di keluarga besar cenderung lebih aman. Hal ini dikarenakan banyak budaya di Indonesiaa yang memang

menganut pola pengasuhan dengan keluarga besar. Sehingga anak akan tetap memeperoleh kasih sayang yang cukup dari orang-orang disekitar mereka.

Selain pengasuhan oleh keluarga besar juga dilakukan pengasuhan oleh asisten rumah tangga. Tidak sama seperti keluarga besar, maka asisten rumah tangga umumnya tidak mempunyai hubungan apapun dengan anak. Selain itu biasanya mereka berasal dari latar belakang keluarga miskin dan berpendidikan rendah. Hal ini menyebabkan mereka melakukan pengasuhan hanya berdasarkan apa yang mereka ketahui saja. Sehingga kebutuhan yang berusaha untuk dipenuhi adalah kebutuhan dasarnya saja. Umumnya kebutuhan lainnya tidak dapat dipenuhi dengan baik. Pada situasi ini anak mendapatkan pengasuhan dari pihak-pihak luar sehingga pengasuhan yang didapatkan tidak sepenuhnya dari orang tua.

Yang menyedihkan adalah pengasuhan anak yang ada di lembaga atau panti. Dalam banyak situasi, anak yang hidup dipanti tidak dapat terpenuhi kebutuhannya dengan baik. Anak akan mengalami berbagai hambatan dalam perkembangannya. Tidak jarang anak yang tinggal di panti sebenarnya tidak menginginkan untuk tinggal di panti. Tinggal dipanti merupakan sebuah

keterpaksaan. Orang tua seringkali menempatkan anak dipanti lebih karena keinginan untuk menyekolahkan anak, karena kemiskinan yang dialaminya. Para orang tua berfikir bahwa ketika anak berada dipanti maka anak-anaknya akan dapat melanjutkan pendidikannya. Sesuatu yang tidak dapat mereka penuhi dengan kemiskinan yang dialami.

Padahal pengasuhan dalam panti memberikan dampak buruk bagi anak-anak yang masih

memiliki keluarga yang menyayangi mereka. Penelitian yang dilakukan oleh Save The Children, Kementerian Sosial dengan dukungan dari UNICEF yang berusaha untuk mendapatkan

gambaran yang komprehensif tentang kualitas pengasuhan di Panti Sosial Asuhan Anak menemukan hal-hal sebagai berikut:

1. Panti Sosial Asuhan Anak lebih berfungsi sebagai lembaga yang menyediakan akses pendidikan kepada anak daripada sebagai lembaga alternative terakhir pengasuhan anak yang tidak dapat diasuh oleh orang tua atau keluarganya;

(4)

2. Anak-anak yang tinggal dipanti umumnya (90%) masih memiliki kedua orang tua dan dikirim ke panti dengan alasan utama untuk melanjutkan pendidikan

3. Berdasarkan tujuan panti ke arah pendidikan, anak-anak harus tinggal lama dipanti hingga lulus SLTA dan harus mengikuti pembinan daripada pengasuhan yang seharusnya mereka terima 4. Pengurus panti tidak memiliki pengetahuan memadai tentang situasi anak yang seharusnya

diasuh di dalam panti, dan pengasuhan yang idealnya diterima anak

KESIMPULAN

Perlindungan anak patut diperhatikan lebih detail lagi karena pada kenyataannya, dewasa ini masih sangat banyak kasus-kasus yang berhubungan dengan pelanggaran hak anak, seperti kasus pekerja anak, anak terlantar, pekerja seks komersial yang dilakukan oleh anak-anak, dan masih tingginya jumlah anak jalanan. Perlindungan anak menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya kewajiban orang tua saja.

https://media.neliti.com/media/publications/265438-upaya-mewujudkan-pemenuhan-hak-atas-iden-cc0daf88.pdf

file:///C:/Users/data/Downloads/13235-28706-1-SM%20(1).pdf

(5)

IMPROVING CHILDREN'S WELFARE

Child welfare will be realized when the child is treated well. The purpose of being treated well is the fulfillment of all basic needs and rights. Not only that, but also be able to develop themselves in their social environment. As said by Zastrow, 2000 about social welfare: "Social welfare is a system that includes programs and services that help people to meet social, economic,

educational and health needs that are very basic to maintaining society." The welfare of the child can also be seen if the child feels safe, can feel sufficient affection from both parents.

The concept of welfare and the concept of human dignity that can be seen from four indicators according to Nasikun (1993), namely:

(1) a sense of security (security), (2) Welfare,

(3) Freedom, (4) Identity.

Child protection is all activities to guarantee and protect children and their rights so that they can live, grow, develop and participate optimally in accordance with human dignity and protection from violence and discrimination for the sake of creating quality Indonesian children with noble and prosperous characters. Various efforts have been made by the Indonesian government in reducing the problems of protecting and fulfilling children's rights, such as efforts to reduce child labor in Indonesia.

Since ancient times until now the government has continued to innovate programs that can be used as a benchmark in reducing child labor by improving the quality of education. As for other efforts that have been made regarding the protection and fulfillment of children's rights, namely: 1. The government makes programs, such as the issuance of free birth certificates for children, education on non-violent care for parents and teachers, health services for children, increasing the budget for basic education and eliminating the cost of basic education.

2. DPR / DPRD make laws / regulations to protect children from acts of violence and

exploitation, threatening perpetrators with the threat of punishment so that it is hoped that it can cause a deterrent effect.

3. Law enforcers (police, prosecutors) and law enforcers (judges) process every violation of children's rights firmly, without discrimination, and provide sanctions commensurate with the violations committed.

(6)

Besides, the family has various functions. According to Government Regulation Number 21 of 1994 concerning the implementation of the development of a prosperous family, there are 8 (eight) family functions consisting of

1) Religious, 2) Socio-Culture, 3) Love,

4) Protection 5) Reproduction,

6) Socialization and Education, 7) Economy and

8) Environmental Development.

Besides that, there are several other functions of the family, among others

1) Biological functions, such as continuing the genetic makeup, nurturing and raising children, meeting the nutritional needs of families, nurturing and caring for family members,

2) Psychological functions, such as providing affection and security, providing attention among family members, fostering the maturity of family members' personalities, providing family identity, recreation,

3) Socialization functions such as fostering socialization in children, forming norms of behavior according to the child's level of development, passing on cultural values,

4) Economic functions, such as finding sources of income to meet family needs, arranging the use of family income to meet family needs, saving to meet family needs in the future (children's education, old age security, etc.)

5) Educational functions such as sending children to school to provide knowledge, skills and shape children's behavior according to their talents and interests,

6) The protection function is like protecting children from bad / evil actions so that family members feel protected and feel safe and prevent separation.

This has an impact on the pattern of caring for the child, where the child then gets care from a large relative or from a household assistant. Generally, care in extended families tends to be safer. This is because many cultures in Indonesia adhere to parenting with extended families. So that children will still get enough love from the people around them.

(7)

Apart from caring for extended families, household assistants also provide care. Unlike extended families, household assistants generally do not have any relationship with children. In addition, they usually come from poor family backgrounds and have low education. This causes them to do parenting based only on what they know. So that the needs that are trying to be fulfilled are just basic needs. Generally, other needs cannot be properly met. In this situation the child gets care from outside parties so that the care that is obtained is not fully from the parents.

What is sad is the care of children in institutions or orphanages. In many situations, children living in institutions cannot have their needs met properly. Children will experience various obstacles in their development. It is not uncommon for children who live in orphanages actually don't want to live in an institution. Staying at an institution is a compulsion. Parents often place their children in an institution because of their desire to send their children to school, because of the poverty they experience. Parents think that when the child is at the institution, the child will be able to continue their education. Something they cannot fill with the poverty they experience. In fact, care in an orphanage has a bad impact on children who still have families who love them. Research conducted by Save The Children, the Ministry of Social Affairs with support from UNICEF which seeks to obtain a comprehensive picture of the quality of care at the Children's Orphanage found the following:

1. Childcare Social Institutions function more as an institution that provides access to education for children rather than as the last alternative institution for childcare that cannot be cared for by their parents or family;

2. Children who live in institutions generally (90%) still have both parents and are sent to an institution with the main reason for continuing their education

3.Based on the aim of the orphanage towards education, children must stay long in nursing until they graduate from high school and must attend training rather than the care they are supposed to receive

4. The caretaker of the orphanage does not have adequate knowledge about the situation of children who should be cared for in the orphanage, and the care that children should ideally receive.

CONCLUSION

Child protection should be considered in more detail because in reality, there are still many cases related to violations of children's rights, such as cases of child labor, neglected children,

commercial sex workers committed by children, and the high number of street children. . Protection of children is a shared responsibility, not just the obligation of parents.

https://media.neliti.com/media/publications/265438-upaya-mewujudkan-pemenuhan-hak-atas-iden-cc0daf88.pdf

(8)

file:///C:/Users/data/Downloads/13235-28706-1-SM%20(1).pdf editor:Tasya Secia Z

Semarang,20 Oktober 2020 Kabid Data dan Publikasi Masyarakat

Daru Kuncoro,SE,M.Si Pembina

Referensi

Dokumen terkait

Kesejahteraan sosial adalah suatu sistem terorganisir dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang beraksud untuk membantu individu-individu dan

Penulisan skripsi ini untuk memenuhi satu syarat memperoleh gelar Sarjana (S-1) Program Studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Judul : Respon Penerima Bantuan Program Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) oleh Lembaga Kesejahteraan Masyarakat (YAKMI) di Daerah Pinggiran Rel Gaperta Kecamatan

Bantuan Program Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) Oleh Lembaga Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (YAKMI) di Daerah Pinggir Rel Gaperta Kecamatan Medan

Skripsi ini diajukan guna memenuhi syarat untuk meraih gelar Sarjana Sosial dengan judul “RESPON ANAK JALANAN TERHADAP PROGRAM KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK OLEH YAKMI DI PINGGIRAN REL

Model ini meliputi perancangan dan pengimplementasian program-  program dan pelayanan-pelayanan sosial yang terutama ditujukan untuk .. memenuhi kebutuhan para pegawai

ANALISIS KINERJA UNIT PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK INTEGRATIF UPKSAI KOTA SEMARANG Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata I Departemen

37 Sumber : Lampiran Peraturan Walikota Nomor 99 Tahun 2021 2.3 Gambaran Umum Unit Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak Integratif UPKSAI Unit Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak