DOSEN :
Dr. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI
FISIP – HI UNJANI CIMAHI
Tinjauan Umum Teori Kepentingan Nasional
Teori National Interest Versi Hans J. Morgenthau
Teori National Interest Versi Donald Nuchterlin
Teori National Interest Versi Jack C Plano & Roy Olton
Tumbuh dan menguat setelah Perang Dunia II,
khususnya sejak AS menerapkan kepentingan
nasional sebagai landasan dalam politik luar
negerinya.
Setelah itu, semua tindakan negara – negara
dalam interaksinya didasarkan pada kepentingan
nasionalnya masing-masing.
Kepentingan nasional dijadikan alasan yang
mudah dan klasik bagi suatu negara dalam
hubungannya negara lain, baik hubungan
kerjasama maupun hubungan konfliktual.
Kepentingan
nasional
diartikan
sebagai
kemampuan minimu negara bangsa dalam
melindungi identitas fisik (wilayah, tanah,
territorial), identitas politik ( rezim ekonomi
politik), dan identitas kulturalnya (norma etnis,
linguistik, sejarah) dari gangguan negara bangsa
lain.
Kepentingan
nasional
diartikan
sebagai
kepentingan vital suatu bangsa yang harus
diperjuangkan demi kelangsungan hidupnya.
Kepentingan vital dimaksud terdiri dari :
Independence,
self
preservation,
territorial
integrity, military security, economic well-being.
Kepentingan
nasional
diartikan
sebagai tujuan yang harus dicapai
oleh
setiap
negara
dalam
melaksanakan
politik
luar
negerinya.
Kepentingan nasional merupakan
hasil kompromi politik antara
berbagai pihak dalam suatu negara
yang berbeda kepentingannya
Negara / nation state/ negara bangsa /
pemerintah / atau sering disebut
sebagai aliran State Centris.
Negara dianggap sebagai aktor yang
dominan dalam hubungan antar bangsa.
Semua tindakan yang dilakukan oleh
aktor-aktor lain di luar negara, pada
akhirnya akan bermuara pada aktor
negara bangsa / nation / bangsa.
Mementingkan “prudence” (bersikap
bijak
dengan
mempertimbangkan
kalkulasi “untung rugi” ) dalam interaksi
antar negara.
Mengabaikan moral, etika dan legal
hukum. Aturan noramtif dan moral
internasional akan dipakai sejauh tidak
menghambat kepentingan nasional suatu
negara yang besrifat riel / realistis.
Abstrak, sulit untuk dioperasionalkan atau
dikongkretkan karena menurut Morgenthau tidak
bisa dikuantifikasi. Artinya, kepentingan nasional
sulit untuk diukur dan dihitung secara statistik –
matematik.
Kepentingan nasional merupakan teori / konsep
yang sulit untuk diuraikan secara detail
mengenai kejelasan motif kepentingan apa
dibalik tindakan suatu aktor dalam hubungan
inernasional, apakah kepentingan ekonomi,
politik, atau militer.
Kepentingan nasional merupakan alat
sekaligus tujuan
Artinya, suatu ketika kepentingan nasional
dipergunakan sebagai cara / sarana /
media untuk mencapai tujuan nasional
suatu negara.
Namun disisi lain, kepentingan nasional
diartikan sebagai tujuan akhir suatu negara
yang
dicapai
atau
diraih
dengan
menggunakan
cara-cara
kepentingan
Sulit untuk membedakan antara Kepentingan
Nasional dengan Kepentingan Global, Regional,
dan Lokal
Sulit untuk menentukan luas atau range
kepentingan nasional suatu negara
Sulit
untuk
menghubungkan
kepentingan
nasional suatu negara dengan kepentingan
nasional negara lain
Dipakai sebagai alat oleh super power untuk
melakukan kebijakan luar negeri yang bersifat
intervensionis
UNSUR BAHASAN ISI / SUBSTANSI
Sejarah Kemunculan Tumbuh dan menguat setelah Perang Dunia II, khususnya sejak AS menerapkan kepentingan nasional sebagai landasan dalam politik luar negerinya.
Tokoh- Tokoh Han J. Morgenthau
Joseph Frankel
James N. Rosenau
Holsti
Pengertian Kepentingan nasional diartikan sebagai kemampuan minimu negara bangsa dalam melindungi identitas fisik (wilayah, tanah, territorial), identitas politik ( rezim ekonomi politik), dan identitas kulturalnya (norma etnis, linguistik, sejarah) dari gangguan negara bangsa lain.
Kepentingan nasional diartikan sebagai kepentingan vital suatu bangsa yang harus diperjuangkan demi kelangsungan hidupnya. Kepentingan vital dimaksud terdiri dari : , self preservation, territorial integrity, military security, economic well-being.
Kepentingan nasional diartikan sebagai tujuan yang harus dicapai oleh setiap negara dalam melaksanakan politik luar negerinya.
Kepentingan nasional merupakan hasil kompromi politik antara berbagai pihak dalam suatu negara yang berbeda kepentingannya
Unit Analisis Negara (State Centris)
Dasar Tindakan Mementingkan “prudente” dan mengabaikan moral, etika dan legal hukum
Sifat Abstrak, sulit untuk dioperasionalkan atau dikongkretkan karena menurut Morgenthau tidak bisa dikuantifikasi
Alat & Tujuan Kepentingan nasional merupakan alat sekaligus tujuan.
Kritik Sulit untuk membedakan antara Kepentingan Nasional dengan Kepentingan Global, Regional, dan Lokal
Sulit untuk menentukan luas atau range kepentingan nasional suatu negara
Sulit untuk menghubungkan kepentingan nasional suatu negara dengan kepentingan nasional negara lain
Dipakai sebagai alat oleh super power untuk melakukan kebijakan luar negeri yang bersifat intervensionis
Teori Kepentingan Nasional merupakan teori
yang lahir dari paradigma / pendekatan realis
yang dicetuskan oleh Hans J. Morgenthau.
Teori Kepentingan Nasional menjadi populer
dalam disiplin ilmu hubungan internasional
karena di populerkan oleh AS pada masa Perang
Dingin.
Ketika itu, AS selalu mendasarkan politik luar
negerinya pada kepentingan nasional. Segala
tindakan yang dilakukan oleh AS dalam kancah
politik internasional selalu mengatasnamakan
kepentingan nasional.
Kepentingan nasional diartikan sebagai tujuan yang
harus
dicapai
oleh
setiap
negara
dalam
melaksanakan politik luar negerinya. Kepentingan
nasional merupakan hasil kompromi politik antara
berbagai pihak dalam suatu negara yang berbeda
kepentingannya. Kepentingan nasional biasanya
terdapat dalam setiap konstitusi negara sehingga
harus diperjuangkan oleh setiap entitas yang ada
negara tersebut.
Kepentingan nasional diartikan sebagai kemampuan
minimum negara bangsa dalam melindungi identitas
fisik (wilayah, tanah, territorial), identitas politik (
rezim ekonomi politik), dan identitas kulturalnya
(norma etnis, linguistik, sejarah) dari gangguan
negara bangsa lain.
Mengapa
Bangsa
Palestina
melakukan
perlawanan secara terus menerus terhadap
Israel?
Jawabannya : “Bangsa Palestina melakukan
perlawanan secara terus menerus terhadap Israel
dikarenakan kepentingan nasionalnya”, yakni :
Melindungi identitas fisik (wilayahnya yang ada di tepi
barat dan jalur gaza)
Melindungi identitas politik (sistem politik yang
berbasis pada agama islam)
Melindungi identitas kultural (budaya, adat istiadat, &
etnis arab yang awalnya mulanya disebut sebagai suku
philistin / suku asli palestina.
Menurut Jack D Plano & Roy Olton,
Kepentingan
nasional
diartikan
sebagai kepentingan vital suatu
bangsa yang harus diperjuangkan
demi kelangsungan hidupnya.
Kepentingan vital dimaksud terdiri
dari : Independence, self preservation,
territorial integrity, military security,
economic well-being.
Mengapa AS melakukan penyerangan terhadap rezim Thaliban di
Afghanistan 2001?
Jawabannya : “AS melakukan penyerangan terhadap rezim Thaliban
di Afghanistan 2001 karena untuk mempertahankan kepentingan
nasionalnya, yang meliputi :
◦
Independence / kemandirian (sebagai negara berdaulat / merdeka
/ mandiri dari ancaman terorisme)
◦
Self preservation / mempertahankan diri (respons dan reaksi atas
serangan teroris atas WTC dan Pentagon)
◦
Teritorial Integrity / keutuhan wilayah (menunjukan pada dunia
bahwa wilayah AS tetap utuh, aman dari infiltrasi teroris)
◦
Military Security / keamanan militer (menunjukkan bahwa
kemampuan militer AS tangguh dan kuat dalam melindungi
kepentingan AS)
◦
Economic Well-being / kemakmuran ekonomi (menjaga suplai
minyak daari Asia Selatan, khususnya di wilayah Afghanistan).
Dalam perspektif hubungan internasional,
tindakan suatu negara terhadap negara
lain tentunya dipengaruhi oleh banyak
faktor yang sebenarnya bermuara pada
kepentingan nasional.
Nuchterlin
menyatakan
bahwa
kepentingan nasional suatu negara
dipengaruhi
oleh
faktor
ideologi,
pertahanan,
ekonomi,
dan
tata
regional/internasional.
Mengapa kebijakan luar negeri Iran terhadap AS di bawah
Presiden Mahmod Ahmadinejad bersifat konfliktual?.
Jawabannya : “kebijakan luar negeri Iran terhadap AS di
bawah
Presiden
Mahmod
Ahmadinejad
bersifat
konfliktual disebabkan oleh :
◦
Faktor ideologi (ideologi islam shiah yang sangat anti
terhadap Barat / AS)
◦
Faktor pertahanan (hegemoni kekuatan AS di Timteng
dan ancaman serangan / invasi AS terhadap Iran)
◦
Faktor ekonomi (respon terhadap hegemoni ekonomi
AS di Timteng)
◦
Faktor Tata regional (Iran menginginkan menjadi
penguasa regional dimana saat ini penguasa regional
adalah AS)
Kepentingan ideologi, menghindari sphere of influence
antara sosialisme dan kopitalisme dalam perang dingin
Kepentingan politik, mempromosikan pengakuan
kedaulatan RI dalam kancah internasional
Kepentingan ekonomi, memajukan ekonomi, investasi,
& perdagangan antar negara di dunia
Kepentingan sosial budaya, memperkokoh jalinan
kerjasama budaya “ketimuran”
Kepentingan hankam, menjaga indepensi / netralitas
antara blok barat dan blok timur
Teori Kepentingan Nasional Versi Lemhanas
“Tindakan suatu negara selalu didasarkan pada
kepentingan nasional, yakni kepentingan
ipoleksosbudhankam”
Independence, untuk menunjukkan kemandirian PLN yang bebas
aktif
Self preservation, untuk meneguhkan sikap Indonesia yang anti
imperialisme-kolonialisme
Territorial integrity, untuk meminta dukungan negara-negara Asia
Afrika tentang pembebasan Irian Barat dari hegemoni Belanda
Military security, untuk menunjukkan bahwa Indonesia telah aman
dari berbagai ancaman penjajahan dengan jaminan militer
Economic Well-being, untuk menjalin kerjasama perdagangan antar
negara-negara Asia Afrika
Teori Kepentingan Nasional Versi Jack C Plano & Roy
Olton “Kepentingan nasional adalah kepentingan vital
yang terdiri dari : Independence, self preservation,
territorial integrity, military security, economic
Memelihara identitas fisik, mengenalkan secara fisik /
wilayah NKRI sbg nation state di mata negara-negara
Asia Afrika
Memelihara identitas politik, mensosialisasikan NKRI
sbg negara demokratis dengan sistem politik
parlementer
Memelihara identitas kultural, mempromosikan adat
istiadat, budaya, bahasa, dan kerukunan antar umat
beragama/mayoritas penduduk islam terbesar di dunia
Teori
Kepentingan Nasional Versi Hans J. Morgenthau
“Kepentingan nasional diartikan sebagai kemampuan
minimum negara bangsa dalam memelihara identitas
fisik, identitas politik , dan identitas kulturalnya, dari
Manfaat ideologi, ideologi Polugri Indonesia yang tidak memihak
blok sosialis dan blok kapitalis ditiru oleh negara-negara Asia Afrika
Manfaat pertahanan, Indonesia dipandang sebagai negara yang
“banyak teman”, “banyak sekutu”, & “banyak balad” oleh negara lain.
Manfaat ekonomi, Indonesia mampu menyepakati kesepakatan
perdagangan & investasi dengan negara Asia Afrika, spt Cina, India,
Jepang, federasi Afrika Tengah, dll