• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KERJA PRAKTEK ANALISIS PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM TIRTA BHAGASASI CABANG LEMAH ABANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KERJA PRAKTEK ANALISIS PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM TIRTA BHAGASASI CABANG LEMAH ABANG"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

ANALISIS PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM

TIRTA BHAGASASI CABANG LEMAH ABANG

Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan program studi Teknik Lingkungan Universitas Pelita Bangsa

Di Susun Oleh:

Sapuroh 331610024

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PELITA BANGSA BEKASI

(2)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Sapuroh

Nim : 331610024

Judul KP : Analisis Pengolahan Air Bersih Di PDAM Tirta Bhagasasi Cabang Lemah Abang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan Laporan Kerja Praktek ini berdasarkan hasil pemikiran dan pemaparan asli dari saya sendiri. Jika terdapat karya orang lain, saya akan mencantumkan sumber yang jelas.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik dan sanksi lain sesuai dengan peraturan yang berlaku di Universitas Pelita Bangsa.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari pihak manapun.

Bekasi,

Yang membuat pernyataan,

Sapuroh

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK

ANALISIS PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM TIRTA BHAGASASI CABANG LEMAH ABANG

Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Pelita Bangsa

Disusun oleh : SAPUROH NIM : 331610024

Telah Diperiksa dan disetujui oleh pembimbing Pada tanggal : 29 Oktober 2020

Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing

Hasan Jati Agus Riyadi, S.T.,M.Sc.,

NIDN :

Mengetahui, Ketua Program Studi

Teknik Lingkungan

Dodit Ardiatma, S.T,, M.Sc. NIDN : 0403029201

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK

ANALISIS PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM TIRTA BHAGASASI CABANG LEMAH ABANG

Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Pelita Bangsa

Disusun oleh : SAPUROH NIM : 331610024

Telah Diperiksa dan disetujui oleh pembimbing Pada tanggal :………..

Dosen Penguji I Dosen Penguji II

Mengetahui, Ketua Program Studi

Teknik Lingkungan

Dodit Ardiatma, S.T,, M.Sc. NIDN : 0403029201 Hamzah M.M. Putra, S.K.M., M.M.

NIDN :

Noviaji Joko Priono, S.K.M.,M.K.K.K. NIDN :

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah menghantarkan segala apa yang ada di muka bumi ini menjadi berarti. Sungguh kami sangat bersyukur kepada-Mu Yaa Rabb. Hanya dengan kehendak-Mulah, Laporan kerja praktek yang berjudul “ANALISIS PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM TIRTA BHAGASASI CABANG LEMAH ABANG” ini dapat terselesaikan secara bertahap dengan baik. Tujuan dari di buatnya laporan ini adalah sebagai pemenuhan syarat matakuliah kerja praktek.

Penulis menyadari bahwa pembuatan laporan ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis akan menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Hamzah Muhammad Mardi Putra, S.K.M., M.M., selaku Rektor Universitas Pelita Bangsa.

2. Ibu Putri Anggun Sari, S.Pt.,M.Si., Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Pelita Bangsa.

3. Bapak Dodit Ardiatma, S.T.,M.Sc., selaku Kaprodi Teknik Lingkungan Universitas Pelita Bangsa.

4. Bapak Agus Riyadi, S.T.,M.Sc., Selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek.

5. Bapak Hasan Jati, Bapak Ahmad wahid, dan seluruh karyawan PDAM Tirta Bhagasasi cabang Lemah Abang, Selaku Pembimbing Lapangan. 6. Dan seluruh pihak yang terlibat dalam pembuatan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi sistematika penulisan, maupun dari segi bahasa yang termuat di dalamnya. Oleh karena itu, kritikan dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan guna terus menyempurnakannya.

Bekasi, November 2019

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR RUMUS ... ix

BAB IPENDAHULUAN ...1

1.1. Latar Belakang ...1

1.2. Batasan Masalah ...3

1.3. Rumusan Masalah ...3

1.4. Tujuan Kerja Praktek ...3

1.5. Manfaat Kerja Praktek ...4

BAB IITINJAUAN PUSTAKA ...5

2.1. Air minum ...5

2.2. Sumber Air minum ...5

2.3. Persyaratan Air Bersih ...8

2.4. Proses Pengolahan Air Bersih ...10

2.5. Dosis ...14

BAB IIIGAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...15

3.1. Sejarah Singkat PDAM Tirta Bhagasi ...15

3.2. Visi, Misi dan Kebijakan Mutu PDAM Tirta Bhagasasi ...16

3.3. Tujuan ...17

3.4. Sasaran ...17

3.5. Strategi Alternatif ...17

3.6. Faktor Faktor Keberhasilan ...18

3.7. Program Kerja ...18

BAB IVMETODOLOGI KERJA PRAKTEK ...19

(7)

4.2. Lokasi Kerja Praktek ...20

4.3. Waktu Kerja Praktek ...20

BAB VHASIL DAN PEMBAHASAN ...22

5.1. Alur Proses Pengolahan Air Bersih Di PDAM ...22

5.2. Perhitungan Dosis Kimia ...28

5.3. Pemeriksaan Mutu Air ...32

BAB VIPENUTUP ...36 6.1. Kesimpulan ...36 6.2. Saran ...36 DAFTAR PUSTAKA ...37 LAMPIRAN ...39 DOKUMENTASI ...42

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. perkembangan jumlah pelanggan PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi...…2 Tabel 2.1. Parameter Fisik Dalam Standar Baku Mutu Persyaratan Kualitas Air

Minum……….8

Tabel 2.2. Parameter Biologis Dalam Standar Baku Mutu Persyaratan Kualitas

Air Minum………..9

Tabel 2.3. Parameter Kimiawi Dalam Standar Baku Mutu Persyaratan Kualitas

Air Minum………..9

Tabel 2.3. Parameter Kimiawi Dalam Standar Baku Mutu Persyaratan Kualitas

Air Minum(Lanjutan)………10

Tabel 4.1. Time Schedule Kerja Praktek...20 Tabel 5.1. Fungsi Unit Pengolahan Air Bersih………23 Tabel 5.2. Data Hasil Pemeriksaan pH Pada Air Baku, Air Sedimentasi, dan Air

Reservoar IPA Tanah Merah………33

Tabel 5.3. Data Hasil Pemeriksaan Sisa Klor Pada Air Reservoar IPA Tanah

Merah………34

Tabel 5.4. Data Hasil Pemeriksaan Kekeruhan Pada Air Baku, Air Sedimentasi,

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Lokasi kerja Praktek...20

Gambar 5.1. Diagram Alir Proses Pengolahan Air Bersih IPA Tanah Merah….23 Gambar 5.2 Pompa dan Bangunan Intake...24

Gambar 5.3 Terjunan di Bak Koagulasi...25

Gambar 5.4 Tube Settler Bak Sedimentasi...26

Gambar 5.5 nozzle filter...27

Gambar 5.6 kodisi eksisting filter pasir silika dan batu zeolit...27

Gambar 5.7 bangunan resevoar...28

Gambar 5.8 compataror pH...40

Gambar 5.9 larutan Phenol Red...40

Gambar 5.10 Comparator Chlor...41

Gambar 5.11 Larutan Tetrametil Benzidine...41

(10)

DAFTAR RUMUS

Rumus I Perhitungan Volume Tangki Pelarutan……….……….29

Rumus II Menghitung Konsentrasi (c) Larutan…………..………...30

Rumus III Tingkat Kehilangan Air Untuk Dosing……….………...31

Rumus IV Konversi dari cm ke liter……….………..31

Rumus V Perhitungan Dosing……..……….31

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebagai salah satu provinsi di Jawa Barat, Bekasi memegang peranan penting terutama sebagai pusat kegiatan perekonomian dan industri. Pesatnya pertumbuhan ekonomi dan industri serta pertambahan jumlah penduduk mendorong terjadinya peningkatan aktivitas masyarakat, sehingga berakibat semakin besarnya keinginan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Air merupakan salah satu dari sekian banyak kebutuhan dasar manusia yang sangat berharga dan terbatas untuk melakukan pembangunan berkelanjutan, pertumbuhan ekonomi, dan pertumbuhan sosial. Kualitas, kuantitas, dan keamanan dalam menggunakan air bersih telah tumbuh menjadi besar dan perubahan lingkungan global yang disebabkan oleh variabilitas alam dan kegiatan manusia memengaruhi kuantitas dan kualitas air bersih tersebut.

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Bekasi, maka kebutuhan terhadap air bersih pun semakin meningkat. Berdasarkan data yang di peroleh dari perusahaan.

(12)

Tabel 1.1. perkembangan jumlah pelanggan PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi dari

tahun 2007- 2016.

Sumber : Data Perusahaan

Setiap tahunnya terjadi perkembangan jumlah pelanggan dari PDAM Tirta Bhagasasi ini. Hal ini membuktikan bahwa kebutuhan terhadap air bersih di Bekasi semakin meningkat dari tahun ke tahun. Air yang akan digunakan oleh penduduk haruslah melewati proses pengolahan yang tepat untuk menghasilkan kualitas air yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/1V/2010 tentang Kualitas Air Minum, yang meliputi syarat fisik, kimia dan biologi. Untuk memenuhi syarat kualitas fisik, kimia dan biologi air haruslah melewati proses pengolahan air secara fisik dan kimia seperti dilakukannya filter terhadap air dan penambahan zat-zat kimia sebagai desinfektan.

Peningkatan jumlah pelanggan pula harus di imbangi dengan kapasitas produksi yang dihasilkan. PDAM Tirta Bhagasasi Cabang Lemah Abang merupakan Instalasi Pengolahan Air di Bekasi yang melayani daerah Lemah Abang dan sekitarnya.Oleh karena itu dalam kesempatan kerja praktek ini akan di lakukan analisis terhadap Sistem Pengolahan Air Bersih yang ada di PDAM Tirta Bhagasasi Cabang Lemah Abang. Diharapkan dengan dilakukannya kerja praktek ini dapat memberikan manfaat bagi perusahan dan mahasiswa Universitas Pelita Bangsa khususnya bagi penulis sendiri.

(13)

1.2. Batasan Masalah

Agar kerja praktek ini dapat dilakukan lebih fokus dan mendalam dalam mencari data untuk laporan hasil kerja prakteknya, maka kerja praktek ini perlu di batasi, masalah yang akan di kaji yaitu meliputi data :

 Unit pengolahan air bersih mulai dari intake, bangunan water treatment

plant, hingga reservoir.

 parameter pH, sisa klor, dan kekeruhan dari setiap unit pengolahan mulai dari air baku hingga sampai air reservoir.

Pada penelitian ini tidak membahas hal di luar dari batasan masalah seperti pengaruh curah air hujan dan sebagainya.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah di kemukakan maka dapat dirumuskan permasalahan yang ingin di bahas praktek kerja ini, meliputi:

1. Bagaimana alur proses pengolahan air bersih di Instalasi Pengolahan Air Tanah Merah PDAM Tirta Bhagasasi Cabang Lemah Abang?

2. Bagaimana pehitungan dosis kimia Poly Aluminium Chloride (PAC) dan Kaporit di Instalasi Pengolahan Air Tanah Merah PDAM Tirta Bhagasasi Cabang Lemah Abang?

3. Bagaimana cara pengecekan parameter ph, sisa klor dan kekeruhan di Istalasi Pengolahan Air Tanah Merah PDAM Tirta Bhagasasi Cabang Lemah Abang?

1.4. Tujuan Kerja Praktek

1. Untuk mengetahui proses pengolahan air bersih di Istalasi Pengolahan Air PDAM Tirta Bhagasasi Cabang Lemah Abang.

2. Untuk mengetahui pehitungan dosis kimia Poly Aluminium Chloride

(PAC) dan Kaporit di Istalasi Pengolahan Air Tanah Merah PDAM Tirta

(14)

3. Untuk mengetahui cara pengecekan parameter pH, sisa klor dan kekeruhan di Istalasi Pengolahan Air Tanah Merah PDAM Tirta Bhagasasi Cabang Lemah Abang.

1.5. Manfaat Kerja Praktek 1.5.1. Manfaat Bagi Mahasiswa

1. mahasiswa dapat mengetahui proses pengolahan air bersih.

2. sebagai bahan kajian bagi mahasiswa untuk penelitian selanjutnya.

1.5.2. Manfaat Bagi Institusi

1. membantu perkembangan ilmu teknik lingkungan dalam proses pengolahan air bersih.

2. dapat mengidentifikasi kebutuhan informasi yang di perlukan untuk meningkatan proses belajar pada program studi teknik lingkungan.

1.5.3. Manfaat Bagi Perusahaan

1. Memberikan informasi hasil analisis terhadap kondisi eksisting proses pengolahan air.

2. Memberikan informasi berupa saran untuk meningkatkan kinerja pengolahan air.

(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Air minum

Air bersih, secara umum diartikan sebagai air yang layak untuk dijadikan air baku bagi air minum. Kelayakan ini terkandung pula pengertian layak untuk mandi, cuci dan kakus. Sebagai air yang layak untuk diminum, tidak diartikan bahwa air bersih itu dapat diminum langsung, air tersebut masih perlu dimasak atau direbus hingga mendidih (Adiono, 1987).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum menyebutkan bahwa air minum merupakan air yang telah melalui proses pengolahan atau pun tanpa proses pengolahan yang harus memenuhi syarat kesehatan.

Air yang bersih dan sehat tidak hanya memiliki karakteristik air yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa, tetapi juga bebas kontaminan kimiawi atau mikrobiologi (Dewi et al. 2011).

2.2. Sumber Air minum

Sumber air minum dapat berasal dari air sumur, sungai, danau, payau, dan laut. Untuk mengolah air-air tersebut agar dapat dikonsumsi perlu teknologi pengolahan air, seperti filtrasi dan evaporasi/desalinasi. Air yang telah diolah tersebut biasanya dikenal dengan nama air olahan, dan popular dimasyarakat umum dengan nama air minum isi ulang (sebayang et al. 2015).

2.2.1. Air Sumur

Pemerintah belum mampu memenuhi kebutuhan sarana sanitasi secara layak dan sehat. Sebanyak 70% sumur dangkal yang digunakan masyarakat dalam

(16)

memenuhi kebutuhan air bersih tercemar bakteri Echerichia coli (E-coli). Bahkan Sebagian besar sungai-sungai di Indonesia juga tercemar bakteri penyebab penyakit diare. Data Bappenas menyebutkan sekitar 60-70% sumur milik warga tercemar E-coli. Bakteri tersebut berasal dari jamban yang berdekatan dengan sumur. Tidak hanya itu, Sebagian besar sungai-sungai di Indonesia juga airnya sudah tercemar E-coli sehingga air tersebut tidak layak minum berdasarkan informasi dari Direkorat Perumahan dan Permukiman (Bappenas 2011).

2.2.2. Air Sungai

Kualitas sumber air dari sungai-sungai penting di Indonesia umumnya tercemar sangat berat oleh limbah organik yang berasal dari limbah penduduk atau industri lainnya. Sungai mempunyai fungsi yang strategis dalam menunjang pengembangan suatu daerah, yaitu seringnya mempunyai fungsi yang sangat vital di antaranya sebagai sumber air minum, industri, dan pertanian atau juga pusat listrik tenaga air serta mungkin juga sebagai sarana rekreasi air (Balai Lingkungan Keairan 2011).

2.2.3. Air Danau/Situ

Indonesia memiliki danau dengan area kategori > 50 Ha sebanyak 500 buah. Danau tersebut tersebar merata disetiap pulau besar (Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Papua) Kecuali pulau Bali. Sebaliknya, waduk besar Sebagian besar berlokasi di pulau Jawa. Selain kategori danau besar terdapat juga danau kecil dan waduk kecil yang jumlahnya ribuan. Danau kecil sering dikenal sebagai situ berukuran besar. Di Provinsi Jawa Barat terdapat 354 buah situ, di Provinsi Jawa Timur 438 buah situ. Pada umumnya kedalaman danau bervariasi antara 50-200 m, tetapi banyak juga yang mempunyai kedalaman lebih rendah dari 50 m. sampai saat ini Sebagian besar dari danau belum diketahui volumenya dengan pasti, demikian juga halnya presipitasi, evaporasinya serta debit inflow dan outflow-nya. Dengan demikian, waktu tinggal air danau tidak diketahui sehingga daya tampung

(17)

beban pencemaran tidak diketahui dan sekaligus pemfaatan bagi berbagai keperluan sulit untuk diprogramkan (Balai Lingkungan Keairan 2011).

2.2.4. Air Kotor, Asin, dan Payau

Sumber air kotor, asin, dan payau yang biasa digunakan berasal dari air tanah. Air tanah ini menjadi salin atau asi karena intrusi air laut atau merupakan akuifer air kotor, asin, dan payau alami. Air permukaan yang payau jarang dipergunakan, tetapi mungkin dapat terjadi secara alami. Air kotor, asin, dan payau dapat memiliki range kadar TDS sebesar 1.000-10.000 mg/l dan secara tipikal terkarakterisasi oleh kandungan karbon organic rendah dan partikulat rendah ataupun kontaminan koloid (Dewi et al. 2011). Beberapa komponen yang terdapat dalam air kotor, asin, dan payau seperti boron dan silika memiliki konsentrasi ynag bervariasi dan dapat memiliki nilai yang beragam dari satu sumber dengan sumber lainnya. Factor penting dalam optimasi system reverse

osmosis (RO) air kotor, asin, dan payau adalah karakteristik akurat dari air umpan

yang spesifik (Greenlee et al. 2009).

2.2.5. Air Laut

Air laut memiliki warna bening, mengandung garam yang cukup tinggi, dan dinyatakan dalam persentase salinitas. Air laut secara alami merupakan air

saline dengan kandungan garam sekitar 3,5%wt. Beberapa danau garam di daratan

dan beberapa lautan memiliki kadar garam lebih tinggi dari air laut umumnya. Sebagai contoh, Laut Mati memiliki kadar garam sekitar 30% (Goetz, 1986). Salinitas dari air laut yang luas tergantung pada perbedaan antara evaporasi dan presipitasi, Panjang dari aliran runoff, pembekuan, dan es yang mencair. Pada umumnya salinitas di laut tersebar berada pada zona daerah kering. Sebaran salinitas di laut dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti pola sirkulasi air, penguapan, curah hujan, dan aliran sungai.perairan dengan tingkat curah hujan tinggi dan dipengruhi oleh aliran sungai memiliki salinitas yang rendah, sedangkan perairan yang memiliki penguapan yang tinggi, salinitas perairannya

(18)

tinggi. Selain itu, pola sirkulasi berperan dalam penyebaran salinitas suatu perairan (Sebayang et al. 2015).

2.3. Persyaratan Air Bersih

Kualitas air merupakan kondisi air berdasarkan karakteristik fisik, kimiawi, dan biologisnya. Menurut Effendi, 2003 kualitas air diartikan sebagai sifat air yang mempunyai kandungan makhluk hidup, zat energi atau komponen lain dalam air. Kualitas air antar satu wilayah dengan wilayah lainnya akan berbeda sesuai dengan karakteristik wilayahnya masing-masing, sehingga pemantauan kualitas air sangat dibutuhkan. Air minum yang dikonsumsi masyarakat harus memenuhi parameter yang telah ditetapkan pemerintah yaitu Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/Menkes/SK/IV/2010.

2.3.1. Persyaratan Fisik

Air yang berkualitas baik harus memenuhi persyaratan fisik yaitu tidak berasa, tidak berbau dan tidak berwarna (maksimal 15 TCU), suhu udara maksimum ± 3ºC, dan tidak keruh (maksimum 5 NTU). Seperti pada tabel berikut:

Tabel 2.1. Parameter Fisik Dalam Standar Baku Mutu Persyaratan Kualitas Air

Minum

No. Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum Yang Di Perbolehkan

I Parameter Fisik

1 Bau Tidak Berbau

2 Warna TCU 15

3

Zat Padat Terlarut

(TDS) mg/l 500

4 Kekeruhan NTU 5

5 Rasa Tidak Berasa

6 Suhu °C Suhu Udara ± 3

(19)

2.3.2. Persyaratan Biologis

Air tidak boleh mengandung Coliform. Air yang mengandung golongan Coli dianggap telah terkontaminasi dengan kotoran manusia (Totok Sutrisno 2004).

Tabel 2.2. Parameter Biologis Dalam Standar Baku Mutu Persyaratan Kualitas

Air Minum No. Jenis Parameter Satuan

Kadar Maksimum Yang Di Perbolehkan II Parameter Mikrobiologi

1 E.coli Jumlah Per 100ml Sampel 0

2 Total Bakteri Koliform Jumlah Per 100ml Sampel 0 Sumber : PERMENKES No.492/Menkes/Per/IV/2010

2.3.3. Persyaratan Kimiawi

Air minum yang akan dikonsumsi tidak mengandung bahan – bahan kimia (organik, anorganik, pestisida dan desinfektan) melebihi ambang batas yang telah ditetapkan, sebab akan menimbulkan efek kesehatan bagi tubuh konsumen.

Tabel 2.3. Parameter Kimiawi Dalam Standar Baku Mutu Persyaratan Kualitas

Air Minum

No. Jenis Parameter Satuan

Kadar Maksimum Yang Di Perbolehkan

III Parameter Kimiawi

1 Aluminium mg/L 0,2 2 Besi mg/L 0,3 3 Kesadahan mg/L 500 4 Khlorida mg/L 250 5 Mangan mg/L 0,4 6 pH mg/L 6,5-8,5 7 Seng mg/L 3 8 Sulfat mg/L 250 9 Tembaga mg/L 2 10 Amonia mg/L 1,5

(20)

Tabel 2.3. Parameter Kimiawi Dalam Standar Baku Mutu Persyaratan Kualitas

Air Minum (Lanjutan)

IV Parameter Tambahan

A Desinfektan dan hasil sampingannya

Desinfektan 1 Chlorine mg/L 5 Hasil Sampingan Bromate mg/L 0,01 Chlorate mg/L 0,7 Chlorite mg/L 0,7 Chlorophenols 2,4,6 -TriChlorophenol(2,4,6-TCP) mg/L 0,2 Bhromoform mg/L 0,1 Dibromochloromethane (DBCM) mg/L 0,1 Bromodichloromethane (BDCM) mg/L 0,06 Chloroform mg/L 0,3

Chlorinated Acetic Acid

Dichloroacetic Acid mg/L 0,05 Trichloroacetic Acid mg/L 0,02 Chloral Hydrate Halogenated Acetonitrilies Dichloroacetonitrile mg/L 0,02 Dibromoacetonetrile mg/L 0,07

Cyanogen Chloride (Sebagai CN) mg/L 0,07

Sumber : PERMENKES No.492/Menkes/Per/IV/2010

2.4. Proses Pengolahan Air Bersih

Pada umumnya Instalasi Pengolahan Air Minum merupakan suatu sistem yang mengkombinasikan proses koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan disinfeksi serta dilengkapi dengan pengontrolan proses juga instrumen

(21)

pengukuran yang dibutuhkan. Instalasi ini harus didesain untuk menghasilkan air yang layak dikonsumsi masyarakat bagaimanapun kondisi cuaca dan lingkungan. Selain itu, sistem dan subsistem dalam instalasi yang akan didesain harus sederhana, efektif, dapat diandalkan, tahan lama, dan murah dalam pembiayaan (Kawamura, 1991).

2.4.1. Bangunan Intake (Bangunan Pengumpul Air)

Bangunan Intake yaitu bangunan atau konstruksi penangkap air yang dibangun pada suatu lokasi sumber air yaitu sungai, mata air, dan air tanah dengan segala perlengkapannya dan dipergunakan sebagai tempat untuk mengambil air tersebut guna penyediaan air minum (SNI 7829. 2012). Pada bangunan ini terdapat bar screen (penyaring kasar) yang berfungsi untuk menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam air, misalnya sampah, daun-daun, batang pohon, dan sebagainya.

2.4.2. Bak Prasedimentasi (optional)

Bak ini digunakan bagi sumber air yang karakteristik turbiditasnya tinggi (kekeruhan yang menyebabkan air berwarna coklat). Bentuknya hanya berupa bak sederhana, fungsinya untuk pengendapan partikel-partikel diskrit dan berat seperti pasir, dan lain-lain. Selanjutnya air dipompa ke bangunan utama pengolahan air bersih yakni WTP.

2.4.3. WTP (Water Treatment Plant)

Ini adalah bangunan pokok dari sistem pengolahan air bersih. Bangunan ini beberapa bagian, yakni koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan desinfeksi. Adapun tahapan proses sehingga dihasilkan air bersih adalah seperti berikut :

A. Koagulasi

Disinilah proses kimiawi terjadi, pada proses koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandung didalamnya. Tujuan proses ini adalah untuk memisahkan air dengan pengotor yang terlarut didalamnya, analoginya seperti memisahkan air pada susu kedelai. Pada unit ini

(22)

terjadi rapid mixing (pengadukan cepat) agar koagulan dapat terlarut merata dalam waktu singkat. koagulan yang sering digunakan dalam proses penjernihan air adalah Poly Aluminiumunium Chloride (PAC).

PAC adalah garam khusus pada pembuatan aluminium klorida yang mampu

memberikan daya koagulasi dan flokulasi yang lebih kuat daripada aluminium yang biasa dan garam-garam besi seperti aluminium sulfat atau ferri klorida. Kegunaan dari PAC adalah sebagai koagulan atau flokulan untuk menguraikan larutan yang keruh dan menggumpalkan partikel, sehingga memungkinkan untuk memisah dari medium larutannya (Budiman, Dkk. 2008).

Bentuk alat pengaduknya dapat bervariasi, selain rapid mixing, dapat menggunakan hidrolis (hydrolic jump atau terjunan) atau mekanis (menggunakan batang pengaduk).

B. Flokulasi

Selanjutnya air masuk ke unit flokulasi. Tujuannya adalah untuk membentuk dan memperbesar flok (pengotor yang terendapkan). Di sini dibutuhkan lokasi yang alirannya tenang namun tetap ada pengadukan lambat (slow

mixing) supaya flok menumpuk. Untuk meningkatkan efisiensi, biasanya ditambah

dengan senyawa kimia yang mampu mengikat flok-flok tersebut. C. Sedimentasi

Bangunan ini digunakan untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis partikel koloid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Pada masa kini, unit koagulasi, flokulasi dan sedimentasi telah ada yang dibuat tergabung yang disebut unit aselator.

D.

Filtrasi

Sesuai dengan namanya, filtrasi adalah untuk menyaring dengan media butiran. Media butiran ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silika dan kerikil silica dengan ketebalan berbeda. Cara ini dilakukan dengan metode gravitasi.

E. Desinfeksi

Setelah bersih dari pengotor, masih ada kemungkinan ada kuman dan bakteri yang hidup, sehingga ditambahkanlah desinfektan. Desinfektan umumnya

(23)

diperoleh dari bahan kimia. Bahan kimia yang biasa digunakan adalah klorin dimana unsur ion-ionnya terdapat dalam senyawa kaporit.

Kaporit merupakan desinfektan yang umum digunakan dalam segala bentuk baik bentuk kering / kristal dan bentuk basah /larutan . Dalam bentuk kering, biasanya kaporit berupa serbuk atau butiran, tablet atau pil. Dalam bentuk basah biasanya kristal yang ada dilarutkan dengan aquadest menurut kebutuhan desinfeksi. Berdasarkan uji kaporit dalam laboratorium disebutkan bahwa kaporit terdiri lebih dari 70% bentuk klorin. Kaporit dalam bentuk butiran atau pil dapat cepat larut dalam air dan penyimpanannya ditempat kering yang jauh dari bahan kimia yang mengakibatkan korosi, dalam kondisi atau temperatur rendah, relatif stabil. Kaporit merupakan bahan yang mudah dicari, mudah penggunaannya, dan terjangkau oleh masyarakat umum (Tchobanoglous, G, 1991).

Menurut Mulyanto dan Isman (2008) jika kaporitnya murni, untuk memperoleh kadar yang tepat dalam air minum dibutuhkan 6-10 gram kaporit tiap 1.000 liter air. Namun jika kaporit yang dimiliki hanya berkonsentrasi 50%, dosis kaporit yang digunakan menjadi dua kali lipat, yaitu 12-20 gram tiap 1.000 liter air. Sehingga kaporit bisa digunakan sebagai desinfektan yang baik karena memiliki daya removal yang cukup besar (Santika, S.S., 1987).

Pada tahun 1850, desinfektan sudah dipakai dengan menggunakan metode klorinasi. Selama itu hipoklorit digunakan sebagai desinfektan sebelum adanya penelitian. Pada tahun 1912, penggunaan klorin sebagai desinfektan, penambahannya dilakukan secara sembarangan atau tidak sesuai dengan dosis yang tepat sehingga malah mengakibatkan penyakit. Penyakit yang terjadi seperti

typhus, infeksi hepatitis dan juga bisa karena protozoa. Dari sini maka Persatuan

Negara melakukan penelitian dan menghasilkan kesimpulan bahwa penambahan desinfektan harus melalui perhitungan (Sawyer, C.N., et al, 2003).

F. Reservoir

Reservoir berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa secara gravitasi. Karena kebanyakan distribusi di Indonesia menggunakan konsep gravitasi, maka reservoir biasanya diletakkan di tempat dengan posisi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang

(24)

menjadi sasaran distribusi, biasanya diatas bukit atau gunung.

Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA – Instalasi Pengolahan Air. Untuk menghemat biaya pembangunan, unit intake, WTP dan reservoir dapat dibangun dalam satu kawasan dengan ketinggian yang cukup tinggi, sehingga tidak diperlukan pumping station dengan kapasitas pompa dorong yang besar untuk menyalurkan air dari WTP ke resevoir. Pada akhirnya, dari reservoir, air bersih siap untuk didistribusikan melalui pipa-pipa dengan berbagai ukuran ke tiap daerah distribusi.

Sekarang ini, perkembangan metode pengolahan air bersih telah banyak berkembang, diantaranya adalah sistem saringan pasir lambat. Perbedaan utama pada sistem ini dengan sistem konvensional adalah arah aliran airnya dari bawah ke atas (up flow), tidak menggunakan bahan kimia dan biaya operasinya yang lebih murah.

2.5. DOSIS

Dosis merupakan kadar dari sesuatu (kimiawi, fisik, biologis) yang dapat mempengaruhi suatu organisme secara biologis; makin besar kadarnya, makin besar pula dosisnya. Bahan kimia merupakan zat paling umum diukur dosisnya, tetapi ada pula lainnya, seperti pajanan radiasi. Untuk manusia, sebagian besar dosis mikronutrien dan pengobatan diukur dalam miligram (mg.), dan lainnya kadang-kadang diukur dalam mikrogram karena potensinya. (Wikipedia, 2020).

Pada instalasi pengolahan air yang bertujuan untuk mengubah air baku menjadi air bersih akan diperlukan bahan kimia untuk memperbaiki kualitas air baku yang ada. Penggunaan bahan kimia ini dilakukan pada beberapa proses, antara lain unit koagulasi, desinfeksi dan netralisasi.Dosis bahan kimia yang diperlukan bagi masing-masing proses ditentukan melalui uji laboratorium atau melalui perhitungan matematis. Perhitungan matematis bisa dilakukan terhadap penentuan dosis pada netralisasi, sedangkan uji laboratorium dilakukan terhadap penentuan dosis pada proses koagulasi dan flokulasi (Takeda, 2006).

(25)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1. Sejarah Singkat PDAM Tirta Bhagasi

Tirta Bhagasasi (PDAM Bekasi) lama dikenal sebagai penyedia jasa air bersih bagi area industri, area bisnis maupun pemukiman penduduk di wilayah operasional Tirta Bhagasasi, meliputi Kabupaten Bekasi dan sebagian Kota Bekasi. Tirta Bhagasasi senantiasa berupaya memberikan pelayanan terbaik berupa jasa penyedia kebutuhan akan air yang terjamin kualitas dan kuantitasnya. Hal ini adalah bagian langkah kecil Tirta Bhagasasi untuk menyehatkan masyarakat Bangsa Indonesia. Semua usaha ini dilakukan oleh Tirta Bhagasasi untuk memenuhi kepuasan pelanggan.

Sejak tahun 1979 Tirta Bhagasasi mendapat konsesi untuk melakukan usaha dari Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dengan Nomor: 036/KPTS/CK/VI/1979, dengan bentuk lembaga Badan Pengelolaan Air Minum (BPAM) Kabupaten Bekasi dibawah pengawasan Proyek Air Bersih Jawa Barat.

Setelah berjalan 2 tahun kemudian terjadi penggabungan BPAM dan PDAM berdasarkan Perda No.: 04/HK-D/PU.013.1/VIII/81, yang kemudian mengalami dua kali perubahan Perda yaitu Nomor 8 Tahun 1988 dan Nomor 2 Tahun 1992. Kemudian tahun 1998 terjadi penggabungan dua (2) wilayah pelayanan Kabupaten & Kota Bekasi berdasarkan Kesepakatan bersama PEMDA Kota dan Kabupaten Bekasi tentang Pengembangan dan Pengelolaan Sistim Penyediaan Air Bersih Wilayah Kotamadya Bekasi oleh PDAM Kabupaten DT. II Bekasi Nomor : 690/244A/PDAM 690/191/PDAM 690/Kep.457-HOR/XII/2002.

Tahun 2002 dengan nama PDAM Bekasi berdasarkan Keputusan bersama PEMDA Kota dan Kabupaten Bekasi tentang kepemilikan dan pengelolaan PDAM Bekasi Nomor:503/Kep.389.B-PDAM/2002

(26)

690/Kep.457-HOR/XII/2002. Perubahan terakhir terjadi pada tanggal 29 September 2009 pada logo dan nama perusahaan dari sebelumnya PDAM Bekasi menjadi PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi sampai saat ini. Jumlah karyawan sampai dengan saat ini adalah sebanyak 704 orang.

Pelanggan PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi dari tahun ke tahun terjadi peningkatan yang baik seiring dengan penambahan Instalasi Pengolahan Air di berbagai cabang pelayanan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi jumlah pelanggan baru yang seiring berjalannya perusahaan menjadi semakin banyak.

3.2. Visi, Misi dan Kebijakan Mutu PDAM Tirta Bhagasasi

3.2.1. Visi

Mewujudkan Divisi Umum dengan kinerja prima mendukung peningkatan kinerja perusahaan dengan pemanfaatan dan optimalisasi teknologi Informasi/digital.

3.2.2. Misi

1. Meningkatkan peran divisi umum sebagai divisi pendukung yang handal (dukungan prima) Tersedia nya data olahan dari terintegrasinya sistem teknologi informasi yang dikembangkan dalam mendukung pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.

2. Meningkatnya kinerja perusahaan dan tingkat kepuasaan unit kerja terkait atas dukungan prima divisi umum.

3. Memanfaatkan teknologi digital dan selalu melakukan pemutakhiran atas teknologi yang digunakan baik pada perangkat lunak maupun perangkat kerasnya. 4. Tingkat kesehatan keuangan yang tinggi yang mampu mendukung operasi, investasi dan pendanaan perusahaan.

5. Terwujudnya SDM yang kompeten, kreatif, loyal, komit, disiplin, jujur dan mampu bekerja sama dengan baik.

(27)

3.3. Tujuan

Terbentuknya divisi umum yang handal dan mampu memberikan dukungan yang memenuhi harapan sehingga kinerja perusahaan dapat meningkat dalam memberikan pelayanan prima kepada pelanggan air minum.

3.4. Sasaran

Peningkatan kemampuan sumber daya manusia sehingga terbentuk dan dalam upaya memberikan dukungan yang optimal.

3.5. Strategi Alternatif

Pengambilan keputusan merupakan aspek vital bagi setiap organisasi. Para pengambil keputusan harus bisa menentukan kebijakan serta tindakan yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi secara cepat dan tepat. Keputusan terbaik menentukan arah organisasi ke arah yang lebih baik membutuhkan pengembangan piranti yang tepat dalam menentukan langkah tersebut. Untuk itu strategi alternatif yang perlu dilakukan adalah melaksanakan pengembangan sumber daya manusia dan Business Intelligence Dashboard modern sebagai tools bagi pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.

Business Intelligence Dashboard sebagai istilah umum yang kini beredar

dalam dunia Manajemen Teknologi Informasi merupakan solusi untuk dengan mudah membaca data mentah yang terhimpun selama ini yang dihasilkan dari aplikasi aplikasi yang berdiri sendiri yang akan diintegrasikan kedalam satu aplikasi yang mampu melakukan evaluasi dan analisis pada aspek teknis, perilaku pelanggan, tingkat performa pegawai dan aspek keuangan secara otomatis sehingga mempermudah pengambilan keputusan.

(28)

3.6. Faktor Faktor Keberhasilan

Mampu melakukan identifikasi trend, Mampu memberikan gambaran kondisi secara menyeluruh serta menyajikan data secara detail, Mampu menjadi alat handal dalam pengambilan keputusan guna meningkatkan efisiensi, KPI organisasi dapat tersusun dengan cepat dan tepat. Penerjemahan data dalam bentuk analisa visual dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. Target serta strategi kegiatan dapat ditentukan dengan mudah dan cepat.

3.7. Program Kerja

Peningkatan kemampuan sumber daya manusia dilaksanakan secara terus menerus selama 4 (empat) tahun masa bakti direktur umum. Peningkatan kemampuan dilaksanakan secara bertahap bagi seluruh pegawai yang berdasarkan penilaian perlu ditingkatkan kemampuannya dalam bentuk pelatihan pelatihan baik inhouse maupun pengiriman pegawai ke lembaga-lembaga pendidikan. Pelatihan ataupun pendidikan bagi pegawai mencakup :

1. Team Building. Merupakan upaya untuk menumbuhkan keterikatan bahwa

seluruh pegawai pada hakekatnya adalah satu tim yang bekerja secara

solid untuk kemajuan perusahaan.

2. Visioning. Merupakan upaya untuk memahami visi besar perusahaan dan

seluruh pegawai didalam unit kerja masing-masing akan bekerja dengan visi yang sama. Dari pola kerja ini diharapkan akan terbentuk .

3. Pemecahan persoalan dan pengambilan keputusan. Merupakan upaya agar

pegawai mampu mengenali persoalan pada unit kerja nya dan dampaknya pada seluruh kegiatan pekerjaan sehingga keputusan yang diambil dalam pemecahan persoalan tersebut tepat.

(29)

BAB IV

METODOLOGI KERJA PRAKTEK

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan merupakan jenis penelitian yang bersifat analisis yaitu menganalisa secara kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini akan meneliti proses pengolahan air di IPA PDAM Tirta Bhagasasi Cabang Lemah Abang.

4.1.1. Sumber Data

4.1.1.1. Data Primer

Data primer diperoleh dari hasil observasi dan hasil pengamatan langsung di lapangan. Data primer dalam laporan kerja praktek ini di dapatkan dari hasil pengamatan langsung terhadap proses pengolahan air di Instalasi Pengolahan Air Tanah Merah PDAM Tirta Bhagasasi cabang Lemah Abang dan data laporan harian terhadap kualitas air.

4.1.1.2. Data Sekunder

Data sekunder yang di akan di olah dalam laporan ini diperoleh dari data literatur, jurnal, makalah, dan data hasil dari penelitian terdahulu yang mendukung terhadap penelitian yang di lakukan oleh penulis.

(30)

4.2. Lokasi Kerja Praktek

Lokasi yang akan di jadikan tempat praktek yaitu di IPA PDAM Tirta Bhagasasi Cabang Lemah Abang yang terletak di Karangsambung, Tambelang, Bekasi, Jawa Barat 17530, dengan titik koordinat (6°15'14.87"S dan 107°13'3.26"E). Berikut lokasi kerja praktek dapat di lihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1. Lokasi kerja Praktek

Sumber : google earth, 2019.

4.3. Waktu Kerja Praktek

Kerja Praktek ini dimulai pada bulan November 2019 sampai bulan desember 2019, dilakukan setiap hari kerja mulai dari hari senin sampai hari jum’at. Kerja praktek ini meliputi pengecekan parameter pH, sisa klor, dan Kekeruhan, pengecekan debit air yang masuk, pengecekan debit air distribusi, dan melakukan backwash. berikut waktu pelaksanaan kerja praktek dapat di lihat pada tabel 4.1.

(31)

Tabel 4.1. Time Schedule Kerja Praktek

No Kegiatan November Desember

I II III IV I II III IV 1 Studi literature

2 Perizinan dan survei pendahuluan 3 Penyusunan data awal sebagai

Gambaran

4 Pengecekan actual lapangan 5 Studi literature lanjutan

6 Pengambilan dan penyusunan data 7 Analisis data

8 Penyusunan laporan

(32)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Alur Proses Pengolahan Air Bersih Di PDAM

Proses pengolahan air PDAM Tirta Bhagasasi Cabang Lemah Abang Berlangsung di Instalasi Pengolahan Air Tanah Merah yang terletak di Desa Karangsambung, Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi. Air baku yang di olah di IPA Tanah Merah berasal dari air sungai irigasi kalimalang kemudian di alirkan ke bangunan intake dan bak prasedimentasi menggunakan pompa. Kemudian air baku dari bak sedimentasi dipompa menuju bak koagulasi. Untuk mengikat lumpur dalam air baku agar menjadi flok di proses flokulasi maka di injeksikan koagulan PAC pada proses koagulasi. Setelah terbentuk flok- flok dari proses flokulasi kemudian air di alirkan menuju bak sedimentasi untuk di endapkan flokulan yang ada pada air baku tersebut. Setelah melewati bak sedimentasi untuk mengendapkan flok berukuran besar, flok-flok yang berukuran lebih kecil tetap terbawa oleh air yang di olah sehingga air di saring di bak filterasi menggunakan pasir halus dan batu zeolit. Setelah air baku bersih barulah air di alirkan ke reservoar untuk di tampung sebelum di distribusikan. Sebelum air masuk ke reservoar air diberi desinfektan agar tidak ada bakteri koliform dalam air hasil pengolahan. Alur peoses pengolahannya dapat di lihat pada gambar 5.1 sebagai berikut :

(33)

Gambar 5.1. Diagram Alir Proses Pengolahan Air Bersih IPA Tanah Merah

Sumber : Data Primer Penulis, 2019

Pada proses pengolahan air bersih, setiap unitnya memiliki fungsinya masing-masing. Fungsi dari setiap unit pengolahan dapat di lihat pada tabel 5.1. dibawah ini.

Tabel 5.1. Fungsi Unit Pengolahan Air Bersih

No. Nama Unit Fungsi

1 Bangunan Intake Penyaring sambah dan kotoran pada sungai yang akan di jadikan air baku.

2 Bak Prasedimentasi Bak pengendap lumpur sementara

3 Bak Koagulasi tempat pencampuran Koagulan dengan air baku 4 Bak Flokulasi Tempat pembentukan flok-flok

5 Bak sedimentasi Tempat pengendapan flok besar

6 Bak Filterasi Tempat penyaringan flok halus yang terbawa oleh air pengolahan

7 Reservoar Tempat penyimpanan air hasil pengolahan Sumber : Data Primer Penulis, 2019

Sungai irigasi

kalimalang (air baku) Intake Bak

prasedimentasi Bak flokulasi Bak sedimentasi Bak filtrasi Reservoir Penambahan PAC Penambahan kaporit Bak koagulasi

(34)

5.1.1. Air Baku

Air baku yang digunakan oleh Instalasi Pengolahan Air PDAM Tirta Bhagasasi merupakan air dari sungai irigasi kalimalang. Debit air baku yang digunakan untuk di olah biasanya berkisar antara 40 l/s sampai dengan 50 l/s. Total air baku yang di produksi oleh Instalasi Pengolahan Air PDAM Cabang Lemah Abang selama bulan desember yaitu sebesar 119.356 m3.

5.1.2. Intake

Bangunan intake yang ada di Instalasi Pengolahan Air PDAM Cabang Lemah Abang memiliki 2 pompa untuk mengalirkan air baku ke bangunan WTP

(Water Treatment Plant). Bangunan intake ini memiliki lebar bangunan ±16 m2

dengan kedalaman sekitar 4 m.

Gambar 5.2. pompa pada bangunan intake

(35)

5.1.3. Bak Prasedimentasi

Bak Prasedimentasi atau bak pengendap awal berfungsi untuk mengendapkan lumpur dan partikel-partikel besar lain yang terbawa oleh air baku yang akan di oleh. Di Instalasi Pengolahan Tanah Merah Bak Prasedimentasi ini di desain menyatu dengan bangunan Intake.

5.1.4. Bak Koagulasi

Air baku dari bangunan intake kemudian di alirkan ke bangunan koagulasi melalui pipa berukuran 2 inch. Sebelum air masuk kebangunan koagulasi, air baku ditambahkan dengan Poly alumunium chloride (PAC) dengan cara di injeksikan kedalam pipa air baku. Pada bangunan koagulasi terdapat terjunan sebagai tempat terjadinya koagulasi secara hidrolis.

Gambar 5.3. terjunan di bak koagulasi

(36)

5.1.5. Bak Flokulasi

Pada bak floklasi terjadi pembentukan flok-flok dimana cairan kimia mengikat partikel-partikel yang menyebabkan air menjadi keruh atau memiliki NTU yang tinggi.

5.1.5. Bak Sedimentasi

Flok-flok yang terbawa oleh air kemudian akan mengendap pada tube settler yang ada di bak sedimentasi. Tube settler ini berbentuk seperti sarang lebah atau berbentuk persegi enam yang berfungsi sebagai tempat menempelnya flok-flok yang terbentuk dari proses flok-flokulasi.

Gambar 5.4. tube settler bak sedimentasi

(37)

5.1.6. Bak Filtrasi

Bak filtrasi yang ada di istalasi pengolahan air Tanah Merah ini berbentuk persegi dengan lebar bak ±9 m2. Filter yang di gunakan yaitu pasir silika dengan ketebalan penggunaan filter pasir silika yaitu 5 cm dan batu zeolit dengan diamet antara 50-70 mm dengan kedalaman penggunaan filter batu zeolit yaitu 7-10 cm. Pada dasar bak filterasi ini terdapat nozzle filter yang berfungsi untuk menyaring flok dan menahan pasir agar tidak terbawa ketika backwash dilakukan.

Gambar 5.5. nozzle filter

Sumber : ilmap.com

Gambar 5.6. kondisi eksisting filter pasir silika dan batu zeolit

(38)

5.1.7. Bak Reservoir

Setelah air hasil produksi jadi, kemudian air di alirkan menuju bak reservoir atau bak penampung. Reservoir ini berfungsi sebagai penampung air sementara sebelum air di distribusikan ke pelanggan. Sebelum air masuk ke reservoir, air hasil produksi terlebih dahulu di bubuhi oleh larutan kaporit. Larutan kaporit ini berfungsi sebagai desinfektan yang akan membunuh bakteri-bakteri yang terdapat dalam air dan berfungsi menghilangkan bau.

Gambar 5.7. bangunan reservoir

Sumber : Data Primer Penulis, 2019.

5.2. Perhitungan Dosis Kimia

Perhitungan terhadap dosis kimia dilakukan untuk mengetahui jumlah larutan kimia yang tepat untuk setiap proses yang dilakukan. Pada umumnya pembuatan larutan koagulan PAC dilakukan dengan jartest agar koagulan dapat membentuk flok sehingga dapat mengurangi kekeruhan secara maksimal. Namun pada keadaan tertentu dapat juga di lakukan pelarutan dengan cara perhitungan matematis tanpa dilakukannya jartest seperti yang terjadi di IPA Tanah Merah. Di IPA Tanah Merah jartest yang di miliki oleh IPA mengalami kerusakan pada baling-baling pengaduknya sehingga jartest tidak dapat di lakukan. Maka dilakukanlah perhitungan matematis untuk melarutkan koagulan PAC.

(39)

Perhitungan dosis kimia pada proses pengolahan air ini cukup penting karena apabila jumlah kimia yang di tambahkan melebihi baku mutu maka larutan kimia dapat menjadi penyakit terhadap konsumen PDAM, namun bila penambahan dosis kimia di bawah dari baku mutu maka larutan pun menjadi tidak berguna. Maka dari itu dilakukanlah perhitungan terhadap dosis kimia agar mendapat nilai paling tepat untuk setiap pengolahannya.

5.2.1. Menghitung Volume Tangki Pelarutan

Untuk tangki pelarutan yang ada di IPA Tanah Merah terdapat 2 buah tangki yang di gunakan, yaitu tangki untuk pelarutan PAC dan pelarutan kaporit dengan ukuran yang sama. Rumus untuk menghitung volume tangki pelarutan yaitu : V = r² x T………..(I) Keterangan : V = Volume (Liter) r = Jari – Jari (cm) T = Tinggi (cm)

a. Contoh Perhitungan Volume Tangki Diketahui : D = 110 cm r = 110 : 2 = 55 cm = 0,55 m T = 117 cm = 1,17 m Jawaban : V = 3,14 × 0,55² m × 1,17 m V = 1,111 m3 x 1000 = 1111 Liter

(40)

5.2.2. Menghitung Kosentrasi (C)

Konsentrasi PAC dan kaporit dihitung dengan membandingkan antara berat larutan kimia yang akan dilarutkan dengan volume tangki pelarutannya. Rumus untuk menghitung konsentrasi kimia yaitu :

C = (Berat (kg) / Volume (L)) x 100%……….(II)

Keterangan :

Berat (Kg) = Berat Larutan PAC/Kaporit Volume (L) = Volume tangki pelarutan a. Contoh Perhitungan konsentrasi PAC Diketahui : Berat = 25 Kg Volume = 1111 Liter Jawaban : C = (25 (kg) / 1111 (L) ) x 100% = 2,25% 5.2.2. Perhitungan Dosing

Dosing dihitung untuk mengetahui berapa banyak jumlah larutan koagulan maupun larutan desinfektan yang diinjeksikan pada air baku setiap detiknya. Di IPA Tanah Merah Sendiri Terdapat 2 (Dua) Pompa Dosing yang di gunakan, yaitu pompa dosing untuk larutan PAC dan Pompa dosing yang digunakan untuk larutan kaporit. Rumus perhitungan dosing adalah sebagai berikut :

(41)

Tinggi Kehilangan Air = Tinggi (cm) / waktu (s) = … cm/s………..(III)

Dalam Satu (1) cm Berapa Liter = Volume (Liter) / Tinggi Tangki (cm) = … L/cm……….(IV)

Dosing (Ds) = Tinggi kehilangan Air x Dalam Satu 1 cm Berapa Liter = L/s………...(V)

A. Contoh perhitungan dosing PAC

Diketahui :

Selama 10 menit Penurunan PAC pada tangki adalah 5 cm.

Jawaban :

Tinggi Kehilangan Air = 5 cm / 10 menit = 5 cm / 600 detik = 0,0083 cm/detik Dalam satu 1 cm berapa liter = 655 L / 103 = 6,36 L/cm

Dosing (Ds) = 0,00833 cm/ detik x 6,36 L/cm = 0,053 L/detik Dikonversikan menjadi 53 ml/detik

5.2.3. Perhitungan Dosis kimia

Rumus untuk menghitung dosis PAC dapat juga digunakan untuk menghitung dosis kaporit. Rumus untuk menghitung dosis adalah :

Dosis = (Ds x C) / Q = … ppm………..(VI)

Keterangan :

D = dosis (ppm atau mg/l)

Ds = debit air yang keluar dari injeksi (ml/dtk) C = konsentrasi (%)

(42)

A. Contoh perhitungan untuk dosis PAC Diketahui : Ds = 53 ml/dtk C = 2,25% (2,25 mg / 100 L) x 1000 ml = 22,5 mg/ml Q = 40 L/dtk Jawaban : Dosis ( D) = (53 ml/s x 22,5 mg/ml) / 40 L/s = 29,8 ppm atau mg/L

5.3. Pemeriksaan Mutu Air

Pemeriksaan terhadap mutu air yang di lakukan di Instalasi Pengolahan Air Tanah Merah dilakukan terhadap air baku, air di sedimentasi dan air di reservoir. Pemeriksaan ini di lakukan setiap 2 jam sekali setiap harinya. Parameter yang di periksa meliputi parameter fisik yaitu kekeruhan dan parameter kimia yaitu pH dan sisa klor. Dipilihnya parameter tersebut dikarenakan cara pemeriksaan yang sederhana dan alat yang di gunakan untuk pemeriksaanpun lebih mudah didapatkan dan memiliki banyak jenis mulai dari alat manual hingga digital sehingga lebih gampang dalam mencari alat pemeriksaannya, juga hasil yang di dapatkan cenderung lebih cepat dibandingkan parameter yang lainnya.

5.3.1. Pemeriksaan pH

Penetralan pH adalah usaha untuk membuat nilai pH air minum menjadi netral (6.5 – 8.5) yang merupakan salah satu syarat kualitas air minum berdasarkan PERMENKES NOMOR 492/MENKES/PER/1V/2010. Pengukuran parameter pH dapat dilakukan dengan menggunakan alat Disk Comparator pH (Gambar 5.8.) yang di tetesi Phenol red (Gambar 5.9.). seperti berikut :

1) Masukkan sampel air ke dalam tabung reaksi sebanyak ±10 mL; 2) Masukkan 3-5 Tetes Phenol red ke dalam tabung reaksi;

(43)

3) Kocok hingga homogen;

4) Tepatkan tabung reaksi di sebelah kanan;

5) Bandingkan warna sampel dengan warna standar di comparator; 5.1) Jika warna sampel sama atau mendekati maka nilai pH dibaca pada disc comparator;

5.2) Jika warna sampel tidak sama dengan warna disc comparator, maka dilihat nilai tengah (median);

6) Baca hasil pH dengan memutar disc pada komparator; 7) Hasil dicatat pada Laporan.

5.3.1.1. Data Hasil Pemeriksaan pH

Tabel 5.2. Data Hasil Pemeriksaan pH Pada Air Baku, Air Sedimentasi, dan Air

Reservoar IPA Tanah Merah

Tanggal Pengecekan Ph Baku Mutu Keterangan Air

Baku Sedimentasi Reservoar

12 November 2019 7.4 7 7.2 6.5-8.5 Memenuhi Baku Mutu 18 November 2019 7.4 7.1 7.2 6.5-8.5 Memenuhi Baku Mutu 19 November 2019 7.5 7.1 7.4 6.5-8.5 Memenuhi Baku Mutu 20 November 2019 7.6 7.1 7.1 6.5-8.5 Memenuhi Baku Mutu 26 November 2019 7.2 7 7.1 6.5-8.5 Memenuhi Baku Mutu 28 November 2019 7.4 7 7.4 6.5-8.5 Memenuhi Baku Mutu 02 Desember 2019 7.6 7 7.4 6.5-8.5 Memenuhi Baku Mutu 03 Desember 2019 7.7 7.2 7.3 6.5-8.5 Memenuhi Baku Mutu 04 Desember 2019 7.6 7.1 7.3 6.5-8.5 Memenuhi Baku Mutu 16 Desember 2019 7.4 7 7.2 6.5-8.5 Memenuhi Baku Mutu 23 Desember 2019 7.3 7 7.2 6.5-8.5 Memenuhi Baku Mutu Sumber : Data Primer Penulis, 2019.

5.3.2. Pemeriksaan Sisa Klor

Pemeriksaan chlor dilakukan dengan menggunakan alat Disk Comparator

chlor (gambar 5.10) dengan penambahan indikator Tetra Metil Benzidine (gambar

(44)

1. Masukkan sampel air ke dalam tabung reaksi sebanyak ±10 mL; 2. Masukkan 3-5 Tetes Tetra Metil Benzidine ke dalam tabung reaksi; 3. Kocok hingga homogen;

4. Tepatkan tabung reaksi di sebelah kanan;

5. Bandingkan warna sampel dengan warna standar di komparator; 5.1 Jika warna sampel sama atau mendekati maka nilai sisa klor dibaca

pada disc comparator;

5.2 Jika warna sampel tidak sama dengan warna disc comparator, maka dilihat nilai tengah (median);

6. Baca hasil sisa klor dengan memutar disc pada komparator; 7. Hasil dicatat pada Buku Laporan.

5.3.2.1. Data Hasil Pemeriksaan Sisa Klor

Tabel 5.3. Data Hasil Pemeriksaan Sisa Klor Pada Air Reservoar IPA Tanah

Merah

Sumber : Data Primer Penulis, 2019., 2019

5.3.3. Pemeriksaan Kekeruhan

Kekeruahan merupakan banyaknya zat tersuspensi pada suatu perairan. Kekeruhan dapat disebabkan oleh berbagai jenis material tersuspensi, semakin

Tanggal Pengecekan sisa klor di reservoar

Baku

Mutu Keterangan

12 November 2019 0.2 5 mg/L Memenuhi Baku Mutu 18 November 2019 0.1 5 mg/L Memenuhi Baku Mutu 19 November 2019 0.4 5 mg/L Memenuhi Baku Mutu 20 November 2019 0.2 5 mg/L Memenuhi Baku Mutu 26 November 2019 0.1 5 mg/L Memenuhi Baku Mutu 28 November 2019 0.2 5 mg/L Memenuhi Baku Mutu 02 Desember 2019 0.2 5 mg/L Memenuhi Baku Mutu 03 Desember 2019 0.3 5 mg/L Memenuhi Baku Mutu 04 Desember 2019 0.3 5 mg/L Memenuhi Baku Mutu 16 Desember 2019 0.1 5 mg/L Memenuhi Baku Mutu 23 Desember 2019 0.3 5 mg/L Memenuhi Baku Mutu

(45)

banyak material yang tersuspensi maka air akan semakin terlihat keruh. Nilai kekeruhan dinyatakan dalam Nephelometric Turbidity Unit (NTU). Kekeruhan air dapat di ukur menggunakan Turbidimeter(5.12), Cara kerjanya :

1. hidupkan turbidimeter, kemudian dimasukkan sampel ke dalam tabung yang telah tersedia pada alat tersebut

2. Skala diaduk sesuai dengan nilai sampel standart

3. Lalu sampel standart dikeluarkan dan dimasukkan sampel yang akan diteliti, lalu dibaca nilai kekeruhannya.

5.3.3.1. Data Hasil Pemeriksaan Kekeruhan

Tabel 5.4. Data Hasil Pemeriksaan Kekeruhan Pada Air Baku, Air Sedimentasi,

dan Air Reservoar IPA Tanah Merah.

Tanggal Pengecekan NTU Baku Mutu Keterangan Air

Baku Sedimentasi Reservoar

12 November 2019 28.2 3.1 4.37 5 Memenuhi Baku Mutu

18 November 2019 50.2 3.69 3.32 5 Memenuhi Baku Mutu

19 November 2019 38 2.23 6.00 5 Tidak Memenuhi Baku

Mutu

20 November 2019 32 2.37 5.18 5 Tidak Memenuhi Baku

Mutu

26 November 2019 47.7 4.37 4.55 5 Memenuhi Baku Mutu

28 November 2019 51.8 8.73 7.44 5 Tidak Memenuhi Baku

Mutu

02 Desember 2019 32.1 4.49 3.14 5 Memenuhi Baku Mutu

03 Desember 2019 30.2 2.24 2.99 5 Memenuhi Baku Mutu

04 Desember 2019 24.5 3.57 3.38 5 Memenuhi Baku Mutu

16 Desember 2019 134 4.82 3.39 5 Memenuhi Baku Mutu

23 Desember 2019 155 8.07 7.50 5 Tidak Memenuhi Baku

Mutu Sumber : Data Primer Penulis, 2019.

(46)

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

1. Alur proses pengolahan di IPA tanah merah yaitu, air baku masuk melalui intake kemudian di tampung di bak prasedimentasi, setelah itu di olah di bak koagulasi dengan mencampurkan larutan PAC sebagai koagulan, lalu masuk ke bak flokulasi, bak sedimentasi, bak filterasi dan kemudian di tampung sementara di reservoar sebelum di distribusikan. Sebelum masuk ke reservoar air hasil pengolahan di tambahkan larutan kaporit sebagai desinfektan.

2. Rumus untuk menghitung dosis kimia yaitu :

Dosis = (Ds x C) / Q = … ppm

3. Pengecekan di lakukan terhadap air baku, air sedimentasi, dan air hasil pegolahan setiap 2 jam sekali. Pengecekan pH dilakukan dengan menggunakan comparator disk pH dan reagen Phenol Red. Pengecekan sisa klor dilakukan dengan menggunakan comparator disk sisa klor dan reagen Tetra Metil Benzidine. Pengecekan terhadap kekeruhan dilakukan dengan menggunakan Turbidimeter.

6.2. Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan untuk meningkatkan hasil kinerja IPA Tanah Merah PDAM Tirta Bhagasasi Cabang Lemah Abang yaitu:

1. Dilakukannya Jartest Terhadap air baku untuk mendapatkan nilai dosis kimia yang lebih tepat dan akurat.

2. Penambahan parameter yang di periksa sehingga lebih akurat dalam memenuhi standar baku mutu.

3. Mengganti alat pengecekan pH dan sisa klor manual menjadi alat pemeriksaan digital agar data yang di periksa lebih akurat.

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Adiono, 1987, Air dan Kegunaannya, Universitas Sumatera Utara, Medan

Asdak, Chay.2004. Hidroligi dan Pengelolaan daearah Aliran Sungai. Jogjakarta. GM Press. Karsidi, 1999. Hubungan antara Tingkat Pendidikan dan Pendapatan dengan Penggunaan Air Sungai oleh Penduduk di Sekitar Sungai Kali Jajar Demak. Skripsi. Semarang.

Badan Standarisasi Nasional. 2012. Bangunan pengambilan air baku untuk instalasi pengolahan air minum

Balai Lingkungan Keairan. 2011. Daerah Aliran Sungai (DAS).

Budiman, Anton.DKK, 2008. Kinerja Koagulan Poly Alumunium Chloride (PAC) Dalam Penjernihan Air Sungai Kalimas Surabaya Menjadi Air Bersih. Widya Teknik.

Dewi, L.K., R.A.Azfah, dan E.S. Soedjono. 2011. Rancangan Bangun Alat Pemurni Air Kotor, Asin, dan Payau Sederhana dengan Mebran Reverse Osmosis Untuk Memenuhi Kebutuhan Air Minum Masyarakat Miskin Daerah Pesisir. Surabaya: Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh November.

Dg. Sipato, Wardiman. 2017. Uji Kualitas Fisis Pada Air Sumur di Sekitar Kawasan Industri Kabupaten Bantaeng (KIBA) Kec. Pa’jakukang Kab. Bantaeng. Skripsi, FST.

Direktorat Perumahan dan Pemukiman, Bappenas. 2011. Data Terkini Cakupan Pelayanan Air Minum dan Sanitasi.

Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius

Goetz, P.W. 1986. The New Encyclopedia Britannica (15 Th Edition), Vol. 3, pp,937. Chicago, USA; Encyclopedia Britannica Inc.

(48)

Reverse osmosis Desalination: Water Sources, Technology, and Today’s Challenges. Water Research, 43: 2317-2348.

Hafni. 2012. Proses Pengolahan Air bersih Pada PDAM Padang.Jurnal Momentum.ISSN:1693-752X

Herawati, Dheasy. & Yuntarso, Anton.,2017. Penentuan Dosis Kaporit Sebagai Desinfektan Dalam Menyisihkan Konsentrasi Ammonium Pada Air Kolam Renang. e-ISSN : 2549-2586

Https://tirtabhagasasi.co.id/perkembangan-jumlah-pelanggan/ (Di akses pada 15 Oktober 2019)

Kawamura, Susumu. 1991. Integrated Design of Water Treatment Facilities. New York: John Willey & Sons, Inc.

Linsley, Ray, K. & Franzini, JB., 1989. Teknik Sumber Daya Air. Jakarta. Erlangga.

Sawyer, C.N., McCarty, P.L., Parkin, G.F.1994 . Chemistry for Enviromental

Engineering and Science. McGraw-Hill. New York.

Sebayang, Perdamean., Tetuko, Anggito P., DKK. 2015. Teknologi Pengolahan Air Kotor dan Payau Menjadi Air Bersih dan Layak Minum. LIPI Press, Jakarta.

Suparmin, 2000. Studi Air Tanah Bebas Untuk Air Minum Penduduk di Kelurahan Plarangan Kecamatan Karanganyar Kabupaten Kebumen. Skripsi, FIS.

Takeda, K, 2006, Hidrologi untuk Pengairan, PT Pradya Pramita, Jakarta

Tchobanoglous, G., Burton, F.L. 1991.Wastewater Engineering Treatment Disposal Reuse. McGraw-Hill. New York.

(49)

LAMPIRAN

Gambar 5.8. comparator pH

Sumber : Data Primer Penulis,2019.

Gambar 5.9. Larutan phenol red

(50)

Gambar 5.10. Comparator chlor

Sumber : Data Primer Penulis,2019.

Gambar 5.11. Larutan tetrametil benzidine

(51)

Gambar 5.12. Alat turbidimeter

(52)
(53)
(54)
(55)

Gambar

Tabel 1.1. perkembangan jumlah pelanggan PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi dari  tahun 2007- 2016
Tabel 2.1. Parameter Fisik Dalam Standar Baku Mutu Persyaratan Kualitas Air  Minum
Tabel 2.2. Parameter Biologis Dalam Standar Baku Mutu Persyaratan Kualitas  Air Minum
Tabel 2.3. Parameter Kimiawi Dalam Standar Baku Mutu Persyaratan Kualitas  Air Minum (Lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

ANALISA SISTEM JARINGAN PENDISTRIBUSIAN PIPA AIR BERSIH DI PDAM TIRTA BENGI BENER MERIAH..

ANALISIS KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR BERSIH PADA PDAM TIRTA RANGGA CABANG SUBANG UNTUK DAERAH PELAYANAN KECAMATAN SUBANG.. Universitas Pendidikan Indonesia

Kebutuhan air bersih perlu dilakukan proses pengolahan terlebih dahulu agar air tersebut layak dan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi adalah salah

Jaringan pipa primer pada saluran distribusi jaringan suplai air bersih PDAM Tirta Pakuan untuk daerah Taman Yasmin Sektor Enam terbagi menjadi enam node.. Data

Pada hasil pemeriksaan kekeruhan uji laboratorium PDAM Roban, Singkawang dilakukan pengujian sampel untuk kadar kekeruhan di dapatkan hasil 22,6 NTU air

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan karyawan PDAM Tirta Mountala cabang Siron, diketahui bahwa lumpur yang dihasilkan dari bak sedimentasi langsung dibuang ke tempat

Berdasarkan hasil wawancara dapat dilihat bahwa upaya yang dilakukan oleh Bidang Pengawasan PDAM Tirta Kampar Kota Bangkinang dalam menertibkan penyediaan air

PDAM Surya Sembada memiliki 2 unit produksi yaitu di Instalasi Pengolahan Air Minum IPAM Karangpilang dan Ngagel, dengan masing-masing 3 instalasi IPAM Ngagel I-III dan IPAM