BAB III : TEORI PERRON-FROBENIUS 34
BAB III
TEORI PERRON-FROBENIUS
Pada Bab III ini akan dibahas mengenai Teori Perron-Frobenius, yaitu teori hasil kontribusi dari seorang matematikawan asal German, Oskar Perron dan Ferdinand Georg Frobenius. Perron menerbitkan tulisannya tentang sifat-sifat yang dimiliki oleh matriks positif pada tahun 1907. Kemudian pada tahun 1912, Frobenius memberikan kontribusi yang cukup besar dalam memperluas hasil yang telah diperoleh Perron dalam menyelidiki sifat-sifat dari matriks nonnegatif. Jadi, teori ini pada dasarnya membahas mengenai sifat-sifat dari matriks postif dan matriks nonnegatif berdasarkan sifat spektralnya.Sebelum kita memasuki pada pembahasan mengenai Teori Peron-Frobenius, berikut ini akan dikenalkan notasi yang akan digunakan dalam pembahasan selanjutnya. Misalkan matriks dengan elemen-elemennya berupa bilangan real, yaitu
untuk setiap mxn
∈
A
ij a ⎡ ⎤ = ⎣ ⎦A i=1, 2,....,m; j=1, 2,...,n. Matriks disebut matriks nonnegatif (notasi : ) jika untuk setiap elemen dari matriks bernilai nonnegatif ( ). Secara umum, berarti untuk setiap . Matriks disebut matriks positif (notasi : ) jika untuk setiap elemen dari matriks bernilai postif ( a ). Secara umum, berarti untuk setiap . Selain itu,
A 0 ≥ A A aij ≥ 0 0 ≥ A B aij ≥bij A 0 > A A ij > A>B aij >bij
BAB III : TEORI PERRON-FROBENIUS
notasi ∗ , kita mengenalnya untuk menyatakan nilai determinan dari suatu matriks. Namun, dalam bab ini, notasi ∗ pada suatu matriks, misalkan matriks , yaitu A A
menyatakan matriks dengan elemennya adalah aij .
Berikut ini adalah teorema yang mendukung beberapa teorema lainnya dalam bab ini seperti pada Teorema 3.2 dan Teorema 3.6.
Teorema 3.1 Misalkan matriks A∈ n n× dan vektor u v, ∈ n×1, maka pernyataan berikut ini benar.
(a). A>0 dan u≥0, u≠0 ⇒ Au>0.
(b). A≥0, A≠0, dan u> >v 0 ⇒ Au>Av.
Bukti (a). Misal A=⎡ ⎤⎣ ⎦aij >0, untuk setiap i j, =1, 2,...,n dan misalkan pula , , maka terdapat
0
u>
0
u≠ k∈
{
1, 2,...,n sehingga}
uk = . Tanpa mengurangi keumuman 0 misalkan u1 =0 maka[ ]
1 1 2 , untuk setiap 1, 2,..., , karena 0 maka 0 i n ij j j n ij j j u u i a u u a u = = = = = = = >∑
∑
A A n vBukti (b). Vektor u menyatakan bahwa setiap elemen pada vektor lebih besar daripada elemen yang bersesuaian pada vektor . Jika setiap elemen pada matriks nonnegatif ( ) maka u akan mengakibatkan , karena selisih elemen
ke-i adalah . v > u v A 0 ≥ A >v Au>A
(
)
1 0 n ij j j j a u v = − >∑
BAB III : TEORI PERRON-FROBENIUS
3.1 Matriks Positif
Pada awal bab ini akan diuraikan sifat-sifat yang dimiliki oleh matriks positif, khususnya untuk matriks persegi, yaitu dengan elemen-elemen matriks yang bernilai positif. Tujuannya adalah untuk menyelidiki ke arah mana perluasan dari sifat matriks positif ini yang diturunkan berdasarkan nilai karakteristik dan vektor karakteristik dari matriks .
0 nxn > A A Perhatikan bahwa, A> ⇒0 ρ( )A >0. (3.1) Karena jika σ( )A ={0} maka bentuk Jordan untuk adalah sendiri yang bersifat nilpoten dan tidak mungkin untuk setiap . Hal ini berarti dalam pembahasan selanjutnya akan dikhususkan untuk matriks positif yang mempunyai spectral radius 1, karena akan selalu bisa dinormalkan oleh
spectral radius. Sebagai contoh,
A A 0 ij a ≥ A 0 ( ) ρ > ⇔ A > A A 0 dan ( ) r ( / )r 1 ρ A = ⇔ρ A = .
Berikut ini adalah beberapa teorema yang merupakan sifat-sifat yang dimiliki oleh matriks positif berdasarkan vektor karakteristik dan nilai karakteristiknya.
Teorema 3.2 Jika Anxn >0 maka pernyataan di bawah ini benar.
(a). ρ( )A ∈σ( )A .
(b). jika Ax=ρ( )xA maka A x =ρ( )A x dan x > . 0
Dengan kata lain, A mempunyai pasangan karakteristik dengan bentuk
( ( ), )ρ A v dimana v>0.
Bukti. Tanpa mengurangi keumuman, misalkan ρ( )A =1. Jika ( , x)λ adalah pasangan karakteristik untuk A dimana λ = maka 1
BAB III : TEORI PERRON-FROBENIUS
x = λ x = λx = Ax ≤ A x =A x ⇒ x ≤ A x (3.2)
Misalkan z= A dan x y= −z x , maka persamaan (3.2) akan mengakibatkan . Andaikan , artinya terdapat dan berdasarkan persamaan Teorema 3.1(a) maka dan , serta terdapat
0 y≥ y≠0 yi >0 0 y> A z>0 ε > sehingga 0 Ay>εz atau 1+ε z>z A . Tulis Bz>z, dimana 1 ε = + A
B . Dengan mengalikan kedua ruas dengan dan berdasarkan persamaan Teorema 3.1(b) maka
B
2 3 2
, ,... k
z> z>z z> z>z ⇒ z>z
B B B B B untuk setiap k=1, 2,....
Tetapi, limk→∞Bk =0 karena
(
1)
( ) 1 1 1 ρ ρ ε ε ⎛ ⎞ = ⎜ ⎟= + + ⎝ ⎠ A B < berdasarkanTeorema 2.25, maka diperoleh 0> (kontradiksi). Akibatnya, z
0= =y A x − x , dimana x adalah vektor karakteristik untuk yang bersesuaian dengan nilai karakteristik 1
A ( ) ρ = A . Karena x ≥0, x ≠ , dan 0 , maka 0 >
A x =A x >0 berdasarkan Teorema 3.1(a).
Pada teorema sebelumnya telah ditunjukkan bahwa ρ( )A >0 adalah nilai karakteristik untuk . Langkah selanjutnya adalah menyelidiki indeks dari nilai karakteristik tersebut yang akan diuraikan pada teorema berikut ini.
0 >
A
Teorema 3.3 Jika Anxn >0 maka pernyataan di bawah ini benar.
(a). ρ( )A adalah satu-satunya nilai karakteristik pada lingkaran
spektral .
A
(b). Indeks( ( ))ρ A =1. Dengan kata lain, ρ( )A adalah nilai karakteristik
BAB III : TEORI PERRON-FROBENIUS
Bukti.. Tanpa mengurangi keumuman, misalkan ρ( )A =1. Jika ( , )λ x adalah pasangan karakteristik untuk A dimana λ = maka 0 x1 < = A berdasarkan x Teoerma 3.2(b). Jadi,
(
)
1 0 x x n k k k j a x = < = A =∑
j j atau( )
( )
1 x x n k k k k kj j j x λ x λ a = = = = A =∑
x , sehingga 1 1 1 n n n kj j kj j kj j j j j a x a x a x = = = = =∑
∑
∑
.Berdasarkan Teorema 2.12, maka untuk suatu αj > , berlaku 0 a xkj j =αj(a xk1 1)
atau xj =πjx1, dengan j j k1 0
kj a a α
π = > . Dengan kata lain, jika λ = , maka 1
1
x=x p, dimana p=
(
1 π2 .... πn)
T >0, makax x p p p p p
λ =A ⇒λ =A = A = λ = λ ⇒ =λ 1
dan λ= ini merupakan satu-satunya nilai karakteristik pada lingkaran 1 spektralnya. Misalkan, indeks(λ= = >1) m 1, maka k
∞ → ∞
A jika k
karena terdapat blok Jordan
→ ∞ m m× , yaitu dengan bentuk Jordan
yang serupa, maka
* J J=P AP−1 * ∞ → ∞ J sehingga k ∞ → ∞ J , akibatnya 1 1 k − k − k ∞ = ∞ ≤ ∞ ∞ J P A P P A P ∞, maka 1 k k ∞ − ∞ ∞ ∞ ≥ J → A P P ∞ ⎤⎦ .
Misalkan Ak = ⎣⎡aij( )k dan misalkan pula menyatakan baris ke- dimana ik ik
( ) k ij ja ∞ =
∑
A k p. Kita mengetahui bahwa terdapat vektor sehingga , maka untuk suatu vektor karakteristik,
0 p> p= A
(
)
(
)
( ) ( ) min min k k k ik ij j ij i i i i j j p ∞ p a p a p p ∞ ⎛ ⎞ ≥ = ≥⎜ ⎟ = → ∞ ⎝ ⎠∑
∑
A .BAB III : TEORI PERRON-FROBENIUS
Namun, hal ini tidak mungkin karena adalah vektor konstan, maka pemisalan salah. Jadi haruslah
p
indeks(1)>1 indeks(1)=1.
Teorema 3.4 Jika An n× >0 maka ma
(
ρ( )A)
=1. Dengan kata lain, spectralradius dari A disebut nilai karakteristik simple dari A. Jadi,
(
)
(
−ρ( ))
=(
ρ( ))
=(
( ))
dim N A A I mg A ma ρ A .
Bukti. Tanpa mengurangi keumuman, misalkan ρ( )A =1 dan misalkan pula
(
)
ma λ= = > . Kita mengetahui bahwa 1 m 1 λ= adalah nilai karakteristik 1
semisimple, yaitu ma 1
( )
=mg 1( )
, maka terdapat buah vektor karakteristikyang bebas linier yang berkorespondensi dengan m
1
λ= . Jika dan adalah pasangan vektor karakteristik yang saling bebas linier yang berkorespondensi dengan
x y
1
λ= , maka x≠αy untuk setiap α∈ . Pilih elemen tak nol dari vektor y, misal yi ≠ dan tulis 0 z= −x ( /xi yi)y. Karena zA =z maka
0
z = z >
A . Tetapi, hal ini kontradiksi karena zi = −xi ( /xi y yi) i =0
)
. Jadi, haruslah m=1.
Karena adalah ruang vektor berdimensi satu yang bisa dispan dengan suatu , maka terdapat vektor karakteristik tunggal
(
−ρ( )N A A I
0
v>
(
( ))
p∈N A−ρ A I , sehingga p>0 dan
∑
jpj =1 (diperoleh dari normalisasi1
/
p=v v ). Vektor karakteristik ini disebut dengan vektor Perron dari matriks dengan nilai karakterstik yang berkorespondensi
p
A r =ρ( )A disebut
akar Perron untuk A.
Teorema 3.5 Jika A>0 maka terdapat vektor p>0 tunggal sehingga
( )
p=ρ p
BAB III : TEORI PERRON-FROBENIUS
Bukti. Misalkan p1 dan p2 merupakan vektor-vektor yang memenuhi
( )
p=ρ p
A A , p>0, dan p1 = . Karena 1 dim
(
A−ρ( )
A I)
=1, maka1
p =αp2 untuk suatu α > . 0 p1 1 = p2 1 = , maka 1
1 1 2 1 1
p =α p ⇒ α = . Jadi, p1= p2.
Karena dan , jelas bahwa jika maka
untuk pasangan karakteristik Perron
0 T 0
> ⇔ >
A A ρ( )A =ρ(AT) A>0
( )
r p untuk , terdapat pasangankarakteristik Perron yang berkorespondensi
A
( )
r q untuk , . Karena. Vektor disebut vektor Perron kiri untuk . T
A
T
q A=rqT qT >0 A
Teorema 3.6Tidak ada vektor karakteristik nonnegatif lainnya dari
selain vektor Perron dan kelipatan positifnya.
0 n n× >
A
p
Bukti. Jika ( , y)λ adalah pasangan karakteristrik dari , dimana , dan adalah vektor Perron dari matriks , maka (Teorema 3.1(a)), sehingga A y≥0 x>0 T A x yT >0 ( )xT xT ( )xTy xT y x yT ( ) ρ A = A ⇒ ρ A = A =λ ⇒ ρ A =λ.
Berikut ini adalah teorema yang menyatakan cara lain dalam mencari akar Perron. Formula ini ditemukan oleh matematikawan kebangsaan German yang bernama Lothar Collatz. Formula ini selanjutnya digunakan oleh Helmut Wielandt untuk membangun Teori Perron-Frobenius. Oleh karena itu, Teorema 3.7 ini dikenal pula dengan Teorema Collatz-Wielandt.
Teorema 3.7 Akar Perron dari An n× >0 diberikan oleh
x max (x) N r f ∈ = , dimana
[ ]
0 1 i x (x) min xi i i n f x ≠ ≤ ≤ = A dan N ={
x/x≥0,x ≠0}
.BAB III : TEORI PERRON-FROBENIUS
Bukti. Misal ξ = f(x), maka 0≤ξx≤ Ax untuk setiap . Misalkan pula dan berturut-turut adalah vektor Perron kanan dan vektor Perron kiri dari yang berkorespondensi dengan (akar Perron). Berdasarkan Teorema 3.1(a), kita peroleh , maka
x∈N p qT A r T q x>0 T T T x x q x q x rq x r f(x) ξ ≤A ⇒ ξ ≤ A = ⇒ ξ ≤ ⇒ ≤r ,
untuk setiap x∈N. Karena f p( )=r dan p∈N, akibatnya .
x max (x) N r f ∈ =
Berdasarkan beberapa teorema yang telah diuraikan sebelumnya mengenai sifat-sifat dari matriks positif, berikut ini merupakan rangkuman sifat-sifat tersebut yang dikenal dengan Teorema Perron, yaitu misalkan dengan
, maka pernyataan berikut benar.
0 nxn > A
( )
r=ρ A (a). r>0.(b). r∈σ
( )
A ( disebut akar Perron dari r A). (c). ma( )r =1.(d). Terdapat vektor karakteristik x>0 sehingga Ax=rx.
(e). Vektor Perron adalah vektor tunggal yang didefinisikan oleh Ap=rp, dimana p>0 dan p1 =1. Kecuali untuk vektor kelipatan dari , tidak ada vektor karakteristik nonegatif lainnya dari .
p
A
(f). Akar Perron merupakan satu-satunya nilai karakteristik dalam lingkaran spektralnya.
(g). Akar Peron dari A diberikan oleh
x max (x) N r f ∈ = , dimana
[ ]
0 1 i x (x) min xi i i n f x ≠ ≤ ≤ = A dan N ={
x/x≥0,x≠0}
.BAB III : TEORI PERRON-FROBENIUS
3.2 Matriks Nonnegatif
Pada subbab sebelumnya telah diuraikan mengenai sifat-sifat yang dimiliki oleh matriks positif berdasarkan nilai karakteristik dan vektor karakteristiknya. Dalam subbab ini, kita akan melihat bagaimana jika dalam matriks tersebut terdapat elemen bernilai nol. Dengan kata lain, matriks yang kita hadapi adalah matriks nonnegatif.
Teorema 3.8 Misalkan Jika Anxn ≥0 dengan r=ρ
( )
A , maka pernyataanberikut benar.
(a). r∈σ
( )
A , berlaku pula untuk r= . 0(b). Az=rz untuk suatu z∈ =N
{
x/x≥0, x≠0}
. (c). dengan x max (x) N r f ∈ =[ ]
0 1 i x (x) min xi i i n f x ≠ ≤ ≤ = A dan N ={
x/x≥0,x≠0}
.Bukti (a)&(b). Perhatikan barisan matriks positif k
( )
1 0 k = +A A E> dimana adalah matriks dengan elemennya adalah satu. Misal dan berturut-turut adalah akar Perron dan vektor Perron dari matriks . Kita mengetahui bahwa adalah himpunan terbatas karena himpunan tersebut termuat dalam unit 1-sphere (Definsi 2.13) di
E rk pk k A
{ }
pk k 1 ∞ = nℜ . Berdasarkan Teorema Bolzano Weirstrass, kita peroleh bahwa
{ }
pk k∞=1 mempunyai subbarisan yang konvergen.Misalkan * dimana (karena dan
lim i k i→∞ p = p * * 0, 0 p ≥ p ≠ 0 i k p > 1 1 i k p = ). Dari Teorema 2.20, kita peroleh bahwa jika maka
. Jadi,
{ }
1 > 2 > 3 >....>
A A A A
1 2 3 ....
r > > >r r >r rk ∞k=1 adalah barisan monotonik positif dengan batas bawahnya adalah , artinya r *
lim k
k→∞r =r ada dan . Secara khusus, . * r ≥ r r * lim i k k→∞r =r ≥
BAB III : TEORI PERRON-FROBENIUS
Bukti (c). Misal adalah vektor Perron kiri dari . Untuk setiap dan , maka dan k T q Ak x∈N 0 k > k 0 T q >
(
*)
0 (x)x x x (x) x x x (x) (x) karena T T T k k k k k k k f f q q f r k r q f r r r ≤ ≤ ≤ ⇒ ≤ = ⇒ ≤ ⇒ ≤ → = A A A rkarena f z( )= r dan z∈ , akibatnya N
x max (x) N r f ∈ = .
Hanya sampai sejauh ini Teorema Perron bisa digeneralisasikan pada matriks nonnegatif tanpa perlu adanya tambahan hipotesis. Sebagai contoh,
menunjukkan bahwa Teorema Perron (a), (c), dan (d) tidak berlaku secara umum untuk matriks nonnegatif dan
0 1 0 0 ⎡ ⎤ = ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ A 0 1 1 0 ⎡ ⎤ = ⎢ ⎥ ⎣ ⎦
A menunjukkan bahwa pada Teorema Perron (f) juga tidak berlaku.
Berdasarkan hal tersebut, Frobenius melihat bahwa masalah ini bukan hanya terletak pada ada atau tidaknya nilai nol sebagai elemen dalam matriks nonnegatif tetapi posisi dari elemen nol ini. Sebagai contoh, Teorema Perron (c) dan (d) tidak berlaku untuk
1 0 1 1
, tetapi teorema tersebut berlaku untuk
1 1 1 0 ⎡ ⎤ ⎡ ⎤ =⎢ ⎥ =⎢ ⎥ ⎣ ⎦ ⎣ ⎦ 1 2 A A . (3.3)
Kejeniusan Frobenius adalah melihat perbedaan antara matriks dan dalam istilah dan menghubungkan hal ini dengan sifat spketral pada matriks nonnegatif. Berikut ini merupakan definisi dari tereduksi dan graf yang akan dikaitkan dengan sifat pada matriks nonnegatif tersebut.
1
BAB III : TEORI PERRON-FROBENIUS
Definisi 3.9 Matriks disebut matriks tereduksi jika terdapat matriks
permutasi sehingga nxn A P = T ⎡ ⎤ = ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ X Y B P AP
0 Z , dimana dan adalah matriks
persegi. Jika matriks tidak tereduksi maka disebut matriks tak tereduksi.
Matriks disebut matriks permutasi simetri dari . Efeknya adalah menukar
baris dan kolom yang bersesuaian.
X Z
A A
B A
Akibat 3.10 G
( )
B =G( )
A untuk setiap P matriks permutasi.Bukti. Jika baris (dan kolom) pada matriks adalah vektor unit yang muncul berdasarkan permutasi P 1 2 1 2 n n π π π π ⎛ ⎞ = ⎜ ⎟ ⎝ ⎠, maka
(
)
1 1 n i j n T T T ij ij T ij e a e e e e π i j e b π π π π π ⎡⎛ ⎞ ⎤ ⎢⎜ ⎟ ⎥ ⎡ ⎤ =⎣ ⎦ =⎢⎜ ⎟ ⎥ = = ⎢⎜ ⎟ ⎥ ⎢⎝ ⎠ ⎥ ⎣ ⎦ PBP B B π π .Akibatnya, aij ≠0 jika dan hanya jika 0
i j
bπ π ≠ maka graf sama dengan graf
( )
G B
( )
G A kecuali titik Nk pada G A adalah titik
( )
k Nπ pada untuk setiap .
( )
G B 1, 2,..., k = nDefinisi 3.11 Graf G A dari
( )
A adalah graf berarah untuk buah titik n{
N N N1, 2, 3,...,Nn}
dimana terdapat lintasan yang menghubungkan dari titikke
i
N N jika dan hanya jika j aij ≠ . 0 terhubung kuat jika untuk setiap
pasangan titik
(
terdapat lintasan yang menghubungkan dari titik ke. ( ) G A
)
, i k N N Ni k NBAB III : TEORI PERRON-FROBENIUS
Teorema 3.12 Matriks tak tereduksi jika dan hanya jika terhubung kuat.
A G A( )
Bukti. Akan dibuktikan dengan kontrapositif, yaitu tereduksi jika dan hanya jika tidak terhubung kuat.
A
( ) G A
( )
⇒ Jika tereduksi maka terdapat matriks permutasi sehingga . Misalkan matriks berukuran , maka untuk i mgraf A P T ⎡ ⎤ = ⎢ ⎣ ⎦ X Y P AP 0 Z⎥ X m mx >
(
T)
G P AP tidak mempunyai lintasan dari titik Ni ke N untuk jj ≤ . m
Akibatnya graf G
(
P APT)
=G( )
A tidak terhubung kuat.( )
⇐ Jika G A tidak terhubung kuat maka terdapat dua titik di( )
G A( )
sehingga tidak terdapat lintasan dari titik yang satu ke titik yang lain. Tanpa mengurangi keumuman, misalkan kedua titik tersebut adalah dan dimana tidak tidak dapat diakses dari . Misalkan pula terdapat tambahan titik yang tidak dapat diakses dari (kecuali sendiri). Sebut titik tersebut , ,…, , sehingga himpunan titik-titik yang tidak dapat diakses dari
(kecuali sendiri) adalah
1 N Nn 1 N Nn n N Nn 1 N N2 Nr n
N Nn P=
{
N N2, 3,....,Nr}
. Sebut sisa dari titik tersebut adalah titik yang dapat diakses dari Nn dalam himpunan{
r 1, r 1, n 1}
Q= N + N + N − . Akibatnya tidak ada titik pada yang dapat diakses dari titik pada Q. Jika tidak maka titik pada
P
P dapat diakses dari titik melalui
titik pada Q. Dengan kata lain, jika
n
N
r k
N + ∈ dan Q maka
(tidak mungkin). Artinya, jika
r k i N + →N ∈ P i Nn →Nr k+ →N 1 2 1 2 n n π π π π ⎛ ⎞ = ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ adalah
permutasi yang dibangun dari maka 0
i j
aπ π = untuk setiap
dan
1, 2,...., 1
i= +r r+ n− j=1, 2,....,r. Akibatnya, jika = T dimana P B P AP
BAB III : TEORI PERRON-FROBENIUS
adalah matriks permutasi yang berkorespondensi dengan permutasi π maka
dimana berukuran T ⎡ = = ⎢ ⎣ ⎦ X Y B P AP 0 Z ⎤ ⎥ X r r× dan berukuran n r sehingga tereduksi. Z − × −n r A
Sebagai contoh, matriks A1 pada (3.3) tereduksi karena
1 1 0 1 untuk 0 1 1 0 ⎡ ⎤ ⎡ =⎢ ⎥ =⎢ ⎤⎥ ⎣ ⎦ ⎣ T 1 P A P P ⎦.
Seperti yang terlihat pada Gambar 1 berikut, G
( )
A1 tidak terhubung kuat karena tidak terdapat lintasan yang menghubungkan dari titik 1 ke titk 2. Namun, matriksA2 tak tereduksi dan G( )
terhubung kuat seperti yang terlihat pada Gambar 1.2
A
1 2 1 2
G(A1) G(A2)
Gambar 1. Contoh Graf dari Matriks Tereduksi dan Matriks Tak Tereduksi
Sampai dengan tahap ini, kita bisa perhatikan bahwa beberapa sifat pada Teorema Perron dapat diperluas untuk matriks nonnegatif. Hal ini berlaku dengan catatan bahwa elemen nol pada matriks berada pada posisi yang tepat untuk memastikan sifat tak tereduksi dari suatu matriks. Untuk membuktikan bahwa hal tersebut berlaku, maka teorema berikut ini akan diperlukan.
Teorema 3.13 Misal matriksAnxn ≥0 serta Ni dan N adalah titik dalam graf j . Terdapat lintasan dengan panjang dalam
( )
BAB III : TEORI PERRON-FROBENIUS
jika dan hanya jika ⎡⎣ k⎤ ≠⎦ 0
ij
A .
Bukti. Dengan menggunakan induksi, untuk m= , trivial. Selanjutnya, untuk 1
, , untuk setiap 2 m= 2
[ ] [ ]
1 1 = = ⎡ ⎤ = = ⎣ ⎦∑
∑
n n ik kj ik kj ij k k a a A A A i j, ∈{
1, 2,...,n}
,sehingga jika dan hanya jika paling sedikit satu indeks , yaitu nilai dan tak nol. Hal ini sama saja artinya dengan jika dan hanya jika terdapat lintasan dengan panjang dua dalam
2 0 ⎡ ⎤ ≠ ⎣A ⎦ij k ik a akj
( )
G A dari Ni ke N . jSecara umum, misalkan m= benar, akan ditunjukkan untuk q m= +q 1 benar,
[ ]
1 1 1 0 + = = ⎡ ⎤ = ⎡ ⎤ = ⎡ ⎤ ⎣ ⎦∑
⎣ ⎦∑
⎣ ⎦ n n q q q kj kj ij ik ik k k aA A A A ≠ jika dan hanya jika paling sedikit
satu indeks , yaitu nilai k ⎡⎣ q⎤⎦ ik
A dan tak nol. Hal ini ekivalen dengan menyatakan bahwa terdapat lintasan dengan panjang dari ke dan terdapat lintasan dengan panjang satu dari ke
kj
a
k Ni Nk
k
N N . Dengan kata lain, j
terdapat lintasan dengan panjang q+1 dari Ni dan N . j
Teorema selanjutnya merupakan teorema yang menunjukkan bagaimana mengubah matriks nonnegatif tak tereduksi menjadi matriks positif.
Teorema 3.14. Jika Anxn≥0 matriks tak tereduksi maka
(
A+I)
n−1>0.Bukti. Karena tak tereduksi maka terhubung kuat, sehingga untuk setiap pasangan titik
A G A( )
(
N Ni, j)
terdapat lintasan dengan panjang (dengan ) dari kek
k<n Ni N . Berdasarkan Teorema 3.13, kita mempunyai j
( )
0 ij
k a > dan hal ini menjamin bahwa
BAB III : TEORI PERRON-FROBENIUS
(
)
1 1 1 ( ) 0 0 1 1 0 − − − = = ⎡ ⎛ − ⎞ ⎤ ⎛ − ⎞ ⎡ + ⎤ =⎢ ⎜ ⎟ ⎥ = ⎜ ⎟ ⎣ ⎦ ⎣∑
⎝ ⎠ ⎦∑
⎝ ⎠ ij n n n k k ij k k ij n n a k k I A A > .Pada Teorema 3.15 dan Teorema 3.16 berikut ini merupakan teorema pendukung untuk mencari sifat nilai karakteristik dan vektor karakteristik matriks nonnegatif tak tereduksi pada Teorema 3.17.
Teorema 3.15 Misal Anxn dan λ λ1> 2 >....>λn adalah nilai-nilai
karaketristik untuk A, maka λ1+1,λ2+1,....,λn+ adalah nilai karakteristik 1
untuk I A+ dan ρ
(
I+A)
≤ +1 ρ( )
A . Jika A≥0 maka ρ(
I+A)
= +1 ρ( )
A .Bukti. Jika λ σ∈
( )
A dengan multipilsitas aljabarnya adalah , maka k λadalah akar dari persamaan karaketeristik pA
( )
t =det(
tI−A)
=0 dengan multiplisitasnya k. Tetapi λ+ adalah akar dari persamaan 1( )
det(
(
)
0+ = − +
pA I s sI A I
)
= dengan multiplisitasnya karena k(
)
(
(
) (
)
)
det tI−A =det t+1 I− A I+ , maka λ1+1,λ2+1,....,λn+ adalah nilai 1
karakteristik untuk I A . Akibatnya +
(
)
( )
1 1 max 1 max 1 1 ρ λ λ ρ ≤ ≤ ≤ ≤ + = i+ ≤ i + = + i n i n I A A . Selanjutnya, adalahnilai karakteristik bagi
( )
1+ρ A + I A karena A≥0 sehingga( )
(
)
(
( )
)
x=ρ x ⇒ + x= ρ + A A A I A 1 x . Jadi, ρ(
I+A)
= +1 ρ( )
A .Teorema 3.16 Jika Anxn ≥0 dan Ak >0 untuk suatu k≥1, maka ρ
( )
ABAB III : TEORI PERRON-FROBENIUS
Bukti. Jika λ λ1> 2 >....>λn k
adalah nilai-nilai karaketristik untuk A, maka
1 2 ....
k k
n
λ >λ > >λ adalah nilai karakteristik untuk Ak. Selanjutnya, ρ
( )
Aadalah nilai karakteristik untuk A dari Teorema 3.8(a), sehingga jika ρ
( )
Aadalah nilai karakteristik multiple untuk , maka adalah nilai karakteristik multiple untuk . Tetapi, hal ini tidak mungkin karena
A ρ
( )
k =ρ(
k A A)
kA ρ
( )
Akadalah nilai karakteristik simple untuk berdasarkan Teorema Perron (c). Jadi, haruslah nilai karakteristik simple untuk .
k A
( )
ρ A A
Teorema 3.17 Misalkan Anxn ≥0 tak tereduksi, maka
(a). r=ρ
( )
A adalah nilai karakteristik simple untuk A.(b). Terdapat vektor karakteristik x>0 sehingga Ax= rx.
(c). terdapat vektor p>0 tunggal sehingga Ap=ρ
( )
A p dan p1= . 1Bukti (a). Jika ρ
( )
A adalah nilai karakteristik multiple untuk ,maka (berdasarkan Teorema 3.15) adalah nilai
karakteristik multiple untuk
A
( )
(
)
1+ρ A =ρ I+A
+
I A. Tetapi, I+ ≥A 0 dan
(
)
dari Teorema 3.14, sehingga 1 0 − + n > I A( )
1+ρ A adalah nilai karakteristik simple untuk I+A berdasarkan Teorema 3.16. Jadi, ρ
( )
A juga merupakan nilai karakteristiksimple untuk A.
Bukti (b). Dari Teorema 3.8, kita peroleh bahwa terdapat sehingga . Selanjutnya,
x≥0 x= r
A x
(
I+A)
n−1x= +(
1 ρ( )
A)
n−1x dan karena matriks berdasarkan Teorema 3.14, maka.
(
)
1 0 − + n > I A( )
(
)
1(
)
1 x= +1 ρ A −n I+A n− x>0BAB III : TEORI PERRON-FROBENIUS
Selanjutnya, untuk pembuktian Teorema 3.17 (c) ini dapat dilihat pada pembukitan Teorema 3.5.
Berdasarkan beberapa teorema yang telah diuraikan sebelumnya mengenai sifat-sifat dari matriks nonnegatif, dapat kita peroleh Teorema Perron Frobenius. Pada dasarnya, sifat-sifat dari Teorema Perron-Frobenius ini masih sama dengan beberapa sifat pada Teorema Perron, yaitu jika tak tereduksi maka berlaku sifat (a), (b), (c), (d), (e), dan (g) pada Teorema Perron pada halaman 41.
0 ≥ nxn
A
Satu-satunya sifat pada Teorema Perron yang tidak dapat dipertahankan adalah sifat (f) di halaman 41 yang menyatakan bahwa adalah satu-satunya nilai karakteristik pada lingkaran spektral. Sebagai contoh, nonnegatif tak tereduksi, tetapi memiliki dua buah nilai karakteristik pada lingkaran spektral yaitu . Berdasarkan keberadaan nilai karakteristik pada lingkaran spektral yang terdiri dari satu buah nilai karakterstik atau lebih, kita bisa membagi matriks nonnegatif tak tereduksi menjadi dua bagian.
r 0 1 1 0 ⎡ ⎤ = ⎢ ⎣ ⎦ A ⎥ A 1 ±
Definisi 3.18 Matriks nonnegatif tak tereduksi yang mempunyai satu nilai
karakteristik pada lingkaran spektralnya disebut matriks primitf.
Matriks nonnegatif tak tereduksi yang mempunyai buah nilai
karakteristik pada lingkaran spektralnya disebut matriks imprimitf.
A
( )
ρ = r A A h>1Jika kita memiliki matriks primitif maka matriks tersebut akan konvergen ke dalam bentuk tertentu yang diberikan pada Teorema 3.19. Sebaliknya, jika kita memiliki matriks imprimitif maka matriks tersebut tidak akan konvergen. Namun, matriks imprimitif memiliki limit Cesaro yang diberikan pada Teorema
BAB III : TEORI PERRON-FROBENIUS
3.23. Karena matriks primitif konvergen maka matriks primitif juga akan memiliki limit Cesaro.
Teorema 3.19 Matriks nonnegatif tak tereduksi dengan primitif
jika dan hanya jika ada, dengan
A r=ρ
( )
A(
lim / →∞ k k A r)
lim→∞⎛ ⎞ = =⎜ ⎟⎝ ⎠ >0 k T T k pq r q p A G , dimanadan q adalah vektor Perron untuk dan
p A A . T adalah proyektor pada
sepanjang
G
(
−N A rI
)
R(
A−rI .)
Bukti. Berdasarkan Teorema Perron-Frobenius kita tahu bahwa 1=ρ
( )
r Aadalah nilai karakteristik simple untuk
r
A . Jelas bahwa primitif jika dan
hanya jika
A
r
A primitif. Dengan kata lain, primitif jika dan hanya jika A
(
1=ρ r
A
)
adalah satu-satunya nilai karakteristik pada lingkaran spektral. Berdasarkan Teorema 2.26, ρ( )
=1r
A jika dan hanya jika ada. Selanjutnya, kita akan menunjukkan bahwa adalah proyektor pada
sepanjang
(
lim / →∞ k k A r)
)
G(
− N A rI R(
A−rI . Karena)
q pT >0 dan( )
( )( )
2 0 = = T T T T T T p q p q pq q p q p q pG > , maka adalah proyektor. Hasil peta untuk
setiap z adalah G α = z G p dengan T T q z q p α = , maka
( )
⊆{ }
=(
−)
R G span p N A rI dan dim
(
R( )
G)
= =1 dim(
N(
A−rI)
)
, maka( )
=(
−)
R G N A rI G . Misal, N( )
G =R(
I−)
dan qT(
A−rI)
= ⇒0 qT(
I G−)
=0. Jadi, R(
A−rI)
⊥ ⊆R(
I G−)
⊥ =N( )
G ⊥⇒N( )
G ⊆R(
A−rI)
.BAB III : TEORI PERRON-FROBENIUS
Selanjutnya perhatikan dimensi dari N G , yaitu
( )
( )
(
)
(
( )
)
(
(
)
)
(
(
)
)
dim N G = −n dim R G = − = −n 1 n dim N A−rI =dim R A−rI , maka N
( )
G =R(
A−rI .)
Teorema 3.20 berikut ini merupakan teorema pendukung dalam pembuktian Teorema 3.21.
Teorema 3.20 Misal Anxn ≥0 dengan r=ρ
( )
A . Jika untuk maka≤
rz Az z≥0
=
rz A dan z z>0.
Bukti. Andaikan , maka dengan menggunakan vektor Perron untuk , maka kita peroleh
<
rz Az q>0
T
A
(
A−rI)
z> ⇒0 qT(
A−rI)
z>0 . Kontradiksi, karena qT(
A−rI)
=0. Jadi, haruslah rz=A dan karena z harus merupakan zkelipatan dari vektor Perron untuk A, maka kita peroleh z>0.
Berikut ini merupakan dua teorema penting yang ditemukan oleh Helmut Wielandt pada tahun 1950 yang membuktikan bahwa nilai karakteristik pada lingkaran spektral dari matriks imprimitif adalah akar ke- dari spectral
radius-nya.
h
Teorema 3.21 Jika B ≤Anxn, dimana adalah matriks tak tereduksi maka . Selanjutnya,
A
( )
( )
ρ B ≤ρ A ρ
( )
B =ρ( )
A (yaitu, μ ρ=( )
A eiφ∈ρ(
B untuk)
suatu φ ) jika dan hanya jika B=eiφDAD−1, untuk suatu
1 2 θ θ θ ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ =⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎣ n⎦ i i i e e e D .
BAB III : TEORI PERRON-FROBENIUS
Bukti. Berdasarkan Teorema 2.20 sebelumnya, telah ditunjukkan bahwa
.
( )
( )
ρ B ≤ρ A
(
⇒)
Jika ρ( )
B = =r ρ( )
A , dan jika(
μ, x)
adalah pasangan karakteristikuntuk B dimana μ = , maka r
x = μ x = μx = x ≤ x ≤ x ⇒ x =
r B B A B r x . Berdasarkan
Teorema 3.20, A x = r x dan x > . Akibatnya 0
(
A−B)
x =0, tetapi(
A− B)
≥0 dan x > , maka 0 B =Anxn. Karena xk / x berada pada klingkaran satuan dan / ik
k k
x x =eθ untuk suatu θk. Tulis
dan 1 2 θ θ θ ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎥ = ⎢ ⎢ ⎥ ⎣ n⎦ i i i e e e
D x= D . Karena x μ = maka terdapat φr ∈ℜ
sehingga μ=reiφ.
Akibatnya, BDx =Bx=μx=reiφx=reiφD x ⇒e−iφD BD−1 x =rx=A x D
. Misalkan, C=e−iφD B−1 maka C = B =A sehingga 0=
(
C −C)
x . Perhatikan bagian real dari persamaan tersebut, yaitu 0=(
C−Re( )
C)
x . Tetapi, C ≥Re( )
C dan x > , maka 0 Re( )
C = C dan( )
( )
2( )
2( )
( )Re cij = cij = Re cij +Im cij ⇒ Im cij =0 ⇒ Im C =0. Akibatnya, C=Re( )C = C = A sehingga B=eiφDAD−1
.
(
⇐)
Misal B=eiφDA−1D maka ,x =eiφ x ⇒ x=eiφ r x ⇒ μx=reiφx ⇒ μ rei
BD DA B D = φ
BAB III : TEORI PERRON-FROBENIUS
Teorema 3.22 Misal tak tereduksi dan memiliki buah nilai karakteristik pada lingkaran spektral, maka pernyataan berikut benar.
0 ≥ nxn
A A h
(a). ma
( )
λk =1, untuk k=0,1,...,h−1.(b).
{
λ λ1, 2,...,λh}
adalah akar ke- dari h r =ρ( )
A diberikan oleh{
2}
, , ..., h
r rω ωr rω −1 , dimana ω =e2πi h/ .
Bukti. Misal S=
{
r re, iθ1,...,reiθh−1}
menyatakan himpunan nilai karakteristikpada lingkaran spektral . Dengan menggunakan Teorema 3.21, dimana dan
A
=
B A μ=reiθk , maka terdapat matriks diagonal sehingga
. Hal ini menunjukkan bahwa serupa dengan . Karena adalah nilai karakteristik simple untuk (Teorema Perron Frobenius), maka k D 1 θ − = = ik k k e A B D AD e Aiθk A r A k i
reθ adalah nilai karakteristik simple untuk . Karena matriks serupa memiliki nilai karakteristik yang sama maka
θk i e A k i reθ juga merupakan nilai karakteristik bagi A.
Misalkan, = iθs −1
s s
e
A D AD untuk suatu D , maka s
(
1)
1 (θ θ )(
)
1 ϕ θ − − + − = k s = k s s k i i i k s k s k s e e e A D D AD D D D A D D . Akibatnya, i( k s)re θ θ+ juga merupakan nilai karakteristik pada lingkaran spektral . Dengan kata lain,
A S =
{
r re, iθ1,...,reiθh−1}
tertutup terhadap operasi perkalian,artinya R=
{
1,eiθ1,...,eiθh−1}
tertutup terhadap operasi perkalian, sehinggaadalah group komutatif berhingga dengan orde h . Dalam aljabar, pangkat ke- h setiap elemen dalam group berhingga dengan orde adalah identitas yang merupakan elemen dalam group. Akibatnya,
R h
( )
k 1 h i eθ = untuk setiap. Jadi adalah himpunan akar semesta ke- ,
0≤ ≤ −1k h S h e2πki h/
BAB III : TEORI PERRON-FROBENIUS
Kita telah mengetahui pada Definisi 3.18 bahwa jika matriks primitif dan jika adalah proyektor yang berkorespondensi dengan , maka
. Hal ini berlaku juga untuk matriks imprimitif. Dengan kata lain, jika adalah proyektor yang berkorespondensi dengan
A G r=ρ
( )
A 0 > G G( )
ρ = r A untuk sebarangmatriks nonnegatif tak tereduksi, maka G>0.
Teorema 3.23 Misalkan A adalah matriks imprimitif, maka
(
)
(
)
1 lim − →∞ + + + = … k k r r k I A A G ,dimana G adalah proyektor spektral pada N
(
A−rI sepanjang)
R(
A−rI .)
Bukti. Dengan menggunakan Teorema 2.33 mengenai Cesaro Summable untuk
r A maka
(
)
(
)
1 lim − →∞ + + + = … k k r r k I A A Gdimana G adalah proyektor spektral pada N
(
(
A r)
− =I)
N(
A−rI sepanjang)
(
)
(
− =)
(
−)
R A r I R A rI . Karena adalah nilai karakteistik simple, maka dengan cara yang sama seperti pada Teorema 3.17, kita peroleh bahwa
r
0 = pqTT >
q p
G
dengan p dan adalah vektor Perron untuk q A dan T.