• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Pengukuran Outcome Terapi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Pengukuran Outcome Terapi"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari obat ke pasien yang mengacu kepada pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care). Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif yang bertujuan untk meningkatkan kualitas hidup dari pasien.

Perubahan orentasi ini mengharuskan apoteker untuk memiliki peran yang lebih luas dari hulu ke hilir mulai dari pembuatan, pengawasan, penyerahan hingga pemastian bahwa obat yang akan digunakan oleh pasien memenuhi prinsip-prinsip rasionalitas. Apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku untuk dapat meningkatkan interaksi langsung dengan pasien.

Peran farmasi klinik sendiri memberikan dampak yang baik terhadap berbagai outcome terapi pada pasien, baik dari sisi humanistic (kualitas hidup, kepuasan), sisi klinik (control yang lebih baik pada penyakit kronis), dan sisi ekonomis (pengurangan biaya kesehatan). Hal ini diperoleh terutama dengan melakukan pemantauan resep dan pelaporan efek samping obat.

Lingkungan pelayanan kesehatan yang sensitive terhadap biaya saat ini menciptakan tempat kerja yang kompetitif dan menantang bagi tenaga kesehatan. Tantangan bagi tenaga kesehatan untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan biaya minimal. Mutu pelayanan kesehatan tidak boleh diabaikan karna masalah biaya. Saat ini produk dan pelayan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan harus mencerminkan nilai farmakoekonomi, yaitu keseimbangan antara luaran ekonomi, humanistic dan klinik. Farmakoekonomi yang merupakan bagian dari farmasi social merupakan bidang ilmu yang bisa menyediakan cara

(2)

sistematis untuk menghitung luaran ini. Luaran pelayanan kesehatan bisa diukur menggunakan ECHO models, yaitu economic, clinical dan Humanistic outcomes. 1.2 RUMUSAN MASALAH

Untuk menghindari adanya kesimpang siuran dalam makalah ini, maka kami membatasi masalah-masalah yang akan dibahas diantaranya :

1.2.1 Apa definisi dari Farmakoekonomi ? 1.2.2 Bagaimana pengukuran outcome terapi ?

1.2.3 Bagaimana luaran klinik, luaran ekonomi dan luaran Humanistic ? 1.2.4 Apa kegunaan pengukuran luaran pelayanan kesehatan ?

1.3 TUJUAN MASALAH

Dalam penyusunan makalah ini kami memiliki beberapa tujuan dan manfaat: 1.3.1 Agar mahasiswa/mahasiswi dapat mengetahui dan memahami definisi dari

Farmakoekonomi.

1.3.2 Agar mahasiswa/mahasiswi dapat mengetahui dan memahami Bagaimana pengukuran outcome terapi.

1.3.3 Agar mahasiswa/mahasiswi dapat mengetahui dan memahami Bagaimana luaran klinik, luaran ek,onomi dan luaran Humanistic

1.3.4 Agar mahasiswa/mahasiswi dapat mengetahui dan memahami kegunaan pengukuran luaran pelayanan kesehatan.

BAB II PEMBAHASAN

(3)

2.1 FARMAKOEKONOMI

Farmakoekonomi adalah ilmu yang mengukur biaya dan hasil yang diperoleh dihubungkan dengan penggunaan obat dalam perawatan kesehatan (Orion, 1997)1. Farmakoekonomi juga didefenisikan sebagai deskripsi dan analisis dari biaya terapi dalam suatu sistem pelayanan kesehatan. Lebih spesifik lagi adalah sebuah penelitian tentang proses identifikasi, mengukur dan membandingkan biaya, resiko dan keuntungan dari suatu program, pelayanan dan terapi (Vogenberg, 2001)

Tujuan farmakoekonomi adalah membandingkan obat yang berbeda untuk pengobatan pada kondisi yang sama. Selain itu juga membandingkan pengobatan yang berbeda pada kondisi yang berbeda (Vogenberg, 2001)2. Dimana hasilnya bisa dijadikan informasi yang dapat membantu para pembuat kebijakan dalam menentukan pilihan atas alternative -alternatif pengobatan yang tersedia agar pelayanan kesehatan menjadi lebih efisien dan ekonomis. Informasi farmakoekonomi saat ini dianggap sama pentingnya dengan informasi khasiat dan keamanan obat dalam menentukan pilihan obat mana yang akan digunakan. Farmakoekonomi dapat diaplikasikan baik dalam skala mikro maupun dalam skala makro.

Farmakoekonomi diperlukan karena adanya sumber daya yang terbatas, dimana hal yang terpenting adalah bagaimana memberikan obat yang efektif dengan dana yang tersedia, pengalokasian sumber daya yang tersedia secara efisien, kebutuhan pasien dimana dari sudut pandang pasien adalah biaya yang seminimal mungkin 1 Orion. (1997). Pharmacoeconomics Primer and Guide Introduction to Economic Evaluat ion. Hoesch Marion Rousell Incorporation, Virginia.

(4)

(Vogenberg, 2001). Dengan keterbatasan sumber daya yang tersedia dalam memberikan pelayanan kesehatan, maka sudah seyogyanya farmakoekonomi dimanfaatkan dalam membantu membuat keputusan dan menentukan pilihan atas alternative -alternatif pengobatan agar pelayanan kesehatan menjadi lebih efisien dan ekonomis.

2.2 PENGUKURAN OUTCAME TERAPI

Kajian farmakoekonomi senantiasa mempertimbangkan dua sisi, yaitu biaya (cost) dan hasil pengobatan (outcome). Kenyataannya, dalam kajian yang mengupas sisi ekonomi dari suatu obat/pengobatan ini, factor biaya (cost) selalu dikaitkan dengan efektivitas (effectiveness), utilitas (utility) atau manfaat (benefit) dari pengobatan (pelayanan) yang diberikan (Kemenkes,2013)3.

Efektivitas merujuk pada kemampuan suatu obat dalam memberikan peningkatan kesehatan (outcomes) kepada pasien dalam praktek klinik rutin (penggunaan sehari-hari di dunia nyata, bukan di bawah kondisi optimal penelitian). Dengan mengaitkan pada aspek ekonomi, yaitu biaya, kajian farmakoekonomi dapat memberikan besaran efektivitas-biaya (cost-effectiveness) yang menunjukkan unit moneter (jumlah rupiah yang harus dibelanjakan) untuk setiap unit indikator kesehatan baik klinis maupun nonklinis (misalnya, dalam mg/dL penurunan kadar LDL dan/atau kolesterol total dalam darah) yang terjadi karena penggunaan suatu obat. Semakin kecil unit moneter yang harus dibayar untuk mendapatkan unit indicator kesehatan (klinis maupun non-klinis) yang diinginkan, semakin tinggi nilai efektivitas-biaya suatu obat(Kemenkes,2013).

3 Anonim,2013. Pedoman Penerapan Kajian Farmakoekonomi. Kementrian Kesehatan Republic Indonesia.

(5)

Utilitas merujuk pada tambahan usia (dalam tahun) yang dapat dinikmati dalam keadaan sehat sempurna oleh pasien karena menggunakan suatu obat. Jumlah tahun tambahan usia (dibanding kalau tidak diberi obat) dapat dihitung secara kuantitatif, yang jika dikalikan dengan kualitas hidup yang dapat dinikmati (katakanlah, setara dengan sekian bagian sehat sempurna) akan memberikan unit yang disebut Quality Adjusted Life Years-QALY atau ‘jumlah tahun yang disesuaikan’ (JTKD). Dikaitkan dengan aspek biaya, Kajian Farmakoekonomi ini akan memberikan unit utilitas-biaya (cost-utility) yang menunjukkan unit moneter yang harus dikeluarkan untuk setiap JTKD yang diperoleh. Semakin kecil jumlah rupiah yang harus dibayar untuk mendapatkan tambahan JTKD, semakin tinggi utilitas-biaya suatu obat(Kemenkes,2013).

Sementara itu, manfaat (benefit) merujuk pada nilai kepuasan yang diperoleh pasien dari penggunaan suatu obat. Nilai kepuasan ini dinyatakan dalam besaran moneter setelah dilakukan konversi dengan menggunakan “nilai rupiah yang rela dibayarkan untuk mendapat kepuasan tersebut” (willingness to pay). Semakin tinggi willingness to pay relatif terhadap harga riil obat (cost), semakin layak obat tersebut dipilih (Kemenkes,2013).

Menurut donabedian kerangka konsep untuk menilai dan memastikan kualitas pelayanan kesehatan terdiri dari tiga komponen, yaitu struktur, proses dan luaran/hasil. Penelitian terhadap hasil/luaran pelayanan kesehatan dibuat untuk membantu pasien, pembayar dan pemeliara membuat pilihan pelayanan medis yang rasional berdasarkan pengetahuan yang lebih baik tentang akibat dari pilihan tersebut bagi kehidupan pasien. Tipe Luaran/Hasil Pelayanan Kesehatan :

 Tradisional

Dikenal dengan 5 D : Dealt, disease, disability, discomfort dan dissatification  Komprehensif

(6)

ECHO Model mengkategorikan luaran/hasil pelayanan kesehatan dari 3 kategori:

a Luaran Ekonomi b Luaran klinik c Luaran Humanistik

Gambar 1. Konsep ECHO Model 2.3 LUARAN EKONOMI

Luaran ekonomi adalah biaya langsung, tidak langsung dan intangible yang dibandingkan dengan konsekuensi dan intervensi medis. Luaran ekonomi adalah pengaruh akibat Intervensi dari biaya pelayanan kesehatan, pengukuran dan analisis luaran ekonomi menggunakan prinsip ekonomi atau farmakoekonomi.

Farmakoekonomi adalah ilmu yang mengukur biaya dan hasil yang diperoleh dihubungkan dengan penggunaan obat dalam perawatan keseatan. Farmakoekonomi juga didefenisikan sebagai deskripsi dan analisis dari biaya terapi dalam suatu system

(7)

pelayanan keseatan. Lebih spesifik lagi adalah sebuah penelitian tentang proses identifikasi, pengukuran dan perbandingan biaya resiko dan keuntungan dari suatu program, pelayanan dan terapi. Tujuan farmakoekonomi adalah membandingkan obat yang berbeda untuk pengobatan pada kondisi yang sama, selain itu juga membandingkan pengobatan yang berbeda pada kondisi yang berbeda. Hasilnya dapat digunakan sebagai informasi yang dapat membantu para pembuat kebijakan dalam menentukan pilihan atas alternative-alternatif pengobatan yang tersedia agar pelayanan kesehatan menjadi lebih efisien dan ekonomis. Informasi farmakoekonomi saat ini dianggap sama pentingnya dengan informasi khasiat dan kemanan obat dalam menentukan pilihan obat mana yang akan digunakan.

Biaya pelayanan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi lima kategori yaitu: a Biaya langsung medis (Direct medical cost)

Biaya langsung medis adalah biaya yang dikeluarkan oleh pasien terkait dengan jasa pelayanan medis, yang digunakan untuk mencegah atau mendeteksi suatu penyakit seperti kunjungan pasien, obat-obat yang diresepkan, lama perawatan. Kategori biaya-biaya langsung medis antara lain pengobatan, pelayanan untuk mengobati efek samping, pelayanan pencegahan dan penanganan (Orion, 1997; Vogenberg, 2001).

b Biaya langsung nonmedis (Direct nonmedical cost)

Biaya langsung nonmedis adalah biaya yang dikeluarkan pasien tidak terkait langsung dengan pelayanan medis, seperti transportasi pasien ke rumah sakit, makanan, jasa pelayanan lainnya yang diberikan pihak rumah sakit (Vogenberg, 2001).

(8)

Biaya tidak langsung adalah biaya yang dapat mengurangi produktivitas pasien, atau biaya yang hilang akibat waktu produktif yang hilang. Sebagai contoh pasien kehilangan pendapatan karena sakit yang berkepanjangan sehingga tidak dapat memberikan nafkah pada keluarganya, pendapatan berkurang karena kematian yang cepat (Vogenberg, 2001).

d Biaya tak terduga (Intangible cost)

Biaya tak terduga merupakan biaya yang dikeluarkan bukan hasil tindakan medis, tidak dapat diukur dalam mata uang. Biaya yang sulit diukur seperti rasa nyeri/cacat, kehilangan kebebasan, efek samping. Sifatnya psikologis, sukar dikonversikan dalam nilai mata uang (Vogenberg, 2001).

e Biaya Peluang (Opportunity cost)

Biaya peluang merupakan menunjukkan besarnya manfaat ekonomis ketika membatalkan suatu alternative terapi sebagai pengganti terapi alternative terbaik berikutnya, dimana manfaat itu telah terbukti (Vogenberg, 2001).

Dalam proses produksi atau pemberian pelayanan kesehatan, biaya dapat dibedakan menjadi sebagai berikut:

a. Biaya rerata dan biaya marjinal

Biaya rerata adalah jumlah biaya per unit hasil yang diperoleh, sementara biaya marjinal adalah perubahan biaya atas penambahan atau pengurangan unit hasil yang diperoleh (Bootman et al., 2005)4. Sebagai contoh, jika sebuah cara pengobatan baru memungkinkan pasien pulang dari rumah sakit sehari lebih cepat dibanding cara

4 Bootman, J. L., Townsend, R. J., and McGhan, W. F., 2005, Principles of Pharmacoeconomics, 3rd Ed., 1-18, Harvey Whitney Book Company, USA.

(9)

pengobatan lama mungkin akan terpikir untuk menghitung biaya rerata rawat inap sebagai penghematan sumberdaya. Kenyataannya, semua biaya tetap yang terhitung ke dalam biaya tetap tersebut (misalnya, biaya laboratorium tidak mengalami perubahan. Yang berubah hanyalah biaya yang terkait dengan lamanya pasien dirawat (biaya makan, pengobatan, jasa dokter dan perawat, inilah biaya marjinal, biaya yang betul-betul megalami perubahan.

b. Biaya tetap dan biaya variable

Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah dengan perubahan kuantitas atau volume produk atau layanan yang diberikan dalam jangka pendek (umumnya dalam rentang waktu 1 tahun atau kurang), misalnya gaji karyawan dan depresiasi aset. Sementara itu, biaya variabel berubah seiring perubahan hasil yang diperoleh, seperti komisi penjualan dan biaya penjualan obat (Bootman et al., 2005). c. Biaya tambahan (ancillary cost)

Biaya tambahan adalah biaya atas pemberian tambahan pelayanan pada suatu prosedur medis, misalnya jasa laboratorium, skrining sinar-X, dan anestesi.

d. Biaya total

Biaya total adalah biaya keseluruhan yang harus dikeluarkan untuk memproduksi serangkaian pelayanan kesehatan.

Selain itu, masih ada beberapa istilah biaya lainnya yang bersifat teknis terkait dengan perawatan kesehatan. Beberapa biaya yang juga sering diperhitungkan dalam telaah ekonomi kesehatan tersebut antara lain:

(10)

Biaya perolehan adalah biaya atas pembelian obat, alat kesehatan dan/atau intervensi kesehatan, baik bagi individu pasien maupun institusi.

b. Biaya yang diperkenankan (allowable cost)

Biaya yang diperkenankan adalah biaya atas pemberian pelayanan atau teknologi kesehatan yang masih dapat ditanggung oleh penyelenggara jaminan kesehatan atau pemerintah pasien maupun institusi.

c. Biaya pengeluaran sendiri (out-of-pocket cost)

Biaya pengeluaran sendiri adalah porsi biaya yang harus dibayar oleh individu pasien dengan uangnya sendiri. Sebagai contoh, iur biaya peserta asuransi kesehatan. d. Biaya peluang (opportunity cost)

Biaya peluang adalah biaya yang timbul akibat pengambilan suatu pilihan yang mengorbankan pilihan lainnya. Bila seorang pasien memutuskan untuk membeli obat A, dia akan terkena biaya peluang karena tak dapat menggunakan uangnya untuk hal terbaik lainnya, termasuk pendidikan, hiburan, dan sebagainya (Bootman et al., 2005).

Identifikasi jenis-jenis biaya dapat berkembang sesuai kasus yang dikaji. Jenis biaya yang disertakan dalam kajian farmakoekonomi tergantung pada pertanyaan yang ingin dijawab. Terkait dengan hal ini, secara umum hasil Kajian Farmakoekonomi dapat diukur dari tiga perspektif: masyarakat, kelembagaan (pengambil kebijakan, penyedia pelayanan kesehatan, asuransi kesehatan), dan individu (misalnya pasien).

2.4 LUARAN KLINIS

Pengukuran perubahan status kesehatan karena intervensi pelayanan kesehatan.  Intermediate : blood pressure, glucose, ldl-colester,ALC

(11)

Evaluasi luaran klinik dilakukan dengan uji klinik atau post-marketing repost Contoh :

 Efek penyakit pada pasien  Efek obat pada pasien

 Efek kepatuhan dan adherence pada pasien

 Efek system penghantaran pelayanan kesehatan pada pasien 2.5 LUARAN HUMANISTIC

Informasi tentang dampak produk farmasi da jasa terhadap kuallitas hidup yang dapat memberikan data tambahan untuk embuatan kebijakan keseatan dan keputusan klinis kualitas hidup sebagai masukan untuk pengambilam keputusan klinis tingkat pasien juga sangat penting. Misalnya , penobatan alternative mungkin memiliki khasiat yang sama berdasarkan parameter klinis tradisional (Misalnya penurunan tekanan darah) menghasilkan efek yang sangat berbeda pada kualitas hidup pasien. Luara Humanistic dievaluasi menggunakan survey atau kuesioner pada pasien. Metode yang diguakan :

1 Health related quality of life (HRQOL)

2 Consumer Assessment of Health Plant Survey (CAHPS) (Andayani,2013) 2.6 KEGUNAAN PENGUKURAN LUARAN PELAYANAN KESEHATAN

Luaran pelayanan kesehatan digunakan dalam rencana pengembangan kesehatan Pharmacy benefit managers, kelompok medis, pihak pemerintah, pusat pendidikan dan industry farmasi. Hasil luaran pelayanan kesehatan digunakan untuk mendukung keputusan formula, kebijakan penggunaan obat, peraturan pengobatan klinik dan evaluasi program.

Pentingnya luaran pelayanan kesehatan :

 Menyediakan bukti tentang manfaat, resiko dan hasil dari pengobatan.

 Mengindentifikasi strategi yang efektif dan potensi untuk memperbaiki kualitas dan nilai pelayanan.

(12)

BAB III KESIMPULAN 3.1 KESIMPULAN

3.1.1 Farmakoekonomi adalah ilmu yang mengukur biaya dan hasil yang diperoleh dihubungkan dengan penggunaan obat dalam perawatan kesehatan.

3.1.2 Tujuan farmakoekonomi adalah membandingkan obat yang berbeda untuk pengobatan pada kondisi yang sama. Selain itu juga membandingkan pengobatan yang berbeda pada kondisi yang berbeda.

3.1.3 Farmakoekonomi yang merupakan bagian dari farmasi social merupakan bidang ilmu yang bisa menyediakan cara sistematis untuk menghitung luaran ini.

3.1.4 Luaran pelayanan kesehatan bisa diukur menggunakan ECHO models, yaitu economic, clinical dan Humanistic outcomes.

3.1.5 luaran klinik adalahperistiwa medis yang terjadi sebagai hasil dari kondisi atau pengobatan.

3.1.6 Luaran ekonomi adala biaya langsung, tidak langsung dan intangible yang dibandingkan dengan konsekuensi dan intervensi medis.

3.1.7 luaran Humanistic adala fungsi penilaian penilaian diri dan kebahagiaan, atau

Health-related quality of life (HRQOL).

3.2 PENUTUP

Dari makalah ini kami mengharapkan agar para pembaca bisa membacanya, memahaminya dan membuat makalah ini menjadi referensi untuk belajar mengetahui lebih jelas apa dan bagaimana pengukuran outcame terapi itu. Demi sempurnanya makalah ini kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar makalah ini bisa menjadi lebih baik untuk selanjutnya.

(13)

Andayani,Tri Murti. 2013. Farmakoekonomi Prinsip dan Metodologi.Yogyakarta : Bursa Ilmu.

Anonim, 2013. Pedoman Penerapan Kajian Farmakoekonomi. Kementrian Kesehatan Republic Indonesia.

Bootman, J. L., Townsend, R. J., and McGhan, W. F., 2005, Principles of

Pharmacoeconomics, 3rd Ed., 1-18, Harvey Whitney Book Company,

USA.

Orion. (1997). Pharmacoeconomics Primer And Guide Introduction To Economic

Evaluat Ion. Hoesch Marion Rousell Incorporation, Virginia.

Vogenberg Fr., 2001, Introduction To Applied Pharmacoeconomics, Mcgraw-Hill, Usa.

Gambar

Gambar 1. Konsep ECHO Model 2.3 LUARAN EKONOMI

Referensi

Dokumen terkait

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo sebagai Kantor kelas tiga terdapat Unit Kajian Statistik dan Survei atau UKSS di Bidang Ekonomi Moneter tersebut.. Penelitian

Telogorejo yang dianalisis dari keragaan pengelolaan limbah rumah, efisiensi IPAL, penetapan Unit Daily Cost dan analisis efektivitas biaya, pengaruh biaya

Unit cost adalah biaya yang dihitung untuk sa- tuan produk, yang dapat menggambarkan informasi besaran biaya pelayanan per pasien dan dapat digu- nakan untuk menetapkan tarif

Telogorejo yang dianalisis dari keragaan pengelolaan limbah rumah, efisiensi IPAL, penetapan Unit Daily Cost dan analisis efektivitas biaya, pengaruh biaya

Instrumen ini perlu diteruskan dengan memastikan peningkatan penganggaran yang lebih tepat berdasar pada satuan biaya yang dibutuhkan (unit cost)

Misalnya pabrik A, mempunyai sistem produksi dengan biaya terkecil (least cost) pada kisaran antara 0 dan Q, unit. tersebut menunjukkan LRAC minimum untuk menghasilkan setiap

(1) Besaran tarif rawat siang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf d ditetapkan berdasarkan unit cost dengan memperhatikan kemampuan ekonomi masyarakat dan

ICER kontrasepsi Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis CEA Cost-effectiveness analysis yaitu analisis efektivitas biaya digunakan untuk membandingkan dua atau