• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 1 (2016), Hal ISSN :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 1 (2016), Hal ISSN :"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

28

Pengaruh Sifat Fisik Tanah Terhadap Konduktivitas Hidrolik Jenuh

pada Lahan Pertanian Produktif di Desa Arang Limbung

Kalimantan Barat

Tri Handayani, Dwiria Wahyuni*

Prodi Fisika, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi, Pontianak, Indonesia

*Email : dwiriawahyuni@physics.untan.ac.id Abstrak

Pengukuran Nilai Konduktivitas Hidrolik Jenuh (KHJ) sangat penting untuk lahan pertanian, karena KHJ dapat mempengaruhi kesuburan tumbuhan. Nilai KHJ yang rendah pada lahan pertanian akan mengakibatkan tumbuhan menjadi layu dan kering, dan lahan pertanian memiliki nilai KHJ yang tinggi akan mengakibatkan tumbuhan menjadi layu akibat terganggunya penyerapan air. Jika lahan pertanian memiliki nilai KHJ yang cukup maka tumbuhan akan lebih segar dan baik untuk dikonsumsi. Pengolahan lahan pertanian juga dapat mempengaruhi sifat fisik tanah dan KHJ. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya nilai KHJ tanah pada dua lahan pertanian produktif dengan menggunakan metode

Variabel/Falling Head Permeability Test dan mengetahui pengaruh sifat fisik tanah terhadap KHJ.

Penelitian dilakukan di Desa Arang Limbung Kalimantan Barat pada bulan April 2015 hingga bulan Oktober 2015. Penentuan sifat fisik tanah yaitu KHJ, bobot isi, berat jenis partikel, porositas tanah, dan tekstur tanah pada dua lahan pertanian produktif yaitu lahan gambas dan lahan sawah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai KHJ lahan sawah lebih tinggi daripada lahan gambas. Sifat fisik tanah yang mempengaruhi KHJ yaitu bobot isi, porositas, dan tekstur tanah.

Kata Kunci : Sifat Fisik Tanah, KHJ, Falling Head Permeability Test 1. Latar Belakang

Air dan tanah adalah komponen penting yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman sebagai media dalam penyediaan nutrisi (kesuburan tanah). Komponen tersebut sangat penting untuk pertumbuhan tanaman dimana pergerakan air di dalam tanah yang kondisinya jenuh akan mempengaruhi limpasan dan infiltrasi pada suatu lahan pertanian, sedangkan proses pergerakan tersebut sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat fisik tanah. KHJ tanah merupakan suatu parameter sifat fisik tanah yang menunjukkan kemampuan tanah dalam keadaan jenuh untuk melewatkan air. Jika suatu lahan pertanian memiliki KHJ tanah yang sangat rendah maka kesuburan lahan pertanian yang akan terpengaruh sehingga mengakibatkan tumbuhan menjadi layu dan tanah akan kekurangan zat hara. Melihat kondisi tersebut maka perlu adanya penelitian mengenai KHJ tanah yang berperan dalam penentuan ketersediaan air tanah pada suatu lahan pertanian.

Penelitian mengenai KHJ/Permeabilitas tanah telah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya: pengukuran KHJ pada lima lahan pertanian dengan kedalaman tanah yang berbeda yaitu 0-15 cm, 15-30 cm, dan 30-45 cm, dimana diketahui lahan sawah irigasi pada kedalaman 30-45 cm yang memiliki nilai KHJ tertinggi yaitu 0,047 ms-1 (1). Nilai permeabilitas

dapat ditingkatkan dengan menambahkan polimer emulsi vinyl acecate co acrylic pada tanah (2). Pengukuran nilai laju permeabilitas tanah menggunakan metode uji laboratorium dan uji lapangan telah dilakukan pada tanah Andepst, tanah Inceptisol dan tanah Ultisol dengan nilai laju permeabilitas tertinggi pada tanah Inceptisol yaitu 3,20 cm/jam untuk uji laboratorium dan 2,23 cm/jam untuk uji lapangan (3). Identifikasi sifat fisik tanah suatu lahan yang meliputi tingkat kematangan dan ketebalan gambut, warna tanah, tekstur, struktur, konsistensi, drainase tanah, kedalaman air tanah, kedalaman efektif, kedalaman sulfidik, dan kematangan tanah (n-value) yang dilakukan pada lima Satuan Peta Tanah (SPT) untuk mendukung penanaman jagung pada lahan gambut di Rasau Jaya III Kabupaten Kubu Raya (4).

Penetapan KHJ tanah didasarkan pada Hukum Darcy dengan metode Variabel/Falling

Head Permeability Test yang sesuai untuk tanah

lanau yang halus. Berdasarkan uraian latar belakang di atas peneliti ingin mengetahui nilai KHJ pada 2 lahan pertanian produktif dan mengetahui pengaruh sifat fisik tanah terhadap KHJ.

(2)

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 1 (2016), Hal. 28 - 35 ISSN : 2337-8204

29 2. Metodologi

Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan di Desa Arang Limbung Kalimantan Barat dengan dua lokasi pertanian, yaitu lahan gambas dan lahan sawah (Gambar 1) dengan 9 sampel tanah setiap lahan dengan metode acak. Sampel tanah setiap lahan diambil pada kedalaman 0-10 cm, 10-20 cm, dan 20-30 cm, hal ini dikarenakan pada kedalaman > 30 cm tanah tingkat kesuburannya menurun karena tanaman akan sulit mencapai lapisan mineral yang berada di lapisan bawahnya (4). Setiap sampel tanah yang diambil dengan menggunakan ring sampel kemudian dibungkus dengan kain berpori, agar pada saat perendaman tanah tidak terlepas dari ring, dan berfungsi untuk melepaskan udara yang terperangkap di dalam tanah.

Pengujian Sampel

Penelitian ini menggunakan 18 sampel tanah yang dianalisis parameter fisiknya yaitu KHJ, bobot isi, berat jenis partikel, porositas di Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak. Analisis tekstur tanah dilakukan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak.

Hukum Darcy dan Persamaan

Variable/Falling Head Permeability Test Hukum pengaliran air melalui tanah pertama kali dipelajari oleh Darcy (1856) yang mendemonstrasikan percobaannya untuk aliran laminar dalam kondisi tanah jenuh. Kecepatan aliran dan kuantitas/debit air per satuan waktu adalah sebanding dengan gradien hidrolik yang dituliskan dalam Persamaan (1) dan (2) :

. .

q

K i A

(1) . V v K i A   (2) V = Volume air (cm3)

K = Koefisien permeabilitas (cm/detik)

i = Gradien hidrolik

A = Luas penampang tanah (cm2) v = kecepatan aliran (cm/detik)

Maka besar permeabilitasnya dapat dihasilkan dengan Persamaan (3), (4) dan (5):

. . V K i A t  (3) Jika i h L  (4) . . . V L K A h t  (5) dengan :

L = Panjang sampel batuan/tanah (cm) h = Ketinggian (cm)

t = Waktu selama percobaan (detik)

Penentuan KHJ dilakukan dengan menggunakan metode Variabel/Falling Head

Permeability test. Metode ini digunakan untuk

tanah yang memiliki butiran halus dan koefisien permeabilitas yang rendah, sehingga penentuan koefiseien permeabilitas (K) dapat menggunakan Persamaan (6) :

1 2 2 , 3 lo g a x i h K x x A t h              (6) dengan :

K = Koefisien permeabilitas (cm/detik) a = Luas penampang (cm2)

i = Tinggi air dalam buret (cm)

A = Luas penampang ring silinder (cm2) t = Waktu air turun dari h1 ke h2 (detik) h1 = Tinggi awal (cm)

h2 = Tinggi akhir (cm)

2,3 = Konstanta Kecepatan Reaksi Penurunan Air dari h1 ke h2

Bobot isi adalah berat per unit volume tanah yang dikeringkan dengan oven yang dinyatakan dalam g/cm3. Penentuan bobot isi didahului dengan penentuan kadar air dengan menggunakan Persamaan (7):

100%

BKU BKO

Kadar Air Gravimetri x

BKO

 (7)

dengan :

Kadar air Gravimetri dalam % berat

BKU = Berat Kering Udara (g) BKO = Berat Kering Oven (g)

Kemudian volume ring dihitung menggunakan Persamaan (8): 2

V

r t

(8) dengan : V = Volume (cm3) π = 3,14 r = Jari-jari t = Tinggi tabung/ring (cm)

dan bobot isi (g/cm3) dihitung menggunakan Persamaan (9):

1

(3)

30

3

( ) ( )

Tanah Berat Kering Oven g Bobot Isi Tanah

Volume Tanah Kering Oven cm

 (9)

Berat Jenis Partikel (Particle Density) dari suatu tanah menunjukkan kerapatan dari partikel padat secara keseluruhan. Berat jenis partikel dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (10): c B J P i  (10) dengan :

c = Berat sampel tanah (g)

i = volume partikel tanah (cm3) BJP = Berat jenis Partikel (g/cm3)

Porositas tanah merupakan volume dari tanah yang ditempati oleh udara dan air yang dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (11):

1 Bobot Isi 100%

Porositas Tanah x

Berat Jenis Partikel

 

 

(11) dengan porositas tanah dalam %.

Tekstur tanah merupakan perbandingan antara fraksi pasir, debu dan liat (%). Setiap sampel tanah diukur fraksi pasir, debu, dan liat dengan menggunakan alat hidrometer tanah tipe 152 H.

Pengolahan data

Data yang dihasilkan diolah ke dalam grafik untuk mengetahui nilai hubungan sifat fisik tanah yaitu konduktivitas hidrolik jenuh (KHJ), bobot isi, berat jenis partikel, porositas, dan tekstur tanah pada tiap kedalaman.

Analisis Sifat Fisik Tanah terhadap

Konduktivitas Hidrolik Jenuh (KHJ)

Analisis pengaruh sifat fisik tanah terhadap Konduktivitas Hidrolik Jenuh (KHJ) menggunakan Analisis Statistik Korelasi Pearson. Korelasi tersebut menggunakan Persamaan (12):

2 2



2 2

( )( ) ( ) ( ) n xy x y r n x x n y y            (12) dengan: r = Koefisien korelasi

n = Banyaknya pasangan data x dan y Σx = Total jumlah dari variabel x Σy = Total jumlah dari variabel y Σx2 = Kuadrat dari total jumlah variabel x

Σy2 = Kuadrat dari total jumlah variabel y

Σxy = Hasil perkalian dari total jumlah variabel x

dan variabel y 3. Hasil dan Pembahasan Sifat Fisik Tanah

Nilai KHJ pada lahan gambas berkisar 20,19 cm/jam sampai 494,91 cm/jam dan pada lahan

sawah berkisar 24,16 cm/jam sampai 514,97 cm/jam. Pada Gambar 2 terlihat bahwa nilai KHJ lahan sawah lebih tinggi dibandingkan dengan lahan sawah dan dapat diketahui bahwa nilai KHJ semakin menurun terhadap kedalaman.

Nilai bobot isi (BI) pada lahan gambas berkisar 0,62 g/cm3 sampai 1,16 g/cm3 dan lahan sawah berkisar 0,51 g/cm3 sampai 0,96 g/cm3. Pada Gambar 3 terlihat bahwa nilai bobot isi lahan gambas lebih tinggi dibandingkan dengan lahan sawah dan dapat diketahui bahwa nilai bobot isi semakin menurun terhadap kedalaman.

Nilai berat jenis partikel (BJP) pada lahan gambas berkisar 2,02 g/cm3 sampai 2,96 g/cm3 dan pada lahan sawah berkisar 0,90 g/cm3 sampai 2,51 g/cm3. Pada Gambar 4 dapat terlihat bahwa nilai BJP lahan gambas lebih tinggi dibandingkan dengan lahan sawah dan dapat diketahui bahwa bahwa nilai BJP meningkat terhadap kedalaman.

Nilai porositas tanah pada lahan gambas berkisar 53,86 % sampai 72,78 %, dan lahan sawah berkisar 33,28 % sampai 77,20 %. Pada Gambar 5 terlihat bahwa nilai porositas tanah lahan sawah lebih tinggi dibandingkan dengan lahan gambas dan dapat diketahui bahwa porositas tanah meningkat terhadap kedalaman. Nilai rata-rata kandungan pasir pada lahan gambas berkisar 4,29 % sampai 7,51 %, nilai rata-rata kandungan debu berkisar 44,58 % sampai 45,37 %, dan nilai rata-rata kandungan liat berkisar 47,90 % sampai 50,33 %. Nilai rata-rata kandungan pasir pada lahan sawah berkisar 10,79 % sampai 11,97 %, nilai rata-rata kandungan debu berkisar 42,63 % sampai 43,53 %, dan nilai rata-rata kandungan liat berkisar 45,40 % sampai 45,68 %. Pengaruh tekstur tanah pada lahan pertanian produktif terlihat pada Gambar 6 terlihat bahwa nilai kandungan pasir pada lahan sawah lebih tinggi dibandingkan lahan gambas, kandungan debu lahan gambas lebih tinggi dibandingkan dengan lahan sawah, dan kandungan liat lahan gambas lebih tinggi dibandingkan dengan lahan sawah. Dapat diketahui bahwa kandungan pasir menurun terhadap kedalaman, kandungan debu meningkat terhadap kedalaman dan kandungan liat meningkat terhadap kedalaman.

(4)

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 1 (2016), Hal. 28 - 35 ISSN : 2337-8204

31

(a) lahan gambas (b) lahan sawah

A, 64.81 A, 188.65 A, 369.98 B, 371.78 B, 20.19 B, 24.95 C, 403.26 C, 494.91 C, 154.60 -100 0 100 200 300 400 500 600 0 20 40 K H J (c m / ja m ) Kedalaman (cm) A B C K, 137.57 K, 70.83 K, 200.57 L, 514.97 L, 456.38 L, 24.16 M, 401.13 M, 327.10 M, 60.54 0 100 200 300 400 500 600 0 20 40 K H J (c m /j a m ) Kedalaman (cm) K L M

Gambar 2. KHJ terhadap Kedalaman

K, 0.6 K, 0.51K, 0.57 L, 0.96 L, 0.73 L, 0.66 M, 0.8 M, 0.54 M, 0.79 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 0 20 40 B o b o t Is i (g / cm 3) Kedalaman (cm) K L M A, 1.12 A, 0.71 A, 0.62 B, 1.16 B, 0.92 B, 0.81 C, 0.81 C, 0.63 C, 0.72 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 0 20 40 B o b o t Is i (g /c m 3) Kedalaman (cm) A B C (b) lahan sawah (a) lahan gambas

Gambar 3. Bobot Isi terhadap Kedalaman

A, 2.43 A, 2.02A, 2.23 B, 2.75 B, 2.14 B, 2.96 C, 2.18 C, 2.31 C, 2.26 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 0 20 40 B JP ( g / cm 3) Kedalaman (cm) A B C K, 0.90 K, 2.16 K, 2.50 L, 1.98 L, 2.14 L, 2.16 M, 2.29 M, 2.10 M, 2.51 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 0 20 40 B JP ( g / cm 3) Kedalaman (cm) K L M (b) lahan sawah (a) lahan gambas

(5)

32 Pengaruh Sifat Fisik Tanah terhadap

Konduktivitas Hidrolik Jenih (KHJ)

Pengaruh sifat fisik tanah terhadap KHJ berdasarkan dari intepretasi koefisien korelasi. Pengaruh bobot isi terhadap KHJ dapat dilihat pada Gambar 7 yang menunjukkan bahwa pada lahan gambas memiliki nilai r = 0,90 yaitu memiliki pengaruh sangat kuat dan lahan sawah memiliki nilai r = 0,33 yaitu memiliki pengaruh rendah, sehingga dapat diketahui bahwa bobot isi berpengaruh terhadap KHJ. Nilai bobot isi yang tinggi mengakibatkan tanah akan sulit untuk meneruskan air sehingga pergerakan air semakin lambat.

Pengaruh berat jenis partikel terhadap KHJ dapat dilihat pada Gambar 8 yang menunjukkan bahwa pada lahan gambas memiliki nilai r = 0,11 yaitu memiliki pengaruh sangat rendah, dan lahan sawah memiliki nilai r = 0,92 yaitu memiliki pengaruh sangat kuat, sehingga berat

jenis partikel tidak mempengaruhi KHJ. Nilai berat jenis partikel tanah yang tinggi mengakibatkan tanah akan mudah untuk meneruskan air, sehingga pergerakan air semakin cepat.

Pengaruh porositas tanah terhadap KHJ dapat dilihat pada Gambar 9 yang menunjukkan bahwa pada lahan gambas memiliki nilai r = 0,99 yaitu memiliki pengaruh sangat kuat, dan lahan sawah memiliki nilai r = 0,68 yaitu memiliki pengaruh kuat, sehingga porositas tanah mempengaruhi KHJ. Porositas yang tinggi mengakibatkan tanah akan mudah untuk meneruskan air, sehingga pergerakan air semakin cepat.

Pengaruh kandungan pasir terhadap KHJ dapat dilihat pada Gambar 10 yang menunjukkan bahwa pada lahan gambas memiliki nilai r = 0,93 yaitu memiliki pengaruh sangat kuat, dan lahan sawah memiliki nilai r = A, 53.86 A, 64.78 A, 72.22 B, 57.78 B, 56.94 B, 72.62 C, 62.9 C, 72.78 C, 68.18 0 10 20 30 40 50 60 70 80 0 20 40 P o ro si ta s (% ) Kedalaman (cm) A B C K, 33.28 K, 76.44 K, 77.2 L, 51.62 L, 65.84 L, 69.38 M, 65.12 M, 74.3 M, 68.56 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 0 20 40 P o ro si ta s (% ) Kedalaman (cm) K L M

(a) lahan gambas (b) lahan sawah

Gambar 5. Porositas Tanah terhadap Kedalaman

Pasir, 7.51 Pasir, 4.96 Pasir, 4.29 Debu, 44.58 Debu, 45.1 Debu, 45.37 Liat, 47.90 Liat, 49.93 Liat, 50.33 0 10 20 30 40 50 60 0 20 40 T e k st u r T a n a h ( % ) Kedalaman (cm) Pasir Debu Liat Pasir, 11.47 Pasir, 11.97 Pasir, 10.79 Debu, 43.06 Debu, 42.63 Debu, 43.53 Liat, 45.45 Liat, 45.4 Liat, 45.68 0 10 20 30 40 50 0 20 40 T e k st u r T a n a h ( % ) kedalaman(cm) Pasir Debu Liat

(a) lahan gambas (b) lahan sawah

(6)

PRISMA FISIKA, Vol. XX, No. XX (2016), Hal. XXX - XXX ISSN : 2337-8204

33 0,77 yaitu memiliki pengaruh kuat. Kandungan

pasir ini akan mempengaruhi porositas tanah yang secara tidak langsung akan mempengaruhi KHJ. Kandungan pasir yang tinggi mengakibatkan tanah akan mudah untuk meneruskan air sehingga pergerakan air semakin cepat.

Pengaruh kandungan debu terhadap KHJ dapat dilihat pada Gambar 11 yang menunjukkan bahwa pada lahan gambas memiliki nilai r = 0,97 yaitu memiliki pengaruh sangat kuat, dan lahan sawah memiliki nilai r = 0,73 yaitu memiliki pengaruh kuat. Kandungan debu ini akan mempengaruhi porositas tanah yang secara tidak langsung akan mempengaruhi KHJ. Kandungan debu yang tinggi

mengakibatkan tanah akan mudah untuk meneruskan air, sehingga pergerakan air semakin cepat.

Pengaruh kandungan liat terhadap KHJ dapat dilihat pada Gambar 12 yang menunjukkan bahwa pada lahan gambas memiliki nilai r = 0,91 yaitu memiliki pengaruh sangat kuat, dan lahan sawah memiliki nilai r = 0,91 yaitu memiliki pengaruh sangat kuat. Kandungan liat ini akan mempengaruhi porositas tanah yang secara tidak langsung mempengaruhi KHJ. Kandungan liat yang tinggi mengakibatkan tanah akan sulit untuk meneruskan air, sehingga pergerakan air semakin lambat. y = 250.71x + 24.477 R² = 0.815 0 50 100 150 200 250 300 0 1 2 K H J (c m /j a m ) Bobot Isi ( g/cm3) KHJ vs BI KHJ (cm/jam) Linear (KHJ (cm/jam)) y = 469.33x -75.451 R² = 0.1135 0 100 200 300 400 0 0.5 1 K H J ( c m /j a m ) Bobot Isi (g/cm3) KHJ vs BI KHJ (cm/jam) Linear (KHJ (cm/jam)) (b) lahan sawah (a) lahan gambas

Gambar 7. Pengaruh KHJ terhadap Bobot Isi

y = -362.5x + 997.7 R² = 0.8487 0 50 100 150 200 250 300 350 400 0 2 4 K H J ( c m /j a m )

Berat Jenis Partikel (g/cm3)

KHJ vs BJP KHJ (cm/jam) Linear (KHJ (cm/jam)) y = -31.32x + 306.48 R² = 0.0139 0 50 100 150 200 250 300 2 2.2 2.4 2.6 K H J ( c m /j a m )

Berat Jenis Partikel (g/cm3)

KHJ vs BJP KHJ (cm/jam) Linear (KHJ (cm/jam)) (b) lahan sawah (a) lahan gambas

(7)

34 y = -7.5397x + 720.16 R² = 0.9967 0 50 100 150 200 250 300 0 50 100 K H J ( c m /j a m ) Porositas (%) KHJ vs POROSITAS KHJ (cm/jam) Linear (KHJ (cm/jam)) y = -7.2038x + 709.3 R² = 0.4719 0 50 100 150 200 250 300 350 400 0 50 100 K H J ( c m /j a m ) Porositas (%) KHJ vs POROSITAS KHJ (cm/jam) Linear (KHJ (cm/jam))

(a) lahan gambas (b) lahan sawah

Gambar 9. Pengaruh KHJ terhadap Porositas

y = 26.661x + 83.618 R² = 0.8751 0 50 100 150 200 250 300 0 5 10 K H J ( c m /j a m ) Kandungan Pasir (%) KHJ vs PASIR KHJ (cm/jam) Linear (KHJ (cm/jam)) y = 173.3x -1733.7 R² = 0.5964 0 50 100 150 200 250 300 350 400 10 11 12 13 K H J ( c m /j a m ) Kandungan Pasir (%) KHJ vs PASIR KHJ (cm/jam) Linear (KHJ (cm/jam)) (b) lahan sawah (a) lahan gambas

Gambar 10. Pengaruh KHJ terhadap Kandungan Pasir

y = -117.77x + 5534.1 R² = 0.9538 0 50 100 150 200 250 300 44.5 45 45.5 K H J ( c m /j a m ) Kandungan Debu (%) KHJ vs DEBU KHJ (cm/jam) Linear (KHJ (cm/jam)) y = -215.92x + 9544.2 R² = 0.5348 0 50 100 150 200 250 300 350 400 42.5 43 43.5 44 K H J ( c m /j a m ) Kandungan Debu (%) KHJ vs DEBU KHJ (cm/jam) Linear (KHJ (cm/jam)) (b) lahan sawah (a) lahan gambas

(8)

PRISMA FISIKA, Vol. XX, No. XX (2016), Hal. XXX - XXX ISSN : 2337-8204

35 4. Kesimpulan

Nilai KHJ lahan sawah lebih tinggi daripada lahan gambas. Sifat fisik tanah yang mempengaruhi KHJ yaitu bobot isi, porositas, dan tekstur tanah, sedangkan berat jenis partikel tanah tidak mempengaruhi KHJ.

Daftar Pustaka

[1] Rosyidah E, Wirosoedarmo R. Pengaruh Sifat Fisik Tanah pada Konduktivitas Hidrolik Jenuh di 5 Penggunaan Lahan (Studi Kasus Sumbersari Malang). Agritech. 2013 Agustus; 33(3): p. 340-345.

[2] Halaudin , Suhendra. Pengaruh Penambahan Emulsi Vinyl Acecate Co Acrylic pada Tanah Lempung terhadap Uji Permeabilitas Melalui Constant Head Permeability Test. Berkala Fisika. 2011 April; 14(2): p. 55-62.

[3] Siregar NA, Sumono , Munir AP. Kajian Permeabilitas Beberapa Jenis Tanah di Lahan Percobaan Kwala Bekala Usu melalui Uji Laboratorium dan Lapangan. J. Rekayasa Pangan dan Pertanian. 2013 November; 1(4): p. 138-143.

[4] Suswati D, S BH, Shiddieq D, Indradewa D. Identifikasi Sifat Fisik Lahan Gambut Rasau Jaya III Kabupaten Kuburaya Untuk Pengembangan Jagung. J. Tek. Perkebunan dan PSDL. 2011 Desember; 1: p. 31-40. [5] Maps7. Arang Limbung, Sungai Raya, Kubu

Raya, Kalimantan Barat, Indonesia Peta. [Online].; 2015 [cited 2015 Oktober 28.

Available from: http://www.maps7.com/id/Arang%20Limbu ng,%20Sungai%20Raya,%20Kubu%20Raya, %20Kalimantan%20Barat,%20Indonesia.htm l#.Vw3KmVIsLPh. (b) lahan sawah (a) lahan gambas

y = -34.15x + 1919.1 R² = 0.8444 0 50 100 150 200 250 300 46 48 50 52 K H J ( c m /j a m ) Kandungan Liat (%) KHJ vs LIAT KHJ (cm/jam) Linear (KHJ (cm/jam)) y = -812.39x + 37216 R² = 0.8331 0 50 100 150 200 250 300 350 400 45.2 45.4 45.6 45.8 K H J ( c m .j a m ) Kandungan Liat (%) KHJ vs LIAT KHJ (cm/jam) Linear (KHJ (cm/jam))

Gambar

Gambar 2. KHJ terhadap Kedalaman
Gambar 5. Porositas Tanah terhadap Kedalaman
Gambar 7. Pengaruh KHJ terhadap Bobot Isi
Gambar 9. Pengaruh KHJ terhadap Porositas
+2

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 8 Grafik Teoritis Pengaruh Variasi Jarak Grafik dibatas menunjukkan bahwa pelampung dengan jumlah N=4 pada jarak 0.25 meter menghasilkan daya paling besar, dan

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Ayu (2014) bahwa pemberian inokulasi FMA dengan dosis 0-20 g/tanaman memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap berat kering

Dari hasil pembuatanprogram simulasi aliran fluida melewati penghalang aerodinamis dengan menggunakan metode kisi Boltzmann model BGK D2Q9dapat diketahui bahwa

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu tahap penyediaan bahan, tahap isolasi silika dari abu sekam padi, sintesis silikon hasil silika abu

Dari nilai korelasi yang diperoleh pada empat titik pengamatan menunjukan bahwa kejadian El Nino tidak besar pengaruhnya terhadap perubahan elevasi rata- rata muka air

Hasil penelitian pada gambar 5 menunjukkan bahwa kerapatan individu pada setiap kelas lereng memiliki hasil yang beragam, dapat dilihat bahwa semakin naik kelas lereng

Gambar 4. Sirip dan sistem engsel roda untuk lahan sawah Subang Gambar 3. Prototipe roda besi bersirip gerak untuk lahan sawah Subang.. pada sirip roda kaku terdapat plat

Penelitian ini dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh owner atau kontraktor pelaksana dalam pemilihan susunan dan jenis alat berat, jumlah dan tipe alat berat yang