• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Struktur Tree dan Metode Rekursif untuk Pemodelan Sistem Informasi Pitra Yadnya berbasis WEB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Implementasi Struktur Tree dan Metode Rekursif untuk Pemodelan Sistem Informasi Pitra Yadnya berbasis WEB"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Seminar Nasional Informatika 2012

289 

Implementasi Struktur Tree dan Metode Rekursif

untuk Pemodelan Sistem Informasi Pitra Yadnya berbasis WEB

Anak Agung Kompiang Oka Sudana

1)

Ni Luh Ayu Kartika Yuniastari

2)

Ni Kadek Ayu Wirdiani

3)

1) Prodi. Teknologi Informasi, UNUD, Bali email: agungokas@unud.ac.id 2) Prodi. Teknik Elektro, UNUD, Denpasar

3) Prodi. Teknologi Informasi, UNUD, Bali

Abstrac – Pitra Yadnya Ceremony is a religious ceremony that is frequently held by Hindunese in

Bali, which is an offering and a worship to the Ancestors. In Pitra Yadnya Ceremony, many steps, upakara and other ceremony requirement are used. These days many people doesn't quite understand about the meaning of the ceremony, the steps and upakara of Pitra Yadnya Ceremony. This is caused by the lack of information and also, complete literature about ceremony, ceremony steps and upakara Pitra Yadnya Ceremony that is quite hard to get. So it is needed to build a system to make people search information easier, one of the ways is to build a web based Pitra Yadnya Ceremony Information System.

The design of information system is done by modeling it using the tree method. In addition a modeling using normalitation technique is also being used. The analysis is applied after the application uploaded to the internet, tree analysis including user interface analysis, data growth analysis, and system feasibility analysis.

The data growth that will occur is not too big because the ceremony, ceremony steps and upakara data won't change significantly from time to time. So the application program made can still run well and the people can easily gain information about pitra yadnya ceremony where-ever they are. Information completion can be improved by researching which yield information of picture and video.

Keyword: Pitra Yadnya, Bebantenan, Tree Structure Model, Information System Design, Ceremony of

Hinduism

1. PENDAHULUAN

Upacara dalam Agama Hindu merupakan salah satu kerangka dan menempati kedudukan yang amat penting dalam kehidupan beragama serta sangat erat kaitannya dengan yadnya dan merupakan suatu wujud aktivitas keagamaan yang dipercaya oleh Umat Hindu. Upacara yadnya juga dapat menggerakkan seni budaya setempat untuk mengagungkan kebesaran Tuhan, sehingga seni budaya tersebut juga ditingkatkan kualitasnya oleh upacara agama. Salah satu bagian dari upacara yadnya adalah upacara pitra yadnya yang bertujuan untuk menghormati dan memuja leluhur. Bentuk upacara pitra yadnya di masing-masing daerah ada yang sama namun ada pula yang berbeda tetapi maksud dan makna dari upacara pitra yadnya tersebut tetap sama.

Umat Hindu dalam melakukan suatu upacara keagamaan, perlu mengetahui serta memahami semua hal mengenai tata cara atau langkah-langkah pelaksanaan maupun upakara yang diperlukan dalam upacara pitra yadnya. Pemahaman ini tidak hanya bertujuan untuk

menambah pengetahuan semata, melainkan agar pelaksanaan upacara pitra yadnya tersebut tidak melenceng dari filsafatnya dan dapat pula berpengaruh terhadap usaha melestarikan Kebudayaan Bali.

Pengetahuan tentang upacara pitra yadnya perlu dipublikasikan karena dewasa ini sangat banyak Umat Hindu yang masih belum mengetahui secara jelas mengenai filsafat dari upacara pitra yadnya yang dilakukan serta tata urutan pelaksanaan yang benar dari upacara pitra

yadnya tersebut. Sebagai contoh melihat kondisi

saat ini, dimana dalam pelaksanaan upacara pitra

yadnya seolah-olah memerlukan biaya yang

sangat besar, dibalik semua itu kematian seseorang tidak dapat diperkirakan sehingga akan cenderung menimbulkan suatu permasalahan dalam mengadakan upacara pitra yadnya tersebut terutama dalam pengadaan sarana dan prasarana dalam setiap prosesinya. Salah satu alasan Umat Hindu kurang memahami tentang arti maupun maksud serta langkah-langkah tentang upacara

pitra yadnya maupun upakara yang digunakan

(4)

penyampaian informasi mengenai upacara pitra

yadnya, tata cara upacara serta upakara upacara pitra yadnya. Selain itu masih jarang terdapat

literatur yang dapat menceritakan secara utuh dan menarik mengenai tata urutan serta makna dari suatu upacara pitra yadnya yang dengan mudah dapat diakses oleh masyarakat umum.

Salah satu usaha yang dapat dilakukan sebagai solusi dari permasalahan seperti diatas dan untuk membantu memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai tata urutan serta makna upacara pitra yadnya, maka perlu dirancang suatu sistem mengenai tata urutan, makna serta upakara upacara pitra yadnya, sehingga akan memudahkan Umat Hindu dalam mempelajari tata urutan, makna serta upakara upacara pitra yadnya.

2. METODOLOGI

Penelitian mengenai upacara agama terkait dengan Pitra Yadnya ini dilakukan di Bali, khususnya di Daerah Denpasar dan Badung. Data yang digunakan diperoleh dari studi literatur yaitu buku-buku Upacara Yadnya terutama yang diterbitkan oleh PHDI, ditambah penjelasan dari pihak-pihak yang terkait dengan hal tersebut, video direkam secara langsung pada saat ada Upacara Pitra Yadnya.

2.1. Bahasa Pemrograman

• PHP 5.1.4, digunakan untuk membangun halaman-halaman web yang dinamis serta pembuatan program aplikasi secara keseluruhan.

• Database MySQL 5.0.21, digunakan untuk membuat database yang dipakai untuk pengolahan basis data.

• Apache 2.2.2, Webserver, yang digunakan untuk transfer data dalam protocol HTTP. • SQLYog 5.22, digunakan untuk me-manage

database MySQL secara langsung, baik dalam pembuatan database baru ataupun proses

backup maupun restore database.

• MySQL Front 3.2

Perangkat lunak berfungsi hampir sama dengan SQLYog yaitu untuk me-manage

database MySQL.

• Macromedia Dreamweaver 8

Digunakan editor pemrograman serta pengaturan tampilan program.

• Adobe Photoshop CS2

Digunakan untuk membuat tampilan dari program aplikasi.

2.2. Model Rekursif

Rekursi berarti suatu proses yang bisa memanggil dirinya sendiri, alam Rekursi sebenarnya terkandung pengertian prosedur atau fungsi. Perbedaannya adalah bahwa rekursi bisa memanggil ke dirinya sendiri, tetapi prosedur atau fungsi harus dipanggil lewat pemanggil prosedur atau fungsi. Rekursi merupakan teknik pemrograman yang penting dan beberapa bahasa pemrograman modern mendukung keberadaan proses rekursi ini. Pohon atau tree adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk membuat suatu pemodelan. Struktur ini memiliki sifat-sifat atau ciriciri khusus, dan biasanya digunakan untuk menggambarkan hubungan yang bersifat hirarkis antara elemen-elemen yang ada. 2.3. Model Struktur Tree Sistem

Pemodelan data dari program aplikasi Sistem Informasi Pitra Yadnya disini menggunakan Struktur Tree, yang digunakan untuk membantu dalam pembuatan data standar. Standar yang dimaksud adalah properti-properti yang dimiliki dalam suatu upacara yadnya. Proses pembuatan pemodelan upacara pitra yadnya dengan menggunakan tree (pohon) dapat dibuat dengan terlebih dahulu mengetahui jenis-jenis upacara pitra yadnya, langkah upacara dan upakara yang digunakan pada masing-masing langkah upacara. Berikut penjelasan tentang salah satu upacara pitra yadnya yaitu Mekinsan Digen, dengan penjelasan sebagai berikut :

- Mekinsan Digeni berfungsi sebagai akar,

yang memiliki empat buah subpohon yaitu deksripsi, makna, pengelompokkan dan gambar.

- Pengelompokkan memiliki satu sub pohon yaitu berdasarkan cara upacara.

- Pengelompokkan berdasarkan cara upacara tersebut memiliki subpohon baru yang berakar pada deskripsi dan jenis upacara. - Jenis upacara memiliki dua sub pohon yaitu

mekingsan di geni dan mekingsan di pertiwi

- Masing-masing upacara memiliki lima subpohon yaitu deskripsi, makna, langkah-langkah utama upacara, dan gambar.

- Subpohon yang berakar pada langkah-langkah utama upacara memiliki

- subpohon berupa memperabukan sawa dan

ayabin upakara.

- Subpohon memperabukan sawa berakar pada deskripsi, waktu, tempat, pelaku, makna, mantra, gambar, video, kidung, dan langkah detail yaitu menaburkan sekar ura dan beras kuning di perempatan jalan sedangkan

(5)

Seminar Nasional Informatika 2012

291 

subpohon ayabin upakara berakar pada

deskripsi, waktu, tempat, pelaku, makna, mantra, gambar, video, kidung, dan upakara karena tidak memiliki langkah detail.

- Subpohon menaburkan sekar ura dan beras kuning di perempatan jalan berakar pada deskripsi, waktu, tempat, pelaku, makna, mantra, gambar, video, dan upakara.

- Upakara memiliki satu subpohon letak

upakara yaitu di setra.

- Di setra berakar pada deskripsi dan nama

upakara.

- Untuk masing-masing letak upakara memiliki dua buah subpohon lagi yang berakar pada deskripsi dan nama upakara. - Subpohon yang berakar pada nama upakara

akan memiliki subpohon berupa nama-nama

upakara yang diperlukan untuk diletakkan

pada tempat yang disebutkan pada simpul sebelumnya.

- Masing-masing upakara yang digunakan akan memiliki subpohon bernama deskripsi, makna, satuan, jumlah, dan gambar.

Entitas Sistem

1. tb_upacara (id_upacara, nama_upacara, deskripsi, id_parent, id_kelompok, id_makna, file_video)

2. tb_upacara_gambar (id_upacara_gambar, id_upacara, file_gambar, flag, deskripsi, resume, lokasi)

3. tb_kelompok (id_kelompok,

nama_kelompok, deskripsi)

4. tb_langkah (id_langkah, nama_langkah, file_video, id_makna, id_tempat, id_pelaku, id_waktu, id_mantra, parent_langkah, deskripsi, id_kidung)

5. tb_langkah_gambar (id_langkah_gambar, id_langkah, file_gambar, flag, lokasi, deskripsi, resume)

6. tb_upacara_langkah

(id_upacara_langkah, id_upacara, id_langkah, no_urut)

7. tb_upakara (id_upakara, upakara,

deskripsi, file_gambar, id_makna, jenis, id_satuan, parent_upakara, jumlah)

8. tb_langkah_upakara

(id_upacara_langkah, id_letak, id_upakara) 9. tb_letak (id_letak, letak, deskripsi) 10. tb_satuan (id_satuan, nama_satuan) 11. tb_makna (id_makna, makna)

12. tb_pelaku (id_pelaku, pelaku, deskripsi)

13. tb_mantra (id_mantra, mantra, arti_mantra)

14. tb_tempat (id_tempat, tempat, deskripsi)

15. tb_waktu (id_waktu, waktu, deskripsi) 16. tb_user (id_user, username, password) 17. tb_istilah (id_istilah, istilah, arti)

18.

tb_kidung (id_kidung, kidung, file_kidung, judul_ kidung)

2.4. Metode Penyelesaian Masalah

1. Analisis Sistem, yaitu melakukan analisis yang lebih spesifik terhadap Upacara Pitra

Yadnya secara terstruktur.

2. Pemodelan, yaitu memodelkan upacara yadnya menggunakan tree (pohon), rekursif, serta metode perangkat pemodelan sistem untuk menggambarkan sistem, data, aliran data, hubungan data, semantik data dan batasan data.

3. Disain Database, yaitu mendesain model sistem informasi berbasis web dengan mengimplementasikan hasil disain tersebut ke dalam DBMS MySQL.

4. Programming, yaitu mengaplikasikan sistem ke dalam pemrograman berbasis web menggunakan Bahasa Pemrograman PHP. 5. Pengujian dan Analisis Hasil. Tingkat

keberhasilan dapat diketahui setelah dilakukan suatu pengujian terhadap sistem informasi yang dibuat secara keseluruhan, baik pengujian yang dilakukan oleh

programmer maupun orang awam. Setelah

dilakukan pengujian maka dilakukan analisis terhadap hasil pengujian tersebut.

Disain Tampilan User Interface Sistem

(6)

2.5. Model Tree

Gambar 2. Model Tree

2.6. Overview Diagram

Gambar 3. Overview Diagram

1 V e r i f i k a s i U s e r 2 M n a j e m e n D a t a M a s t e r 3 P r o s e s P e n c a r i a n D a t a 4 P e m b u a t a n L a p o r a n A d m i n b U s e r n a m e , p a s s w o r d U s e r n a m e , p a s s w o r d v a l i d a s i v a l i d a s i D a t a u s e r D a t a u s e r U s e r c D 2 U p a c a r a D 1 U s e r U s e r n a m e . o t o r i t a s D a t a u p a c a r a D 3 K e l o m p o k U p a c a r a D 4 U p a c a r aL a n g k a h D 5 U p a k a r a D 6 L e t a k U p a k a r a D a t a k e l o m p o k u p a c a r a D a t a l a n g k a h u p a c a r a D a t a u p a k a r a D a t a l e t a k u p a k a r a D 7 S a t u a n U p a k a r a D 8 T e m p a t U p a c a r a D 9 M a k n a D 1 0 U p a c a r aP e l a k u D 1 1 U p a c a r aW a k t u D a t a s a t u a n u p a k a r a D a t a t e m p a t u p a c a r a D a t a m a k n a D 1 2 M a n t r a U p a c a r a D a t a p e l a k u u p a c a r a D a t a w a k t u u p a c a r a D a t a m a n t r a u p a c a r a D a t a u p a c a r a , k e l o m p o k u p a c a r a , l a n g k a h u p a c a r a , u p a k a r a , l e t a k u p a k a r a , s a t u a n u p a k a r a , t e m p a t u p a c a r a , m a k n a , p e l a k u u p a c a r a , w a k t u u p a c a r a , m a n t r a u p a c a r a , g a m b a r u p a c a r a , g a m b a r l a n g k a h u p a c a r a , k i d u n g l a n g k a h u p a c a r a K a t a k u n c i H a s i l p e n c a r i a n K a t a k u n c i L a p o r a n K a t a k u n c i H a s i l p e n c a r i a n K a t a k u n c i L a p o r a n S u m b e r D a t a a D a t a U p a c a r a , d a t a l a n g k a h u p a c a r a , d a t a u p a k a r a D 1 4 G a m b a r l a n g k a h u p a c a r a D 1 3 G a m b a r u p a c a r a D a t a g a m b a r u p a c a r a D a t a g a m b a r l a n g k a h u p a c a r a D a t a u p a c a r a , k e l o m p o k u p a c a r a , l a n g k a h u p a c a r a , u p a k a r a , l e t a k u p a k a r a , s a t u a n u p a k a r a , t e m p a t u p a c a r a , m a k n a , p e l a k u u p a c a r a , w a k t u u p a c a r a , m a n t r a u p a c a r a , g a m b a r u p a c a r a , g a m b a r l a n g k a h u p a c a r a , k i d u n g l a n g k a h u p a c a r a D a t a U p a c a r a , d a t a l a n g k a h u p a c a r a , d a t a u p a k a r a K o n f i r m a s i D 1 5 K i d u n g l a n g k a h u p a c a r a D a t a k i d u n g l a n g k a h u p a c a r a Mekingsan

di geni Langkah-langkah utama upacara Mekingsan Di perempatan jalan menuju setra Nama Upakara Deskripsi Pengelompokkan Deskripsi G ambar Makna Berdasarkan cara upacara Jenis upacara Deskripsi Deskripsi Gambar Makna Video Memperabukan sawa Deskripsi Langkah-langkah detail upacara Waktu Tem pat Pelaku Makna Mantra Video G ambar

Dalam perjalanan menuju Setra ditaburkan Sekar Ura dan beras kuning disepanjang jalan Sampai diperempatan jalan jenazah dikelilingkan lagi tiga kali ke arah kiri

Sekar ura Deskripsi Makna Satuan Jumlah G ambar Jenis Beras kuning Ayabin upakara Deskripsi Waktu Tem pat Pelaku Makna Mantra Gambar

Upakara Di setra Nama Upakara Deskripsi Pesucian Deskripsi Makna Satuan Jumlah G ambar Jenis Prayascita bayekawonan pengulapan bubuh pirata pujung putih kuning beras catur warna Mekingsan

di pertiwi Langkah-langkah utama upacara Deskripsi G ambar Makna Video Mendem sawa Sebagai tanda selesainya upacara mendem sawa, maka disetra dilakukan penghaturan banten dan pekiriman

Di setra Nama Upakara Deskripsi Pejati Deskripsi Makna Satuan Jumlah G ambar Jenis Ketipat bantal Saji pitra Pesucian Segehan manca warna Rantasan putih kuning Jaja kakuluban Di perempatan jalan menuju setra Nama Upakara Deskripsi

Dalam perjalanan menuju Setra ditaburkan Sekar Ura dan beras kuning disepanjang jalan Sampai diperempatan jalan jenazah dikelilingkan lagi tiga kali ke arah kiri

Sekar ura Deskripsi Makna Satuan Jumlah G ambar Jenis Beras kuning Video Kidung Deskripsi Langkah-langkah detail upacara Waktu Tempat Pelaku Makna Mantra Video Gambar Kidung Kidung Deskripsi Waktu Tempat Pelaku Makna Mantra G ambar Upakara Video Kidung Deskripsi Waktu Tempat Pelaku Makna Mantra G ambar Upakara Video Kidung Deskripsi W aktu Tempat Pelaku Makna Mantra G ambar Upakara Video Kidung

(7)

Seminar Nasional Informatika 2012

293 

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahap-tahap pengujian yang dilakukan : 1. Pengumpulan data

Proses pengumpulan dilakukan dengan mencari data pada buku-buku dan literatur yang berhubungan dengan objek permasalahan. Disamping itu data juga diperoleh langsung dengan mengunjungi upacara pitra yadnya untuk memperoleh gambaran data yang faktual. Data yang dikumpulkan berupa hal-hal yang berkaitan dengan upacara pitra yadnya berupa foto dan video upacara, langkah upacara, dan upakara yang digunakan serta penggunaan upakara dalam upacara yang bersangkutan. 2. Ujicoba antarmuka sistem

Tahap pengujian yang ketiga adalah ujicoba antarmuka sistem. Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah semua halaman yang ada dalam sistem sudah terhubung dengan benar dan kesalahan seminimal mungkin.

3. Input data

Proses input data dilakukan oleh pengguna yang berstatus administrator atau seorang user yang telah diberikan otoritas untuk melakukan proses tersebut. Proses input data bertujuan untuk menambah data upacara, upakara dan data lainnya dalam sistem. Proses pengujian hasil dilakukan setelah proses input data. Jika ada kesalahan, maka dilakukan perbaikan.

4. Edit Data

Proses edit data bertujuan untuk melakukan pengubahan data yang terdapat pada database. Proses ini hanya dapat dilakukan oleh pengguna yang berstatus sebagai administrator.

5. Query Data

Proses query atau pencarian data dapat dilakukan oleh semua pengguna pada sistem ini. Proses ini dilengkapi dengan kriteria pencarian untuk lebih mengkhususkan hasil pencarian yang diinginkan.

6. Tampilan informasi

Informasi yang ditampilkan dicocokkan dengan jumlah data yang ada dalam database serta sumber yang dijadikan acuan. Perbaikan akan dilakukan apabila terjadi perbedaan. Semua pengguna dapat melakukan pengujian tampilan informasi yang diberikan oleh sistem ini. 7. Web Hosting

Web hosting yang dilakukan bertujuan untuk menguji kinerja sistem jika sudah diaplikasikan ke internet.

3.1. Pemodelan Upacara dengan Model Pohon

Penggunaan tree ini dapat membantu pembuatan suatu standar umum untuk upacara, langkah dan upakara tersebut. Standar yang dimaksudkan disini adalah properti-properti yang pasti dimiliki oleh suatu upacara, langkah serta

upakara. Secara umum suatu Upacara Pitra Yadnya akan memiliki properti-properti seperti : - Deskripsi, yaitu penjelasan mengenai upacara

tersebut.

- Kelompok upacara, yaitu pengelompokkan upacara tersebut.

- Makna upacara, yaitu makna dari upacara tersebut.

- Gambar, yaitu foto dari upacara tersebut. Bagian tree berikutnya berakar pada pengelompokkan, yang berisi tentang deksripsi dan jenis upacara. Berikutnya dari pengelompokkan mempunyai akar yaitu nama jenis upacara, deksripsi, langkah, makna, gambar, dan video. Langkah berakar pada nama langkah, deskripsi, waktu, tempat, pelaku, makna, mantra, kidung, gambar, video, upakara. Langkah beserta atributnya diletakkan setelah jenis upacara karena pada jenis upacara yang berbeda dapat memiliki langkah yang berbeda, tetapi terdapat juga beberapa langkah yang sama. Kemudian tree berikutnya berakar pada upakara yang berisi tentang letak upakara dan deskripsi. Penggunaan upakara dalam sutau langkah dan upacara pertama-tama dibedakan berdasarkan penempatan dari upakara tersebut. Masing-masing letak tersebut akan memiliki properti yang sama yaitu nama upakara, deskripsi, makna, satuan, jumlah, gambar, jenis. Bagian nama upakara akan terisi data semua upakara yang digunakan pada suatu tempat tertentu, lebih jelasnya terlihat pada Gambar 2.

Berdasarkan Gambar 2, terlihat bahwa pengelompokkan, langkah upacara, letak dan upakara dibuatkan standar yang berbeda untuk masing-masing upacara. Sesuai contoh di atas, pada upacara mekingsan di geni dan upacara mekingsan di pertiwi memiliki beberapa langkah yang sama yaitu pada langkah menaburkan sekar ura. Beberapa langkah dibuatkan suatu standar. Langkah pada suatu jenis upacara tertentu juga dibuatkan suatu standar. Nama-nama langkah yang sama akan dicetak dengan warna merah atau berisi keterangan sama dengan langkah sebelumnya. Begitu juga halnya dengan upakara. Upakara yang diletakkan pada suatu letak tertentu untuk upacara yang bersangkutan juga dibuatkan suatu standar. Nama-nama upakara yang disebutkan namun tidak digunakan pada jenis upacara tersebut dicetak dengan warna merah. Cara seperti ini akan mempermudah user untuk mengetahui perbedaan langkah dan upakara untuk jenis upacara berdasarkan pada pengelompokkan.

Berdasarkan pemodelan tree yang telah dapat diimplementasikan dalam aplikasi seperti Gambar 4, Contoh penggunaan dari pemodelan tersebut terdapat pada Halaman Model Pohon Upacara. Pada gambar tersebut memperlihatkan terjadinya proses rekursif terhadap upacara, mulai

(8)

dari upacara pertama yaitu Ngaben, yang mempunyai subpohon Mewangun. Kemudian upacara Mewangun memiliki subpohon lagi yaitu Sawa Prateka Utama, Mewangun Madya dan Mewangun Nista. Tree dari sub upacara yang sudah tidak memiliki sub upacara lagi akan dilanjutkan ke langkah upacara, kemudian dilanjutkan lagi ke bagian upakara.

3.2. Implementasi Algoritma Rekursif

Pengambilan data pada tabel yang berada dalam database dilakukan dengan metode rekursif yang dipanggil dalam bentuk fungsi. Pemilihan metode rekursif didasarkan pada keperluan program untuk melakukan proses yang berulang-ulang, terutama dalam pencarian data upacara dengan sub upacaranya, langkah upacara dengan sub langkah upacaranya dan upakara dengan sub upakaranya. Penggunaan metode rekursif ini juga memungkinkan untuk membentuk kedalaman dari tree mencapai beberapa tingkat dengan menggunakan kode program yang tetap, jadi sampai tingkat kedalaman berapapun program masih bisa berjalan dengan baik. Penelitian tentang upacara yang telah dilakukan sebelumnya menemukan suatu hasil bahwa upacara-upacara tersebut memiliki kedalaman beberapa sub upacara, jadi pengimplementasian tree dengan cara seperti ini sangat memungkinkan. Contoh penggunaan dari pemodelan tersebut terdapat pada Halaman Model Pohon Upacara (Gambar 4).

Gambar 4. Tampilan Halaman Model Upacara

3.3. Kelayakan Sistem

Beberapa pertimbangan yang digunakan dalam perancangan dan pembuatan pemodelan serta program aplikasi Sistem Informasi Upacara Pitra Yadnya ini antara lain adalah sebagai berikut: • Sulitnya mendapatkan informasi tentang

upacara yadnya secara detail.

• Sistem yang dibuat dapat membantu umat untuk mengetahui lebih banyak tentang Upacara Pitra Yadnya, misalnya untuk mengetahui upacara yang termasuk ke dalam jenis Upacara Pitra Yadnya, langkah-langkah upacara masing-masing upacara serta penggunaan upakara dalam suatu jenis Upacara Pitra Yadnya.

• Ikut serta dalam usaha melestarikan Kebudayaan Bali.

Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka dirancanglah suatu aplikasi yang dapat memberikan kemudahan dalam memperoleh informasi dan pelayanan tentang Upacara Pitra Yadnya dan informasi lain yang berhubungan dengan Upacara Pitra Yadnya tersebut.

Melalui tahap ujicoba antarmuka sistem, maka dapat dilihat hasil yang diperoleh bahwa sistem ini layak untuk diimplementasikan secara nyata. Sistem ini dapat memberikan laporan tentang upacara, langkah upacara dan upakara yang digunakan dalam suatu upacara.

3.4. Kekurangan dan Kelebihan Sistem

Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh sistem ini antara lain sebagai berikut:

• Program aplikasi Sistem Informasi Upacara Pitra Yadnya ini merupakan sistem yang berbasis web sehingga dapat diakses dimana saja dengan menggunakan jaringan internet. • Data dan informasi mengenai upacara, langkah

upacara, upakara serta informasi lain yang terkait disimpan dalam database, sehingga data tersebut dapat tertata dan tersimpan dengan lebih baik dan lebih mudah dalam perawatan. • Pengguna dapat memperoleh informasi tentang

Upacara Pitra Yadnya Yadnya, langkah upacara sampai langkah detailnya, upakara yang diperlukan dalam upacara tersebut, detail upakara yang diperlukan, foto-foto atau video tentang upacara, langkah upacara dan upakara yang digunakan dalam upacara tersebut. • Informasi langkah upacara dan upakara yang

ditampilkan secara umum dibedakan berdasarkan jenis upacara.

• Pengguna yang berstatus sebagai administrator dapat melakukan penambahan data sehingga data upacara, langkah upacara dan upakara menjadi lebih lengkap.

(9)

Seminar Nasional Informatika 2012

295  disediakan, maka pengguna dapat mengetahui

informasi yang diinginkan dengan lebih cepat. Beberapa kekurangan yang ada dalam sistem ini antara lain sebagai berikut.

• Komponen yang harus ter-install dalam komputer client atau pengguna adalah browser memiliki kemampuan untuk menampilkan video dan player video yaitu windows media player classic.

• Jika gambar atau video dari suatu upacara atau upakara memiliki ukuran file yang besar, maka untuk menampilkan detail gambar atau video diperlukan waktu penampilan (loading) yang lebih lama.

• Tree pada langkah upacara, pengubahan parent upacara tidak dapat dilakukan. Sedangkan pada tree upacara, child dari upacara tidak dapat menjadi parent upacara.

4. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil terhadap hasil pengujian dan analisis terhadap ini adalah sebagai berikut :

1. Upacara Pitra Yadnya dapat dibuatkan suatu model standar yang memiliki properti-properti yang dapat digunakan oleh semua jenis upacara, yaitu deskripsi, makna, pengelompokkan, langkah upacara, tempat, waktu, pelaku, mantra, kidung, letak serta upakara yang digunakan.

2. Tree (pohon) dapat digunakan untuk memodelkan upacara, langkah upacara dan upakara, karena suatu upacara, langkah upacara dan upakara dapat memiliki sub-sub dengan tingkat kedalaman tertentu. Pada tree upacara, tree langkah, tree upakara dapat dilakukan proses penambahan atau penyisipan, pengubahan, dan penghapusan.

3. Pengimplementasian pemodelan dengan tree (pohon) ke dalam program aplikasi dapat dilakukan dengan tabel, dengan bantuan fungsi rekursif yang telah tersedia pada bahasa pemrograman sehingga kedalaman dari tree dapat disesuaikan untuk masing-masing jenis upacara.

DAFTAR REFERENSI

[1] Arbie, 2004. Manajemen Database dengan

MySQL. Yogyakarta : Andi.

[2] Budha Gautama, Wayan. 1994. Kidung

Panca Yadnya. Denpasar : CV. Kayumas

Agung.

[3] Jogiyanto. 1989. Analisis dan Desain Sistem

Informasi : Pendekatan Terstruktur

Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis.

Yogyakarta : Andi.

[4] Kartika Yuniastari, Ni Luh Ayu, Rancang

Bangun Sistem Informasi Pitra Yadnya berbasis Web. Skripsi, Teknik Elektro

UNUD, Bali, 2008.

[5] Kaler, I Gusti Ketut. 1993. Ngaben. Denpasar : Yayasan Dharma Naradha.

[6] Mas Putra, I. G. A. 2000. Panca Yadnya. Klungkung : Kantor Departemen Agama Kabupaten Klungkung.

[7] Nala, Ngurah. 2001. Nyiramang Layon. Surabaya : Paramita.

[8] Nugroho, Bunafit. 2004. Cascading Style

Sheets (CSS). Yogyakarta : Gava Media.

[9] Oka Sudana AAK; Kurnia Jayanti, Ida Ayu Gde; Implementasi Struktur Tree untuk

Pemodelan Sistem Informasi Bebantenan On-line dalam Upacara Yadnya Agama Hindu; Proceding Snatika 2011, Malang,

2011.

[10] Oka Sudana AAK; Putri G.A.A; Suatini, Ida Ayu; Utari Dewi, Ida Ayu, Tree Data

Structure Implemetation in E-Learning Bebantenan On-line. Proceding of ICSTD,

Bali, 2010.

[11] Purwita, Ida Bagus Putu. 1992. Upacara

Mamukur. Denpasar : Upada Sastra.

[12] Purwita, Ida Bagus Putu. 1992. Upacara

Ngaben. Denpasar : Upada Sastra.

[13] Singgih Wikarman, I Nyoman. 1998. Ngaben

Sarat (Sawa Prateka – Sawa Wedana).

Surabaya : Paramita.

[14] Singgih Wikarman, I Nyoman. 1999. Ngaben

Sederhana (Mitra Yajna, Pranawa dan Swastha). Surabaya : Paramita.

[15] Sudarsana, IB Putu. 2002. Ajaran Agama

Hindu Upacara Pitra Yadnya. Denpasar :

Yayasan Dharma Acarya.

[16] Tim Penyusun. 1995. Panca Yadnya. Denpasar : Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Bali.

[17] Wiana, I Ketut. 1998. Berbakti Pada

Leluhur Upacara Pitra Yadnya dan Upacara Nuntun Dewa Hyang. Surabaya :

Paramita.

[18] Wiana, I Ketut. 2004. Makna Upacara

Yajna Dalam Agama Hindu II. Surabaya :

Gambar

Gambar 1. Tampilan Halaman Utama
Gambar 2. Model Tree  2.6. Overview Diagram
Gambar 4. Tampilan Halaman Model Upacara

Referensi

Dokumen terkait

Tesis ini membahas tentang “Penyelesaian Sengketa Wanprestasi Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah” yang terdiri dari 5 (lima) bab dan masing-masing bab

110020115 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan Terciptanya kelancaran kinerja perkantoran Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi P1

Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina atau sectio caesaria adalah suatu

11 (3) 146 Tujuan dari KKP-E adalah a) Menyediakan kredit investasi dan atau modal kerja dengan suku bunga terjangkau, b) Mengoptimalkan pemanfaatan dana kredit yang

Penelitian ini akan dilakukan di Apotek Qaureen Farma, yang pada saat ini apotek tersebut belum memiliki sistem otomatis untuk mengecek persediaan obat dan masih

Prioritas penggunaan Dana Desa untuk program dan kegiatan bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa, dialokasikan untuk mendanai kegiatan yang bertujuan meningkatkan

Tabel 4.9 Perbandingan Umpan Dan Keluaran Evaporator Tahap Keempat 47 Tabel 4.10 Resume Neraca Massa Evaporator Multi Efek Tahap Kelima

Laporan ini mencatat bahwa sebelum penerapan PNPM RESPEK, dana otonomi khusus pada umumnya disalurkan langsung ke kepala keluarga melalui kepala kampung, dengan maksud agar