AGUSTUS 2012
This publication was produced by ITTO Project “Developing Collaborative Management of Cibodas Biosphere Reserve, West Java, under Contract No. TFL – PD 019/10 Rev.2 (M)
Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer
Cibodas yang Baik
Pengembangan Strategi Implementasi Pengelolaan
Cagar Biosfer Cibodas melalui Pendekatan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Des)
2
Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer Cibodas
yang Baik
Pengembangan Strategi Implementasi Pengelolaan Cagar Biosfer
Cibodas melalui Pendekatan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa (RPJM-Desa)
Laporan Kegiatan
Program, activity, or project number : Developing Collaborative Management of Cibodas Biosphere Reserve West Java under Contract No. TFL-PD 019/10 Rev 2 (M)
Date of publication : Agustus 2012
Location : Desa Pasir Buncir Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor, West Java - Indonesia
National Consultant ITTO Project : Usep Suparman
3
Kata Pengantar
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT dengan rahmatnya laporan kegiatan yang berjudul Pengembangan Strategi Implementasi Pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas melalui Pendekatan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa): Perencanaan Berbasis Parapihak dapat hadir di depan pembaca sebagai upaya mendorong peningkatan kualitas perencanaan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan khususnya di tingkat desa.
Pilihan menetapkan Desa Pasir Buncir menjadi percontohan dalam implementasi pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas merupakan pilihan yang sangat strategis, mengingat secara geografis Desa Pasir Buncir terletak pada ketinggian yang relative sedang dan tinggi dengan kondisi topografi bergelombang, serta curah hujan yang cukup tinggi juga. Faktor-faktor tersebut membentuk kondisi ekologi dan ekosistem Desa Pasir Buncir yang relative melimpah dengan keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati merupakan modal dasar pembangunan, akan tetapi sifatnya yang rentan maka pemanfaatan dan pengelolaan keanekaragaman hayati harus secara arif dan bijaksana yang dipadukan dengan upaya pengembangan pembangunan berkelanjutan disegala aspek yang ada di desa tersebut.
Desa Pasir Buncir yang merupakan pilihan bersama para pihak akan mendorong kebijakan pembanguan berkelanjutan berlandaskan kaidah-kaidah konservasi sumber daya alam. Berdasarkan hal tersebut, maka semua aspek pembangunan Desa Pasir Buncir harus mengacu pada konservasi. Perencanaan partisipatif pengembangan strategi implementasi pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas melalui pendekatan rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJM-Des) ini bertujuan untuk strategi pada bidang-bidang kajian pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya bagi implementasi pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas yang berkelanjutan.
Laporan ini terdiri atas 3 (tiga) komponen kegiatan. Titik berat pembahasan terdapat pada aspek arah kebijakan dan rencana aksi implementasi progam/kegiatan yang telah disusun oleh tim pemerintahan desa yang tertuang dalam RPJM-Desa.
Akhirnya penyusun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan ini. Semoga hasil ini menjadi langkah nyata menuju Desa Pasir Buncir menjadi Desa dalam mendorong upaya konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan berbasis parapihak.
Bogor, Agustus 2012 Tim Penyusun
4
Executive Summary
PENDAHULUAN
Cagar Biosfer adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama dengan program
MAB-UNESCO untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan
berkelanjutan, berdasarkan pada upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal. Sebagai kawasan yang menggambarkan keselarasan hubungan antara pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan, melalui kemitraan antara manusia dan alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan yang berkelanjutan pada tingkat regional.
Pada saat ini CBR dalam tahapan pengembangan program berbasis para pihak yang dibuat dengan jangka panjang, dimana dalam pengelolaannya tersebut akan mengikat pemerintah daerah/kabupaten/kota/propinsi dan para pemangku lainnya untuk mengimplementasikan kegiatan-kegiatan dalam rangka pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas di Kabupaten Bogor dengan prinsip-prinsip memperbaiki pembangunan berkelanjutan dan konservasi keanekaragaman hayati melalui dukungan collaborative management atau pengelolaan kolaboratif kawasan konservasi dan kawasan hutan lainnya yang mempunyai nilai biodiversity tinggi.
Efektifitas pembangunan berkelanjutan dalam pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas guna mengatasi permasalahan, untuk merespon kebutuhan dan menjawab tantangan perkembangan masayarakat, ditentukan sejauh mana proses pembangunan dan pengelolaan dapat meningkatkan kapasitas desa mencapai kemandirian dan kesejahteraan, karena sebagian besar penduduk berada di daerah penyangga kawasan konservasi. Dengan demikian, keberhasilan membangun desa akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap keberhasilan pembangunan nasional secara makro.
Dari cara pandang di atas, menjadi sangat penting untuk memacu peningkatan kapasitas masyarakat dan aparatur Pemerintahan Desa dengan meningkatkan daya dukung (support system) dalam pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas yang mencakup mutu, kesesuaian dan ketepatan perangkat lunak pembangunan desa, efektivitas system pengelolaan pembangunan desa, kemampuan desa, dan keberdayaan masayarakat maupun para pemangku lainnya dalam mewujudkan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan.
Kecenderungan selama ini perencanaan yang dibuat di tingkat desa lebih menghasilkan prioritas program/kegiatan yang bersifat “instant” - langsung dirasakan secara ekonomi dan fisik karena dianggap lebih mudah dalam pelaksanaannya, kasar mata, mudah diukur, menyerap lapangan kerja, dan argumentasi lainnya. Hal ini juga yang menjadi alasan mengapa beberapa desa lebih mengupayakan pembangunan infrastruktur dibanding non fisik, karena kondisi geografis, akses yang terbatas dan keterisolasian, memerlukan penanganan segera dengan pertimbangan keterbatasan anggaran.
5
Berkaitan hal tersebut, perencanaan pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas dengan perencanaan pembangunan desa harus diletakan secara komprehensif untuk menjebatani kebutuhan pengembangan wilayah, penguatan sektor dan harmonisasi para pelaku pembangunan. Hal ini dirasakan perlu untuk disusun sebuah rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJM-Desa) yang dapat membantu perencanaan dan pelaksanaan dalam mengintegrasikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan yang diprioritaskan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Paling tidak, harapan RPJM-Desa ini dapat mengisi kekosongan konflik dapat dipahami pada saat pengkajian kondisi desa termasuk gagasan sinkronisasi dan pengintegrasian prespektif dalam perencanaan pembangunan berkelanjutan.
MAKSUD KEGIATAN
Menyediakan acuan yang dapat digunakan berbagai pihak yang terlibat dalam proses penyusunan RPJM-Desa dan RKP Desa sebagai penunjang dalam upaya pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas berbasis para pihak.
TUJUAN KEGIATAN
a. Mendorong terwujudnya RPJM-Desa dan RKP Desa sebagai dokumen perencanaan yang penting dan berfungsi secara efektif dalam pelaksanaan pembangunan desa untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan;
b. Mewujudkan perencanaan pembangunan desa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan keadaan setempat;
c. Merumuskan arah, tujuan, kebijakan dan strategi pembangunan desa; dan
d. Menyelaraskan rencana kegiatan, anggaran, peran serta, tanggung jawab dan rasa memiliki masyarakat di desa dalam proses pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas berbasis para pihak.
HASIL YANG DIHARAPKAN
Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah di tingkat desa yang sesuai dengan aspirasi, kebutuhan masyarakat dan pengembangan ke depan;
Komitmen dan tanggung jawab para pemangku kepentingan baik pemerintah desa, masyarakat, BPD, swasra, dan lembaga lainnya dalam mencapai visi pembangunan di desa;
Memperkecil tingkat kesenjangan antar kelompok melalui program pembangunan terpadu; Kontribusi masyarakat dalam memelihara, mengembangkan dan melestarikan hasil pembangunan
desa;
Memperkuat kerekatan sosial dalam rangka pengelolaan sumber daya secara berkeadilan, transparan dan berpihak kepada kelompok marjinal; dan
Acuan bagi usulan kebijakan Pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas ke Pemerintahan Daerah/Kabupaten/Kota/Propinsi.
KERANGKA PENDEKATAN Demokratis dan partisipatif Buttom-up planning
6 WAKTU KEGIATAN
Kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Des) dilaksanakan selama 3 (tiga) hari kerja, yaitu :
• Hari/Tanggal : 13 s/d 15 Agustus 2012, Senin/d Rabu
• Tempat : Kantor Pemerintahan Desa Pasir Buncir Kec. Caringin Kab. Bogor
KOMPONEN KEGIATAN
A. Tahap Persiapan
1. Orientasi dan Sosialisasi Perencanaan Desa. 2. Pembentukan Tim Penyusun RPJM Desa.
3. Penyusunan Rencana Kerja Penyiapan Dokuman RPJM Desa.
B. Tahap Pelaksanaan
Penyusunan Rancangan Awal RPJM Desa
1. Penyusunan Profil Desa.
2. Kajian terhadap Dinamika Konflik 3. Kajian terhadap RPJMD.
4. Kajian terhadap Visi, Misi dan Program Prioritas Desa. 5. Analisis keuangan Desa.
6. Penyusunan Rancangan Awal RPJM Desa. 7. Diskusi Terfokus (FGD) untuk setiap Topik.
8. Pembahasan Rancangan Awal RPJM Desa bersama SKPD. 9. Musrenbang RPJM Desa.
10. Naskah Kesepakatan Hasil Musrenbang RPJM Desa.
Penyusunan Rancangan Akhir RPJM Desa
1. Penyusunan Rancangan Akhir dokumen RPJM Desa. 2. Penetapan Naskah Perdes RPJM Desa.
C. Tahap Pelembagaan
Masyarakat perlu mengetahui arah kebijakan dan prioritas pembangunan 5 (lima) tahun ke depan yang disusun dan disepakati dalam musyawarah perencanaan pembangunan di desa khususnya dalam penyusunan RPJM Desa. Kegiatan ini dilakukan melalui forum atau pertemuan warga (formal/informal), papan pengumuman, surat edaran, dan lain-lain.
PESERTA DAN PANITIA KEGIATAN
Peserta yang mengikuti proses penyusunan RPJM-Des ini diikuti oleh 15 (lima belas) peserta yang merupakan perwakilan dari: Kepala Desa, Sekretaris Desa, BPD, LPMD, KADUS, RT/RW, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, Tokoh Agama, PKK, dan Kelompok Tani.
HASIL DAN PEMBAHASAN
PENYUSUNAN PROFIL DESA
Penyusunan profil desa merupakan bagian dari kajian desa yang dilakukan secara partisipatif dalam rangka mengenal kondisi desa secara komprehensif. Profil desa merupakan gambaran wilayah dan aspek pengembangan sumber daya secara keseluruhan menyangkut kondisi saat ini tentang fungsi-fungsi pemerintah dan pembangunan pada umumunya. Profil Desa erupakan instrument penting dalam perencanaan khususnya RPJM Desa untuk mengindentifikasi, mengorganisasikan dan mengkoordinasikan informasi data dalam rangka penambilan keputusan dan kebijakan pembangunan. Profil desa menyediakan data dasar yang tediri dari data keluarga, potensi desa, kelembagaan secara berkelanjutan (time series) sebagain informasi penting dalam menyusun dokumen RPJM Desa. Permendagri No.12/2007 tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan, menyatakan bahwa profil desa digunakan dalam rangka mengetahui gambaran potensi dan tingkat perkembangan desa atau kelurahan secara akurat, komprehensif dan terpadu. Hal ini memudahkan bagi Desa untuk mengetahui perkembangan atau kemajuan yang dicapai dalam penyenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan desa dan menentukan alternative program pembangunan 5 (lima) tahun. Penyusunan profil desa merupakan upaya mengenal kondisi social, budaya dan ekonomi yang berpengaruh terhadap perubahan, distribusi sumber daya dan tantangan masyarakat dalam membangun sisuasi aman, mencegah terjadinya konflik serta memberikan masukan dalam upaya perdamaian.
KONDISI UMUM
DESA PASIR BUNCIR KECAMATAN CARINGIN
KABUPATEN BOGOR
Geografi dan Demografi
Desa Pasir Buncir terletak di Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat yang memiliki luas wilayah 636 Ha. Jumlah penduduk Desa Pasir Buncir sebayak 6116 jiwa yang terdiri dari 2969 laki-laki dan 3147 perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 1761 KK dan jumlah penduduk menurut kewarganegaraan sebanyak 2969 WNI laki-laki dan 3147 WNI perempuan.
Batas-batas administratif pemerintahan Desa Pasir Buncir Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor sebagai berikut:
• Sebelah Utara : Desa Cinagara
• Sebelah Selatan : Desa Wates Jaya dan Srogol
• Sebelah Timur : Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
• Sebelah Barat : Desa Ciburuy
Dilihat dari tofografi dan kontur tanah, Desa Pasir Buncir Kecamatan Caringin secara umum berupa perbukian dan dataran tinggi yang berada pada ketinggian antara 700 m s/d 1.100 m diatas permukaan laut (dpl) dengan suhu rata-rata berkisar antara 20 s/d 230 Celcius.
9
Desa Pasir Buncir terdiri dari, 5 (Liama) Rukun Warga (RW) dan 22 (Dua Puluh Dua) Rukun Tetangga (RT). Sedangkan untuk mencapai desa dari ibu kota Kabupaten Bogor 30 km dengan waktu tempuh 60 menit, 75 km dari Jakarta dengan waktu tempuh 1,5 jam dan ibu kota Kecamatan pacet 6,20 km persegi dengan waktu tempuh 15 menit dengan menggunakan transportasi darat. Transportasi yang biasa dipergunakan masyarakat berupa kendaran roda dua (ojek).
Keadaan Sosial Budaya
Dalam bekerja, umumnya perempuan dan laki-laki bekerja bersama-sama dan tidak berubah dari dulu sampai sekarang. Beberapa pekerjaan yang dilakukan perempuan selain pekerjaan rumah tangga adalah bertani, pemetik teh dan buruh tani. Dari agama, sebagian besar masyarakat desa beragama Islam. Agama Islam berpengaruh kuat pada budaya masyarakat.
Keadaan Ekonomi
Mata pencaharian utama masyarakat Desa Pasir Buncir Kecamatan Caringin dalam memenuhi ekonomi sehari-hari terdiri dari:
Potensi Jumlah Potensi Jumlah
Petani Pemilik Tanah 1531 orang Nelayan -
Petani Penggarap Tanah 428 orang Buruh Bangunan 366 orang
Buruh Tani 807 orang Buruh Pertambangan -
Pedagang 121 orang Pengangkutan 262 orang
PNS 86 orang Pengusaha Sedang/Besar 97 orang
TNI/Polri 12 orang Pengrajin/Industri Kecil 10 orang
Buruh Industri 216 orang Pensisunan PNS/TNI 54 orang
Keadaan Sarana dan Prasarana Umum
Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan umum yang terdapat di Desa Pasir Buncir Kecamatan Caringin meliputi:
Sarana Jumlah Sarana Jumlah
Taman Kanak-kanak/ Paud - SLTA/ SMK -
Sekolah Dasar (SD) 4 buah Perguruan Tinggi -
SLTP/ MTs - Lainnya -
Sedangkan untuk jumlah tenaga pengajar terdiri dari :
Tenaga Jumlah Tenaga Jumlah
Taman Kanak-kanak/ PAUD - SLTP/ MTs -
10 Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di Desa Pasir Buncir meliputi:
Sarana Jumlah Sarana Jumlah
Puskesmas - Dokter Praktek -
Puskesmas Pembantu - Bidan
Polides - Pos KB Desa -
Balai Pengobatan/ Klinik - Petugas Gizi Keliling -
Dokter Umum - Dukun Bayi Terlatih -
Posyandu 3
Sarana dan Prasana Ekonomi
Sarana Jumlah Sarana Jumlah
Bank - Perusahaan Sedang/Besar 2 buah
Koperasi Unit Desa - Raksa Desa -
Pasar - Toko/ Warung
BUMDES -
Sarana dan Prasana Ekonomi
Prasarana Desa
Sarana Jumlah Sarana Jumlah
Mesjid 18 buah Vihara -
Mushola 24 buah Pura -
Madrasah/Majelis Ta’lim 22 kelompok Pesantren 4 buah
Gereja -
Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan
Potensi Jumlah Potensi Jumlah
Sawah 108, 085 ha Hutan Negara -
Kelompok Tani 8 kelompok Perkebunan Negara 184,036 ha
Tanah HGU 136 ha Tanah Adat 274 ha
Kebun/ Tegalan 8 ha Pekarangan 96 ha
Peternakan
Potensi Jumlah Potensi Jumlah
Sapi Perah 13 orang Kambing 22 orang
Sapi Biasa 8 orang Domba 8 orang
Kerbau 7 orang Ayam 11 orang
11
KONDISI PEMERINTAHAN DESA
Pembagian Pemerintahan Desa
Urusan pemerintahan desa dilakukan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa atau BPD untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat. Pemerintah desa terdiri dari kepala desa yang dibantu oleh sekretaris desa, kepala dusun, kaur pemerintahan, kaur kesejahteraan masyarakat social, kaur umum, kaur pembangunan, dan kaur keungan. Pemerintah desa bekerjasama dengan BPD dalam penyelanggaraan pemerintahan.
Pemerintah desa juga bekerjasama dengan PKK untuk pelaksanaan kegiatan posyandu dan dengan Polides untuk membuat rujukan kesehatan bagi kelompok masyarakat yang tidak mampu. LPMD berkoordinasi dengan pemerintahan desa dan BPD untuk menjalankan pemerintahan desa. BPD Desa Pasir Buncir dibentuk tahun 2003. Lembaga kemasyarakatan yang dibentuk masyarakat desa adalah lembaga ketahanan masyarakat desa atau LPMD. Lembaga lain yang ada di Desa Pasir Buncir adalah karang taruna, posyandu, kader konservasi dan lembaga lainnya.
Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Pasir Buncir
KAUR UMUM ASEP SIKANDAR BPD KEPALA DESA SUHERMAN SEKRETARIS DESA YANTO KOESWANTO KAUR PEMERINTAHAN SAEPUDIN JUHDI KAUR EKONOMI DIDAH HOLIDAH KAUR PEMBANGUNAN DUDIH PARIDUDIN
PAMONG TANI UNSUR WILAYAH
RT 1, 2,3,4,5 LINMAS KAUR KEUANGAN HOERUDIN KAUR KESRA ACENG. SP
12
KAJIAN DINAMIKA KELOMPOK
Analisis konflik merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menggali informasi tentang perubahan sosial masyarakat desa, dinamika konflik, tingkat kohesi sosial, harmonisasi antarpemangku kepentingan dan ketahanan masyarakat dalam mengelola konflik. Analisis konflik dilaksanakan untuk melengkapi kajian desa secara cepat (potret desa, peta potensi desa dan bagan kelembagaan) yang akan menjadi masukan dalam merumuskan isu strategis dan program prioritas selama 5 (lima) tahun. Hasil kajian ini untuk memastikan sejauh mana perencanaan yang dibuat benar-benar peka terhadap konflik dengan mempelajari pola interaksi antar kelompok (relasional dan struktural), perbedaan nilai (kultural), isu-isu ketidakadilan, penolakan, kesenjangan, penyalahgunaan wewenang, dan pola pengelolaan sumber daya.
Analisis konflik dapat membantu dalam menemukenali kebutuhan bina damai, tingkat kerentanan terhadap konflik dan tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah tanpa kekerasan. Memperkuat upaya pemerintah desa dalam bina damai berkaitan erat dengan komitmen seluruh permangku kepentingan untuk memformulasikan kebutuhan pembangunan dengan mengintegrasikan hasil analisi konflik dalam proses perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pelestarian.
Pada bagian ini diperkenalkan beberapa teknik yang dapat digunakan dalam penyusunan RPJM Desa khususnya untuk mengkaji kondisi sosial dan dinamika perubahan masyarakat mencakup pemahaman terhadap konteks, perilaku dan sikap yang berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembangunan.
Hasil Pemetaan Konflik Desa Pasir Buncir
Desa Pasir Buncir yang terletak di daerah penyangga kawasan konservasi dan merupakan zona transisi dari kawasan Cagar Biosfer Cibodas dihuti oleh suku sunda. Secara umum potensi yang berada di wilayah desa ini sebagian besar adalah lahan pertanian, perkebunan, sawah dan ladang. Sedangkan konflik yang terjadi di wilayah Desa Pasir Buncir sebagian besar adalah kepemilikan lahan pertanian yang saat ini dikuasai oleh pihak luar, sehingga peranan masyarakat untuk mengelola lahan pertanian tersebut sangat sulit. Selain itu tingginya ketergantungan masyarakat terhadap areal kawasan hutan perluasan TNGGP yang dijadikan sebagai ladang pertanian dengan cara tumpang sari.
Kepemilikan Lahan oleh Pihak Luar. Kondisi saat ini di wilayah Desa Pasir Buncir khususnya
kampung yang berbatasan dengan kawasan hutan TNGGP hampir 75% lahan pertanian dimiliki oleh pihak swasta/perusahaan yang diperuntukan untuk pengembangan agro dan galian C “pasir”. Kepemilikan lahan oleh pihak luar ini banyak menimbulkan permasalahan antara masyarakat dan si pemilik lahan itu sendiri, karena pemilik lahan tidak pernah memperhatikan kondisi masyarakat disekitarnya.
13
KAJIAN TERHADAP RPJMD
Dalam sistem dan mekanisme perencanaan pembangunan, penyusunan RPJM Desa harus mengacu pada RPJMD (Kabupaten/Kota) sebagai dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah kabupaten/kota dalam periode 5 (lima) tahun. RPJMD merupakan arah kebijakan pemerintah di tingkat kabupaten/kota yang berisi program prioritas dan penyenggaraan fungsi-fungsi pelayanan public dan perbantuan yang harus menjadi acuan bagi pemerintah desa dalam pelaksanaan pembangunan. Dalam rangka keseinambungan perencanaan, maka RPJMD lebih bersifat makro yang memuat visi, misi, dan arah pembangunan jangka menengah di tingkat kabupaten/kota yang akan menjadi dasar dalam menentukan arah, strategi, kebijakan dan program pembangunan yan masuk dalam dokumenRPJM Desa.
Perlunya kajian terhadap RPJMD dalam penyusunan RPJM Desa untuk melihat hal-hal pokok yang perlu diintegrasikan dan dipertimbangkan oleh pemerintah desa dalam merumuskan kebijakan, strategi dan prioritas pembangunan 5 (lima) tahun ke depan agar terjadi sinkronisasi dan sinergitas dengan perencanaan di atasnya. Artinya keduanya menjadi suatu kesatuan perencanaan, karena banyak program atau kegiatan yang dirumuskan di tingkat kabupaten/kota bersumber dari usulan di tingkat kecamatan dan desa. Artinya keduanya menjadi satu kesatuan perencanaan, karena banyak program atau kegiatan yang dirumuskan di tingkat kabupaten/kota besumber dari usulan di tingkat kecamatan dan desa. Pemerintah kabupaten/ kota berupaya mereview dan mengkaji kebutuhan desa dengan mempertimbangkan tata ruang, pengembangan bidang/ sektor pelayanan di tingkat kabupaten/ kota dengan pelayanan antar desa, desa dengan kecamatan dan antar kecamatan.
Kebijakan Pembanguan Desa Pasir Buncir
Ada dua materi pokok yang disajikan pada bagian ini. Materi pokok tersebut adalah arah kebijakan dan rencana aksi yang dituangkan dalam RPJMD untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dalam mendukung upaya pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas berbasis para pihak melalui 3 bidang utama, yaitu bidang pendidikan, bidang sosial budaya, dan bidang ekonomi. Pada dasarnya, RPJMD dilaksanakan untuk mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran yang sudah dirumuskan agar bisa tercapai dengan baik, tujuan, dan sasaran dari pemerintah kabupaten/kota ini harus mendapat dukungan dari berbagai pihak termasuk masyarakat. Selanjutnya dukungan semua pihak ini harus menjadi komitmen dan gerakan bersama guna mendukung upaya pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas berbasis parapihak.
14
Arah Kebijakan Bidang Pendidikan
Arah kebijakan bidang pendidikan dalam menunjang Desa Pasir Buncir dalam Pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas terbagi kedalam 9 kebijakan, yaitu :
1) Meningkatkan program wajib belajar 9 tahun.
2) Mengembangkan kurikulum, evaluasi dan implementasi kurikulum berbasis pendidikan konservasi berdasarkan kebutuhan dan sumberdaya alam setempat.
3) Melakukan sosialisasi nilai, manfaat, peranan dan strategi konservasi bagi masyarakat Desa Pasir Buncir, dengan menggunakan semua perangkat pemerintahan daerah, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
4) Melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk menyampaikan pendidikan konservasi, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
5) Membentuk kader konservasi dari berbagai latar belakang dan organisasi. 6) Meningkatkan peran serta perempuan dalam pendidikan konservasi.
7) Mengembangkan riset-riaset konservasi dalam rangka menyusun database konservasi daerah. 8) Melakukan kerjasama konservasi pada tataran regional, nasional dan internasional untuk
meningkatkan dukungan dalam pencapaian desa berbasis pengelolaan cagar biosfer.
9) Membangun mekanisme insentif dan disinsentif bagi masyarakat, sebagai rangsangan dalam implementasi dalam kehidupan sehari-hari.
Arah Kebijakan Bidang Sosial Budaya
Arah kebijakan Pemerintahan Desa Pasir Buncir bagi pelaksanaan pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas yang merupakan salah satu alat untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan adalah sebagai berikut:
1) Membangun dan meningkatkan perilaku/pola hidup masyarakat yang dapat mendukung pelestarian sumberdaya alam melalui pelaksanaan program desa konservasi.
2) Meningkatkan peran serta dan kemitraan organisasi kemasyarakatan dan kelompok masyarakat dalam pelestarian sumberdaya alam guna mewujudkan cita-cita desa konservasi.
3) Meningkatkan dan mengembangkan serta mempertahankan budaya lokal (budaya pasundan). 4) Menyusun inventarisasi budaya lokal masyarakat diseluruh wilayah Desa Pasir Buncir sebagai
dasar penyusunan perencanaan pengembangan budaya yang sejalan dengan konservasi dan pembangunan berkelanjutan.
5) Melestarikan dan mengembangkan budaya lokal masyarakat yang telah sejalan dengan nilai-nilai konservasi dan pembangunan berkelanjutan.
6) Mensosialisasikan nilai-nilai budaya lokal pro konservasi kepada seluruh lapisan masyarakat sebagai upaya pelestarian budaya tersebut.
7) Membangun budaya pro konservasi yang ditanamkan mulai sejak usia dini sebagai upaya membangun karakter generasi yang akan datang.
8) Melakukan interpretasi lingkungan terhadap obyek wisata alam (pertanian ramah lingungan dan perkebunan teh) dalam rangka membangun komunikasi antar objek dengan pengunjung wisata alam.
15
9) Membangun kampung konservasi sebagai model interaksi antara sosial budaya masyarakat dengan sumberdaya alam.
10) Melakukan promosi wisata budaya dan wisata yang tepat sasaran untuk menarik minat pengunjung wisata alam.
11) Membuat paket wisata yang kreatif dan menarik sebagai upaya meningkatkan kunjungan wisata dan pembelajaran pendidikan konservasi.
12) Meningkatkan kapasitas konservasi penggiat wisata alam yang merupakan bagian dari upaya meningkatkan pengelolaan wisata alam sebagai suatu strategi konservasi.
Arah Kebijakan Bidang Ekonomi
Arah kebijakan Pemerintahan Desa Pasir Buncir bagi pelaksanaan pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas yang merupakan salah satu alat untuk mewujudkan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan adalah sebagai berikut:
1) Membangun data dan informasi semua potensi sumber daya alam baik hayati dan non hayati yang terkandung di Desa Pasir Buncir dan mengembangkannya agar menjadi lebih bermanfaat bagi terwujudnya pembangunan Desa Pasir Buncir secara berkelanjutan.
2) Mengembangkan pembangunan hutan rakyat dan manfaatnya, baik manfaat ekonomi maupun manfaat jasa lingkungan, sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah penyangga dan pembangunan Desa Pasir Buncir yang berkelanjutan.
3) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai sumberdaya alam sehingga akan memunculkan budaya pemanfaatan sumberdaya alam yang efektif dan efisien yang sangat membantu dalam menjamin kelestariannya.
4) Mengembangkan manfaat ekosistem hutan melalui pemanfaatan hasil hutan non kayu yang selama ini masih terabaikan dan masih didominasi oleh pemanfaatan hasil hutan berupa kayu sehingga terjadi perubahan cara pandang terhadap nilai ekonomi dari ekosistem hutan yang sangat berguna bagi kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat sekitar hutan, dan pembangunan Desa Pasir Buncir yang berkelanjutan.
5) Mengoptimalkan nilai ekonomi dan manfaat sumberdaya alam dan ekosistemnya melalui pengembangan dan pemanfaatan ekowisata dan jasa lingkungan lainnya sehingga dapat memberikan peranan yang nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pembangun Desa Pasir Buncir yang berkelanjutan.
6) Meningkatkan ketahanan pangan melalui diversifikasi pangan dan pengembangan usaha pertanian yang lebih ramah lingkungan yang akan menjamin terjaganya keseimbangan ekosistem pertanian dan keanekaragaman jenis dan genetik tanaman pangan/pertanian.
7) Meningkatkan kembali keanekaragaman buah-buahan lokal yang selama ini mulai diabaikan sehingga Desa Pasir Buncir dapat menjadi salah satu daerah penyedia materi keanekaragaman genetik buah-buahan setempat (desa unggulan).
8) Mengembangkan home industry masyarakat Desa Pasir Buncir melalui peningkatan produk-produk kerajinan tangan yang berbahan baku sumber daya alam yang terbaharukan.
9) Menciptakan lingkungan yang nyaman melalui pengelolaan berbagai sampah dan barang-barang bekas menjadi produk atau barang-barang-barang-barang yang kembali berguna.
16
10) Mengembangkan inkubasi usaha produktif melalui pengembangan peternakan Kambing, Domba dan kelinci dan memanfaatkan limbah kotoran ternak tersebut menjadi pupuk yang ramah lingkungan (organik).
11) Memperbaiki saran dan prasarana umum Desa Pasir Buncir (jalan, MCK, dan fasilitas lainnya) guna mendukung kelancaran upaya pembangunan yang berkelanjutan.
KEBIJAKAN UMUM
PEMBANGUNAN DESA PASIR BUNCIR
BERDASARKAN RPJMD
Kebijakan pembangunan Desa Pasir Buncir Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor yang disusun pada periode kepemimpinan saat ini berpedoman pada Daftar Usulan Rencana Kegiatan Pembangunan Desa (DU-RKP-Desa) yang diusulkan setiap tahun. Kebijakan pembangunan tersebut disinergiskan dengan perencanaan pembangunan Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Provinsi dengan mangacu pada RPJMK Kabupaten Bogor. Dengan demikian, kebijakan pembangunan Desa Pasir Buncir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan pelaksanaan kebijakan pembangunan Kabupaten Bogor dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Dalam melaksanakan program pembangunan kabupaten, Pemerintahan Desa Pasir Buncir tentunya telah menetapkan visi terlebih dahulu dengan batasan waktu. Visi merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh suatu organisasi, lembaga, atau perusahaan di masa mendatang untuk menjamin keberlangsungan dan eksistensi jangka panjang. Pada periode 2013-2017, Desa Pasir Buncir memiliki visi “Terciptanya masyarakat Desa Langensari dalam mewujudkan pembangunan jasmani dan rohani yang didasari dengan rasa iman dan taqwa”.
Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Desa 2013-2017 tersebut diatas, Desa Pasir Buncir telah menyusun 4 misi yang perlu ditempuh selama periode tersebut. Kedelapan misi yang harus ditempuh adalah : (1) Meningkatkan pembangun ekonomi berbasi pertanian; (2) Meningkatkan pendidikan, kesejehteraan dan kesehatan; (3) Meningkatkan bidang keagaamaan; dan (4) Mendorong program program konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan.
Desa Pasir Buncir memiliki sumberdaya alam yang banyak, terutama jasa lingkungan; baik yang berupa sumber daya air, keanekaragaman hayati, maupun sumber daya wisata alam, sehingga visi yang disusun oleh Desa Pasir Buncir berlandaskan pada pemanfaatan sumber daya alam secara lestari. Dalam misi yang perlu ditempuh oleh Desa Pasir Buncir, konsep konservasi dan pembangunan berkelanjutan sudah dituangkan dalam misi nomor 4. Dalam misi nomor 4 tersebut, desa konservasi merupakan kerangka yang digunakan untuk melestarikan sumberdaya alam dan lingkungan hidup dengan berorientasi pada perlindungan, pengaweta, dan pemanfaatan secara lestari.
Visi dan misi tersebut dijabarkan kembali melalui visi, misi, tujuan, dan sasaran semua dinas/badan yang ada dilingkup Pemerintahan Kabupaten Bogor. Mengingat kajian ini dibatasi pada bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial dan budaya, bagian dibawah ini hanya menyajikan gambaran umum atas program-program yang sudah disusun oleh pemerintahan desa (tim kecil) yang terangkum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) yang terkait dengan bidang pendidikan, bidang ekonomi, dan bidang sosial dan budaya. Rancangan ini juga ingin menguraikan
17
tingkat keterkaitan antara program yang yang disusun oleh Pemerintahan Desa Pasir Buncir dengan konsep konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan yang mana akan menjadikan komitmen dan prioritas Pemerintahan Kabupaten Bogor dalam mendukung upaya pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas sesuai yang dimandatkan oleh Gubernur Jawa Barat. Selain itu, bagian ini juga menyajikan kondisi umum dari ketiga bidang tersebut. Selanjutnya, kondisi ketiga bidang tersebut akan menjadi salah satu dasar dalam penyusunan program dalam rencana aksi implementasi pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas berbasis para pihak.
Bidang Pendidikan
Visi dan Misi
Visi Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor adalah “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bogor Yang Cerdas, Terampil, Mandiri Dan Aprtisipatif Berdasarkan Iman Dan Ta2wa”. Untuk mewujudkan visi tersebut, telah ditetapkan misi sebagai berikut:
1) Meningkatkan perluasan dan pemerataan pelayanan pendidikan. 2) Meningkatkan mutu pendidikan relevansi dan daya saing.
3) Meningkatkan profesionalitas dan ekuntabilitas lembaga pendidikan.
4) Meningkatkan partisipasi masyarakat dan memfasilitasi potensi warga untuk menyelenggarakan pendidikan sejak usia dini sampai akhir hayat.
Kondisi Bidang Pendidikan
Bidang pendidikan merupakan bidang yang paling strategis untuk membangun sumberdaya manusia, khususnya di lingkup Pemerintahan Desa Pasir Buncir guna menunjang upaya pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas. Secara umum, gambaran umum yang merupakan permasalahan pendidikan masyarakat di Desa Pasir Buncir adalah sebagai berikut:
1. Tingginya putus sekolah yang diakibatkan oleh kurangnya tingkat kesadaran masyarakan akan pentinggnya pendidikan.
2. Kurangnya fasilitas gedung pendidikan 3. Jauhnya akses menuju sekolah
4. Mahalnya biaya sekolah
5. Belum ada gedung dan buku perpustakaan sekolah 6. Tenaga pendidik PAUD non honorer
7. Kurangnya penyuluhan secara berkesinambungan
8. Masih rendahnya kesempatan memperoleh pemerataan dan keadilan pendidikan 9. Masih rendahnya kualitas dan relevasi pendidikan
10.Masih rendahnya manajemen pendidikan disamping belum terwujudnya kemandirian
Berdasarkan permasalah tersebut diatas, telah dirumuskan kebijakan prioritas pembangunan bidang pendidikan sebagai berikut: (a) pembuatan perdes wajib belajar 9 tahun; (b) pembangunan gedung PAUD; (c) biaya sekolah gratis; (d) peningkatan sarana dan prasarana pendidikan; (e) penyedian buku perpustakaan; (f) pengajuan honor pengajar PAUD; (g) peningkatan sumberdaya manusia; (h) penyuluhan secara berkelanjutan; (i) pengembangan pendidikan non formal dan informal; (j)
18
pengembangan kemitraan dengan dunia usaha dan dunia industri; (k) implementasi manajemen berbasis sekolah; (l) pelaksanaan broad base education dan life skill; dan (m) pengembangan PKBM. Kebijakan prioritas pada bidang pendidikan di Desa Pasir Buncir dijabarkan melalui program kerja pada setiap tingkatan pendidikan.
A. Program Pendidikan Anak Usia Dini
1. Pembangunan sarana dan prasarana bermain 2. Pembangunan ruang kelas baru bagi TK 3. Pelatihan kompetensi tenaga pendidik TK
4. Pelatihan kompetensi tenaga pendidik Tutor PAUD 5. Publikasi dan sosialisasi Pendidikan Anak Usia Dini
B. Pendidikan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
1. Pembangunan Unit Sekolah Baru untuk SD 2. Penambahan Ruang Kelas Baru SD
3. Pengadaan sarana perlengkapan UKS (Unit Kesehatan SD) 4. Beasiswa siswa miskin tingkat SD
5. Pembangunan perpustakaan sekolah 6. Pengadaan alat praktek dan peraga siswa 7. Biaya penyelenggaraan SMP terbuka 8. Penyelenggaraan kejar paket B setara SMP 9. Penyelenggaraan akreditasi SD dan SMP
10. Pengadaan alat dan bahan laboratorium IPA SMP 11. Pendampingan BOS Kabupaten
12. Rehabilitasi gedung SD/MI
13. Rehabilitasi dan RKB Gedung SD/MI dan SMP/MTs
14. Penunjang dana Role Sharing rehab dan RKB SD/MI da SMP/MTs 15. Pengadaan buku-buku dan alat tulis siswa SD dan SMP
16. Pelatihan kompetensi pendidik TK 17. Pengembangan SD berbudaya lingkungan
C. Program Pendidikan Non Formal dan Informarmal (PNFI)
1. Pemberdayaan tenaga pendidikan non formal
2. Pemberian bantuan operasional pendidikan Non formal untuk pengembangan PKBM 3. Pembinaan pendidikan kursus dan kelembagaan dalam bentuk pemberian beasiswa kursus 4. Pengembangan pendidikan keaksaraan
5. Pengembangan pendidikan kecakapan hidup
6. Penyelenggaran sarana dan prasarana pendidikaan non formal bagi pengembangan Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
7. Publikasi dan sosialisasi pendidikan nonformal dalam bentuk penyebarluasan juknis, poster dan leaflet
19
9. Biaya Operasional Kegiatan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) 10. Pemetaan dan Verifikasi Data Kelembagaan Program PNFI 11. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan PNFI
D. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1. Peningkatan kompetensi tenaga pendidik SD 2. Peningkatan kompetensi tenaga pendidik SMP
3. Peningkatan kompetensi tenaga pendidik SMA dan SMK 4. Diklat kepala TK, SD, SMP, SMA, SMK dan Pengawas 5. Seleksi kepala TK, SD, dan SMP
6. Pelaksanaan sertifikasi pendidik
7. Pelaksanaan uji kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan
8. Seleksi guru kepala sekolah dan pengawas yang berprestasi dan berdedikasi tinggi 9. Pembinaan kelompok kerja guru dan musyawarah guru mata pelajaran
10. Program pemetaan mutu pendidikan 11. Pendamping program BERMUTU
E. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
1. Penerapan system dan informasi manajemen pendidikan 2. Penyusunan profil pendidikan dan statistik pedidikan
3. Penyelenggaraan pelatihan bagi tenaga pengolah data tingkat kecamatan dan persekolahan 4. Pengelolaan dan pengembangan Jejaring Pendidikan Nasional (JARDIKNAS)
5. Inventarisasi barang milik Negara sektor pendidikan 6. Penyediaan biaya penyelenggaraan pendidikan 7. Penyediaan biaya pembinaan siswa
8. Biaya ujian nasional, ujian sekolah dan penerimaan siswa baru 9. Sekolah berbudaya lingkungan
10. Stimulan sekolah berprestasi
11. Pembangunan gedung UPTD Kecamatan
12. Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pendidikan
Berdasarkan pemaparan diatas, pada bidang pendidikan belum tercermin strategi dan program kerja yang berhubungan langsung dengan bidang konservasi. Namun demikian, pada kurikulum pendidikan sudah termuat pendidikan lingkungan hidup yang merupakan kurikulum muatan lokal yang wajib dilaksanakan. Pendidikan lingkungan hidup yang merupakan kurikulum lokal tersebut sifatnya masih umum dan belum berbasis kebutuhan dan kondisi sumberdaya alam setempat. Oleh karena itu, masih perlu dikembangkan kurikulum pendidikan konservasi yang sifatnya spesifik dan berdasarkan kebutuhan dan kondisi sumberdaya alam setempat.
20
Bidang Ekonomi
Visi dan Misi
Sebagaimana telah disebutkan pada bagian sebelumnya, konservasi keanekaragaman hayati dan pembangun berkelanjutan merupakan bagian dari visi dalam pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas. Melalui telaahan terhadap beberapa dinas/badan yang memiliki tanggung jawab atau keterkaitan terhadap bidang ekonomi, beberapa dinas telah menjadikan sumber daya alam yang lestari sebagai bagian dari visi yang ingin dicapai. Namun demikian, terdapat juga beberapa dinas/badan yang tidak menjadikan sumber daya alam yang lestari sebagai bagian dari visinya.
Tabel 4.1. Beberapa dinas/badan yang dinilai terkait dengan bidang ekonomi yang ada dilingkup Pemerintahan Kabupaten Sukabumi
No Intansi Visi Misi
1 Dinas Pertanian dan Kehutanan
Memperhatikan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia pertanian, dan kesiapan teknologi di Kabupaten Bogor yang sangat menunjang maka Dinas Pertanian Kabupaten Bogor menetapkan visi yaitu : “Terwujudnya Pertanian dan Kehutanan yang Tangguh dan Berkelanjutan Tahun 2005-2009"
- Mengoptimalkan perlindungan dan pemanfaatan sumberdaya alam untuk meningkatkan produktivitas, kuantitas dan kualitas pertanian dan kehutanan
- Meningkatkan alur informasi teknologi dan kerjasama dalam alih teknologi pertanian dan kehutanan
- Meningkatkan pengetahuan, sikap, ketrampilan sumberdaya manusia dan penguatan kelembagaan pertanian dan kehutanan
- Menumbuh kembangkan sentra dan kemitraan usaha komoditas unggulan pertanian dan kehutanan
- Mengembangkan teknologi lokal spesifik. 2 Dinas Koperasi dan
UKM
Tercapainya pelayanan prima demi terwujudnya koperasi dan usaha kecil menengah yang maju, mandiri, meningkatkan kesejahtera masyarakat dengan semangat ekonomi kerakyatan.
- Meningkatkan kualitas sdm koperasi dan usaha kecil menengah.
- Meningkatkan kemitraan antar koperasi dan ukm dengan usaha besar berlandaskan kesetaraan.
- Meningkatkan pemupukan modal koperasi dan ukm serta fasilitasi akses kepada sumber pendanaan/modal.
- Mengembangkan pemasaran dan akses pasar produk koperasi dan ukm dalam mengatasi persaingan pasar bebas. - Mewujudkan iklim yang kondusif bagi
pengembangan koperasi dan usaha kecil menengah.
3 Dinas Peternakan dan Perikanan
Terwujudnya pembangunan Peternakan dan Perikanan yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan.
- Meningkatkan ketersediaan bahan pangan asal ternak dan ikan secara
berkesinambungan, dan menjaga lingkungan yang kondusif bagi masyarakat peternakan dan perikanan serta masyarakat veteriner.
21 4 Dinas Kebudayaan,
dan Pariwisata
Terwujudnya Kabupaten Bogor sebagai daerah tujuan wisata yang berwawasan lingkungan.
- Meningkatkan kualitas objek dan daya tarik wisata.
- Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pariwisata.
- Meningkatkan upaya pelestarian dan pengembangan seni dan budaya.
- Meningkatkan popularitas objek dan daya tarik wisata beserta fasilitas penunjangnya. - Meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia pelaku pariwisata, seni dan budaya.
5 Badan Lingkungan Hidup
Terwujudnya Peningkatan Kualitas Sumber Daya melalui Pengelolaan Lingkungan Hidup yang berkelanjuta
- Mewujudkan organisasi yang handal - Meningkatkan penataan lingkungan hidup
guna mendukung pengendalian dampak lingkungan hidup
- Meningkatkan pemanfaatan dan pengembangan kualitas SDA
- Meningkatkan pemulihan lingkungan hidup - Meningkatkan pengawasan dan
pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dapat terwujud. 6 Dinas Tata Ruang
dan Lingkungan Hidup
Terwujudnya Penataan Ruang yang Berwawasan lingkungan dan Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup
- Mewujudkan Organisasi yang handal. - Merumuskan Tata Ruang yang optimal dan
dinamis.
- Meningkatkan pengelolaan lingkungan Hidup yang selaras, serasi dan seimbang. - Meningkatkan system Pengawasan dan
pengendalianyang efektif dan efisien. - Meningkatkan peran serta masyarakat
dalam hal keperduliannya terhadap lingkungan hidup.
- Peningkatan PAD. 7 Dinas
Pertambangan
Terwujudnya Pengelolaan Potensi pertambangan dan Energi di Kabupaten Bogor secara efektif, efisien dan berwawasan Lingkungan
- Mengembangkan data dan informasi potensi Pertambangan dan Energi - Meminimalkan dampak negatif akibat
kegiatan usaha
- Melaksanakan konservasi potensi sumberdaya mineral dan energi - Meningkatkan kualitas Sumberdaya
Manusia guna menunjang pengelolaan usaha Pertambangan dan Energi - Memberikan pelayanan prima dan
meningkatkan kemitraan antara
masyarakat, pengusaha dan pemerintah - Menumbuhkembangkan ekonomi
kerakyatan.
Sumber: Website Profil Kabupaten Bogor
Kondisi Bidang Ekonomi
22
Sebagian besar masyarakat Desa Pasir Buncir dalam memenuhi kebutuhan hidup dan sumber pendapatannya berasal dari pemanfaatan sumberdaya alam. Sumber pendapatan masyarakat Desa Pasir Buncir dapat berupa penjualan hasil pertanian, penjualan hasil perkebunan, penjualan hasil kehutanan, penjualan hasil peternakan dan perikanan, perdagangan, buruh, dan pegawai negeri sipil. Koperasi merupakan salah sarana perekonomian kerakyatan yang dapat membantu dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Pasir Buncir, namun saat ini wadah koperasi di Desa Pasir Buncir belum terbentuk.
Bidang Sosial dan Budaya
Visi dan Misi
Sebagaimana konsep pembangunan berkelanjutan skala nasional, sosial dan budaya merupakan aspek yang tidak bisa dilepaskan dalam pembangunan daerah. Dengan kata lain, aspek sosial dan budaya harus diintegrasikan kedala, pembangunan Desa Pasir Bunciryang berkelanjutan. Intansi pemerintah yang memiliki tugas pokok dalam menangani aspek social adalah Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, dan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (BPMD). BPMD mempunyai tugas pokok membantu bupati dalam melaksanakan sebagian kewenangan daerah di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa. BPMD memiliki visi “Terwujudnya desa yang mandiri dan berkembang yang didukung oleh peran serta masyarakat dalam pembangunan”. Sementara itu, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja memiliki visi “Tercapainya kesejahteraan melalui masyarakat yang mandiri dan kompeten”. Selanjutnya, masing-masing Dinas Sosial dan Tenaga Kerja dan BPMD telah menyusun beberapa misi untuk mewujudkan visi-visi tersebut. Visi dari kedua dinas/badan juga secara eksplisit tidak mencantumkan pelestarian sumber daya alam bagian dari visi yang ingin dicapai oleh kedua dinas/badan tersebut. Sedangkan untuk Bidang Budaya di Kabupaten Bogor pengelolaannya berada dibawah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, sehingga visi dan misi yang dijadikan acuan adalah Visi “Terwujudnya Kabupaten Bogor sebagai daerah tujuan wisata yang berwawasan lingkungan.” dan Misi : Meningkatkan kualitas objek dan daya tarik wisata, Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pariwisata, Meningkatkan upaya pelestarian dan pengembangan seni dan budaya, Meningkatkan popularitas objek dan daya tarik wisata beserta fasilitas penunjangnya, dan Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia pelaku pariwisata, seni dan budaya.
PERAN CAGAR BIOSFER CIBODAS
BAGI PEMERINTAHAN DESA PASIR BUNCIR
Cagar Biosfer Cibodas memiliki peranan yang sangat penting bagi pembangunan suatu Negara atau daerah, termasuk Kabupaten Bogor. Sumberdaya alam merupakan modal bagi pembangunan daerah atau Negara. Bagi Negara Indonesia, minyak bumi dan sumber daya hutan berupa kayu pernah menjadi salah satu sumber pendapatan Negara yang sangat besar pula. Pada beberapa propinsi atau kabupaten di Indonesia, sumber daya alam berupa batubara telah menjad sumber pendapatan utama daerah. Namun, kondisi di lapangan menunjukan bahwa pemanfaatan terhadap sumberdaya alam seperti kayu dan batu bara telah banyak menimbulkan kerusakan lingkungan; seperti yang terjadi di Pulau Kalimantan dan Sumatera. Hal tersebut karena pemanfaatan yang terjadi kurang
23
memperhatikan dampak ke depan dan lebih mengutamakan keuntungan jangka pendek. Oleh karean itu, konsep pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas bagi Pemerintahan Desa Pasir Buncir dan Pemerintah Kabupaten Bogor pada khususnya merupakan alat untuk mewujudkan pembangunan daerah berkelanjutan dengan tetap berbasis pemanfaatan sumber daya alam secara lestari. Dengan demikian, pemanfaatan sumber daya alam yang sebanyak-banyaknya untuk generasi yang selama-lamanya sangat berguna bagi pembangunan Pemerintahan Desa Pasir Buncir yang berkelanjutan. Hal yang harus diperhatikan dari produksi sumber daya alam adalah sentuhan teknologi. Adanya sentuhan teknologi dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi dari komoditas yang dihasilkan. Oleh karena itu, peningkatan kemampuan masyarakat serta penyediaan teknologi dalam mengolah produk-produk yang dihasilkan sangat diperlukan.
Sumber Daya Kehutanan dan Perkebunan di Desa Pasir Buncir
Salah satu sumber daya alam yang dapat menjadi modal bagi pembangunan Desa Pasir Buncir adalah sumber daya kehutanan dan perkebunan. Namun, pemerintahan Desa Pasir Buncir hingga saat ini belum memanfaatkan sumber daya hutan dan kebun secara maksimal. Pemanfaatan sumber daya hutan umumnya masih terbatas pada pemanfaatan lahan dan getah pinus. Padahal, sumber daya yang terkandung di dalam hutan tidak hanya lahan/kayu/getah. Demikian juga sumber daya perkebunan, pemanfaatannya masih terbatas pada beberapa komoditas tertentu dan tampaknya juga belum maksimal.
Sumber Daya Pertanian, Peternakan, dan Perikanan di Desa Pasir Buncir
Sumber daya lainnya yang dapat menjadi modal pembangunan Desa Pasir Buncir yang berkaitan dengan konsep pelestarian keragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan adalah pertanian, peternakan, dan perikanan. Komoditas pertanian komersial yang berupa tanaman pangan masih terbatas pada 4 jenis. Jenis-jenis tersebut adalah padi sawah, jagung, ubi jalar, dan ubi kayu. Jenis yang memiliki produksi paling tinggi adalah jagung. Selain empat jenis tersebut, komoditas pertanian berupa tanaman sayuran dapat berupa kembang kol, kacang panjang, cabe besar, cabe rawit, timun, , dll. Jenis yang memiliki produksi paling tinggi adalah kacang panjang dan timun. Selain jenis-jenis tersebut, masyarakat juga sudah memproduksi jenis sayuran lainnya seperti terong dan ketimun. Sebagimana komoditas pertanian tanaman pangan, intenssifikasi dan diversifikasi komoditas tanaman sayuran juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Pasir Buncir. Jenis hewan ternak yang selama ini sudah dibudidayakan oleh masyarakat Desa Pasir Buncir adalah sapi potong, sapi perah, kambing, domba, ayam buras, ayam petelur, dan ayam pedaging. Sedangkan dari sektor perikanan, jenis yang dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat adalah ikan mas, mujair, gurame, nila, lele dan lainnya.
Sumber Daya Air di Desa Pasir Buncir
Desa Pasir Buncir memiliki sumber daya air yang cukup besar. Karena Desa Pasir Buncir merupakan hulu air dari DAS Cisadane yang debit air rata-rata 300-400 liter/ detik yang diperuntukan sebagai sumber saluran irigasi dan pengaturan tata daerah aliran sungai Cisadane.
24 Keindahan Bentang Alam di Desa Pasir Buncir
Potensi lainnya yang dimiliki Desa Pasir Buncir adalah keindahan alam. Potensi ini dapat dikembangkan untuk kegiatan wisata alam dan pada beberapa tempat kegiatan wisata alam sudah dilakukan. Bentang alam yang indah tersebar di setiap wilayah RT (Rukung Tetangga), khususnya di kampong Ciwaluh. Bentang alam tersebut umumnya dipadukan dengan keberadaan pertanian, budidaya jamur, kumis kucing, peternakan kambing, dan potensi lainnya. Saat ini, pengembangan wisata alam secara intensif masih terbatas pada kegiatan petualangan “jugle walk menuju air terjun” pada objek-objek yang berada pada kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Pengembangan daerah wisata di berbagai wilayah yang memiliki potensi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan desa itu sendiri.
Pemanfaatan sumber daya alam yang berupa kegiatan wisata memiliki kelebihan dibandingkan dengan pemanfaatan sumber daya alam hayati, terutama berupa kayu atau lahan. Hal tersebut karena sumber daya yang dimanfaatkan dalam kegiatan wisata alam berupa jasa lingkungan, sehingga tingkat kerusakan terhadap sumber daya alam dapat dikurangi bahkan dihindari. Oleh karena itu, pemanfaatan sumber daya alam berupa jasa lingkungan sangat menunjang bagi implementasi program konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan yang merupakan salah satu alat untuk mewujudkan pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas yang terpadu dan berkelanjutan.
Sumber Daya Manusia di Desa Pasir Buncir
Implementasi pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan harus ditunjang dengan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Hal tersebut karena sumber daya manusia yang berkualitas dapat menjadi salah satu penentu keberhasilan dari pelaksanaan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu, sumber daya manusia yang berkemampuan tinggi harus dipersiapkan. Sumber daya manusia pada lingkup masyarakat Desa Pasir Buncir umumnya sudah baik dan memiliki banyak pengalaman, meski tidak ada salahnya jika kapasitasnya lebih ditingkatkan lagi. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan d beragam persepsi dan pemahaman terhadap konsep Cagar Biosfer Cibodas. Oleh karena itu, hal penting yang harus dilakukan dalam implementasi strategi Cagar Biosfer Cibodas adalah penyamaan persepsi mengenai konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan itu sendiri. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia penting dilakukan pada lingkup pemerintahan desa dan kelompok masyarakat. Mengingat masyarakat umumnya lebih banyak tahu tentang pengelolaan sumber daya alam, maka peningkatan kapasitas lebih diarahkan untuk merubah aktivitas pemanfaatan sumber daya alam yang lebih ramah lingkungan. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang dapat menunjang program Cagar Biosfer Cibodas atau pemanfaatan sumber daya alam yang ramah lingkungan dapat dilakukan melalui berbagai cara atau pendekatan. Cara lainnya yang dilakukan diantaranya pemberian pelatihan dan kursus-kursus singkat tentang bidang-bidang yang dapat menunjang pelaksanaan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan.
25
Lembaga Pelaksana dan Penanggung Jawab di Desa Pasir Buncir
Disadari bahwa pelaksanaan program Cagar Biosfer Cibodas melibatkan banyak pihak. Oleh karena itu, diperlukan suatu lembaga yang dapat menjadi wadah bagi para pihak yang terlibat dalam program pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas di tingkat masing-masing kabupaten. Keberadaan lembaga sangat berguna dalam memudahkan koordinasi dengan para pihak. Pada level dinasi/badan, pemerintah daerah (bupati) perlu menunjuk suatu dinas/badan sebagai koordinator pelaksana, dan yang lebih memungkinkan adalah Bappeda. Pihak yang duduk dalam lembaga atau wadah tersebut harus terdiri dari para pihak yang berasal dari berbagai instansi.
Keterlibatan semua dinas/badan dimaksudkan agar semua dinas memiliki komitmen dan pemahaman yang sama dalam melaksanakan pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas yang merupakan salah satu alat dalam mewujudkan pembangunan kabupaten secara berkelanjutan. Keterlibatan setiap dinas/badan juga dimaksudkan untuk menghilangkan anggapan bahwa pelaksanaan program Cagar Biosfer Cibodas hanya tanggung jawab dinas tertentu saja; menghilangkan ego sektoral. Kebijakan level dinas/badan di Kabupaten Bogor yang lebih menitikberatkan tugas pokok dan fungsi karena kurangnya koordinasi menyebabkan kebijakan yang sifatnya terintegrasi cenderung stagnasi. Hal tersebut ditandai dengan keluarnya berbagai ijin yang bertentangan dengan konsep Cagar Biosfer Cibodas. Sementara itu, kebijakan pemerintah kabupaten juga seringkali berhenti pada tingkat dinas atau kecamatan. Dengan kata lain, kebijakan yang ada seringkali tidak sampai pada tingkat desa, terlebih lagi tingkat anggota masyarakat. Oleh karena itu, lembaga atau wadah pelaksana program Cagar Biosfer Cibodas harus juga dibuat pada tingkat kecamatan, desa/kelurahan, dan dusun atau RW. Wadah pelaksanaan Cagar Biosfer Cibodas sebaiknya mengoptimlakan lembaga pemerintahan yang sudah ada (untuk tingkat kecamatan dan desa). Optimalisasi dan pembentukan wadah tersebut dilakukan agar program Cagar Biosfer Bibodas dapat diteruskan hingga tingkat masyarakat sehingga bisa dilaksanakan di lapangan. Sebagaimana pada level dinas/badan, lembaga Cagar Biosfer pada tingkat kecamatan dan desa juga harus memiliki koordinator. Koordinator pelaksana kabupaten konservasi pada tingkat kecamatan dapat dilakukan oleh Camat, dan pada tingkat desa dapat dilakukan oleh Kepala Desa. Dengan demikian, program Cagar Biosfer Cibodas dapat menjadi bagian yang terintegrasi dengan program kerja pemerintah kecamatan dan pemerintah desa, yang merupakan kepanjangan tangan dari pemerintah kabupaten.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJM-DESA) DESA PASIR BUNCIR DALAM MENDUKUNG PROGRAM PENGELOLAAN CAGAR BIOSFER CIBODAS BERBASIS PARAPIHAK
PERIODE 2013 - 2017
Desa : Pasir Buncir Kecamatan : Caringin Kabupaten : Bogor Provinsi : Jawa Barat
No Urusan
Wajib Jenis Kegiatan Tujuan Lokasi Waktu Pelaksanaan
Biaya/Sumber Dana Ket. 2013 2014 2015 2016 2017 Jumlah /Rp. Sumber 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 I Pendidikan Pembangunan gedung PAUD
Tersedianya gedung atau
bangunan PAUD 5 RW 175.000.000 APBD
Pembangunan gedung SLTP Meningkatkan kualitas SDM dalam bidang pendidikan 9 tahun RW 5 50.000.000 APBN II Kesehatan Pembuatan MCK umum Meningkatkan kesehatan masyarakat RW 05 15.000.000 APBD Pembuatan gedung posyandu Peningkatan pelayanan
kesehatan Setiap RW 50.000.000 APBD
Pembuatan pusat kesehatan di desa
Peningkatan pelayanana
kesehatan masyarakat Desa 250.000.000 APBD
Penyedian alat posyandu yang standar
Pelayanan kesehatan
yang lebih baik Setiap RW 25.000.000 Dinas
Kesehatan Peningkatan penyuluhan tentang kesehatan Kesadaran masyarakat Setiap RT Dinas Kesehatan
27 . Penambahan tenaga medis Pelayanan kesehatan Desa Dinas Kesehatan
III Sarana dan
Prasarana
Perbaikan jalan desa sepanjang 5 km Peninngkatan transportasi dan perekonomian masyarakat Blok Pasir Buncir RW 04 1.000.000.000 APBD/APBN Penyedian Tanah Pemakaman Umum
Tersedianya tanah untuk
pemakaman umum Setiap RW 150.000.000 APBD
Penyedian Sarana Olah Raga (bola volley)
Meningkatkan presentasi masyarakat dalam bidang ilah raga
Semua RW 100.000.000 APBD
Pipanisasi Air Bersih Menyedian sarana air
bersih bagi masyarakat Semua RT 250.000.000 APBD
IV Koperasi & Usaha Masyarakat
Pengembangan UKM Meningkatkan
perekonomian masyarakat mandiri
Desa 250.000.000 APBD
Pengadaan Modal untuk Petani dan Pedagang
Memperlancar usaha
masyarakat Desa 25.000.000 APBD
V Sosial dan Budaya Rehabilitasi sarana ibadah Meningkatnya ketakwaan RW 1 15.000.000 APBD Pengembangan Karang Taruna
Sarana bagi para
pemuda-pemudi Desa 50.000.000 APBD
VI Pertanian Pembuatan koperasi
tani/warung tani Penunjang kebutuhan petani Kampung Lengkong 50.000.000 APBD Pembuatan naskah pengelolaan lahan (kespala) Peningkatan perekonomian masyarakat Kampung Lengkong & Gunung Bongkok 25.000.000 Dinas Terkait Peningkatan penyuluhan dan Meningkatnya wawasan masyarakat Setiap RW Dinas Pertanian
28 pendidikan pertanian
Pengembangan pertanian ramah lingkungan (organik)
Kualitas hasil pertanian
yang lebih baik Setiap RW 50.000.000 Dinas Terkait
Pembuatan embung air dan terasering
Pertanian berkelanjutan Kampung
Lengkong 250.000.000 APBD Pengembangan tanaman produktif (pala, sirsak, cengkeh) Peningkatan perekoniman jangka
panjang Semua RW 200.000.000 APBD
VII Peternakan Pengembangan
Ternak Domba Meningkatkan perekonomian masyarakat Kampung Lengkong & Gunung Bongkok 150.000.000 APBD Pengembangan Ternak Sapi Perah
Meningkatkan perekonomian masyarakat Kampung Lengkong & Gunung Bongkok 500.000.000 APBD VIII Lingkungan Hidup Pengembangan pengelolaan limbah sampah plastic dan sampah organik Mengurangi pencemaran lingkungan Kampung Cisalopa 50.000.000 APBD/BLH Pengembangan energi terbarukan (biogas, pikohidro, biomasa) Penghematan energy listrik Kampung Pasir Buncir 250.000.000 APBD/Dinas ESDM/BLH
IX Kehutanan Pembuatan Kebun
Bibit Rakyat
Menyediakan stock bibit pohon 250.000.000 APBD/Dinas Kehutanan & Perkebunan/ TNGGP/BPDA S
29 Pengembangan Hutan Kerakyatan Meingkatkan perekonomian masyarakat mandiri 500.000.000 APBD/Dinas Terkait Rehabilitasi Hutan
dan Lahan Kritis
Memperbaikan daerah
resapan air Dinas Terkait
Penyuluhan Kehutanan Meningkatnya tingkat wawasan dan pengetahuan masyarakat Dinas Terkait Pengembangan Tanaman Buah Canar
Meningkatkan perekonomian masyarakat 150.000.000 APBD/Dinas Terkait X Pariwisata Pengembangan produk unggulan desa sebagai daya tarik wisata Meningkatkan perekonomian masyarakat Kampung Lengkong & Ciwaluh 150.000.000 APBD/ DISBUDPAR Pengembangan wisata alam dan pedesaan Meningkatkan perekonomian masyarakat Kampung Lengkong & Ciwaluh 500.000.000 APBD/Dinas Terkait/ TNGGP Peningkatan kapasitas kelembagaan pengelola wisata Kapasitas SDM meningkat Setiap RT 50.000.000 DSBUDPAR/ TNGGP
31
PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR
KECAMATAN CARINGIN
KANTOR KEPALA DESA PASIRBUNCIR
Alamat : Jln. Snakma Km. 03 Caringin - Bogor Kode Pos 16730
RANCANGAN PERATURAN DESA PASIRBUNCIR
KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR
PERATURAN DESA NOMOR : ………. TAHUN 2012
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJM-DESA) DESA PASIRBUNCIR PERIODE 2013 - 2017
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA PASIRBUNCIR
a. bahwa dalam rangka RPJM-Desa perlu dibuat Peraturan Desa yang merupakan landasan hukum untuk mengatur kebijakan-kebijakan perencanaan pembangunan desa;
b. bahwa untuk menertapkan RPJM-Desa sebagaimana dimaksud huruf a, diperlukan adanya Peraturan Desa:
c. bahwa untuk menjabarkan dan melengkapi peraturan tersebut diperlukan Keputusan Kepala Desa;
d. bahwa dalam menjalankan kebijakan tersebut, diperlukan rekomendasi dan petunjuk teknis.
1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4389);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4421);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Menimbang :
32
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4844);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4438);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 201, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 3988);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4857);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2007, Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah Daerah Provinsi Dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4737);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007, Tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007, Tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Data Profil Desa/Kelurahan;
10.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007, Tentang Pengelolaan Keuangan Desa;
11.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007, Tentang Perencanaan Pembangunan Desa;
12.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2007, Tentang Pendataan Program Pembangunan Desa/Kelurahan;
13.Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 19 Tahun 2008, Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor;
14.Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2007, Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa;
15.Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2008, Tentang Pedoman Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Desa, Kelurahan dan Kecamatan;
16.Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2011, Tentang Lembaga Kemasyarakatan;
17.Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008, tentang Susunan dan Kedudukan Organisasi Perangkat Daerah (Lembar Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 9);.
33
Dengan Persetujuan Bersama
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA PASIRBUNCIR
DAN
KEPALA DESA PASIRBUNCIR
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA MENENGAH DESA (RPJM-DES) PASIRBUNCIR TAHUN 2013 - 2017
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Desa disini yang dimaksud : (1) Daerah adalah Kabupaten Bogor.
(2) Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. (3) Bupati adalah Bupati Bogor.
(4) Desa adalah Desa PasirBuncir.
(5) Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkatnya.
(6) Badan Permusyawaratan Desa adalah Badan Permusyawaratan Desa PasirBuncir.
(7) Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibuat bersama dengan Badan Permusyawaratan Desa dengan Kepala Desa Pasir Buncir.
(8) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Des) adalah rencana pembangunan dalam jangka waktu menengah 5 (lima) tahun kedepan.
(9) Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Des) adalah penjabaran dari RPJM-Des untuk jangka waktu 1 (satu) tahun kedepan.
(10) Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) adalah rencana anggaran tahunan keuangan pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintahan Desa dan BPD, yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.
(11) Visi adalah pandangan tentang bagaimana desa akan diinginkan.
(12) Misi adalah pernyataan tentang sesuatu yang harus dilaksanakan sehingga visi akan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
BAB II
SISTEMATIKA PENYUSUNAN
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJM-Des)
Pasal 2
(1)Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Pasir Buncir Tahun 2013-2017 disusun secara sistematis sebagai berikut ;
34 Bagian Pertama : Pendahuluan
Bagian Kedua : Profil Desa
Bagian Ketiga : Potensi dan Masalah
Bagian Keempat : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Bagian Kelima : Penutup
(2)Sistematika sebagaimana dimaksud pada poin (1) merupakan landasan dan pedoman bagi pemerintah desa untuk penyusunan RPJM-Desa dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Desa ini.
Pasal 3
Rencana pembangunan Pembangunan Jangka Menengah Desa Pasir Buncir Tahun 2013-2017 merupakan landasan dan pedoman bagi Pemerintah Desa dalam melaksanakan pembangunan selama 5 (lima) tahun.
Pasal 4
Berdasarkan Peraturan Desa Langensari disusun Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Des) yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa yang merupakan penjabaran dari RPJMDes yang selanjutnya disusun dalam APB-Des.
Pasal 5
Pelaksanaan pembangunan dapat mengalami perubahan dari RPJM-Des karena adanya bencana alam secara tiba-tiba dan atau keadaan darurat lainnya.
Pasal 6
Hal-hal lain yang belum cukup diatur dalam peraturan RPJM-Desa ini akan diatur oleh Keputusan Kepala Desa.
Pasal 7
Peraturan Desa tentang RPJM-Desa ini mulai berlaku pada saat diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan Desa ini dengan menempatkannya dalam lembaran desa.
Ditetapkan di : Desa Pasir Buncir Pada tanggal : 17 Agustus 2012
KEPALA DESA PASIRBUNCIR,
ttd (SUHERMAN) Diundangkan di Desa
Pada tanggal 17 Agustus 2012
SEKRETARIS DESA PASIRBUNCIR,
ttd