• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRACT. KULTUR JARINGAN KANTONG SEMAR (Nepenthes spp.) DI KEBUN RAYA LIPI DAN PEMANFAATANNYA OLEH MASYARAKAT. Yupi Isnaini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRACT. KULTUR JARINGAN KANTONG SEMAR (Nepenthes spp.) DI KEBUN RAYA LIPI DAN PEMANFAATANNYA OLEH MASYARAKAT. Yupi Isnaini"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Foto: Wisnu H.A.

ABSTRACT

PENDAHULUAN

Nepenthes atau kantong semar termasuk salah satu kelompok tumbuhan “pemangsa” serangga (carnivorous plant) yang banyak diminati karena keunikan dan keindahan bentuk dan warna kantongnya. Nepenthes ampullaria, N. gracilis, N. rafflesiana dan beberapa hasil silangannya dengan jenis lain termasuk jenis yang banyak diperdagangkan dan umumnya diambil langsung dari alam, padahal ketiga jenis tersebut masuk dalam Appendiks II CITES dan masuk dalam

Pitcher plant (Nepenthes spp.) that is known as a carnivorous plant with a variety of pitcher shapes and colors has been included in the list of Appendix I and II of CITES. Center for Plant Conservation, Botanic Gardens has done the ex situ conservation for some species of Nepenthes in 2006. Nepenthes ampullaria, N. gracilis, N. mirabilis and N. rafflesiana have been propagated through in vitro technique. There were 24 students from several universities in Indonesia joined the research and development of the Nepenthes species during 2007-2014. The product of this research has been displayed and sold in both of Orchid House and Garden Shop of Botanic Gardens.

daftar tumbuhan terancam punah dalam IUCN red list (CITES, 2009; Clarke et al., 2000; IUCN 2013).

Perbanyakan Nepenthes secara alami bisa melalui biji, tetapi keberadaan biji kadang sulit ditemukan karena bunga jantan dan bunga betina tumbuhan ini terpisah (berumah dua atau dioecious). Cara lain untuk memperbanyak Nepenthes adalah dengan cangkok dan setek, tetapi kekurangannya tidak mudah untuk mendapatkan anakan atau bibit dalam jumlah

Yupi Isnaini

Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya – LIPI email: yupinurfauzi@yahoo.com

KULTUR JARINGAN KANTONG SEMAR (Nepenthes spp.)

DI KEBUN RAYA LIPI DAN PEMANFAATANNYA OLEH MASYARAKAT

(2)

banyak dan membutuhkan waktu lama untuk menyiapkan tanaman induknya. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan yang bisa diaplikasikan untuk memperbanyak tanaman Nepenthes secara massal untuk mengantisipasi tingginya minat masyarakat terhadap komoditi ini.

Kultur jaringan Nepenthes telah dilakukan di berbagai negara untuk jenis tertentu seperti N. albomarginata (Mujiono, 2006), N. khasiana (Latha & Seeni, 1994), N. macfarlanei (Chua & Henshaw, 1999), dan N. mirabilis (Khompat, et al., 2007). Hasil perbanyakan Nepenthes dengan teknik kultur jaringan ini telah menjadi salah satu komoditi yang diperdagangkan seperti di Singapura, Malaysia dan Indonesia. Namun berdasar hasil wawancara dengan pedagang tanaman hias pada pameran tahunan Flora dan Fauna (Flona) di Jakarta tahun 2006 diperoleh informasi bahwa Nepenthes yang diperdagang-kan di sana adalah hasil perbanyadiperdagang-kan dari Laboratorium kultur jaringan di Malaysia. Kondisi ini mendorong penulis untuk mencoba memperbanyak Nepenthes yang merupakan komoditi Indonesia ini di negeri sendiri. Hasil perbanyakan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang tertarik dengan tanaman hias unik ini tanpa harus mengambil langsung dari hutan sehingga keberadaannya di alam tetap lestari.

KULTUR JARINGAN Nepenthes DI KEBUN RAYA LIPI

Perbanyakan Nepenthes dengan teknik kultur jaringan di Kebun Raya LIPI dimulai sejak tahun 2006 dengan memanfaatkan buah N. gracilis dari Batam yang dibawa oleh Dr. Irawati yang saat itu menjabat sebagai Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya Bogor LIPI. Buah N. gracilis ini digunakan sebagai bahan perbanyakan melalui kultur biji. Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan di jurnal Buletin Kebun Raya tahun 2007 (Isnaini & Handini, 2007). Selanjutnya pada tahun 2007, Laboratorium Kultur Jaringan Kebun Raya LIPI menerima souvenir dua botol kultur Nepenthes (N. ampullaria dan N. rafflesiana) dari Singapura yang diberikan oleh Mr. David (Bali Orchid) dan pada tahun yang sama diperoleh buah N. ampullaria dari Riau. Kedua jenis Nepenthes dari Singapura selanjutnya dimanfaatkan sebagai bahan prapenelitian untuk mempelajari media perbanyakan dan cara menginduksi pembentukan kantong Nepenthes, baik secara in vitro maupun ex vitro. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan pada tahun 2009 (Rahayu & Isnaini, 2009). Sedangkan buah N. ampullaria asal Riau selanjutnya digunakan untuk mempelajari dan membandingkan cara perbanyakannya secara in vitro dan in vivo (Isnaini, 2009).

in vitro di Laboratorium Kultur Jaringan, Kebun Raya LIPI (Tabel 1). Selain melalui kultur biji, perbanyakan melalui kultur tunas pucuk juga pernah dilakukan untuk N. adrianii dan N. reinwardtiana. Sayangnya, kedua jenis tersebut belum berhasil disterilisasi sedangkan hasil kultur yang lainnya tidak mampu bertahan lama dan akhirnya mati setelah disubkultur beberapa kali. Handini dan Garvita (2014) selanjutnya melakukan penelitian tentang uji daya simpan biji untuk N. reinwardtiana

PEMANFAATAN HASIL KULTUR JARINGAN Nepenthes spp. DI KEBUN RAYA LIPI

Produk hasil perbanyakan Nepenthes spp. dengan teknik kultur jaringan ini telah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, diantaranya untuk bahan penelitian staf Kebun Raya dan mahasiswa, bahan latihan bagi mahasiswa magang atau praktek kerja lapang dan bahan pendidikan lingkungan (wisata flora). Selain itu, hasil perbanyakan juga sebagian diambil untuk koleksi di rumah kaca Nepenthes di unit Pembibitan Kebun Raya, bahan pameran di berbagai tempat, sebagai souvenir dan selebihnya dijual di Griya Anggrek dan Garden Shop untuk memenuhi permintaan pelanggan

Tahapan kegiatan perbanyakan Nepenthes melalui kultur jaringan diawali dengan kegiatan pembuatan media kultur, sterilisasi bahan tanam atau eksplan, penanaman eksplan yang telah steril ke media kultur, pindah tanam atau subkultur, dan aklimatisasi. Media kultur yang digunakan adalah media dasar Murashige & Skoog dengan modifikasi konsentrasi hara makro, mikro dan vitaminnya. Media kultur dibuat dengan cara mencampurkan semua bahan yang terdiri dari unsur hara makro, hara mikro, vitamin dan gula pasir yang dilarutkan dengan akuades. Selanjutnya keasaman media diatur pada pH 5,7. Media ditambah agar-agar sebagai pemadat dan dimasak sampai mendidih. Selanjutnya media dituang ke dalam botol, ditutup dan disterilkan dengan autoklaf. Bahan tanaman yang akan dikultur sebelum ditanam harus disterilkan juga agar terbebas dari mikroba pengganggu. Bahan untuk mensterilkan bagian tanaman tersebut terdiri dari fungisida dan bakterisida dengan dosis sesuai saran pada kemasan, serta kloroks komersial seperti pemutih pakaian dengan konsentrasi bertingkat 20, 10 dan 5%. Secara garis besarnya, alur kegiatan perbanyakan Nepenthes dengan teknik kultur jaringan bisa dilihat pada skema (Gambar 2).

Sampai tahun 2014, setidaknya 8 jenis Nepenthes telah dicoba perbanyakannya secara

Gambar 1. a) Nepenthes ampullaria, b) Nepenthes gracilis, c) Nepenthes mirabilis, d) Nepenthes rafflesiana

Í ŎB Jenis Asal/tahun Bentuk Kolektor Hasil/keterangan ĈB Í B MŇǾÒMŌÒÒ ĘMPÞǾMŇÑŌCČĆĈĈ HŌŇÞÔMŌ HŌŊŊÒP Ĩ B Astuti ĦŎŌPMÖ ÒŌMŒÒÆ Ö MPÒ

ČB N. ampullaria Singapura/2007 Planlet Hadiah Telah diperbanyak Riau/2007 Buah utuh Yayan WCK &Yupi

Isnaini

Berkecambah sedikit, telah diperbanyak

Batam/ 2013

Biji Yupi Isnaini Berkecambah sedikit, selanjutnya mati

3. N. gracilis Batam/ 2006 Buah utuh Irawati Berkecambah banyak, telah diperbanyak

4. N. mirabilis Kalimantan/2013 Planlet Sumbangan Telah diperbanyak

5. N. papuana Papua/ 2010

Buah utuh Wihermanto Berkecambah banyak, selanjutnya mati

6. N. rafflesiana Singapura/2007 planlet Hadiah Telah diperbanyak Batam/2013 Biji Yupi Isnaini Berkecambah sedikit

7. N.reindwartiana Kalimantan/2013 Buah utuh Sumbangan Berkecambah, sedang diperbanyak

8. Nepenthes sp. Kalimantan/2007 Biji Ngatari Kontaminasi Tabel 1. Jenis Nepenthes yang telah diperbanyak secara in vitro di Kebun Raya LIPI

(3)

banyak dan membutuhkan waktu lama untuk menyiapkan tanaman induknya. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan yang bisa diaplikasikan untuk memperbanyak tanaman Nepenthes secara massal untuk mengantisipasi tingginya minat masyarakat terhadap komoditi ini.

Kultur jaringan Nepenthes telah dilakukan di berbagai negara untuk jenis tertentu seperti N. albomarginata (Mujiono, 2006), N. khasiana (Latha & Seeni, 1994), N. macfarlanei (Chua & Henshaw, 1999), dan N. mirabilis (Khompat, et al., 2007). Hasil perbanyakan Nepenthes dengan teknik kultur jaringan ini telah menjadi salah satu komoditi yang diperdagangkan seperti di Singapura, Malaysia dan Indonesia. Namun berdasar hasil wawancara dengan pedagang tanaman hias pada pameran tahunan Flora dan Fauna (Flona) di Jakarta tahun 2006 diperoleh informasi bahwa Nepenthes yang diperdagang-kan di sana adalah hasil perbanyadiperdagang-kan dari Laboratorium kultur jaringan di Malaysia. Kondisi ini mendorong penulis untuk mencoba memperbanyak Nepenthes yang merupakan komoditi Indonesia ini di negeri sendiri. Hasil perbanyakan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang tertarik dengan tanaman hias unik ini tanpa harus mengambil langsung dari hutan sehingga keberadaannya di alam tetap lestari.

KULTUR JARINGAN Nepenthes DI KEBUN RAYA LIPI

Perbanyakan Nepenthes dengan teknik kultur jaringan di Kebun Raya LIPI dimulai sejak tahun 2006 dengan memanfaatkan buah N. gracilis dari Batam yang dibawa oleh Dr. Irawati yang saat itu menjabat sebagai Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya Bogor LIPI. Buah N. gracilis ini digunakan sebagai bahan perbanyakan melalui kultur biji. Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan di jurnal Buletin Kebun Raya tahun 2007 (Isnaini & Handini, 2007). Selanjutnya pada tahun 2007, Laboratorium Kultur Jaringan Kebun Raya LIPI menerima souvenir dua botol kultur Nepenthes (N. ampullaria dan N. rafflesiana) dari Singapura yang diberikan oleh Mr. David (Bali Orchid) dan pada tahun yang sama diperoleh buah N. ampullaria dari Riau. Kedua jenis Nepenthes dari Singapura selanjutnya dimanfaatkan sebagai bahan prapenelitian untuk mempelajari media perbanyakan dan cara menginduksi pembentukan kantong Nepenthes, baik secara in vitro maupun ex vitro. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan pada tahun 2009 (Rahayu & Isnaini, 2009). Sedangkan buah N. ampullaria asal Riau selanjutnya digunakan untuk mempelajari dan membandingkan cara perbanyakannya secara in vitro dan in vivo (Isnaini, 2009).

in vitro di Laboratorium Kultur Jaringan, Kebun Raya LIPI (Tabel 1). Selain melalui kultur biji, perbanyakan melalui kultur tunas pucuk juga pernah dilakukan untuk N. adrianii dan N. reinwardtiana. Sayangnya, kedua jenis tersebut belum berhasil disterilisasi sedangkan hasil kultur yang lainnya tidak mampu bertahan lama dan akhirnya mati setelah disubkultur beberapa kali. Handini dan Garvita (2014) selanjutnya melakukan penelitian tentang uji daya simpan biji untuk N. reinwardtiana

PEMANFAATAN HASIL KULTUR JARINGAN Nepenthes spp. DI KEBUN RAYA LIPI

Produk hasil perbanyakan Nepenthes spp. dengan teknik kultur jaringan ini telah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, diantaranya untuk bahan penelitian staf Kebun Raya dan mahasiswa, bahan latihan bagi mahasiswa magang atau praktek kerja lapang dan bahan pendidikan lingkungan (wisata flora). Selain itu, hasil perbanyakan juga sebagian diambil untuk koleksi di rumah kaca Nepenthes di unit Pembibitan Kebun Raya, bahan pameran di berbagai tempat, sebagai souvenir dan selebihnya dijual di Griya Anggrek dan Garden Shop untuk memenuhi permintaan pelanggan

Tahapan kegiatan perbanyakan Nepenthes melalui kultur jaringan diawali dengan kegiatan pembuatan media kultur, sterilisasi bahan tanam atau eksplan, penanaman eksplan yang telah steril ke media kultur, pindah tanam atau subkultur, dan aklimatisasi. Media kultur yang digunakan adalah media dasar Murashige & Skoog dengan modifikasi konsentrasi hara makro, mikro dan vitaminnya. Media kultur dibuat dengan cara mencampurkan semua bahan yang terdiri dari unsur hara makro, hara mikro, vitamin dan gula pasir yang dilarutkan dengan akuades. Selanjutnya keasaman media diatur pada pH 5,7. Media ditambah agar-agar sebagai pemadat dan dimasak sampai mendidih. Selanjutnya media dituang ke dalam botol, ditutup dan disterilkan dengan autoklaf. Bahan tanaman yang akan dikultur sebelum ditanam harus disterilkan juga agar terbebas dari mikroba pengganggu. Bahan untuk mensterilkan bagian tanaman tersebut terdiri dari fungisida dan bakterisida dengan dosis sesuai saran pada kemasan, serta kloroks komersial seperti pemutih pakaian dengan konsentrasi bertingkat 20, 10 dan 5%. Secara garis besarnya, alur kegiatan perbanyakan Nepenthes dengan teknik kultur jaringan bisa dilihat pada skema (Gambar 2).

Sampai tahun 2014, setidaknya 8 jenis Nepenthes telah dicoba perbanyakannya secara

Gambar 1. a) Nepenthes ampullaria, b) Nepenthes gracilis, c) Nepenthes mirabilis, d) Nepenthes rafflesiana

Í ŎB Jenis Asal/tahun Bentuk Kolektor Hasil/keterangan ĈB Í B MŇǾÒMŌÒÒ ĘMPÞǾMŇÑŌCČĆĈĈ HŌŇÞÔMŌ HŌŊŊÒP Ĩ B Astuti ĦŎŌPMÖ ÒŌMŒÒÆ Ö MPÒ

ČB N. ampullaria Singapura/2007 Planlet Hadiah Telah diperbanyak Riau/2007 Buah utuh Yayan WCK &Yupi

Isnaini

Berkecambah sedikit, telah diperbanyak

Batam/ 2013

Biji Yupi Isnaini Berkecambah sedikit, selanjutnya mati

3. N. gracilis Batam/ 2006 Buah utuh Irawati Berkecambah banyak, telah diperbanyak

4. N. mirabilis Kalimantan/2013 Planlet Sumbangan Telah diperbanyak

5. N. papuana Papua/ 2010

Buah utuh Wihermanto Berkecambah banyak, selanjutnya mati

6. N. rafflesiana Singapura/2007 planlet Hadiah Telah diperbanyak Batam/2013 Biji Yupi Isnaini Berkecambah sedikit

7. N.reindwartiana Kalimantan/2013 Buah utuh Sumbangan Berkecambah, sedang diperbanyak

8. Nepenthes sp. Kalimantan/2007 Biji Ngatari Kontaminasi Tabel 1. Jenis Nepenthes yang telah diperbanyak secara in vitro di Kebun Raya LIPI

(4)

Buah Nepenthes yang masih utuh Potongan batang ditanam di media kultur Daun mulai tumbuh dan tanaman membesar

Biji Nepenthes dilihat dengan bantuan miksoskop perbesaran 10x

Batang dipotong-potong menjadi beberapa bagian

Kantong mulai terbentuk di dalam botol kultur dan siap diaklmatisasi

Biji yang telah berkecambah dilihat dengan mikroskop perbesaran 10x

Tanaman hasil perkecambahan biji dibuang daunnya

Tanaman hasil kultur dialimatisasi di kotak/bak plastik

Kecambah di media kultur Tanaman mulai tinggi Tanaman telah dipindah dalam pot

PERAN MAHASISWA DALAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Nepenthes SECARA IN VITRO DI KEBUN RAYA LIPI

Kegiatan perbanyakan Nepenthes spp. di Laboratorium Kultur Jaringan Kebun Raya LIPI sejak tahun 2007 hungga 2014 telah melibatkan setidaknya 24 orang mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta untuk penelitian bahan penulisan skripsi, topik magang, dan praktek kerja lapang. Mahasiswa yang magang dibebaskan untuk memilih topik kajiannya dan 14 orang diantaranya memilih topik Nepenthes. Sedangkan mahasiswa yang melakukan penelitian biasanya berawal dari magang, mendapat informasi dari temannya y a n g p e r n a h m a g a n g / p e n e l i t i a n a t a u ditawarkan pada saat mahasiswa tersebut datang ke Kebun Raya untuk mencari topik penelitian. Topik penelitian mahasiswa untuk keperluan penulisan skripsi dan magang dapat dilihat pada Tabel 2 dan 3.

PENJUALAN Nepenthes spp. PRODUK KULTUR JARINGAN DI KEBUN RAYA LIPI

Sebanyak 4 jenis Nepenthes hasil kultur jaringan telah dipasarkan melalui outlet Griya Anggrek dan Garden Shop Kebun Raya LIPI. Setidaknya sejak tahun 2010 sampai 2014, 3300 bibit Nepenthes hasil kultur jaringan telah terjual di kedua outlet tersebut. Jenis yang mulai dipasarkan pada tahun 2010 hanya N. rafflesiana, kemudian disusul N. ampullaria pada tahun 2011. Selanjutnya mulai tahun 2012 ditambah jenis N. gracilis dan N. mirabilis. Keempat jenis Nepenthes ini tidak dipasarkan dalam jumlah sama setiap tahunnya, sehingga data penjualan ini belum mencerminkan jenis yang paling diminati konsumen. Jenis yang paling banyak terjual adalah jenis yang memang disediakan dalam jumlah paling banyak pada tahun tersebut. Untuk mengetahui jenis yang paling diminati, masih memerlukan kajian lebih lanjut.

Berdasarkan data hasil penjualan tahun 2010 sampai 2014 terlihat peningkatan jumlah penjualan yang sangat signifikan dari tahun ke tahun. Jenis yang paling banyak terjual hingga tahun 2014 adalah N. ampullaria. Jenis ini memiliki keunikan dari bentuk kantongnya seperti cangkir dan tutup kantongnya lebih kecil dibandingkan ukuran mulut kantongnya sendiri. Selain itu, jenis ini sangat menarik jika kantong rosetnya sudah muncul bergerombol di bagian bawah atau pangkal batangnya.

PENUTUP

Penelitian kultur jaringan Nepenthes di Kebun Raya LIPI telah dimulai sejak tahun 2006. Setidaknya 24 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi ikut berperan dalam penelitian dan pengembangan Nepenthes di Kebun Raya LIPI sejak tahun 2007 sampai 2014. Sebanyak empat jenis Nepenthes telah berhasil dikembangkan melalui teknik in vitro, yaitu N. ampullaria, N. gracilis, N. mirabilis dan N. rafflesiana. Produk hasil perbanyakan Nepenthes ini telah ditampilkan dan dijual dalam berbagai bentuk kemasan dan mendapat perhatian cukup besar dari masyarakat yang berkunjung ke outlet Griya Anggrek dan Garden Shop Kebun Raya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh rekan-rekan di Laboratorium Kultur Jaringan Kebun Raya LIPI dan mahasiswa PKL/penelitian atas kerjasamanya dalam kegiatan penelitian dan perbanyakan kultur jaringan Nepenthes, dan kepada Ibu Suprih Wijayanti serta Ibu Mery Suzana dan staf Garden Shop periode 2010-2014 atas bantuannya menyediakan data hasil penjualan Nepenthes dari Griya Anggrek dan Garden Shop Kebun Raya LIPI.

Gambar 2. Skema perbanyakan Nepenthes spp. melalui kultur biji sampai menjadi produk

(5)

Buah Nepenthes yang masih utuh Potongan batang ditanam di media kultur Daun mulai tumbuh dan tanaman membesar

Biji Nepenthes dilihat dengan bantuan miksoskop perbesaran 10x

Batang dipotong-potong menjadi beberapa bagian

Kantong mulai terbentuk di dalam botol kultur dan siap diaklmatisasi

Biji yang telah berkecambah dilihat dengan mikroskop perbesaran 10x

Tanaman hasil perkecambahan biji dibuang daunnya

Tanaman hasil kultur dialimatisasi di kotak/bak plastik

Kecambah di media kultur Tanaman mulai tinggi Tanaman telah dipindah dalam pot

PERAN MAHASISWA DALAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Nepenthes SECARA IN VITRO DI KEBUN RAYA LIPI

Kegiatan perbanyakan Nepenthes spp. di Laboratorium Kultur Jaringan Kebun Raya LIPI sejak tahun 2007 hungga 2014 telah melibatkan setidaknya 24 orang mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta untuk penelitian bahan penulisan skripsi, topik magang, dan praktek kerja lapang. Mahasiswa yang magang dibebaskan untuk memilih topik kajiannya dan 14 orang diantaranya memilih topik Nepenthes. Sedangkan mahasiswa yang melakukan penelitian biasanya berawal dari magang, mendapat informasi dari temannya y a n g p e r n a h m a g a n g / p e n e l i t i a n a t a u ditawarkan pada saat mahasiswa tersebut datang ke Kebun Raya untuk mencari topik penelitian. Topik penelitian mahasiswa untuk keperluan penulisan skripsi dan magang dapat dilihat pada Tabel 2 dan 3.

PENJUALAN Nepenthes spp. PRODUK KULTUR JARINGAN DI KEBUN RAYA LIPI

Sebanyak 4 jenis Nepenthes hasil kultur jaringan telah dipasarkan melalui outlet Griya Anggrek dan Garden Shop Kebun Raya LIPI. Setidaknya sejak tahun 2010 sampai 2014, 3300 bibit Nepenthes hasil kultur jaringan telah terjual di kedua outlet tersebut. Jenis yang mulai dipasarkan pada tahun 2010 hanya N. rafflesiana, kemudian disusul N. ampullaria pada tahun 2011. Selanjutnya mulai tahun 2012 ditambah jenis N. gracilis dan N. mirabilis. Keempat jenis Nepenthes ini tidak dipasarkan dalam jumlah sama setiap tahunnya, sehingga data penjualan ini belum mencerminkan jenis yang paling diminati konsumen. Jenis yang paling banyak terjual adalah jenis yang memang disediakan dalam jumlah paling banyak pada tahun tersebut. Untuk mengetahui jenis yang paling diminati, masih memerlukan kajian lebih lanjut.

Berdasarkan data hasil penjualan tahun 2010 sampai 2014 terlihat peningkatan jumlah penjualan yang sangat signifikan dari tahun ke tahun. Jenis yang paling banyak terjual hingga tahun 2014 adalah N. ampullaria. Jenis ini memiliki keunikan dari bentuk kantongnya seperti cangkir dan tutup kantongnya lebih kecil dibandingkan ukuran mulut kantongnya sendiri. Selain itu, jenis ini sangat menarik jika kantong rosetnya sudah muncul bergerombol di bagian bawah atau pangkal batangnya.

PENUTUP

Penelitian kultur jaringan Nepenthes di Kebun Raya LIPI telah dimulai sejak tahun 2006. Setidaknya 24 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi ikut berperan dalam penelitian dan pengembangan Nepenthes di Kebun Raya LIPI sejak tahun 2007 sampai 2014. Sebanyak empat jenis Nepenthes telah berhasil dikembangkan melalui teknik in vitro, yaitu N. ampullaria, N. gracilis, N. mirabilis dan N. rafflesiana. Produk hasil perbanyakan Nepenthes ini telah ditampilkan dan dijual dalam berbagai bentuk kemasan dan mendapat perhatian cukup besar dari masyarakat yang berkunjung ke outlet Griya Anggrek dan Garden Shop Kebun Raya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh rekan-rekan di Laboratorium Kultur Jaringan Kebun Raya LIPI dan mahasiswa PKL/penelitian atas kerjasamanya dalam kegiatan penelitian dan perbanyakan kultur jaringan Nepenthes, dan kepada Ibu Suprih Wijayanti serta Ibu Mery Suzana dan staf Garden Shop periode 2010-2014 atas bantuannya menyediakan data hasil penjualan Nepenthes dari Griya Anggrek dan Garden Shop Kebun Raya LIPI.

Gambar 2. Skema perbanyakan Nepenthes spp. melalui kultur biji sampai menjadi produk

(6)

No. Judul laporan magang Nama Mahasiswa Asal Universitas Tahun 1. Perbanyakan tanaman kantong semar (Nepenthes spp.)

secara in vitro di Laboratorium Kultur Jaringan Kebun Raya Bogor

Sri Murnila Devi Faperta Unversitas Lampung

2007

2. Potensi pengembangan kultur jaringan dan semai biji

Nepenthes di Kebun Raya Bogor

Rani Maharani FMIPA IPB 2010

3. Perbanyakan kantong semar (Nepenthes spp.) secara kultur jaringan di Laboratorium Kultur Jaringan PKT Kebun Raya Bogor

Annisa Auliya Fakultas Pertanian, UNSOED

2010

4. Perbanyakan tanaman kantong semar secara in vitro di PKT Kebun Raya Bogor

Andi Raehana Muchlis FMIPA IPB 2011

5. Perbanyakan tanaman kantong semar (Nepenthes spp.) dengan teknik kultur in vitro di PKT Kebun Raya Bogor

Sayyidah Shofie Annisa Mujahidah

Fakultas Sains & Technologi, UIN Jakarta

2011

6. Perbanyakan tanaman Nepenthes spp. secara in vitro di PKT Kebun Raya Bogor

Jora Rangga Fakultas Pertanian, UNTIRTA

2012

7. Perbanyakan tanaman Nepenthes ampullaria Jack. secara in

vitro di PKT Kebun Raya Bogor

Alawiyah Faperta Unversitas Lampung

2013

8. Perbanyakan tanaman kantong semar (Nepenthes

ampullaria) secara in vitro di PKT Kebun Raya Bogor

Septiana Triyani Faperta Unversitas Lampung

2013

9. Aklimatisasi Nepenthes spp. di Laboratorium Kultur Jaringan Kebun Raya Bogor

Refi Setgiana FBio Universitas Gadjah Mada

2013

10. Perbanyakan tanaman Nepenthes spp. secara in vitro di PKT Kebun Raya Bogor

Anggi Dwi Darma Putra

Faperta, UNTIRTA 2013

11. Budidaya Nepenthes spp. secara in vitro di PKT Kebun Raya Bogor

Lydia Natalia Endewif FBio UGM 2013

12. Pengaruh BAP terhadap multiplikasi tunas kantong semar (Nepenthes gracilis Korth.) secara kultur jaringan

Septi Nurfaidah Politeknik Negeri Lampung

2014

13. Perbanyakan Nepenthes ampullaria Jack. melalui teknik in

vitro dan ex vivo di Kebun Raya Bogor

Ahmad Suryadi FMIPA IPB 2014

14. Inventarisasi hama dan penyakit pada kantong semar di Kebun Raya Bogor

Fanani Faperta, Uni.Brawijaya

2014

Tabel 3. Mahasiswa magang yang mengambil topik kultur jaringan Nepenthes di Kebun Raya LIPI (2007-2014)

No. Judul skripsi Nama

Mahasiswa

Asal Universitas Tahun

1. Pertumbuhan Planlet Kantong Semar (Nepenthes

rafflesiana Jack.) Pada Beberapa Media Tanam Selama

Tahap Aklimatisasi Dendih Sukmadijaya Fakultas Pertanian, IPB 2007

2. Pertumbuhan Tanaman Kantong Semar (Nepenthes

rafflesiana Jack.) dengan Modifikasi Konsentrasi Media

dan pH secara In vitro

Lea Yony Kunita Faperta, UNTIRTA 2011

3. Induksi Kantong Pada Tanaman Kantong Semar

(Nepenthes rafflesiana Jack.) Dengan Frekuensi Pemberian Air dan Dosis Kapur Pada Tahap Aklimatisasi

Mugiyo Faperta, UNTIRTA 2011

4. Pengaruh Pemberian Jenis Nutrien Terhadap

Pertumbuhan serta Perkembangan Bibit Nepenthes

ampullaria (Jack.) dan Nepenthes rafflessiana (Jack.)

Pasca Aklimatisasi Galuh Pudyastungkara Fakultas Pertanian, IPB 2012

5. Induksi Kantong Dengan Perlakuan Berbagai Konsentrasi

Media Murashige & Skoog Pada Beberapa Ukuran Eksplan Kantong Semar (Nepenthes gracilis Korth.) secara In vitro

Fitriyana Insani Fakultas Kehutanan, IPB

2013

6. Pengaruh Jenis Ekspan dan Pemberian Hormon BAP

Terhadap Induksi Tunas Kantong Semar (Nepenthes

rafflesiana Jack) Dengan Teknik In vitro

Ari Hidayat Hidayat Fakultas Pertanian, UNTIRTA 2013

7. Pengaruh Konsentrasi Media Murashige dan Skoog

Terhadap Pertumbuhan Planlet dan Perkembangan Kantong Pada Subkultur Nepenthes ampullaria Jack secara In vitro.

Jora Rangga Fakultas

Pertanian, UNTIRTA

2013

8. Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan

Nepenthes rafflesiana Jack dan Nepenthes ampullaria

Jack. Hasil Kultur In vitro

Resta Felyka FKIP, UHAMKA 2014

9. Efektivitas Jenis Eksplan dan Pemberian Hormon BAP

Terhadap Induksi Tunas Nepenthes ampullaria Jack. secara in vitro

Rini Aili Fitriani FKIP UHAMKA 2014

10. Modifikasi Media Ekstrem Terhadap Induksi Kantong

Nepenthes rafflesiana Jack dan Nepenthes ampullaria

Jack. secara in vitro

Pipi Silvia Dewi FKIP UHAMKA 2014

Tabel 2. Skripsi mahasiswa terkait kultur jaringan Nepenthes di Kebun Raya LIPI (2007-2014)

Gambar 4. Grafik penjualan Nepenthes hasil kultur jaringan Kebun Raya LIPI tahun 2010-2014 berdasarkan jenis

DAFTAR PUSTAKA

Chua, L. S. L. & G. Henshaw. 1999. In vitro propagation of Nepenthes macfarlanei. Journal of Tropical Forest Science 11 (3): 631—638.

C I T E S . 2 0 0 9 . T h e C I T E S A p p e n d i c e s . http://www.cites.org/eng/app/index.sht ml. Diakses 25 Mei 2009.

Clarke, C., R.Cantley, J. Nerz, H. Rischer, & A. Witsuba, A 2000. Nepenthes papuana. In: IUCN 2011. IUCN Red List of Threatened S p e c i e s . V e r s i o n 2 0 1 1 . 1 . <www.iucnredlist.org>. Diakses tanggal 01 November 2011.

Handini E. dan R.V. Garvita . 2014. Konservasi tanaman hias kantong semar asli Kalimantan Timur. Warta Kebun Raya 12(2): 28-32

IUCN 2013. IUCN Red List of Threatened Species. Version 2013.1. <www.iucnredlist.org>. Diakses tanggal 01 November 2013.

Isnaini, Y. dan E. Handini. 2007. Perkecambahan Biji Kantong Semar (Nepenthes gracilis Korth.) Secara In Vitro. Buletin Kebun Raya Bogor. 10 (2): 40 – 46.

Isnaini, Y. 2009. Perkecambahan Biji Kantong Semar (Nepenthes ampullaria Jack.) Pada Berbagai Media In Vitro dan Di Rumah Kaca. Prosiding Seminar Peranan Konservasi Flora Indonesia Dalam Mengatasi Dampak Pemanasan Global. UPT BKT Kebun Raya Eka Karya Bali-LIPI dan PTTI, FMIPA Universitas Udayana dan BLH Prov Bali. Hal 465-471

Komphat, K., W. Tokhao, & J. Jantasilp. 2007. Factors affecting in vitro seed germination and shoot multiplication of a pitcher plant (Nepenthes mirabilis (Lour.) Druce). Songklanakarin J. Sci. Technol. (29) 2: 253—260.

(7)

No. Judul laporan magang Nama Mahasiswa Asal Universitas Tahun 1. Perbanyakan tanaman kantong semar (Nepenthes spp.)

secara in vitro di Laboratorium Kultur Jaringan Kebun Raya Bogor

Sri Murnila Devi Faperta Unversitas Lampung

2007

2. Potensi pengembangan kultur jaringan dan semai biji

Nepenthes di Kebun Raya Bogor

Rani Maharani FMIPA IPB 2010

3. Perbanyakan kantong semar (Nepenthes spp.) secara kultur jaringan di Laboratorium Kultur Jaringan PKT Kebun Raya Bogor

Annisa Auliya Fakultas Pertanian, UNSOED

2010

4. Perbanyakan tanaman kantong semar secara in vitro di PKT Kebun Raya Bogor

Andi Raehana Muchlis FMIPA IPB 2011

5. Perbanyakan tanaman kantong semar (Nepenthes spp.) dengan teknik kultur in vitro di PKT Kebun Raya Bogor

Sayyidah Shofie Annisa Mujahidah

Fakultas Sains & Technologi, UIN Jakarta

2011

6. Perbanyakan tanaman Nepenthes spp. secara in vitro di PKT Kebun Raya Bogor

Jora Rangga Fakultas Pertanian, UNTIRTA

2012

7. Perbanyakan tanaman Nepenthes ampullaria Jack. secara in

vitro di PKT Kebun Raya Bogor

Alawiyah Faperta Unversitas Lampung

2013

8. Perbanyakan tanaman kantong semar (Nepenthes

ampullaria) secara in vitro di PKT Kebun Raya Bogor

Septiana Triyani Faperta Unversitas Lampung

2013

9. Aklimatisasi Nepenthes spp. di Laboratorium Kultur Jaringan Kebun Raya Bogor

Refi Setgiana FBio Universitas Gadjah Mada

2013

10. Perbanyakan tanaman Nepenthes spp. secara in vitro di PKT Kebun Raya Bogor

Anggi Dwi Darma Putra

Faperta, UNTIRTA 2013

11. Budidaya Nepenthes spp. secara in vitro di PKT Kebun Raya Bogor

Lydia Natalia Endewif FBio UGM 2013

12. Pengaruh BAP terhadap multiplikasi tunas kantong semar (Nepenthes gracilis Korth.) secara kultur jaringan

Septi Nurfaidah Politeknik Negeri Lampung

2014

13. Perbanyakan Nepenthes ampullaria Jack. melalui teknik in

vitro dan ex vivo di Kebun Raya Bogor

Ahmad Suryadi FMIPA IPB 2014

14. Inventarisasi hama dan penyakit pada kantong semar di Kebun Raya Bogor

Fanani Faperta, Uni.Brawijaya

2014

Tabel 3. Mahasiswa magang yang mengambil topik kultur jaringan Nepenthes di Kebun Raya LIPI (2007-2014)

No. Judul skripsi Nama

Mahasiswa

Asal Universitas Tahun

1. Pertumbuhan Planlet Kantong Semar (Nepenthes

rafflesiana Jack.) Pada Beberapa Media Tanam Selama

Tahap Aklimatisasi Dendih Sukmadijaya Fakultas Pertanian, IPB 2007

2. Pertumbuhan Tanaman Kantong Semar (Nepenthes

rafflesiana Jack.) dengan Modifikasi Konsentrasi Media

dan pH secara In vitro

Lea Yony Kunita Faperta, UNTIRTA 2011

3. Induksi Kantong Pada Tanaman Kantong Semar

(Nepenthes rafflesiana Jack.) Dengan Frekuensi Pemberian Air dan Dosis Kapur Pada Tahap Aklimatisasi

Mugiyo Faperta, UNTIRTA 2011

4. Pengaruh Pemberian Jenis Nutrien Terhadap

Pertumbuhan serta Perkembangan Bibit Nepenthes

ampullaria (Jack.) dan Nepenthes rafflessiana (Jack.)

Pasca Aklimatisasi Galuh Pudyastungkara Fakultas Pertanian, IPB 2012

5. Induksi Kantong Dengan Perlakuan Berbagai Konsentrasi

Media Murashige & Skoog Pada Beberapa Ukuran Eksplan Kantong Semar (Nepenthes gracilis Korth.) secara In vitro

Fitriyana Insani Fakultas Kehutanan, IPB

2013

6. Pengaruh Jenis Ekspan dan Pemberian Hormon BAP

Terhadap Induksi Tunas Kantong Semar (Nepenthes

rafflesiana Jack) Dengan Teknik In vitro

Ari Hidayat Hidayat Fakultas Pertanian, UNTIRTA 2013

7. Pengaruh Konsentrasi Media Murashige dan Skoog

Terhadap Pertumbuhan Planlet dan Perkembangan Kantong Pada Subkultur Nepenthes ampullaria Jack secara In vitro.

Jora Rangga Fakultas

Pertanian, UNTIRTA

2013

8. Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan

Nepenthes rafflesiana Jack dan Nepenthes ampullaria

Jack. Hasil Kultur In vitro

Resta Felyka FKIP, UHAMKA 2014

9. Efektivitas Jenis Eksplan dan Pemberian Hormon BAP

Terhadap Induksi Tunas Nepenthes ampullaria Jack. secara in vitro

Rini Aili Fitriani FKIP UHAMKA 2014

10. Modifikasi Media Ekstrem Terhadap Induksi Kantong

Nepenthes rafflesiana Jack dan Nepenthes ampullaria

Jack. secara in vitro

Pipi Silvia Dewi FKIP UHAMKA 2014

Tabel 2. Skripsi mahasiswa terkait kultur jaringan Nepenthes di Kebun Raya LIPI (2007-2014)

Gambar 4. Grafik penjualan Nepenthes hasil kultur jaringan Kebun Raya LIPI tahun 2010-2014 berdasarkan jenis

DAFTAR PUSTAKA

Chua, L. S. L. & G. Henshaw. 1999. In vitro propagation of Nepenthes macfarlanei. Journal of Tropical Forest Science 11 (3): 631—638.

C I T E S . 2 0 0 9 . T h e C I T E S A p p e n d i c e s . http://www.cites.org/eng/app/index.sht ml. Diakses 25 Mei 2009.

Clarke, C., R.Cantley, J. Nerz, H. Rischer, & A. Witsuba, A 2000. Nepenthes papuana. In: IUCN 2011. IUCN Red List of Threatened S p e c i e s . V e r s i o n 2 0 1 1 . 1 . <www.iucnredlist.org>. Diakses tanggal 01 November 2011.

Handini E. dan R.V. Garvita . 2014. Konservasi tanaman hias kantong semar asli Kalimantan Timur. Warta Kebun Raya 12(2): 28-32

IUCN 2013. IUCN Red List of Threatened Species. Version 2013.1. <www.iucnredlist.org>. Diakses tanggal 01 November 2013.

Isnaini, Y. dan E. Handini. 2007. Perkecambahan Biji Kantong Semar (Nepenthes gracilis Korth.) Secara In Vitro. Buletin Kebun Raya Bogor. 10 (2): 40 – 46.

Isnaini, Y. 2009. Perkecambahan Biji Kantong Semar (Nepenthes ampullaria Jack.) Pada Berbagai Media In Vitro dan Di Rumah Kaca. Prosiding Seminar Peranan Konservasi Flora Indonesia Dalam Mengatasi Dampak Pemanasan Global. UPT BKT Kebun Raya Eka Karya Bali-LIPI dan PTTI, FMIPA Universitas Udayana dan BLH Prov Bali. Hal 465-471

Komphat, K., W. Tokhao, & J. Jantasilp. 2007. Factors affecting in vitro seed germination and shoot multiplication of a pitcher plant (Nepenthes mirabilis (Lour.) Druce). Songklanakarin J. Sci. Technol. (29) 2: 253—260.

(8)

Latha, P.G. & S. Seeni. 1994. Multiplication of the e n d a n g e r e d I n d i a n p i t c h e r p l a n t (Nepenthes khasiana) through enhanced axillary branching in vitro. Plant Cell, Tissue, and Organ Culture (38) 1: 69—71. Mujiono. 2006. Kultur pucuk dan daun Nepenthes

albomarginata secara in vitro. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Yogyakarta.

Rahayu E.M.D., dan Y. Isnaini. 2009. Induksi pembentukan kantong tanaman Nepenthes rafflesiana Jack pada berbagai konsentrasi media dan ukuran wadah kultur. Prosiding Seminar Peranan Konservasi Flora Indonesia Dalam Mengatasi Dampak Pemanasan Global. UPT BKT Kebun Raya Eka Karya Bali-LIPI dan PTTI, FMIPA Universitas Udayana dan BLH Prov Bali Hal:436-441.

Gambar

Gambar 1. a) Nepenthes ampullaria,  b)  Nepenthes gracilis,  c) Nepenthes mirabilis, d) Nepenthes  rafflesiana
Gambar 1. a) Nepenthes ampullaria,  b)  Nepenthes gracilis,  c) Nepenthes mirabilis, d) Nepenthes  rafflesiana
Gambar 2. Skema perbanyakan Nepenthes spp. melalui kultur biji sampai menjadi produk
Gambar 4. Grafik penjualan Nepenthes hasil kultur jaringan Kebun Raya LIPI tahun  2010-2014 berdasarkan jenis
+2

Referensi

Dokumen terkait